Anda di halaman 1dari 60

JENIS-JENIS BAHAN FINISHING FURNITURE DISAIN INTERIOR

(MINGGU IX)
POLITUR
Politur merupakan salah satu jenis reka oles atau finishing yang sangat populer
pada pembuatan perabot, perlengkapan rumah tangga dan komponen bangunan seperti
Kosen jendela, daun pintu, bingkai hantaran tangga, lisplank bagian dalam bangunan
dan langit-langit ruang yang terbuat dari kayu.
. :
Penggunaan politur dimulai pada tahun 1630 di India, yaitu sejak ditemukannya bahan selak
(shellac) dari sejenis insek, yaitu kutu lak yang bernama Laccifer Kern
Dengan ditemukannya selak kebanyakan orang menyebutnya sirlak (shellac), dimungkinkan
pembuatan bahan pelapis permukaan kayu yang sangat menarik, baik warna maupun
keindahannya. Jauh bedanya jika dibandingkan dengan reka oles primitive. Benda yang
dipanaskan di atas bara api hingga kecoklatan dan digosok (disangkling) dengan kayu keras
atau digosok dengan buah kemiri dan diusap dengan daun pisang kering ( klaras ).
Hasil politur juga masih lebih indah bila dibandingkan dengan reka oles kuno untuk
ukiran gebyok, yang berbahan getah batang pisang yang dibusukkan, dicampur
dengan minyak tembakau dan pinang. Keawetannya memang tinggi, tetapi daya
kilapnya kurang.
'
Pengerjaan politur dengan cara konvensional tidak terlalu sukar, dapat dengan mudah
dipraktekkan oleh pekerja-pekerja yang berpendidikan rendah, bahkan oleh orang yang tak
berpendidikan.
Harga politur pun relatif rendah. Harga politur dapat dijangkau oleh masyarakat kecil, sehingga
seluruh lapisan masyarakat bisa menikmati hasil reka oles politur ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

A. MANFAAT POLITUR
Politur bukan sekadar melapisi dan mengkilapkan permukaan kayu. melainkan juga
mempertajam dan memperingan pola serat Kayu, serta yang paling penting menjaga kestabilan
kayu dari pengaruh cuaca di luar lingkungannya.
Pemolituran yang tepat juga rnengurangi reaksi kayu terhadap suhu dan kelembaban
sekitarnya.. Zat cair atau uap air dalam udara bebas tidak dapat masuk Ke dalam pori-pori
kayu karena politur yang dilapiskan merupakan film atau lapisan yang membungkus dan
mengisolasi pori-pori pada bidang permukaan luar. Penutupan pori-pori oleh politur,mempersulit jalan uap air keluar atau penguapan air dari dalam kayu. Kayu yang telah dipolitur
seluruh permukaannya akan menjadi stabii baik bentuk ataupun ukurannya.

Sering terjadi selembar papan yang masih mentah (belum dipolitur) cepat mengembang,
menyusut bahkan melengkung bila .ditaruh ditempat bebas dalam keadaan terlindung
maupun diterpa sinar matahari langsung. Namun, papan yang sama akan Kurang
menunjuKkan reaksi bila telah dipolitur pada keseluruhan permukaannya. Memang
kadang-kadang ada pelengkungan atau reaksi, tetapi persentase reaksinya tidak sebesar
papan yang masih dalam keadaan mentah.
Guna menunjang keindahan penampilan kayu atau perabot serta kerajinan, dapat juqa
diiakukan pemolituran berwarna. Warna-warna yang dipakai akan menimbulkan kesan
harmonis dengan barang-barang interior di sekitarnya. Kayu yang "dipolitur akan
memberikan Kesan hangat, halus dan anggun Kesan hangat, timbul karena pola Serat
masih tampil. Reka oles politur membentuk lapisan transparan natural atau transparan
berwarna. Ada pula politur yang berwarna kedap hingga menutup gambar pola serat.
Namun, pemolituran hanya dilakukan pada bagian kecil dari bidang perabot, sekadar
sebagai aksen pemanis bentuk, menunjang desain perabot.
Dengan memolitur kayu, kayu menjadi lebih awet meskipun politur sendiri bukan bahan
pengawet.. Politur menghambat Kerusakan kayu, kayu terlindung dan cahaya dan panas
yang langsung maupun tak langsung. Kayu tetap terlindung dari sinar ultra violet matahari.
Mungkin lapisan politur benda akan kusam dan menua, sehingga dengan perbaikan
lapisan politurnya saja, keindahan reka oles bisa dikembalikan. Kayu yang dipolitur juga
tidak diserang cendawan atau jarnur serta bebas dari pelapukan Karena kayu itu tetap
stabil dan kering akibat perlindungan yang telah diberikan lapisan selak.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

B. BAHAN POLITUR
Politur dibuat dari selak dengan pelarut soiritus, menggunakan warna pigmen atau
dyestuff yang larut alcohol atau pewarna larut air. Campuran ini kemudian dioleskan
denqan kuas atau dioleskan dengan kain bal (kaos perca) pada permukaan perabot dan
kerajinan.

1. Selak
Selak atau shellac dibuat fari lak, sejenis dammar atau getah hasil sekresi. Kutu lak
( laccifer kerr ) yang hidupnya parasitis pada tumbuhan tertentu. Hasil sekresi
tersebut dikeluarkan disekeliling badan kutu sebagai proteksi terhadap musuh dari
luar dan keadaan alam sekitarnya. Lak berasal dari kata laksa ( sansekerta ) artinya
100.000 yaitu ungkapan karena begitu banyak jumlah larva yang menetas dan
berkembang biak.
Kutu lak atau laccifer kerr yang dikembangkan di Yogyakarta seluas 1.300 Ha dan
di Probolinggo seluas 3.750 Ha berasal dari India dan dapat dibudidayakan pada
pohon-pohon kesambi ( Schleisbera oleosa Merr ) dan akasia ( Acacia villosa wild ).
Jenis lain yang dapat dipakai sebagai pohon
inang adalah ploso ( Butea monosperma ) ,
widara ( Ziziphus jujube Lam ).
Ternyata pohon kesambi yang terbaik sebab
tahan terhadap musim kering, mempunyai
daya tunas yang baik dan dapat tumbuh bagus
ditanah yang trendah kesuburannya.

DARI STOKLAK MENJADI SELAK


PUTIH BATANGAN

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Stoklak yang menempel pada sisi


Bawah pohon inang, hasil sekresi
kutu Lacifer Kerr

Berdasarkan sistematika biologi, kutu lak termasuk kelas Insecta, ordo Rhynchota, family
Coccidea, genus laccifer. Selain species Laccifer Kerr, dikenal juga species lain yaitu
Laccifer javahus Chamo yang hidup di pohon .durian (Durio Spp) dan Tachardia aurantiaca
Cockl yang hidup di pohon kesambi dan sonokeling (Dalbergia 'latifolia Roxb).
Pembiakan kutu lak berlaku generatif dan secara partenogenesis. Cara generatif yaitu
cara pembiakan dengan pembuahan oleh kutu jantan, sedang cara partenogenesis adalah
produksi telur dari larva oleh kutu lak betina tanpa pembuahan oleh kutu jantan.
Partenogenesis terjadi pada musim hujan atau kalau kutu jantan mati atau punah
semuanya. Cara partenogenesis akan menghasilkan larva dengan dua jenis keiamin,
jantan dan betina serta dua-.duanya menghasilkan bahan selak. Partenogenesis
merupakan anugerah alam sehingga kutu lak terhindar dari kemusnahan total.
Kutu lak menetap pada cabang yang masih muda. Kemudian, ditusukkannya probos-cinya
(seperti jarum) ke dalam jaringan phloem dan xylin (Xylem) yang terdapat dalam jaringan
Hasil kerokan
bahan seedlak

stok-lak

rnenjadi

batang tanaman dan dihisapnya cairan makanan.


Pada umumnya koloni lak menetap di sisi bawah cabang. Jumlah larva lak biasanya 150200ekortiapjarak2,5 cm dan setelah berumur 5 bulan stoklak (koloni lak) sudah dapat
dipungut, dan dikerok menjadi seedlak atau butiran lak. Dari seedlak ini kemudian
Seedlak diproses
menjadi serpihan
selak kuning

dilakukan metode pelelehan yang lazim dilakukan di India. Cara yang cedua adalah
melarutkan seedlak dalam alkohol dan cara yang terakhir melarutkan seedlak dalam alkali

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

atau bahan basa, menyaring larutan tadi, kemudian memisahkan larutan lak dari zat
pelarutnya dengan metode presipitasi.
Dengan hasil lebih dari 16 ton per tahun, maka sejak tahun 1956 didirikan pabrik selak di
Probolinggo hingga kini.
Dari seedlak dihasilkan selak (shellac) yang berwarna kuning berbentuk serpihan .(selak
emping) dan dijual di toko besi sebagai resin politur. Hasil politurannya bernuansa kuning
hingga kayu berkesan tua; tidak diperlukan zat pewarna.
Selain itu, dijual pula selak putih dalam bentuk batangan. Selak putih didapatkan dengan
cara memproses bahan selak kuning menjadi selak putih, sehingga hasil pemolituran
menjadi tetap alami (natural). Bahan ini sangat baik bagi kayu yang berwarna muda seperti
ramin, mahoni, mindi, pinus dan kayu lam yang diinginkan tetap cerah seperti warna kayu
aslinya.
Pemucatan bahan selak kuning melalui proses pencucian, pelelehan dan titrasi asam,
tidak kita bahas secara rinci dalam buku ini. Dapat disebutkan antara lain bahanbahannya, adalah soda abu (Na2CO3), kaporit (CaCICX,), asam sulfat (H2SO<t).
Selak putih dijual di toko besi dalam bentuk batangan, rata-rata beratnya 3 ons, da-pat
dilarutkan dalam 3 liter spiritus. Batangan itu harus dibungkus atau disimpan rdalam
tempat yang tertutup, sehingga tidak mudah teroksidasi udara. Oksidasi ini akan
menyebabkan warna selak putih tadi menjadi kemerah-merahan atau putih agak kotor
bahkan kuning sekali, serta dapat pula mati sehingga sulit dilarutkan dalam alkohol atau
spiritus.

2. Spiritus
Spiritus merupakan pelarut selak

umumnya berwarna biru. Warna biru menandakan

bahwa spiritus adalah golongan ethyl alcohol (ethanol) sejenis alkohol yang tidak bisa
dimakan ( edible ).
Di beberapa kota di Sumatra, Medan misalnya, orang memolitur dengan pelarut alkohol
putih tanpa dibirukan. Hal itu sebenarnya sangat baik karena tak berpengaruh pada selak
putih, hingga warna kayu yang terang tidak menjadi kebiru-biruan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Dalam perdagangan, spiritus dijual dalam drum berisi 200 liter. Namun, di toko-toko besi,
Alkohol diencerkan pula dalam kemasan 1 liter dan juga kemasan Kecil 0,5 liter. Yang populer
adalah spiritus dari kota Comal karena memang banyak tetes tebu di sekitar kota itu.
Kemudian, produksi kota lain juga memakai nama Comai untuk memantapkan produksi
dan pemasaran spiritusnya.
Hal yang perlu diperhatikan agar mendapatkan larutan politur yang baik ialah di samping
selak yang baik, juga pemilihan spiritus yang baik. Spiritus dikatakan baik apabila
kandungan airnya hanya 5%, selebihnya adalah ethanol atau alkohol (95%).
Kadar alkohol yang rendah menyebabkan spiritus tersebut mempunyai daya kelarutan atau
mendispersi selak rendah, kecepatan menguapnya berkurang, hingga lapisan film selak
tidak dapat mengkilap sempurna. Hal itu akan lebih terlihat pada pemolituran di musim
penghujan, atau di daerah yang berkelembaban tinggi. Di samping kurang mengkilap,
lapisan politur juga akan memutih (ngampo), yang sangat sulit diperbaiki. Hasil
pemoliturannya tidak cemerlang dan serat-serat kayu kusam mati.
Pemilihan spiritus yang baik, dilakukan dengan cara organoleptik penggunaan organ atau
alat pengindera. Cara yang lain ialah dengan cara instrumentik yaitu pengamatan dengan
peralatan ukur atau cara tera.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Cara organoleptik
Kita arnbil dua mangkuk kecil, .masingmasing berisi spiritus dengan merek yang
berbeda atau pada yang satu ditambahkan
air tidak lebih dari 10%.

Kemudian, kita masukkan kedua jari kita ke setiap mangkuk


tadi secara bersamaan. Usapkan secara bersamaan pada
lengan kiri, maka akan terlihat yang baik, yaitu yang cepat
menguap.

Bila ingin lebih tepat mengetahui kualitas ipiritus atau


yang kedua,
yakni dengan
meng-gunakan
ethanol,Cara
kita dapat
pula memakai
instrumen
berat jenis dan
Cara instrumentik
instrumen
pengukur
alkoholalkohol.
atau disebut alkohol
dicocokkan
dengan
tabel kelompok

meter, yang banyak dijual di toko-toko kimia atau


Akan kita temukan berat jenis atau specific gravity-nya
toko alat kedokteran.
adalah 0,791 kg/I.

H20

Alkohol meter Ir.


akan
menunjukkan
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB
GEGER
PERBOWOpro-sentase
ROSA
Berat jenis yang lebih TATA
tinggiRUANG
tidak baik
karena
DALAM
II penguapkadar alkohol spiritus yang kita ukur.
annya lambat, hingga hasil politurannya kurang mengkilap.

TABEL ALKOHOL
ALKOHOL

Titik Didih C

Titik Nyala C

Berat
Jenis
Pada 20C .

Methanol (anhydrous)
* Ethanol (anhydrous)
Isopropanol (anhydrous)
sec-Butanol
Isobutanol
n-Butanol
sec-Amyl alcohol
Amyl alcohoi (mixed isomers)
Methyl amyl alcohol
Hexyl (2-ethylbutyl) alcohol
Octyl (2-ethylhexyl) alcohol
Cyclohexanol
Benzyl alcohol

64

18
21
19
31
38

0,793
0,791
0,786
0,808
0,803
0,811
0,810
0,814
0,807
0,833
0,834
0,951
1,047

3.

77
82
96
107
116
117
121
131
144
182
150
199

44
43
44
45
57
85
69
140

Pewarna politur

Warna yang dipakai dalam pekerjaan politur ada dua macam, yang pertama larut dalam air
dan lainnya larut dalam pelarut non air misalnya alkohol, thinner, afdunner, dan minyak.
Pewarna larut air yang dipakai dalam politur, misalnya naphtol, teres ( pewarna makanan ),
dan tepung pigmen misalnya jelaga (Carbon lamp) untuk warna hitam, oker untuk warna
kuning kecoklatan, daocu untuk warna merah maroon, dan banyak lainnya. Pewarna yang
larut minyak atau solvent, misalnya tepung cat dengan berbagai warnanya. Demikian pula
migrosin yang berwarna merah, malachite yang berwarna hijau, serta bahan dyestuff
berbahan aniline yang dijual dalam bentuk cairan.
Bahan pewarna pigmen pada umumnya menutup serat sehingga hasil pewarnaan politur
kedap warna, dan pola serat kayu tidak kelihatan lagi. Adapun warna aniline atau pewarna
tanpa endapan memungkinkan hasil politurannya menampilKan serat kayu asli walau
berwarna sehingga akan kelihatan lebih indah.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Selain bahan politur, perlu kita


ungkapkan perlengkapan dan

4. Alat perlengkapan politur

alat

yang

dipakai

untuk

memolitur.
Alat-alat yang lazim dipakai
untuk

melapisi

dan

mengoleskan politur yaitu kaus


perca dan kuas lebar dikaleng
s. KUAS

kosong

untuk

mencampur

selak

dengan

spiritus

pelarutnya.
Kita pilih kuas yang berbulu halus dan
lembut

supaya

kuas

itu

tidak

meninggalkan garis bekas kuas. Kuas


yang baik ujung bulunya bercabang
dua atau tiga.

b. Kaus perca
> , ;

Penggunaan kaus afal atau kaus perca harus


dari bahan katun atau benang kapas. Hal ini
sangat penting karena bahan politur dapat
terserap dengan awet dan baik. Dengan
penyerapan yang baik, kaus tidak terlalu
sering dicelupkan ke dalam politur.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Lain

halnya

dari

bahan

Ion,

atau

an

politur

serta

licin

lepas

dari

apabila
halus,

kaus
misalnya

serat-serat
tidak

baik,
dipegang.

pegangan

yang
serat

sintetik
daya

adalah

polyester,
lainnya.

serapnya

Kaus
kita.

dipakai

Penyerap
tidak

pengoles
Karena

ni
awet

berkali-kali
itu,

terjadi

bercak tak halus pada permukaan politur, bekas lipatan kaus basah yang lepas dari
tangan.
Hal yang perlu diperhatikan lagi dalam menyiapkan kaus perca untuk memolitur yaitu memilih
kaus yang polos dan berwarna putih atau terang. Hal itu perlu_djperhatikan mengingat adanya
pewarna tekstil yang mudah luntur serta menimbulkan warna yang tidak dikehendaki pada
permukaan perabot kita.

SISTEM POLITUR NATURAL BENING

PENGISIAN PORI KAYU


Gunakan wood filler jenis water base
Amplas
dengan

15 menit setelah kering amplas habis


no.

80-180

PELAPISAN PENDASARAN 1
Pelapisan dengan politur, gunakan kuas/ kaus
Amplas
dongan

no.

20 menit amplas dengan cara basah

80-200
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN BIDANG BENDA KERJA


Pelapisan dengan politur sangat cair, kauskan agak lembab sampai kilap sekali

Catatan :
Pekerjaan pendempulan dapat dilakukan setelah proses pendasaran yang ke-1,
sehingga pembuatan dempul sesuai dengan warna.
Pelapisan akhir dapat diulang berkali-kali, namun setiap tahapnya harus diamplas
dengan amplas nomor 400.

C. MEMOLITUR BENDA KERJA KAYU

Memolitur benda kerja. kayu, misalnya perabot dan benda kerajinan kayu, sedikit berbeda
dari cara memolitur benda kerja yang terbuat dari bambu maupun rotan, yaitu pada pengisian
pori-pori kayu dengan filler. Benda kerja yang terbuat dari bambu dan rotan tak memerlukan
pengisian pori. Tahapan proses pemolituran, pewarnaan, dan pengkilapan kedua golongan
itu sama.
Memolitur mebel dan benda kerajinan kayu dibagi atas beberapa jenis hasilnya.
Hasil yang pertama adalah politur natural; Kedua, politur warna transparan dan
yang terakhir politur denqan warna yanq Kedap atau warna yang menutup pola serat.

1. Politur natural bening (warna alami)


Politur warna alami atau natural tanpa
warna

dilakukan

dengan

tahapan

sebagai berikut.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

a.Pertama-tama

kita

membersihkan

bidang permukaan kayu yang akan


dipolitur dengan kertas gosok atau
kertas amplas untuk memotong
serat yang berdiri dan kasar. Di
samping

itu

juga

untuk

membersihkan noda lem, minyak,


garis

pensil,

yang

keindahan
Searah serat dengan blok kayu

mengganggu
permukaan.

Pengamplasan atau penggosokan


itu dilakukan dengan kertas amplas
nomor 80 - 180, dan harus searah
serat kayu.

Tahap berikutnya, yaitu pengisian porib.

pori kayu bagi jenis kayu bertekstur


kasar, misalnya jati, sungkai, kamfer,
mahoni, mindi dan lainnya. Sedangkan
kayu yang teksturnya halus seperti
pinus, agathis, pulai, jelutung, tidak
memerlukan tahapan ini.
Sampai 1965, orang melakukan

~2. ''' ^'L^l *-'

pengisian

pori

ngarangi,

yaitu

dengan
kayu

cara

di-gosok

dengan balu apung yang diimpor


Filler larut thinner

dari Cina. Batu apung digosokkan


pada kapur dernpul dan oker. Ketiga
macam serbuk itu ditekan ke dalam
pori kayu. Sekarang cara kerja ini
sangat langka dilakukan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Filler larut air


Batu apung yang ada di pasaran adalah hasil lokal, yang banyak mengandung pasir. Pasir
ini akan menggores kayu sehingga mengurangi keindahan penampilan permukaan.
Bahan pengisi pori kayu (wood filler) yang dipakai sekarang adalah bubur filler yang dapat
dibeli di toko besi, baik yang berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak.
Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri Kita membuat adonan kapur dempul putih
atau talk halus, ditambah secukupnya dengan tepung pigmen
yang disesuaikan dengan warna kayunya, misalnya kayu jati
dengan tepung oker. Perlu ditambahkan lem perekat sebagai
resin atau pengikatnya. Pada pembuatan filler berpelarut air
dapat dipakai lem DVAc atau lem putih sebanyak 5% dari berat
kedua tepung tadi. Kemudian, aduk serta encerkan dengan air
hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan ke
kayu.
Pengisian bubur filler ke dalam pori kayu dapat dilakukan dengan kape atau sekerap tembok, dengan
digosok kain bekas, hingga pori kenyang. Filler kita
biarkan kering dalam beberapa menit.
Pengisian pori-pori pada benda kerja ukiran dapat
dilakukan dengan kuas. Namun, bubur filler harus
lebih encer hingga dapat masuk ke celah-celah
ukiran.

Pengisian pori
pada ukiran

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Setelah dikuaskan, biarkan bubur setengah kering,


lalu sikat dengan sikat ijuk kuat-kuat hingga kering.
Pada pengisian pori benda ukiran, sebaiknya
digunakan jenis bubur filler solvent base atau yang
larut.

Filler larut air

Batu apung yang ada di pasaran adalah hasil Iokal, yang banyak mengandung pasir. Pasir
ini akan menggores kayu sehingga mengurangi keindahan penampilan permukaan.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Bahan pengisi pori kayu (wood filler) yang dipakai sekarang adalah bubur filler yang dapat
dibeli di toko besi, baik yang berpelarut air maupun yang berpelarut solvent atau minyak.
Bubur filler tersebut juga dapat dibuat sendiri Kita membuat adonan kapur dempul putih
atau talk halus, ditambah secukupnya dengan tepung pigmen
yang disesuaikan dengan warna kayunya, misalnya kayu jati
dengan tepung oker. Perlu ditambahkan lem perekat sebagai
resin atau pengikatnya. Pada pembuatan filler berpelarut air
dapat dipakai lem DVAc atau lem putih sebanyak 5% dari berat
kedua tepung tadi. Kemudian, aduk serta encerkan dengan air
hingga adonan kental seperti bubur, dan siap diusapkan ke
kayu.
Pengisian bubur filler ke dalam pori kayu dapat
dilakukan dengan kape atau sekerap tembok, dengan
digosok kain bekas, hingga pori kenyang. Filler kita
biarkan kering dalam beberapa menit.
Pengisian pori-pori pada benda kerja ukiran dapat
dilakukan dengan kuas. Namun, bubur filler harus
lebih encer hingga dapat masuk ke celah-celah
ukiran.
Setelah dikuaskan, biarkan bubur setengah kering,
lalu sikat dengan sikat ijuk kuat-kuat hingga kering.
Pada pengisian pori benda ukiran, sebaiknya
digunakan jenis bubur filler solvent base atau yang
larut,

Langkah selanjutnya adalah pembersihan bubur filler kering yang rnasih terdapat di
permukaan kayu dengan amplas nomor 150-180, sehingga permukaan kayu bersih
serta rata. Yang tersisa adalah filler kering yang ada dalam pori saja.
Pengisian pori ini sangat penting karena akan mempercepat dan mempersingkat pekerjaan
politur. Di samping itu, terjadi penghematan bahan politur karena mengurangi penyerapan
bahan politur oleh pori-pori kayu pada jenis kayu bertekstur kasar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Di antara kesalahan yang terjadi adalah penggunaan tepung oker yang tidak sesuai dengan
warna kayu sehingga permukaan akan kelihatan buruk. Karena itu, pemilihan warna tepung
harus djlakukan dengan seksama.
c. Pelapisan dasar
Proses ini merupakan tahapan ketiga dari pekerjaan memolitur. Pada tahap ini lapisan
dasar diberikan untuk mengeraskan serat, serta mengikat filler supaya tidak terangkat
lepas dari pori-pori.
Pendasaran dilakukan dengan dikuaskan, selapis demi selapis tipis-rata serta tanpa
meninggalkan bekas kuas. Pendasaran dilakukan dengan politur, yang terbuat dari selak
dilarutkan ke dalam spiritus dengan perbandingan 1 ons selak dengan 1 liter spiritus.
Pemakaian selak putih atau kuning tergantung pada Selera hanya.saja, bila kita
menggunakan selak putih perlu memilih spiritus yang tidak terlalu biru sehingga warna asli
dan alami serat kayu tidak berubah
menjadi kebiru-biruan. Selak emping langsung
dapat

dilarutkan

seperti

emping.

karena
Selak

bentuknya
putih

perlu

yang
kita

hancurkan dulu dengan ditumbuk atau diserut


dengan ketam kasar sehingga menjadi serpihan
halus dan mudah larut.
Sete!ah 15 menit, permukaan bidang hasil
pendasaran akan menjadi kering.
Akan terlihat di beberapa tempat tertinggal
bekas-bekas penguasan yang tak rata dan serat-serat kayu halus yang muncul di permukaan.
Serat-serat itu muncul karena pembasahan oleh
spiritus, sering tidak tampak, namun apabila diraba dengan tangan akan terasa kasar. Munculan serat dan bekas kuas harus diamplas rata
sampai permukaannya terasa halus. Untuk
pengamplasan dipakai kertas amplas nomor 180 240.
Baik dan tidaknya hasil pemolituran sangat ditentukan

oleh

pengamplasan

pada

tahap

pendasaran ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Pendasaran dikuaskan dengan tipis-tipis

Selesai tahap pendasaran, pada umumnya dilakukan perbaikan permukaan. Kayu yang
berlubang karena mata kayu busuk atau bekas pukulan dan pecah-pecah sambungan ditutup
dengan dempul yang telah disesuaikan warnanya.
Pembuatan dempul sangat sederhana, yaitu dengan cara merebus sebungkah parafin
atau lilin putih di dalam kaleng yang dipanaskan hingga lilin cair. Bubuhkan talk
serta oker atau tepung pigmen yang sesuai dengan warna kayu dan aduk hingga
campuran homogen betul, kemudian dinginkan. Setelah itu, dempulkan hasil itu
pada cacat lubang bidang politur dengan kape at.au sekerap hingga padat menutup
lubang yang rusak.
Melalui tahap penguasan politur berulang-ulang, maka kerataan permukaan dempul serta
kekilapannya akan sama dengan bidang politur di sekitarnya.
d. Pengolesan lapisan politur pada permukaan
dengan kaus perca merupakan proses
tahap

berikutnya.

Keuntungan

penggunaan kaus pada tahap ini, yaitu


bekas garis-garis usapan politur seperti
pada pe-makaian kuas, tidak tampak.
Sudut tumpul kaus perca yang digulung
padat, tidak memutus pelapisan atau tidak
lepas

dari

bidang

polituran

Kaus perca dilipat sepadat mungkin

secara

mengejut, hingga bekasnya halus.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Kaus perca untuk penguasan ini dilipat sepadat


mungkin

kemudian

oleskan secara berputar


beberapa

kali

hingga

terdapat pelapisan yang


menutup.Untuk
meratakan
garis

bekas

beberapa
putaran,

usap dan oleskan politur


berulang-ulang

.searah

serat

dengan

kayu

sedikit lebih ditekan.


Cara memutar, cepat menutup pori-pori

Yang perlu diperhatikan dalam penguasan dengan kain kaus perca ini yaitu pemerasan kaus
harus apuh, tidak boleh terlalu basah, lembab-lembab saja. Lipatan kaus, setelah dicelupkan
ke kaleng tempat politur, diperas kuat-kuat sampai tidak menetes. Penguasan dengan kaus
sangat basah bisa melunakkan kembali lapisan sebelumnya. Lapisan itu akan terkelupas
mentah (botak), kelihatan kayunya. Cacat ini sangat sulit diperbaiki. Areal yang terkelupas
hanya kecil, maka perbaikannya harus dilakukan secara khusus pada tempat yang terkelupas
itu. Baru setelah hasil perbaikan itu sama dengan bidang sekitar pemolituran boleh
diperlakukan menyeluruh sampai rata.

e. Pada tahap yang kelima kita lakukan pengamplasan secara basah dengan amplas
nomor 180 240, yang tahan terhadap air.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Cara memegang kortas amplas

Pengamplasan cara ba.sah

Pengamplasan dilakukan apabila penampilan bidang politur sudah menuti 50%.


Permukaan yang sudah mengkilap cukup tebal, namun pori-pori masih belum
tertutup semua.
Bagi pemula, langkah kelima ini sangat sulit diterima karena lapisan yang sudah
mengkilap harus dikurangi dan diratakan dengan amplas. Pengamplasan base
dengan air ini sangat penting karena akan meratakan bekas usapan putar pada tahap
keempat. Demikian pula dikurangi lapisan politur yang terlalu tebal beberapa
tempat, karena pada bidang yang sama masih ada pori-pori yang belum tertutup.
1) Dengan pengamplasan basah, jarak
politur yang sudah tebal dengan
Lapisan politur dikauskan tebal sesuai tahap

bidang politur yang masih berpori

keempat

dapat

dikurangi,

hingga

proses

pemolituran tahap lanjutnya menjadi


rata tipis namun porinya tertutup.

Pengamplasan cara basah meratakan lapisan


politur

2)

Keuntungan pengamplasan basah

dengan amplas duko yang tahan air adalah


lapisan politur mudah diamplas dan tidak
menempel pada butir-butir amplas.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

3) Amplas lebih tahan lama dibandingkan


dengan pengamplasan kering. Sesudah
Hingga lapisan akhir tertutup halus dan rata

pengamplasan basah permukaan


menjadi kering sehingga akan tertinggal
tepu
ng

putih,

serbuk

amplasan

politur

yang

menempel di permukaan bidang kerja. Serbuk


ini

harus

segera

dibersihkan

Selanjutnya kita bisa melanjutkan ke tahap


terakhir.

Tahap pemolituran yang terakhir ini adalah pelapisan denqan memakai kaus seperti tahap-tahap
sebelumnya, namun dengan campuran politur lebih encer.

Kaus

bagian

dalam

yang

Politur

tahap

akhir

kasar tidak untuk sisi luar

tidak boleh diusapkan

lipatan

memutar

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Pelapisannya harus dilakukan secara apuh


serta searah serat, tidak dengan memutar
karena akan meninggalkan. Kesan kurang
halus. Campuran politur akhir ini harus
encer.

Campuran

yang

dipakai

untuk

pelapisan pendasaran boleh diencerkan dua


setengah

kalinya,

menambahkan

spiritus

atau

dengan

baru

sebanyak

150%.
Pelapisan tahap akhir harus searah
dengan serat kayu
Bila kita harus membuat politur baru, dapat dengan perbandingan selak spiritusnya 1 ons
dengan 2,5 liter spiritus.
Beberapa tukang tradisional sering menutup lapisan akhir politur ini dengan campuran lama,
yang diendapkan satu malam, sehingga endapan terpisah dengan spiritus jernihnya.
Kemudian, yang jernih ditiriskan dan diarnbil sebagai larutan pelapis akhir. Hasilnya sangat
memuaskan.
Pengausan pada tahap akhir ini dilakukan dengan tekanan, hingga hasilnya padat. Semakin
padat lapisan politur dioleskan, reaksi serat-serat kayu semakin berkurang. Daya hidup seratserat kayu pada permukaan terhambat oleh lapisan politur yang semakin padat melapisi
permukaan itu. Serat-serat kayu tidak mungkin berdiri lagi.
Dalam pengausan akhir, selain keapuhan kaus, perlu juga diperhatikan lagi bahwa kaus tidak
terlipat terbalik. Kaus kasar harus di bagian dalam. Kalau lipatan kaus terbalik, bulu-bulu
kaus akan terlepas dan menempel di permukaan bidang poiitur serta berakibat buruk.
Hasilnya kasar, tidak mengkilap.

Tebal tipisnya lapisan politur juga mempengaruhi bidang permukaan kayu. Lapisan yang tipis
akan lebih hemat, tetapi sering pori-pori tidak tertutup sama sekali. Pada lapisan politur yang
terlalu tebal, pori-pori akan tertutup dengan baik, namun penggunaan politur akan lebih
banyak dan boros serta waktunya panjang. Lapisan politur yang ideal adalah tidak terlalu

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

tebal dan juga tidak terlalu tipis. Yang penting tidak mengubah identitas kayu, namun kayu
menjadi lebih indah. Sisi teknik pun mudah dicapai.
Apabila serat-serat kayu tidak berdiri lagi, pori-pori sudah tertutup rata dan hasilnya
mengkilap, dapat dikatakan tahap ini telah selesai dan pekerjaan memolitur pun usai.

VERNIS KOPAL

Vernis atau pernis di beberapa tempat di Indonesia disebut juga rengas.


Vemis, bahan pelapis akhir yang tak berwarna ( clear ) dapat memberikan
film melalui penguapan solvent ( evaporation ), disertai oksidasi dengan udara
( polymerisation ) oleh sejumlah unsure yang terkandung di dalam vernis.
Pengeringan vernis terjadi karena penguapan pelarut (evaporation) dan bukan karena
reaksi ikatan rantai. silang secara kimiawi ( crosslinking ) diantara unsure yang terkandung.
Maka lapisan film vernis yang terbentuk dipermukaan kayu atau benda kerja, tidak tahan
panas, tidak tahan cuaca, serta tidak tahan terhadap pengenceran ( thinner / solvent )
Oleh karena itu sebagai bahan reka oles, vernis hanya digunakan unutk pelapisan perabot
dan benda benda kerja yang berada dibawah atap ( interior ).
Disebut vernis kopal, karena memang berasal dari Manila Copal yaitu resin atau harsa
yang ditoreh dari pohon Copal. Pada saat ini, vernis bukan hanya dari resin copal. Namun,
didalam masyarakat, kopal identik dengan vernis. Tambahan kata kopal dimaksudkan untuk
menyatakan vernis yang berasal dari resin getah dan minyak nabati. Umumnya, vernis
dibuat dari bermacam-macam resin atau harsa, berasal dari alam atau buatan manusia,
sintetik alkid misalnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Dewasa ini, vernis begitu banyak variasi dan ragamnya. Namun, secara garis besar vernis
dapat dikelompokkan ke dalam 2 golongan utama.

Yang pertama, vernis minyak ( o il varnish}, dibuat dari resin sintesa kimiawi maupun alam
serta minyak nabati yang mampu mengering (drying oi l} , dengan penambahan bahan
pengering ( drier ).
Yang kedua, vemis spiritus ( spirit varnish ) hanya terbuat dari bahan resin tanpa tambahan
drying oil. Politur juga termasuk dalam kelompok spirit varnish ini.
Resin alam yang dipakai dalam pembuatan vernis, berasal dari getah yang ditoreh dari
jenis pohon jarum (coniverus), misalnya kauri (Agathis alba), pinus (Pinus mercusii), serta
pohon harsa atau penghasil resin lainnya yang berdaun lebar dari famili Depterocarpus
spp. yang banyak tumbuh di Asia Tenggara.
Pohon Agathis Australis, menghasilkan resin kauri copal. Pohon Agathis Alba, menghasilkan resin manila copal. Pohon pinus menghasilkan rosin (Gum rosin atau gondorukem). Sedangkan kelompok Shorea dan Hopea (balau) serta kelompok Depterocarpaceae menghasilkan resin damar.

Resin kopal larut seluruhnya dalam alkohol murni, sedangkan damar tidak larut.
Kopal tidak larut dalam minyak terpentin dan minyak tanah, sedang damar dapat
terlarut dalam terpentin, dalam minyak tanah hanya larut sebagian saja. Namun.
setelah menjadi vernis, kedua-duanya dapat diencerkan dengan minyak terpentin.
Resin berubah sifatnya karena pemanasan dalam proses pelelehan menjadi vernis.
Cara pengenceran dengan terpentin atau afdunner memudahkan pekerja dalam
:

penyemprotan atau penguasan.


Beberapa minyak nabati yang kering setelah kontak dengan udara ( drying oil ) banyak
juga dipakai dalam pembuatan vernis. Misalnya minyak dari biji buah lin yang berasal dari
negara China (Linseed oif), minyak kayu tung (Tung oif), minyak biji jarak yang telah
didehidrasi (Dehydrated Castor Oif), dan minyak kedelai (Soyabean oil).
Banyak pengrajin mebel dan pengusaha yang hanya mengambil barang mentah dari
sentra industri mebel, kemudian melakukan reka oles vernis buatan sendiri dan
menjualnya ke toko mebel di pinggir kota. Demikian pula banyak pekerjaan borongan dan

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

tender kursi untuk sekolah dan perabot kuliah, yang direka oles dengan bahan vernis
campuran sendiri.
Aplikasinya dengan kaus perca sama dengan aplikasi politur selak. Sebagian tukang
menyebutnya dengan istilah politur atom, beberapa daerah sentra industri .mebel
menamainya politur selo. Bahan baku politur atom atau lebih tepat vernis selo, buatan
sendiri dari bahan bongkahan resin India Timur yang dilarutkan dengan bensin / premium
(petroleum solvent) sampai encer dan mudah dikuaskan atau cukup licin untuk dikauskan.
Kelompok resin ini mirip dengan resin damar. Hanya saja damar mudah larut pada
berbagai solvent, sedangkan resin India Timur hanya terbatas pada petroleum solvent.
Resin India Timur, banyak didapat juga di Indonesia dan dijual di toko besi dengan harga
yang sangat murah. Nama perdagangan yang telah dikenal oleh tukang reka oles, yaitu
selo atau batu. Juga disebut selak batu, karena memang resinnya mengeras dan
mempunyai kulit seperti bongkahan batu akik. Sedangkan selo berasal dari bahasa Jawa
halus, yang berarti batu.
Resin batu juga merupakan nama internasional dan dikenal dalam perdagangan dunia
bahan cat. Resin batu ini dipungut dari batang pohon yang luka dan tidak ditoreh seperti
pohon damar. Oleh masyarakat sekitar hutan, bahan tersebut dikumpulkan dan dijual atau
disetor ke pengumpul untuk diekspor sebagai bahan vernis. Sebenarnya resin batu, atau
terkenal dengan Black East India dan Pale East India, sangat baik dipakai untuk vernis
oleoresin dan spar vernis yang mahal, asal dicampur dengan minyak nabati yang bisa
kering (drying oil) sehingga memperbaiki sifatnya yang keras menjadi lebih fleksibel dan
tahan goresan. Dengan resin batu ini, biasa dibuat vernis untuk lantai kayu (parquet),
demikian pula untuk resin cat marka jalan karena tahan gesekan dan tetap awet
menempel, serta baik sebagai resin cat yang harus disemprotkan pada substrat
aluminium. Untuk beberapa jenis batu gerinda, sebagai perekat butirannya digunakan
resin selo ini.

Sayang sekali, politur atom hanya dibuat sendiri oleh tukang kayu secara primitif dengan
merncampur bensin, tanpa pemberian formula drying oil, sehingga hasil politurannya walaupun
keras, tahan air, tahan air panas, namun mudah rapuh, serta kurang kegilapannya. Untuk
mengatasi kekurang gilapannya, umumnya tukang reka oles melapisinya dengan selapis
politur selak berpelarut spiritus sehingga kurang tahan terhadap air walaupun mengkilap.
Permukaannya akan memutih bila tersiram air panas.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Bagi anyaman rotan, vernis selo dan vernis kopal masih dianggap kurang baik karena
anyaman rotan khususnya pada dudukan kursi, tidak statis, dan s.elalu bergerak lentur,
sehingga lapisan vernisnya mudah retak. Untuk itu, sangat disarankan yemis yang terbuat dari
bahan sintetik alkid.
PENGAPLIKASIAN VERNIS KOPA
L
Vernis kopal dapat diaplikasi dengan kuas ataupun disemprotkan. Namun umumnya
pengaplikasiannya cukup denqan dikuaskan saja, mengingat kualitas hasil benda kerjanya
tidak perlu sangat halus seperti pada reka oles politur.
Reka oles vernis paling sering dilakukan pada pelapisan akhir barang-barang keraiinan kayu ,
bamboo, rotan dan tempurung kelapa, serta pelindung tahan air pada payung kertas. Juga
banyak dipakai unutk memvernis perabot-perabot yang ditempatkan di beranda depan rumah,
perabot asrama, serta perabot-perabot sederhana lainnya.
Meskipun demikian, dengan teknik aplikasi yang baik, seorang tukang vernis atau tukang reka
oles dapat menampilkan hasil. pelapisan vernis yang halus, sehalus hasil politur selak,
bahkan dengan satu keunggulan lain, yakni tahan terhadap air.
Langkah.-langkahnya sebagai berikut.
1.

Pertama-tama, kita harus menyiapkan


permukaan kayu dengan cara meng-

amplas dengan amplas nomor 80-180


hingga permukaan bersih dari noda lem
dan garis-garis pensil. Benda kerja diamplas searah serat.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Langkah kelima adalah yang terpenting, pelapisan vernis terakhir (top coat). Digunakan vernis
yang telah dien-cerkan hingga mempunyai kekentalan 12,5 detik, dengan

3.

Tahap selanjutnya, yaitu penguasan dasar, dilakukan dengan vernis kopal. F


nguasannya dimulai dari searah serat, kemudian dengan melintang, selanjutn searah
dengan serat kembali. Biarkan kering sempurna kurang lebih 2-3 jar.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

4.

dikuaskan
minyak cat atau terpentin. Pengencerannya diukur dengan mangkuk viskosit;

DIN 4 atau Ford cup 4. Vernis sekarang mudah dikuaskan atau lebih lane
apabila harus disemprotkan.
Apabila ingin berhasil bagus, ulangi topcoat sekali lagi (tahap kelima), nami 'sebelumnya permukaan
vernis harus kering betui, dan diamplas dulu dengan kert; amplas nomor 400 secara basah.

2.

Tahap kedua adalah pengisian pori-pori kayu. Untuk pengisian pori kayu dapat
digunakan bubur filler berpelarut air, tekan dengan spatula atau sekerap maupun
dikuaskan, kemudian digosok dengan kain hingga kering dan diamplas dengan amplas
nomor 240 hingga bersih halus.

disemprotkan

SISTEM REKA OLES CAT


SINTETIK ALKID ENAMEL

PELAPISAN DASAR PERMUKAAN


Gunakan primer atau meni kayu.

Amplas dengan nomor 150

3 jam tunggu kering,


Amplas ringan

PENGISIAN PORI KAYU


Gunakan plamir berpelarut afdunner
Amplas nomor 180-240

12 jam tunggu kering,


Amplas rata.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

PELAPISAN ANTARMEDIA
Gunakan cat dasar alkid enamel
Amplas nomor 220-320

4-5 jam tunggu kering,


Amplas basah

PELAPISAN AKHIR
Gunakan cat alkid sintetik resin enamel
Catatan :
Tempat pengeringan cat harus :

Berventilasi baik

Bebas debu dan kotoran

Tidak dilalui orang yang lalu lalang.

CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

Penggunaan. sistem reka oles sintetik resin enamel, atau disebut cat kuas, cat setengah duko
dan cat pthalit alkid, sudah sangai meluas. Hampir semua orang pernah menggunakannya. Cat
ini disebut alkid karena bahan pengikatnya (binder) atau getahnya (resin) memang dari jenis
sintesis alkid.
Bahan oles ini dipakai untuk mengecat benda-benda kerja yang penempatannya di luar ruang.
Bagian bangunan yang sering dicat dengan sintetik alkid adalah kosen serta daun jendelanya,
pintu dan lisplank, serta pada konstruksi bangunan yang terkena sinar matahari. Pengecatan
pada perabot, misalnya untuk mengecat perabot taman. kursi taman kanak-kanak, perabot
besi, dan juga perabot kayu yang diinginkan mempunyai penampilan warna enamel tertutup.
Jenis cat ini pasarannya sangat luas. Semua toko besi menyediakan cat alkid sintetik resin
enamel ini.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Sistem aplikasi jenis cat ini termasuk tua. Telah lama tertanam di benak masyarakat bahwa
pengecatannya sangat

mudah. Pengaplikasiannya cukup dikuaskan, walaupun

sebenarnya dapat pula dilakukan dengan cara disemprotkan. Waktu kering cat alkid ini cukup
lama, rata-rata 12 jam atau bahkan 1 hari. Karena waktu keringnya panjang, maka penampilan
lapisan permukaan cat ini sangat mengkilap. Cat alkid mengering secara oksidasi, yakni
menangkap oksigen dari udara. Karena itu, perlu ada sirkulasi udara yang baik. Di tempat
tertutup, cat ini mengalami kesulitan untuk mengering. Waktu keringnya menjadi lebih lama.
Cat alkid sangat baik untuk pengecatan eksterior. Di sampinq karena mengeringnya secara
oksidasi .Cat ini tahan terhadap sinar ultra VIOLET dan sinar matanari yang sangat merusak
kayu dengan adanya perlindungan itu kayu menjadi lebih awet.
Dengan pengecatan alkid yang melapis kedap seluruh permukaan, kayu menjadi lebih awet,
tidak mudah lapuk diserang jamur maupun diserang rayap kayu kering dan kumbang. Hal itu
disebabkan adanya meni alkid yang berwarna merah, sangat beracun bagi cendawan dan juga
rayap dan thether, kumbang kecil pembubuk kayu (powder post beatle). Pigmen merah tua,
yang dipakai sebagai tepung meni atau extender umumnya dari bahan red lead, bersifat
racun. Pada kayu yang mempunyai zat ekstraktif tinggi, sulit dihentikan keluarnya getah dan zat
ekstraksinya yang akan mengotori penampilan permukaan cat. Dengan rnernilih primer, atau
meni yang berpigmen aluminium, seperti yang dipakai untuk mengecat tiang listrik, lunturan
minyak atau getah kayu dapat tertahan hingga tidak ada problem minyak kayu luntur ke cat
atas (bleeding}.

A. BEKERJA DENGAN CAT SINTETIK ALKID ENAMEL

Pekerjaan diawali dengan pembersihan semua kotoran yang bertindak sebagai isolator,
misalnya pelumas, debu dan pengotor lainnya. Permukaan kayu diamplas dengan amplas
nomor 80-150. Setelah bersih, selanjutnya dilakukan tahapan reka oles sebagai berikut.
1.

Pelapisan sea/erpada permukaan kayu dengan kuas. Pelapis sealer ini sering disebut
men/, primer, atau undercoat. Meni berfungsi sebagai lapisan penambah daya rekat
atau adhesi bagi lapisan cat tahap berikutnya.

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Selain itu, lapisan sealer atau meni juga berfungsi untuk mengeraskan sera kayu sehingga
serat mudah terpotong rata oleh amplas. Bahan ini berguna pula untuk mencegah pelunturan
zat ekstraktif yang dikandung kayu ke permukaan dan mengurangi penyerapan cat akhir oleh
kayu.
2.

Setelah 3-4 jam, meni akan mengering Untuk


meratakannya, meni diamplas dengan amplas
nomor 150.

3.

Tahap ketiga ialah pengisian pori kayu dan


perataan permukaan dengan plami (plamuur)
yang

diaplikasikan

dengar

sekerap.

Permukaan akan memiliki ketebalan, rata dan


tidak porous (berlubang renik). Plamir yang
digunakan berpelarut terpentin atau afdunner.

4. Setelah kering betul, yaitu kurang lebih


12 jam, permukaan benda sudah
bisa

diamplas.

Amplas

yang

digunakan sebaiknya berkehalusan


180-240.
Untuk

pengamplasan

digunakan

blok kayu atau sanding block, yang


terbuat dari karet keras.
5. Pada tahap ini kita lakukan pengecatan
antarmedia dengan menggunakan cat
dasar alkid. .Cat dasar ini biasanya
berwarna

putih

dan

berpelarut

afdunner. Setelah 4-5 jam, cat dasar


boleh

diamplas

dengan

kertas

amplas nomor 240-320, dengan cara


basah atau dengan tambahan air,
Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

hingga mudah pengerjaannya serta


awet amplasnya.
6.

Pelapisan akhir, adalah tahapan reka oles alkid sintetik yang paling penting. Sebab dari
pelapisan ini, akan kelihatan baik dan buruknya pekerjaan reka oles kita. Pada pelapisan
akhir, kita lapiskan cat alkid yang telah ditentukan warnanya dengan metode lintang bujur.

Motodo lintang bujur

1. Mengiku'i arah serat

Pusat Pengembangan Bahan Ajar - UMB

''.. Melintang serat kayu

Ir. GEGER PERBOWO ROSA


TATA RUANG DALAM II

Cat ini harus lebih encer dari cat dasar sehingga mudah dikuaskan. Hendaknya digunakan
kuas yang halus agar tidak ada bekas kuas ( brush mark ). Untuk mengencerkan cat dengan
afdunner, biasa digunakan perbandingan 1 bagiar cat dengan 1 bagian afdunner.
Benda yang sudah dicat diletakkan di tempat yang udaranya bersirkulasi atau tempat
terbuka. Tempat itu bebas debu dan jauh dari lalu lintas karyawan. Pelapisan akhir bisa
lebih tebal, misalnya pada kesalahan kerja banyak debu menempel, cat masih belum rata
dan belum halus.
Pengolesan cat dapat diulangi dengan metode lintang bujur. Namun, lapisan sebelumnya
harus diamplas basah lagi dengan kertas amplas nomor 400.

B. PENGOLESAN CAT PADA PERABOT BERSUDUT


Pengolesan cat pada bidang lebar dapat kita lakukan dengan cara lintang bujur, seperti yang telah
kita bahas. Namun, pada benda kerja yang mempunyai banyak sudut, tarikan Kuas pada sudut
ataupun sudut luarnya harus diperhatikan. Hal ini sangat penting. Lebihan olesan kuas bidang datar
atau bidang tegak akan meleleh dan mengalir Ke bawah pada permukaan bidang lainnya.
Lelehan itu akan meninggalkan bekas.
1.

Pengecatan sudut luar


Untuk pengecatan sudut luar porabot sebaiknya
digunakan metode penguasan balas sudut. Metode ini
menghasilkan olesan sudut luar yang bersih, tanpa
cacat lelehan (saging). Lelehan cat alkid segera
diratakan oleh penguasan bidang tegak sisi lain
sebelum cat mengering. Alkid sintetik yang kita
kuaskan mempunyai waktu kering yang lambat
sehingga menguntungkan perataan lelehannya.

2. Pengecatan sudut dalam


Pengolesan cat pada bagian sudut dalam benda kerja dilakukan dengan metode 'penguasan
lepas sudut. Kuas ditarik dari sisi dalam keluar, selanjutnya dari sisi awal yang sama tadi
kuas ditarik ke arah yang berlawanan.

Dengan cara penguasan lepas sudut ini, tidak terjadi timbunan (deposit) cat alkid pada
sudutnya. Deposit yang terbentuk di sudut akan mengakibatkan cacat kerut (wrinkle) pada
sudut itu.
CARA MENIRISKAN KUAS

Setelah dicelupkan ke dalam cat, kuas harus ditiriskan. Caranya memerlukan penelaahan.
Hal ini sangat penting, khususnya pada cat sintetik alkid. Kalau penirisan dilakukan pada bibir
kaleng, sisa tirisan akan mengendap dalam alur bibir kaleng. Seusai mengecat, maka tutup kaleng
tidak dapat menutup dengan rapat sehingga udara dan oksigen bisa masuk ke dalam kaleng.
Mengingat cat alkid mengering melalui oksidasi, maka lapisan cat paling atas akan mengering dan
membentuk lapisan film (kering permukaan). Adapun cat di bawah film yang kering, akan menjadi gel
atau berubah seperti agar-agar.
Untuk menggunakan cat itu lagi, kita harus menyobek lapisan kering itu, kemudian mengaduk cat
sisanya. Cat sisa di bawah lapisan kering yang menjadi gel seperti agar-agar akan bercampur
dengan cat bagian dasar yang masih baik, akan terjadi butiran-butiran (prilling). Pada waktu
dikuaskan, butir-butir itu mengotori permukaan pengecatan, hasilnya tidak rata.

C. MEMILIH DAN MENYIMPAN KUAS DENGAN BENAR


Reka oles cat sintetik alkid dengan kuas sudah umum dilakukan. Cat alkid lambat mengering
sehingga kuas dapat berjalan dengan lancar. Cat yang cepat kering sulit sekali dikuaskan.
Sebelum diratakan, permukaan sudut mengeras. Pemaksaan akan meninggalkan bekas kuas. Di
samping itu, kuas akan mengeras dan kaku sehingga sulit digunakan.

Terasa selembut sutera

Jenis rambut kuas

Daya s;3rap

Pemilihan kuas yang baik merupakan syarat bagi tukang cat alkid sintetik. Dengan kuas yang baik
akan dihasilkan permukaan pengecatan yang baik pula. Kuas yang baik ditandai dengan banyaknya
cabang pada ujung bulu masing-masing. Ada yang bercabang dua atau tiga. Kuas yang bulunya tidak
bercabang atau berbulu tunggal hanya cocok untuk penguasan cat dasar atau meni. Perbedaan kuas
bulu tunggal dengan kuas bulu bercabang adalah pada kemampuan daya serapnya. Yang bercabang
lebih banyak menyerap cat sehingga penggunaannya lebih panjang, tak sering perlu dicelupkan ke
cat. Hasil penguasannya pun lebih halus.
Penyimpanan kuas yang telah dipakai, atau pembersihannya, harus diutamakan setelah
pengecatan. Penyimpanan kuas yang sudah bersih dapat dilakukan dengan dua cara, pertama cara
kering dan yang kedua dengan cara basah.

Dilipat, direkat dengan selotip


Dalam galon

Dalam kaleng
penutup

besar

dengan

Besl beton

Galon __:
Pelarut

D.

MENGECAT ULANG CAT SINTETIK ALKID YANG SUDAN TUA

Bila
torasi

kita
bagian

nampilan
rnasih

baik
baik

harus

mengecat

bangunan
dan
tidaknya

yang

terawat,
lapisan

telah
kita
yang

ulang
tua

harus
lama

agar

kosen

atau

berpe-

menguji

dulu

untuk

dicat

kembali.

;
Apabila cat tua sudah rapuh dan rentan, tak ada gunanya kita mengecat
di atasnya. Cat yang sudah tua tidak baik sebagai dasar cat yang baru,
karena selain memudarkan kekilapan cat di atasnya, juga akan timbul
retak dan mengelupas. Kadang-kadang cat lama mengeriput (wrinkle)
dan kepermukaan seperti kulit buaya (aligatoring). Cat semacam itu
sebaiknya dikerok.

meres

Untuk menguji cat lama, dapat kita gunakan sendok makan. Goreskan punggung sendok itu
kepermukaan cat lama. Apabila

Cat

akan

mengerut,

dibuang dengan sekerap

dengan

mudah

Pembersihan pada ornamen meniakai


pengungkit
digulung

gigi

dengan

kapas

permukaan cat lama. Apabila goresannya hanya membekas bening, maka cat lama tersebut
boleh dipakai sebagai dasar pengecatan berikutnya.
Namun, apabila bekas goresan punggung sendok memutih dan rapuh mengapur, lapisan
lama harus dibuang dergan cara mengerok atau mengangkatnya dengan paint remover.
Remover dapat dikuaskan begitu saja pada permukaan cat tua. Setelah 5-10 menit, cat yang
terkena remover akan mengalami stres keriput-angkat. Cat mengerut dan mudah dilepas atau
diangkat dengan sekerap. Remover dapat pula digunakan untuk mengangkat cat dengan
dasar minyak ataupun lacquer serta cat lateks.
Untuk cat oven (sieving enamel), waktunya agak lama, yakni 30 menit; remover
mulai.bereaksi melepuhkan cat.
Pada bidang lengkung, untuk pengangkatan cat yang melepuh oleh remover dapat
digunakan kapuk baja (steel wool).
Untuk lekukan yang tersembunyi dan ornamen pada pekerjaan ukir dapat digunakan tusuk
gigi yang ujungnya diberi gulungan kapas. Setelah cat diangkat bersih, benda itu dibersihkan
dan dibilas dengan air serta diangin-anginkan hingga kering. Untuk menyempurnakan
pembersihannya, usapkan thinner dengan kaus atau kain perca sampai bersih, sampai
kelihatan serat kayunya. Dengan cara itu, sisa remover hilang dan tidak ada reaksi
pengelupasan pada cat baru cat melapis dengan sempurna.
Hal yang perlu diperhatikan selama pengangkatan cat dengan remover, yakni
dikenakannya sarung tangan karet dan penutup hidung (masker) oleh pekerja.

REKA OLES NITROSELULOSE

Selulose nitrate, atau lebih dikenal dengan nitroselulose. sering disingkat dengan, NC adalah
salah satu resin yang banyak digunakan didalam bidang reka oles. Selain NC,. kebanyakan
tukang reka oles menyebutnya pula dengan istilah duko ( duco ). Bila bahannya mengandung
pewarna, maka cat itu disebut cat duko sedang kan untuk ienis produk yang bening, transparan,
tak berwarna,disebut NC clear atau vernis duko.
Pada kemasan kaleng NC atau duko, acapkali ditulis nama dagangnya, yaitu lacquer. Pada
awalnya, lacquer adalah sebutan bahan reka oles cat atau vernis berbahan baku selulose
yang berfungsi untuk meningkatkan keawetan ( protective ), maupun keindahan (decorative)
benda kerja. Meskipun sekarang nama lacquer masih dicantumkan pada kaleng atau kemasan
untuk NC, ada kecenderungan juga digunakan untuk penyebutan produk non selulose. Karena
itu, definisi lacquer sudah menjadi lebih luas. Menjadi sulit bagi awam untuk membedakan ada
tidaknya kandungan nitroselulose dalam sesuatu jenis cat.
Definisi lacquer yang berlaku sekarang, ialah suatu bahan reka oles yang mempunyai
kemampuan membentuk lapisan film, dengan pengeringannya melalui penguapan thinner.

A. APAKAH NITROSELULOSE
Nitroselulose adalah salah satu resin berbahan baku selulose yang berasal dari serat kayu
atau pulp pohon koniverus seperti pinus atau dari hasil serat kapas (cotton linter). Serat
selulose direbus dengan bahan kaustik sehingga bersih dari debu dan kotoran. Melalui reaksi
pencampuran dalam tabung agitasi dan reaktor stainless stell, dengan bahan asam nitrat
(HNO3) serta asam sulfat (H2SO4), dengan proses nitrasi serta pelarutan dan pengendapan,
selulose dan air dapat dipisahkan. Hasil nitrasi tersebut berupa tepung nitroselulose, pada
umumnya diperdagangkan dalam bentuk lekat atau cairan, yakni dengan pelembaban oleh
kelompok alkohol, seperti ethyl alcohol (ethanol), isopropyl alcohol (isopropanof), atau butyl
alcohol (butanof). Lekatan NC atau NC-powder wetted with alcohol ini memiliki kandungan
alkohol sebesar 30% sedang nitroselulosenya 70%. Lekatan NC ini harus disimpan hati-hati
karena sangat mudah terbakar.
Di samping nitroselulose yang berbahan selulose, masih banyak turunan lainnya, tergantung
pada pencampuran atau pereaksian bahan selulose tersebut, misalnya

dengan ester yang berasal dari asam anorganik, ester yang berasal dari asam organik, sehingga
berturut-turut terdapat prcduk berbahan selulose sebagai berikut :
1. Ester dari asam anorganik adalah celulose nitrate (NC).
2.

Ester dari asam organik adalah selulose asetat atau celulose asetat butyrate (CAB)

3. Ether, mempunyai turunan methylcellulose, ethylcellulose, hydroxyethylcellulose.


Bermacam-macam resin turunan selulose tersebut telah banyak dikembangkan dan semua
berperan penting sebagai bahan industri serta merupakan bahan utama dalam industri cat dan
bahan reka oles. Namun, dari semua turunan produk selulose, selulose nitrate atau
nitroseluloselah yang paling sukses, paling ekonomis, serta paling luas digunakan dalam industri
cat masa kini.
Dalam aplikasinya, resin NC tidak dapat digunakan tunggal karena mempunyai sifat rapuh atau
membentuk lapisan film yang getas. Oleh karena itu, harus ada bahan penambah (additive), yaitu
sejenis minyak nondrying, yang mempunyai kedalaman minyak pendek misalnya minyak kelapa,
minyak jarak, asam lemak sintetik. Dengan penambahan minyak nondrying itu, lapisan film yang
terbentuk menjadi lentur serta elastis namun cukup keras sebagai pelapis dan pelindung benda
kerja. Minyak penambah sifat lentur biasa disebut plasticizer.
Selulose nitrat pertama kali ditemukan oleh beberapa orang ahli kimia pada awal abad ke-19,
yaitu Braconnet dari Perancis (1833), Schonbein dari Swis (1845), dan Parkes dari Inggris (1855).
Pada awalnya, Parkeslah yang memp'oduksi selulose nitrat serta mengkomersialkan sebagai
bahan reka oles. Pada tahap awal itu, perkembangan kualitas teknik bahan itu sangat lambat
karena keterbatasan bahan pelarut (solvent) yang dipakai sebagai pengencer (thinner).
Situasi kurang menggembirakan pada awal resin nitroselulose mulai tersingkap sejak pelarut amil
asetat (amyl acetat) ditemukan oleh J.H. Stevens dari Amerika Serikat (1882). Dengan penemuan
amil asetat, terjadilah perubahan besar-besaran dalam dunia industri bahan reka oles, khususnya
industri lak nitroselulose modern.
Amil asetat merupakan pelarut aktif dari NC dengan penguapan lambat. Permukaan lapisan film
nitroselulose menjadi lebih mengkilap, halus, licin serta rata. Demikian pula, permukaan lapisan
cat tidak kusam dan tidak mengabut (blushing). Dengan adanya amil asetat ini, permintaan
pengecatan mobil dan mebel dengan bahan nitroselulose menjadi tinggi. Bisa juga dimulai
penggunaan conveyor atau ban berjalan bag! pabrik berskala besar dengan sistem cepat kering
oleh bahan reka oles nitroselulose ini.

Dibandingkan bahan reka oles lainnya, seperti politur, sintetik resin alkid enamel, dan vernis kopal,
cat dan vernis berbahan resin NC ini lebih unggul dalam penampilan hasil reka olesnya. Demikian
pula cat baru ini lebih ekonomis bila diperhitungkan dari sisi nilai manfaat dan biaya yang
dikeluarkan guna aplikasinya. Singkatnya waktu untuk menyelesaikan reka oles atau finishing
kendaraan dengan NC merangsang pula peningkatan industri mobil.
Di sisi lain, dengan cepat dan luwesnya proses reka oles nitroselulose di dalam industri perabot,
meningkat pula produktivitas. Terangsang juga pengembangan kreativitas pengaplikasian reka oles
nitroselulose, seperti multi step reka oles Amerika (American style finish), cat berumur tua
(Ageing-paint), reka oles klasik masa ke masa (period finish). Masih banyak lagi kreativitas reka
oles dari bahan nitroselulose. yang akan kita bahas dalam bab dan bagian tersendiri.
Di dalam perdagangan resin untuk bahan industri, terdapat dua macam kualitajs resin
nitroselulose, dari tingkat kekentalan rendah hingga tingkat kekentalan sangat, tinggi.
Nitroselulose dengan tingkat kekentalan tinggi dipakai untuk pengecatan barang-barang yang
tidak kaku, misalnya kulit dan tekstil. Nitroselulose dengan tingKat kekentalan rendah dipakai
dalam pembuatan cat lak atau cat duko dengan campuran kadar padat yang tinggi, tetapi mudah
diencerkan untuk memenuhi ketebalan film sesuai dengan yang ditetapkan oleh ketentuan
penyemprotan.
Di Indonesia, cat nitroselulose dipakai untuk reka oles perabot duko dan untuk reka oles ulang
atau refinish pada mobil dan kendaraan yang cacat akibat tabrakan. Kini perusahaan perakit /
karoseri tidak lagi mengandalkan cat duko atau lak yang kering udara (air dry), tetapi telah
memanfaatkan cat oven atau baking paint yang cocok untuk cat baru dan tahan lebih lama bagi
mobil yang terkena matahari dan ultra violet langsung. Mebel atau perabot duko yang berada di
dalam ruang tentu masih banyak memanfaatkan cat lak atau duko ini.
Produk

ekspor,

terutama

perabot

reproduksi

dari

zaman

keemasan

Chippendale,

Rokoko, Baroque, Renaissance, banyak yang harus direka oles dengan nitroselulose.
Pembeli menginginkan kualitas reka oles dengan mutu tingkat tinggi. Memang ter
dapat juga finishing lain bagi perabot repro, yaitu precatalisator, melamine, dan poly-.
urethane. Namun, NC lebih unggul untuk variasi dan kreasinya, baik dalam pemakaian
glaze,
NC

poles,

adalah

sehingga

dan

mudah

acapkali

kemungkinan
melunak

timbul

dan

problem

perbaikannya
lengket
lengket

di

tempat.

Beberapa

apabila

terkena

panas

(sticky)

dengan

bahan

kelemahan

(thermoplastic)
pembungkusnya

sewaktu diekspor rnemakai konteiner, akibat panas yang dapat mencapai 60-80
Untuk itu, dinding kontainer perlu dilapisi dengan bahan peredam panas. Kita dapat

juga memilih bahan reka oles NC yang di dalam formulanya mengandung bahan
pelicin atau slip agent sehingga tidak saling lengket.
Selama aplikasi, penggunaan bahan reka oles nitroselulose tidak menyulitkan dibandingkan
apabila kita menggunakan jenis bahan reka oles lain yang terdiri dari dua komponen, yaitu resin
dasar dan pengerasnya. Kebaikannya terutama pada pembersihannya setelah usai bekerja, serta
tidak mengotori lingkungan sekitar ruang semprot. Karena NC mengering oleh penguapan
thinner semata dan terdiri dari bahan satu komponen, maka lekatan yang ada di pistol semprot dan
alat reka oles mudah dilarutkan lagi atau dicuci dengan thinner hingga bersih kembali.

SISTEM NITROSELULOSE NATURAL TRANSPARAN (N3)

PENGISIAN PORI KAYU


Gunakan wood filler solvent base maupun water base
5
Amplas

tunggu

nomor 80-180

kering,

menit

amplas habis

PELAPISAN PERMUKAAN
Sanding sealer NC
30 menit
Amplas nomor 400

amplas ringan

PELAPISAN AKHIR
Nitroselulose Clear
Penampilan gloos, semi, maupun dof
Catatan :
Ruang yang digunakan untuk pengeringan harus bersirkulasi
udara baik, mengingat keringnya dengan cara penguapan

1. Nitroselulose natural transparan


Nitroselulose natural transparan..disebut pula vernis dukop tanpa warna atau NC clear. Disebut
natural transparent karena menampilkan pola serat kayu alami dan menunujukan warna asli
jenis substrat kayu. Adapun transparent berarti tembus pandang. Hasil reka olesnya bening
seperti ditutup kaca.
Karena natural transparan atau bening alami, maka hasil reka olesnya secara sepintas hampir
sama dengan hasil reka oles politur natural, atau sama penampilannya dengan vernis alkid
maupun vernis kopal. Yang membedakan hanyalah kualitas, harga dan kecepatan kerjanya
Reka oles nitroselulose natural transparatnt ini mempunyai lapisan film yang halus, licin lebih
mengkilap ( dapat pula buram indah, tahan benturan dan kemampuan unutk dipolis baik.
Untuk pemakaian reka oles jenis semi pori terbuka, penggunaan NC clear atau
transparent ini baik sekali. Ini karena lapisan film yang dibentuk oleh NC sangat tipis
serta dapat disemprotkan dengan encer melapisi permukaan kayu berpori kecil atau
bertekstur halus sampai dengan sedang, misalnya kayu ramin ( Gonystylus bancanus
Kurz ), dammar ( Agathis Borneensis ) pinus ( Pinus mercuusi ) mahoni ( swietenia
mahagoni ) jelutung ( Dyera constulata ) eboni ( Diospyros celebica Bakh ) tanpa

menutup kedap. Dengan demikian permukaan benda atau perabot menjadi natural, tidak
seperti dilapisi formika atau bersifat karena porinya sedikit masih kelihatan.
Tahapan reka oles nitroselulose natural transparan

Aplikasi nitroselulose bening alami ini hampir sama dengan reka oles vernis kopal dan alkid.
Perbedaannya terletak pada alat aplikasinya. Waktu kering vernis kopal dan vernis alkid sangat
lambat sehingga dapat diaplikasikan dengan kuas. Waktu |ering vernis NC atau nitroselulose
clear sangat singkat sehingga harus disemprotkan.
Perbedaan lain terletak pada jenis bahan untuk tahapannya. Pada aplikasi vernis kopal dan
vernis alkid, cat dasar yang dipakai juga berfungsi sebagai cat akhir ( Sanding sealer berfungsi
pula sebagai top coat ). Pada vernis NC dapat juga dilakukan hal yang sama, tetapi pelapisan
film harus sangat tipis. Pada vernis NC tidak ada lapisan penyekat atau sanding sealer yang
mengandung zat pembangun (exterder) sofiagai lapisan penebal dan lapisan yang mudah
diamplas untuk meratakan permukaan kayu.
Adapum tahapan sistem aplikasi nitroselulose natural transparan adalah sebagai berikut :

Tahap persiapan permukaan


Setiap proses reka oles selalu diawali dengan proses persiapan permukaan kayu, sehingga
kayu siap menerima pelapisan-pelapisan berikutnya. Pada tahap persiapan dilakukan
pembersihan debu, minyak, gemuk, goresan pensil, cacat rakit, cacat mesin dan cacat kayu,
misalnya mata kayu dan cacat retak. Semua kekurangan itu.

MELAMINE
A.

MELAMINE NATURAL TRANSPARAN

Reka oles melamine natural transparent atau melamin bening alami. Disebut pula melamine
clear, adalah salah satu jenis reka oles yang berbahan baku 2 komponen ( 2K ). Lapisannya
mempunyai ketebalan yang bagus, hungga dapat menutup serat kayu. Jarak antara serat

kayu menjadi rata halus. Demikian pula sesuai dengan sebutannya natural transparent, ia
memiliki penampilan yang bening hingga warna kayu asli kelihatan alami bahkan makin
cemerlang dan hidup.
Kayu yang mempunyai

tekstur halus dan sedang meminta perbedaan perlakuan,

dibandingkan dengan jenis kayu yang bertekstur kasar dan permukaannya porous. Kayu
dengan tekstur kasar dan berpori besar, perlu diisi bubur filler supaya berkurang kemampuan
daya serap atau absorbsinya, hingga permukaannya bisa terlapis kedap oleh film melamine,
menjadi rata dan licin. Adapun yang bertekstur halus, tak memerlukan pengisian pori kayu.
Tahapan langkahnya menjadi iebih singkat. Yang paling penting dalam_pengisian pori - pori
kayu itu ialah bubur filler harus sama warna dengan kayu alaminya.
Cara yang terbaik, mencampur bubur filler dengan pigmen. Dapat juga digunakan wood stain
(warna bahan aniline yang tak punya endapan, larut dalam thinner) sampai cocok.dengan
warna kayu. Kesalahan yang sering terjadi, setelah disemprot dengan melamine clear atau
bening, warna kayu menjadi cerah karena perubahan atau pemuliaan warna pada permukaan
kayu, sehingga dempul atau filler yang mengisi pori kayu tidak sesuai lagi warnanya, kadangkadang menjadi Iebih muda dan mengganggu penampilan serta memperburuk gambar pola
serat.
Untuk mencegah hal tersebut, perlu dilakukan pengontrolan warna dengan metode
pembasahan Aplikasikan bubur filler yang telah kita anggap cocok warnanya pada
permukaan sepotong kayu contoh. Setelah kering, amplas bersih dengan kertas
amplas nomor 240, sehingga tinggal filler saja yang ada di dalam pori-pori kayu.Kemudian, usapkan thinner yang lambat kering atau teak oil ke atas permuka'an
kayu yang diisi filler tadi, sehingga tampak basah seperti disemprot melamine. Maka
itu, akan terjadi perbedaan warna, filler akan kelihatan muda. Padahal sebelumnya
filler kelihatan sama dengan kayu. Dengan demikian, kita perlu memperbaiki warna
filler, dengan mengurangi atau menambah pigmen dan wood stain.
Selanjutnya cek ulang hasil pewarnaan yang baru dengan usapan teak oil lagi, sehingga di
bawah usapan teak oil atau pun thinner yang lambat kering, warna filler bisa sama dengan
kayu benda kerja. Apabila warna filler dan kayunya sudah sama,

SISTEM MELAMINE NATURAL TRANSPARAN

PENGISIAN PORI KAYU


Gunakan wood filler solvent base atau water base, sesuai warna kayu

Amplas
dengan

no.

menit

amplas

80-180

habis

PELAPISAN ANTARMEDIA
Gunakan molamine sanding sealer

Amplas
nomor 240320

jam

amplas
rata

PELAPISAN AKHIR PERMUKAAN


Gunakan melamine clear, penampilan gilap, semi, mat
Catatan :

Ruang harus ada sirkulasi dan dihindarkan dari debu dan lalu lalang orang

Perbandingan campuran antara base dengan hardener 10:1

Top coat dapat diulangi dengan diam-plas dahulu dengan amplas nomor 400

Penyamaan warna dapat dilakukan dengan larutan kimia, sehingga kayu menjadi pucat dan muda serta
seragam penampilannya. Proses itu disebut pemucatan (blea-ching) Cara yang kedua, kayu bukan
dimudakan melainkan kayu yang berwarna muda disamakan warnanya dengan kayu terasnya, atau
dituakan dengan wood stain yang berwarna kuning atau hijau kekuningan sehingga memiliki nuansa
sama. Tahap ini.disebut juga dengan sap stain. Sebelum masuk ke tahap kedua, sebaiknya kita bahas
dulu cara pemudaan atau pemucatan kayu tersebut.
Pemudaan warna kayu
Memudakan warna kayu berarti merusak warna alami pada permukaan kayu, demi menyeragamkan
dengan warna kayu lainnya dalam satu bidang. Bahan pemuda warna adalah bahan kimiawi yang
berpengaruh pada zat-zat kayu melalui proses oksidasi atau reduksi. Pemudaan warna kayu yang
terlalu kuat, mengakibatkan kayu kehilangan keindahan alaminya. Langkah seperti itu sedapat
mungkin dihindari.
Pemudaan warna kayu yang berkandungan ekstraktif tinggi
Pada kayu yang kaya kandungan ekstraktif, untuk pemudaan warna dapat digunakan bahan asam
oksalat (COOH), garam klee (H..C,,O,) atau asarn citron. Bahan ini dilarutkan dalam air panas,
dengan komposisi 30-50 gr. dalam 1 liter air, hangatkan serta.oleskan pada permukaan bidang
permukaan kayu sampai jenuh benar. Bahan pemuda kayu menimbulkan reaksi reduksi kimia,
sehingga kayu menyerap zat asam. Zat warna kayu lepasdari ikatannya dan larut dalam pencucian.
Bidang yang dimudakan warna kayunya tersebut, kemudian dicuci dengan air dingin selagi masih
basah. Tujuan pencuciannya ialah melarjtkan zat warna kayu serta bahan pemuda kimiawi hingga
kelak tidak merusak bahan peiapis akhir reka oles.

Pemudaan warna kayu dengan hidrogen peroksida


Hidrogen peroksida (H2O2), bagi seorang tukang reka oles, adalah bahan pemucat yang keras. Bahan ini
menyebabkan oksidasi kimiawi, sehingga kayu menjadi kaya akan asam. Zat warna dalam kayu
terkena asam berubah dan menjadi lebih muda warnanya.
Hidrogen peroksida dijual sebagai zat pelarut dengan kadar 35%. Untuk menjaga agar bahan pemucat
ini tidak rusak, dicampurkan asam phospat atau asam belerang (H 2S04), sebagai stabilisator. Dengan
menambahkan 5% cairan amoniak (NH 3) ke dalam larutan hidrogen peroksida, maka stabilisator
menjadi bebas dan larutan siap dioleskan.
Pada pengerjaan benda kerja yang berukuran kecil, campurkan larutan hidrogen peroksida dengan
amoniak dalam sebuah cawan atau gayung plastik, sebelum pengerjaan. Bahan pemucat langsung
dioleskan merata dengan kuas yang tidak memakai keling logam, atau dengan bunga karang alam
(foam), sehingga jenuh pelapisan permukaan. Hilangkan bahan pemucat yang berlebihan setelah
sedikit bereaksi. bahan pemucat tidak boleh dipakai lagi setelah 15 menit, karena mulai berbuih dan
tidak reaktif atau hilang daya pemucatnya.
Setelah kayu dimudakan, untuk menghindarkan kerusakan selanjutnya, maka kayu yang
dimudakan harus dikeringkan minimal 12 jam pada suhu ruang. Dengan temperatur ruang yang
ditinggikan, waktu pengeringan akan menjadi lebih singkat.
.Ada
dan

beberapa
bekas

zat

hal

yang

pemucat

perlu
masih

diperhatikan.
basah,

maka

Apabila

waktu

pemucat

itu

pengeringannya
menimbulkan

kurang

kerusakan

pada bahan reka oles, kertas, kain, dan foto yang ada di atas kayu yang dimudakan
warnanya.

Oleh

sebab

itu,

dalam

segala

hal,

pada benda kerja yang dimudakan dengan zat kimiawi.

perhatikanlah

pengeringan

yang

baik
;

Hidrogen peroksida bersifat menyengat kulit. Percikan yang masuk ke dalam mata dapat
menyebabkan cacat yang berat. Pada semua pekerjaan dengan hidrogen peroksida, harus dikenakan
sarung tangan karet, kacamata pelindung, dan penutup rambut. Bunga karang dan kain lap yang
mengandung bahan ini dapat meny'ala sendiri. Hal ini bisa terjadi pada serbuk gergaji yang terkena
tumpahan bahan pemucat warna hidrogen peroksida ini. Perkakas yang dipakai harus disiram dengan
air dengan leluasa.
Usahakan jangan menggunakan pemucat warna yang keras ini, kalau tidak terpaksa. Lebih baik
gunakan pemucat warna asam oksalat, asam citron atau lebih baik samakan dengan wood stain saja
yang lebih aman.

Dewasa ini banyak sekali orang menggunakan hidrogen peroksida tetapi tidak memahami prosedurnya
dengan baik sehingga dapat membahayakan diri sendiri dan lingkungannya.
Perlu diingat bahwa kayu jati tidak gampang dimudakan dengan hidrogen peroksida. Sebaliknya, kayu
lain misalnya sungkai dan kayu karet dengan mudah menjadi putih.
Setelah diseragamkan warnanya, seperti reka oles lainnya, kayu perlu dibersihkan dari bahan-bahan
pengotor dan minyak. Sebelum pemudaan atau pewarnaan kayu muda menjadi teras (sap stain),
bidang permukaan kayu harus diamplas dahulu dengan amplas nomor 80-180, sehingga cacat-cacat
mesin dan cacat rakit seperti bekas sayat gergaji dan cacat pukul karena perakitan, dapat diratakan
dulu. Setelah warna kayu mentah sama, bebas dari lelehari lem, bebas dari corat-coret pensil dan
tidak ada bekas amplas yang melintang, barulah dapat dilanjutkan tahap yang kedua.
b. Tahap pengisian pori-pori kayu
Seperti apa yang telah diuraikan pada awal pembahasan reka oles melamine natural transparan ini,
tidak semua kayu perlu mendapat perlakuan pengisian pori-pori dengan bubur filler. Khusus kayu yang
teksturnya kasar dan berpori besar saja yang memerlukan tahnpan ini. Pengisian pori ini dilakukan
dengan bubur filler yang sudah disesuaikan dengan warna kayunya. Jenis bubur filler yang digunakan
boleh yang berpelarut air ataupun yang larut dalam thinner. Yang terpenting ialah waktu kering dan
setelah penyemprotan warna melamine transparan sama dengan warna kayu alaminya.
Peralatan yang digunakan seperti biasa : wood filler yang dapat dilarutkan dengan air dan kain bekas
(perca). Gosokkan dan tekan rata sehingga pori terisi dengan
kenyang. Setelah pori terisi padat, gosok sisa lebihan filler sehmgga bersih dan kering kembali.
Dengan demikian, tidak perlu diadakan pengamplasan untuk pembuangan lebihan filler.
Cara yang kedua, tekan filler dengan pisau kape atau sekerap tembok yang elastis, sehingga filler
padat mengisi setiap pori yang terbuka. Kemudian. amplas lebihannya dengan kertas amplas nomor
180-240, searah dengan serai kayu. Ulangi lagi pengisian pori-pori yang belum terisi padat, dengan
cara mengamati seluruh permukaan sehingga tak ada yang terlewatkan.
c.

Pelapisan antarmedia (sanding sealer)

Tahap ketiga ini merupakan tahap pelapisan antannedia. yaitu antara media kayu dan media film
melamine yang akan disemprotkan pada tahap akhir. Pelapisan antarmedia ini disebut juga pelapisan
sanding sealer, yang berarti penyekat atau pengunci yang dapat diamplas, membantu pula meratakan
permukaan kayu.

Sanding sealer dibuat dari bahan melamine, dengan penambahan sanding ageni, umumnya sipernat
atau tepung kaca, sehingga setelah menjadi film kering tak berwar-na atau bening akan transparan
seperti halnya kaca. Aplikasinya dengan pistol semprot biasa, bertabung atas atau bertabung bawah,
baik yang konvensional maupun airless, air assisted maupun elektrostatik. Demikian juga dapat
digunakan rol pelapis dan tirai alir. Kekentalan penyemprotan berkisar antara 12,5-13.5 detik.
dengan ukuran mangkuk kekentalan Ford 4.
Perbandingan campuran antara sanding sealer dengan pcngemsnya adalah 10 ;1. Kemudian,
baru diencerkan dengan thinner Sampai kekentalan yang telah ditetapkan. Pada suhu ruang,
pengeringan akan berjalan sedang, tetapi pada ruang dengan sistem pemanas (40 C-80 C),
pengeringan berjalan cepat. kuraiig le'pih 1-2 jam. Apabila ingin mudah diamplas. sebaiknya
tunggu hingga 4 jam kering angin. Dengan rnenunggu semalam, pengamplasan bisa renyah.
Pengamplasan dilakukan dengan landasan kayu atau dengan menggunakan mesin amplas listrik.
Mesin amplas pneumatik bisa digunakan asal dipilihkan Jenis yang orbital atau amplas bergetar
putar. Ukuran amplas yang paling baik adalah nomor 240-320.
Problema yang paling sering dialami dalam proses sanding sealer ini adalah terjadinya gelembunggelembung udara yang muncul dipermukaan sanding. Munculnya gelembung-gelernbung ini
disebabkan oleh penyemprotan pada pagi hari. Pada waktu matahari mulai terbit dan memanas udara,
tekanan udara dalam kayu dengan udara di luar sangat berbeda. Udara dalarn kayu mengalir keluar
untuk menyamakan tekanannya dengan udara luar. Pada saat itu, kayu sedang disemprot sanding
sealer yang lengket dan cepat kering. Udara yang keluar mendorong apisan film sanding sealer yang
hampir kering sehingga terbentuk gelembung udara
Setelah permukaan kering, kemudian diamplas, akan terlihat kawah-kawah bekas gelembung yang
ter'potong oleh gosokan kertas amplas. Cacat seperti ini sulit diperbaiki. Apabila kawah itu tidak terlalu
banyak, dapat dilakukan perbaikan dengan
mengisi kawah-kawah tadi dengan wood filler yang warnanya telah disamakan terlebih dahulu
dengan warna kayu aslinya.
Untuk mengatasi itu, adakan penyemprotan sanding sealer siang hari atau sore hari. Setelah itu,
hasilnya dapat diinapkan untuk mengering semalam, sehingga renyah amplasannya dan tidak timbul
cacat gelembung.

Beberapa perusahaan yang merasa perlu mengantisipasi munculnya gelembung, udara akibat
perbedaan suhu, membuat ruang pemanas untuk menghangati kayu sebelum disemprot sanding
sealer. Pemanasan dilakukan selama 15.-30 menit pada, suhu 40C.
Hasil tahap ketiga ini yang terbaik, ialah apabila tahap sanding sealer dilakukan dua kali. Setelah
proses penyemprotan pertama kering dan diamplas, dilakukan pengontrolan ulang hasilnya. Apabila
masih ada pori cacat ampias sampai kelihatan kayunya dan ada cekungan, oleskan filler sewarna
dengan kayunya sebagai dempul. Boleh juga digunakan dempul polyester atau wood filler yang
dipakai pertama diper-, kental. Setelah diamplas rata. ulangi lagi penyemprotan sanding sealer tipistipis saja. Untuk pengamplasan gunakan kertas ampias nomor 400.
d.

Pelapisan melamine akhir (melamine top coat)

Pelapisan akhir dapat dilakukan dengan pistol senprot yang halus atomisasinya. Umumnya dipilih
diameter lubang pancar (nozzle) 1,2 - 1.5 mm. Usahakan keseimbangan antara kecepatan semprot
dengan volume bahan melamine yang keluar, dan antara bahan dan tekanan angin. Buatlah jarak
penyemprotan selalu bersudut konstan. Jarak berkisar antara 15-20 sentimeter. erhatikan selanjutnya
Cara menyemprot yang benar.
Penampilan reka oles melamine natural transparan ditetapkan dalam tahapan akhir ini, apakah gilap,
semi gilap, satin atau dof, tergantung pada pemilihan jenis melamine:.
i
Pelapisan akhir reka oles melamine transparan ini harus dilakukan dengan cermat sekali. Hindarkan
penyemprotan di ruang yang berdebu. Harus tersedia sirkulasi udara yang baik karena penguapan
formalin pedas rasa dan baunya.
Penyimpanan sementara benda kerja yang baru saja disemprot, harus di ruang tanpa banyak lalu
lintas orang yang dapat menimbulkan penghamburan debu, bulu tekstil pakaian dan rarnbut. Sangat
ideal apabila tersedia ruang yang tertutup dan dilengkapi dengan pemanas mencapai suhu ruang
40C. Melamine mempunyai sifat mengeras apabila lingkungannya panas (thermoset'ing). Proses
pengeringan dipercepat.
Gunakan thinner melamine yang dianjurkan pabrik cat atau thinner yang sepadan asal hasil akhirnya
tidak timbul lubang renik (pin hole). Tidak boleh juga terjadi pengabutan ketika thinner dicampurkan
dengan melamine clear. Bila warna campuran memutih. berarti thinner tidak cocok atau tidak
kompatible, sehingga mengakibatkan hasil yang rapuh. mudah mengelupas. rnudah pecah-pecah dan
menyebabkan penampilan lapisan film kusam dengan kegilapan yang tidak rata.

Umur campuran sangat tergantung pada suhu lingkungan, pada umumnya berkisar antara 12 jam.
Selebihnya campuran sudah tak dapat dipakai. Supaya sisa campuran tidak mati atau mengental seperti
agar-agar (gel) sehingga tak muncjkin dilarutkan lagi, tambahkan thinner yang baru sehingga
memperlambat pengentalan. Keesokan harinya, kekentalan dapat diperbaiki sehingga siap untuk
menyemprot kembali. Cara lain untuk memperpanjang umur campuran, yaitu dengan menyimpannya di
dalam lingkungan yang dingin, dalam kulkas misalnya. Keesokannya tambahkan campuran yang baru.
Masih ada hal yang perlu diperhatikan. Sebelum dipakai, campuran harus disaring dahulu. Penyaringan
dilakukan dengan kawat ayak (mesh) yang halus. Atau dapat pula kita gunakan kaus stocking wanita,
yang dipotong kecil-kecil, diselubungkan pada tabung pralon yang dipotong. Alat itu dapat dipakai secara
tetap, sebagai alat saring. Agar awet, rendam di dalam thinner begitu usai dipakai

MELAMINE
A. MELAMINE NATURAL TRANSPARAN
Reka oles melamine natural transparan atau melamine bening alami, disebut pula melamine
clear adalah salah satu jenis reka oleh yang berbahan baku 2 komponen (2K). Lapisannya
mempunyai ketebalan yang bagus, hingga dapat menutup serat kayu. Jarak antara serat
kayu menjadi rata halus. Demikian pula, sesuai dengan sebutannya natural transparan, ia
memiliki penampilan yang bening hingga warna kayu asli kelihatan alami bahkan makin
cemerlang dan hidup.

B. MELAMINE WARNA

FINISHING FANCY

FINISHING K

TUGAS KECIL I

1. Materi Tugas

Membuat hasil laporan survei ke lapangan tentang disain interior ruang pertokoan di mall - mall atau
plaza.

Pengamatan unsur elemen Dl


- Pengamatan Sirkulasi
- Pengamatan Furniture
- Pengamatan penguram dan pengudaraan AC

2. Tujuan

Sebagai studi banding dan pemahaman lebih mendalam terhadap disain interior pertokoan.
Diharapkan mempermudah malasusim di dalam perancangan disain interior pertokoan serta
membuka wawasan lebih luas.

3. Format

Kertas HVS ukuran A 4 diberi Cover dan Jilid.

Anda mungkin juga menyukai