Anda di halaman 1dari 9

Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny.

S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan


Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun


Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan Hiperkolestrolemia
Melalui Pendekatan Dokter Keluarga
di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan
Amelia Rizki Khalidah1, Aila Karyus2
1
Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2
Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat dan Kedokteran Komunitas, Fakultas Kedokteran,
Universitas Lampung

Abstrak
Prevalensi gastroesophageal reflux disease (GERD) tinggi di negara-negara Barat dan berkisar antara 13% hingga 20% di AS
dan dari 9,8% menjadi 18% di Eropa, sementara di Asia lebih rendah (2,5–4,8%). GERD adalah suatu keadaan patologis
sebagai akibat refluks kandungan lambung ke dalam esofagus dengan berbagai gejala yang timbul akibat keterlibatan
esofagus, laring, dan saluran nafas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk Mengidentifikasi faktor resiko internal dan
eksternal dan masalah klinis pada pasien, serta melakukan penatalaksanaan pasien secara holistik dengan penerapkan
dokter keluarga sesuai evidence based medicine melalui pendekatan patient centred dan family approach. Analisis studi ini
merupakan laporan kasus. Data primer diperoleh melalui anamnesis (autoanamnesis dan alloanamnesis) pemeriksaan fisik
dan kunjungan ke rumah. Data sekunder didapat dari rekam medis pasien. Penilaian berdasarkan diagnosis holistik dari
awal, proses, dan akhir studi secara kualitiatif dan kuantitatif. Pasien Ny. S berusia 56 tahun telah didiagnosis GERD memiliki
kekhawatiran keluhannya semakin mmeburuk dan mengganggu aktivitas pasien karena nyeri perut diraskan kambuh-
kambuhan. Kurangnya dukungan dan pengetahuan keluarga mengenai penyakit, faktor risiko, dan komplikasi dari penyakit
yang diderita pasien serta kurangnya pengawasan dan dukungan keluarga terhadap pola makan pasien. Penatalaksanaan
secara holistik dan komperhensif terhadap permasalahan pasien An. NO telah dilakukan dengan pemberian penyuluhan
untuk meningkatkan pengetahuan pasien dan keluarga terhadap penyakit diare dan hidup bersih dan sehat.

Kata Kunci: Gastroesophageal reflux disease, kedokteran keluarga, penatalaksanaan holistik

Holistic Management Mrs. S 56 Years Old with Gastroesophageal Reflux


Disease and Hypercholesterolemia Through a Family Doctor Approach
in Puskesmas Gedong Tataan
Abstract
The prevalence of gastroesophageal reflux disease (GERD) is high in Western countries and ranges from 13% to 20% in the
US and from 9.8% to 18% in Europe, while in Asia it is lower (2.5–4.8%). GERD is a pathological condition as a result of reflux
of gastric contents into the esophagus with various symptoms that arise due to involvement of the esophagus, larynx, and
airways. The purpose of this study was to identify internal and external risk factors and clinical problems in patients, as well
as to manage patients holistically by applying family doctors according to evidence based medicine through a patient
centered and family approach. The analysis of this study is a case report. Primary data were obtained through history taking
(autoanamnesis and alloanamnesis), physical examination and home visits. Secondary data obtained from the patient's
medical record. Assessment based on a holistic diagnosis from the beginning, process, and end of the study qualitatively
and quantitatively. Patient Mrs. S, 56 years old, who has been diagnosed with GERD, is worried that his complaints will get
worse and interfere with the patient's activities because the abdominal pain is recurring. Lack of support and knowledge of
the family about the disease, risk factors, and complications of the disease suffered by the patient and the lack of
supervision and family support for the patient's diet. Holistic and comprehensive management of the patient's problems
An. NO has been carried out by providing counseling to increase patient and family knowledge about diarrheal diseases and
clean and healthy living.

Keywords: Family medicine, gastroesophageal reflux disease, holistic management

Korespodensi : Amelia Rizki Khalidah, Jl. Soemantri Bojonegoro No.1, email : ameliarizkikhalidah@gmail.com

Gastroesophageal reflux disease (GERD)


Pendahuluan adalah suatu keadaan patologis sebagai akibat
refluks kandungan lambung ke dalam esofagus

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |66


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

dengan berbagai gejala yang timbul akibat asam pada malam hari.4 Antasida, terutama
keterlibatan esofagus, laring, dan saluran bila dikombinasikan dengan preparat algina
nafas. Gejala klasik dan paling umum dari GERD efektif untuk mengurangi paparan asam
adalah Heartburn yang merupakan sensasi esofagus postprandial. PPI merupakan terapi
terbakar di dada, menjalar ke mulut, sebagai lini pertama pada pasien GERD.5
akibat dari refluks asam ke esofagus. Namun, Hiperkolesterolemia adalah total
hanya sebagian kecil dari kejadian refluks yang kolesterol dalam darah dengan kadar
bergejala.Heartburn juga sering dikaitkan kolesterol yang tinggi yaitu≥200mg/dl.
dengan rasa asam di bagian belakang mulut Penyebab hiperkolesterolemia adalah asupan
dengan atau tanpa regurgitasi refluks. 1 makanan tidak sehat, seperti mengonsumsi
Prevalensi GERD tinggi di negara-negara tinggi lemak, obesitas, hipertensi, stres,
Barat dan berkisar antara 13% hingga 20% di merokok dan penggunaan alkohol, gaya hidup
AS dan dari 9,8% menjadi 18% di Eropa, kurang aktivitas, terlalu banyak mengonsumsi
sementara di Asia lebih rendah (2,5–4,8%).2 makanan mengandung lemak dan kolesterol
Beberapa faktor risiko terjadinya refluks serta kurangnya asupan serat dapat memicu
gastroesofageal antara lain:obesitas, usia >40 penyakit degeneratif. Penyakit degeneratif
tahun, wanita,kehamilan,merokok, diabetes, yang cukup banyak memengaruhi angka
asma,riwayat keluarga dengan GERD,status kesakitan dan kematian adalah penyakit
ekonomi lebih tinggi, dan skleroderma. Pada kardiovaskular. Faktor risiko penyakit jantung
sebagian orang, makanan dapat memicu (seperti kadar kolesterol yang tinggi dan
terjadinya refluks gastroesofageal ,seperti merokok) secara independen berkaitan
bawang, saos, tomat, mint, minuman menyebabkan terjadinya GERD.6
berkarbonasi, coklat, kafein, makananan Kejadian hiperkolesterolemia ini
pedas,makanan berlemak, alkohol, ataupun berhubungan dengan faktor risiko akibat
porsi makan yang terlalu besar. Beberapa obat adanya perubahan gaya hidup sehingga faktor
dan suplemen diet pun dapat memperburuk penyebabnya dapat dimodifikasi.8 Pemberian
gejala refluks gastroesofageal, dalam hal ini obat golongan statin yang merupakan lini
obat-obatan yang mengganggu kerja otot pertama saja tidak akan dapat mencapai target
spincteresofagus bagian bawah, seperti penurunan kadar kolesterol. Oleh karena itu,
sedatif, penenang, dan depresan, calcium tatalaksana yang tepat harus diimbangi dengan
channel blockers dan narkotika dan obat- intervensi gaya hidup, seperti terapi diet,
obatan NSAID.3 latihan fisik, penghentian merokok dan
Diagnosis GERD didapatkan dari penuruan berat badan. Diet yang dapat dipakai
anamnesis dan pemeriksaan fisik dan untuk menurunkan kolesterol LDL adalah diet
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan asam lemak tidak jenuh seperti MUFA dan
endoskopi laboratorium, EKG, USG, foto PUFA karena faktor diet yang paling
thoraks yang sesuai indikasi. Keluhan seperti berpengaruh terhadap peningkatan
heartburn dan regurgitasi sering dirasakan konsentrasi kolesterol LDL adalah asam lemak
pasien. Kuesioner GERD (GERD-Q merupakan jenuh. Kombinasi obat golongan statin dengan
suatu perangkat kuesioner yang dikembangkan ezetimibe dapat menurunkan resiko terjadinya
untuk membantu diagnosis GERD dan penyakit kardiovaskular.9
mengukur respons terhadap terapi.3
Terapi pada GERD menggunakan PPI, Kasus
antagonis reseptor histamin 2 (H2RA), dan Pasien Ny. S seorang perempuan datang
antasida. PPI dianggap sebagai terapi pilihan berusia 56 tahun ke Puskesmas dengan
untuk menghilangkan gejala dan penyembuhan keluhan terasa panas dan nyeri pada ulu hati.
erosif esofagitis. PPI menghambat sekresi asam Terkadang keluhan menjalar ke dada. Keluhan
lambung dengan menonaktifkan hidrogen disertai rasa mual. Muntah nyeri saat menelan
kalium ATPase molekul sel parietal. H2RA disangkal. Pasien terkadang juga mengeluh
merupakan obat yang berhasil dalam terasa asam dan pahit di mulut Keluhan ini
mengatasi GERD yang mengontrol pemecahan sudah dirasakan sebelumnya dan akan

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |67


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

membaik jika diberi obat. Seperti vesperm tanda vital beserta pemeriksaan secara head to
(domperidone). Pasien merasa khawatir karena toe dari Ny. S dalam batas normal.
keluhan nyeri perut sering kambuh-kambuhan. Keluhan nyeri ulu hati dan tengkuk
Pasien berharap dengan berobat ke dokter terasa pegal dirasakan oleh pasien selama 1
keluhan tersebut dapat berkurang dan tidak minggu dan pasien khawatir bahwa
kambuh-kambuhan. Pasien juga merasakan penyakitnya akan memburuk dan mengganggu
keluhan tengkuk terasa berat dan pegal aktifitas. Pola pengobatan pasien ini bersifat
disertai sakit kepala sejak 1 minggu dan sering kuratif, apabila mengalami keluhan, pasien
meminum obat pereda nyeri kepala sehingga baru pergi untuk berobat dan jika obat habis,
pasien mengecek kolestrolnya ke puskesmas terkadang pasien membelinya sendiri di
dengan kadar kolestrol total pasien tinggi yaitu apotek. Sama saja dengan pola pengobatan
278 mg/dL. Keluhan tersebut sudah dirasakn 1 anggota keluarga lainnya merupakan kuratif,
bulan yang lalu dan hilang timbul. dimana anggota keluarga mencari pelayanan
Pasien jarang sarapan pagi dan pasien kesehatan jika sakit saja. Akan tetapi, pasien
mengaku jika pagi hari pasien hanya memakan dan keluarganya sudah memiliki jaminan
roti 1 bungkus dicampur dengan minuman teh kesehatan berupa BPJS. Dapat diartikan bahwa
hangat. Pasien hanya makan nasi 2 kali dalam pasien dan keluarganya sudah mulai perduli
sehari. Makanan yang dimakan cukup terhadap kondisi kesehatan anggota keluarga
bervariasi. Dalam satu kali makan, pasien sehingga bisa selalu terjamin.
mengambil nasi sebanyak 1 centong nasi, 1 Pada pemeriksaan fisik didapatkan
lauk (ayam atau ikan, telur,daging) dan 2 keadaaan umum: tampak sakit ringan;
sendok makan sayur. Pasien sering kesadaran: composmentis, tekanan darah:
mengkonsumsi sambal. Pasien sering 110/70 mmHg; frekuensi nadi: 80x/menit;
mengkonsumsi camilan. Camilan yang frekuensi nafas: 20x/menit; suhu: 36,7oC.
dikonsumsi seperti keripik, roti,maupun Berat Badan 50 kg,Tinggi Badan:155 cm. Hasil
susu.Pasien hanya mengkonsumsi buah 1 IMT didapatkan 20,83 didapatkan gizi normal.
minggu sekali. Buah yang paling sering Pada pemeriksaan thoraks paru, gerak dada
dikonsumsi adalah apel dan pisang. Pasien dan fremitus taktil simetris, tidak didapatkan
lebih suka mengkonsumsi makanan yang rhonki dan wheezing, kesan dalam batas
pedas. normal. Pemeriksaan thoraks jantung
Pasien melakukan aktivitas sehari-hari di didapatkan batas kanan jantung pada linea
rumah mengajar seminggu sebanyak 2 kali saat sternalis kanan, batas kiri jantung tepat pada
pandemi. Pasien berprofesi sebagai guru.. linea midclavicula sinistra ICS 5 kesan batas
Pasien pergi ke pasar seminggu hanya 4 kali jantung normal. Abdomen, tampak datar,tidak
untuk berbelanja dengan naik motor. Pasien terdapat distensi dan tidak didapatkan
tidak pernah berolahraga karena tidak sempat organomegali ataupun ascites, kesan dalam
dan sibuk bekerja. Pasien memiliki kebiasaan batas normal. Terdapat nyeri tekan pada regio
minum kopi saat siang hari agar mengurangi epigastrium. Ekstremitas superior et inferior
rasa kantuk setelah makan siang dan solat. tidak didapatkan edema, crt<3 detik, kesan
Pasien tidur dimalam hari pukul 21.00 dan dalam batas normal.
jarang begadang. Pasien mengatakan tidak
pernah merokok, minum alkohol, ataupun Data Keluarga
memakai obat-obat terlarang. Pasien adalah anak empat dari 5
Pasien Ny.S adalah seorang single parent bersaudara. Pasien memiliki 2 saudara laki-laki
family. Pasien tinggal bersama 3 anak kandung dan 2 saudara perempuan. Pasien memiliki 3
yaitu Ny.L berusia 28 tahun dengan lulusan orang anak. Anak pertama dan ketiga yang
sarjana yang bekerja sebagai honorer, Sdr. W, tinggal bersama pasien. Bentuk keluarga pasien
berusia 26 tahun bekerja sebagai bidan, dan adalah keluarga orang tua tunggal yang terdiri
An, DJ berusia 21 tahun. Setelah dilakukan dari pasien dan anak pasien. Seluruh keputusan
anamnesis dan pemeriksaan fisik dari tanda mengenai masalah keluarga dimusyawarahkan

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |68


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

bersama dan diputuskan oleh Ny. S sebagai Keterangan


kepala keluarga. _____ : hubungan erat
Ny. S adalah seorang PNS guru.
Gambar 2. Hubungan antar anggota keluarga
Sedangkan anak Ny S yaitu Nn.Lia perempuan
usia 28 tahun lulusan sarjana bekerja sebagai
Skor APGAR
honorer, anak kedua Ny.W bekerja sebagai
Adaptation :2
bidan usia 26 tahun, anak ketiga bernama An.L.
Partnership :2
Kebutuhan dipenuhi oleh Ny.S bersama dengan
Growth :2
kedua orang anaknya yaitu Nn.Lia dan Ny.W
Affection :2
yang bekerja sebagai honorer dan bidan
Resolve :1
dengan pendapatan diatas UMR sehingga
Total Family Apgar score: 9 (nilai 8-10, fungsi
untuk mencukupi kebutuhan primer sudah baik
keluarga baik).
sedangkan untuk pemenuhan kebutuhan
sekunder dan tersier juga cukup. Kebutuhan
Denah Rumah
pendidikan dirasa sudah cukup karena usia
pendidikan terendah yaitu SMA. Keluarga
mendukung untuk segera berobat jika terdapat
anggota keluarga yang sakit. Perilaku berobat
keluarga yaitu memeriksakan diri ke layanan
kesehatan bila keluhan mengganggu kegiatan
sehari-hari. Keluarga pasien berobat ke
puskesmas dengan memakai motor. Jarak
rumah ke puskesmas 2 kilometer.

Gambar 3. Denah rumah


Jendela
Pintu

Data Lingkungan Rumah


Pasien tinggal dirumah dengan ukuran
4x6 meter dengan jumlah anggota keluarga
yang tinggal serumah berjumlah 2 orang.
Keterangan Gambar: Rumah Ny.S terletak dilingkungan yang cukup
: Keturunan : Pernikahan padat penduduknya. Rumah Ny.S terdiri dari 2
kamar tidur, 1 kamar mandi,ruang tamu
: Laki-laki : Perempuan beserta ruang makan dan dapur. Atap rumah
: Meninggal : Meninggal
pasien terbuat dari genteng dengan lantai
berkeramik dan dinding rumah yang sudah
: Pasien tembok dan dilapisi cat tembok pada ruang
tamu,kamar,ruang keluarga. Pada
Gambar 1. Genogram Keluarga Ny. S pencahayaan di siang hari terdapat diruang tv
dan jendela ruang tamu. Pada jendela
ukurannya kurang memadai, sekitar <20%.
Pada kunjungan pertama didapatkan
kebersihan rumah baik, lantai bersih. Di kamar
terdapat tempat tidur dengan kasur yang
dipasang sprei sedikit berantakan dengan
pakaian terdapat diatasnya. Terdapat satu

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |69


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

kamar mandi dengan wc jongkok. Air minum, risiko, dan komplikasi dari penyakit
masak, cuci, didapat dengan sumber air sumur yang diderita pasien (ICD-X Z55.9).
bor di dalam rumah samping kamar mandi. Air - Kurangnya pengawasan dan dukungan
untuk mandi dari sumber air di sumur tersebut. keluarga terhadap pola makan pasien
Sedangkan air untuk minum mengambil dari air - Termotivasinya keluarga untuk
yang sudah direbus dari keran. Saluran air mengingatkan pasien agar dilakukan
dialirkan ke got di belakang rumah. Selama ini pemeriksaan rutin untuk mengetahui
keluarga berobat ke layanan kesehatan jika faktor risiko GERD.
keluhan sudah benar-benar mengganggu. - Meningkatnya pengetahuan keluarga
Keluarga kadang membeli obat sendiri. Dalam tentang GERD. Keluarga memberikan
menetapkan masalah serta faktor yang dukungan bagi pasien untuk mengubah
mempengaruhi, digunakan konsep Mandala of pola hidup lebih baik.
Health. 5. Derajat Fungsional : Derajat fungsional 2
(dua), yaitu pasien masih mampu
Diagnostik Holistik Awal melakukan aktivitas fisik namun ada sedikit
1. Aspek Personal hambatan dalam melakukan aktivitas
- Alasan kedatangan: keluhan terasa harian.
nyeri dan panas pada ulu hati yang
terkadang menjalar ke dada Rencana Intervensi
- Alasan kedatangan: Tengkuk pegal– Intervensi yang akan diberikan berupa
pegal, sakit kepala dan terkadang medika mentosa dan non medika mentosa
merasa kesemutan pada jari tangan terkait penyakit yang diderita pasien. Tujuan
dan kaki. dari intervensi untuk mengurangi keluhan dan
- Kekhawatiran: Pasien merasa khawatir mencegah komplikasi sehingga dapat
karena keluhan nyeri perut sering meningkatkan kualitas hidup pasien. Pada
kambuh-kambuhan. pasien dilakukan kunjungan sebanyak 3 kali.
- Kekhawatiran: Sakit dapat Pada kunjungan pertama dilakukan untuk
mengganggu aktivitas pasien dan kelengkapan data pasien. Kunjungan kedua
keluhan semakin memburuk untuk melakukan intervensi dan kunjungan
- Harapan: Pasien berharap dengan ketiga untuk mengevaluasi intervensi yang
berobat ke dokter keluhan tersebut telah dilakukan. Intervensi yang akan diberikan
dapat berkurang dan tidak kambuh- berupa media poster,media pretes dan post tes
kambuhan. serta buku catatan pribadi kesehatan harian
2. Aspek Klinik pasien berisi keluhan terkait gejala GERD dan
- Gastro-esophageal reflux disease (ICD hiperkolestrol dan pola makan pasien serta
X: K21.9) aktifitas pasien.
- ICPC
- Hypercholesterolemia Intervensi
- (ICD X: E78.00) Patient centered
3. Aspek Resiko Internal Non Farmakologi:
- Pasien memiliki pola makan yang 1. Memberikan informasi dan edukasi
kurang teratur dan suka makanan mengenai penyakit pasien hiperkolesterol,
pedas. seperti penyebab, faktor resiko,
- Jarang berolahraga dan aktivitas fisik pencegahan, makanan yang harus dihindari,
tergolong ringan (ICPC-2: Z.10) pengobatan dan komplikasi yang mungkin
- Pengetahuan yang kurang mengenai terjadi.
hiperkolestrolemia 2. Memberikan edukasi dan dukungan secara
4. Aspek Resiko Ekternal emosional kepada pasien agar merubah
- Kurangnya dukungan dan pengetahuan pola makan (mengurangi asupan lemak
keluarga mengenai penyakit, faktor jenuh, meningkatkan asupan serat dan
mengurangi asupan karbohidrat), rutin

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |70


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

berolahraga 3–5 kali dalam seminggu dada mulai berkurang karena telah
selama 30–60 menit dan teratur minum mengetahui tentang penyakit yang
obat. dideritanya. Nyeri pada tengkuk dan
3. Mendiskusikan dengan pasien bagaimana pusing pada pasien mulai berkurang.
cara paling nyaman bagi pasien untuk - Harapan: penyakitnya bisa sembuh dan
melakukan perubahan pola hidup. tidak kambuh-kambuhan.
4. Memberikan edukasi kepada pasien dan - Persepsi: pasien mengetahui faktor apa
keluarga mengenai penyakit GERD dan serta saja yang bisa memicu timbulnya
tatalaksananya melalui media poster keluhan pada penyakit GERD. Pasien
5. Memberikan edukasi tentang pilihan telah mengetahui bahwa keluhan sakit
makanan dengan media intervensi katalog kepala, kesemutan kaki dan tangan
makanan serta memotivasi pasien dan yang dideritanya berkaitan dengan
keluarga untuk edukasi dibagian gizi kadar kolesterol yang tinggi, keluhan
puskesmas mengenai makanan apa saja pasien dapat dikendalikan dan tidak
yang diperbolehkan,yang harus dihindari akan timbul kembali jika pasien dapat
oleh pasien GERD melakukan modifikasi gaya hidup,
Farmakologi patuh dalam pengobatan, dan rutin
- Simvastatin tablet, 1 x 10 mg per hari, berolahraga.
setiap setelah makan malam 2. Aspek Klinik:
- Vitamin B Kompleks tablet, 1 x 1 tab per - Gastro-esophageal reflux disease (ICD
hari (untuk membantu metabolisme tubuh X: K21.9)
serta meningkatkan imunitas tubuh). - ICPC
- Antasida syrup 3x1 - Hypercholesterolemia (ICD X: E78.00)
- Ranitidin 2x1 3. Aspek Resiko Internal
- Omeprazol 2x20 mg - Pengetahuan pasien tentang penyakit
GERD meningkat
Family Focus - Peningkatan pengetahuan pasien
1. Memberikan edukasi kepada keluarga terhadap penyakit yang diderita dan
pasien mengenai penyakit yang sedang gaya hidup yang tepat sesuai
dialami pasien agar timbul rasa kepedulian dengan penyakitnya (ICD-X Z55.9)
keluarga pasien terhadap penyakitnya. - Perilaku pengobatan bersifat kuratif
2. Melibatkan keluarga pasien dalam berkurang, mulai mengarah ke
menyusun perencanaan, pelaksanaan dan preventif (ICD-X Z76.8)
evaluasi terhadap perubahan pola hidup - Faktor diet pasien yang sudah
dan mengingatkan pasien untuk minum mengkonsumsi makanan tinggi lemak
obat. jenuh sudah berkurang
3. Memberikan motivasi kepada keluarga 4. Aspek Resiko Eksternal
mengenai perawatan yang Dukungan keluarga baik serta
memperhatikan kebutuhan dan harapan pengetahuan keluarga terkait penyakit
pasien. yang diderita pasien meningkat
4. Memberikan edukasi agar setiap anggota 5. Derajat Fungsional: 1 yaitu mampu untuk
keluarga melakukan deteksi dini dengan melakukan pekerjaan seperti sebelum
cara memeriksakan diri secara rutin ke sakit
fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia, meskipun tidak sedang sakit. Pembahasan
Masalah kesehatan yang dibahas pada
Diagnostik Holistik Akhir kasus ini adalah seorang wanita yang memiliki
1. Aspek Personal: keluhan panas dan nyeri pada ulu hatinya
- Kekhawatiran: pasien mengatakan menjalar ke dada. Keluhan disertai rasa mual.
bahwa tidak khawatir akan keluhan Muntah disangkal. Pasien terkadang juga
panas pada ulu hati yang menjalar ke mengeluh terasa asam dan pahit di mulutnya,

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |71


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

keluhan lain dirasakan seperti nyeri pada masih dapat melakukan aktivitas seperti
tengkuk pasien dan terasa pusing sejak 1 biasanya. Kolesterol yang berlebihan di dalam
minggu yang lalu bersamaan dengan panas darah, atau yang disebut juga
pada ulu hatinya. Saat pasien mengecek kadar hiperkolesterolemia,dapat membentuk plak
kolesterol didapatkan tinggi yaitu 278 g/dL pada dinding pembuluh darah sehingga
Sebenernya keluhan tersebut sudah dirasakan menyebabkan penyempitan lumen yang
pasien sekitar 1 bulan yang lalu akan tetapi dinamakan aterosklerosis. Keadaan ini akan
gejalanya sering hilang timbul. mengakibatkan terjadinya penyakit
Berdasarkan hasil anamnesis dan kardiovaskular.10
pemeriksaan fisik dapat diketahui bahwa Prevalensi hiperkolesterolemia di
pasien memiliki gejala yang berhubungan Indonesia menurut Survei Kesehatan Rumah
dengan gastroesofageal refluks (GERD) Tangga (SKRT) tahun 2004 pada kelompok usia
diantaranya gejala khas seperti heartburn (rasa 25–34 tahun adalah 9,3% dan meningkat
terbakar di dada yang kadang disertai rasa seiring betambahnya usia pada kelompok usia
nyeri dan pedih) serta gejala-gejala lain seperti 53–64 tahun sebesar 15,5%. Sedangkan
regurgitasi (rasa asam dan pahit di lidah), nyeri prevalensi hiperkolesterolemia di Indonesia
epigastrium, disfagia, dan odinofagia.8 berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebesar 1,5%
Pada pasien dapat ditegakkan pada laki-laki dan 2,2 pada perempuan.11
menggunakan score GERDQ didapatkan score Faktor risiko yang dapat menyebabkan
pada pasien yaitu 11 yang berarti pasien peningkatan kadar kolesterol dalam darah
menderita GERD. Standar baku untuk diagnosis bersifat multifaktorial, seperti umur, jenis
GERD dengan esofagitis erosif adalah dengan kelamin, aktivitas fisik, keturunan atau riwayat
menggunakan endoskopi SCBA dan ditemukan keluarga, berat badan dan konsumsi lemak
adanya mucosal break pada esofagus. jenuh yang berlebihan serta kurangnya asupan
Endoskopi pada pasien GERD terutama serat.12 Seseorang yang kurang mengkonsumsi
ditujukan pada individu dengan gejala alarm serat (<29 g/hari) mempunyai risiko 38% lebih
(disfagia progresif, odinofagia, penurunan tinggi untuk mengalami hiperkolesterolemia
berat badan yang tidak diketahui sebabnya, dan 43% mempunyai kadar LDL yang tinggi
anemia awitan baru, hematemesis dan/atau dibandng dengan yang mengkonsumsi serat
melena, riwayat keluarga dengan keganasan (>29 g/hari). Sifat fisiko kimia dari serat
lambung dan/atau esofagus, penggunaan mengubah jalur metabolisme kolesterol hati
OAINS kronik, dan usia lebih dari 40 tahun di dan metabolisme lipoprotein, yang
daerah prevalensi kanker lambung tinggi) dan mengakibatkan penurunan kolesterol LDL
yang tidak berespons terhadap terapi empirik plasma. 13
dengan PPI dua kali sehari. Pasien juga Pembinaan pada pasien ini dilakukan
mengatakan bahwa tidak rutin sarapan pagi dengan melakukan intervensi pada pasien
karena pasien tidak terbiasa. Berdasarkan beserta keluarganya sebanyak tiga kali
faktor resiko terjadinya GERD diantaranya kunjungan, yaitu identifikasi masalah awal
faktor yang ada faktor yang tidak dapat (kunjungan pertama), intervensi (kunjungan
dimodifikasi seperti usia, jenis kelamin atau kedua) dan evaluasi (kunjungan ketiga).
faktor genetik dan faktor yang dapat Kunjungan pertama dilakukan 24 Agutus 2021.
dimodifikasi yaitu gaya hidup, diet, berat badan Pada kunjungan keluarga pertama dilakukan
berlebih. Pada pasien dapat dilakukan pendekatan dan perkenalan dengan pasien
perubahan pola gaya hidup seperti makan serta menerangkan maksud dan tujuan
secara teratur.9 kedatangan, diikuti dengan anamnesis holistik
Pasien juga mengeluhkan tengkuk terasa yang mencakup baik masalah kesehatan
pegal dan memiliki kadar kolestrol yang tinggi maupun aspek sosial, ekonomi, psikologi
yang disebut hiperkolestrolemia. Sebenarnya pasien beserta keluarganya. Dari hasil
keluhan sudah sering dirasakan pasien sejak 1 kunjungan tersebut, sesuai konsep Mandala of
bulan yang lalu dan hilang timbul. Oleh karena Health, dari segi perilaku kesehatan pasien
itu hal tersebut terkadang mengganggu tetapi masih mengutamakan kuratif dibandingkan

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |72


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

preventif serta pengetahuan yang dimiliki kesehatan lainnya sedikitnya tiga kali dalam
mengenai penyakit yang diderita masih kurang. satu tahun. Hal tersebut sangat berguna bagi
Human biology, pasien merasakan pasien dan keluarganya, karena sebagai tolak
penyakit yang dideritanya menimbulkan ukur suatu terapi berhasil atau tidak untuk
keluhan yang mengganggu aktivitasnya. Dari nantinya dicarikan jalan keluar lainnya bila
keluhannya tersebut membawa pasien untuk tidak ada perubahan. Selain itu, anggota
berobat dan mengetahui bahwa penyebabnya keluarga pasien juga diberikan edukasi
adalah tingginya kandungan kolesterol dalam mengenai faktor risiko yang ada pada
darah pasien. keluarganya dan pentingnya melakukan deteksi
Personal behavior, kebiasaan pasien dini.14
yang sering makan makanan berlemak dan Setelah edukasi, dilakukan evaluasi pada
santan, jarang berolahraga dan pasien tidak pengetahuan pasien dan keluarga pasien.
terbiasa untuk meminum obat-obatan yang Terdapat peningkatan pengetahuan yang
diberikan dokter membuat kondisi fisik pasien dimiliki pasien Ny. S serta keluarga pasien
seperti ini. Namun, pasien mencoba mengenai penyakit GERD, penanganan
mengatasinya dengan membeli obat pereda penyakit GERD di rumah. Pasien juga sudah
nyeri yang dibeli sendiri di apotik. lebih memperhatikan pola makannya, pasien
Psychosocial environment, Dukungan dan keluarga juga telah menerapkan kebiasaan
keluarga akan peningkatan taraf kesehatan mencuci tangan sebelum menyentuh makanan
pasien juga masih kurang. Dalam hal keuangan dan menerapkan pola makan gizi seimbang.
keluarga pasien termasuk dalam golongan Hal ini diharapkan dapat membantu pasien dan
kelas menengah yang dapat memenuhi keluarga dalam menangani kejadian diare jika
kebutuhan primer, sekunder bahkan terkadang terulang kembali di keluarga pasien.15 Dalam
tersier. kunjungan kali ini juga tetap dilakukan motivasi
Kunjungan kedua dilaksanakan pada kepada pasien dan keluarganya. Hal ini
tanggal 7 September 2021 untuk melakukan dilakukan agar pasien dan keluarga senantiasa
intervensi terhadap pasien dengan tetap menerapkan gaya hidup sehat yang pada
menggunakan media presentasi berupa poster. akhirnya meningkatkan kualitas hidup pasien
Pada kunjungan kedua ini juga di lakukan dan anggota keluarga lainnya.
pemeriksaan tekanan darah terhadap pasien,
didapatkan tekanan darah sebesar 120/80 Simpulan
mmHg, frekuensi nadi: 89x/menit, frekuensi Terdapat peningkatan pengetahuan yang
nafas: 22 x/menit, suhu: 36,6oC, berat badan: dimiliki Ny. S dan keluarga mengenai penyakit
50 kg, tinggi badan: 155cm, IMT: 20,83 kg/m2. GERD, penanganan penyakit GERD di rumah,
Pasien dilakukan edukasi bertujuan dan pola makan gizi seimbang.
untuk memotivasi pasien beserta keluarganya
agar teratur memeriksakan kesehatan, bukan
hanya masalah kolesterol tetapi juga kondisi

Daftar Pustaka
1. Clarrett DM, Hachem C. Gastroesophageal 3. Tarigan,Ricky, dkk.Analisis Faktor Risiko
Reflux Disease (GERD). Mo Med. Gastroesofageal Refluks di RSUD Saiful
2018;115(3):214-218. Anwar Malang. Jurnal Penyakit
2. Savarino V, Marabotto E, Zentilin P, Dalam Indonesia. 2019; 6. 78.
Demarzo MG, de Bortoli N, Savarino E. 10.7454/jpdi.v6i2.306.
Pharmacological Management of Gastro- 4. Komazawa Y, Adachi K, Mihara T, et al.
Esophageal Reflux Disease: An Update of Tolerance to famotidine and ranitidine
the State-of-the-Art. Drug Des Devel Ther. treatment after 14 days of administration
2021;15:1609-1621 in healthy subjects without Helicobacter
(https://doi.org/10.2147/DDDT.S306371 pylori infection. J Gastroenterol Hepatol

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |73


Amelia Rizki Khalidah dan Aila Karyus | Penatalaksanaan Holistik Ny. S Usia 56 Tahun Dengan Gastroesofageal Reflux Disease Dan
Hiperkolestrolemia Melalui Pendekatan Dokter Keluarga di Wilayah Puskesmas Gedong Tataan

2003; 18(6):678–682. doi:10.1046/j.1440- Roczniki Paostwowego Zakładu Higieny.


1746.2003.03041.x 72. 10.32394/rpzh.2021.0145.
5. De Ruigh A, Roman S, Chen J, Pandolfi no 10. Kementerian Kesehatan Republik
JE, Kahrilas PJ. Gaviscon double action Indonesia. Laporan Nasional RISKESDAS.
liquid (antacid & alginate) is more Jakarta: Badan Penelitian dan
effective than antacid in controlling post- Pengembangan Kesehatan; 2018.
prandial oesophageal acid exposure in 11. Wirya LPAI. Pemberian Ekstrak Air Lidah
GERD patients: a double-blind crossover Buaya (Aloe vera L.) Memperbaiki Profil
study. Aliment Pharmacol Ther 2014; Lipid Darah Tikus Jantan Wistar dengan
40(5):531–537. doi:10.1111/apt.12857 Dislipidemia. Surakarta; 2012. Diunduh
6. Eslick GD, Talley NJ. Gastroesophageal dari
reflux disease (GERD): risk factors, and https://journals.ums.ac.id/index.php/bio
impact on quality of life-a population- medika/article/download/7662/4485
based study. J Clin Gastroenterol. 2009 12. Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Iain A.
Feb;43(2):111-7. 2002. Simpson: Lecture Notes Cardiology
doi:10.1097/MCG.0b013e31815ea27b. edisi 4. Jakarta: Erlangga Medical Series
PMID: 18838922. hlm. 107–150.
https://doi.org/10.1136/bmj.m3786 13. Fernandez ML. 2001. Soluble Fiber and
7. PERKI. Pedoman Tatalaksana Dislipidemia Non Disgestible Carbohydrate Effect on
Edisi 1. Jakarta: Centra Communications; Plasma Lipid and Cardiovascular Risk. Curr
2013. Opin Lipidol 12(1):35-40.
8. Martinez-Serna T, Tercero F, Jr., Filipi CJ, 14. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan dan
et al. Symptom priority ranking in the care Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
of gastroesophageal reflux: a review of 2012.
1,850 cases. Dig Dis 1999;17:219-24. 15. Ikatan Dokter Indonesia. Panduan praktisi
9. Taraszewska, Anna. 2021. Risk factors for klinis: Bagi dokter di fasilitas pelayanan
gastroesophageal reflux disease kesehatan primer. Jakarta: Ikatan Dokter
symptoms related to lifestyle and diet. Indonesia; 2017.

Medula | Volume 12 | Nomor 1 | April 2022 |74

Anda mungkin juga menyukai