LAPORAN KASUS
Disusun untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Kebidanan Kegawatdaruratan
Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo
Disusun Oleh:
DWI TIARA SARI
FADHILAH AKMALIAH
FRIGA MUGI UTAMI
PHAULYNA RUTH DAMAYANTI GEGE
VALENTI JAYANTI
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga makalah yang bejudul Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Dengan
Preeklamsia Berat Superimposed Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo ini dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan
dari berbagai pihak sehingga makalah ini dapat terselesaikan, untuk itu pada
kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Siti Aminah.W, S.Pd, M.Kes, Ketua Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan
Jakarta I dan juga dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan dan
masukan dalam pembuatan laporan ini.
2. Pembimbing lahan yang sudah membimbing kami selama penyusunan makalah ini.
3. Dosen pembimbing dan pengajar mata kuliah Kegawat Daruratan di Jurusan
Kebidanan Politeknik Kesehatan Jakarta 1.
4. Ny. P dan keluarga atas kerjasamanya.
5. Kedua orang tua yang selalu member dukungan baik moral maupun materil.
6. Teman-teman di Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Jakarta 1 yang selalu
memberikan bantuan dan dukungan.
Harapan penulis semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat
dijadikan bahan tindak lanjut dalam mengatasi masalah-masalah yang berkaitan dengan
Asuhan Kebidanan Pada Ny. R Dengan Preeklamsia Berat Superimposed Di RSUPN
Dr. Cipto Mangunkusumo. Dalam penyusunan makalah ini penulis menyadari masih
terdapat banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca.
Jakarta, 02 Juni 2014
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.........................................................................................................i
i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.......................................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH..................................................................................2
C. TUJUAN PENELITIAN...................................................................................2
D. METODOLOGI PENULISAN.........................................................................2
E. SISTEMATIKA PENULISAN.........................................................................3
BAB II PREEKLAMSIA BERAT....................................................................................4
A. PENGERTIAN..................................................................................................4
B. FAKTOR RESIKO...........................................................................................4
C. ETILOGI...........................................................................................................5
D. PATOFISIOLOGI.............................................................................................7
E. GEJALA KLINIS..............................................................................................8
F. KOMPLIKASI..................................................................................................9
G. PENCEGAHAN...............................................................................................9
H. PENANGANAN.............................................................................................10
BAB III TINJAUAN KASUS.........................................................................................18
BAB IV PENUTUP.........................................................................................................32
A. KESIMPULAN...............................................................................................32
B. SARAN...........................................................................................................32
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi yaitu sebesar
359 per 100.000 kelahiran hidup menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan
Indonesia (SDKI) 2012. Angka ini melonjak dibandingkan AKI tahun 2007 yang
hanya 228 per 100.000 kelahiran hidup. (Kemenkes RI, 2013).
Penyebab utama terjadinya kematian ibu di Provinsi DKI Jakarta tahun
2012 yaitu Hipertensi dalam kehamian / Eklampsia (39 %), Pendarahan (31 %)
disebabkan oleh faktor anemia ibu hamil, Infeksi (6 %), Abortus (2 %), Partus
lama (1 %). (Kemenkes RI, 2007)
Menurut Ridwan Amiruddin (2007) target penurunan angka kematian ibu
menjadi 102 per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015 tidaklah mudah
tercapai karena sistem pelayanan kesehatan yang masih lemah. Sesungguhnya
masalah kematian ibu bukanlah masalah ibu sendiri akan tetapi merupakan
masalah global yang setiap negara seharusnya dapat menanggulangi dan
mencegah
kematian
ibu.
Menurut
Ridwan Amiruddin
(2007)
bahwa
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum:
Untuk mengetahui peran bidan dalam penanganan preeklamsia berat.
2. Tujuan Khusus:
Dalam rangka menyelesaikan tugas asuhan kebidanan kegawat
daruratan
D. METODOLOGI PENULISAN
Penulis menggunakan metode kepustakaan dengan mengambil sumber
dari beberapa buku.
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Identifikasi Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Metodologi Penulisan
E. Sistematika Penulisan
BAB II PREEKLAMSIA BERAT
A. Pengertian
B. Faktor Resiko
C. Etilogi
D. Patofisiologi
E. Gejala Klinis
F.
Komplikasi
G. Pencegahan
H. Penanganan
BAB III TINJAUAN KASUS
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
BAB II
PREEKLAMSIA BERAT
a. PENGERTIAN
Preeklampsia merupakan penyulit kehamilan yang akut dan dapat terjadi
ante, intra dan postpartum. Preeklampsia umumnya ibu hamil dengan usia
kehamilan diatas 20 minggu dengan peningkatan tekanan darah di atas normal
dan disertai proteinuria. (Sarwono, 2010)
Menurut kamus saku kedokteran Dorland Preeklampsia adalah toksemia
pada kehamilan lanjut yang ditandai oleh hipertensi, edema, dan proteinuria.
Preeklampsia menurut Milne (2005) adalah gangguan multisistem dengan
etiologi kompleks yang khusus terjadi selama kehamilan. Preeklampsia
biasanya didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah dan proteinuria
yang terjadi setelah usia kehamilan 20 minggu.
Kata eklampsia berasal dari Yunani yang berarti halilintar karena gejala
eklampsia datang dengan mendadak dan menyebabkan suasana gawat dalam
kebidanan. (Manuaba, 2012)
Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang
ditandai oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20
minggu. Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria
meningkat secara bermakna atau terdapat tanda-tanda kerusakan organ
(termasuk gangguan pertumbuhan janin).
b. FAKTOR RESIKO
1. Riwayat preeklamsia
2. Primigravida karena pada primigravida pembentukan antibody
penghambat belum sempurna sehingga meningkatkan resiko terjadinya
preeklamsia
3. Kegemukan
4. Kehamilan ganda
sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria dapat disebabkan
oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan glomerolus.
Perubahan patologis berbagai organ yaitu:
1. Perubahan hati. Perdarahan yang tidak teratur, terjadi nekrosis, trombosis
pada lobus hati.
2. Rasa nyeri di epigatrium karena perdarahan subkapsuler.
3. Retina. Spasme arteriol, edema sekitar diskus optikus, ablasio retina
(lepasnya retina), menyebabkan penglihatan kabur.
4. Otak. Spasme pembuluh darah arteriol otak menyebabkan anemia jaringan
otak, perdarahan dan nekrosis, menimbulkan nyeri kepala yang berat.
5. Paru-paru. Berbagai tingkat edema, bronkopneumonia sampai abses,
menimbulkan sesak nafas sampai sinosis.
6. Jantung. Perubahan degenerasi lemak
dan
edema,
perdarahan
10
11
menjadi
lebih
baik,
sebaiknya
dipertimbangkan
untuk
12
13
sebaiknya
dilakukan
pemantauan
dengan
optimal
pasca
14
dengan
amniotomi,
oksitosin
drip,
kateter
Folley,
atau
untuk
istirahat
dan
perhatikan
tanda-tanda
preeklampsia berat
(2) Kontrol 2 kali seminggu
(3) Jika tekanan diastolik naik lagi dianjurkan untuk dirawat
kembali
f) Jika tidak ada tanda-tanda perbaikan tetap akan dirawat.
g) Jika terdapat tanda-tanda pertumbuhan janin terhambat,
pertimbangkan terminasi kehamilan
h) Jika proteinuria meningkat tangani sebagai preeklampsia berat.
b. Jika kehamilan > 37 minggu, pertimbangkan terminasi :
1) Jika serviks matang, lakukan induksi dengan oksitosin 5 IU dalam 500
ml RL IV 10 tetes/menit atau dengan prostaglandin.
2) Jika serviks belum matang, berikan prostaglandin, misoprostol atau
kateter foley, atau terminasi dengan seksio sesarea.
Penanganan preeklampsia berat dan eklampsia sama kecuali bahwa
persalinan harus berlangsung dalam 12 jam setelah timbulnya kejang pada
eklampsia.
15
a. Jika tekanan darah diastolik > 110 mmHg, berikan antihipertensi, sampai
tekanan diastolik diantara 90-100 mmHg
Pasang infus ringer laktat dengan jarus besar (16 gauge atau >)
Ukur keseimbangan cairan, jangan sampai terjadi overload
Katererisasi urin untuk pengeluaran volume dan proteinuria
Jika jumlah urin < 30 ml / jam:
1) Infus cairan dipertahannkan 1 1/8 jam
2) Pantau kemungkinan edema paru
f. Jangan tinggalkan pasien sendirian. Kejang disertai aspirasi dapat
b.
c.
d.
e.
selama 6 jam.
Pasien akan merasa agak panas sewaktu pemberian MgSO4
Dosis pemeliharaan
1) MgSO4 40% 1gr/jam melaui infus ringer laktat/asering
2) Lanjutkan sampai 24 jam pasca persalinan atau kejang berakhir
Sebelum pemberian MgSO4, periksa :
1) Frekuensi pernafasan minimal 16/ menit
2) Refleks patela +
3) Urin minimal 30 ml/ jam dalam 4 jam terakhir
Stop pemberian MgSO4 jika
1) Frekuensi pernafasan < 16 / menit
2) Refleks patela
3) Urin < 30 ml/ jam
Siapkan antidotum
Jika terjadi henti nafas:
1) Bantu dengan ventilator
2) Beri kalsium glukonas 2 g ( 20 ml dalam larutan 10 %) IV perlahan3)
b.
c.
d.
e.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Hari/tanggal
Pukul
: 17.00 WIB
Tempat Pengkajian
Kala I
I. DATA SUBJEKTIF (S)
A. Identitas
Nama
Pasien
Ny. R
Suami Pasien
Tn. A
Usia
31 tahun
34 tahun
Pekerjaan
IRT
Buruh
Pendidikan
SMA
SMU
Agama
Islam
Islam
Tidak tahu
Golongan darah
Suku Bangsa
Alamat
B. Keluhan Utama
Sunda
Sunda
Kp. Pulo rt 002/002 Kp. Melayu Jakarta,
0813-10533660
:
Pasien dirujuk dari RS. Budi Asih karena tekanan darah tinggi, ibu
mengatakan hamil 9 bulan HTA 08/09/13, periksa rutin di RS Budi Asih lalu
disarankan untuk rujuk ke RSCM. Selama kehamilan tekanan darah tinggi,
sebelum hamil juga menderita tekanan darah tinggi, dan semenjak
melahirkan dokter mengatakan jantungnya bengkak, selalu merasa sesak
jika kelelahan dan melakukan pekerjaan berat.sebelum hamil ibu mendapat
therapy obat Captopri, saat hamil captopril dihentikan dan diganti dengan
nifedipin. Ada keluhan pusing, pandangan kabur, dan nyeri ulu hati. Tidak
ada keluar air-air ibu. Merasakan gerakan janin aktif.
16
19
: GP1A0
: 08/09/2013
: 15/06/2014
: 37 minggu 5 hari
: masih dirasakan aktif dan sering
: 2x selama hamil
TT1 pada tgl 03-01-2014
TT2 pada tgl 31-01-2014
7. Riwayat ANC
:
Pasien mengatakan memeriksakan kehamilannya sebanyak 7 kali di RS,
hasil pemeriksaan terakhir dokter yaitu usia kehamilan pasien sudah 9 bulan,
dokter menganjurkan ibu untuk melahirkan di rumah sakit karena tekanan
darah ibu tinggi, dan protein urine +2, dan kondisi janinnya baik.
8. Penggunaan obat-obatan atau jamu-jamuan selama hamil :
Ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu-jamuan, ibu
hanya
mengkonsumsi obat yang diberikan dokter, seperti tablet penambah darah dan
nifedipin.
D. Riwayat Obstetri
Tahun
Usia
Jenis
kehamilan persalinan
2009
Aterm
Spontan
2011
Hamil ini
E. Riwayat Kesehatan
Baik
BB
Anak
PB
3,3kg 52cm
Keadaan
Hidup
20
b. BAB : ibu mengatakan terakhir BAB pagi tadi, tidak ada keluhan
3. Istirahat dan tidur : Ibu mengatakan tadi malam ibu masih bisa tertidur
nyenyak dan merasa cukup istirahat.
II. DATA OBJEKTIF (O)
Data penanganan sebelumnya:
Pasien dirujuk oleh RS. Budi Asih pada tanggal 30 Mei 2014 pukul: 15.00 WIB. Di
RS Budi Asih, pasien datang untuk memeriksakan kehamilannya dengan keluhan
merasakan mulas yang semakin sering, pusing berat yang tidak hilang setelah
diistirahatkan, penglihatan kabur. Bidan melakukan pemeriksaan tekanan darah,
hasilnya : TD : 180/100 mmHg, dokter lalu merujuk pasiennya ke RSCM dengan
diagnosa sementara pre-eklampsia berat dan di RS. Budi Asih pasien telah
mendapatkan nifedipine 10 mg peroral pada pukul 14.30WIB.
1. Keadaan umum
: Baik
2. Kesadaran
: Compos Mentis
3. Keadaan Emosional : Stabil
4. Tanda-tanda vital :
a. TD
: 190/120 mmHg
b. Nadi
: 82 x/ menit
c. Suhu
: 37,20C
d. Pernafasan
: 21 x/menit
5. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
1) Mata
Sclera
anemis
2) Muka
3) Leher
b. Payudara
c. Abdomen
TFU
Leopold
Leopold I
: Tidak ikterik
Leopold II
Tidak
Konjungtiva
21
Kanan
Kiri
Leopold III
22
terjadinya kejang ibu dan keluarga paham dan menyetujui penanganan yang
akan dilakukan
2. Melakukan informed consent persetujuan tindakan medis
3. Mengatur posisi ibu ibu tidur miring kiri dengan posisi kepala lebih tinggi 30o
4. Melakukan penegakan diagnosa dengan memeriksa DPL, UL, GDS, PT/APTT,
OR/PTT, Ur/Cr, Aib, elektrolit, LOH, a-urat, EKG, CTG
5. Kolaborasi dengan dokter, advice dokter : Protap PEB sudah dilakukan
a. Nifedipine 4x10 mg peroral / 20 menit sudah diberikan nifedipine 1x10
mg/oral
b. Pukul 17.00 MgSO4 40% dosis 4 gram / IV habis dalam 15-30 menit
(Loading Dose)
c. MgSO4 40% I dosis 6 gram/drip habis dalam waktu 6 jam pukul 16.00 s/d
22.00
6. Kolaborasi dengan dr SpOG untuk merencanakan persalinan perabdominal (SC
cito)
7. Melakukan konsultasi ke bagian Anastesi, IPD dan Mata
8. Mengobservasi TTV, djj setiap 1 jam dan mengobservasi tanda perburukan PEB
9. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian therapy ibu
mendapatkan terapi NAC 3x600 mg peroral dan Vit C 2x400 mg IV
10. Melakukan persiapan operasi
a. Memberitahu ibu untuk puasa
b. Memasangkan dower cateter
c. Memberikan ibu cefazolim 2 gram/ IV
d. Mengdesinfektan daerah abdomen yang akan di operasi
CATATAN PERKEMBANGAN
Pasien naik ke ruang operasi pukul 21.45, dilakukan operasi pukul 22.00 23.07
WIB, bayi lahir pukul 23.07, A/S 9/10, jk perempuan, BB : 3130 gram, plasenta lahir
lengkap lalu pasien dipasang IUD post plasenta. Perdarahan dalam batas normal dan
kontraksi uterus baik.
23
OBJEKTIF
1. KU
TD
Rr
2. Abdomen
Luka operasi
TFU
Kontraksi
Kankdung kemih
: Baik
Kes : CM
: 140/90 mmHg
: 20 x/m
Ke
N
Sh
: Stabil
: 86 x/m
: 36.8 oC
3. Anogenital
Vulva/vagina
: bersih, tidak ada kelainan
Pengeluaran pervaginam
Jenis lochea
: rubra
Banyaknya
: 2 kali ganti pembalut
Bau
: tidak berbau
volume : 75 cc
ASSESMENT : Ibu P2A0 pos SC 2 jam dengan PEB superimposed akseptor IUD
PLANNING :
1. Mengobservasi TTV, perdarahan pada luka operasi, lochea, kontraksi, TFU,
pengeluaran urine dan tanda perburukan PEB
2. Membersihkan dan memakaikan ibu pakaian ganti
3. Memberikan ibu larutan asering + Oksitosin 20 IU 20 tpm
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi memberikan profenid
suppositoria 100 mg
5. Mengambil sampel darah post SC
6. Menjelaskan pada ibu tanda-tanda bahaya masa nifas seperti rahim teraba lembek,
cairan dan darah yang keluar dari vagina berbau busuk dan keluar terus-menerus,
pusing yang hebat, jika terdapat tanda-tanda tersebut ibu/keluarga harus segera
memanggil dokter/bidan
PENGKAJIAN IBU NIFAS 6 JAM
TANGGAL
: 31/05/2014
PUKUL
: 05.00
SUBJEKTIF :
Ibu mengatakan merasa nyeri dibagian luka operasi, takut untuk bergerak, Skala nyeri
(VAS) : 3 (ringan) pandangan kabur tidak ada, nyeri ulu hati tidak ada, sakit kepala
hebat tidak ada.
OBJEKTIF
1. KU
TD
Rr
2. Abdomen
Luka operasi
TFU
: Baik
Kes
: 140/90 mmHg
: 20 x/m
: CM
Ke
N
Sh
: Stabil
: 88 x/m
: 36.8 oC
24
Kontraksi
: Baik
Kankdung kemih : kosong, terpasang kateter volume urine 300 cc
3. Anogenital
Vulva/vagina
: bersih, tidak ada kelainan
Pengeluaran pervaginam
Jenis lochea
: rubra
Banyaknya
: 2 kali ganti pembalut
Bau
: tidak berbau
Perineum
: tidak ada luka jahitan
volume : 50 cc
4. Pemeriksaan Lab :
Darah
:
(a) Hb
: 12,8 gr%
(b) Ht
: 38 %
(c) Gol. Darah : A rhesus (+)
(d) Leukosit : 14.1000 /uL
(e) Trombosit
: 350.000/uL
Urin
:
(a) Protein Urin
: +2
(b) Reduksi
: negatif
(c) Albumin
: 3 g/dl
(d) Kreatinin
: 1 mg/dl
ASSESMENT : Ibu P2A0 pos SC 6 jam dengan PEB superimposed akseptor IUD
PLANNING :
1. Mengobservasi TTV, perdarahan pada luka operasi, lochea, kontraksi, TFU,
pengeluaran urine dan tanda perburukan PEB
2. Melanjutkan pemberian MgSO4 40 % ke II dosis 10 gram habis dalam waktu 10
jam pukul 02.00 s/d 12.00
3. Melanjutkan pemberian MgSO4 40 % ke III dosis 10 gram habis dalam waktu 10
jam pukul 12.00 s/d 22.00
4. Melakukan kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi
memberikan
profenid suppositoria 3x100 mg, NAC po 3x600 mg, Vit C 2x400 mg IV, adalat
oros 2x30 mg per oral
5. Memotivasi ibu untuk mobilisasi 6 jam setelah operasi ibu harus belajar miring kiri
dan kanan, lalu 12 jam post operari ibu belajar duduk
6. Memberitahu ibu untuk membatasi konsumsi airnya maksimal 240 ml/jam
7. Memberikan penkes untuk konsumsi telur 6 butir sehari atau makanan lain yang
berprotein tinggi yang berfungsi untuk menaingkatkan kadar ureum dalam tubuh
ibu dan agar cepat proses pemulihan luka operasinya, serta konsumsi makan
makanan yang erserat seperti sayuran hijau dan buah.
25
memberikan
profenid suppositoria 3x100 mg, NAC po 3x600 mg, Vit C 2x400 mg IV, adalat
oros 2x30 mg per oral
3. Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, yaitu setelah 24 jam post operasi ibu
belajar jalan.
4. Memberitahu ibu untuk membatasi konsumsi airnya
5. Memberikan penkes untuk konsumsi telur 6 butir sehari atau makanan lain yang
berprotein tinggi, serta konsumsi makan makanan yang erserat seperti sayuran hijau
dan buah.
6. Memberitahu ibu efek samping penggunaan IUD, lama efektivitas, dan keuntungan
menggunakan IUD
26
7. Menganjurkan ibu agar menjaga kebersihan diri terutama bagian kemaluan dengan
cara membasuhnya dari arah depan ke belakang dengan sabun dan air bersih,
kemudian dikeringkan dan segera mengganti pembalut jika sudah terasa lembab
ibu mengerti dan akan melakukan yang dianjurkan.
8. Memotivasi ibu untuk terus memberi bayinya ASI eksklusif.
9. Memberitahu ibu untuk terus menmeriksakan tekanan darahnya setelah pulang ke
rumah nanti di setiap bulannya.
10. Tanggal 31-05-2014 pukul 21.30 ibu dipindahkan keruang rawat inap gedung A.
: 31/05/2014
PUKUL
: 01.00
DATA SUBJEKTIF
1. Identitas
Bayi
Nama
: By. Ny. R
Jenis Kelamin
: perempuan
a. Riwayat persalinan
Lahir tanggal
: 30 Mei 2014 jam : 23.07 WIB
Tempat persalinan
: Rumah Sakit Dr.Cipto Mangunkusumo
Jenis Persalinan
: SC
Komplikasi
Ibu
: PEB superimposed dan sakit jantung
Janin
: Tidak Ada
b. IMD
: Iya
c. Keadaan bayi baru lahir
Nilai Apgar
: menit 1 : 9
menit ke 5 : 10
Resusitasi
Pengisapan lender
: ya
Ambu
: tidak
Message jantung
: tidak
: tidak
2. Eliminasi
miksi
: sudah
rangsangan
: ya
27
mekonium
: sudah
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum
: Baik
Kesadaran
: Composmentis
Tanda Vital
suhu
: 36,8 oC axial
pernafasan
: 45 x/menit, terartur
heart rate
: 135 x/menit, teratur/
2. Pemeriksaan Antropometri
BB
: 3130 Gram
PB
: 52 Cm
Lingkar kepala
: 34 Cm
Lingkar dada
: 33 Cm
LILA
: 12 Cm
3. Pemeriksaan Khusus
Kepala
: Ubun-ubun datar, molase sutura ( - ),
caput/cephal ( - )
Muka
Mata
Telinga
Hidung
pendengaran (+)
: Simetris, pengeluaran secret (-), cuping hidung (-),
Mulut
Leher
Mamae
retraksi(-),
Perut
Tungkai
pusat (-)
: Simetris, kelainan posisi kaki (-), oedem (-), jumlah jari
Genetalia
normal
: Labia mayora sudah menutupi labia minora, ada lubang
uretra, klitoris, dan lubang vagina
28
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Preeklampsia adalah kelainan multisistem spesifik pada kehamilan yang ditandai
oleh timbulnya hipertensi dan proteinuria setelah umur kehamilan 20 minggu.
Kelainan ini dianggap berat jika tekanan darah dan proteinuria meningkat secara
bermakna atau terdapat tanda-tanda kerusakan organ (termasuk gangguan
pertumbuhan janin)
Tanda gejala PEB:
1. Tekanan darah 160/110 mmHg
2. Proteinuria > 5 gr/24 jam atau kualitatif +3 atau +4.
3. Oliguria 500 ml/24 jam
4. Nyeri kepala prontal atau gangguan penglihatan
5. Nyeri epigastrium
6. Edema paru atau sianosis
7. Pertumbuhan janin intra uterine yang terhambat (IUFGR)
8. HELLP Syndrome (H = Hemolysis, EL = Elevated Liver Enzym LP = Low
Platelet Counts).
Penatalaksanaan PEB dapat ditangani secara aktif atau konservatif.
1. Aktif berarti : kehamilan diakhiri / diterminasi bersama dengan pengobatan
medisinal.
2. Konservatif berarti : kehamilan dipertahankan bersama dengan pengobatan
medisinal.
B. SARAN
Kepada pembaca khususnya calon ibu hamil dan ibu hamil agar lebih
memahami apa itu pre eklampsia berat serta gejala apa saja yang timbul sehingga
dapat melalukan pencegahan terhadap pre eklampsia berat.
32
33
DAFTAR PUSTAKA