Bab V Komponen Rel
Bab V Komponen Rel
BAB V
KOMPONEN REL
A. PENGERTIAN UMUM
Rel merupakan struktur balok menerus yang diletakkan di atas tumpuan
bantalan yang berfungsi sebagai penuntun/mengarahkan pergerakan roda
kereta api. Rel juga disediakan untuk menerima secara langsung dan
menyalurkan beban kereta api kepada bantalan tanpa menimbulkan defeksi
yang berarti pada bagian balok rel diantara tumpuan bantalan. Oleh itu,
harus memiliki nilai kekakuan balok tertentu sehingga perpindahan beban
titik roda dapat menyebar secara baik pada tumpuan di bantalan.
Rel juga berfungsi sebagai struktur pengikat dalam pembentukan struktur
jalan relying kokoh. Oleh sebab itu, bentuk dan geometrik rel dirancang
sedemikian sehingga dapat berfungsi sebagai penahan gaya akibat
pergerakan dan beban kereta api. Pertimbangan yang diperluakan dalam
membuat geometrik rel adalah :
1. Permukaan rel harus dirancang memiliki permukaan yang cukup lebar
untuk membuat tegangan kontak diantara rel dan roda sekecil mungkin.
2. Kepala rel harus cukup tebal untuk memberikan umur manfaat yang
panjang.
3. Badan rel harus cukup tebal untuk menjaga dari pengaruh korosi dan
mampu menahan tegangan lentur serta tegangan horisontal.
4. Dasar rel harus cukup lebar untuk dapat mengecilkan distribusi tegangan
ke bantalan baik melalui pelat andas maupun tidak.
5. Dasar rel juga harus tebal untuk tetap kaku dan menjaga bagian yang
hilang akibat korosi.
6. Momen inersia harus cukup tinggi, sehingga tinggi rel diusahakan tinggi
dan mencukupi tanpa bahaya tekuk.
38
C
0,60 0,75
0,50 0,65
0,45 0,60
0,60 0,80
Mn
0,80 1,30
1,30 1,70
1,70 2,10
0,90 1,10
Ketahanan aus rel WR-A hingga mencapai 2 4 kali lebih baik daripada rel
biasa. Keausan rel maksimum yang diijinkan oleh PD 10 tahun 1986 diukur
dalam 2 arah yaitu pada sumbu vertikal (a) dan pada arah 45 dari sumbu
vertikal (e). Gambar 5.1 menunjukkan ukuran-ukuran keausan rel menurut
PD 10 tahun 1986. Nilai-nilai maksimum tersebut ditentukan berdasarkan :
emaksimum
= 0,54 h 4
(5.1)
39
amaksimum
Gambar 5.2 Perbandingan komposisi kimia rel pengerasan di ujung dan rel
standar
40
41
Gambar 5.4 Komposisi kimia dan bentuk rel dengan pengerasan di kepala
42
Tipe
Berat
(kg/ m)
Tinggi
(mm)
Lebar
Kaki
(mm)
Lebar
Kepala
(mm)
Tebal Badan
(mm)
Panjang Standar/
normal (m)
R2/
R25
25,74
110
90
53
10
6,80-10,20
R3/
R33
33,40
134
105
58
11
11,90-13,60
R14/
R41
41,52
138
110
68
13,5
11,90-13,60-17,00
R14A/
R42
42,18
138
110
68,5
13,5
13,60-17,00
R50
50,40
153
127
63,8
15
17,00
UIC 54/
R54
54,40
159
140
70
16
18,00/ 24,00
R60
60,34
172
150
74,3
16,5
43
44
beban roda tertentu menghasilkan Sbase < Si, maka dimensi ini dianggap
cukup.
Tabel 5.4 Dimensi profil R 42, R 50, R 54 dan R 60
Tabel 5.5 Tegangan ijin profil rel berdasarkan kelas jalan di Indonesia
Traffic Design,
Speed Design
Calculate Ps
Rail Parameters:
Rail Type,
Rail Moment of Inertia,
Rail Modulus of Elasticity,
Section Modulus Base,
Track Stiffness
Calculate Pd
Calculate
Ma = 0.85 Mmax
= (Ma y)/Ix
Sbase = Ma/Wb
P x
e coso sini
i 1 4
P
Ma 0,75
4
4
Ma
b.
46
(5.2)
P x
e coso sini
i 1 4
P
Ma 0,82
4
6
Ma
(5.3)
P
Ma 0,85
4
(5.4)
Contoh perhitungan :
Diketahui Kelas Jalan V dengan daya lintas 2 juta ton per tahun. Tekanan
gandar yang dibebankan oleh lokomotif CC sebesar 18 ton. Rencanakan
profil rel yang sesuai !
Jawaban :
Digunakan profil R-42, data perancangan (PD 10 tahun 1986, lihat tabel 5.4)
sebagai berikut :
Kelas Jalan IV dengan Vrencana = 1,25 Vmaksimum = 1,25 (80) = 100 km/j
Kekakuan jalan rel = 180 kg/cm2
Momen inersia R 42 = 1369 cm4
Tahanan momen dasar = 200 cm3
Modulus elastisitas rel (E) = 2,1 106 kg/ cm2
1. Perhitungan Momen :
100
9000 1 0 ,01
5
P
1,609
Ma 0,82 0 ,82
1
4
180
4
4
6
4 2 ,1 10 1369
Ma = 259217.57 kgcm
2. Tinjauan terhadap Tegangan Ijin Kelas Jalan :
x =
My
259217.57 6.86
=
= 1297.035 kg/cm2 ( < 2000 kg/ cm2)OK!
IX
1369
47
Sbase =
Ma
259217.57
=
= 1296.09 kg/cm2 ( < 1343.5 kg/ cm2)OK!
Wb
200
C. UMUR REL
Panjang pendeknya umur rel ditentukan oleh mutu rel (berkaitan dengan
komposisi bahan kimia penyusun rel), keadaan lingkungan dan beban yang
bekerja (daya angkut lintas).
Dalam perencanaan struktur jalan rel,
perancangan umur rel diperlukan untuk memperkirakan umur aus,
pemeliharaan dan tahun penggantian rel.
Ini akan berkait dengan
perencanaan keselamatan pergerakan kereta api di atas rel. Dalam proses
perencanaan umur rel, dapat dilakukan dengan pendekatan analisis melalui
tiga aspek, yaitu :
1. Kerusakan pada ujung rel,
2. Keausan rel, baik pada bagian lurus maupun tikungan,
3. Lelah.
1. Kerusakan pada ujung rel,
Sebelum digunakannya rel panjang dan menerus, biasanya digunakan rel
pendek dengan panjang 6,8 hingga 10 meter pada struktur jalan rel. Oleh
karena itu, jalur rel yang panjang diperlukan batangan rel dan konstruksi
sambungan diantara rel yang lebih banyak. Salah satu indikasi yang
menentukan batasan umur rel disini adalah kerusakan rel pada sambungan.
Beberapa kerusakan yang ditimbulkan diantaranya diakibatkan oleh :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
48
(5.5)
dimana
T = umur rel (juta ton)
K = konstanta kondisi rel
Jalan Baru
: 0,9538
Rel > 123RE
: 0,9810
CWR
: 1,3544 1,3930
High Silicon Rail : 1,4210 1,4616
Jika tidak ada data lain dapat digunakan harga K = 0,545
Pada kondisi geometrik alinemen horizontal, dapat digunakan harga
perbandingan nilai K terhadap jalan lurus, sebagaimana dijelaskan
pada Tabel 5.5.
W = berat rel (lb/yard), dimana 1 lb/yd = 0.496 kg/m
D = daya angkut lintas (juta ton/tahun atau million gross tons, mgt),
dimana 1 mgt = 0.909 juta ton
2.2Percobaan Keausan
Selain menggunakan persamaan di atas (Persamaan 5.5), digunakan pula
metode perhitungan keausan dengan percobaan di laboratorium maupun
lapangan.
Beberapa contoh spesifikasi keausan yang dihasilkan dari
percobaan ini adalah pembatasan keausan 0,056 in/100 mgt untuk rel
115RE dan 0,058 in/100 mgt untuk 132 RE (University of Illinois), 0,028
in/mgt untuk 136 RE (Zarembski & Abbot), dan lain-lain.
Tabel 5.5 Hubungan diantara jari-jari lengkung terhadap nilai K
49
Total Nilai K
Total Jarak
K1 K 2 K 3 K 4
= 0,647
40 km
2. Perhitungan nilai T.
W = berat rel = 54 kg/m 2.016 = 108,9 lbs/yd
D = 10 juta ton = 11.001 mgt
T = K W D0.565 = 0,647 108,9 11.001 0.565 = 273.11 mgt = 248,257 juta
ton
50
3. Umur rel
248,257
jutaton
Sl
M
Wa
(5.6)
dimana,
Sl = tegangan lentur
M = momen lentur
Wa = tahanan momen atas
2. Tegangan Kontak (Sk), Rumus HR. Thomas :
1
Sk
23500 P 3
R
2 1
R2
0,271
R 23
(5.7)
dimana,
Sk = tegangan kontak (psi)
P
= beban dinamis (lbs)
R1 = Jari-jari roda kereta (inch)
R2 = Jari-jari rel (inch)
3. Tegangan Suhu (Ss),
L L t L (t t P )
PL Ss L
L
AE
E
E L
Ss
E (t t P )
L
(5.8)
51
dimana,
L
tp
t
=
=
=
=
panjang rel
suhu pemasangan(C)
suhu maksimum di lapangan (C)
koefisien muai panjang = 1,5.10 -5/C
Tegangan
St1
St2
Stn
Sf
N1
N2
Nn
107
Siklus
52
Ne
Ni
Sti k
Sf
D 1 2 3 ... n i
N1 N2 N3
Nn
Ni
1
umur rel L tahun
D
(5.9)
dimana,
Ni
k
Ne
i
N
=
=
=
=
=
(5.10)
dimana :
L
Menurut hukum Hooke, gaya yang terjadi pada rel dapat diturunkan menjadi
persamaan sebagai berikut :
F
L E A
L
(5.11)
dimana :
= modulus elastisitas Young (kg/cm2)
= luas penampang (cm2)
E
A
(5.12)
M'
F = E A T = r l
O'
E A T
r
= tg = gaya lawan bantalan per satuan panjang
= OM =
(5.13)
(5.14)
(5.15)
54
Contoh Perhitungan :
Digunakan konstruksi rel dengan bantalan beton pada rel tipe R.42 (E = 2,1
106 kg/cm2), dimana gaya lawan bantalan diketahui sebesar 450 kg/m, dan
= 1,2 10-5 C -1. Jika rel dipasang pada 20 C dan suhu maksimum
terukur 50 C, tentukan panjang rel minimum yang diperlukan !
Jawaban :
Gunakan persamaan 5.13 untuk menentukan nilai :
2,1 106 54,26 1,2 105 50- 20
= 91,1568 m
450
Panjang minimum rel R.42 yang dipersyaratkan dengan bantalan beton = L
L
= 2 = 2 91,1568 = 182,3136 m
Dibulatkan menjadi kelipatan 25 m sebagai : L 200 m.
P = EA (t-tp)
(5.16)
dimana,
P : gaya longitudinal akibat perubahan suhu,
E : modulus elastisitas baja
tp : suhu pemasangan
55
Jika suhu mulai meningkat, rel merayap yang ditahan oleh bantalan dan
balas sampai menutup sambungan. Ada bagian yang bergerak (breathing
length) dan ada bagian yang tidak bergerak/tetap (static, unmovable). Oleh
karena itu, diperlukan gap (celah) dengan batasan terukur supaya struktur
ujung rel tidak cepat rusak.
Untuk rel pendek dan standar digunakan persamaan untuk menghitung
celah/gab sebagai berikut :
G = L (40 t) + 2
(5.17)
dimana :
dG1 = perpanjangan elemen dx jika tidak ada tahanan balas
dG2 = perpanjangan yang dihambat oleh tahanan balas
untuk :
56
(5.18)
dG1 = .t.dx
R (X) dx
dG2 =
EA
(5.19)
(5.20)
R (X) dx
EA
(5.21)
Ps
EA
(5.22)
sehingga :
Ps - R (X)
dG =
EA
dx
(5.23)
1 Xb
( Ps R( x ) ) dx
EA 0
(5.24)
(5.25)
E A T
r
(5.26)
Maka :
1
E A T
E.A..T
EA
r
G = E A 2 (t-tp)2/ 2r
G =
(5.27)
(5.28)
E A 2 (50 t)2
2
2r
(5.29)
57
3.
2
2C l
Wl 2
EI s
2
16D Qb D 2Qb
l
(5.30)
dimana,
Is
E
C
D
W
l
Qb
=
=
=
=
=
=
=
rel
diatas
ditentukan
dari
pengujian
di
58
Gambar 5.14
Pengujian
tahanan balas di laboratorium
(Hidayat & Rachmadi, 2001)
Tentukan
nilai
Gaya
Longitudinal
Maksimum
(P
maksimum)
menggunakan persamaan 5.16.
Tentukan lebar dan suhu dimana celah tertutup maksimum (G
maksimum), menggunakan persamaan 5.28.
59
Tentukan
suhunya.
nilai-nilai
gaya
longitudinal
lainnya
berdasarkan
variasi
Contoh Persoalan :
Diketahui R.42 dengan A = 54,26 cm 2 dan E = 2,1 106 kg/cm2, dipasang
pada suhu 26 C pada bantalan beton dengan tahanan balas 450 kg/m. Jika
lebar celah direncanakan sebesar 13 mm dan suhu lapangan maksimum
dari pengamatan sebesar 50 C, tentukan distribusi gaya longitudinalnya !
Jawaban :
1. P maksimum terletak pada t maksimum = 50 C.
P maksimum
= EA (t-tp)
= 2,1 106 . 54,26 . 1,2 10-5 C -1. (50 26)
= 31.175,6 kg.
2. Suhu (t1) dimana celah tertutup maksimum (G = 0).
e1 = G/2 = 13/2 = 6,5 mm
e2 = EA 2 (t-tp)2/2r = 2,1 106 . 54,26 . (1,2 10-5 C -1)2. (t1 26)2 / 2
(450)
dari subtitusi e1 dalam e2 diperoleh bahwa :
t1 26 C = 19,9 C, sehingga t1 = 44,9 C
3. Gaya longitudinal pada saat celah tertutup (t 1 = 44,9 C)
P pada t1
= EA (t-tp)
= 2,1 106 . 54,26 . 1,2 10-5 C -1. (44,9 26)
= 25.842 kg.
Secara grafis dapat digambarkan distribusinya sebagai berikut :
P maksimum= EA (tmak-tp)
P = EA (t1-tp)
B AB
CDC
Keterangan :
A, D
: Sambungan Rel
AB CD : Daerah Bergerak (breathing length)
BC
: Daerah Statik (static area/unmovable)
E.
60
LATIHAN SOAL
Suatu jaringan jalan rel akan dibangun pada suatu sta. 12.030 hingga
sta. 22.900. Jalan rel direncanakan dilewati lalu lintas 10 juta ton/tahun
dan digunakan R.54 dengan modulus elastisitas rel 2,04 10 6 kg/cm2.
Jenis bantalan yang digunakan adalah bantalan beton monolithic yang
F.
61