Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Disusun oleh:
RAHMADHANI DWI PUTRI
09/295538/PTK/06634
I. TUJUAN PERCOBAAN
Praktikan mampu menguji kadar amonia dalam air atau air limbah dengan metode nessler
secara spektrofotometri.
Dalam memilih metode untuk penentuan amonia harus diperhatikan konsentrasi dan
kehadiran interfensi. Pada umumnya, panduan penentuan amonia secara langsung untuk amonia
pada konsentrasi rendah diterapkan pada air minum, air permukaan yang bersih dan effluent air
limbah yang telah dinitrifikasi dengan kualitas baik. Untuk konsentrasi amonia yang tinggi,
sering digunakan metode titrasi yang didahului dengan titrasi.
Metode metode yang sering digunakan untuk penentuan amonia, yaitu metode
nesslerisasi dan phenate. Kedua metode ini lebih sesuai untuk konsentrasi amonia yang rendah.
Metode elektroda selektif amonia juga dapat digunakan baik dengan atau tanpa distilasi
pendahuluan untuk range ini. Selain itu, dapat dipakai pula metode phenate dalam versi yang
diotomatiskan.
Metode nessler dapat digunakan untuk menentukan amonia dengan konsentrasi rendah.
Metode ini sensitif sampai konsentrasi 20 g NH3-N/L di bawah kondisi optimum dan mungkin
sampai 5 mg NH3-N/L. Turbidity, warna dan substansi yang dapat diendapkan oleh adanya ion
hidroksil, seperti magnesium dan kalsium dapat mengganggu dan dihilangkan dengan distilasi
pendahuluan atau dengan pengendapan menggunakan seng sulfat dan alkali.
Metode phenate memiliki sensitivitas 10 g NH3-N/L dan berguna sampai 500 g NH3N/L. Distilasi pendahuluan diperlukan jika alkalinitas lebih dari 500 mg CaCO3/L, jika warna
atau turbiditas ada atau jika sampel telah diawetkan dengan asam.
Prosedur distilasi dan titrasi dipakai khususnya untuk konsentrasi NH3-N lebih dari 5
mg/L. Distilasi dalam absorben asam sulfat (H2SO4) disarankan untuk metode phenate jika
interfensi terlihat. Asam borat harus digunakan sebagai absorben jika distilat akan dinessler atau
dititrasi.
Spektrofotometri UV-Vis
Kuvet
Labu takar 50 ml
Pipet tetes
Pro pipet
l. Ukur nilai absorbansi masing masing larutan dengan alat spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 430 nm. Lakukan kalibrasi zero dengan larutan blanko yang
dibuat.
m. Catat hasil pengukuran dalam lembar kerja dan lakukan perhitungan kadar amonia
dalam sampel.
Larutan (ml)
0 (blanko)
1
2
5
10
Sampel 1
Sampel 2
Absorban
0,000
0,037
0,088
0,210
0,343
0,193
0,192
Dari data tersebut dapat dihitung konsentrasi larutan standar dengan menggunakan rumus
pengenceran.
V1 . N1 = V2 . N2
a. Larutan standar 1 ml
N2 = V1 . N1
V2
N2 = 1 ml . 10 mg/L
50 ml
N2 = 0,2 mg/L
b. Larutan standar 2 ml
N2 = 2 ml . 10 mg/L
50 ml
N2 = 0,4 mg/L
c. Larutan standar 5 ml
N2 = 5 ml . 10 mg/L
50 ml
N2 = 1,0 mg/L
d. Larutan standar 10 ml
N2 = 10 ml . 10 mg/L
50 ml
N2 = 2,0 mg/L
Hasil perhitungan di atas dapat digambarkan melalui grafik hubungan absorban vs konsentrasi
berikut:
y = 0.172x + 0.011
R = 0.985
0.35
Absorban
0.3
0.25
0.2
0.15
0.1
0.05
0
0
0.5
1.5
2.5
Konsentrasi (mg/L)
Persamaan regresi dari grafik di atas adalah y = 0,172x + 0,011 dengan R = 0,985. Berdasarkan
persamaan regresi ini, dapat dihitung konsentrasi kedua sampel.
a. Sampel 1
Konsentrasi (x) = 0,193 0,011 x 10
0,172
= 10,58 mg/L NH3-N
Konversi satuan sampel:
= Mr NH3 x Konsentrasi sampel
Mr N
= 17 g/mol x 10,58 mg/L
14 g/mol
= 12,85 mg/L NH3
b. Sampel 2
Konsentrasi (x) = 0,192 0,011 x 10
0,172
= 10,52 mg/L NH3-N
Konversi satuan sampel:
= Mr NH3 x Konsentrasi sampel
Mr N
= 17 g/mol x 10,52 mg/L
14 g/mol
= 12,77 mg/L NH3
4.2 Pembahasan
Metode nessler dapat digunakan untuk menentukan amonia dengan konsentrasi rendah.
Turbidity, warna dan substansi yang bisa diendapkan oleh adanya ion hidroksil, seperti
magnesium dan kalsium dapat mengganggu dan dihilangkan dengan distilasi pendahuluan atau
dengan pengendapan menggunakan seng sulfat dan alkali.
Penentuan kadar amonia ini dilakukan dengan menggunakan larutan standar amonia dan
larutan sampel dalam jumlah tertentu kemudian ditambah aquades sebagai pelarut dan ZnSO4
sebagai pengendap. Setelah itu pada masing masing larutan ditambah reagen nessler B yang
berfungsi sebagai indikator keberadaan amonia dalam larutan. Selanjutnya dilakukan
penambahan reagen nessler A sebagai pemberi warna pada larutan standar maupun sampel.
Alat yang dipakai untuk mengukur absorban larutan standar dan sampel adalah
spektrofotometer UV-Vis, karena panjang gelombang yang digunakan adalah 430 nm. Panjang
gelombang ini termasuk dalam kisaran panjang gelombang sinar UV, yaitu 300 750 nm. Syarat
untuk menggunakan spektrofotometer UV-Vis adalah larutan yang diukur absorbannya harus
berwarna. Oleh karena itu, larutan standar dan sampel harus dijadikan berwarna dengan
menambahkan reagen nessler A. Penambahan reagen ini mengakibatkan perubahan warna
larutan dari bening menjadi kuning. Intensitas warna kuning ini meningkat seiring dengan
meningkatnya jumlah larutan standar dan sampel yang digunakan.
Konsentrasi larutan standar dapat dihitung dengan menggunakan rumus pengenceran.
Nilai konsentrasi larutan standar 1 ml, 2 ml, 5 ml, dan 10 ml berturut turut adalah 0,2 N ; 0,4 N
; 1 N ; 2 N. Konsentrasi amonia yang terkandung dalam sampel dapat ditentukan dengan cara
memasukkan (mengintrapolasikan) nilai absorban sampel ke dalam kurva standar dengan
menggunakan persamaan garisnya. Akan tetapi konsentrasi ini masih berada dalam bentuk mg/L
NH3-N, sehingga hasil yang didapat harus dikonversi menjadi mg/L NH3. Konsentrasi larutan
sampel setelah dikonversi adalah 12,85 mg/L NH3 dan 12,77 mg/L NH3, sehingga konsentrasi
rata rata sampel adalah 12,81 mg/L. Kedua nilai ini memberikan hasil yang tidak jauh berbeda.
Ini menunjukkan bahwa percobaan cukup berhasil.
V. KESIMPULAN
1. Penentuan amonia dapat dilakukan dengan berbagai metode. Pada percobaan ini
digunakan metode nesslerisasi karena metode ini dapat diterapkan pada konsentrasi yang
rendah.
2. Konsentrasi amonia dalam larutan standar dan sampel diukur dengan menggunakan
spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 430 nm.
3. Absorban dari masing masing larutan sampel serta larutan standar 1 ml, 2 ml, 5 ml, dan
10 ml berturut turut adalah 0,193 ; 0,192 ; 0,037 ; 0,088 ; 0,210 ; dan 0,343.
4. Konsentrasi larutan sampel setelah dikonversi adalah 1,281 mg/L NH3.
DAFTAR PUSTAKA
ATSDR. 2004. Toxic FAQ Sheet for Ammonia published by the Agency for Toxic Substances
and Disease Registry.
Boes, Evita. 2009. Metode Ion Kromatografi untuk Analisis Ammonium dan Nitrat pada Uji
Profisiensi Air Limbah. MAKARA. Sains. Vol 14. No 1. Pp 9 15.
DOT. Hazardous Materials (HM) Safety Permits from the website of the United States
Department of Transportation.
Mary, Ann H Franson. 1998. Standard Methods For The Examination of Wasewater. 20 th
Edition American Public Health Association. 4110-4110B. 4500-NH3 A-G. 4500-NO3
A-G.
www.id.wikipedia-org/wiki