Image: Ilustrasi
Referensi: Philip O Katz, Lauren B Gerson and Marcelo F Vela. Guidelines for the Diagnosis and
Management of Gastroesophageal Reflux Disease. The American Journal of Gastroenterology 108,
308-328 (March 2013) | doi:10.1038/ajg.2012.444
Rangkuman
Fokus utama untuk pengembangan obat pada pasien GERD refraktorik adalah reduksi
TLESR dan supresiasam yang lebih poten, dini dan konsisten. Namun, karena beragam
penyebab kegagalan PPI, satu strategi terapeutik mungkin bukan merupakan solusi untuk
semua pasien. Kemungkinan bahwa terapi yang disesuaikan secara individual akan menjadi
pendekatan manajemen yang paling tepat.
Poin praktis
4.1.Evaluasi mengenai kepatuhan yang sesuai dan waktu pemberian dosis yang adekuat
harus menjadi manajemen awal pada pasien-pasien dengan heartburn yang tidak
bersifat responsif terhadap PPI.
4.2.Pada pasien yang gagal terhadap PPI satu kali sehari, melipatgandakan dosis PPI atau
mengganti menjadi PPI lainnya merupakan strategi terapeutik yang berpotensi.
4.3.Endoskopi atas memiliki nilai yang sangat terbatas pada pasien-pasien yang gagal
terhadap penatalaksanaan PPI dan tidak memiliki gejala-gejala tanda bahaya.
4.4.Pemantauan PH impedans intralumen multikanal esofageal memberikan alat diagnostik
yang terbaik untuk menstratifikasi pasien GERD yang gagal terhadap penatalaksanaan
PPI.
4.5.Pada pasien-pasien dengan refluks non-asam, penurun TLESR, modulator nyeri dan
operasi antirefluks harus dipertimbangkan.
4.6.Pada pasien-pasien dengan heartburn fungsional, modulator nyeri merupakan
landasarn terapinya.