Dokumen - Tips Op Amp 55c6134c43181
Dokumen - Tips Op Amp 55c6134c43181
0 Vout
R2
Vin 0
R1
(1)
(2)
(3)
R1
R2
(4)
Selanjutnya
Vin
V
out
R1
R2
Vout
R2
xVin
R1
Vout
R2
Vin
R1
(4)
Contoh soal
1. Sebuah penguat pembalik seperti pada gambar xxx memiliki hambatan R1
sebesar 100 dan R2 sebesar 1K. Penguat pembalik tersebut di beri
input sebesar 1000Volt. Hitung berapa besarnya penguat dan tegangan
output?
Jawab
A
R2
1K
10
R1
100
Vout
Vin
0,2Volt
100nVolt
A 2000
R 2 A ( R1) R 2 2000 ( 100)
R 2 200k
Penguat non inverting ini memiliki masukan yang dibuat melalui input noninverting. Dengan demikian tegangan keluaran rangkaian ini akan satu fasa
dengan tegangan inputnya. Untuk menganalisa rangkaian penguat op-amp non
inverting, caranya sama seperti menganalisa rangkaian inverting.
Rf
Rin
0
1
Rin 1
Dengan masukan non inverting, rangkaian ini memiliki impedansi masukan yang
amat tinggi serta impedansi keluaran yang amat rendah. Keuntungan ini menjadi
sangat ideal untuk penyangga.
Rf
Rin
0
1
Rin 1
Suku RF/RN (VN) dalam rumus di atas menyatakan bahwa dalam rangkaian
tersebut mungkin terdapat lebih dari dua masukan. Bila semua resistor luar sama
nilainya (RF = R, = R2 = ... = RN), keluaran dengan mudah dapat dihitung
sebagai penjumlahan aIjabar dari masingmasing tegangan masukan, atau
VOut = - (VI + V2 + - - - + VN)
Tabel tegangan masukan&eluaran menunjukkan hasil dari macam-macam
tegangan masukan. Ingatlah bahwa polaritas keluaran merupakan kebalikan dari
polaritas hasil penjumlahan aljabar.
Dalam rangkaian ini, bumi semu yang pernah dijelaskan sebelumnya merupakan
titik penjumlahan arus. Konsep titik penjumlahan dapat dipahami dengan
Penguat
penjumlah
tegangan:
(a)
diagram
skematik;
(b)
tabel
tegangan
masukan/keluaran.
Dengan kedua masukan positif, arus dari setiap resistor akan mengalir searah. Untuk
kasus dalam Gambar 2.14a, I1 = 0,1 mA dan I2 = 0,2 mA. Karena itu, kelu,aran harus
menuju -3 V supaya IF benilai 0,3 mA.
Bila sebuah Masukan positif dan sebuah lainnya negatif, seperti tampak dalam
Gambar 2.14b, maka sebuah arus masukan (0,3 mA) akan menuju titik penjumlahan
dan sebuah lainnya (0,2 mA) akan keluar dari titik penjumlahan. Karena jumlah arus
yang masuk harus sama dengan jumlah arus yang keluar dari titik itu, maka arus 0,1
mA harus keluar dari titik penjumlahan melalui RF. Tegangan keluaran harus menuju
+1 V untuk memberikan arus yang dibutuhkan.
Bila kedua masukan negatif, seperti iampak dalam Gambar 2.14c, maka kedua arus
masukan menuju titik penjumlahan (0,1 mA dan 0,2 mA). Arus yang mengalir lewat
RF harus sama dengan penjumlahan kedua arus ini (0,3 mA). jadi, sekali lagi
keluaran harus menuju +3 V untuk mewujudkannya.
Batas frekuensi yang dilalui oleh capasitor dalam rangkaian integrator adalah
input (v1 dan v2) adalah nol dan penguatan tegangannya sangat besar, maka
didapat persamaan pengisian kapasitor sebagai berikut :
menjadi
atau
sedangkan nilai frekuensi yang diakibatkan oleh RF dan C1 adalah sebagai berikut
:
Bila sinyal input melebihi frekuensi fa maka hasil output akan sama dengan hasil
input, alias fungsi rangkaian tersebut tidak lagi differensiator lagi tapi sebagai
pelewat biasa. Sedangkan untuk gambar 2.26 biasanya digunakan untuk rangkaian
aplikasi yang di integrasikan dengan rangkaian lain. Syarat perhitungan nilai nilai
R1, C1, RF, CF adalah sesuai dengan syarat sebagai berikut :
Gambar 2.27
Output dari rangkaian differensiator Op-amp dengan input sinyal dc
Gambar sinyal output untuk differensiator op-amp dari sinyal sinus dan segiempat
adalah seperti pada gambar 2.28.
Gambar 2.28
Sinyal output rangkaian differensiator Op-amp
Untuk menentukan nilai CF dan RF pada differensiator op-amp ini ditentukan dari
fa dan fb dengan hubungan sebagai berikut :
fb = 20 fa
Contoh soal :
Rancang differensiator op-amp dengan input bervariasi antara 10 Hz sampai
1KHz dengan Vin = 1 sin w t. Volt (peak to peak)
a. Tenrukan nilai nilai R1,C1, RF, dan CF
b. Tentukan bentuk sinyal vo
Penyelesaian :
a. Karena input berkisar 10 sampai 1 KHz, maka di ambil frekuensi tertingginya.
Jadi fa = 1 KHz
dan rumusnya :
dan ditentukan
C1 =0.1 m F , sehingga :
(disesuaikan nilai
tahanan yang ada).
, maka nilai
Selama
nilai
R1.C1
RF.CF
,maka
nilai
CF
adalah
Kita dapat bagi rangkaian diatas menjadi dua bagian pertama terdiri dari IC OPAMP OA1 dan IC OP-AMP OA2 dan bagian kedua terdiri dari IC OP-AMP OA3.
Sekarang kita akan membahas bagian kedua terlebih dahulu. Rangkaian bagian
kedua dapat di lihat pada Gambar xxx
eb-0=(R5+R7)Ib
Selanjutnya kita menggunakan dari sifat op yang lain yaitu bahwa masukan
inverting dan non inverting ada dalam keadaan hubung sikat virtual maka:
Vo=-IaR6+IbR7
Dari ketiga persamaan kita dapatkan:
Agar tegangan Vo sebanding dengan selisih tegangan isyarat masukan maka harus
dibuat agar:
Jadi
Persamaan menjadi
Seperti telah digunakan diatas jika digunakan R7=R6 dan R5=R2 kita peroleh
penguat diferensial. Dalam prakteknya tidak akan membuat hambatan sama
karena resistor tersebut mempunyai toleransi minimum 1%
Misalnya
Maka
akan tetapi
sehingga
sehingga
ea=eb=ecm maka
sehingga
Gambar xx terjadi penurunan dari segi CMRR disebabkan oleh bagian II saja. Ini
berarti bahwa dipandang dari segi CMRR hanya R2,R6,R5 dan R7 yang harus
mempunyai nilai presisi.
Penguatan dari seluruh rangkaian gambar xxx dapat diperoleh dengan
menggabungkan persamaan xx dan xx yaitu:
Suatu contoh rangkaian instrumentasi pada gambar xxx yang digunakan adalah
tipe CA3140 yaitu CMOS input op amp dengan Zin(CM)=1012, CMRR=90db,
unity gain bandwith 7,5 MHz dan PSRR = 90db.