Anda di halaman 1dari 1

EFEK SAMPING PPI DALAM PENGOBATAN LPR

Obat golongan PPI (Proton Pump Inhibitor) merupakan obat yang sangat efektif dan bermamfaat
bagi banyak pasien yang mengalami gejala GERD (Gastrointestinal Reflux Disease) maupun
LPR (Laryngopharyngeal Reflux). Namun akhir-akhir ini ditemukan efek samping penggunaan
obat PPI yang tidak diduga sebelumnya.
Saat ini penyakit GERD dan LPR semakin sering ditemukan; terjadi peningkatan kasus sebanyak
4 kali lipat terutama di negara barat. PPI merupakan obat yang digunakan dalam penatalaksanaan
penyakit GERD dan LPR mengingat PPI dapat mencegah pelepasan asam lambung (hal inilah
yang mengakibatkan rasa terbakar pada dada). Namun belum lama ini, para ahli menemukan
bahwa penyebab kerusakan jaringan pada mukosa laryngeal tidak hanya disebabkan oleh refluks
asam lambung namun juga adanya peranan microenvironment asam dan pepsin. Hal ini yang
mengakibatkan penggunaan PPI menjadi tidak efektif pada beberapa kasus GERD maupun LPR.
Selain dari tidak efetifnya penggunaan obat PPI pada beberapa kasus GERD maupun LPR,
terdapat pula efek samping yang ditemukan akhir-akhir ini seperti meningkatnya risiko patah
tulang panggul. Keadaan ini dicurigai berhubungan dengan gangguan penyerapan kalsium.
Selain itu terdapat pula gangguan metabolisme vitamin B12 dan penyerapan zat besi akibat
adanya perubahan kadar asam lambung; meningkatnya kasus diare akibat infeksi Clostridium
difficile; dan meningkatnya risiko terkena infeksi paru.
Semua keadaan yang berkaitan dengan penggunaan obat PPI belum teruji benar sehingga masih
terlalu dini untuk membuat rekomendasi global baru berkaitan dengan pemberian obat PPI.
Namun, ada beberapa hal perlu ditingkatkan berkaitan dengan masalah ini:

Kesadaran klinis dari para dokter maupun pengguna obat PPI mengenai efek samping
yang mungkin terjadi

Lama pemberian obat golongan PPI

Untung rugi pemberian obat golongan PPI

Kesadaran akan modifikasi gaya hidup dan diet yang tepat dalam penatalaksanaan
penyakit GERD dan LPR

Sumber: Otolaryngol Head Neck Surg. 2009 Nov;141(5):564-6.

Anda mungkin juga menyukai