Josss
Josss
Disusun Oleh :
Alvionita Astriana
(P17424109055)
Kurnia Safitri
(P17424109073)
Malka Dinayati
(P17424109075)
Neny Ragil Yuliastanti
(P17424109080)
Ratna Fitri Yeni Antika
(P17424109082)
Rini Setiani
(P17424109085)
Reguler A Semester V
PRODI D-III KEBIDANAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat taufik dan
inayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Asuhan Kebidanan IV yang berjudul Tumor
Jinak dan Ganas pada Vulva, Vagina, Tuba, Uterus serta Ovarium.
Kami selaku penyusun menyadari bahwa selesainya penulisan makalah ini adalah berkat
bimbingan, arahan dan motivasi untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Triana Sri Hardjanti M. Mid selaku dosen Askeb IV.
2. Semua teman dan pihak-pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu.
Terima kasih atas segala bantuanya.
Kami tim penyusun menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah
ini dan menjadi pembelajaran kami agar lebih baik lagi.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sel tumor adalah sel tubuh yang mengalami transformasi dan tumbuh secara
otonom, lepas dari kendali pertumbuhan sel normal sehingga sel ini berbeda dari sel
normal dalam bentuk dan strukturnya.
Tumor ganas pada alat reproduksi wanita dijumpai pada semua umur (18 80 tahun)
dengan rat-rata puncaknya pada usia 50 tahun. Kejadian paling sering pada kelompok umur
30 40 tahun.
Faktor pemicu munculnya tumor banyak sekali, antara lain pencemaran lingkungan
hidup, termasuk udara akibat debu dan asap pembakaran kendaraan atau pabrik. Asap
kendaraan, misalnya, mengandung dioksin yang dapat memperlemah daya tahan tubuh,
termasuk daya tahan seluruh selnya.
Selain itu ikut juga berperan faktor makanan yang berlemak tinggi, dalam hal ini
adalah zat hormon atau mirip-hormon abnormal yang terkandung di dalammya, khususnya
steroid seks (misalnya estrogen). Itu terjadi karena adanya zat-zat lemak dalam makanan
tersebut yang tidak dipecah dalam proses metabolisme tubuh sehingga menaikkan produksi
hormon testosteron. Normalnya, wanita memiliki hormon estrogen dan progesteron, serta
sedikit testosteron.
Bilamana kadar hormon testosteron meningkat akibat adanya ketidakseimbangan
asupan lemak, maka hormon ini akan dipecah menjadi sumber hormon yang tidak normal
bagi hormon estrogen asing.
B. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan IV
2. Sebagai dasar pengembangan untuk presentasi dan diskusi .
3. Untuk lebih memahami dan mendalami tentang tumor jinak dan ganas pada vulva,
vagina, tuba, uterus, serta ovarium
C. Metode penulisan
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak menggunakan metode literatur, yaitu
dengan mencari bahan di berbagai buku referensi, maupun di internet
D. Manfaat
1. Bagi institusi pendidikan
Menambah informasi, wacana dan referensi tentang tumor jinak dan ganas pada
vulva, vagina, tuba, uterus, serta ovarium
2. Bagi penulis
Dapat mempelajari sedalam mungkin mengenai tumor jinak dan ganas pada vulva,
vagina, tuba, uterus, serta ovarium. Selain itu penulis dapat mengaplikasikan ilmu
yang di dapat dari media elektrik maupun dari buku.
3. Bagi pembaca
Menambah ilmu dan gambaran tentang tumor jinak dan ganas pada vulva, vagina,
tuba, uterus, serta ovarium
E. SISTEMATIKA PENULISAN
BAB I
pada bab ini berisi latar belakang, tujuan, metode penulisan, manfaat
penulisan, dan sistematika penulisan
BAB II
pada bab ini berisi definisi tumor, jenis dari tumor, penyebab,
patofisiologis, gambaran klinis
BAB III
BAB II
TINJAUAN TEORI
c) Hidradenoma
Berasal dari kelenjar keringat, ada yang mengatakan berasal dari sisa
saluran Wolffi.
d) Penyakit Fox-Forduce
Disebut juga apokrin miliaria terjadi akibat sumbatan saluran kelenjar
keringat sehingga membentuk banyak Kristal kecil dengan diameter 1-3
mm, multiple, terasa gatal. Kelainan ini dapat juga terjadi di ketiak dan
gelanggang susu. Dapat mengalami kekambuhan apabila terjadi
gangguan emosi antara lain rangsang seksual.
e) Kista parauretra
Terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh infeksi. Kista ini biasa
menonjol pada dinding depan vagina dan sering mengalami infeksi.
f) Kista endometriosis
Walaupun jarang seklai terjadi, dapat tumbuh pada vulva maupun vagina.
Kista pada vulva ini umu hanya memerlukan pengangkatan kalau
mengganggu saja. Pada kista yang mengalami infeksi dapat dilakukan
infeksi.
2. Tumor solid vagina
a. Tumor epitel
1) Kondiloma akuminatum
Penyakit ini disebabkan oleh virus HPV tipe 6 dan 2. Akhir-akhir ini juga
dimasukkan dalam golongan penyakit yang ditularkan melalui hubungan
seksual. Gambaran histologik adalah suatu papiloma yang sekali-sekali
setelah lama dapat menjadi ganas. Gambaran makroskopis adalah seperti
jengger ayam. Kondiloma akuminatum dapat tumbuh pada vulva dan sekitar
anus sampai vagina dan serviks.
2) Karunkula uretra
Dibagi menjadi 2 macam:
(a) Karankula uretra neoplasma
Terdiri dari polip merah muda dengan tangkai pada tepi dorsal muara
uretra, mikroskopik sebagai papiloma uretra yang ditutupi oleh epitel
ii.
iii.
4) Nevus pigmentosus
Walaupun kulit vulva hanya 3% seluruh kulit badan, melanoma maligna
terjadi pada vulva dan vagina 7-10%. Nevus ini tampak sebagai lesi
akan tetapi dapat multiple, kista ini dilapisis epitel seperti endoserviks, berisi cairan
musin.
2. Tumor solid
a. Granuloma
Bukan neoplasma yang sebenarnya. Jaringan merupakan granulasi yang terbatasbatas, seringkali berbentuk polip terutama terjadi pada bekas operasi kolpografi
dan histerektomi total dan dapat bertahan sampai bertahun-tahun.
b. Tumor miksoid vagina
Konsistensi lunak seperti kista berisi jaringan miksomatosa, jaringan pengikat dan
jaringan lemak seperti yang biasa terdapat pada daerah glutea, fossa
iskhiorektales, serta apabila terdapat di vagina berada pada daerah parakolpos.
Kadang-kadang kambuh kembali dan dapat juga menjadi ganas.
c. Adenosis vagina
Berasal dari sisa saluran paramesonefridikus Muler berupa tumor jinak vagina,
terutama terletak dekat serviks uteri, terdiri dari epitel torak yang mengeluarkan
mucus. Di tempat itu mukosa vagina tampak merah dan berbintik. Ini disebabkan
karena pemberian hormone estrogen sintesis lain, diberikan pada ibu penderita
waktu hamil muda (sindrom D.E.S). Tumor ini dapat menjadi adenocarcinoma.
Diagnosis ditegakkan dengan kolposkopi yang terlihat sebagai ulserasi di
kemudian dilanjutkan dengan biopsy dan pemeriksaan histopatologi.
C. TUBA
Tumor tuba uterine dapat berupa neoplasma maupun non neoplasma. Tumor tuba
uterine yang neoplastik jarang seklai ditemukan. Endometriosis yang sebenarnya bukan
neoplasma lebih sering didapat pada tuba, terkadang dikira ganas.
Tuba uterine falopii dan jaringan sekitarnya: Tumor-tumor yang disebabkan oleh
radang.
D. UTERUS
1. Tumor ektoserviks
a. Kista sisa jaringan embrional: berasal dari saluran mesonefridikus Wolffi terdapat
dinding samping ektoserviks
pada
kelainan
ataupun
potensi
akan
kelainan
yang
dapat
A. VULVA
1. Karsinoma Vulva
a. Epidemiologi
80-85% terdapat pada wanita pasca menopause, terutama yang dalam dekade ke7 sebagai puncak insidensi, paling tidak mengenai 30%. Karsinoma vulva jarang
ditemukan pada golongan umur <> 50%). Paritas dan suku / ras tidak mempunyai peran.
b. Etiologi
Tidak banyak diketahui mengenai etiologi jenis tumor ganas ini, meskipun
disebut tentang lambatnya menarche (15-17 tahun) dan awalnya menopous (40 tahun)
dalam riwayat penyakitnya. Faktor etnik tidak berpengaru, meskipun lesi granulomatosa
sering ditemukan pada suku negro.
c. Faktor resiko terjadinya kanker vulva
1. Infeksi HPV atau kutil kelamin (kutil genitalis) HPV merupakan virus
penyebab kutil kelamin dan ditularkan melalui hubungan seksual.
2. Pernah menderita kanker leher rahim atau kanker vagina
3. Infeksi sifilis
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Tekanan darah tinggi.
7. Usia
Tigaperempat penderita kanker vulva berusia diatas 50 tahun dan dua
pertiganya
berusia
diatas
70
tahun
ketika
kanker
pertama
kali
10. Merokok
11. Infeksi HIV
HIV adalah virus penyebab AIDS. Virus ini menyebabkan kerusakan pada
sistem kekebalan tubuh sehingga wanita lebih mudah mengalami infeksi HPV
menahun. Golongan sosial-ekonimi rendah.Hal ini berhubungan dengan
pelayanan kesehatan yang adekuat, termasuk pemeriksaan kandungan yang
rutin.
12. Neoplasia intraepitel vulva (NIV)
13. Liken sklerosus
Penyakit ini menyebabkan kulit vulva menjadi tipis dan gatal.
14. Peradangan vulva menahun
15. Melanoma atau tahi lalat atipik pada kulit selain vulva.
d. Patologi
Lesi primer sering berupa ulkus denag tepi induratif (ulcero-granulating) atau
sebagai tumbuhan eksofitik ( wart / kutil) dengan tempat predileksi terutama di labia
mayora, labia minora, klitoris dan komisura posterior. Lesi bilateral tidaklah jarang,
bahkan kedua labia mayora dapat simetris terkena (kissing).
e. Tingkatan pra-maligna
Kurang lebih 50% dari semua karsinoma vulva didahului oleh suatu keadaan
yang sedikit banyakdapat ditetapkan sebagai pendahulnya. Yang paling sering adalh
distrofia vulva seperti pada vulvitis atrofik, vulvitis diabetik, leukoplakia, lichen atau
lichenoid seperti pada lichen sclerosus et atrophicus, kraurosis vulva denagan hiperplasi.
Yang sangat potensial menjadi pendahulu keganasan vulva adalah kondiloma akuminata
atau kondoloma lata, infeksi oleh HVP ( Human Papiloma Virus ) tipe-16 dan mungkin
juga tipe-18. pada Neoplasma Intraepitelial vagina (NIV) tidak ada bukti bahwa NIV
akan berlanjut menjadi kanker vulva yang invasif bila dibiarkan tanpa pengobatan. NIV-I,
II, III, biasanya terdapat pada wanita <> 60-70 tahun. Secara umum diterima, bahwa pada
kanker serviks terdapat periode laten 5-10 tahun sebelim lesi pra-maligna ( NIS-I , II ,
III , KIS )menjadi kanker yang invasif. Mengingat lokasi tomur primer (karsinoma
epidermoid ) hampir 60% pada labium majus, 20% pada labium minus atau veitibulum,
12% di klitoris dan 6% di komisura posterior, perembetan ke jaringan sekitar akan
meluas ke urethra, kandung kemih, vagina, rektum dan malalui pembuluh getah bening
secara embolisasi. Rute primer penyebaran ke kelenjar inguinal adalah malalui kelenjar
femoral luar (superfisial), kemudian kelenjar femoral dalam (profundal) untuk akhirnya
menuju kelenjar getah bening panggul melalui kelenjar iliak luar / ekstern, obturator,
iliaka komunisdan kelenjar para-aorta.
f. Pembagian tingkat keganasan karsinoma vulva
Menurut klasifikasi FIGO 76
Tingkat
Kriteria
dan
mudah
digerakan
(mobil),
klinis
tidak
III
IV
6. Karsinoma verukosa
Karsinoma ini adalah keganasan pada vulva berbentuk tumor eksofitik seperti papil pada
kondiloma akuminata, atau seprti bunga kol (cauliflower like).
7. Sarkoma pada vulva
Sarkoma vulva sangat jarang tapi metastasis berjarak jauh umum terjadi. Tumor ini
histologik dapat berupa leiomiosarkoma (paling sering), liposarkoma, rhabmiosarkoma,
fibrosarkoma, angiosarkoma, limfosarkoma, dan epiteloidsarkoma. Penyebarannya sangat cepat,
karena secra hematogen. Prognosiscsangat buruk. Peran radioterapi dan atau kemoterapi sebagai
adjuvans perlu dipertimbangkan.
8. Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva seperti serviks uteri, vagina, uterus yang merembet
langsung atau secra limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik. Paling sering
ditemukan adalh metastasis koriokarsinoma yang memberi gambaran khas yang berwarna biru
kehitaman. Penanganan dengan kemoterapi tunggal (MTX) atau kombinasi, tergantung dari
faktor resikonya.
B. VAGINA
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bilamana serviks uterus ikut terlibat dalam
proses, maka dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Begitu juga bilamana vulva ikut terlibat
dalam proses, maka dianggaptumor ganas itu adalah tumor ganas vulva.
Gejala
Kanker vulva mudah dilihat dan teraba sebagai benjolan, penebalan ataupun luka terbuka
pada atau di sekitar lubang vagina.Kadang terbentuk bercak bersisik atau perubahan warna.Jaringan
di sekitarnya mengkerut disertai gatal-gatal.Pada akhirnya akan terjadi perdarahan dan keluar cairan
yang encer.
Gejala lainnya adalah:
Tingkat
Kriteria
II
III
IV
f.
g. Diagnosis dini
Pada pemeriksaan rutin secara berkala,pengambilan bahan untuk pemeriksaan sitologik
dari dinding vagina perlu pula pengambilanbahan dari ekto-danendoserviks. Pada klinik yang
sudah
maju,pemeriksaan
kolposkopik,biopsi
terarah
dengan
bimbingan
kolposkop,
karsinoma serviks uterus,hanya vaginektomi dilakukan lebih luas(>1/2 puncak vagina harus
diangkat),sedang operasi pada bagian bawah vagina mendekati operasi pada karsinoma vulva.
Kemoterapi dengan peraturan VAC (Vincristine,Aktinomisin-D dan Cytoxan/Endoxan)
hanya untuk pengobatan embrional rabdomiosarkoma (sarkoma botrioides) pada anak-anak,yang
ternyata efektif. Tumor ini berbentuk polipoid seperti buah anggur yang berasal dari bagian atas
vagina dan dapat menonjol keluar sampai di introitus vagina. Penyebaran secara hematogen ke
paru-paru atau tulang
C. ADNEKSA
1. Tubba Fallopii (saluran telur)
a. Patologi :
Hsu, Taymor, dan Hertig membagi histologik tumor ini dalam 3 jenis menurut keganasannya:
1) Jenis papiler : tumor belum mencapai otot tuba dan difeensiasi selnya masih baik, batas
daerah normal dengan tumor masih dapat ditunjukkan.
2) Jenis papilo-alveolar (adenomatosa) : tumor ini telah memasuki otot tuba dan
memperlihatkan gambaran kelenjar.
3) Jenis alveo-meduler : terlihat mitosis yang atipik dan terlihat invasi sel ganas ke dalam
saluran limfa tuba.
b. Penyebaran :
Pada umumnya terjadi secara langsung ke alat sekitarnya, kemudian melalui
pembuluh getah bening ke abdomen, leher, daerah inguinal, vagina, tuba, ovarium dan uterus.
c. Tingkat Klinis Keganasan
Tingkat
Kriteria
Klinik
IA
kedua-duanya.
IB
IC
Tumor dari tingkatan klinik 1A dan IB, tetapi ada asites atau
cucian rongga perut positif.
II
IIA
IIB
IIC
Tumor dari tingkat klinik IIA atau IIB, tetapi dengan asites
dan/atau cucian rongga perut positif.
III
IV
perut dan panggul, khususnya di daerah subdiafragmatika dan mengirimkan sample cucian
rongga perut untuk pemeriksaan sitologi eksfoliatif. Radioterapi hanya dikerjakan pada tumor
bed dan jenis histologik keganasan tertentu seperti disgerminoma.
D. KANKER PADA UTERUS (KANKER RAHIM)
Kanker Rahim adalah tumor ganas pada endometrium (lapisan rahim).Kanker rahim biasanya
terjadi setelah masa menopause, paling sering menyerang wanita berusia 50-60 taun.Kanker bisa
menyebar (metastase) secara lokal maupun ke berbagai bagian tubuh (misalnya kanalis servikalis,
tuba falopii, ovarium, daerah di sekitar rahim, sistem getah bening atau ke bagian tubuh lainnya
melalui pembuluh darah).
1. Penyebab
Penyebabnya yang pasti tidak diketahui, tetapi tampaknya penyakit ini melibatkan
peningkatan kadar estrogen.Salah satu fungsi estrogen yang normal adalah merangsang
pembentukan lapisan epitel pada rahim. Sejumlah besar estrogen yang disuntikkan kepada hewan
percobaan di laboratorium menyebabkan hiperplasia endometrium dan kanker.
Wanita yang menderita kanker rahim tampaknya memiliki faktor resiko tertentu. (faktor
resiko adalah sesuatu yang menyebabkan bertambahnya kemungkinan seseorang untuk menderita
suatu penyakit).Wanita yang memiliki faktor resiko tidak selalu menderita kanker rahim,
sebaliknya banyak penderita kanker rahim yang tidak memiliki faktor resiko. Kadang tidak dapat
dijelaskan mengapa seorang wanita menderita kanker rahim sedangkan wanita yang lainnya tidak.
Penelitian telah menemukan beberapa faktor resiko pada kanker rahim:
d. Obesitas
Tubuh membuat sebagian estrogen di dalam jaringan lemak sehingga wanita
yang gemuk memiliki kadar estrogen yang lebih tinggi. Tingginya kadar estrogen
merupakan penyebab meningkatnya resiko kanker rahim pada wanita obes.
e. Diabetes (kencing manis)
f. Hipertensi (tekanan darah tinggi)
g. Tamoksifen
Wanita yang mengkonsumsi tamoksifen untuk mencegah atau mengobati
kanker payudara memiliki resiko yang lebih tinggi. Resiko ini tampaknya
berhubungan dengan efek tamoksifen yang menyerupai estrogen terhadap rahim.
Keuntungan yang diperoleh dari tamoksifen lebih besar daripada resiko terjadinya
kanker lain, tetapi setiap wanita memberikan reaksi yang berlainan.
h. Ras
Kanker rahim lebih sering ditemukan pada wanita kulit putih.
i. Kanker kolorektal
j. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun
k. Menopause setelah usia 52 tahun
l. Tidak memiliki anak
m. Kemandulan
n. Penyakit ovarium polikista
o. Polip endometrium.
2. Gejala
Gejala kanker rahim tidak spesifik. Studi terbaru menunjukkan bahwa penderita kanker
rahim biasanya mengalami gejala berikut ini secara menetap:
1)
2)
3)
4)
5)
6)
c. Jaringan yang keluar dari mulit rahim diambil dan dikirim ke dokter ahli patologi
anatomi
d. Bidan
segera
merujuk
penderita
untuk
menegakkan
diagnose
pasti
ke
Pemeriksaan panggul
Pap smear
USG transvagina
Biopsi endometrium.
Untuk membantu menentukan stadium atau penyebaran kanker, dilakukan pemeriksaan berikut:
Rontgen dada
Sigmoidoskopi
Limfangiografi
Kolonoskopi
Sistoskopi.
Bidan mempunyai tugas menegakkan diagnosis dini kanker rahim dengan :
Stadium II
Stadium III
: kanker telah menyebar ke luar rahim, tetapi masih di dalam rongga panggul
dan belum menyerang kandung kemih maupun rektum. Kelenjar getah bening
panggul mungkin mengandung sel-sel kanker.
Stadium IV
: kanker telah menyebar ke dalam kandung kemih atau rektum atau kanker
telah menyebar ke luar rongga panggul.
4. Pengobatan
Pemilihan pengobatan tergantung kepada ukuran tumor, stadium, pengaruh hormon terhadap
pertumbuhan tumor dan kecepatan pertumbuhan tumor serta usia dan keadaan umum penderita.
e. Metode pengobatan:
1. Pembedahan
Kebanyakan penderita akan menjalani histerektomi (pengangkatan rahim). Kedua tuba
falopii dan ovarium juga diangkat (salpingo-ooforektomi bilateral) karena sel-sel tumor bisa
menyebar ke ovarium dan sel-sel kanker dorman (tidak aktif) yang mungkin tertinggal
kemungkinan akan terangsang oleh estrogen yang dihasilkan oleh ovarium. .
2. Terapi penyinaran (radiasi)
Digunakan
sinar
berenergi
tinggi
untuk
membunuh
sel-sel
kanker.
Terapi penyinaran merupakan terapi lokal, hanya menyerang sel-sel kanker di daerah yang
disinari. Pada stadium I, II atau III dilakukan terapi penyinaran dan pembedahan. Penyinaran bisa
dilakukan sebelum pembedahan (untuk memperkecil ukuran tumor) atau setelah pembedahan
(untuk membunuh sel-sel kanker yang tersisa).
3. Kemoterapi
Pada terapi hormonal digunakan zat yang mampu mencegah sampainya hormon ke sel
kanker dan mencegah pemakaian hormon oleh sel kanker. Hormon bisa menempel pada reseptor
hormon
dan
menyebabkan
perubahan
di
dalam
jaringan
rahim.
Sebelum dilakukan terapi hormon, penderita menjalani tes reseptor hormon. Jika jaringan
memiliki reseptor, maka kemungkinan besar penderita akan memberikan respon terhadap terapi
hormonal. Terapi hormonal merupakan terapi sistemik karena bisa mempengaruhi sel-sel di
seluruh tubuh. Pada terapi hormonal biasanya digunakan pil progesteron.
Terapi hormonal dilakukan pada:
penderita kanker rahim yang tidak mungkin menjalani pembedahan ataupun terapi
penyinaran
penderita yang kankernya telah menyebar ke paru-paru atau organ tubuh lainnya
maka diberikan obat kemoterapi lain, yaitu siklofosfamid, doksorubisin dan sisplastin.
Efek samping pengobatan kanker
2) Wanita yang memiliki faktor resiko kanker rahim sebaiknya lebih sering menjalani
pemeriksaan panggul, Pap smear dan tes penyaringan (termasuk biopsi
endometrium).
E. TUMOR GANAS OVARIUM
a. Patologi
Pertumbuhan tumor prime diikuti oleh infiltrasi ke jaringan sekitar yang menyebabkan
berbagai keluhan samar-samar seperti perasaan sebah, makan sedikit terasa cepat menjadi
kenyang, sering kembung, nafsu makan menurun. Kecenderungan untuk melakukan implantasi di
rongga perut merupakan ciri khas suatu tumor ganas ovarium yang menghasilkan ascites.
Tumor ganas ovarium merupakan kumpulan tumor dengan histiogenesis yang beraneka
ragam, dapat berasal dari ketiga dermoblast (ektodermal, entodermal, dan mesodermal) dengan
sifat-sifat histologis maupun biologis yang beraneka ragam. Oleh sebab itu histiogenesis maupun
klasifikasinya masih sering menjadi perdebatan.
Kira-kira 60% terdapat pada usia peri-menopausal, 30% dalam masa reproduksi dan 10%
pada usia yang jauh lebih muda. Tumor ini dapat jinak (benigna), tidak jelas jinak tapi juga tidak
pasti ganas (borderline malignancy atau carcinoma of low-malignant potential) dan yang jelas
ganas (true malignant).
Klasifikasi Tumor Ovrium Epitelial menurut WHO yang dimodifikasi :
1) Tumor Epitelial yang umum : A. Serosa, B. Musinosa, C. Endometroid, D. Clearcell
(mesonephroid) : a. Benigna, b. Borderline malignancy, c. Karsinoma, E. Brenner, F. Epitelial
campuran, G. Karsinoma tak terdiferensiasi, H. Tumor tak terklasifikasi.
2) Sex-cord stromal tumours : A. Tumor Granulosa-theca cell : a. Benigna, b. Maligna, B.
Androblastoma (sertoli-leydig), C. Gynandroblastoma, D. Tidak terklasifikasi.
3) Tumor-tumor lipid cell.
4) Tumor-tumor Germ-cell : A. Disgerminoma, B. Tumor Sinus Endodermal, C. Karsinoma
Embrional, D. Poli-Embrioma, E. Khoriokarsinoma, F. Teratoma : 1. Immatur, 2. Matur (solid
atau kistik), 3.monodermal (stroma ovarii dan/ atau karsinoid, atau lainnya).
a. Tumor-Tumor Epitelial Ovarium
Ada 2 jenis : serosa dan musinosa. Kedua-duanya mempunyai kecenderungan untuk
tumbuh bilateral dan berimplantasi di rongga peritoneum. Perubahan ke arah ganas terjadi pada
yang berjenis serosa. Kistadenokarsinoma papiliferum pseudo-musinosa merupakan satu variasi
dari tumor dengan kemungkinan penyebaran lokal yang tinggi.
Berasal dari jolk sac atau saccus vitellinus, umumnya ditemukan pada gadis atau
wanita muda (20 tahun) dan sangat ganas. Pada pemeriksaan mikroskopik didapatkan
retikulum dengan ruangan berbentuk kistik (sinus endodermal) di tengahnya. Sinus tersebut
terdiri atas pembuluh darah ditengahnya oleh sel-sel kuboid.
d. Khoriokarsinoma
Tumor primer berasal dari ovarium jarang ditemukan mempunyai ciri-ciri seperti
khoriokarsinoma sesudah kehamilan (NTGG = Neoplasia Trofoblast Ganas Gestasional).
Pada pemeriksaan mikroskopik ditemukan sinsio dan sitotrofoblas tanpa villikhoroalis.
e. Gonadoblastoma
Tumor yang diperkenalkan oleh Scully pada tahun 1953 dijumpai dalam ovarium
atau testis yang disgenetik, terdiri dari sel-sel telur dan sel-sel yang menyerupai sel-sel
Sertoli-Leydig atau sel-sel granulosa. Kebanyakan penderitanya wanita dan sering
menunjukkan kario-tipe yang abnormal dengan mengandung khromosom Y. Gonadoblastoma
mempunyai potensi untuk menjadi ganas.
d. Tumor-Tumor yang berasal dari Stroma Ovarium
a. Sarkoma Ovarium
Tumor ganas ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
1) Sarkoma teratoid : sering terdiri dari elemen-elemen tanpa diferensi, akan tetapi
unsur-unsur teratoid masih dapat dikenal. Tumor tumbuh cepat dengan prognosis
jelek.
2) Stromal Sarkoma : berasal dari jaringan mesenkhim dan dapat ditemukan dalam 2
jenis : 1) Stroma-cell sarkoma, dan 2) Leiomiosarkoma. Prognosis umumnya baik,
apabila tumor belum meluas pada waktu operasi dilakukan.
3) Sarkoma paramesonefrik : merupakan mixed mesodermal tumor, terdiri atas selsel epitel yang tersusun tidak rata dan stroma yang berproliferasi cepat. Tumor
biasanya ditemukan pada wanita usia lanjut, tumbuh cepat dan dapat
menimbulkan rasa nyeri di perut bagian bawah. Penyebaran sel-sel tumor juga
cepat secara hematogen.
UICC
T1
Kriteria
FIGO
Tia
Ia
Tib
Ib
Tic
Ic
T2
II
T2a
IIa
T2b
IIb
T2c
IIc
T3
III
IV
3) Diagnosis
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala/ tanda yang biasanya muncul dalam
perjalanan penyakitnya yang sudah agak lanjut :
Pada tingkatan awal, prosedur adalah TAH + BSO + OM + APP (optional). Luas
prosedur pembedahan ditentukan oleh insidensi dari seringnya penyebaran ke sebelah
yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi badan rahim (korpus uteri).
Tindakan konservatif (hanya mengangkat tumor ovariumnya saja : oophorektomi atau
oophoro kistektomi) masih dapat dibenarkan jika tingkat klinik penyakit T1a, wanita
masih muda, blum mempunyai anak, derajat keganasan tuor rendah seperti
disgerminoma, tumor sel granulosa, dan arrhenoblastoma atau low potential malignancy
= bordeline malignancy.
5) Radioterapi
Sebagai pengobatan lanjutan umumnya digunakan pada tingkat klinik TI dan T2
(FIGO: Tingkat I dan II), yang diberikan kpada panggul saja atau seluruh rongga perut.
Pada tingkat klinik T3 dan T4 (FIGO: tingkay III dan IV) dilakukan debulking
dilanjutkan dengan khemoterapi. Radiasi untuk membunuh sel-sel tumor yang tersisa,
hanya efektif pada jenis tumor yang peka terhadap sinar (radiosensitif) seperti
disgerminoma dan tumor sel granulosa.
6) Khemoterapi
Sekarang telah mendapat tempat yang diakui dalam penanganan tumor ganas
ovarium. Sejumlah obat sitostatika telah digunakan, termasuk agens alkylating (seperti
cyclophospamide, chlorambucil), antimetabolit (seperti Adriamisin) dan agens lain
(seperti Cis-Platinum). Penanganan paliatif tumor ganas ovarium sering menggunakan
preparat hormon progestativa.
7) Komplikasi
Obstruksi usus merupakan komplikasi yang sering terjadi pada kasus tingkatan
lanjut yang dikelola dengan melakukan reseksi usus sekali atau beberapa kali untuk
membuat by pass bila kondisi penderita mengizinkan.
8) Second-look laparotomi
Untuk
memastikan
keberhasilan
penanganan
dengan
radioterapi
atau
khemoterapi, lazim dilakukan laparotomi kedua, bahkan kadang sampai ketiga (thirdlook laparotomi). Hal ini memungkinkan kita membuat penilaian akurat proses penyakit,
hingga dapat menetapkan strategi pengobatan selanjutnya. Bisa dihentikan atau perlu
dilanjutkan dengan alternatif pengobatan lain.
5.
Keluhan utama :
1. Tanpa keluhan
2. Kista cepat besar
3. Stadium lanjut :
- Kahesia
- Tumor pada abdomen
- Asites
- Metastase-kaki edema
Pemeriksaan kanker ovarium :
- Inspeksi :
1. Terlihat tumor pada abdomen
2. Pembuluh darah prominen
3. Badan atas kurus,edema tungkai
- Pemeriksaan palpasi :
1. Teraba tumor
2. Nerbenjol-benjol
3. Gerak terbatas
4. Terdapat asites
5. Konsitensi:padat kenyal
- Pemeriksaan dalam :
1. Terasa teraba tumor abdomen
2. Padat kenyal gerak terbatas
3. Ovarium masih teraba setelah menopause
SIKAP BIDAN
KIE di motivasi dan merujuk penderita ke puskesmas
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari makalah diatas dapat kita simpulkan bahwa tumor alat genital baik yang
bersifat neoplasma jinak maupun yang bukan neoplasma. Menurut letak dan
konsistensinya, maka berturut-turut akan dibicarakan sebagai berikut.
Tumor jinak pada alat genital meliputi:
1. Vulva
a. Tumor kistik vulva
b. Tumor solid vulva
2. Vagina
a. Tumor kistik vagina
b. Tumor solid vagina
3. Uterus
a. Tumor ektoserviks
b. Tumor endoserviks-endometrium
4. Tuba uterina fallopi dan jaringan sekitarnya
a. Tumor tuba uterina (adenoma, leiomioma, fibroma, kista dermoid)
b. Tumor neoplasma jinak jaringan sekitarnya
c. Tumor nonneoplasma
5. Ovarium
a. Tumor non-neoplasma
b. Tumor neoplasma
Tumor ganas pada alat genital meliputi:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
B. Saran
Dari makalah ini diharapkan kita sebagai tenaga kesehatan mengerti dan
memahami tentang masa macam macam tumor ganas dan jinak sehingga nantinya mampu
memberikan asuhan kebidanan pada pasien penderita tumor ganas maupun jinak.
Daftar Pustaka
Rahardjo.S. Myoma uteri di Rumah Sakit.Dr. Soetomo 1972-1974.skripsi. Surabaya: Bagian
Obstetri dan ginekologi
Sulistyo, R. Sunardi Saiman R. Myoma uteri di rumah sakit Hasan Sadikin Bandung, 19701972. Medan : Kngr Myoma Ginekol Indonesia III, 1976
http://tumor ganas.com/1101/kanker-ovarium/
http://rahmat-dharmawan.com/kanker-indung-telur-atau-ovarium/
http://astaqauliyah.com/2010/05/referat-kedokteran-epidemiologi-etiologi-dan-patofisiologipenyakit-kista-ovarium/
Prawirohardjo, Sarwono. 2007.Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka edisi 2