Petunjuk Teknis JFP BPK
Petunjuk Teknis JFP BPK
Daftar Isi
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ..............................................................................................................................
iv
BAB 1
PENDAHULUAN ...............................................................................................
2.3 Hubungan Jenjang Jabatan dan Jenjang Peran Pemeriksa dalam JFP ..........
11
13
13
24
26
27
27
27
28
30
PENILAI
PEMERIKSA,
PEJABAT
YANG
BERWENANG
MENGUSULKAN PENETAPAN ANGKA KREDIT, DAN PEJABAT
YANG BERWENANG MENETAPKAN ANGKA KREDIT.............................
31
31
BAB 2
BAB 3
BAB 4
BAB 5
BAB 6
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
Daftar Isi
6.2 Tugas Tim Penilai Pemeriksa dan Sekretariat Tim Penilai Pemeriksa .
32
34
35
36
37
37
39
40
40
41
44
44
44
46
49
49
52
52
9.2 Persyaratan .
54
58
58
61
9.6 Mekanisme ..
61
64
64
69
69
70
72
73
ii
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
Daftar Isi
75
75
11.2 Persyaratan ..
75
11.3 Mekanisme .
76
78
78
80
80
80
12.3 Mekanisme ..
81
81
83
83
84
84
85
PENUTUP ...
87
87
87
87
KETERANGAN GAMBAR
LAMPIRAN
TIM PENYUSUN JUKNIS JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
iii
Daftar Lampiran
DAFTAR LAMPIRAN
4.1
4.2
4.3
4.4
Pemberian Angka Kredit, Pelaksana Kegiatan dan Bukti Fisik untuk Kegiatan
Pemeriksaan
4.5
Jenis, Kriteria, Bukti Fisik dan Pemberian Angka Kredit Kegiatan Pengembangan
Profesi
4.6
4.7
Jenis, Kriteria, Bukti Fisik dan Pemberian Angka Kredit Unsur Penunjang
6.1
6.2
7.1.1
7.1.2
7.1.3
7.2.1
7.2.2
7.2.3
Surat Pernyataan
Pemeriksaan
7.2.4
8.1
8.2
8.3
9.1.1
9.1.2
9.1.3
Melakukan
Kegiatan
iv
(SPMK)
Pengembangan
Profesi
Daftar Lampiran
Surat Peringatan
10.2
10.3
11.1
11.2
12.1
12.2
13
Pemberian Angka Kredit, Pelaksana Kegiatan dan Bukti Fisik Untuk Kegiatan
Pemeriksaan Bagi Pemeriksa Pertama Golongan II
Bab 1
BAB 1
PENDAHULUAN
Kewenangan
membina JFP
02
Perubahan aturan
03
JFP sebagai
pendukung
tujuan strategis
BPK
Petunjuk Teknis (Juknis) ini dimaksudkan untuk memberi pedoman yang lebih
rinci dan bersifat teknis bagi Pemeriksa dan pejabat terkait lainnya sesuai
dengan perannya agar terdapat kesatuan pandangan dan pengertian dalam
melaksanakan ketentuan-ketentuan JFP dan Angka Kreditnya.
Maksud
05
Bab 1
Tujuan
Juknis ini mengatur tata laksana JFP yang berlaku bagi para pemangku JFP
yang selanjutnya disebut Pemeriksa pada satuan kerja auditorat utama
keuangan negara (AKN).
Pengguna juknis
JFP
Dasar hukum yang melandasi Juknis JFP ini adalah sebagai berikut:
1.
2.
3.
Peraturan
Pemerintah
Nomor
4
Tahun
1966
tentang
Pemberhentian/Pemberhentian Sementara Pegawai Negeri (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 1966 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 2797);
4.
5.
6.
Dasar Hukum
JFP
Bab 1
8.
9.
Pengertian JFP
09
10
Bab 1
Pemangku JFP
Kedudukan dan
Peran pemeriksa
dalam JFP
BAB 7
BAB 8
BAB 9
BAB 10
BAB 11
BAB 12
BAB 13
BAB 14
Sistematika
Penyajian Juknis
Pendahuluan
Jenjang Jabatan, Pangkat, Golongan, dan Peran dalam JFP
Pendidikan dan Pelatihan Fungsional dan Sertifikasi Peran
Pemeriksa
Kegiatan yang dapat Dinilai Sebagai Angka Kredit
Tugas Limpah
Tim Penilai Pemeriksa, Pejabat yang Berwenang
Mengusulkan Penetapan Angka Kredit, dan Pejabat yang
Berwenang Menetapkan Angka Kredit
Pengusulan, Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
Pengangkatan Pertama Kali dalam JFP dan Peran Pemeriksa
Kenaikan Pangkat/Jabatan dan Perubahan Peran Pemeriksa
Pembebasan Sementara dari JFP dan Peran Pemeriksa
Pengangkatan Kembali dalam JFP dan Peran Pemeriksa
Pemberhentian dari JFP dan Peran Pemeriksa
Ketentuan Khusus Bagi Pemeriksa dengan Pendidikan di
Bawah Sarjana Strata 1/Diploma IV
Penutup
Bab 2
BAB 2
JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN, DAN PERAN
DALAM
JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
01
Bab ini menjelaskan tentang jenjang jabatan, pangkat, golongan, jenjang peran,
uraian tugas, hubungan jenjang jabatan dan peran pemeriksa serta masa
berlaku sertifikat peran pemeriksa.
03
Pangkat dan
Jenjang jabatan dalam JFP dari yang terendah sampai dengan tertinggi adalah
sebagai berikut:
Jenjang jabatan
1.
2.
3.
4.
04
Pemeriksa Pertama;
Pemeriksa Muda;
Pemeriksa Madya; dan
Pemeriksa Utama.
4.
golongan
Pemeriksa
Hubungan antara
JFP dengan
pangkat/
golongan
Jenjang JFP ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang ditetapkan oleh
pejabat penetap angka kredit. Sehingga dalam hal tertentu dimungkinkan
jabatan yang ditetapkan ketika seseorang diangkat ke dalam JFP tidak sesuai
dengan pangkatnya sebagaimana dijelaskan pada paragraf 04. Contoh yang
lebih rinci akan dijelaskan pada Bab 8 Pengangkatan Pertama Kali dalam
Jabatan Fungsional Pemeriksa dan Peran Pemeriksa
Bab 2
Peran Pemeriksa dalam JFP dari yang terendah hingga ke peran yang tertinggi
adalah sebagai berikut:
Peran pemeriksa
dalam JFP
07
Pengertian Peran
Pemeriksa
Syarat
kompetensi peran
08
Formasi Peran
09
Sertifikasi Peran
Bab 2
JFP
(diklat) yang ditunjukkan oleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) serta sertifikasi peran yang ditunjukkan oleh Surat Tanda Sertifikasi
Peran (STSP) sebagai bukti tanda kelulusan ujian sertifikasi peran tersebut.
2.3 Hubungan Jenjang Jabatan dan Jenjang Peran Pemeriksa dalam JFP
10
Hubungan jenjang jabatan, golongan dan jenjang peran dalam JFP dapat dilihat
pada Gambar 2.1 berikut ini:
Hubungan
Jabatan,Golongan
dan Peran
Gambar 2.1
Hubungan jenjang jabatan, golongan dan jenjang peran dalam JFP
11
Hubungan antara jabatan, pangkat, golongan ruang dan jenjang peran dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Pemeriksa Pertama dengan pangkat Penata Muda, golongan ruang III/a dan
pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan/ruang III/b dapat melaksanakan
peran serendah-rendahnya sebagai Anggota Tim Yunior dan peran
setinggi-tingginya sebagai Ketua Tim Yunior;
Hubungan antara
Jabatan, Pangkat,
Golongan/Ruang
dan Jenjang
Peran
2. Pemeriksa Muda dengan pangkat Penata, golongan ruang III/c dan pangkat
Penata Tingkat I, golongan ruang III/d dapat melaksanakan peran
serendah-rendahnya sebagai Anggota Tim Senior dan peran setinggitingginya sebagai Pengendali Teknis;
3. Pemeriksa Madya dengan pangkat Pembina, golongan ruang IV/a, pangkat
Bab 2
Bab 3
BAB 3
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN FUNGSIONAL DAN
SERTIFIKASI PERAN PEMERIKSA
01
Jenis diklat
fungsional di
bidang
pemeriksaan
1. Diklat JFP;
2. Diklat teknis di bidang pemeriksaan; dan
3. Diklat peran.
3.1.1 Diklat JFP
03
04
Diklat JFP merupakan diklat pembentukan yang wajib diikuti oleh calon
Pemeriksa untuk memperoleh Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Pelatihan
(STTPP) sebagai syarat pengangkatan pertama kali dalam JFP.
05
Pengertian
diklat JFP
Ketentuan
diklat JFP
06
Bab 3
Kurikulum
Diklat JFP
Pengertian
diklat teknis di
bidang
pemeriksaan
08
Ketentuan
diklat teknis di
bidang
pemeriksaan
09
10
11
12
13
Pengertian
diklat peran
10
14
Bab 3
15
16
Kurikulum
Diklat Peran
Pengertian
sertifikasi
peran
18
Sertifikasi peran minimal yang harus dimiliki oleh para pemangku JFP adalah
sebagai berikut:
Sertifikasi
peran minimal
Bab 3
19
20
STSP dan
masa
berlakunya
21
Bagi para Pemeriksa sebagaimana tersebut dalam paragraf 20, wajib mengikuti
kembali ujian sertifikasi peran agar dapat menyandang peran tertentu dalam
JFP.
Pemerolehan
Kembali STSP
22
Pemeriksa dapat mengikuti ujian sertifikasi peran maksimal tiga kali untuk
satu tingkat peran tertentu.
12
Bab 4
BAB 4
KEGIATAN YANG DAPAT DINILAI SEBAGAI ANGKA
KREDIT
01
Bab ini membahas tentang kegiatan yang dapat dinilai sebagai angka kredit
bagi Pemeriksa terdiri dari unsur utama dan unsur penunjang. Unsur utama
terdiri dari unsur pendidikan, pemeriksaan dan pengembangan profesi
Pemeriksa. Sedangkan unsur penunjang merupakan kegiatan yang mendukung
pelaksanaan tugas Pemeriksa. Penjelasan masing-masing unsur tersebut akan
dibahas pada sub bab berikut ini.
Unsur-unsur
Kegiatan bagi
JFP
1. Pendidikan
Pendidikan
hasil
yang
yang
yang
Kriteria
04
Pemberian angka
kredit
05
Dalam hal Pemeriksa yang diangkat untuk mengisi formasi JFP dari
Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) telah memiliki gelar/ ijazah yang
lebih tinggi dari yang diperlukan dalam formasi sebelum pengangkatan,
gelar/ijazah tersebut tidak dapat diberikan angka kredit.
06
Bukti fisik
penilaian
13
Bab 4
berwenang , yaitu:
07
Uraian
Sarjana Strata 3 (S3)
Sarjana Strata 2 (S2)
Sarjana Strata 1 (S1) atau Diploma IV
Angka kredit
Angka Kredit
200
150
100
Contoh:
1) Bonita Airin, S.T., pegawai BPK yang memperoleh ijazah S1 dan
diakui secara kedinasan pada tanggal 20 April 2011. Yang
bersangkutan diangkat dalam JFP pada bulan Mei 2011. Angka
kredit pendidikan sekolah yang diberikan kepada Saudari Bonita
adalah sebesar 100 (seratus).
2) Fransiska Adelina, S.E., seorang Pemeriksa yang telah dinilai dan
dicantumkan ijazah S1-nya dalam penetapan kepangkatan/jabatan
terakhir sebesar 100 (seratus). Sehubungan Fransiska Adelina, S.E.,
mendapat ijazah Sarjana Strata 2 (S2) bidang Manajemen, maka
ijazahnya dinilai 150 (seratus lima puluh). Oleh karena yang
bersangkutan sebelumnya telah memiliki angka kredit sebesar 100
(seratus) untuk ijazah S1-nya, maka Pemeriksa yang bersangkutan
mendapat tambahan angka kredit sebesar 50 (lima puluh) yaitu 150
(seratus lima puluh) dikurangi 100 (seratus).
3) Theresia Meiwati, S.H., L.L.M., adalah seorang Pemeriksa pada
Auditorat Utama Keuangan Negara VII memperoleh ijazah S3 di
bidang hukum dan telah diakui secara kedinasan pada tanggal 22
Februari 2012. Oleh karena yang bersangkutan sebelumnya telah
memiliki angka kredit sebesar 150 (seratus lima puluh) untuk ijazah
S2-nya, maka yang bersangkutan mendapat tambahan angka kredit
sebesar 50 (lima puluh) yaitu 200 (dua ratus) dikurangi 150 (seratus
lima puluh).
4) John Kuntadi, S.E.,M.B.A., seorang CPNS TMT 1 April 2010. John
direkrut untuk mengisi formasi Pemeriksa dengan pendidikan S1.
John telah menyelesaikan pendidikan S2 dengan memperoleh gelar
pada 17 September 2010. Pada 1 April 2011, John diangkat ke
dalam JFP dengan jenjang Pemeriksa Pertama. Angka kredit yang
diberikan untuk pendidikan sekolah hanya sebesar 100 (seratus),
yaitu angka kredit untuk ijazah/gelar pendidikan setingkat S1.
14
Bab 4
09
10
Pengertian diklat
dan sertifikasi
peran
11
Bukti Fisik
Penilaian diklat
fungsional
12
Angka Kredit
No.
Uraian
1.
2.
3.
Pengertian diklat
fungsional di
bidang
pemeriksaan
Angka
Kredit
6
15
9
6
3
2
1
12
b.
c.
d.
e.
15
13
Bab 4
Contoh:
1. Aegina Siswana, S.T., seorang CPNS mengikuti dan lulus Diklat
JFP pada tanggal 22 April 2012. Atas diklat tersebut, yang
bersangkutan berhak memperoleh angka kredit sebesar enam.
2. Ardina Collins, S.E., M.B.A., mengikuti diklat pemeriksaan kinerja
di India selama 6,5 (enam koma lima) bulan. Atas diklat ini, yang
bersangkutan berhak memperoleh angka kredit sebesar 15 (lima
belas).
3. Poppy Febrianti, S.E., Ak., mengikuti diklat tentang Fraud Audit di
Selandia Baru selama 18 (delapan belas) minggu. Yang
bersangkutan berhak memperoleh angka kredit sebesar sembilan
atas diklat yang diikutinya tersebut.
4. SMT. Siringo-ringo, S.E., M.Acc, Ak., mengikuti diklat audit
tentang lingkungan di Belanda selama 75 (tujuh puluh lima) hari.
Yang bersangkutan berhak memperoleh angka kredit sebesar enam
untuk diklat ini.
5. Ignas Sungkono, S.E., M.M., seorang Pengendali Teknis (PT) pada
AKN I, mengikuti diklat peran Pengendali Mutu (PM) pada tanggal
22 April 2012. Pada tanggal 7 Juni 2012, yang bersangkutan
mengikuti ujian sertifikasi peran PM dan dinyatakan lulus. Atas
diklat dan sertifikasi tersebut, yang bersangkutan
berhak
memperoleh angka kredit sebesar 12 (dua belas).
6. Denias Liliweri, S.T., M.Si., seorang Ketua Tim Senior (KTS) pada
AKN II, mengikuti diklat Pengendali Teknis (PT) namun tidak
lulus dalam ujian sertifikasi peran. Atas diklat tersebut, yang
bersangkutan tidak memperoleh angka kredit. Pada tahun
berikutnya, yang bersangkutan kembali mengikuti ujian sertifikasi
peran dan dinyatakan lulus. Maka yang bersangkutan memperoleh
angka kredit sebesar sembilan.
c. Diklat Prajabatan
14
Pengertian
15
Bukti Fisik
Penilaian
16
Angka kredit yang diberikan untuk diklat prajabatan adalah sebesar dua
angka kredit.
Angka kredit
Contoh:
Ratna Suhendra, S.H., seorang CPNS BPK, mengikuti diklat prajabatan
golongan III maka yang bersangkutan berhak memperoleh angka kredit
sebesar dua.
16
Bab 4
2. Pemeriksaan
17
Jenis
Kompleksitas
Pemeriksaan
18
Pelaksana
Kegiatan
Pemeriksaan
19
Kegiatan
Pemeriksaan
20
Penyusunan RKP
a. Penyusunan RKP;
b. Penyusunan tema pemeriksaan;
c. Penyusunan proposal pemeriksaan;
d. Penyusunan revisi RKP; dan
e. Penyusunan strategi pemeriksaan.
Pemberian penugasan dalam setiap tahap dapat dilaksanakan dalam bentuk
17
Bab 4
18
21
Bab 4
Perencanaan
pemeriksaan
23
24
25
19
26
27
Bab 4
Kriteria
Pejabat
penandatangan
surat tugas
29
Dasar
penghitungan
angka kredit
pemeriksaan
20
Bab 4
Kegiatan yang
setara dengan
pelaksanaan
pemeriksaan
Contoh:
a.
21
Bab 4
31
Dewi Nurul, S.E., M.Ak., seorang Pemeriksa Muda, pangkat Penata Tk.1,
golongan ruang III/d ditugaskan sebagai Ketua Tim dalam pemantauan
tindak lanjut hasil pemeriksaan di Badan Kepegawaian Negara yang harus
dilaksanakan di kantor entitas selama 10 (sepuluh) hari. Atas pelaksanaan
tugas tersebut, Dewi memperoleh angka kredit sebesar 1,26 ( satu koma
dua puluh enam) yang berasal dari perkalian antara angka kredit
memimpin pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas rendah dengan
jam kerja efektif dan jumlah hari penugasan (0,02 x 6,3 x 10).
Uraian kriteria, bukti fisik dan pemberian angka kredit bagi kegiatan
pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran 4.4 sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari Lampiran Juknis ini.
Unsur
pengembangan
profesi
pemeriksaan
Nilai maksimal
angka kredit KTI
dan
Penerjemahan/Pe
nyaduran
22
34
Bab 4
Komposisi angka
kredit
penyusunan KTI
a. apabila terdiri dari dua orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 60% (enam puluh persen) untuk penulis utama dan 40% (empat
puluh persen) untuk penulis pembantu;
b. apabila terdiri dari tiga orang penulis maka pembagian angka kreditnya
adalah 50% (lima puluh persen) untuk penulis utama dan masingmasing 25% (dua puluh lima persen) untuk penulis pembantu; atau
c. apabila terdiri dari empat orang penulis maka pembagian angka
kreditnya adalah 40% (empat puluh persen) untuk penulis utama dan
masing-masing 20% (dua puluh persen) untuk penulis pembantu.
35
36
Pembuatan
dan
penilaian
Karya
Tulis
Ilmiah
dan
Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahan-bahan Lainnya di Bidang
Pemeriksaan diatur lebih lanjut dalam Pedoman Penyusunan dan Penilaian
Karya Tulis Ilmiah.
Uraian kriteria, bukti fisik dan pemberian angka kredit bagi unsur
pengembangan profesi pemeriksaan dapat dilihat pada lampiran 4.5.
sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Lampiran Juknis ini.
Pedoman
Penyusunan dan
Penilaian KTI
Uraian kriteria,
bukti fisik dan
pemberian angka
kredit
23
Bab 4
c. Saudara Papang Nur Ali, S.E., M.Si., Ak., seorang Pemeriksa Madya,
pangkat Pembina, golongan/ruang IV/a pada AKN IV, membuat
perencanaan bimbingan bagi para Pemeriksa di bawah jenjang
jabatannya. Bimbingan ini dilaksanakan selama 20 (dua puluh) jam.
Pada masa akhir bimbingan, Saudara Papang Nur Ali mengevaluasi
dan melaporkan kegiatan bimbingan ini kepada Pejabat yang
Berwenang. Atas kegiatan pembimbingan ini, Saudara Papang Nur Ali
berhak memperolah angka kredit sebagai berikut:
No.
1)
2)
3)
Uraian
Merencanakan bimbingan bagi Pemeriksa di
bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi
Melaksanakan bimbingan bagi Pemeriksa di
bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi
(20 jam x
0.035 / 2jam)
Evaluasi dan perolehan hasil bimbingan bagi
Pemeriksa di bawah jenjang jabatannya/tutorial
profesi
Total
Angka
Kredit
0.020
0.350
0.050
0.420
Kegiatan unsur
penunjang
24
Bab 4
5.
6.
38
39
Contoh
organisasi profesi
Uraian kriteria,
bukti fisik dan
pemberian angka
kredit
6/12 x 0,5
= 0,25
25
Bab 4
Keuangan Daerah
Tim SIAP LKPD
3/12 x 0,4
= 0,1
Apabila ada kegiatan yang dilakukan oleh pemeriksa tetapi tidak ada dalam
butir kegiatan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sepanjang kegiatan
tersebut berkaitan dengan pemeriksaan, maka dapat diberikan angka kredit
sebesar butir kegiatan dengan karakteristik yang setara menurut penilaian tim
penilai. Pemberian angka kredit untuk kegiatan dimaksud diputuskan oleh Tim
Penilai Pusat.
Kegiatan yang
tidak ada dalam
butir kegiatan
26
Bab 5
BAB 5
TUGAS LIMPAH
01
Bab ini membahas tentang tugas limpah yang dapat dilaksanakan oleh
Pemeriksa, jenis tugas limpah, perhitungan angka kredit dan mekanisme
pelaksanaan tugas limpah.
5.1 Pengertian
02
03
Definisi Tugas
Limpah
Pelaksanaan tugas limpah juga berkaitan dengan peran yang dijalani dalam
pelaksanaan kegiatan pemeriksaan.
Peran ideal untuk setiap jenjang jabatan adalah sebagai berikut:
1. Pemeriksa Pertama menjalankan peran sebagai anggota tim;
2. Pemeriksa Muda menjalankan peran sebagai ketua tim;
3. Pemeriksa Madya menjalankan peran sebagai pengendali teknis; dan
4. Pemeriksa Utama menjalankan peran sebagai pengendali mutu atau
penanggung jawab.
05
Tugas limpah
lebih rendah
Tugas limpah
lebih tinggi
27
Bab 5
Selain dibatasi hanya satu tingkat di atas atau satu tingkat di bawah jabatan,
pelaksanaan tugas limpah juga dibatasi hanya satu tingkat di atas atau di
bawah jenis peran yang dimiliki.
Contoh:
Seorang Pemeriksa Muda dengan peran ATS tidak dapat ditugaskan menjadi
Pengendali Teknis atau melaksanakan kegiatan mengendalikan teknis
pelaksanaan pemeriksaan, meskipun kegiatan tersebut merupakan kegiatan
untuk jenjang Pemeriksa Madya.
07
Kegiatan yang menjadi dasar perhitungan angka kredit tugas limpah tersebut
adalah kegiatan pada jenjang peran terdekat dari jenjang peran yang dimiliki.
Dasar
perhitungan
angka kredit
Contoh:
a. Seorang ATS dengan jabatan Pemeriksa Pertama ditugaskan sebagai ketua
tim (melaksanakan melaksanakan tugas limpah lebih tinggi pada jenjang
Pemeriksa Muda). Kegiatan yang menjadi dasar perhitungan angka kredit
adalah kegiatan memimpin pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas
rendah (KTY).
b. Seorang PT dengan jabatan Pemeriksa Madya ditugaskan sebagai ketua
tim (melaksanakan melaksanakan tugas limpah lebih rendah pada jenjang
Pemeriksa Muda). Kegiatan yang menjadi dasar perhitungan angka kredit
adalah kegiatan memimpin pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas
tinggi (KTS).
Angka kredit
tugas limpah
lebih rendah
28
09
Bab 5
Angka kredit
tugas limpah
lebih tinggi
Contoh:
a. Farah Hamida, S.E., Ak, seorang Pemeriksa Pertama, pangkat Penata
Muda Tingkat I, golongan ruang III/b, dan menyandang peran sebagai
ATS, ditugaskan memimpin Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu pada
Kementerian Kesehatan. Untuk peran sebagai ketua tim dalam
pemeriksaan tersebut, yang bersangkutan memperoleh angka kredit per
jam sebesar 0,016 (80% x 0,02) yaitu 80% dari angka kredit kegiatan
memimpin pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas rendah pada
jenjang jabatan Pemeriksa Muda.
b. Ir. Aburisal Indrowoto, C.F.A., seorang Pemeriksa Muda, pangkat
Penata, golongan/ruang III/c dan menyandang peran Ketua Tim Senior
ditugaskan sebagai Pengendali Teknis dalam Pemeriksaan Kinerja pada
Lembaga Penjamin Simpanan. Atas perannya tersebut, yang
bersangkutan akan mendapatkan angka kredit sebesar 0,024 (80% x
0,03) per jam yaitu 80% dari angka kredit kegiatan mengendalikan teknis
pelaksanaan pemeriksaan pada jenjang jabatan Pemeriksa Madya.
c. Ir. Bambang Suryono, M.M., Pemeriksa Madya dengan pangkat
Pembina Utama Muda, golongan/ruang IV/c dan telah menyandang
peran sebagai PT ditugaskan sebagai pengendali mutu dalam
Pemeriksaan kinerja RSUD Budi Asih. Maka yang bersangkutan
diberikan angka kredit sebesar 0,032 (80% x 0,04) per jam yaitu 80%
dari angka kredit kegiatan mengendalikan mutu pelaksanaan
29
Bab 5
5.4 Mekanisme
10
Tugas limpah dapat diberlakukan apabila pada satuan kerja tertentu tidak
terdapat Pemeriksa untuk melaksanakan kegiatan yang sesuai dengan jenjang
jabatan yang seharusnya. Pelimpahan tugas dilakukan berdasarkan penugasan
secara tertulis dari pimpinan satuan kerja yang bersangkutan kepada Pemeriksa
sesuai dengan Lampiran 5 sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari
Lampiran Juknis ini.
Tugas limpah
dilakukan dengan
penugasan dan
alasan tertulis
30
Bab 6
BAB 6
TIM PENILAI PEMERIKSA, PEJABAT YANG BERWENANG
MENGUSULKAN PENETAPAN ANGKA KREDIT, DAN
PEJABAT YANG BERWENANG MENETAPKAN
ANGKA KREDIT
01
03
04
Proses penilaian dalam rangka penetapan angka kredit dilakukan oleh Tim
Penilai Pemeriksa. Tim Penilai Pemeriksa dibedakan berdasarkan
kedudukannya menjadi Tim Penilai Pusat dan Tim Penilai Perwakilan.
Tim penilai
pemeriksa
Hubungan Tim
Penilai Pusat dan
Perwakilan
Kedudukan tim
penilai pemeriksa
1. Tim Penilai Pusat berkedudukan di Kantor Pusat BPK (Kantor Pusat); dan
2. Tim
05
di
masing-masing Kantor
Susunan Tim Penilai Pusat maupun Tim Penilai Perwakilan adalah sebagai
berikut:
Susunan tim
penilai
07
Jumlah anggota Tim Penilai Pemeriksa harus gasal dan disesuaikan dengan
beban kerja. Indikator beban kerja tersebut diantaranya adalah jumlah
Pemeriksa yang akan dinilai angka kreditnya pada satuan kerja tertentu.
Jumlah anggota
Tim Penilai
Struktur organisasi Tim Penilai Pemeriksa dapat dilihat pada gambar 6.1
berikut:
Struktur Tim
Penilai
31
Bab 6
Gambar 6.1
Struktur Organisasi Tim Penilai
08
09
Syarat menjadi
tim penilai
Sekretaris dan
sekretariat tim
penilai pemeriksa
1. Biro Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Sekretariat Tim Penilai Pusat;
dan
2. Sub Bagian Sumber Daya Manusia (SDM) untuk Sekretariat Tim Penilai
Perwakilan.
32
10
11
12
Bab 6
Tugas Tim
Penilai Pusat
Dalam melakukan penilaian, rincian kegiatan yang menjadi tugas Tim Penilai
Pusat dan Perwakilan adalah sebagai berikut:
Rincian Tugas
Tim Penilai Pusat
dan Perwakilan
Tugas Tim
Penilai
Perwakilan
Tugas Sekretariat
Tim Penilai
33
14
Dalam hal terdapat prestasi kerja Pemeriksa yang dinilai memiliki kekhususan,
sehingga Tim Penilai yang ada tidak mampu menilai, maka Sekretaris Jenderal
BPK/Kalan membentuk Tim Penilai Teknis.
Bab 6
Tim Penilai
Teknis
Tugas pokok Tim Penilai Teknis adalah memberikan saran dan pertimbangan
kepada Ketua Tim Penilai dalam memberikan penilaian terhadap
kegiatan/prestasi Pemeriksa yang bersifat khusus atau memerlukan keahlian
tertentu.
Anggota Tim Penilai Teknis terdiri dari para ahli, baik yang berkedudukan
sebagai PNS maupun yang bukan PNS yang mempunyai keahlian atau
kemampuan teknis yang diperlukan.
16
17
18
Sekretaris Jenderal BPK bagi Tim Penilai Pusat dan Sekretariat Tim
Penilai Pusat; dan
b.
Kepala Perwakilan BPK bagi Tim Penilai Perwakilan dan Sekretariat Tim
Penilai Perwakilan.
Pejabat
pengangkat tim
penilai pemeriksa
Masa jabatan Tim Penilai Pemeriksa dan Sekretariat Tim Penilai Pemeriksa
adalah tiga tahun dengan maksimal dua kali masa jabatan berturut-turut.
Setelah dua kali masa jabatan berturut-turut berakhir, Anggota Tim Penilai
Pemeriksa dan Anggota Sekretariat Tim Penilai Pemeriksa dapat diangkat
kembali setelah melampaui masa tenggang waktu satu masa jabatan. Surat
keputusan pengangkatan Tim Penilai Pemeriksa dan Sekretariat Tim Penilai
Pemeriksa diperbaharui setiap satu tahun.
Dalam hal terdapat Anggota Tim Penilai Pemeriksa yang turut dinilai, Pejabat
Penetap dapat mengangkat Anggota Tim Penilai Pemeriksa Pengganti.
Anggota Tim
Penilai pengganti
Dalam hal Ketua Tim Penilai Pemeriksa yang dinilai, maka Ketua Tim Penilai
Pemeriksa akan dijabat langsung oleh Pejabat Penetap.
2. Pemberhentian
19
b.
c.
Pemberhentian
Tim Penilai
34
20
21
d.
e.
f.
b.
c.
d.
e.
Bab 6
Pemberhentian
Sekretariat Tim
Penilai
Pejabat Pengusul
35
Bab 6
Pejabat Penetap
Hubungan
Pejabat Penetap
dengan tim
penilai
25
Keputusan
penetapan angka
kredit
26
Penyampaian
spesimen tanda
tangan dan paraf
Pejabat Penetap
36
Bab 7
BAB 7
PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA
KREDIT
01
Lingkup bahasan
Pengajuan usul
penetapan angka
kredit
37
Bab 7
Untuk periode penilaian Januari s.d Juni, DUPAK diajukan pada akhir
bulan Juni, sedangkan untuk periode penilaian bulan Juli s.d
Desember, DUPAK diajukan pada akhir bulan Desember.
c. Jika hasil reviu oleh Pejabat Pengusul menunjukkan bahwa terdapat
kekurangan data, maka Pejabat Pengusul mengembalikan kepada
Pemeriksa bagi Pemeriksa Pertama dan Pemeriksa Muda atau melalui
Pejabat Eselon II bagi Pemeriksa Madya dan Pemeriksa Utama agar
Pemeriksa yang bersangkutan melengkapi kekurangan data tersebut.
d. Jika hasil reviu oleh Pejabat Pengusul menunjukkan bahwa semua data
telah lengkap, maka Pejabat Pengusul menyampaikan DUPAK yang
telah ditandatanganinya disertai dengan lampiran dan bukti pendukung
kepada Pejabat Penetap melalui Sekretariat Tim Penilai Pemeriksa.
e. Khusus bagi Pemeriksa Pertama dan Pemeriksa Muda di lingkungan
Kantor Pusat, sebelum Pejabat Pengusul menyampaikan konsep
DUPAK kepada Pejabat Penetap, Pejabat Pengusul meminta
persetujuan konsep DUPAK tersebut kepada atasan Pemeriksa
setingkat Pejabat Eselon II.
2. Penilaian dan Penetapan Angka Kredit
a. Sekretariat Tim Penilai Pemeriksa memeriksa kelengkapan data atas
konsep DUPAK dan lampirannya.
b. Jika data konsep DUPAK dan lampirannya belum lengkap, Sekretariat
Tim Penilai Pemeriksa segera meminta Pemeriksa yang bersangkutan
melalui pejabat pengusul untuk melengkapinya.
Penilaian dan
penetapan angka
kredit
38
Bab 7
j.
03
04
05
Penjelasan atas
proses penilaian
07
Dalam hal penjelasan yang diberikan tidak dapat diterima oleh Pemeriksa,
Pemeriksa dapat mengajukan permintaan evaluasi penilaian dan penetapan
angka kredit kepada Pejabat Pembina Kepegawaian dengan mekanisme
sebagai berikut:
Evaluasi penilaian
39
Bab 7
7.3 Sanksi
08
Proses penilaian dan penetapan angka kredit harus dilaksanakan dengan proses
yang jujur, transparan dan tidak merugikan berbagai pihak. Apabila dalam
proses penilaian dan penetapan angka kredit terdapat kecurangan, antara lain
secara sengaja membuat bukti palsu pengajuan angka kredit atau Tim Penilai
melakukan kerja sama yang tidak baik untuk menguntungkan Pemeriksa yang
dinilai, maka pihak yang terbukti bersalah akan dikenakan sanksi sesuai
ketentuan yang berlaku.
Sanksi
Secara singkat jadwal kegiatan penilaian dan penetapan angka kredit dapat
dilihat pada Tabel 7.1 berikut.
Jadwal kegiatan
Tabel 7.1
JADWAL KEGIATAN PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
No.
Kegiatan
Batas Waktu
Unit/Personil Pelaksana
A.
1.
Pemeriksa
2.
Pemeriksa
3.
Pejabat Pengusul
1.
Pemeriksa
2.
3.
40
No.
Bab 7
Kegiatan
Batas Waktu
Unit/Personil Pelaksana
berkas DUPAK
4.
5.
C.
1.
2.
Pejabat Penetap
3.
Pejabat Penetap
4.
Bagan alur
41
Bab 7
42
Bab 7
Pejabat Penetap
DUPENAK
Memeriksa
Kelengkapan
Data/Dokumen
Menetapkan
PAK
Bukti Fisik
Menilai
Angka Kredit
SPMK
Tidak
DUPAK
Lengkap?
Mengembali
kan kepada
Pejabat
Pengusul
PAK
Ya
6
Membagi Tugas
Penilaian
Menuangkan
DUPAK pada
Formulir
DUPENAK
Menuangkan hasil
penilaian pada
DUPENAK
DUPENAK
2
3
Memeriksa
hasil penilaian
Menuangkan
nilai pada
Konsep PAK
Angka
Kredit
Sama?
DUPENAK
Tidak
Mengusulkan
Sidang Pleno
Konsep PAK
Sidang Pleno
Ya
PAK
Menyiapkan
Surat Pengantar
Mengesahkan
DUPENAK
PAK
Surat Pengantar
Selesai
Gambar 7.1.
BAGAN ALUR MEKANISME PENGUSULAN, PENILAIAN DAN PENETAPAN ANGKA
KREDIT
43
Bab 8
BAB 8
PENGANGKATAN PERTAMA KALI DALAM JABATAN
FUNGSIONAL PEMERIKSA DAN PERAN PEMERIKSA
01
Pengangkatan pertama kali dalam JFP berlaku bagi CPNS yang akan diangkat
maupun PNS yang mengalami mutasi dari jabatan lain ke dalam JFP untuk
pertama kali. Pengangkatan pertama kali ke dalam JFP juga disertai dengan
pengangkatan ke dalam peran pemeriksa.
Lingkup
pembahasan
pengangkatan ke
dalam JFP dan
peran
Pihak-pihak
yang terkait
(Pusdiklat)
BPK
berwenang
8.2 Persyaratan
03
04
Syarat
pengangkatan
pertama kali
bagi CPNS
BPK
44
Bab 8
Persyaratan pengangkatan pertama kali bagi PNS dari jabatan lain di luar JFP
adalah sebagai berikut:
1. berijazah paling rendah Sarjana Strata satu (S-1) atau Diploma-IV sesuai
dengan kualifikasi yang ditentukan;
2. memiliki pangkat paling rendah Penata Muda golongan ruang III/a;
3. penilaian kinerja bernilai baik dalam dua tahun terakhir;
4. telah mengikuti dan lulus dalam pendidikan dan pelatihan JFP;
5. usia paling tinggi 50 tahun;
6. memiliki pengalaman melakukan kegiatan pemeriksaan sekurangkurangnya dua tahun terakhir; dan
7. lulus sertifikasi peran pemeriksa yang sesuai.
06
Syarat
pengangkatan
pertama kali
bagi PNS dari
jabatan lain
Syarat
pengangkatan
pertama kali
dalam peran
Bab 8
8.3 Mekanisme
08
09
h.
i.
j.
k.
2. Pengangkatan pertama kali bagi PNS dari jabatan lain di luar JFP:
a. Biro SDM menetapkan formasi JFP berdasarkan analisis beban kerja;
b. Pimpinan Satuan Kerja dapat mengusulkan pegawai pada Satuan
Mekanisme
Pengangkatan
pertama kali
untuk pegawai
baru BPK
Mekanisme
pengangkatan
pertama kali bagi
46
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
Bab 8
47
10
Bab 8
PAK sebagai
dasar penetapan
jabatan
Jumlah angka kredit untuk setiap jenjang jabatan adalah sebagai berikut:
No.
Jenjang Jabatan
Pemeriksa
1.
2.
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Muda
100
200
3.
Pemeriksa Madya
400
4.
Pemeriksa Utama
700
Karena jenjang jabatan ditetapkan sesuai dengan PAK, maka untuk PNS dari
jabatan lain diluar JFP yang diangkat pertama kali, jabatannya dapat
ditetapkan lebih tinggi atau lebih rendah dari jenjang jabatan yang sesuai
dengan pangkat dan golongannya sebagaimana telah diuraikan pada Bab 2
paragraf 04.
Jadwal kegiatan
Mekanisme pengangkatan pertama kali dalam JFP dan peran bagi CPNS BPK,
dan PNS dari jabatan lain secara lebih jelas digambarkan dalam bagan alur
berikut:
Bagan alur
mekanisme
pengangkatan
dalam JFP dan
peran
48
Bab 8
Gambar 8.1
BAGAN ALUR MEKANISME PENGANGKATAN PERTAMA KALI DALAM JFP DAN
PERAN BAGI CPNS BPK
49
Bab 8
Gambar 8.2
BAGAN ALUR MEKANISME PENGANGKATAN PERTAMA KALI DALAM JFP DAN
PERAN BAGI PNS DARI JABATAN LAIN
50
Bab 9
BAB 9
KENAIKAN PANGKAT/JABATAN DAN PERUBAHAN PERAN
PEMERIKSA
01
Di dalam Juknis ini yang dimaksud dengan kenaikan pangkat adalah kenaikan
kepangkatan Pemeriksa ke tingkat yang lebih tinggi sesuai dengan ketentuan
yang berlaku, yang juga ditunjukkan dengan kenaikan golongan/ruang.
Kenaikan jabatan adalah kenaikan jenjang JFP ke tingkat yang lebih tinggi
sebagaimana diuraikan pada Bab 2 Paragraf 03. Angka kredit merupakan salah
satu bahan pertimbangan utama dalam menilai kelayakan seseorang untuk naik
pangkat/jabatan. Sedangkan yang dimaksud dengan perubahan peran dapat
berupa kenaikan atau penurunan jenjang peran sebagaimana diuraikan pada
Bab 2 Paragraf 05.
Pengertian
02
Lingkup
Pihak-pihak yang
terkait
1. Presiden menetapkan:
a. SK kenaikan pangkat bagi Pemeriksa Madya pangkat Pembina Tk 1
golongan/ruang IV/b menjadi Pembina Utama Muda golongan/ruang
IV/c sampai dengan Pemeriksa Utama pangkat Pembina Utama
golongan/ruang IV/e; dan
b. SK kenaikan jabatan bagi Pemeriksa Madya menjadi Pemeriksa
Utama.
2. Sekretaris Jenderal BPK:
a. Menetapkan SK kenaikan pangkat bagi Pemeriksa Pertama pangkat
Penata Muda golongan/ruang III/a sampai dengan Pemeriksa Madya
pangkat Pembina Tk 1 golongan/ruang IV/b;
b. Menetapkan SK kenaikan jabatan menjadi Pemeriksa Muda sampai
dengan Pemeriksa Madya;
c. Menyampaikan usulan kenaikan jabatan bagi Pemeriksa Madya
menjadi Pemeriksa Utama;
d. Menyampaikan Usulan Kenaikan Pangkat (UKP) bagi Pemeriksa
Madya pangkat Pembina Tk 1 golongan/ruang IV/b menjadi Pembina
Utama Muda golongan/ruang IV/c sampai dengan Pemeriksa Utama
pangkat Pembina Utama golongan/ruang IV/e kepada Presiden dengan
51
Bab 9
52
Bab 9
9.2 Persyaratan
04
1. Kenaikan Jabatan
Persyaratan
Kenaikan Jabatan
b.
Bab 9
memiliki STSP untuk peran KTS dan penilaian kinerja tahun terakhir
yang menunjukan nilai baik. Karena belum genap satu tahun
menduduki jabatan Pemeriksa Pertama, Budiman belum dapat
dipertimbangkan untuk naik jabatan menjadi Pemeriksa Muda
meskipun syarat lainnya telah terpenuhi.
2. Kenaikan Pangkat
05
06
Persyaratan
kenaikan pangkat
dalam jabatan
yang sama
Persyaratan
kenaikan pangkat
untuk jabatan
yang lebih tinggi
54
07
c.
Bab 9
Persyaratan
kenaikan pangkat
dengan
penyesuaian
ijazah
55
Bab 9
3. Kenaikan Peran
Pemeriksa dapat memperoleh kenaikan peran, apabila:
a. telah memiliki STSP peran setingkat lebih tinggi;
b. tersedia formasi sesuai dengan jenjang peran, yang ditetapkan oleh
Sekjen;
c. telah menduduki peran terakhir sekurang-kurangnya selama tiga tahun;
d. penilaian kinerja bernilai baik selama dua tahun berturut-turut; dan
e. memperoleh rekomendasi tertulis pejabat struktural setingkat eselon II
pada unit kerja yang bersangkutan.
Persyaratan
Kenaikan Peran
Contoh:
Zarima, S.E., Ak., M.Ak., seorang Pemeriksa Muda dengan pangkat
Penata, golongan/ruang III/c dengan peran KTY, TMT 1 Januari 2012.
Zarima telah mengikuti dan lulus Diklat Sertifikasi Peran KTS pada Maret
2015. Dengan mempertimbangkan penilaian kinerja, hasil sertifikasi serta
rekomendasi tertulis pejabat struktural setingkat eselon II pada unit kerja
yang bersangkutan, Zarima menduduki peringkat kedua dari 12 (dua belas)
orang yang memenuhi syarat untuk naik peran menjadi KTS. Berdasarkan
formasi peran yang ditetapkan pada Januari 2015, terdapat 10 (sepuluh)
formasi untuk peran KTS yang perlu diisi. Dengan demikian Zarima dapat
dinaikkan perannya menjadi KTS.
09
4. Penurunan Peran
Persyaratan
Penurunan Peran
56
Bab 9
11
Komposisi angka kredit dari setiap unsur dan sub unsur kegiatan untuk
kenaikan pangkat harus memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1.
2.
Selain memperhatikan batas tertinggi komposisi angka kredit dari sub unsur
pengembangan profesi, untuk syarat kenaikan pangkat/jabatan, Pemeriksa
diwajibkan mengumpulkan angka kredit dari unsur pengembangan profesi
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
12
Komposisi angka
kredit
Kewajiban angka
kredit dari
pengembangan
profesi
Kewajiban angka
kredit dari diklat
Tabungan angka kredit adalah kelebihan angka kredit dari angka kredit
kumulatif minimal yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan
setingkat lebih tinggi. Pemeriksa yang memperoleh angka kredit melebihi yang
disyaratkan untuk kenaikan pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi, kelebihan
angka kredit dapat ditabung dan diakumulasi untuk kenaikan pangkat/jabatan
berikutnya.
14
Tabungan angka
kredit
1. Unsur diklat, tabungan angka kredit adalah sebesar selisih antara angka
kredit yang diperoleh dengan dengan kewajiban angka kredit minimal
unsur diklat sebagaimana dijelaskan pada paragraf 12 dan angka kredit
yang masih harus dipenuhi setelah mempertimbangkan pemenuhan angka
kredit dari unsur pemeriksaan dan pengembangan profesi sepanjang belum
mencapai komposisi 30% dari angka kredit pada unsur utama yang
57
Bab 9
Ketentuan khusus
tabungan angka
kredit
Contoh :
1. Ishak Siringo-ringo, S.E., C.F.E., Penata Muda (Gol III/a ) telah berhasil
mengumpulkan angka kredit kumulatif sebanyak 160 angka kredit. Enam
puluh tambahan angka kredit yang diperoleh terdiri dari 45 angka kredit
dari unsur utama dan 15 angka kredit dari unsur penunjang. Angka kredit
pada unsur utama terdiri dari 15 angka kredit dari unsur pendidikan dan
pelatihan, 20 angka kredit dari unsur pemeriksaan, dan 10 angka kredit dari
unsur pengembangan profesi.
Rincian perhitungan tabungan angka kredit Ishak adalah sebagai berikut:
Unsur Kegiatan
Unsur
Utama
Pendidikan
Tabungan
Angka
Kredit
-
Diklat
15
12
Pemeriksaan
20
20
58
Bab 9
Pengembangan
Profesi
10
Unsur Penunjang
15
10
Total
160
150
10
Tabungan angka kredit pada unsur diklat dan pengembangan profesi tidak
mengurangi kewajiban pemenuhan angka kredit minimum yang
dipersyaratkan pada setiap unsur. Oleh karena itu, untuk kenaikan pangkat
berikutnya, Ishak masih harus menambah 40 angka kredit dengan
komposisi paling rendah 35 angka kredit berasal dari unsur utama,
termasuk didalamnya paling rendah 2 dari unsur diklat, 20 dari unsur
pemeriksaan, 3 dari unsur pengembangan profesi.
2. Alvianto Firman, S.E., Ak. Penata Muda (Gol/ruang III/a ) telah berhasil
mengumpulkan angka kredit kumulatif sebanyak 153. Lima puluh tiga
tambahan angka kredit yang diperoleh terdiri dari 48 angka kredit dari
unsur utama dan 5 angka kredit dari unsur penunjang. Angka kredit pada
unsur utama terdiri dari 10 angka kredit dari unsur pendidikan dan
pelatihan, 33 dari unsur pemeriksaan dan 5 angka kredit dari unsur
pengembangan profesi. Untuk kenaikan pangkat dari Penata Muda
(Gol/ruang III/a) menjadi Penata Muda Tk.I (Gol III/b) yang bersangkutan
memerlukan angka kredit kumulatif 150. Rincian perhitungan tabungan
angka kredit Alvianto adalah sebagai berikut.
Unsur Kegiatan
Unsur
Utama
Pendidikan
Tabungan
Angka
Kredit
-
Diklat
10
10
Pemeriksaan
33
33
Pengembangan
Profesi
153
150
Unsur Penunjang
Total
59
Bab 9
Pemeriksa yang telah memenuhi angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat tetapi belum dapat diberikan kenaikan jabatan/pangkat, setiap
satu tahun diwajibkan mengumpulkan paling kurang 20% (dua puluh persen)
angka kredit dari jumlah angka kredit yang disyaratkan untuk kenaikan
jabatan/pangkat setingkat lebih tinggi.
Contoh:
1. Yunita Sihaloho, S.E., A.k., M.Acc., seorang PNS dengan Pangkat Penata
golongan ruang III/c TMT 1 Oktober 2011 diangkat kedalam JFP dengan
jenjang Pemeriksa Muda TMT 1 Januari 2012. Sampai dengan akhir Juni
2012, Yunita telah berhasil mengumpulkan angka kredit sebanyak 302.
Meskipun telah memperoleh angka kredit kumulatif minimal untuk
kenaikan pangkat, karena belum dua tahun dalam pangkat III/c, Yunita
belum dapat dipertimbangkan untuk naik pangkat menjadi Penata Tingkat
1 golongan ruang III/d. Namun demikian, Yunita tetap diharuskan untuk
mengumpulkan angka kredit minimal sebanyak 20 angka kredit (20% x
100) setiap tahun sampai Yunita dapat dipertimbangkan untuk naik
pangkat.
2. Supriyadi, S.E., Ak., seorang PNS dengan Pangkat Penata golongan ruang
III/c TMT 1 April 2011 diangkat kedalam JFP dengan jenjang Pemeriksa
Pertama TMT 1 Januari 2012. Sampai dengan akhir Juni 2012, Supriyadi
telah berhasil mengumpulkan angka kredit sebanyak 203. Meskipun telah
memperoleh angka kredit kumulatif minimal untuk kenaikan jabatan,
karena belum satu tahun dalam jabatan Pemeriksa Pertama, Supriyadi
belum dapat dipertimbangkan untuk naik jabatan menjadi Pemeriksa muda.
Namun demikian, Supriyadi tetap diharuskan untuk mengumpulkan angka
kredit minimal sebanyak 10 angka kredit (20% x 50) setiap tahun sampai
Supriyadi dapat dipertimbangkan untuk naik jabatan.
9.6 Mekanisme
17
1. Kenaikan Jabatan
a. Berdasarkan PAK, hasil penilaian kinerja dan basis data yang dimiliki,
Biro SDM pada Kantor Pusat atau Sub Bagian SDM pada Kantor
Perwakilan menilai pemenuhan persyaratan kenaikan jabatan
Pemeriksa.
b. Jika hasil penilaian menunjukkan Pemeriksa telah memiliki angka
kredit kumulatif minimal dengan komposisi yang memenuhi syarat
kenaikan jabatan, masa kerja dalam jenjang jabatan terakhir lebih dari
satu tahun, penilaian kinerja baik dan telah memiliki STSP minimal,
Biro SDM/Sub Bagian SDM melalui Biro SDM mengusulkan
Mekanisme
Kenaikan Jabatan
60
Bab 9
2. Kenaikan Pangkat
Mekanisme kenaikan pangkat bagi Pemeriksa di lingkungan Kantor Pusat
adalah sebagai berikut.
Mekanisme
Kenaikan
Pangkat
a. Berdasarkan PAK, hasil penilaian kinerja dan basis data yang dimiliki
Biro SDM menilai pemenuhan persyaratan kenaikan pangkat
Pemeriksa.
b. Jika hasil penilaian menunjukkan Pemeriksa telah memiliki angka
kredit kumulatif minimal dengan komposisi yang memenuhi syarat
kenaikan pangkat, masa kerja dalam pangkat terakhir lebih dari dua
tahun, penilaian kinerja baik dan telah memiliki STSP minimal, Biro
SDM menyiapkan:
1) Usulan Kenaikan Pangkat (UKP) yang dilampiri dengan PAK,
penilaian kinerja, serta persyaratan lainnya bagi Pemeriksa yang
akan naik pangkat menjadi III/b sampai dengan IV/b dan
menyampaikannya kepada Kepala BKN Pusat; dan
2) Konsep UKP yang dilampiri dengan PAK, penilaian kinerja, serta
persyaratan lainnya bagi Pemeriksa yang akan naik pangkat
menjadi IV/c atau lebih tinggi dan menyampaikannya kepada
Sekjen.
c. Sekjen menetapkan SK Kenaikan Pangkat bagi Pemeriksa yang naik
pangkat menjadi III/b sampai dengan IV/b.
d. Sekjen menandatangani UKP bagi Pemeriksa yang akan naik pangkat
menjadi IV/c atau lebih tinggi dan menyampaikannya kepada Presiden
dengan dilampiri dengan penilaian kinerja, serta persyaratan lainnya
dan ditembuskan kepada BKN.
e. Kepala BKN Pusat memberikan pertimbangan teknis atas UKP yang
diusulkan dan menyampaikan hasilnya kepada Biro SDM untuk UKP
Pemeriksa yang akan naik pangkat menjadi III/b sampai dengan IV/b
dan kepada Presiden bagi Pemeriksa yang akan naik pangkat menjadi
IV/c atau lebih tinggi.
f. Berdasarkan pertimbangan teknis dari BKN, Biro SDM menyiapkan
konsep SK Kenaikan pangkat dan menyampaikannya kepada Sekjen.
g. Berdasarkan pertimbangan teknis dari SDM, Presiden menetapkan SK
61
Bab 9
3. Kenaikan Peran
a. Biro SDM/Subag SDM menyeleksi para pegawai yang memenuhi
syarat untuk mengikuti Diklat Peran.
b. Berdasarkan daftar kandidat peserta diklat peran dari Biro SDM,
Pusdiklat melakukan pemanggilan peserta dan menyelenggarakan
diklat Peran.
c. Pemeriksa yang dinyatakan lulus diklat akan memperoleh surat tanda
tamat pendidikan dan pelatihan (STTPP) peran.
d. Berdasarkan kebutuhan formasi dan STTPP Biro SDM menentukan
Pemeriksa yang akan mengikuti sertifikasi peran.
e. Biro SDM akan menerbitkan Surat Tanda Sertifikasi Peran (STSP)
bagi Pemeriksa dinyatakan lulus sertifikasi.
f. Biro SDM menetapkan daftar Pemeriksa yang dapat dipertimbangkan
untuk naik peran bagi Pemeriksa yang telah memperoleh sertifikasi
peran sesuai dengan formasi yang tersedia.
g. Data Pemeriksa yang telah memperoleh sertifikasi namun tidak dapat
dipertimbangkan untuk mendapatkan kenaikan peran karena
keterbatasan formasi dimasukan dalam Daftar Urutan Peran (DUP)
dan dapat dipertimbangkan untuk naik peran sesuai dengan
Mekanisme
Kenaikan Peran
62
Bab 9
4. Penurunan Peran
a. Berdasarkan penilaian kinerja atau perubahan kelembagaan atau
hukuman disiplin, Biro SDM mengusulkan penurunan peran
Pemeriksa kepada Sekretaris Jenderal BPK.
b. Untuk peran KT, PT, dan PM, usulan penurunan peran Pemeriksa
disampaikan kepada Sekretaris Jenderal BPK dengan terlebih dahulu
melalui mekanisme Baperjakat.
c. Sekretaris Jenderal BPK menetapkan penurunan peran bagi Pemeriksa
yang telah memenuhi syarat.
Mekanisme
Penurunan Peran
Pengajuan usulan kenaikan pangkat Pemeriksa dapat dilakukan dua kali dalam
setahun untuk periode kenaikan pangkat April dan Oktober. Sedangkan untuk
kenaikan jabatan dan perubahan peran dapat dilakukan setiap saat sesuai
dengan kebutuhan.
Jadwal pengajuan
usulan
pangkat/jabatan
dan/atau peran
Bagan alur
mekanisme
kenaikan jabatan
63
Bab 9
Kenaikan Jabatan
Biro SDM/Subag SDM
Sekretaris Jenderal
Mulai
1
Meneliti
Persyaratan
Kenaikan Jabatan
Mengesahkan
Usulan
Kenaikan
Jabatan
Memberikan
Pertimbangan
Teknis
Presiden
3
4
Menetapkan
Kenaikan
Jabatan
Basis
Data
Persyaratan Lainnya
Penilaian Kinerja
PAK
Memenuhi
Syarat
Tidak
Hasil
Pertimbangan
Teknis
SK Kenaikan
Jabatan
Ya
PAK
Usulan Kenaikan Jabatan
Selesai
Ya
Jabatan
Terakhir
>=1thn
Tidak
3
Ya
Tidak
STSP Minimal
Terpenuhi
Menetapkan
Kenaikan
Jabatan
Ya
Penilaian
Kinerja Baik
>= 1Thn
SK Kenaikan
Jabatan
Tidak
Selesai
Ya
Mengusulkan Kenaikan
Jabatan
Kenaikan Menjadi
Pemeriksa Utama
Ya
Persyaratan Lainnya
Penilaian Kinerja
Tidak
PAK
Konsep Usulan Kenaikan
Jabatan
1
Persyaratan Lainnya
Penilaian Kinerja
PAK
Konsep SK Kenaikan
Jabatan
Gambar 9.1
BAGAN ALUR MEKANISME KENAIKAN JABATAN
64
Bab 9
Gambar 9.2
BAGAN ALUR MEKANISME KENAIKAN PANGKAT PADA KANTOR PUSAT
65
Bab 9
Gambar 9.3
BAGAN ALUR MEKANISME KENAIKAN PANGKAT PADA KANTOR PERWAKILAN
66
Bab 9
Kenaikan Peran
Biro SDM
Pusdiklat
Mulai
Sekjen
Basis
Data
Menetapkan
Kenaikan Peran
Lulus Mekanisme
Baperjakat
Tidak
SK Kenaikan
Peran
Menyelenggarakan Diklat
Peran
Daftar kandidat
Peserta Diklat
Menyeleksi Kelayakan
Pegawai
Basis
Data
Baperjakat
Ya
N
Lulus
Tidak
Ya
STTPP
Data Formasi
Menyeleksi Pegawai
Untuk Sertifikasi Peran
Melaksanakan Sertifikasi
Peran
Lulus?
Tidak
Ya
Menerbitkan
STSP
STSP
Membandingkan
dengan data
Formasi
Tidak
Terdapat
Formasi?
Ya
Membuat Daftar
Pegawai yang
dapat
dipertimbangkan
untuk Naik
Peran
Mengisi Daftar
Urut Peran
DUP
Peran
=AT?
Tdk
Ya
3
Gambar 9.4
BAGAN ALUR MEKANISME KENAIKAN PERAN
67
Bab 10
BAB 10
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI JABATAN
FUNGSIONAL PEMERIKSA DAN PERAN PEMERIKSA
01
Lingkup bahasan
Pihak-pihak
terkait
2.
3.
4.
68
Bab 10
Kondisi
penyebab
pembebasan
sementara
69
Bab 10
70
Bab 10
Sebab lain
pembebasan
sementara
10.3 Mekanisme
05
Mekanisme
pembebasan
karena angka
kredit
71
Bab 10
06
Mekanisme
pambebasan
karena sebab lain
07
Keputusan
pembebasan
sementara
1.
2.
3.
4.
08
09
Pembebasan dari
peran pemeriksa
Mekanisme pembebasan sementara dari JFP dan peran secara lebih jelas
digambarkan dalam bagan alur berikut:
Bagan alur
mekanisme
pembebasan
sementara JFP
dan peran
72
Bab 10
Gambar 10.1
BAGAN ALUR MEKANISME PEMBEBASAN SEMENTARA
DARI JFP DAN PERAN
73
Bab 11
BAB 11
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN
FUNGSIONAL PEMERIKSA DAN PERAN PEMERIKSA
01
Pihak-pihak yang
terkait
11.2 Persyaratan
03
Pegawai BPK yang dibebaskan sementara dari JFP dapat diangkat kembali ke
dalam JFP apabila telah memenuhi persyaratan tertentu, tergantung pada
kondisi yang menyebabkan seorang Pemeriksa dibebaskan sementara dari
JFP.
74
04
Selain memiliki STSP yang masih berlaku, Pemeriksa yang akan diangkat
kembali ke dalam JFP harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Bab 11
Syarat-syarat
pengangkatan
kembali
Angka Kredit
Pengangkatan
Kembali
06
Penetapan jenjang
peran
11.3 Mekanisme
07
Mekanisme
pengangkatan
kembali
75
Bab 11
76
Bab 11
Jadwal kegiatan
Mekanisme pengangkatan kembali ke dalam JFP dan peran secara lebih jelas
digambarkan dalam bagan alur berikut:
Bagan alur
mekanisme
pengangkatan
dalam JFP dan
peran
77
Bab 11
Gambar 11.1
BAGAN ALUR MEKANISME PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JFP DAN PERAN
78
Bab 12
BAB 12
PEMBERHENTIAN DARI JABATAN FUNGSIONAL
PEMERIKSA DAN PERAN PEMERIKSA
01
Lingkup bahasan
Pihak-pihak
terkait
Sebab -sebab
pemberhentian
79
Bab 12
12.3 Mekanisme
04
Mekanisme
Pemberhentian
karena angka
kredit
Mekanisme
pemberhentian
karena sebab lain
06
Keputusan
pemberhentian
dari JFP
07
Penetap
pemberhentian
dari peran
Mekanisme pemberhentian dari JFP dan peran secara lebih jelas digambarkan
dalam bagan alur berikut:
Bagan alur
mekanisme
pembebasan
sementara JFP
dan peran
80
Bab 12
Sekjen
BKN Pusat
Presiden
Menetapkan
pemberhentian
Memberikan
pertimbangan
teknis
Menetapkan
pemberhentian
Pertimbangan
teknis
SK pemberhentian
JFP
Mulai
Basis
Data
SDM
Melakukan pengecekan
kecukupan pemenuhan
angka kredit
SK pemberhentian
JFP
SK pemberhentian
Peran
Dokumen
pendukung
pemberhentian
karena sebab
lain
Ya
Memenuhi?
Selesai
Selesai
Tidak
Pemeriksa
Utama?
Tidak
Mekanisme
pengangka
tan kembali
Ya
Mengesahkan usulan
pemberhentian dan SK
pemberhentian peran
Mengusulkan
pemberhentian
Usulan
pemberhentian
JFP dan peran
SK
Pemberhentian
peran
Usulan
pemberhentian
1
3
Membuat konsep
usulan
pemberhentian
Membuat Konsep
SK Pemberhentian
peran
Konsep SK
Pemberhentian
peran
Konsep Usulan
pemberhentian
Gambar 12.1
BAGAN ALUR MEKANISME PEMBERHENTIAN DARI JFP DAN PERAN
81
Bab 13
BAB 13
KETENTUAN KHUSUS BAGI PEMERIKSA DENGAN
PENDIDIKAN DI BAWAH SARJANA STRATA 1/DIPLOMA IV
01
Dalam bab ini akan diatur ketentuan khusus terkait Auditor Terampil yang
diangkat ke dalam JFP dengan pendidikan di bawah Sarjana Stata 1 atau
Diploma IV (S1/DIV). Ketentuan khusus tersebut meliputi: jenjang jabatan
dan peran, kegiatan yang dapat dinilai sebagai angka kredit, pejabat pengusul,
pejabat penetap dan penyesuaian pendidikan ke jenjang S1/DIV
03
Jenjang jabatan
82
04
05
Bab 13
Peran
Pemeriksa
Kegiatan bagi
Golongan II
10
Pejabat
Pengusul
2. Pejabat Penetap:
Pejabat Penetap
83
Bab 13
13
14
Angka kredit yang ditetapkan bagi Pemeriksa yang telah memperoleh ijazah
Sarjana S1/DIV adalah sebesar 65% (enam puluh lima persen) dari angka
kredit kumulatif yang telah dimiliki yang berasal dari kegiatan diklat,
pemeriksaan dan pengembangan profesi ditambah angka kredit ijazah S1/DIV,
dengan tidak memperhitungkan angka kredit dari unsur penunjang.
Batas waktu
penyesuaian
ijazah
Angka kredit
pada saat
penyesuaian
Contoh:
Anton, seorang Auditor Pelaksana dengan pangkat Pengatur, golongan/ruang
II/c, telah diinpassing menjadi Pemeriksa Pertama dengan PAK 85 angka
kredit pada 1 Maret 2011. Berdasarkan PAK sampai dengan 30 Agustus 2012,
diketahui bahwa angka kredit kumulatif yang telah dikumpulkan Anton adalah
92 angka kredit dengan rincian setiap unsurnya sebagai berikut: Pendidikan
sekolah 60, diklat 6, Pemeriksaan 20, pengembangan profesi 3, dan penunjang
3 angka kredit. Pada bulan September 2012, Anton berhasil memperoleh ijasah
S1 jurusan Akuntansi. Anton dapat segera memperoleh penyesuaian pangkat
dan jabatan menjadi Pemeriksa Pertama, pangkat Penata Muda golongan
/ruang III/a dengan PAK sebesar 118,85 yaitu 100 angka kredit dari unsur
pendidikan, 3,9 angka kredit dari diklat (65% x 6), 13 angka kredit
pemeriksaan (65% x 20) dan 1,95 dari pengembangan profesi (65% x 3).
15
Pangkat dan
jabatan setelah
penyesuaian
16
Pemeriksa yang sampai dengan akhir tahun 2016 tidak dapat memperoleh
ijasah S1/DIV dapat tetap dalam JFP dengan jenjang jabatan yang sama
sebagaimana jenjang jabatan pada saat diangkat ke dalam JFP dengan
kenaikan pangkat dibatasi setinggi-tingginya Penata Tingkat I golongan/ruang
III/d dan peran setinggi-tingginya sebagai Anggota Tim Senior.
Pangkat dan
jabatan
tertinggi tanpa
penyesuanian
Contoh:
Santi, seorang Auditor Penyelia dengan pangkat Penata Tk 1 golongan/Ruang
III/d, telah diinpassing menjadi Pemeriksa Muda dengan PAK 340 pada 1
Maret 2012. Meskipun berdasarkan PAK Agustus 2016, angka kredit
84
Bab 13
85
Bab 14
BAB 14
PENUTUP
Juknis JFP ini mulai berlaku saat ditetapkan oleh Sekretaris Jenderal melalui
Keputusan Sekretaris Jenderal BPK.
Pemberlakuan
Juknis JFP
Pemutakhiran juknis ini dapat berupa perubahan Juknis atau penjelasan atas
substansi Juknis.
Pemutakhiran
Juknis JFP
Perubahan atau penjelasan lebih lanjut atas juknis ini ditetapkan oleh Kepala
Direktorat Utama Perencanaan, Evaluasi, Pengembangan, Pendidikan dan
Pelatihan Pemeriksaan Keuangan Negara Badan Pemeriksa Keuangan setelah
mendapat pertimbangan dari para Eselon I terkait.
Masukan, kritik dan saran terkait dengan materi Juknis ini dapat disampaikan
kepada:
Kritik, masukan
dan saran
HENDAR RISTRIAWAN
86
Keterangan gambar
KETERANGAN GAMBAR
No
1.
2.
3.
4.
5.
Gambar
Keterangan
Proses atau aktivitas
Dokumen
Basis Data
Terminator
6.
Berlanjut ke halaman
7.
8.
Arsip
9.
Lampiran 4.1
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
SURAT PERINTAH PENUGASAN PEMERIKSAAN (SP2P)
Nomor :.....................................................................
Diberikan penugasan kepada:
No
Nama
Golongan/Ruang
Peran
Jangka Waktu
(hari)
Melaksanakan : .................................................................................................
.................... .........................
Pejabat yang berwenang *)
................................................
Tembusan:
Atasan langsung Pemeriksa yang bersangkutan
*)Pejabat yang berwenang dalam hal ini Itama/Tortama
atau serendah-rendahnya Inspektur/Kaod/Kalan
Lampiran 4.2
Menerangkan bahwa
No
Nama
Golongan/Ruang
Peran
telah menyelesaikan penugasan berdasarkan Surat Tugas No. .................................. dengan hasil
kegiatan sebagai berikut:
No
Uraian Kegiatan
Hasil Kegiatan
.................... .........................
Pejabat yang berwenang *)
................................................
Lampiran 4.3
REPUBLIK INDONESIA
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
SURAT PERINTAH PERSIAPAN PEMERIKSAAN (SP3)
Nomor :...............................................................
Sehubungan dengan akan dilaksanakannya pemeriksaan .(isi jenis
pemeriksaan) untuk tahun 20XX, kami memberi tugas kepada :
No
Nama
Jabatan
(obyek
pemeriksaan
sesuai
RKP)
dengan
jangka
waktu
pelaksanaanhari.
Demikian surat perintah ini diberikan untuk dilaksanakan dengan sebaik-baiknya dan penuh
tanggung jawab.
..........................,
..............................20XX
Tortama/Kepala Perwakilan
............................................
NIP......................................
Lampiran 4.4
PEMBERIAN ANGKA KREDIT, PELAKSANA KEGIATAN DAN BUKTI FISIK UNTUK KEGIATAN PEMERIKSAAN
Pelaksana kegiatan
Penyusunan RKP
Penyusunan RKP
Melaksanakan administrasi dalam rangka penyusunan RKP
Pemeriksa Muda
Mengusulkan RKP
Pemeriksa Madya
Mereviu RKP
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Bukti Fisik
Lampiran 4.4
Pelaksana kegiatan
Pemeriksa Pertama Gol. III
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Mereviu dan menyetujui konsep program pemeriksaan pendahuluan dari Pengendali Teknis
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Pertama
Penyusunan
RKP
Mengumpulkan
data dalam rangka penyusunan revisi RKP
Penyusunan P2
Melaksanakan administrasi penyusunan P2 AKN atau P2 Perwakilan
Menyusun konsep P2 AKN atau P2 Perwakilan
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Mereviu dan menyetujui konsep P2 AKN atau P2 Perwakilan dari Pengendali Teknis
Pemeriksa Utama
Penyusunan PKP
Menyusun PKP untuk pelaksanaan tugas-tugas dengan kompleksitas rendah dalam Pemeriksa Pertama
pemeriksaan pendahuluan
Menyusun PKP untuk pelaksanaan tugas-tugas dengan kompleksitas tinggi dalam Pemeriksa Pertama
pemeriksaan pendahuluan
Mengesahkan PKP anggota tim untuk tugas-tugas pemeriksaan dengan kompleksitas rendah Pemeriksa Muda
Mengesahkan PKP anggota tim untuk tugas-tugas pemeriksaan dengan kompleksitas tinggi
Pemeriksaan Pendahuluan
Melaksanakan tugas-tugas dengan kompleksitas rendah dalam pemeriksaan pendahuluan
Melaksanakan tugas-tugas dengan kompleksitas tinggi dalam pemeriksaan pendahuluan
Memimpin pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan dengan kompleksitas rendah
Pemeriksa Muda
Bukti Fisik
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
Lampiran 4.4
Pelaksana kegiatan
Pemeriksa Muda dengan
peran KTS
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Penyusunan
RKP pelaksanaan pemeriksaan pendahuluan dengan kompleksitas tinggi
Memimpin
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Mereviu dan menyetujui konsep laporan pemeriksaan pendahuluan dari Pengendali Teknis
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Pertama
Melakukan reviu atas hasil reviu anggota tim terhadap LHP terdahulu
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Muda
Pelaksanaan Pemeriksaan
Melaksanakan tugas-tugas dengan kompleksitas rendah dalam pelaksanaan pemeriksaan
Melaksanakan tugas-tugas dengan kompleksitas tinggi dalam pelaksanaan pemeriksaan
Memimpin pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas rendah
Memimpin pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas tinggi
Mengendalikan teknis pelaksanaan pemeriksaan
Mengendalikan mutu pelaksanaan pemeriksaan
Bukti Fisik
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
ST
ST
ST
ST
ST
ST
Lampiran 4.4
Pelaksana kegiatan
Penyusunan
RKPPemeriksaan
Pelaporan
Hasil
Penyusunan IHPS
Menyiapkan bahan penyusunan IHPS
Bukti Fisik
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Pertama
Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan LHP dalam pemeriksaan dengan Pemeriksa Pertama
kompleksitas rendah
Menyiapkan bahan dan data untuk penyusunan LHP dalam pemeriksaan dengan Pemeriksa Pertama
kompleksitas tinggi
Menyajikan kelogisan substansi, kaidah bahasa dan kebenaran matematis dalam konsep LHP Pemeriksa Muda
untuk pemeriksaan dengan kompleksitas rendah
Menyajikan kelogisan substansi, kaidah bahasa dan kebenaran matematis dalam konsep LHP Pemeriksa Muda
untuk pemeriksaan dengan kompleksitas tinggi
Menyusun konsep LHP sesuai unsur-unsur temuan seperti kondisi, kriteria, sebab dan akibat Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Mereviu konsep LHP dari segi unsur temuan dan kaidah bahasa pelaporan
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Madya
Penyusunan LHP
Melaksanakan administrasi dalam penyusunan LHP
Penyusunan RKP
Evaluasi Laporan hasil pemeriksaan KAP
Melaksanakan evaluasi laporan hasil pelaksanaan pemeriksaan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Lampiran 4.4
Pelaksana kegiatan
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Muda
Bukti Fisik
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
Menyusun laporan evaluasi atas hasil pelaksanaan pemeriksaan Kantor Akuntan Publik (KAP) Pemeriksa Madya
Mereviu laporan evaluasi atas hasil pelaksanaan pemeriksaan Kantor Akuntan Publik (KAP)
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Utama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Muda
Menyusun laporan penelaahan jawaban tindak lanjut dari entitas yang diperiksa
Pemeriksa Muda
Mereviu laporan penelaahan jawaban tindak lanjut dari entitas yang diperiksa
Pemeriksa Madya
Mereviu dan menyetujui laporan penelaahan jawaban tindak lanjut dari entitas yang Pemeriksa Utama
diperiksa.
Evaluasi Pemeriksaan
Membuat penilaian anggota tim atas pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas rendah Pemeriksa Muda dengan
peran KTY
Membuat penilaian anggota tim atas pelaksanaan pemeriksaan dengan kompleksitas tinggi Pemeriksa Muda dengan
peran KTS
Menilai kinerja ketua tim
Pemeriksa Madya dengan
peran PT
Melakukan review silang (Antar Pengendali Teknis)
Pemeriksa Madya dengan
peran PT
Menilai kinerja pengendali teknis
Pemeriksa Utama dengan
peran PM
Melakukan review silang (Antar Pengendali Mutu)
Pemeriksa Utama dengan
peran PM
Pemantauan Kerugian Negara/ Daerah
Menyiapkan bahan pemantauan proses penyelesaian ganti kerugian negara/daerah
Pemeriksa Pertama
0.16
0.16
0.24
0.3
0.32
0.48
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Muda
Lampiran 4.4
Pelaksana kegiatan
Pemeriksa Muda
Pemeriksa Madya
Pemeriksa Utama
Penyusunan
RKPlaporan pemantauan ganti kerugian negara/daerah
Menyusun
Bukti Fisik
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
SP2P, Surat Keterangan
penyelesaian Penugasan
Lampiran 4.5
JENIS, KRITERIA, BUKTI FISIK, DAN PEMBERIAN ANGKA KREDIT KEGIATAN PENGEMBANGAN PROFESI
No
1.
Jenis Kegiatan
Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang
Pemeriksaan
a. Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil
penelitian di bidang pemeriksaan yang
dipublikasikan
1) Dalam bentuk :
buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara internasional
Kriteria
a)
b)
c)
d)
e)
a)
Bukti Fisik
a)
b)
c)
d)
a)
Pemberian Angka
Kredit
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
b)
c)
d)
a)
b)
Bukti Fisik
b)
c)
d)
a)
b)
c)
d)
Pemberian Angka
Kredit
dalam bentuk jurnal,
diberikan angka
kredit maksimal
sebesar 15
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
c)
d)
e)
a)
b)
c)
Bukti Fisik
a)
b)
c)
d)
Pemberian Angka
Kredit
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
1) Dalam bentuk buku
Kriteria
a)
b)
c)
d)
Bukti Fisik
a)
b)
c)
Pemberian Angka
Kredit
Untuk setiap karya
yang diterbitkan
dalam bentuk buku,
diberikan angka
kredit maksimal
sebesar 8
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
e)
a)
b)
c)
d)
e)
Bermanfaat bagi
pemeriksaan dan belum
pernah ditulis oleh orang
lain
Berisi lebih dari 2.500 kata
atau 8 halaman (tanpa
gambar/tabel), kertas
ukuran A4 dengan spasi
1,5 dan karakter huruf
Times New Roman,
ukuran 11.
Penampilan naskah:
halaman judul dicetak,
manuskrip dicetak
Didokumentasikan pada
perpustakaan unit
organisasi.
Setidaknya terdiri dari
bagian-bagian sebagai
berikut:
Bagian awal berupa
halaman judul;
Bagian utama, terdiri
dari: pendahuluan,
bagian isi, simpulan;
dan
Bagian akhir, terdiri
dari: daftar pustaka dan
lampiran (jika ada).
Bermanfaat bagi
Bukti Fisik
d)
a)
b)
Pemberian Angka
Kredit
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
a)
b)
c)
d)
e)
Bertujuan untuk
menanggapi atau
memberikan suatu
pendapat terhadap suatu
kondisi di bidang
pemeriksaan.
Metode ilmiah digunakan
sebagai dasar penyusunan.
Materi tinjauan/ulasan
ilmiah merupakan hasil
gagasan sendiri yang
belum pernah ditulis oleh
orang lain.
Karya tulis dalam rangka
tugas akhir pendidikan
sekolah, seperti skripsi,
tesis, dan disertasi, tidak
boleh diajukan untuk
dinilai angka kreditnya.
Diterbitkan oleh suatu
organisasi/badan ilmiah
setingkat pusat penelitian
dan
pengembangan/lembaga
a)
b)
c)
d)
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
f)
g)
h)
a)
b)
c)
d)
Bukti Fisik
a)
b)
c)
d)
Pemberian Angka
Kredit
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
e)
f)
a)
b)
c)
d)
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
Bertujuan untuk
menanggapi atau
memberikan suatu
pendapat terhadap suatu
kondisi di bidang
pemeriksaan.
Metode ilmiah digunakan
sebagai dasar penyusunan.
Materi tinjauan/ulasan
ilmiah merupakan hasil
gagasan sendiri yang
belum pernah ditulis oleh
orang lain.
Karya tulis dalam rangka
a)
b)
c)
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
e)
f)
2)
a)
b)
c)
d)
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
a)
b)
c)
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
e)
f)
a)
b)
a)
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
a)
b)
a)
b)
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
ilmiah yang disampaikan dalam pertemuan
ilmiah atas inisiatif sendiri
2.
Kriteria
b)
a)
b)
c)
d)
e)
Bukti Fisik
pemeriksaan
Pertemuan ilmiah minimal
tingkat...
menyampaikan prasaran
dalam pertemuan ilmiah dari
penyelenggara
a)
b)
c)
Pemberian Angka
Kredit
diberikan angka
kredit maksimal
sebesar 3,5
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
f)
g)
h)
a)
b)
c)
d)
a)
penerbit profesional
Mempunyai nomor
International Standard of
Book Numbers (ISBN)
Sekali terbit minimal 300
(tiga ratus) eksemplar
Penampilan buku
sebagaimana layaknya
suatu buku, bukan diktat
Penerbitan asli materi yang
diterjemahkan
menggunakan suatu bahasa
tertentu yang
dialihbahasakan ke dalam
bahasa yang lain.
Berkas terjemahan artikel
minimal 5000 (lima ribu)
kata atau minimal 16
halaman (tanpa
gambar/tabel)
Materi tersebut terkait
dengan perkembangan dan
kemajuan pemeriksaan
Materi tersebut belum
pernah diterjemahkan atau
disadur oleh orang lain
Diterbitkan oleh suatu
organisasi/badan ilmiah
setingkat pusat penelitian
dan
Bukti Fisik
a)
b)
c)
Pemberian Angka
Kredit
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
e)
a)
b)
c)
d)
e)
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
pengembangan/lembaga
eselon II atau lebih tinggi,
atau oleh organisasi
profesi ilmiah, atau oleh
media massa.
Mempunyai nomor
International Standard of
Serial Numbers (ISSN)
a)
b)
c)
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Kriteria
f)
g)
a)
b)
c)
d)
e)
f)
Bukti Fisik
a)
b)
c)
Pemberian Angka
Kredit
No
3.
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
Bimbingan Bagi Pemeriksa di Bawah Jenjang
Jabatannya/Tutorial Profesi
Kriteria
a)
b)
4.
a. Merencanakan bimbingan
b. Melaksanakan bimbingan
c. Evaluasi dan perolehan hasil bimbingan
Kegiatan Pengembangan Kompetensi di Bidang
Pemeriksaan
a. Mengikuti program magang/job attachment
pada Lembaga Pemeriksaan setingkat BPK
di negara lain
b.
1) s.d. 3 bulan
2) 3 6 bulan
3) > 6 bulan
Melakukan Pelatihan di Kantor Sendiri / In
House Training
1) Sebagai peserta
2) Sebagai pengajar
c.
Mendapat persetujuan
pimpinan unit
Bimbingan di bidang
pemeriksaan
Bukti Fisik
a)
b)
c)
Pemberian Angka
Kredit
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar:
0,020
0,035
0,050
a)
b)
Laporan magang
Instruksi dinas
dilaksanakan untuk
menunjang kegiatan
pemeriksaan
diikuti minimal 10 (sepuluh)
orang dan maksimal 50 (lima
puluh) orang.
Dilakukan atas permintaan
unit kerja pemeriksaan
dilaksanakan untuk menunjang
kegiatan pemeriksaan
a)
b)
c)
d)
a)
b)
SP2
Makalah pemaparan
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar:
6
9
15
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar:
0,1
0,25
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar:
0,1
No
Jenis Kegiatan
d.
2) Sebagai pengajar
Mengikuti bimbingan teknis yang terkait
tugas pemeriksaan
Kriteria
Bukti Fisik
a)
b)
SP2
Sertifikat
e.
a)
b)
SP2
Laporan studi banding
f.
a)
Sertifikat
g.
5.
Lampiran 4.5
1) Luar Negeri
2) Dalam Negeri
Partisipasi dalam pengembangan pedoman,
petunjuk pelaksanaan dan petunjuk teknis
pemeriksaan
a.
Pedoman/juklak/juknis tersebut
akan atau sedang digunakan
secara aktif dalam kegiatan
pemeriksaan
b)
a)
b)
SP2
Laporan kegiatan
Pemberian Angka
Kredit
0,25
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar
0,5
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar
1
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar
0,5
Untuk setiap
sertifikat, diberikan
angka kredit sebesar:
3,5
2
Untuk setiap
penugasan per
individu, diberikan
angka kredit sebesar:
0,2
No
Lampiran 4.5
Jenis Kegiatan
b.
c.
d.
Kriteria
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
0,2
0,2
0,15
Lampiran 4.6
Setifikasi
Certified Internal Auditor (CIA)
Certification in Control Self-Assessment (CCSA)
Certified Government Auditing Professional
(CGAP)
Certified Financial Services Auditor (CFSA)
Information Systems Audit and Control Certified Information Systems Auditor (CISA)
Association (ISACA)
Certified Information Security Manager (CISM)
Certified in the Governance of Enterprise IT
(CGEIT)
Certified in Risk and Information Systems Control
(CRISC)
American Institute of Certified Public Certified Public Accountant (CPA)
Accountant (AICPA)
Association of Certified Fraud Examiners Certified Fraud Examiners (CFE)
(ACFE)
The Institute of Risk Management (IRM)
Certificate in Risk Management (CIRM)
Certified Practising Accountant Australia Certified Public Accountant (CPA)
(CPA Australia)
Association
of
Chartered
Certified Chartered Certified Accountant (CCA)
Accountants (ACCA)
Certified Accounting Technician (CAT)
International Federation of Accountants
(IFA)
Association of International Accountants
(AIA)
Certified General Accountants Association of Certified General Accountants (CGA)
Canada
Certified Management Accountants Canada
Certified Management Accountants (CMA)
Nasional
Institut Akuntan Publik Indonesia
Propinsi
Ikatan Akuntan Indonesia (per Wilayah)
Ikatan Konsultan Pajak Indonesia (per
Propinsi atau per wilayah)
Masyarakat Profesi Penilai Indonesia (per
Wilayah)
Lampiran 4.7
JENIS, KRITERIA, BUKTI FISIK, DAN PEMBERIAN ANGKA KREDIT UNSUR PENUNJANG
No
1.
Jenis Kegiatan
Bukti Fisik
2.
Kriteria
Penghargaan/tanda jasa
tersebut diperoleh karena
prestasi yang dicapai
seseorang dalam pengabdian
kepada nusa dan bangsa
Fotokopi piagam
penghargaan/tanda jasa
a)
b)
a)
b)
a)
b)
Pemberian Angka
Kredit
Angka kredit
diberikan setiap
perolehan ijazah
yaitu
15
15
10
Angka kredit
diberikan setiap kali
memperoleh
penghargaan atau
tanda jasa yaitu:
Jenis Kegiatan
1) 10 tahun
2) 20 tahun
3) 30 tahun
b. Memperoleh penghargaan/tanda jasa
lainnya
3.
4.
5.
1) Tingkat III
2) Tingkat II
3) Tingkat I
Kepanitiaan pengembangan pemeriksaan dan
atau kelembagaan
Menjadi pengajar/instruktur/narasumber
Lampiran 4.7
Kriteria
Penghargaan/tanda jasa
tersebut diperoleh dari
pemerintah karena memiliki
kinerja dan
prestasi terbaik sesuai dengan
peraturan perundangundangan tentang pemberian
penghargaan/tanda jasa.
Tingkat Kabupaten/Kota
Tingkat Propinsi
Tingkat Nasional
a) Kegiatan kepanitiaan
dibentuk oleh BPK
b) Kepanitiaan tersebut
terkait dengan
pemeriksaan
Bukti Fisik
Fotokopi piagam
penghargaan/tanda jasa
Fotokopi SK Kepanitiaan
a)
b)
a)
SP2
Diklat tersebut
diselenggarakan oleh BPK
atau yang ditunjuk oleh BPK
atau kerjasama dengan BPK
Pemberian Angka
Kredit
1
2
3
Angka kredit
diberikan setiap kali
memperoleh
penghargaan atau
tanda jasa yaitu
1
2
3
Angka kredit
diberikan secara
proporsional per
tahun yaitu
0,5
0,5
0,4
0,25
0,25
Angka kredit
diberikan setiap
DUPAK yang
diterbitkan PAKnya yaitu 0,04
Angka kredit
diberikan setiap
penugasan per
individu yaitu:
0,04
Lampiran 4.7
Jenis Kegiatan
Kriteria
Bukti Fisik
b)
c)
a)
b)
6.
a)
b)
c)
b.
1) Internasional
2) Nasional
3) Propinsi
Ikut dalam kepanitiaan organisasi profesi
atau sesuai latar belakang pendidikan
1)
2)
Organisasi
profesi 1)
mendapat
pengakuan
dari BPK.
2)
Organisasi profesi yang
dimaksud
harus
berkaitan dengan bidang
pemeriksaan atau sesuai
latar
belakang
Pemberian Angka
Kredit
Angka kredit
diberikan secara
proporsional per
tahun yaitu:
1
0,75
0,5
Angka kredit
diberikan setiap
kegiatan yaitu:
Jenis Kegiatan
Lampiran 4.7
Kriteria
Bukti Fisik
Pemberian Angka
Kredit
pendidikan;
7.
1) Internasional
2) Nasional
3) Propinsi
Peran Serta dalam Seminar/Lokakarya di
Bidang Pemeriksaan
0,5
0,375
0,25
Angka kredit
diberikan setiap
kegiatan yaitu:
a.
Sebagai peserta
b.
Sebagai moderator
a)
b)
c)
a)
c.
Sebagai pembicara/narasumber
b)
a)
b)
8.
Menyusun/memutakhirkan DEP
b.
Reviu DEP
0,3
0,35
SP2
Angka kredit
diberikan secara
proporsional per
tahun sebesar :
0,5
SP2
0,3
a.
Tanda peserta
Sertifikat
SP2
Surat penunjukkan sebagai
moderator dari penyelenggara
SP2
Surat penunjukkan sebagai
pembicara/narasumber dari
penyelenggara
SP2
Jenis Kegiatan
9.
10.
11.
12.
Lampiran 4.7
Kriteria
pemeriksaan
Kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang menunjang
pemeriksaan
Kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang menunjang
pemeriksaan
Kegiatan tersebut merupakan
kegiatan yang menunjang
pemeriksaan
Bukti Fisik
a)
b)
SP2
Hasil telaahan
a)
b)
SP2
Laporan kegiatan
a)
b)
SP2
Laporan kegiatan
a)
b)
SP2
Laporan yang telah disahkan
oleh atasan langsung
Pemberian Angka
Kredit
Angka kredit
diberikan setiap
hasil telaahan yaitu
0,3.
Angka kredit
diberikan setiap
kegiatan yaitu 0,02.
Angka kredit
diberikan setiap
kegiatan yaitu 1.
Angka kredit
diberikan setiap
laporan yaitu 0,004.
Lampiran 5
Golongan/Ruang
Jabatan
Peran
......................(Kota), ......................(Tgl/bln/thn)
................................( Pimpinan Satuan Kerja)
...................(Nama)
.......................(NIP)
Lampiran 6.1-1
NAMA
NIP/NOMOR SERI KARPEG
TEMPAT DAN TANGGAL LAHIR
JENIS KELAMIN
PENDIDIKAN YANG TELAH DIPERHITUNGKAN
ANGKA KREDITNYA
PANGKAT/GOLONGAN RUANG/TMT
JABATAN PEMERIKSA /TMT
MASA KERJA GOLONGAN
9.
10.
PERAN
SATUAN KERJA
12)
7)
8)
9)
9)
10)
11)
LAMA
BARU
No.
1
2)
3)
4)
5)
6)
3
13)
14)
15)
16)
17)
18)
Lampiran 6.1-2
12)
13)
14)
15)
16)
17)
18)
...........,........................19).
Penilai I
Penilai II
..................................20)...
NIP
................................21).... NIP
..................................22)...
NIP
Lampiran 6.1-3
Nomor
Kode
1)
2)
3)
4)
5.
6.
5)
6)
7.
7)
8.
8)
9.
9)
10.
11.
10)
11)
12.
13.
12)
13)
14.
14)
15.
15)
16.
16)
17.
18.
17)
18)
19.
20.
21.
22.
19)
20)
21)
22)
Uraian
Diisi sesuai dengan tempat kedudukan Pemeriksa yang bersangkutan
Diisi nama Pemeriksa yang bersangkutan sesuai SK Pengangkatan CPNS
Diisi Nomor Induk Pegawai dan Nomor Karpeg PNS yang bersangkutan
Diisi nama Kabupaten/Kotamadya tempat kelahiran PNS yang
bersangkutan dilahirkan sesuai dengan SK Pengangkatan CPNS.
Cukup jelas
Diisi pendidikan sekolah yang telah tercantum dalam SK terakhir atau
Penetapan Angka Kredit terakhir yang bersangkutan.
Diisi pangkatdan golongan ruang terakhir yang bersangkutan serta tanggal
mulai berlakunya pangkat dan golongan ruang tersebut.
Diisi nama Jabatan Pemeriksa serta tanggal mulai berlakunya jabatan
tersebut sesuai SK Inpasing atau SK Pengangkatan sebagai Pemeriksa yang
bersangkutan.
Diisi masa kerja golongan lama seperti yang tercantum dalam SK
Kepangkatan/golongan ruang yang lama dan masa kerja golongan baru,
yaitu masa kerja golongan lama ditambah dengan jumlah tahun dan bulan
dihitung dari pangkat lama sampai dengan usul Penetapan Angka Kredit
yang bersangkutan.
Diisi Jenjang Peran pemeriksa yang bersangkutan.
Diisi nama satuan kerja sesuai dengan penempatan Pemeriksa yang
bersangkutan
Diisi No urut, sub unsur dan butir
Diisi butir-butir kegiatan yang sesuai dengan yang diusulkan oleh
pemeriksa yang bersangkutan di dalam DUPAK
Diisi dengan angka kredit setiap butir kegiatan sesuai dengan yang
dituangkan di dalam DUPAK kolom 5.
Diisi dengan angka kredit sesuai dengan prestasi pemeriksa yang diajukan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut Penilai I
Diisi dengan angka kredit sesuai dengan prestasi pemeriksa yang diajukan
tersebut sesuai dengan ketentuan yang berlaku menurut Penilai II
Diisi dengan angka kredit keputusan akhir tim penilai.
Diisi dengan informasi apabila perlu sebagai penjelasan, misalnya jika bukti
fisik tidak terlampir atau tidak syah.
Diisi nama kota dan tanggal penilaian.
Diisi nama lengkap dan NIP dari Penilai I.
Diisi nama lengkap dan NIP dari Penilai II.
Diisi nama lengkap dan NIP dari Ketua Tim Penilai.
LAMPIRAN 6.2
NOMOR
TANGGAL
No.
II
6.
7.
8.
9.
SATUAN KERJA
PENETAPAN ANGKA
KREDIT
AK dalam
Periode KP/KJ
Terakhir
14)
5)
6)
7)
8)
9)
10)
11)
12)
12)
13)
LAMA
BARU
Baru
AK
Kumulatif
Jumlah
Unsur Utama
15)
16)
17)
Pendidikan Sekolah
Pendidikan dan
Pelatihan
Pemeriksaan
Pengembangan Profesi
Jumlah Unsur Utama
Unsur Penunjang
Jumlah Unsur Utama
20)
21)
22)
23)
dan Unsur Penunjang
DAPAT/TIDAK DAPAT DIPERTIMBANGKAN UNTUK KENAIKAN PANGKAT/JABATAN:
...................25).........................
Ditetapkan di
:
26)
Pada tanggal
:
27)
Pejabat yang Berwenang Menetapkan Angka Kredit
(.....................28).......................)
NIP.
.
Kepada: ...............29)..................... NIP......30)....................
Alamat:........................................................ 31)...................
Tembusan:
1. . 32)
2. .
18)
19)
24)
Nomor
Kode
1)
2.
2)
3.
4.
5.
6.
7.
3)
4)
5)
6)
7)
8.
9.
8)
9)
10.
10)
11.
11)
12.
12)
13.
13)
14.
14)
15.
15)
16.
17.
16)
17)
18.
19.
18)
19)
20.
20)
21.
21)
22.
23.
22)
23)
24.
24)
25.
25)
Uraian
Diisi nama jabatan secara lengkap pejabat yang berwenang menetapkan
angka kredit.
Diisi nomor Penetapan Angka Kredit yang bersangkutan dari pejabat yang
berwenang menetapkan angka kredit pada butir 1.
Diisi masa penilaian angka kredit
Diisi sesuai dengan tempat kedudukan Pemeriksa yang bersangkutan
Diisi nama Pemeriksa yang bersangkutan
Diisi Nomor Induk Pegawai dan Nomor Karpeg PNS yang bersangkutan
Diisi nama Kabupaten/Kotamadya tempat kelahiran PNS yang
bersangkutan dilahirkan sesuai dengan SK Pengangkatan CPNS.
Cukup jelas
Diisi pendidikan sekolah yang telah tercantum dalam SK terakhir atau
Penetapan Angka Kredit terakhir yang bersangkutan.
Diisi pangkat dan golongan ruang terakhir yang bersangkutan serta tanggal
mulai berlakunya pangkat dan golongan ruang tersebut.
Diisi nama Jabatan Pemeriksa serta tanggal mulai berlakunya jabatan
tersebut sesuai SK Inpasing atau SK Pengangkatan sebagai Pemeriksa yang
bersangkutan.
Diisi masa kerja golongan lama seperti yang tercantum dalam SK
Kepangkatan/golongan ruang yang lama dan masa kerja golongan baru,
yaitu masa kerja golongan lama ditambah dengan jumlah tahun dan bulan
dihitung dari pangkat lama sampai dengan usul Penetapan Angka Kredit
yang bersangkutan.
Diisi nama satuan kerja sesuai dengan penempatan Pemeriksa yang
bersangkutan
Diisi dengan angka kredit dalam periode kenaikan pangkat atau kenaikan
jabatan terakhir yang telah ditetapkan
Diisi dengan angka kredit dalam periode kenaikan pangkat atau kenaikan
jabatan pada tahun berjalan yang telah ditetapkan
Diisi dengan angka kredit baru
Disi dengan jumlah perolehan angka kredit lama dan baru pada periode
kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan pada tahun berjalan
Diisi dengan perolehan jumlah angka kredit kumulatif setiap unsur utama
Diisi dengan perolehan jumlah angka kredit kumulatif setiap unsur
penunjang
Diisi dengan jumlah angka kredit dari unsur utama dan penunjang dalam
periode kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan terakhir yang telah
ditetapkan
Diisi dengan jumlah angka kredit dari unsur utama dan penunjang dalam
periode kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan pada tahun berjalan yang
telah ditetapkan
Diisi dengan jumlah angka kredit baru dari unsur utama dan penunjang
Disi dengan jumlah perolehan angka kredit lama dan baru dari unsur utama
dan penunjang pada periode kenaikan pangkat atau kenaikan jabatan pada
tahun berjalan
Diisi dengan jumlah angka kredit kumulatif dari unsur utama dan unsur
penunjang
Diisi dengan pendapat pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit
apakah pemeriksa yang bersangkutan dapat dipertimbangkan untuk naik
pangkat/jabatan setingkat lebih tinggi.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
SEKRETARIS JENDERAL
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
REPUBLIK INDONESIA,
HENDAR RISTRIAWAN
NIP. 195803211978021001
Lampiran 7.1.A
CONTOH :
DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA DI KANTOR PUSAT
Nama
NIP
Nomor Seri Kartu Pegawai
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Pendidikan yang diperhitungkan angka kreditnya
Jabatan Pemeriksa/ TMT
Masa Kerja Golongan Lama
Masa Kerja Golongan Baru
Unit Kerja
MASA PENILAIAN :
Bulan s/d Bulan...Tahun
KETERANGAN PERORANGAN
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
UNSUR YANG DINILAI
NO
UNSUR UTAMA
Pendidikan
1.
A. Pendidikan Sekolah untuk Memperoleh Ijazah/Gelar
1) Sarjana Strata Tiga (S3)
2) Sarjana Strata Dua (S2)
3) Sarjana Strata Satu (S1)/Diploma IV
B. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di Bidang
1) Mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Pemeriksa
2) Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di Bidang
a) lamanya lebih dari 960 jam
b) lamanya antara 641 - 960 jam
c) lamanya antara 481 - 640 jam
d) lamanya antara 161 - 480 jam
e) lamanya antara 81 - 160 jam
f) lamanya antara 30 - 80 jam
3) Pendidikan dan Pelatihan serta Sertifikasi Peran:
a) Pengendali Mutu (PM)
b) Pengendali Teknis (PT)
c) Ketua Tim Senior (KTS)
C. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Pendidikan dan Pelatihan prajabatan golongan III
Pemeriksaan
2.
A. Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP)
1) .
2) .
3) dst
B. Perencanaan Pemeriksaan
1) .
2) .
3) dst
C. Pelaksanaan Pemeriksaan, per jam
KETERANGAN
8
Lampiran 7.1.A
3.
3) dst
G. Pemantauan Kerugian Negara/Daerah
1) .
2) .
3) dst
PENGEMBANGAN PROFESI
A. Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang
1) Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian di
a) Dalam bentuk buku dan jurnal yang diterbitkan dan
diedarkan secara internasional
b) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
c) Dalam majalah yang diakui oleh Instansi Pembina
2) Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian di
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
3) Membuat tinjauan dan ulasan ilmiah hasil gagasan
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
b) Dalam bentuk majalah yang diakui oleh Instansi
Pembina
4) Membuat tinjauan dan ulasan ilmiah hasil gagasan
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
5) Membuat tulisan ilmiah di bidang pemeriksaan yang
disebarluaskan melalui media massa yang merupakan
satu kesatuan
6) Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran,
tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan
dalam pertemuan ilmiah atas inisiatif sendiri
B. Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahan-Bahan
1) Menerjemahkan/menyadur di bidang pemeriksaan yang
dipublikasikan
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
secara nasional
Dalam bentuk majalah yang diakui oleh Instansi
b)
Pembina
2) Terjemahan/saduran di bidang pemeriksaan yang tidak
dipublikasikan
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
C. Bimbingan Bagi Pemeriksa di Bawah Jenjang
1) Merencanakan bimbingan bagi Pemeriksa di bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi
2) Melaksanakan bimbingan bagi Pemeriksa di bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi, per 2 jam
3) Evaluasi dan perolehan hasil bimbingan bagi Pemeriksa
di bawah jenjang jabatannya/tutorial profesi
D. Kegiatan Pengembangan Kompetensi di Bidang
1) Mengikuti program magang/job attachment pada
Lembaga Pemeriksaan setingkat BPK di negara lain
2) Melakukan pelatihan di kantor sendiri/In House Training
a) sebagai peserta
b) sebagai pengajar
3) Mengikuti kegiatan pemaparan (ekspose),
draft/pedoman/modul/ fatwa yang berkaitan dengan tugas
pemeriksaan
a) sebagai peserta
b) sebagai pembicara
4) Mengikuti bimbingan teknis yang terkait tugas
pemeriksaan
5) Melaksanakan studi banding di bidang pemeriksaan
6) Memaparkan hasil diklat/studi banding, dan lainnya
terkait dengan transfer of knowledge secara internal
KETERANGAN
8
Lampiran 7.1.A
II.
a) Luar Negeri
b) Dalam Negeri
E. Partisipasi dalam Pengembangan Pedoman, Petunjuk
Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pemeriksaan
1) Menyiapkan bahan penyusunan konsep pedoman dan
atau sistem yang berkaitan dengan tugas pemeriksaan
2) Menyiapkan bahan penyempurnaan pedoman dan atau
sistem yang berkaitan dengan tugas pemeriksaan
3) Menyiapkan bahan penyusunan konsep juklak dan atau
juknis pemeriksaan
4) Menyiapkan bahan penyempurnaan juklak dan atau
juknis pemeriksaan
JUMLAH UNSUR UTAMA
UNSUR PENUNJANG
1.
Perolehan Gelar Kesarjanaan Lainnya
a. Memperoleh Gelar Kehormatan Akademis
b. Sarjana Strata III (S3)
c. Sarjana Strata II (S2)
d. Sarjana Strata I (S1)/Diploma IV
2.
Perolehan Penghargaan/Tanda Jasa
a. Memperoleh penghargaan/tanda jasa Satyalencana Karya
Satya
1) 10 tahun
2) 20 tahun
3) 30 tahun
b. Memperoleh penghargaan/tanda jasa lainnya
1) Tingkat III
2) Tingkat II
3) Tingkat I
3.
Kepanitiaan Pengembangan Pemeriksaan dan atau
Menjadi Panitia Pengembangan Pemeriksaan dan atau
Kelembagaan, sebagai:
a. Penanggungjawab dan wakil
b. Narasumber
c. ketua, wakil ketua
d. sekretaris
e. anggota
4.
Keanggotaan dalam Tim Penilai Jabatan Pemeriksa
Menjadi anggota Tim Penilai Angka Kredit Pemeriksa secara
aktif, setiap DUPAK
5.
Pengajar/Instruktur/ Narasumber dan Penyusunan Modul
a. Menjadi pengajar/instruktur/narasumber pada Pusdiklat BPK
atau Instansi lain, per jam
b. Menyusun modul yang berkaitan dengan bidang
pemeriksaan
6.
Keanggotaan dalam Organisasi Profesi yang Berkaitan
a. Berperan aktif sebagai anggota organisasi profesi, setiap
tahun:
1) Internasional
2) Nasional
3) Propinsi
b. Ikut dalam kepanitiaan organisasi profesi atau sesuai latar
belakang pendidikan
1) Internasional
2) Nasional
3) Propinsi
7.
Peran Serta dalam Seminar/Lokakarya di Bidang
Mengikuti seminar/lokakarya di bidang pemeriksaan:
a. sebagai peserta
b. sebagai moderator
c. sebagai pembicara/narasumber
KETERANGAN
8
Lampiran 7.1.A
8.
9.
10.
11.
12.
KETERANGAN
Juknis JFP
III
Lampiran 7.1.A
NIP.
IV
2.
3.
4.
dan seterusnya
,.
( jabatan )
,.
Menyetujui
Kepala Auditorat
2.
3.
4.
dan seterusnya
,.
( Nama Penilai I )
NIP.
,.
(Nama Penilai II )
NIP.
VI
Catatan
1.
2.
3.
4.
dan seterusnya
Ketua Tim Penilai,
(Nama )
NIP.
Lampiran 7.1.B
CONTOH :
DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA DI KANTOR PERWAKILAN
Nama
NIP
Nomor Seri Kartu Pegawai
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Pendidikan yang diperhitungkan angka kreditnya
Jabatan Pemeriksa/ TMT
Masa Kerja Golongan Lama
Masa Kerja Golongan Baru
Unit Kerja
MASA PENILAIAN :
Bulan s/d Bulan...Tahun
KETERANGAN PERORANGAN
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
UNSUR YANG DINILAI
NO
UNSUR UTAMA
1. Pendidikan
A. Pendidikan Sekolah untuk Memperoleh Ijazah/Gelar
1) Sarjana Strata Tiga (S3)
2) Sarjana Strata Dua (S2)
3) Sarjana Strata Satu (S1)/Diploma IV
B. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di Bidang
Pemeriksaan Serta Memperoleh Surat Tanda Tamat dan
Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat
1) Mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Pemeriksa
2) Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di Bidang
Pemeriksaan
a) lamanya lebih dari 960 jam
b) lamanya antara 641 - 960 jam
c) lamanya antara 481 - 640 jam
d) lamanya antara 161 - 480 jam
e) lamanya antara 81 - 160 jam
f) lamanya antara 30 - 80 jam
3) Pendidikan dan Pelatihan serta Sertifikasi Peran:
a) ..
b) ..
C. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Pendidikan dan Pelatihan prajabatan golongan III
2. Pemeriksaan
A. Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP)
1) .
2) .
3) dst
B. Perencanaan Pemeriksaan
1) .
2) .
3) dst
C. Pelaksanaan Pemeriksaan, per jam
KETERANGAN
6
Lampiran 7.1.B
3.
3) dst
PENGEMBANGAN PROFESI
A.
Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang
1) Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian di
bidang pemeriksaan yang dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku dan jurnal yang diterbitkan dan
b) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
c) Dalam majalah yang diakui oleh Instansi Pembina
2) Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian di
bidang pemeriksaan yang tidak dipublikasikan, tetapi
didokumentasikan di perpustakaan:
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
3) Membuat tinjauan dan ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang pemeriksaan yang dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
b) Dalam bentuk majalah yang diakui oleh Instansi
4) Membuat tinjauan dan ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang pemeriksaan yang tidak
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
5) Membuat tulisan ilmiah di bidang pemeriksaan yang
disebarluaskan melalui media massa yang merupakan
satu kesatuan
6) Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran,
tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang disampaikan
dalam pertemuan ilmiah atas inisiatif sendiri
B.
Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahan-Bahan
Lainnya di Bidang Pemeriksaan
1) Menerjemahkan/menyadur di bidang pemeriksaan yang
dipublikasikan
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan diedarkan
b) Dalam bentuk majalah yang diakui oleh Instansi
2) Terjemahan/saduran di bidang pemeriksaan yang tidak
dipublikasikan
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
C.
Bimbingan Bagi Pemeriksa di Bawah Jenjang
1) Merencanakan bimbingan bagi Pemeriksa di bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi
2) Melaksanakan bimbingan bagi Pemeriksa di bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi, per 2 jam
3) Evaluasi dan perolehan hasil bimbingan bagi
Pemeriksa di bawah jenjang jabatannya/tutorial profesi
D.
Kegiatan Pengembangan Kompetensi di Bidang
1) Mengikuti program magang/job attachment pada
Lembaga Pemeriksaan setingkat BPK di negara lain
2) Melakukan pelatihan di kantor sendiri/In House
a) sebagai peserta
b) sebagai pengajar
3) Mengikuti kegiatan pemaparan (ekspose),
a) sebagai peserta
b) sebagai pembicara
4) Mengikuti bimbingan teknis yang terkait tugas
pemeriksaan
5) Melaksanakan studi banding di bidang pemeriksaan
6) Memaparkan hasil diklat/studi banding, dan lainnya
terkait dengan transfer of knowledge secara internal
7) Memperoleh sertifikat profesi yang berkaitan dengan
bidang pemeriksaan yang penerbitannya berasal dari:
a) Luar Negeri
b) Dalam Negeri
E.
Partisipasi dalam Pengembangan Pedoman, Petunjuk
1) Menyiapkan bahan penyusunan konsep pedoman dan
atau sistem yang berkaitan dengan tugas pemeriksaan
2) Menyiapkan bahan penyempurnaan pedoman dan atau
sistem yang berkaitan dengan tugas pemeriksaan
3) Menyiapkan bahan penyusunan konsep juklak dan atau
juknis pemeriksaan
4) Menyiapkan bahan penyempurnaan juklak dan atau
juknis pemeriksaan
KETERANGAN
6
Lampiran 7.1.B
II.
KETERANGAN
6
Lampiran 7.1.B
KETERANGAN
6
Lampiran 7.1.B
III
IV
2.
3.
4.
dan seterusnya
,.
( jabatan )
2.
3.
4.
dan seterusnya
,.
( Nama Penilai I )
NIP.
,.
(Nama Penilai II )
NIP.
VI
Catatan
1.
2.
3.
4.
dan seterusnya
Ketua Tim Penilai,
(Nama )
NIP.
Lampiran 7.1.C
CONTOH :
DAFTAR USULAN PENETAPAN ANGKA KREDIT
JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA MADYA-UTAMA
Nama
NIP
Nomor Seri Kartu Pegawai
Tempat dan Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
Pendidikan yang diperhitungkan angka kreditnya
Jabatan Pemeriksa/ TMT
Masa Kerja Golongan Lama
Masa Kerja Golongan Baru
Unit Kerja
MASA PENILAIAN :
Bulan s/d Bulan...Tahun
KETERANGAN PERORANGAN
:
:
:
:
:
:
:
:
:
:
UNSUR YANG DINILAI
NO
1
UNSUR UTAMA
1.
Pendidikan
A. Pendidikan Sekolah untuk Memperoleh Ijazah/Gelar
1) Sarjana Strata Tiga (S3)
2) Sarjana Strata Dua (S2)
3) Sarjana Strata Satu (S1)/Diploma IV
B. Pendidikan dan Pelatihan Fungsional di Bidang
Pemeriksaan Serta Memperoleh Surat Tanda Tamat
dan Pelatihan (STTPP) atau Sertifikat
1) Mengikuti Diklat Jabatan Fungsional Pemeriksa
2) Mengikuti Pendidikan dan Pelatihan di Bidang
Pemeriksaan
a) lamanya lebih dari 960 jam
b) lamanya antara 641 - 960 jam
c) lamanya antara 481 - 640 jam
d) lamanya antara 161 - 480 jam
e) lamanya antara 81 - 160 jam
f) lamanya antara 30 - 80 jam
3) Pendidikan dan Pelatihan serta Sertifikasi Peran:
a) Ketua Tim Yunior (KTY)
b) Anggota Tim Senior (ATS)
C. Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan
Pendidikan dan Pelatihan prajabatan golongan III
2. Pemeriksaan
A. Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan (RKP)
1) .
2) .
3) dst
B. Perencanaan Pemeriksaan
1) .
2) .
3) dst
C. Pelaksanaan Pemeriksaan, per jam
KETERANGAN
8
Lampiran 7.1.C
UNSUR UTAMA
2) .
3) dst
3.
Pengembangan Profesi
A. Pembuatan Karya Tulis/Karya Ilmiah di Bidang
Pemeriksaan
1) Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian di
bidang pemeriksaan yang dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku dan jurnal yang diterbitkan
dan diedarkan secara internasional
b) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
c) Dalam majalah yang diakui oleh Instansi Pembina
2) Membuat Karya tulis/karya ilmiah hasil penelitian di
bidang pemeriksaan yang tidak dipublikasikan, tetapi
didokumentasikan di perpustakaan:
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
3) Membuat tinjauan dan ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang pemeriksaan yang dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
b) Dalam bentuk majalah yang diakui oleh Instansi
Pembina
4) Membuat tinjauan dan ulasan ilmiah hasil gagasan
sendiri di bidang pemeriksaan yang tidak
dipublikasikan:
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
5) Membuat tulisan ilmiah di bidang pemeriksaan yang
disebarluaskan melalui media massa yang
merupakan satu kesatuan
6) Membuat karya tulis/karya ilmiah berupa prasaran,
tinjauan, gagasan atau ulasan ilmiah yang
disampaikan dalam pertemuan ilmiah atas inisiatif
B. Penerjemahan/Penyaduran Buku dan Bahan-Bahan
1) Menerjemahkan/menyadur di bidang pemeriksaan
yang dipublikasikan
a) Dalam bentuk buku yang diterbitkan dan
diedarkan secara nasional
b) Dalam bentuk majalah yang diakui oleh Instansi
Pembina
2) Terjemahan/saduran di bidang pemeriksaan yang
tidak dipublikasikan
a) Dalam bentuk buku
b) Dalam bentuk naskah
C. Bimbingan Bagi Pemeriksa di Bawah Jenjang
Jabatannya/Tutorial Profesi
1) Merencanakan bimbingan bagi Pemeriksa di bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi
2) Melaksanakan bimbingan bagi Pemeriksa di bawah
jenjang jabatannya/tutorial profesi, per 2 jam
3) Evaluasi dan perolehan hasil bimbingan bagi
Pemeriksa di bawah jenjang jabatannya/tutorial
D. Kegiatan Pengembangan Kompetensi di Bidang
Pemeriksaan
1) Mengikuti program magang/job attachment pada
Lembaga Pemeriksaan setingkat BPK di negara lain
2) Melakukan pelatihan di kantor sendiri/In House
a) sebagai peserta
b) sebagai pengajar
3) Mengikuti kegiatan pemaparan (ekspose),
draft/pedoman/modul/ fatwa yang berkaitan dengan
tugas pemeriksaan
a) sebagai peserta
b) sebagai pembicara
4) Mengikuti bimbingan teknis yang terkait tugas
pemeriksaan
5) Melaksanakan studi banding di bidang pemeriksaan
6) Memaparkan hasil diklat/studi banding, dan lainnya
7) Memperoleh sertifikat profesi yang berkaitan dengan
a) Luar Negeri
b) Dalam Negeri
KETERANGAN
8
Lampiran 7.1.C
UNSUR
E. UTAMA
Partisipasi dalam Pengembangan Pedoman,
Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis
1) Menyiapkan bahan penyusunan konsep pedoman
dan atau sistem yang berkaitan dengan tugas
2) Menyiapkan bahan penyempurnaan pedoman dan
atau sistem yang berkaitan dengan tugas
3) pemeriksaan
Menyiapkan bahan penyusunan konsep juklak dan
atau juknis pemeriksaan
4) Menyiapkan bahan penyempurnaan juklak dan atau
juknis pemeriksaan
II.
KETERANGAN
8
Lampiran 7.1.C
KETERANGAN
UNSUR
UTAMA konsultan dan atau pimpinan, pejabat BPK
Mendampingi
11. Penyiapan Bahan dan/atau Pemberian Keterangan Ahli
Menyiapkan bahan dan atau memberikan keterangan ahli
12. Pembuatan Laporan Berkala
Membuat laporan berkala terkait pelaksanaan kegiatan
JUMLAH UNSUR PENUNJANG
Butir Kegiatan jenjang jabatan di atas/di bawah*)
2
1
Juknis JFP
III
Lampiran 7.1.C
IV
2.
3.
4.
dan seterusnya
,.
( jabatan )
2.
3.
4.
dan seterusnya
,.
( Nama Penilai I )
NIP.
,.
(Nama Penilai II )
NIP.
VI
Catatan
1.
2.
3.
4.
dan seterusnya
Ketua Tim Penilai,
(Nama )
NIP.
Lampiran 7.2A
:
:
:
:
:
Menyatakan bahwa:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan Ruang / TMT
Jabatan / TMT
Unit Kerja
:
:
:
:
:
No
Uraian Kegiatan
Kode Butir
Kegiatan
Tanggal
Satuan
Hasil
Jumlah Volume
Kegiatan
Satuan
Kredit
1
1
2
3
4
5
dst
Jumlah
Angka
Kredit
8
Keterangan/
Bukti Fisik
9
JUMLAH
Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing, untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
.., ...
Atasan Langsung
.
NIP.
Lampiran 7.2 B
:
:
:
:
:
Menyatakan bahwa:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan Ruang / TMT
Jabatan / TMT
Unit Kerja
:
:
:
:
:
No
Uraian Kegiatan
Kode Butir
Kegiatan
Tanggal
Satuan
Hasil
Jumlah Volume
Kegiatan
Satuan
Kredit
1
1
2
3
4
5
dst
Jumlah
Angka
Kredit
8
Keterangan/
Bukti Fisik
9
JUMLAH
Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
..,
Atasan Langsung
.
NIP.
Lampiran 7.2 C
:
:
:
:
:
Menyatakan bahwa:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan Ruang / TMT
Jabatan / TMT
Unit Kerja
:
:
:
:
:
No
Uraian Kegiatan
Kode Butir
Kegiatan
Tanggal
Satuan
Hasil
Jumlah Volume
Kegiatan
Satuan
Kredit
1
1
2
3
4
5
dst
Jumlah
Angka
Kredit
8
Keterangan/
Bukti Fisik
9
JUMLAH
Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing, untuk dapat dipergunakan
sebagaimana mestinya.
...,
Atasan Langsung
.
NIP.
Lampiran 7.2 D
:
:
:
:
:
Menyatakan bahwa:
Nama
NIP
Pangkat/Golongan Ruang / TMT
Jabatan / TMT
Unit Kerja
:
:
:
:
:
No
Uraian Kegiatan
Kode Butir
Kegiatan
Tanggal
Satuan
Hasil
Jumlah Volume
Kegiatan
Satuan
Kredit
1
1
2
3
4
5
dst
Jumlah
Angka
Kredit
8
Keterangan/
Bukti Fisik
9
JUMLAH
Demikian pernyataan ini dibuat dengan melampirkan hasil penilaian kinerja dan bukti fisik masing-masing, untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
...,
Atasan Langsung
.
NIP.
Lampiran 8.1
Mengingat
: 1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lampiran 8.1
9.
MEMUTUSKAN :
Menetapkan
PERTAMA
:
: Terhitung mulai tanggal.mengangkat Pegawai Negeri Sipil:
a. Nama
:
b. NIP
:
c. Pangkat/Gol.ruang/TMT :
d. Unit Kerja
:
dalam jabatan .............. dengan angka kredit sebesar
(...................................)
KEDUA
: *)
KETIGA
: Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :.............................
Pada tanggal :
Nama Jelas
NIP.
Tembusan:
1. Kepala BKN u.p. Deputi Tata Usaha Kepegawaian di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan;
3. Kantor BKN Regional di .;**)
4. Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di .;**)
5. Kepala KPPN di **)
6. Kepala Biro SDM dan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan; dan
7. Pejabat lain yang berkepentingan.
Keterangan:
*) Diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
*
Lampiran 8.2- 1
Mengingat
a.
b.
......................................................................................*) ;
1.
2.
3.
4.
Lampiran 8.2- 2
5.
6.
7.
8.
9.
10.
MEMUTUSKAN:
MENETAPKAN
PERTAMA
:
:
KEDUA
KETIGA
*)..................................................................................................
KEEMPAT
Lampiran 8.2- 3
Ditetapkan di ....................................
Pada tanggal ......................................
Lampiran 8.3-1
Mengingat
Lampiran 8.3-2
10. Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor: 39/K/I-VIII.3/5/2007 tanggal
13 Juli 2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana Badan Pemeriksa
Keuangan;
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA
:
:
KEDUA
*) .
KETIGA
KEEMPAT
Apabila kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Petikan keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan
untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
________________________
Nama Jelas .
NIP.
. **)
Keterangan :
*) diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
**) disesuaikan dengan keperluan.
Lampiran 9.1.A
NO.
1
UNSUR
PERSENTASE
UNSUR UTAMA
A. Pendidikan :
a) Pendidikan Sekolah
b) Diklat
B. Pemeriksaan
a) Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan
b) Perencanaan Pemeriksaan
c) Pelaksanaan Pemeriksaan
d) Pelaporan Hasil Pemeriksaan
e) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
f) Evaluasi Pemeriksaan
g) Pemantauan Kerugian Negara/Daerah
C.
80%
Pengembangan Profesi
30%
100
-
100
12
100
24
100
48
100
72
100
108
100
144
100
180
100
228
50%
20
40
80
120
180
240
300
380
20%
16
32
48
72
96
120
152
10
20
40
60
90
120
150
190
100
150
200
300
400
550
700
850
1050
UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas
Pemeriksa
JUMLAH
20%
Lampiran 9.1.B
NO.
1
UNSUR
PERSENTASE
UNSUR UTAMA
A. Pendidikan :
a) Pendidikan Sekolah
b) Diklat
B. Pemeriksaan
a) Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan
b) Perencanaan Pemeriksaan
c) Pelaksanaan Pemeriksaan
d) Pelaporan Hasil Pemeriksaan
e) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
f) Evaluasi Pemeriksaan
g) Pemantauan Kerugian Negara/Daerah
C.
PERTAMA
III/b
80%
Pengembangan Profesi
30%
150
-
150
12
150
36
150
60
150
96
150
132
150
168
150
216
50%
20
60
100
160
220
280
360
20%
24
40
64
88
112
144
10
30
50
80
110
140
180
150
200
300
400
550
700
850
1050
UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas
Pemeriksa
JUMLAH
20%
JFP
Lampiran 9.1.C
NO.
1
UNSUR
PERSENTASE
UNSUR UTAMA
A. Pendidikan :
a) Pendidikan Sekolah
b) Diklat
B. Pemeriksaan
a) Penyusunan Rencana Kerja Pemeriksaan
b) Perencanaan Pemeriksaan
c) Pelaksanaan Pemeriksaan
d) Pelaporan Hasil Pemeriksaan
e) Pemantauan Tindak Lanjut Hasil Pemeriksaan
f) Evaluasi Pemeriksaan
g) Pemantauan Kerugian Negara/Daerah
C.
80%
Pengembangan Profesi
30%
200
-
200
24
200
48
200
84
200
120
200
156
200
204
50%
40
80
140
200
260
340
20%
16
32
56
80
104
136
20
40
70
100
130
170
200
300
400
550
700
850
1050
UNSUR PENUNJANG
Kegiatan yang mendukung pelaksanaan tugas
Pemeriksa
JUMLAH
20%
Lampiran 10.1
:
:
:
:
Sesuai dengan ketentuan Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2010 tentang
Jabatan Fungsional Pemeriksa pada Badan Pemeriksa Keuangan, Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi No. 17 Tahun 2010 tentang JFP dan Angka Kreditnya, Peraturan Bersama Sekretaris
Jenderal BPK dan Kepala BKN Nomor 1/PB/X-XIII.2/12/2010 dan Nomor 24 Tahun 2010 tentang Petunjuk
Pelaksanaan JFP dan Angka Kreditnya, diminta agar saudara dapat memenuhi ketentuan angka kredit yang
dipersyaratkan.
Apabila tidak dapat memenuhi ketentuan tersebut di atas, maka Saudara akan dibebaskan sementara dari Jabatan
Fungsional Pemeriksa.
Demikian untuk dimaklumi dan harap menjadi perhatian Saudara sebagaimana mestinya.
3
4
Ditetapkan di :
Pada tanggal :
..................................................
Nama Jelas
NIP
Tembusan :
1 Kepala BKN u.p. Deputi Tata Usaha Kepegawaian di Jakarta;
2 Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan;
3 Kantor BKN Regional di .;*)
4
Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di .;*)
5 Kepala KPPN di *)
6 Kepala Biro SDM dan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan; dan
7 Pejabat lain yang berkepentingan.
*) Disesuaikan dengan kebutuhan
Lampiran 10.2-1
Menimbang
a.
b.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Lampiran 10.2-2
10.
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
*)
..
KEEMPAT
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
KELIMA
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Keterangan :
*) diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
**) disesuaikan dengan keperluan.
Lampiran 10.3-1
SURAT KEPUTUSAN
SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR : ................................
TENTANG
PEMBEBASAN SEMENTARA DARI PERAN PEMERIKSA
SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
a.
b.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
Lampiran 10.3-2
9.
10.
Menetapkan
PERTAMA
KEDUA
KETIGA
*)
..
KEEMPAT
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
KELIMA
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
Keterangan :
*) diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
**) disesuaikan dengan keperluan.
Lampiran 11..1-1
TENTANG
PENGANGKATAN KEMBALI DALAM JABATAN FUNGSIONAL PEMERIKSA
SEKRETARIS JENDERAL BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
Menimbang
Mengingat
Lampiran 11..1-2
KEDUA
: *)
KETIGA
: *)
KEEMPAT
: Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, akan
diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan untuk
diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di :.............................
Pada tanggal :
________________________
Nama Jelas
NIP.
Tembusan:
1. Kepala BKN u.p. Deputi Tata Usaha Kepegawaian di Jakarta;
2. Direktur Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan;
3. Kantor BKN Regional di .;**)
4. Kepala Perwakilan Badan Pemeriksa Keuangan di .;**)
5. Kepala KPPN di **)
6. Kepala Biro SDM dan Biro Keuangan Sekretariat Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan; dan
7. Pejabat lain yang berkepentingan.
Keterangan:
*) Diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
**)Disesuaikan dengan Keperluan
Lampiran 11.2-1
Mengingat
Lampiran 11.2-2
MEMUTUSKAN
Menetapkan
PERTAMA
:
:
KEDUA
*) .
KETIGA
KEEMPAT
Ditetapkan di : Jakarta
Pada tanggal :
________________________
Lampiran 12.1
a.
b.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bahwa
Saudara:
,
NIP:
..,
Pangkat/golongan ruang .., jabatan , terhitung
mulai tanggal . telah dijatuhi hukuman disiplin tingkat berat
berdasarkan
Keputusan
yang
berwenang
Nomor..
tanggal/dinyatakan tidak dapat mengumpulkan angka kredit
dalam jangka waktu 1 (satu) tahun sejak dibebaskan sementara/dijatuhi
sanksi pemberhentian dari JFP karena terbukti melanggar Kode Etik
BPK berdasarkan Keputusan yang berwenang Nomor..
tanggal *)
Bahwa untuk tertib administrasi dan menjamin kualitas profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pemeriksa, dipandang
perlu memberhentikan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dari
Jabatan Fungsional Pemeriksa.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun
1999;
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah dua belas kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010;
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang,
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63
Tahun 2009;
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 4
Lampiran 12.1
PERTAMA
b. NIP
:
..........................................................
c. Pangkat/Gol. Ruang/ TMT
:
..........................................................
d. Jabatan Pemeriksa
:
.......................................................
e. Unit Kerja
:
.......................................................
KEDUA
KETIGA
KEEMPAT
:
:
:
**)
**)
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
KELIMA
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Lampiran 12.2-1
a.
b.
Mengingat
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Bahwa
Saudara:
,
NIP:
..,
Pangkat/golongan ruang .., peran ., terhitung mulai
tanggal . telah diberhentikan dari jabatan fungsional
pemeriksanya;
Bahwa untuk tertib administrasi dan menjamin kualitas profesionalisme
Pegawai Negeri Sipil dalam Jabatan Fungsional Pemeriksa, dipandang
perlu memberhentikan Pegawai Negeri Sipil yang bersangkutan dari
Peran Pemeriksa.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1974 Pokok-Pokok Kepegawaian
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 43 Tahun
1999;
Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa
Keuangan;
Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1977 tentang Peraturan Gaji
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah dua belas kali diubah terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2010;
Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional
Pegawai Negeri Sipil sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010;
Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang Wewenang,
Pengangkatan, Pemindahan, dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 63
Tahun 2009;
Peraturan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 4
Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Pemeriksa pada Badan
Pemeriksa Keuangan;
Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 17 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional
Pemeriksa dan Angka Kreditnya;
Peraturan Bersama Sekretaris Jenderal Badan Pemeriksa Keuangan dan
Kepala Badan Kepegawaian Negara Nomor 1/PB/X-XIII.2/12/2010 dan
Nomor 24 Tahun 2010 tentang Petunjuk Pelaksanaan JFP dan Angka
Kreditnya;
Surat Keputusan Badan Pemeriksa Keuangan Nomor 31/SK/I-
Lampiran 12.2-2
PERTAMA
b. NIP
:
..........................................................
c. Pangkat/Gol. Ruang/ TMT
:
..........................................................
d. Peran Pemeriksa
:
.......................................................
e. Unit Kerja
:
.......................................................
KEDUA
KETIGA
:
:
*)
Apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan dalam keputusan ini,
akan diadakan perbaikan dan perhitungan kembali sebagaimana mestinya.
Asli keputusan ini disampaikan kepada Pegawai Negeri Sipil yang
bersangkutan untuk diketahui dan diindahkan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di
Pada tanggal
:
:
Keterangan :
*) diisi apabila ada penambahan diktum yang dianggap perlu.
**) disesuaikan dengan keperluan.
Lampiran 13
PEMBERIAN ANGKA KREDIT, PELAKSANA KEGIATAN DAN BUKTI FISIK UNTUK KEGIATAN PEMERIKSAAN
BAGI PEMERIKSA PERTAMA GOLONGAN II
Pelaksana kegiatan
Penyusunan RKP
Penyusunan RKP
Melaksanakan administrasi dalam rangka penyusunan RKP
Mengumpulkan data dalam rangka penyusunan RKP
Penyusunan Tema Pemeriksaan
Melaksanakan administrasi dalam rangka penyusunan tema pemeriksaan
Mengumpulkan data dalam rangka penyusunan tema pemeriksaan
Penyusunan Proposal Pemeriksaan
Melaksanakan administrasi dalam rangka penyusunan proposal pemeriksaan
Mengumpulkan data dalam rangka penyusunan proposal pemeriksaan
Penyusunan revisi RKP
Mengumpulkan data dalam rangka penyusunan revisi RKP
Perencanaan Pemeriksaan
Penyusunan P2
Melaksanakan administrasi dalam penyusunan P2 AKN atau P2 Perwakilan
Penyusunan PKP
Menyusun PKP untuk pelaksanaan tugas-tugas dengan kompleksitas rendah
dalam pemeriksaan pendahuluan
Pemeriksaan Pendahuluan
Melaksanakan tugas-tugas dengan kompleksitas rendah dalam pemeriksaan
pendahuluan
Penyusunan KKP dalam Pemeriksaan Pendahuluan
Menyusun KKP untuk pelaksanaan tugas-tugas dengan kompleksitas rendah
dalam pemeriksaan pendahuluan
Reviu Laporan Hasil Pemeriksaan Terdahulu
Melakukan pembahasan atas hasil pengawasan intern
Melakukan reviu atas LHP terdahulu
Bukti Fisik
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pelaksanaan Pemeriksaan
Melaksanakan tugas-tugas sederhana dalam pelaksanaan pemeriksaan
Pelaporan Hasil Pemeriksaan
Penyusunan IHPS
Melaksanakan administrasi dalam penyusunan LHP
0.004
Pemeriksa Pertama
Lampiran 13
Pelaksana kegiatan
Bukti Fisik
Penyusunan
RKP
Penyusunan
LHP
Menyiapkan bahan penyusunan IHPS
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
Pemeriksa Pertama
1. Daeng M. Nazier
2. Hery Subowo
3. Cris Kuntadi
4. Ikhtaria Syaziah
5. Erwin Miftah
6. Padang Pamungkas
7. Dian Rosdiani
8. Sulung Setyo Amboro
9. Kris Dianto
10. Esther Indriaty Simanjuntak
11. Munawara
12. Agus Saputro
13. Mustika Ganjar Pratiwi
14. Budiman Sihaloho
15. Upik Octamy
16. Nurul Aini
17. Dini Wulandari