Makalah Nefrolitiasis
Makalah Nefrolitiasis
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah kebutuhan dasar dan modal utama bagi setiap manusia
untuk hidup. Walaupun kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau
memiliki derajat kesehatan yang optimal, karena suatu penyakit. Penyakit atau
kelainan pada sistem perkemihan diantaranya adalah batu nefrolitiasis atau batu
ginjal.
Sistem perkemihan merupakan organ vital dalam melakukan ekskresi dan
melakukan eliminasi sisa-sisa hasil metabolisme tubuh. Aktivitas sistem
perkemihan dilakukan secara hati-hati untuk menjaga komposisi darah dalam
batas yang bisa diterima. Setiap adanya gangguan dari fisiologis di atas akan
memberikan dampak yang fatal. (Muttaqin, Arif & Kumala Sari. 2011 : 2)
Penyakit yang terjadi pada sistem perkemihan bervariasi, salah satunya yaitu
Nefrolitiasis. Nefrolitiasis adalah suatu keadaan terdapatnya batu dalam saluran
kemih baik dalam ginjal,ureter maupun buli-buli. Kondisi ini memberikan
gangguan pada sistem perkemihan dan memberikan masalah keperawatan pada
pasien.
Batu ginjal merupakan masalah kesehatan yang cukup signifikan, baik di
Indonesia maupun di dunia. Prevalensi penyakit ini diperkirakan 13% pada lakilaki dewasa dan 7% pada perempuan dewasa, dengan puncak usia dekade ketiga
dan keempat. Angka kejadian batu ginjal berdasarkan data yang dikumpulkan dari
rumah sakit di seluruh Indonesia tahun 2002 adalah sebesar 37.636 kasus baru,
dengan jumlah kunjungan sebesar 58.959 orang. Selain itu jumlah pasien yang
dirawat mencapai 19.018 orang, dengan mortalitas 378 orang. (Rully, M. Azharry.
S. 2010. 52)
Batu
ginjal
menyebabkan
obstruksi
pada
ginjal
sehingga
menjadi
avaskuler ischemia yang akhirnya dapat menyebabkan gagal ginjal serta akan
mengakibatkan ancaman kematian bagi penderita.
B. Tujuan Penulisan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah :
a. Memahami mengenai anatomi sistem perkemihan
b. Memahami mengenai fisiologi sistem perkemihan
c. Memahami mengenai konsep penyakit nefrolitiasis yang terdiri dari
pengertian,
etiologi,
tanda
gejala,
patofisiologi,
pemeriksaan
C. Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan makala ini, penulis membaginya dalam tiga bab yang
terdiri dari :
BAB I : PENDAHULUAN
Menjelaskan latar belakang masalah, tujuan penulisan, serta sistematika penulisan.
BAB II : TINJAUAN TEORITIS
Menguraikan konsep tentang anatomi fisiologi sistem perkemihan. Konsep dasar
tentang penyakit berupa pengertian, manifestasi klinis, etiologi, patofisiologi, ,
pemeriksaan diagnostic, manajemen medik secara umum dan komplikasi.
BAB III : PENUTUP
Mengemukakan kesimpulan dan saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
TINJAUAN TEORI
1. Ginjal
kembali
glukosa,
asam
amino,
dan
berbagai
ion
tubulus penghubung
communis,
a.testicularis/ovarica
serta
a.vesicalis
inferior.
Vesika urinaria atau kandung kemih adalah satu kantung berotot yang
dapat mengempis, terletak di belakang simfisis pubis. Kandung kemih
mempunyai tiga muara, yaitu dua muara ureter dan satu muara uretra.
Sebagian besar dinding kandung kemih tersusun dari otot polos yang di
sebut muskulus destrusor. Di dinding kandung kemih terdapat scratch
reseptor yang akan bekerja memberikan stimulus sensasi berkemih apabila
volume kandung kemih telah mencapai kurang lebih 150 cc.
4. Uretra
Uretra merupakan saluran yang membawa urine keluar dari vesica
urinaria menuju lingkungan luar.Terdapat beberapa perbedaan uretra pada
pria dan wanita. Uretra pada pria memiliki panjang sekitar 20 cm dan juga
berfungsi sebagai organ seksual (berhubungan dengan kelenjar prostat),
sedangkan uretra pada wanita panjangnya sekitar 3.5 cm. selain itu, Pria
memiliki dua otot sphincter yaitu m.sphincter interna (otot polos terusan
dari m.detrusor dan bersifat involunter) dan m.sphincter externa (di uretra
pars membranosa, bersifat volunter), sedangkan pada wanita hanya
memiliki m.sphincter externa (distal inferior dari kandun kemih dan
bersifat volunter).
Pars
prostatika
(3-4
cm),
merupakan
bagian
yang
10
Fungsi Eksresi
a. Mempertahankan osmolalitas plasma sekitar 285 m-osmol dengan
mengubah ubah eksresi air.
b. Mempertahankan kadar masing masing elektrolit plasma dalam
rentang normal.
c. Mempertahankan Ph plasma sekitar 7.4 dengan mengeluarkan H+ dan
membentuk kembali HCO3- .
d. Mengeksresikan produk akhir nitrogen dari metabolisme protein,
terutama urea, asam urat dan kreatinin.
1. Pembentukan Urine
Pembentukan urine adalah fungsi ginjal yang paling esensial dalam
mempertahankan homeostasis tubuh. Pembentukan urine berlangsung
dalam tiga tahap yaitu :
a. Filtrasi glomerulus
Tahap filtrasi terjadi di badan Malpighi yang di dalamnya terdapat
glomerulus yang dikelilingi sangat dekat oleh kapsula Bowman .
Proses filtrasi: Ketika darah yang mengandung air, garam, gula,
urea dan zat-zat lain serta sel-sel darah dan molekul protein masuk
11
12
C. Nefrolitiasis
1. Pengertian
13
2. Etiologi
Batu terbentuk dari traktus urinarius ketika konsentrasi subtansi tertentu
seperti kalsium oksalat, kalsium fosfat, dan asam urat meningkat. Batu juga
dapat terbentuk ketika terdapat defisiensi subtansi tertentu, seperti sitrat yang
secara normal mencegah kristalisasi dalam urine. Kondisi lain yang
mempengaruhi laju pembentukan batu mencakup pH urin dan status cairan
pasien (batu cenderung terjadi pada pasien dehidrasi).
Penyebab terbentuknya batu digolongkan dalma 2 faktor :
a. Factor endogen :
Hyperkalsemia
Hyperkasiuria
Ph urin
b. Factor eksogen :
Air minum
Kurang minum atau kurang mengkonsumsi air mengakibatkan
terjadinya pengendapan kalsium dalam pelvis renal akibat ketidak
seimbangan cairan yang masuk
Suhu
Tempar yang bersuhu panas menyebabkan banyaknya pengeluaran
keringat,yang akan mempermudah pengurangan produksi urin dan
mempermudah terbentuknya batu.
Makanan
Kurangnya
mengkonsumsi
protein
dapat
menjadi
factor
terbentuknya batu
Dehidrasi
Kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh juga ikut membantu
proses pembentukan urin.
3. Patofisiologi
14
15
16
17
d. Urgency
e. Nyeri pinggang menjalar ke daerah pingggul, bersifat terus menerus
pada daerah pinggang.
f. Kolik ginjal yang terjadi tiba-tiba dan menghilang secara perlahanlahan.
g. Rasa nyeri pada daerah pinggang, menjalar ke perut tengah bawah,
selanjutnya ke arah penis atau vulva.
h. Anorexia, muntah dan perut kembung
i. Hasil pemeriksaan laboratorium, dinyatakan urine tidak ditemukan
adanya batu leukosit meningkat.
6. Komplikasi
Menurut guyton, 1993 komplikasi dari nefrolitiasis adalah :
a. Gagal ginjal
Terjadinya karena kerusakan neuron yang lebih lanjut dan pembuluh
darah yang disebut kompresi batu pada membrane ginjal oleh karena
suplai oksigen terhambat. Hal in menyebabkan iskemis ginjal dan jika
dibiarkan menyebabkan gagal ginjal
b. Infeksi
Dalam aliran urin yang statis merupakan tempat yang baik untuk
perkembangbiakan microorganisme. Sehingga akan menyebabkan
infeksi pada peritoneal.
c. Hidronefrosis
Oleh karena aliran urin terhambat menyebabkan urin tertahan dan
menumpuk diginjal dan lam-kelamaan ginjal akan membesar karena
penumpukan urin
d. Avaskuler ischemia
Terjadi karena aliran darah ke dalam jaringan berkurang sehingga
terjadi kematian jaringan.
7. Pemeriksaan Diagnostik
18
a. Pemeriksaan Urin
Biakan urin
b. Pemeriksaan darah
Hb turun
Leukositosis
Urium krestinin
c. Pemeriksaan Radiologist
Foto Polos perut / BNO (Bladder Neck Obstruction) dan Pemeriksaan
rontgen saluran kemih / IVP (Intranenous Pyelogram) untuk melihat
lokasi batu dan besar batu
d. CT helikal tanpa kontras
CT helical tanpa kontras adalah teknik pencitraan yang dianjurkan
pada pasien yang diduga menderita nefrolitiasis. Teknik tersebut
memiliki beberapa keuntungan dibandingkan teknik pencitraan
lainnya, antara lain: tidak memerlukan material radiokontras; dapat
memperlihatkan bagian distal ureter; dapat mendeteksi batu radiolusen
(seperti batu asam urat), batu radio-opaque, dan batu kecil sebesar 1-2
mm; dan dapat mendeteksi hidronefrosis dan kelainan ginjal dan intraabdomen selain batu yang dapat menyebabkan timbulnya gejala pada
pasien. Pada penelitian yang dilakukan terhadap 100 pasien yang
datang ke UGD dengan nyeri pinggang, CT helikal memiliki
sensitivitas 98%, spesifisitas 100%, dan nilai prediktif negatif 97%
untuk diagnosis batu ureter.
c. USG abdomen
Ultrasonografi memiliki kelebihan karena tidak menggunakan radiasi,
tetapi teknik ini kurang sensitif dalam mendeteksi batu dan hanya bisa
memperlihatkan ginjal dan ureter proksimal. Penelitian retrospektif
19
8. Penatalaksanaan Medis
Sjamsuhidrajat (2004) menjelaskan penatalaksanaan pada nefrolitiasis
terdiri dari :
a. Obat diuretik thiazid(misalnya trichlormetazid) akan mengurangi
pembentukan batu yang baru.
b. Dianjurkan untuk minum banyak air putih (8-10 gelas/hari).
c. Diet rendah kalsium dan mengkonsumsi natrium selulosa fosfat.
d. Untuk meningkatkan kadar sitrat (zat penghambat pembentukan batu
kalsium) di dalam air kemih, diberikan kalium sitrat.
e. Kadar oksalat yang tinggi dalam air kemih, yang menyokong
terbentuknya batu kalsium, merupakan akibat dari mengkonsumsi
makanan yang kaya oksalat (misalnya bayam, coklat, kacangkacangan, merica dan teh). Oleh karena itu sebaiknya asupan makanan
tersebut dikurangi.
f. Kadang batu kalsium terbentuk akibat penyakit lain, seperti
hiperparatiroidisme, sarkoidosis, keracunan vitamin D, asidosis
tubulus renalis atau kanker. Pada kasus ini sebaiknya dilakukan
pengobatan terhadap penyakit-penyakit tersebut. Batu asam urat.
g. Dianjurkan untuk mengurangi asupan daging, ikan dan unggas, karena
makanan tersebut menyebabkan meningkatnya kadar asam urat di
dalam air kemih.
h. Untuk mengurangi pembentukan asam urat bisa diberikan allopurinol.
i. Batu asam urat terbentuk jika keasaman air kemih bertambah, karena
itu untuk menciptakan suasana air kemih yang alkalis (basa), bisa
diberikan kalium sitrat.
j. Dianjurkan untuk banyak minum air putih.
20
Nephrolithotomy).
PCNL
merupakan
tindakan
21
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
22
DAFTAR PUSTAKA
Sjamsuhidajat, R % Jong Wim De. 1998. Buku ajar bedah. Jakarta : EGC
23