Anda di halaman 1dari 6

PT PLN (Persero)

Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Distribusi

BAB V
KEGAGALAN KOORDINASI RELAI PROTEKSI DISTRIBUSI
ANTARA OCR DI OUTGOING FEEDER DAN FUSE DI JARINGAN

V.1. PENDAHULUAN
Pada sistem di PLN, ada jaringan distribusi 20 kV dipasok dari Gardu Induk 150
kV/20 kV.dan ada yang lain dipasok dari PLTD. Tiap penyulang di Gardu Induk
atau di PLTD telah disiapkan Over Current (O.C) dan Ground Fault (G.F) Relay
yang berfungsi sebagai pengaman jaringan dari gangguan hubung singkat dan
gangguan tanah.
Di lapangan, jaringan distribusi 20 kV bisa ditarik panjang melampaui batas
ketentuan teknis (20 km) dan bercabang-cabang, baik melalui Gardu Hubung
(G.H) atau dengan menggunakan Fuse di tiang distribusi. Pada umumnya di
percabangan digunakan Fuse (istilah yang biasa dikenal di lingkungan distribusi
dengan Fuse Cut Out).
Karena panjangnya jaring percabangan, kemungkinan terjadinya gangguan di
salah satu percabangan menjadi lebih besar. Dengan adanya Fuse ini,
diharapkan salah satu cabang jaringan yang mengalami gangguan hubung
singkat saja yang mengalami pemadaman, sehingga saluran utama distribusi 20
kV dan percabangan lainnya tetap teraliri listrik.
Tetapi dalam praktek di lapangan, sering terjadi relai pengaman di Gardu Induk
(OCR) yang bekerja, walaupun Fuse di jaringan juga putus, sehingga seluruh
beban yang terdapat di Penyulang itu mengalami pemadaman. Pada kondisi ini
terkesan koordinasi antara Fuse di Jaringan dan Relai proteksi di Gardu Induk
tidak betul
Dalam kesempatan ini, secara sederhana berikut dicoba menelaah penyebab
terjadinya pemadaman yang luas yang tidak semestinya.
V.2. JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PLN DAN PENGAMANANNYA.
Tegangan operasi penyaluran yang efektif yang pernah diperoleh secara praktis
adalah 1 kV/km, dimana tegangan jatuh di jaringan yang masih didalam toleransi
untuk batasan beban tertentu. Jaringan distribusi 20 kV PLN umumnya radial
tetapi terdapat banyak cabangnya sesuai kebutuhan Distribusi. Adakalanya
ditengah jaringan terdapat Gardu Hubung yang juga dilengkapi dengan proteksi
OCR dan GFR atau bila dianggap mahal, pengaman yang disiapkan hanya
dengan Fuse.
Jalur yang dilalui oleh jaringan distribusi 20 kV bukanlah milik PLN, tetapi bisa
milik Pemda, atau milik penduduk. sehingga pemeliharaan jaringan ini sering
mengalami kendala/ hambatan, misalnya pemangkasan dahan atau ranting
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai-nilai perusahaan

80

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Distribusi

pohon yang menyentuh jaringan sering tidak diizinkan oleh penduduk yang
memiliki tanaman tersebut.
Dengan demikian makin besarlah kemungkinan terjadinya gangguan di jaringan
20 kV. Pengaman yang diharapkan untuk memisahkan bagian yang terganggu di
cabang-cabang jaringan adalah OCR atau GFR di Gardu Hubung atau Fuse
yang terpasang di tiap percabangan itu.
Namun sering terdengan atau dilaporkan pengamanan jaringan distribusi ini tidak
selektif memisahkan bagian yang terganggu karena tetap saja terjadi pemutusan
di Gardu Induk (pangkal penyulang), padahal sudah dilakukan perhitungan
koordinasi, dimana diatas kertas sudah dapat dievaluasi selektif.
V.3. PERMASALAHAN
Kejadian trip OCR di Gardu Induk/PLTD yang tidak semestinya akibat gangguan
hubung singkat di salah satu cabang jaring distribusi 20 kV cukup sering
terdengar/ dilaporkan dimana pemadaman akibat kejadian ini lebih luas dari yang
semestinya.
Pemadaman yang luas tidaklah diinginkan, mengingat kesempatan penyaluran
kwh menjadi berkurang dan berusaha untuk dikurangi kemungkinannya.
Indikasi peralatan yang bekerja adalah OCR atau GFR di pangkal Penyulang di
Gardu Induk dan Fuse di jaringan. Sehingga terkesan bahwa koordinasi
pengaman jaringan tidak selektif, padahal sudah dilakukan perhtungan setelan
OCR/GFR dan memilih rating fuse yang sesuai serta diatas kertas sudah
dievaluasi selektif.
Informasi dari lapangan diketahui bahwa fuse yang terpasang adalah fuse yang
tidak berisi pasir peredam arc. Rata-rata fuse yang terpasang memang tidak
berisi pasir peredam arc. Diantara fuse yang terpasang, ada yang berisi pasir
peredam arc sejak awalnya, masalah ketidak selektifan akibat gangguan hubung
singkat di percabangan tidak terjadi, tetapi setelah penggantian fuse masalah ini
baru muncul.
Fuse yang dipakai di instalasi 20 kV biasa panjangnya berkisar antara 20 s/d 25
cm. Fuse yang putus/ lebur karena arus listrik selalu terbentuk api arc mulai dari
titik yang lebur kemudian dengan cepat sekali menjalar sampai ke ujung-ujung
terminalnya. Pasir peredam arc yang ada di dalam tabung fuse berfungsi
memadamkan api arc yang selanjutnya memutuskan arus yang mengalir di
antara terminal fuse itu.
Kalau arus yang mengalir itu adalah arus gangguan hubung singkat, maka titik
gangguan di percabangan jaringan distribusi dapat dipisahkan dengan baik oleh
fuse dari jaringan utamanya yang masih sehat, sehingga pemadaman hanya
terjadi di dipercabangan yang terganggu saja.

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai-nilai perusahaan

81

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Distribusi

Tetapi bila pasir peredam arc itu tidak ada, artinya hanya berisi udara, maka api
arc akan terus bertahan didalam tabung diantara terminal fuse, sampai jaringan
utama distribusi (penyulang) dibebaskan dari tegangan di Gardu Induk.
KONSTRUKSI FUSE CUT OUT

Gambar V 1: Rumah pelebur & Tabung pelebur

Gambar V.2 : lead konduktor , tabung pertinaks & elemen pelebur

CARA KERJA
Konstruksi FCO seperti terlihat gambar V.1 & V.2 diatas, saat terjadi hubung
singkat elemen pelebur putus, karena arusnya besar putusnya elemen pelebur
akan menimbulkan tekanan dan ada ledakan, tekanan dan ledakan ini di redam
oleh tabung pertinaks.
Karena elemen putus maka per yang terdapat pada rumah pelebur turun, yang
menurun kan lead konduktor, saat lead conductor turun dengan tegangan yang
besar (20.000 volt), ada beda tegangan dengan tahanan udara dalam tabung
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai-nilai perusahaan

82

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Distribusi

pelebur, hal ini menimbulkan lompatan electron antara penghantar yang dialiri
arus dengan penghantar yang tidak dialiri arus, karena itu terjadi arcing dalam
tabung pelebur.
Penjelasan lebih lanjut dapat dilihat dibawah ini.
KONSTRUKSI FUSE

Terminal

Tabung
Fuse

material fuse
( konduktor )

material fuse
(konduktor)
mulai melebur

Pasir
peredam arc

Udara, tanpa
peredam arc

Arc yang tidak


terpadamkan

Terminal
(a)

Gambar : V.3

(b)

(c)

(a) Fuse yang dilengkapi dengan pasir peredam arc, pasir ini akan mengisi ruang yang
semula ditempati oleh material (konduktor) fuse sehingga jalan arc terhalang, padam
(b) Fuse tanpa peredam arc, hanya udara didalam tabung fuse . Sewaktu material fuse
lebur oleh arus yang mengalir, arc di antara material fuse yang putus tidak dapat
padam sendiri, karena udara yang dialiri arc menjadi terionisasi.
(c) Sisa material fuse terus lebur, bahkan sampai seluruh material fuse, tapi arc antara
terminal terus berlangsung sampai fuse dibebaskan dari tegangan

PEMASANGAN FUSE PADA JARINGAN DISTRIBUSI


Untuk memahami maksud dari uraian dalam masalah kegagalan koordinasi OCR
dan fuse yang disebabkan oleh pemakaian fuse tanpa peredam arc, berikut
diambil contoh tipikal satu penyulang distribusi 20 kV PLN dipasok dari suatu
Gardu Induk/PLTD yang jaringan distribusinya mempunyai banyak cabang dan
tiap cabang diamankan dengan fuse.
Diumpamakan salah satu cabangnya mengalami gangguan hubung singkat dan
koordinasi pengaman antara Fuse di jaringan dan OCR di Penyulang Gardu
Induk/PLTD dianggap sudah dievaluasi selektif.
TIPIKAL JARINGAN DISTRIBUSI 20 KV PLN
Gangguan hubung singkat di Cabang 2 yang menggunakan fuse dengan
peredam arc dapat dipisahkan dari sistem yang masih sehat, tidak sampai
membuat OCR/ GFR di Penyulang di Gardu Induk/PLTD bekerja mentripkan
PMT, karena arc yang timbul di dalam tabung fuse bisa dipadamkan oleh pasir,
Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai-nilai perusahaan

83

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Distribusi

sehingga cabang 1, Cabang 3, Cabang 4 dan Cabang 5 tetap mendapat pasokan


listrik dari Gardu Induk.(lihat gambar V. 4)

Cabang 1
150 kV

Trafo
Daya

Cabang 3

20 kV
Fuse

Fuse
Fuse
OCR/
GFR +
PMT

Fuse Cabang 5
Fuse

Cabang 4

Cabang 2

Gambar V.4: gangguan pada saluran uadara tegangan menengah

Gangguan hubung singkat di Cabang 2 yang menggunakan fuse tanpa


peredam arc tidak dapat memisahkan bagian yang terganggu dari sistem yang
masih sehat, Saat terjadi hubung singkat di cabang 2 fuse putus/lebur dan OCR
di Sumber pick up, seharusnya saat fuse lebur OCR kembali normal, tetapi
karena arc yang timbul akibat konduktor yang lebur di dalam tabung fuse tidak
ada yang memadamkan, dan melalui arc itu, arus dari sumbernya di Gardu
Induk/PLTD tetap mengalir ke titik gangguan baru (fuse lebur), sehingga OCR/
GFR di Penyulang di Gardu Induk/PLTD bekerja mentripkan PMT, akibatnya
seluruh percabangan Penyulang distribusi 20 kV ini terpaksa mengalami
pemutusan pasokan listrik (seluruh konsumen di penyulang itu padam, lihat
gambar V. 5).

Cabang 1
150 kV

Trafo
Daya

Cabang 3

20 kV
Fuse

Fuse
Fuse
OCR/
GFR +
PMT

Cabang 2

Fuse Cabang 5
Fuse

Cabang 4

Gambar V. 5 FCO ikut trip

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai-nilai perusahaan

84

PT PLN (Persero)
Pusat Pendidikan dan Pelatihan

Proteksi Distribusi

Dari gambaran sederhana kejadian gangguan hubung singkat di jaringan


distribusi 20 kV diatas, tipikal akibat gangguan yang memberi kesan gagalnya
koordinasi pengaman cukup banyak terjadi di PLN.
Hal ini bisa dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebabnya yang perlu
diketahui untuk kemudian diusahakan perbaikannya.
V.4. PENYELESAIAN MASALAH
Koordinasi sistem pengaman antara OCR/ GFR di Penyulang dan Fuse di
jaringan percabangan yang menurut evaluasi diatas kertas sudah memenuhi
ketentuan selektifitas berdasarkan perhitungan, pada prakteknya dilapangan
masih ditemukan terjadi kegagalan koordinasi, sehingga terkesan perhitungan
koordinasinya tidak benar. Ternyata dari pembahasan diatas, penyebabnya
adalah dari penggunaan fuse di jaringan percabangan yang tidak dilengkapi
dengan pasir peredam arc.
Uraian sederhana dalam pembahasan diatas menunjukkan bahwa teori
pemutusan arus di media udara pada sistem tegangan menengah yang menjadi
dasar analisa mengapa kegagalan koordinasi itu terjadi.
Oleh sebab itu, usaha perbaikan dari salah satu sebab kegagalan koordinasi
sistem pengaman distribusi adalah dengan menghindari pemakaian fuse yang
tidak dilengkapi dengan peredam arc atau lebih diharapkan penyelesaiannya
dengan menggunakan Relai (OCR/ GFR) dan PMT, sekaligus dapat
dikembangkan untuk keperluan SCADA.
V.5. KESIMPULAN/ SARAN
Salah satu penyebab kegagalan koordinasi pengaman distribusi antara OCR/
GFR dan fuse di jaringan distribusi adalah karena penggunaan fuse di
percabangan jaringan yang tidak dilengkapi dengan pasir peredam arc.
Penyelesaian masalah ini adalah dengan kembali menggunakan fuse lengkap
dengan pasir peredam arc, atau dengan menggunakan relai pengaman (OCR/
GFR) dan PMT

Berbagi dan menyebarkan ilmu pengetahuan serta nilainilai-nilai perusahaan

85

Anda mungkin juga menyukai