Anda di halaman 1dari 16

PENENTUAN KADAR AMONIAK

1. Pendahuluan

Senyawa amoniak dalam air laut:

hasil reduksi senyawa nitrat (NO3-) atau


senyawa nitrit (NO2-) oleh mikroorganisme.
hasil ekskresi fitoplankton terutama pada saat
timbulnya ledakan populasi fitoplankton
hasil degradasi zat organik sep: protein, dll.

Dalam air laut yang masih alami:


kadar amoniak sangat rendah: < 0,2 g NH3 /L.
Dalam air laut: NH4+ & NH3
kesetimbangan

Senyawa NH4+ tidak beracun, NH3 bersifat racun bagi


organisme perairan.
Kesetimbangan asam basa sangat dipengaruhi oleh pH.
Dalam air yang bersifat sedikit basa, pH>7: NH3>NH4+
NH3 lebih beracun dalam air laut dp dlm air tawar.
Kadar NH3 dalam air laut sangat bervariasi dan dapat
berubah dengan cepat.

Distribusi vertikal kadar NH3 semakin tinggi sejalan dengan


pertambahan kedalaman laut dan dengan semakin rendahnya
oksigen.
Distribusi horizontal kadar amoniak semakin tinggi menuju ke
arah perairan pantai atau muara sungai.

Peningkatan kadar NH3 di laut berkaitan dngan masuknya


bahan organik yang mudah urai (mengndung N or tidak)
Penguraian bahan organik yang mengandung N: NO3-,NO2NH3.
Metode pengukuran kadar NH3: metode spektrofotometri

2. Prinsip metode:
(Berthelot, 1859): Pembentukan senyawa biru indofenol
Dalam suasana basa (pH = 8-11,5), NH3 bereaksi dengan
Na hipoklorit
senyawa monokloramin (quinon
kloramin).
Pada pH yang lebih tinggi:
oksidasi NH3
NO2- : tidak sempurna.
Senyawa monokloramin yang terbentuk ~ banyaknya
NH3 dalam air contoh.
Dengan adanya senyawa fenol dan hipoklorit berlebih
senyawa indofenol yang berwarna biru
cukup lama.

Mempercepat reaksi: tambah katalisator ion nitroprusida


(Na nitroprusida) (Sagi, 1966)
Senyawa biru indofenol mengabsorbsi cahaya
(maks = 630 nm).
Berdasarkan hk. Lambert-Beer:
Absorbansi zat kimia berbanding lurus dengan kadar.
Dengan mengukur absorbansi dari larutan contoh serta
membandingkannya dengan absorbansi larutan standar
kadar NH3 dalam contoh dapat dihitung.

3. Sumber-sumber kesalahan dan cara mengatasinya.


Senyawa NH3 dlm air laut: kesetimbangan NH4+

NH3

dipengaruhi oleh pH.


NH3: bersifat gas yang larut dalam air contoh
kestabilan
kadar NH3 sangat dipengaruhi oleh suhu.
Air laut mengandung Ca dan Mg yang sangat tinggi.
pH = 9-12: terhidrolisis
mengganggu analisis spektro
Beberapa jenis fitoplankton laut: memproduksi NH3 pada saat
terjadinya blooming (peledakan populasi).
Senyawa amonia (NH4Cl, NH4OH): zat pereaksi.
Pemakaian: menghasilkan gas amoniak
mengkontaminasi
contoh air di laboratorium.
Pengambilan, pengawetan & analisis di lab: Sumber utama
kesalahan analisis NH3 dengan metode spketrofotometri

3.1. Pengambilan dan pengawetan contoh air


3.1.1. Pengisian tempat contoh air
A. Sumber kesalahan
NH3: gas. Suhu udara > suhu air laut.
NH3 keluar dari air: Kenaikan suhu air dan goncangan
selama transportasi.
Kadar NH3 yang diperoleh < kadar yang sebenarnya.
B. Cara mengatasi kesalahan
begitu smpai diatas kapal contoh air segra dipindahkan
dari Nansen atau van Dorn ke botol tempat contoh.
Pengisian botol tempat contoh: sampai penuh.

3.1.2 Pengawetan contoh air


A. Sumber kesalahan
1. NH3: gas yang larut dalam air laut. Kelarutan gas
semakin rendah dengan kenaikan suhu. Suhu udara >
suhu air
NH3 keluar dari air
hasil analisis <
kadar NH3 sebenarnya.
2. NO2- dapat mengalami reduksi
NH3 oleh mo
(protolytic bacteria).
Kadar NH3 naik dalam air
contoh
O2 berkurang dan NO3- direduksi
NO2NO2- direduksi

NH3

B. Cara mengatasi kesalahan


1. Contoh air secepat mungkin dianalisis
2. Bila analisis tidak dapat dilakukan secepatnya, maka:
a. Contoh air didinginkan pada suhu 4C. Setelah sampai
di laboratorium, contoh segera dibekukan pada suhu
-20C dalam freezer.
b. Bila tidak dibekukan, tambahkan 2mL larutan
fenol/50mL contoh air, lalu dinginkan dalam ice box
atau refrigerator.
Catatan: fenol dapat diganti dengan 0,8mL H2SO4/L air
contoh. Namun harus dinetralkan dulu dengan NaOH
pada saat analisis akan dilakukan.

3.1.3. Gangguan fitoplankton dan zat padat tersuspensi


A. Sumber kesalahan
Pada saat blooming: beberapa jenis fitoplankton laut
juga dapat mengeksresikan NH3.
Adanya fitoplankton dan zat padat tersuspensi akan
meningkatkan nilai Absorbansi pada saat diukur
dengan spektrofotometer.
kadar NH3 > sebenarnya
B. Cara mengatasi kesalahan
setelah diambil, contoh air segera disaring: 0,45 m.
Catatan: kertas saring harus dicuci dulu dengan air suling
bebas amoniak kemudian dengan air contoh.

3.2 Gangguan selama analisis di laboratorium


3.2.1 Kontaminasi dari laboratorium
A. Sumber kesalahan
NH3: gas. Di laboratorium senyawa NH4OH sering
digunakan untuk membuat berbagai jenis pereaksi.
NH4OH: basa lemah
mudah menjadi NH3 & H2O.
terbentuknya NH3: mengkontaminasi contoh air.
B. Cara mengatasi kesalahan
1. Selama analisis NH3, pemakaian NH4OH ditiadakan
2. Analisis NH3 dilakukan dalam ruangan bersih.

3.2.2 Kontaminasi dari peralatan gelas


A. Sumber kesalahan
Peralatan gelas or plastik di lab sering terkontaminasi
NH3 yang berasal dari ruang laboratorium. Peralatan
bekas tempat pereaksi NH4+ yang tidak dicuci bersih
dengan asam
sumber kontaminasi.
B. Cara mengatasi kesalahan
1. Peralatan gelas atau plastik diberi tanda khusus yang
menunjukkan bahwa peralatan tsb hanya boleh dipakai
untuk analisis NH3.
2. Semua peralatan dicuci dengan HCl, lalu dibilas 3 x
dengan air suling bebas NH3.

3.3 Gangguan zat padat terlarut (Ca, Mg)


A. Sumber kesalahan
Senyawa monokloramin hasil reaksi NH3 dengan
hipoklorit terbentuk dalam suasana basa (pH=8-11,5).
Pada pH > 9,6: Ca dan Mg mengalami hidrolisis
membentuk endapan hidroksida, Ca(OH)2 & Mg(OH)2
hasil analisis > kadar yang sebenarnya.
B. Cara mengatasi kesalahan
Endapan Ca(OH)2 & Mg(OH)2 dapat dicegah dengan
menambahkan Natrium sitrat. Bila masih terbentuk
endapan, tambahkan lagi Na sitrat sampai tidak
terbentuk endapan.

4. Proses analisis
4.1. Contoh air
1.
2.
3.

Ambil contoh air dengan Nansen atau van Dorn.


Saring contoh air laut dengan kertas saring 0,45 m.
Ambil 100 mL contoh air laut tsb dan masukkan dalam tabung
gelas.
4. Tambahkan 0,5 mL larutan pereaksi A.
5. Kocok dengan hati-hati.
6. Tambahkan 0,5 mL larutan pereaksi B.
7. Kocok kembali dengan hati-hati.
8. Tutup tabung gelas dengan parafilm.
9. Simpan di tempat gelap selama 24 jam.
10. Ukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer uvvis pada 630 nm.

Larutan pereaksi A: larutkan 1,5 g fenol, dan 0,02 g


Na2Fe(CN)5NO.2H2O, dinatrium nitroprusida dihidrat
dalam 50mL air suling-bebas amoniak. Simpan dalam botol
gelas warna gelap dan masukkan dalam refrigerator.
Larutan pereaksi B: larutkan 20 g kristal natrium sitrat,
C6H5Na3O7.2H2O dan 1,1 g NaOH dalam 40 mL air suling
bebas NH3. Setelah larut, tambahkan 1,5 mL Na hipoklorit,
NaClO. Encerkan 50mL dengan air suling bebas NH3.

4.2 Blanko lapangan


Lakukan tahap 3-10 untuk alrutan blanko lapangan
4.3 Perhitungan
Buat kurva kalibrasi dari larutan standar (garis lurus, r > 0,95).
Masukkan absorbansi contoh air dan larutan blanko lapangan.
Kadar amoniak dapat diketahui.
4.4 Jaminan dan pengendalian mutu
1. Gunakan alat gelas khusus untuk analisis amoniak
2. Cuci semua peralatan dengan HCl, bilas dengan air suling-bebas
amoniak
3. Gunakan air suling bebas amoniak untuk pembuatan semua
pereaksi
4. Kalibrasi spektrofotometer dengan larutan standar (r > 0,95)
5. Kadar NH3 dalam larutan blanko lap < batas deteksi alat

Anda mungkin juga menyukai