BIOKIMIA
PERCOBAAN 1
KARBOHIDRAT
NAMA
: SARAH MELATI D
NIM
: K211 10 291
KELOMPOK
: 6 ( ENAM )
ASISTEN
: NUR RADHIYAH
BAB I
PENDAHULUAN
2)
3)
4)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Ion Cu+ dalam suasana alkalis akan direduksi oleh gulayang mempunyai
gugus aldehida atau keton bebas menjadi Cu+ yang mengendap sebagai Cu2O
yang berwarna merah bata.
4) Uji Barfoed
Ion Cu+ dalam suasana asam akan direduksi lebih cepat oleh gula
reduksi monosakarida daripada disakarida dan menghasilkan endapan merah
bata.
5) Uji Seliwanoff
Dehidrasi fruktosa oleh HCl pekat menghasilkan hidroksifurfulal dan
dengan penambahan resorsinol akan mengalami kondensasi membentuk
senyawa kompleks berwarna merah oranye.
6) Uji Asam Musat
Oksidasi terhadap karbohidrat dengan asam nitrat pekat akan
menghasilkan asam yang dapat larut. Namun, laktosa dan galaktosa
menghasilkan asam musa yang dapat larut.
7) Uji Osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau keton bebas
akan membentuk hidrazon atau osazon bila dipanaskan bersama fenilhidrazin
berlebih. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk Kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida larut dalam air mendidih dan terbentuk
kembali bila didinginkan. Namun, sukrosa tidak membentuk osazon karena
gugus aldehida atau keton yang terikat pada monomernya sudah tidak bebas.
Sebaliknya, osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih.
8) Hidrolisis Pati
Pati terbagi menjadi dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.
Fraksi terlarut disebut amilosa dengan struktur makromolekul linier yang
dengan iodium memberikan warna biru. Sebaliknya, fraksi yang tidak larut
disebut amilopektin dengan struktur bercabang, dengan penambahn iodium
akan menghasilkan warna ungu. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan
akan terhidrolosis menjdi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil
hidrolosis dapat diuji dengan iodium dan menghasilkan warna biru sampai
tidak berwarna. Hasil akhir hidrolosis ditegaskan dengan uji benedict.
9) Hidrolisis Sukrosa
Sukrosa oleh HCl dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Hal ini menyebabkan uji benedict dan
seliwanoff yang sebelum dihidrolisis memberikan hasil negative menjadi
positif. Barfoed menjadi positif pula dan menunjukkan bahwa hidrolisis
sukrosa menghasilkan monosakarida.
I. 4 MANFAAT PERCOBAAN
1. Untuk mengidentifikasi karbohidrat yang terdapat dalam suatu bahan.
2. Untuk mengetahui reaksi-reaksi yang terjadi pada identifikasi karbohidrat.
3. Untuk mengetahui sifat-sifat kimia karbohidrat.
4. Untuk mengetahui kadar gula reduksi dalam suatu bahan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dengan bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Selanjutnya glukosa yang
terjadi diubah menjadi amilum dan disimpan pada bagian lain, misalnya pada buah
atau umbi. Proses pembentukan glukosa dari karbondioksida dan air disebut proses
fotosintesis (Poedjiadi dkk, 2009).
Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber
utama bagi manusia dan hewan yang harganya relative murah. Semua karbohidrat
berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil tanaman dengan
bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida berasal
dari udara, air dan tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana
glukosa. Di samping itu dihasilkan oksigen yang lepas di udara (Poedjiadi dkk,
2009).
Produk yang dhasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut
dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian
dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk
polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati.
Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glulosa yang dihubungkan
dengan ikatan glikosidik. Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang
tidal larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung
ikatan glikosidik. Serealia seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian
merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen
utama serat makanan (Almatsier, 2010).
Di Negara-negara sedang berkembang kurang lebih 80% energi makanan
berasala dari karbohidrat. Di Negara-negara maju seperti Amerika Serikat dan Eropa
Barat, angka ini lebih rendah, yaitu rata-rata 50%. Nilai energi karbihidrat adalah 4
kkal per gram (Almatsier, 2010).
Karbohidrat tersebar luas dalam tumbuhan seperti hewan, tempat zat ini
melangsungkan peran structural sekaligus metabolik. Pada tumbuhan, glukosa
disintesis dari karbondioksida dan air melalui fotosintesis dan disimpan sebagai pati
atau diubah menjadi selulosa kerangka tumbuhan. Hewan dapat menyintesis sebagian
karbohidrat dalam jaringan tubuh hewan berasal dari tumbuhan (Murray dkk, 2009).
Karbohidrat diklasifikasikan sebagai berikut (Murray dkk, 2009). :
yang
lebih
sederhana
lagi.
Monosakarida
ini
dapat
karbohidrat, tetapi bukan karbohidrat, misalnya C2H4O2 adalah asam asetat atau
hidroksiasetaldehida, sedangkan formaldehida mempunyai rumus CH 2O atau lazim
ditulis HCHO. Dengan demikian senyawa yang termasuk karbohidrat tidak hanya
ditinjau dari rumus empirinya saja, tetapi yang penting ialah rumus strukturnya.
(Poedjiadi dkk, 2009)
Selain itu, pada senyawa yang termasuk karbohidrat terdapat gugus fungsi yaitu
gugus OH, gugus aldehida atau gugus keton. Struktur karbohidrat selain
mempunyai hubungan dengan sifat kimia yang ditentukan oleh gugus funsi, ada pula
hubungannya dengan sifat fisika dalam hal ini aktivitas optik. (Poedjiadi dkk, 2009)
Sementara itu, sifar kimia karbohidrat berhubungan erat dengan gugus fungsi
yang terdapat pada molekulnya, yaitu gugus OH, gugus aldehida dan gugus keton.
(Poedjiadi dkk, 2009)
Beberapa sifat kimia karbohidrat adalah (Poedjiadi dkk, 2009) :
1. Sifat mereduksi. Monosakarida dan beberapa disakarida mempunyai sifat
dapat mereduksi, terutama dalam suasana basa. Sifat sebagai reduktor ini
dapat digunakan untuk keperluan identifikasi karbohidrat. Sifat mereduksi ini
disebabkan oleh adanya gugus aldehida atau keton bebas dalam molekul
karbohidrat. Sifat ini tampak pada rekasi reduksi ion-ion logam misalnya ion
Cu++ dan ion Ag+ yang terdapat pada pereaksi-pereaksi tertentu.
2. Pembentukan furfural. Dalam larutan asam yang encer, walaupun dipanaskan,
monosakarida umumnya stabil. Tetapi apabila dipanaskan dengan asam kuat
yang pekat, monosakarida menghasilkan furfural. Reaksi pembentukan
furfural ini adalah reaksi dehidrasi dari suatu senyawa.
3. Pembentukan glikosida. Apabila glukosa direaksikan dengan metilalkohol,
menghasilkan dua senyawa. Kedua senyawa ini dapat dipisahkan satu dari
yang lain dan keduanya tidak memiliki sifat aldehida.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
Uji Osazon
Adapun alat yang digunakan adalah mikroskop, alat pemanas, tabung
reaksi, dan pipet ukur.
Adapaun bahan yang digunakan adalah sukrosa, laktosa, maltosa,
galaktosa, glukosa, fenilhidrazin-hidroklorida, dan natrium asetat.
B. Hidrolisis karbohidrat
1.
Hidrolisis Pati
Adapun alat yang digunakan adalah kertas lakmus, alat pemanas,
tabung reaksi, penjepit tabung, pipet ukur.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan amilum 1%, larutan
iodium, pereaksi benedict, larutan HCl 2 N, larutan NaOH 2%
2. Hidrolisis Sukrosa
Adapun alat yang digunakan adalah kertas lakmus, alat pemanas,
tabung reaksi, pipet ukur.
Adapun bahan yang digunakan adalah larutan sukrosa 1%, pereaksi
benedict, pereaksi seliwanoff, pereaksi barfoed, larutan HCl pekat, larutan
NaOH 2%.
III.2 PROSEDUR KERJA
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1. Uji Molisch
1.1 Dimasukkan 15 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi
1.2 Ditambahkan 3 tetes perekasi Molisch. Dicampurkan dengan baik.
1.3 Dimiringkan tabung reaksi, lalu dialirkan dengan hati-hati 1 ml
H2SO4 pekat melalui dinding tabung agar tidak bercampur.
1.4 Reaksi positif ditandai dengan terbentuknya cincin berwarna ungu
pada batas antara kedua lapisan
2. Uji Iodium
2.1 Dimasukkan 3 tetes larutan uji ke dalam tabung reaksi atau porselin
tetes
2.2 Ditambahkan 2 tetes larutan iodium
2.3 Diamati warna spesifik yang terbentuk
3. Uji Benedict
3.1 Dimasukkan dalam tabung reaksi 5 tetes larutan uji dan 15 tetes
pereaksi Benedict. Dicampurkan dengan baik.
3.2 Dididihkan diatas api kecil selama 2 menit atau dimasukkan dalam
penangas air mendidih selama 5 menit.
3.3 Didinginkan secara perlahan-lahan
3.4 Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
4. Uji Barfoed
4.1 Dimasukkan dalam tabung reaksi 10 tetes larutan uji dan 10 tetes
pereaksi Barfoed. Dicampur dengan baik.
4.2 Dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih selama 1 menit atau
dimasukkan dalam penangas air mendidih selama 5 menit.
4.3 Diperhatikan warna atau endapan yang terbentuk
5. Uji Seliwanoff
5.1 Dimasukkan 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi Seliwanoff ke
dalam tabung reaksi
5.2 Dididihkan diatas api kecil selama 30 detik atau dalam penangas air
mendidih selama 1 menit
5.3 Hasil positif ditandai terbentuknya larutan berwarna merah orange
6. Uji Asam Musat
6.1 Dimasukkan 10 tetes larutan uji dan 2 tetes HNO3 pekat.
6.2 Dipanaskan dalam penangas air mendidih sampai volumenya kira-kira
tinggal 2-3 tetes
6.3 Didinginkan perlahan-lahan, lalu diperhatikan terbentuknya Kristalkristal keras seperti pasir.
6.4 Diamatilah di bawah mikroskop
7. Uji Osazon
7.1 Dimasukkan 2 ml larutan uji ke dalam tabung reaksi
7.2 Ditambahkan seujung spatel fenilhidrazin-hidroklorida dan Kristal
natrium asetat.
7.3 Dipanaskan dalam penangas air mendidih selama beberapa menit
7.4 Didinginkan perlahan-lahan dibawah kran
7.5 Diperhatikan Kristal yang terbentuk dan diidentifikasikan di bawah
mikroskop.
B. Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolis Pati
1.1 Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 5 ml amilum 1 %, kemudian
ditambahkan 2,5 ml HCL 2N.
1.2 Dicampurkan dengan baik, lalu dimasukkan dalam air mendidih
1.3 Setelah 3 menit, diuji dengan iodium dengan mengambil 2 tetes iodium
dalam porselin tetes. Dicatat perubahan warna yang terjadi.
1.4 Dilakukan uji iodium setiap 3 menit sampai hasil warna kuning pucat.
1.5 Dilanjutkan hidrolisis selama 5 menit lagi
1.6 Setelah didinginkan, diambil 2ml larutan hidrolisis, lalu dinetralkan
dengan NaOH 2%. Diuji dengan kertas lakmus
1.7 Kemudian, diuji pula dengan benedict
1.8 Disimpulkan apa yang dihasilkan hidrolisis pati
2. Hidrolisis Sukrosa
2.1 Dimasukkan 5ml sukrosa 1% kedalam tabung reaksi dan ditambahkan
5 tetes HCL pekat
2.2 Dicampurkan dengan baik, lalu dipanaskan dalam penangas air
mendidih selama 30 menit.
2.3 Setelah didinginkan, dinetralkan larutan dengan NaOH 2 % dan uji
dengan kertas lakmus
2.4 Selanjutnya, diuji pula dengan benedict, seliwanoff, dan barfoed
2.5 Disimpulkan apa yang dihasilkan dari hidrolisis sukrosa
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Zat Uji ( 1% )
Amilum
Dekstrin
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa
Uji Molisch
Hasil Uji Molisch
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Ungu
Karbohidrat (+/-)
+
+
+
+
+
+
+
+
Polisakarida (+/-)
+
+
-
2. Uji Iodium
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Zat Uji ( 1% )
Amilum
Dekstrin
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa
3. Uji Benedict
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
Zat Uji ( 1% )
Amilum
Dekstrin
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa
4.
Uji Barfoed
No.
1
2
3
4
5
6
5.
Monosakarida (+/-)
+
+
+
+
Uji Seliwanoff
No.
1
2
3
4
5
6.
Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa
Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Galaktosa
Fruktosa
Glukosa
Arabinosa
Ketosa (+/-)
+
+
-
No.
1
2
3
Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Galaktosa
Glukosa
Osazon
No.
1
2
3
4
Zat Uji ( 1% )
Sukrosa
Maltosa
Galaktosa
Glukosa
B. Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolisis Pati
NO
1
2
3
Hidrolisis(Menit)
3 Menit
6 Menit
9 Menit
Hasil Hidrolisis
Amilosa
Akrodekstrin
Akrodekstrin
U
j
i
4
5
6
7
12 Menit
15 Menit
18 Menit
21 Menit
Kuning coklat
Kuning coklat
Kuning pucat
Kuning pucat
Akrodekstrin
Akrodekstrin
Maltosa
Glukosa
Hasil akhir dengan uji benedict : membentuk endapan merah bata, adanya
gula pereduksi.
2. Hidrolisis Sukrosa
Perlakuan
5 tetes larutan
Uji
Benedict
Hasil Uji
Merah bata ( setelah pemanasan)
Seliwanoff
Barfoed
(+)
Orange (-)
Biru Keruh (-)
yang telah
dinetralkan
2. Uji Iodium
3. Uji Benedict
4.
Uji Barfoed
5. Uji Seliwanoff
6. Uji Asam Musat
7. Uji
B. Hidrolisis Karbohidrat
Osazon
1. Hidrolisis Pati
2. Hidrolisis Sukrosa
VI.3 PEMBAHASAN
A. Uji Pengenalan Karbohidrat
1.
Uji Molisch
Pada percobaan uji molisch, diperoleh data bahwa semua larutan uji
ketika direaksikan dengan pereaksi molisch dapat membentuk kompleks
cincin berwarna ungu. Ini membuktikan adanya suatu karbohidrat dalam
larutan tersebut. Larutan uji yang telah dicampurkan dengan pereaksi
Molisch, dicampur dengan larutan H2SO4 pekat dengan cara memiringkan
tabung reaksi agar larutan H2SO4 tidak bercampur dengan larutan yang
ada dalam tabung, dan hasilnya diperoleh suatu pembentukan cincin
berwarna ungu pada batas antara kedua lapisan larutan dalam tabung.
Terbentuknya kompleks berwarna ungu ini karena pengaruh hasil
CH2OHHCOHHCOHHCOHC=O + H2SO4
CH +
OH
Pentosa
Furfural
-naftol
CH2OHHCOHHCOHHCOHHCOHC=O + H2SO4
Heksosa
H2C
CH
+
OH
5-hidroksimetil furfural
OH
-naftol
H2C C
__SO3H
OH
Cu2+ asetat
OH
CH2OH
O
OH OH
H2C
CH +
kompleks
berwarna
OH
merah jingga
5-hidroksimetil furfural
resorsinol
+HCl
OH H
jika dibanding dengan glukosa. Akibat dari kristal inilah sehingga asam
musat glukosa lebih larut dalam air dibanding galaktosa.
7. Uji Osazon
Pada percobaan uji uji osazon ini digunakan dengan tujuan membedakan
bermacam-macam karbohidrat. Osazon yang terjadi mempunyai bentuk
Kristal dan ini diamati dibawah mikroskop. Nampak bahwa maltose
memiliki sangat sedikit Kristal, maltosa memiliki sedikit kristal, dan
glukosa memiliki banyak Kristal.
B. Hidrolisis Karbohidrat
1. Hidrolisis Pati
Hidrolisis pati bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis pati.
Pati yang merupakan polisakarida terbagi menjadi dua fraksi yang dapat
dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa yang dengan
iodium memberikan warna biru. Fraksi yang tidak larut disebut
amilopektin yang dengan penambahan iodium akan memberikan warna
ungu hingga merah. Pati dalam suasana asam bila dipanaskan akan
terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana. Hasil akhir
hidrolisis diuji dengan pereaksi benedict. Adapun HCl digunakan sebagai
katalis untuk mempercepat reaksi yang terjadi dan karena penambahan
asam itu, larutan semakin asam makan digunakanlah NaOH sebagai
penetralnya.
2. Hidrolisis Sukrosa
Hidrolisis sukrosa bertujuan untuk mengidentifikasi hasil hidrolisis
sukrosa. Sukrosa oleh asam dalam keadaan panas akan terhidrolisis, lalu
menghasilkan glukosa dan fruktosa. Sebelum dihidrolisis, uji benedict
dan seliwanoff akan memberikan reaksi yang negatif tetapi setelah
dihidrolisis akan memberikan hasil yang positif. Demikian halnya
dengan uji barfoed. Hal ini menunjukkan bahwa hidrolisis sukrosa
menghasilkan monosakarida.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1 KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang diambil dari percobaan ini adalah :
1. Karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya cincin berwarna ungu
dengan menggunakan pereaksi Molisch.
2. Polisakarida dapat dibuktikan dengan terbentuknya perubahan warna pada
amilum yang menjadi warna biru dan dekstrin berwarna merah anggur.
3. Gula reduksi pada karbohidrat dapat dibuktikan dengan terbentuknya endapan
berwarna merah bata melalui uji benedict.
3. Uji Benedict
3.1 Pada percobaan ini, manakah yang menunjukkan hasil negatif terhadap uji
Benedict? Mengapa?
Jawab : Sukrosa, karena bukan merupakan gula pereduksi.
3.2 Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk membuktikan adanya
gula reduksi!
Jawab : Uji Fehling,Uji Tollens, dan Uji Barfoed
3.3 Tuliskan cara kerjanya secara singkat!
Jawab : 5 tetes larutan uji dimasukkan dalam tabung reaksi beserta 15
tetes pereaksi benedict, dicampurkan dengan baik. Didihkan di atas api
kecil selama 2 menit dan didinginkan secara perlahan. Perhatikan ada
tidaknya endapan yang terbentuk dan bagaimana pula warnanya.
3.4 Sebutkan kelebihan menggunakan uji Benedict dibandingkan terhadap uji
tersebut!
Jawab : Uji Benedict lebih baik dibanding uji yang lainnya karena uji
benedict juga dapat digunakan untuk menentukan kadar gula dalam urin
secara semikuantitatif, benedict lebih peka disbanding pereaksi fehling,
dan pereaksi benedict hanya terdiri atas 1 larutan dalam ujinya.
4. Uji Barfoed
4.1 Pada pemanasan yang lama, disakarida dapat pula memberikan hasil yang
positif terhadap uji Barfoed. Mengapa?
Jawab : Karena pada uji Barfoed ini, keberadaan kalor sangat diperlukan
dalam keberhasilan reaksi.
4.2 Jelaskan perbedaan prinsip antara uji Barfoed dan Uji Benedict!
Jawab : Pada uji Barfoed, Ion Cu+2 (dari pereaksi barfoed) direduksi dalam
suasana asam, sedangkan pada uji Benedict, Ion Cu +2 direduksi dalam
suasana alkalis.
5. Uji Seliwanoff
5.1 Pada pemanasan yang terlalu lama, sukrosa pun menunjukkan hasil positif
terhadap uji Seliwanoff. Mengapa?
Jawab : Karena semakin lama proses pemanasan pada uji Seliwanoff akan
membuat ikatan karbon (C) pada sukrosa akan terlepas secara perlahan.
5.2 Sebutkan jenis uji lain yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi
adanya ketosa! Tuliskan prosedurnya secara singkat!
Jawab : Uji lain yang dapt digunakan untuk mengidentifikasi adanya
ketosa yaitu.. Prosedurnya yaitu 5 tetes larutan uji dan 15 tetes pereaksi
Seliwanoff dimasukkan dalam tabung reaksi. Didihkan di atas api kecil
selama 30 detik. Kemudian hal positif ditandai dengan terbentuknya
larutan berwarna merah oranye.
B. HIDROLISIS KARBOHIDRAT
1. Hidrolisis Pati
1.1 Bagaimana cara mengetahui bahwa hidrolisis pati telah sempurna?
Jawab : Hidrolisis pada pati telah dikatakan sempurna bila pada hasil uji
akhir dengan menggunakan Benedict telah terbentuk endapan merah bata.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. 2010. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta
Murray, Robert K dkk. 2010. Biokimia Harper. Penerbit Buku Kedokteran : Jakarta
Poedjaji, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Penerbit Universitas Indonesia :
Jakarta
Sirajuddin, Saifuddin. 2011. Penuntun Praktikum Biokimia. Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Hasanuddin : Makassar
LAMPIRAN II