Refreshing
Refreshing
Refreshing
MATA PUTIH VISUS MENURUN
Disusun oleh :
Osi Arosi (2006730077)
Pembimbing Klinik :
dr. Ratna Mahyudin, Sp.M
BAB I
PENDAHULUAN
Mata tenang atau mata putih yaitu tidak adanya pelebaran pembuluh darah yang
dikarenakan radang atau infeksi pada ekstraokuler. Sedangkan penglihatan menurun
adalah berkurangnya penglihatan atau gangguan pada media penglihatan baik yang terjadi
secara mendadak atau perlahan.
Penglihatan turun mendadak tanpa tanda radang ekstraokular dapat disebabkan oleh
beberapa kelainan. Kelainan ini dapat terlihat pada neuritis optic, ablasio retina, obstruksi
vena retina sentral, oklusi arteri retina sentral, perdarahan badan kaca, amaurosis fugaks,
dan koroiditis.
Penglihatan turun perlahan disebabkan beberapa penyakit seperti katarak, glaucoma,
retinopati, dan retinitis pigmentosa.
Untuk mengetahui letak dan kelainan dari penyakit-penyakit tersebut kita harus
memahami anatomi dan fisiologi dari mata.
1.1 Anatomi dan Fisiologi mata
Mata adalah organ penglihatan yang mendeteksi cahaya. Yang dilakukan mata
yang paling sederhana tak lain hanya mengetahui apakah lingkungan sekitarnya adalah
terang atau gelap. Mata yang lebih kompleks dipergunakan untuk memberikan pengertian
visual. Mata manusia sebagai alat indra penglihatan dapat dipandang sebagai alat optik
yang sangat penting bagi manusia.
Saraf optikus membawa gelombang saraf yang dihasilkan di dalam retina ke otak
Saraf lakrimalis merangsang pembentukan air mata oleh kelenjar air mata
Saraf lainnya menghantarkan sensasi ke bagian mata yang lain dan merangsang otot
pada tulang orbita.
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan mata kanan,
sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena retinalis.
STRUKTUR PELINDUNG
Struktur di sekitar mata melindungi dan memungkinkan mata bergerak secara bebas ke
segala arah. Struktur tersebut melindungi mata terhadap debu, angin, bakteri, virus, jamur
dan bahan-bahan berbahaya lainnya, tetapi juga memungkinkan mata tetap terbuka
sehingga cahaya masih bisa masuk.
-
Orbita adalah rongga bertulang yang mengandung bola mata, otot-otot, saraf, pembuluh
darah, lemak dan struktur yang menghasilkan dan mengalirkan air mata.
3
Kelopak mata merupakan lipatan kulit tipis yang melindungi mata. Kelopak mata secara
refleks segera menutup untuk melindungi mata dari benda asing, angin, debu dan cahaya
yang sangat terang.
Ketika berkedip, kelopak mata membantu menyebarkan cairan ke seluruh
permukaan mata dan ketika tertutup, kelopak mata mempertahankan kelembaban
permukaan mata. Tanpa kelembaban tersebut, kornea bisa menjadi kering, terluka dan
tidak tembus cahaya.
Bagian dalam kelopak mata adalah selaput tipis (konjungtiva) yang juga
membungkus permukaan mata.
Bulu mata merupakan rambut pendek yang tumbuh di ujung kelopak mata dan berfungsi
membantu melindungi mata dengan bertindak sebagai barrier (penghalang). Kelenjar
kecil di ujung kelopak mata menghasilkan bahan berminyak yang mencegah penguapan
air mata.
Kelenjar lakrimalis terletak di puncak tepi luar dari mata kiri dan kanan dan
menghasilkan air mata yang encer. Air mata mengalir dari mata ke dalam hidung melalui
2 duktus lakrimalis; setiap duktus memiliki lubang di ujung kelopak mata atas dan
bawah, di dekat hidung. Air mata berfungsi menjaga kelembaban dan kesehatan mata,
juga menjerat dan membuang partikel-partikel kecil yang masuk ke mata. Selain itu, air
mata kaya akan antibodi yang membantu mencegah terjadinya infeksi.
1. Kornea
4
Merupakan jendela paling depan dari mata dimana sinar masuk dan difokuskan ke dalam
pupil . Bentuk kornea cembung dengan sifat yang transparan dimana
kekuatan
pembiasan sinar yang masuk 80 % atau 40 dioptri ,dengan indeks bias 1,38.
Kornea memiliki ketebalan 0,5mm dan terdiri dari:
-
Epitel, suatu lapisan squamosa anterior yang menebal di perifer pada limbus
dimana lapisan ini bersinambung dengan konjungtiva. Limbus mengandung sel
germinativum atau stem sel.
Stroma, dari serabut kolagen, substansi dasar dan fibroblas yang menjadi dasar
kornea. Bentuk serabut kolagen yang reguler dan diameternya yang kecil
menyebabkan transparansi kornea. Keratosi merupakan sel stroma kornea yang
merupakan fibroblas terletak diantara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk bahan dasar dan serat kolagen dalam perkembangan embrio sesudah
trauma.
Endotel, berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar 2040um. Endotel melekat pada membran descement melalui hemidesmosom dan
zonula okluden.
2. Iris
Iris merupakan bagian yang memberi warna pada mata, warna coklat pada iris yang akan
menghalangi sinar masuk kedalam mata, iris juga mengatur jumlah sinar yang masuk
kedalam pupil melalui besarnya pupil. Iris mempunyai kemampuan mengatur secara
otomatis masuknya sinar kedalam bola mata. Reaksi pupil ini merupakan juga indikator
untuk fungsi simpatis ( midriasis) dan parasimpatis (miosis) pupil. Badan siliar terdapat 3
otot akomodasi yaitu longitudinal, radiar, dan sirkular.
3. Pupil
5
Pupil berwarna hitam pekat yang mengatur jumlah sinar masuk kedalam bola mata. Pada
pupil terdapat m.sfinger pupil yang bila berkontraksi akan mengakibatkan mengecilnya
pupil
Kenyal atau lentur karena memegang peranan penting dalam akomodasi untuk menjadi
cembung
Terletak ditempatnya.
6. Retina
Retina merupakan suatu struktur sangat kompleks yang terbagi menjadi 10
bagian, terdiri dari fotoreseptor ( sel batang dan kerucut) dan neuron, beberapa
diantaranya (sel ganglion) bersatu membentuk serabut saraf optik. Bertanggung jawab
untukmengubah cahaya menjadi sinyal listrik. Retina akan meneruskan rangsangan yang
diterimanya berupa bayangan benda
bayangan yang dikenal. Pada Retina terdapat sel batang sebagai sel pengenal sinar dan sel
kerucut yang
terhadap cahaya dan tidak memberikan sinyal informasi panjang gelombang (warna). Sel
batang menyusun sebagian besar fotoreseptor di retina bagian lainnya.
7. Nervus Optikus
Saraf penglihatan yang meneruskan rangsangan listrik dari mata ke korteks visual
untuk
dikenali bayangannya. Kelainan refraksi dapat terjadi karena adanya kelainan pada
kelengkungan kornea dan lensa, Indeks bias yang berkurang dan adanya kelainan pada
sumbu mata
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Neuritis optic
Definisi
Neuritis optik adalah gangguan penglihatan yang disebabkan karena peradangan
pada
saraf
optik.
Neuritis optik terjadi akibat saraf optik yang merupakan jaras yang membawa impuls
penglihatan ke otak mengalami peradangan serta sarung mielin yang membungkus saraf
tersebut mengalami kerusakkan (proses ini disebut juga demielinisasi). Terjadinya sangat
khas pada salah satu mata (70%) yang menyebabkan gangguan penglihatan yang cepat
7
dan progresif tetapi bersifat sementara. Sekitar 30% penderita terjadi pada kedua mata.
Neuritis optik cenderung menyerang dewasa muda dengan usia rata-rata 30-an. Tujuh
puluh lima
persen penderita`merupakan`wanita.
Kerusakkan saraf terjadi pada bagian saraf optik yang letaknya di belakang bola mata
dan disebut juga neuritis retrobulbar serta sering dikaitkan dengan penyakit sklerosis
multipel. Peradangan saraf optik dan edema (pembengkakan) terjadi akibat tekanan
intrakranial pada tempat dimana saraf masuk ke dalam bola mata. Peradangan di tempat
tersebut`disebut`papilitis.
Penyebab
dan
Gejala-Gejala
Gejala-gejala neuritis optik adalah jika ditemukan satu atau lebih gejala berikut ini:
-
penglihatan kabur
sakit kepala
adalah infeksi virus, jamur, ensefalomielitis, penyakit-penyakit otoimun atau tumor yang
menekan saraf penglihatan atau penyakit-penyakit pembuluh darah (misalnya radang
arteri temporal). Beberapa bahan kimia beracun seperti metanol dan timah hitam dapat
menyebabkan kerusakkan saraf optik. Kerusakkan saraf optik dapat juga dikarenakan
penyalahgunaan alkohol dan rokok. Neuritis optik dapat juga disebabkan karena
gangguan sistem kekebalan tubuh.
Diagnosis
Dokter mata akan memeriksa mata penderita dan menentukan diagnosis neuritis optik.
Pemeriksaan mata lengkap termasuk pemeriksaan ketajaman penglihatan, pemeriksaan
buta warna serta pemeriksaan retina dan diskus optik dengan menggunakan oftalmoskop.
8
Tanda-tanda klinis seperti gangguan reaksi pupil jelas terlihat selama pemeriksaan mata
tetapi pada beberapa keadaan mata terlihat normal. Riwayat medis penderita dapat
digunakan untuk mengetahui apakah pernah terpapar kontak dengan bahan-bahan
beracun seperti timah hitam yang dapat menyebabkan neuritis optik. Pemeriksaan lebih
lanjut dengan menggunakan MRI (magnetic resonance imaging) diperlukan untuk
menegakkan diagnosis. Dengan MRI dapat dibuktikan tanda-tanda sklerosis multipel.
Terapi
Pengobatan neuritis optik tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Gangguan
penglihatan yang disebabkan infeksi virus akan membaik sendiri setelah diberikan
pengobatan terhadap virus. Neuritis optik yang disebabkan bahan-bahan beracun dapat
diatasi bila sumber-sumber/kontak dengan racun dihindari.
Pemberian kortikosteroid suntikan yang dilanjutkan dengan pemberian oral pada
penderita neuritis optik akibat sklerosis multipel sangat cepat memperbaiki penglihatan
penderita, tetapi masih diperdebatkan penggunaanya untuk mencegah kekambuhan.
Terapi Percobaan Neuritis Optik menunjukkan bahwa steroid yang diberikan dengan
suntikkan intravena efektif untuk mengurangi serangan neuritis optik akibat penyakit
sklerosis multipel hingga 2 tahun, tetapi perlu penelitian lebih lanjut. Prednison yang
diberikan secara oral tampaknya dapat meningkatkan serangan berulang neuritis optik
sehingga terapi ini tidak dianjurkan.
Prognosis
Gangguan penglihatan yang disebabkan karena neuritis optik biasanya bersifat
sementara. Remisi (penyembuhan) spontan terjadi dalam dua hingga lima minggu. Saat
masa pemulihan, 65% - 80% ketajaman penglihatan penderita menjadi lebih baik.
Prognosis jangka panjang tergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika serangan
ini ditimbulkan oleh infeksi virus maka akan mengalami penyembuhan sendiri tanpa
meninggalkan efek samping. Jika neuritis optik dipicu oleh sklerosis multipel, maka
serangan berikutnya harus dihindari. Tigapuluh tiga persen penderita neuritis optik akan
kambuh dalam lima tahun. Tiap kekambuhan menyebabkan pemulihannya tidak
sempurna bahkan memperburuk penglihatan seseorang. Ada hubungan yang kuat antara
9
neuritis optik dengan sklerosis multipel. Pada orang yang tidak mengalami sklerosis
multipel maka separuh dari mereka yang mengalami gangguan penglihatan akibat neuritis
optik akan menderita penyakit ini dalam 15 tahun.
Pencegahan
Pemeriksaan mata secara teratur untuk menjaga kesehatan mata. Pengobatan dini
terhadap masalah penglihatan dapat mencegah kerusakkan permanen pada saraf mata.
Ablasio retina
Definisi
Ablasio retina adalah suatu keadaan dimana terjadi pelepasan sensoris retina (sel
batang dan kerucut) dari lapisan pigmen retina / RPE.
Penyebab
Penyebab penyakit ini antara lain karena faktor usia (insidennya meningkat pada usia
pertengahan atau lebih tua), akibat terdapatnya benda padat keras yang masuk ke dalam
mata atau bersifat herediter (biasanya terjadi pada individu yang memiliki riwayat
penyakit ini dalam keluarga). Penyebab lain seperti akibat komplikasi diabetes mellitus
serta penyakit inflamasi, tumor dan trauma. Walaupun agak jarang, kondisi ini dapat
merupakan penyakit keturunan yang bahkan dapat terjadi pada bayi dan anakanak.Ablasio retina merupakan kelainan yang bersifat darurat dan perlu mendapat
tindakan segera.
Bila disebabkan karena penipisan retina atau penyusutan vitreus yang biasanya terjadi
seiring dengan bertambahnya usia atau akibat pertumbuhan mata abnormal (penglihatan
dekat), trauma dan inflamasi maka vitreus akan terlepas dari retina dan meninggalkan
satu atau lebih lubang di retina.
Klasifikasi
Dikenal 3 macam bentuk ablasio retina :
1.
2.
3.
1.
Ablasio retina dimana terjadi pemutusan total (suatu regma) di retina sensorik.
Gejala yang biasanya terjadi berupa fotopsia (melihat pijaran api), melihat benda
bergerak, kehilangan lapang pandan g perifer, penglihatan sentral yang tidak jelas serta
metamorfopsia.
Pada funduskopi didapatkan kelainan berupa
-
Shaffer)
Ablasio retina yang terjadi akibat terdapatnya timbunan cairan serosa atau eksudat di
bawah retina sensorik. Cairan dapat mengikuti hukum gravitasi yaitu selalu mengikuti
tempat terbawah dari mata.
Keluhan seperti berkurangnya lapang pandang dan metamorfopsia dapat terjadi. Pada
fundus okuli didapatkan kelainan seperti gambaran retina yang halus, tembus cahaya dan
menonjol seperti kubah, biasanya tidak terdapat perdarahan kecuali bila terjadi
vaskulopati retinal.
11
3.
Terjadi akibat kontraksi pada korpus vitreus sehingga menarik jaringan fibrovaskuler
proliferatif (jaringan parut) dan retina dibawahnya kearah anterior menuju dasar korpus
vitreus.
proliferasi fibrovaskuler.
Gejala yang terjadi berupa berkurangnya penglihatan sentral dan dapat menyebabkan
kehilangan penglihatan bila tidak diobati.Pada funduskopi diperoleh gambaran
permukaan yang lebih konkaf, halus dan gambaran pita memancar keluar dari korpus
vitreus.
Diagnosis
Subjektif antara lain penderita mengeluh kilatan-kilatan cahaya beberapa hari atau
minggu sebelumnya (fotopsia), melihat tirai yang bergerak ke satu arah, lambat laun tirai
semakin turun dan menutup mata (terjadi ablasi total, persepsi cahaya menjadi 0). pada
beberapa kasus mungkin terjadi tanpa kilatan-kilatan yang nyata tapi penglihatan seolah
bergelombang atau berair atau pada penglihatan pinggir terdapat bayangan hitam.
Objektif dengan oftalmoskop, didapatkan fundus okuli :
-
Retina berwarna kehijauan dengan lipatan berwarna putih, tidak bergelombang, retina
yang lepas sedikit berubah warna menjadi abu-abu seperti awan
Pembuluh darah berwarna lebih gelap, lebih berkelok-kelok, refleks cahaya (-)
Penatalaksanaan
12
Akibat kompresi dari luar terhadap vena tersebut seperti yang terdapat pada prose
13
2.
Akibat penyakit pada pembuluh darah vena sendiri seperti fibrosklerosis atau
endoflebitis.
3.
Akibat hambatan aliran darah dalam pembuluh vena tersebut seperti yang terdapat
pada kelainan viskositas darah diksrasia darah atau spasme arteria retina yang
berhubungan.
Gejala dan gambaran klinis
Tajam penglihatan sentral terganggu bila perdarahan mengenai daerah macula lutea.
Penderita biasanya mengeluh adanya oenurunan tajam penglihatan sentral ataupun perifer
mendadak yang dapat memburuk sampai hanya tinggal persepsi cahaya. Tidak terdapat
rasa sakit dan mengenai satu mata.
Pada pemeriksaan funduskopi pasien dengan oklusi vena sentral akan terlihat vena
yang berkelok-kelok, udem makula dan retina, perdarahan berupa titik terutama bila
terdapat penyumbatan vena yang tidak sempurna.
Pada retina terdapat udem retina dan macula dan bercak-bercak (eksudat) wol katun
yang terdapat diantara bercak-bercak perdarahan. Papil edem dan pulsasi vena
menghilang karena penyumbatan biasanya terletak pada lamina kribosa. Terdapat papil
merah dan menonjol (papil edema) disertai pulsasi vena yang menghilang. Kadangkadang dijumpai edema papil tanpa disertai perdarahan di tempat yang jauh (perifer) dan
ini merupakan gejala awal penyumbatan di tempat yang sentral. Penciutan lapangan
pandang atau suatu skotoma sentral dan defek irregular. Dengan angiografi fluoresen
dapat ditentukan beberpa hal seperti letak penyumbatan, penyumbatan total atau sebagian
dan ada atau tidaknya neovaskularisasi.
Pengobatan
Terutama ditujukan kepada mencari penyebab dan mengobatinya, antikoagulasia, dan
fotokoagulasi daerah retina yang menghalangi hipoksia. Steroid diberi bila penyumbatan
disebabkan oleh flebitis.
Akibat penyumbatan ini akan terjadi ganggu fungsi penglihatan sehingga tajam
penglihatan menjadi berkurang. Pada keadaan ini dapat dipertimbangkan untuk
14
terjadi
mengenai satu mata, dan terutama mengenai arteri pada daerah masuknya di lamin
kribrosa.
Gejala dan gambaran klinis
15
Pada oklusi retina sentral dimulai dengan penglihatan kabur yang hilang timbul
(amaurosis fugaks) dengan tidak disertai rasa sakit dan kemudian gelap menetap.
Penurunan visus yang mendadak biasanya disebabkan oleh penyakit-penyakit emboli.
Penurunan visus yang merupakan serangan-serangan yang berulang dapat disebabka oleh
penyakit-penyakit spasme pembuluh atau emboli yang berjalan. Penyumbatan arteri
retina sentral akan menyebabkan keluhan penglihatan tiba-tiba gelap tanpa terlihatnya
kelainan pada mata luar. Pasien akan mengeluh penglihatannya menurun yang kemudian
menetap tanpa adanya rasa sakit. Reaksi pupil menjadi lemah dengan pupil anisokoria.
Pada pemeriksaan funduskopi akan terlihat seluruh retina berwarna pucat akibat edema
dan gangguan nutrisi pada retina. Terdapat bentuk gambaran sosis pada arteri retina
akibat pengisian arteri yang tidak merata. Sesudah beberapa jam retina akan tampak
pucat, keruh keabu-abuan yang disebabkan edema lapisan dalam retina dan lapisan sel
ganglion. Pada keadaan ini akan erlihat gambaran merah ceri atau cherry red spod pada
macula lutea. Hal ini disebabkan karena tidak adanya lapisan ganglion di macula,
sehingga macula mempertahankan warna aslinya. Lama-kelamaan papil menjadi pucat
dan batasnya kabur.
Pengobatan
Pengobatan dini dapat dengan menurunkan tekanan bola mata dengan mengurut bola
mata, dan azetazolamid atau parasentesis bilik mata depan. Vasodilator pemberian
bersama antikoagulan dan diberikan steroid bila diduga terdapatnya peradangan maka
akan diberikan steroid. Pasien dengan oklusi arteri retina sentral harus secepatnya
diberikan O2.
Penyulit
Penyulit yang dapat timbul adalah glaucoma neovaskuler tergantung pada letak dan
lamanya terjadinya oklusi maka kadang-kadang visus dapat kembali normal tapi lapang
pandangan menjadi kecil.
Kekeruhan dan perdarahan corpus vitreus
Definisi
16
bentuk badan kaca yang dapat mengakibatkan terjadinya ablasi retinitis. Retinitis
proliferans bersifat ireversibel walaupun perkembangan pembuluh darah telah berhenti.
Retinopati serosa sentral
Retinopati serosa sentral adalah suatu keadaan lepasnya retina dari lapis pigmen epitel
di daerah macula akibat masuknya cairan melalui membrane bruch dan pigmen epitel
yang inkompeten.
Retinopati serosa sentral dapat bersifat residif. Biasanya dijumpai pada penderita lakilaki berusia antara 20 sampai 50 tahun. Didapatkan pada perempuan hamil dan pada usia
di atas 60 tahun.
Akibat tertimbunnya cairan di bawah macula akan terdapat gangguan fungsi macula
sehingga visus menurun disertai metamorfopsia, hipermetropia dengan skotoma relative
dan positif (kelainan pada uji Amster kisi-kisi). Penglihatan biasanya diantara 20/20
sampai 20/80. Dengan uji Amster terdapat penyimpangan garis lurus disertai dengan
skotoma. Berkurangnya fungsi macula terlihat dengan penurunan kemampuan melihat
warna.
Pada funduskopi akan terlihat terangkatnya retina dapat sangat kecil dan dapat seluas
diameter papil. Lepasnya retina dari epitel pigmen akibat masuknya cairan dari subretinal
ini dapat dilihat dengan pemeriksaan angiografi fluoresen.
Biasanya retinopati serosa sentral akan menyembuh setelah kira-kira 8 minggu dengan
tidak terdapatnya lagi kebocoran. Pada keadaan ini cairan subretina akan diserap kembali
dan retina akan melekat kembali pada epitel pigmen tanpa gejala sisa subjektif yang
menyolok. Pada macula masih dapat terlihat gambaran perubahan pada epitel pigmen.
Pengobatan retinopati serosa sentral adalah dengan melihat letak kebocoran yang
kadang-kadang tidak perlu dilakukan segera fotokoagulasi. Bila terjadi penurunan visus
akibat gangguan metabolism macula maka dapat dipertimbangkan fotokoagulasi.
Umumnya kelainan ini menghilang dengan sendirinya setelah 6 sampai 8 minggu,
biasanya akan hilang total setelah 4 sampai 6 bulan.
Amaurosis fugaks
18
Atau buta sekejap satu mata yang berulang. Gelap sementara selama 2 sampai 5 detik
yang biasanya mengenai satu mata pada saat serangan dan normal kembali sesudah
beberapa menit dan jam, disertai dengan gangguan kampus segmental tanpa rasa sakit
dan terdapatnya gejala-gejala sisa. Monocular amaurosis fugaks dapat terjadi akibat
hipotensi ortostatik, spasme pembuluh darah, aritmia, migren retina, anemia arthritis dan
koagulopati.
Hilangnya penglihatan ini jarang total dan dapat merupakan gejala dini obstruksi arteri
retina sentral. Amaurosis fugaks merupakan tanda yang paling sering pada insufisiensi
arteri carotis atau terdpatnya emboli pada arteri oftalmik retina.
Pada amaurosis fugaks biasanya tidak ditemukan kelainan fundus karena pendeknya
serangan. Pada fundus tidak terdapat kelainan dan kadang-kadang terlihat adanya plak
putih atau cerah atau suatu embolus di dalam arteriol. Beda dengan dengan TIA (trancient
iskemik attack) adalah pada TIA dapat mengenai kedua mata. Diagnosis banding adalah
dengan migren, papiledema, myopia, anemia, polisitemia, hipotensi, dan kelainan darah.
Pengobatan penyakit karotis dengan aspirin 325 mg dan berhenti merokok. Control
diabetes atau hipertensi sebagai penyebab. Pada penyakit jantung aspirin 325 mg 4x
sehari dengan pertimbangan bedah jantung dan control semua resiko yang berhubungan
dengan arteriosklerosis. Biasanya diberi salisilat dan obat untuk mobilisasi sel darah.
Uveitis posterior/koroiditis
Definisi :
Peradangan lapis koroid bola mata yang dapat dalam bentuk :
-
Koroid areolar, koroiditis bermula di daerah macula lutea dan menyebar ke perifer
19
Penglihatan kabur terutama bila mengenai daerah sentral macula, bintik terbang
(floater), mata jarang menjadi merah,
Pada mata akan ditemukan kekeruhan di dalam badan kaca, infiltrate dalam retina
Amblioplia Toksik
Pada keracunan beberapa obat dapat terjadi kebutaan mendadak neuritis optic toksik
dapat terjadi pada keracunan alcohol atau tembakau, timah dan bahan toksis lainnya.
Biasanya terdapat tanda-tanda lapang pandangan yang berubah-ubah.
Pada uremia dapat terjadi ambliopia uremik dimana penglihatan akan berkurang.
Berkurangnya penglihatan akibat keracunan alcohol mengakibatkan ambliopia alcohol.
Hilangnya penglihatan sentral bilateral, akibat keracunan metal alcohol dan juga akibat
gizi buruk.
2.2
Katarak
Katarak adalah kekeruhan pada lensa mata yang menyebabkan gangguan penglihatan.
1. Penyebab paling banyak adalah akibat proses lanjut usia/ degenerasi, yang
mengakibatkan lensa mata menjadi keras dan keruh. ( Katarak Senilis )
2. Dipercepat oleh faktor lingkungan, seperti merokok, sinar ultraviolet, alcohol, kurang
vitamin E, radang menahun dalam bola mata, polusi asap motor / pabrik karena
mengandung timbal
3. Cedera mata, misalnya pukulan keras, tusukan benda ,panas yang tinggi, bahan kimia
yang merusak lensa ( Katarak Traumatik )
4. Peradangan / Infeksi pada saat hamil, penyakit yang diturunkan ( Katarak Kongenital)
5. Penyakit infeksi tertentu dan penyakit metabolik misalnya diabetes mellitus ( Katarak
komplikata )
6. Obat-obat tertentu (misalnya kortikosteroid ,klorokuin ,klorpromazin ,ergotamine,
pilokarpin
Patomekanisme
Dengan bertambah lanjut usia seseorang maka nucleus lensa mata akan menjadi
lebih padat dan berkurang kandungan airnya , lensa akan menjadi keras pada bagian
tengahnya ( optic zone ) sehingga kemampuan memfokuskan benda berkurang.
Dengan bertambah usia lensa juga mulai berkurang kebeningannya ( Katarak Senilis ).
Penderita kencing manis (diabetes mellitus) yang gagal merawat penyakitnya akan
mengakibatkan Kandungan gula dalam darah menjadikan lensa kurang kenyal dan bisa
menimbulkan katarak ( Katarak Komplikata ).
Gejala Klinis
Katarak berkembang secara perlahan dan tidak menimbulkan nyeri disertai gangguan
penglihatan yang muncul secara bertahap.
-
Fotofobia
Penglihatan ganda
Menjadi lebih rabun jauh sehingga mudah melihat dekat, dan untuk melihat
coklat
Menyetir malam silau dan sukar
2. Katarak Kortikal
-
Kekeruhan putih dimulai dari tepi lensa dan berjalan ketengah sehingga
mengganggu penglihatan
Penglihatan jauh dan dekat terganggu
Penglihatan merasa silau dan hilangnya penglihatan kontra
3. Katarak Subscapular
-
Kekeruhan kecil mulai dibawah kapsul lensa , tepat jalan sinar masuk
Dapat terlihat pada kedua mata
Mengganggu saat membaca
Memberikan keluhan silau dan halo atau warna sekitar sumber cahaya
Mengganggu penglihatan
Klasifikasi
1. Katarak kongenitalis
Adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera bayi lahir dan bayi
berusia kurang dari 1 tahun . Katarak kongenitalis bisa merupakan penyakit keturunan
(diwariskan
secara
autosomal
dominan)
22
atau
bisa
disebabkan
oleh:
- Infeksi
kongenital,
seperti
campak
Jerman
resiko terjadinya
katarakkongenitalis
- penyakit
metabolik
yang
diturunkan
- riwayat
katarak
dalam keluarga
adalah:
Katarak hipokalsemik
Katarak aminoasiduria
23
Penyakit Wilson
2. Otot
Distrofi miotonik ( umur 20 sampai 30 tahun )
3. Katarak traumatik
4. Katarak Komplikata
-
Katarak degeneratif
Katarak anosik
Toksik
Katarak radiasi.
5. Katarak Senilis
Semua kekeruhan lensa yang terdapat pada usia lanjut
Bentuk katarak senilis :
a.
Katarak nuklear
Inti lensa dewasa selama hidup bertambah besar dan menjadi sklerotik. Lama kelamaan
inti sel yang mulanya putih kekuning kuningan menjadi coklat dan kemudian kehitam
hitaman (Katarak brunesen atau nigra).
b.
Katarak kortikal
Pada katarak kortikal terjadi penyerapan air sehingga lensa menjadi cembung dan terjadi
miopisasi akibat perubahan indeks refraksi cahaya. Pada keadaan ini penderita seakan
akan mendapatkan kekuatan baru untuk melihat dekat pada usia yang bertambah.
c.
Katarak Kupuliform
Katarak kupuliform dapat terlihat pada stadium dini katarak kortikal atau nuklear.
Kekeruhan terletak dilapis korteks posterior dan dapat memberikan gambaran piring.
Makin dekat letaknya terhadap kapsul makin cepat bertambahnya katarak, Katarak ini
sering sukar dibedakan dengan katarak komplikata.
Stadium katarak senilis :
1. Katarak Insipien
24
Kekeruhan mulai dari tepi ekuator berbentuk jeruju menuju korteks anterior dan posterior
( katarak kortikal), vakuol mulai terlihat di dalam korteks.
Katarak subkapsular posterior , kekeruhan mulai terlihat anterior subkapsular posterior,
celah terbentuk antara serat lensa dan korteks berisi jaringan degeneratif (benda
morgagni). Kekeruhan ini dapat menimbulkan poliopia oleh karena indeks refraksi yang
tidak sama pada semua bagian lensa, bila dilakukan uji bayangan iris akan positif, pada
permulaan hanya tampak bilapupil dilebarkan.
2. Katarak Intumesen
3. Katarak Imatur
Kekeruhan
Cairan
Insipien
Ringan
Normal
Imatur
Sebagian
Bertambah
Matur
Seluruh
Normal
Hipermatur
Masif
Berkurang
Lensa
Iris
Bilik Mata
Normal
Normal
Terdorong
Dangkal
Normal
Normal
Tremulans
Dalam
Depan
Sudut
Normal
Sempit
Normal
Terbuka
Bilik Mata
Shadow
Negatif
Positif
Negatif
Pseudopositif
Test
Penyulit
Glaukoma
6. Katarak Komplikata
27
Uveitis + Glaukoma
Merupakan katarak akibat penyakit mata lain seperti radang , dan proses
degenerasi seperti ablasi retina ,retinitis pigmentosa , glaucoma , pasca bedah mata ,dapat
juga disebabkan penyakit system endokrin seperti diabetes mellitus , hipoparatiroid ,
galaktosemia dan miotonia distrofi ).
Katarak komplikata memberikan tanda khusus dimana mulai katarak selamanya didaerah
bawah kapsul atau pada lapis korteks , kekeruhan dapat difus , pungtata ataupun linier,
dapat berbentuk rosete ,reticulum dan biasanya terlihat vakuol.
Bentuk katarak komplikata :
a.
b.
a.
Pasien dengan dehidrasi berat ,asidosis dan hiperglikemia nyata, pada lensa akan
terlihat kekeruhan berupa garis akibat kapsul lensa berkerut.Bila dehidrasi lama akan
terjadi kekeruhan lensa, kekeruhan akan hilang bila terjadi rehidrasi dan kadar gula
normal kembali.
b.
Pasien diabetes juvenil yang tidak terkontrol , dimana terjadi katarak serentak pada
kedua mata dalam 48 jam , bentuk dapat snow flake atau bentuk piring subkapsular.
c.
Katarak pada pasien diabetes dewasa dimana gambaran secra histologik dan biokimia
sama dengan katarak pasien non diabetik.
28
7. Katarak Traumatik
Paling sering akibat cedera benda asing dilensa atau trauma tumpul terhadap bola
mata.Lensa menjadi putih segera setelah masuknya benda asing karena lubang pada
kapsul lensa menyebabkan humor aqueus dan kadang korpus vitreus masuk kedalam
struktur lensa.
Pasien mengeluh penglihatan kabur secara mendadak. Mata menjadi merah , lensa opak
dan mungkin terjadi perdarahan intra okular, apabila humor aqueus dan korpus vitreus
keluar dari mata , mata menjadi sangat lunak.
Penatalaksanaan
1.
Benda asing yang masuk harus segera dikeluarkan atau setelah peradangan
mereda.
2.
Tekanan bola mata yang tinggi akan mengakibatkan gangguan pembuluh darah retina
sehingga mengganggu metabolisme retina, yang kemudian di susul dengan kematian
saraf mata. Pada kerusakan serat saraf retina akan mengakibatkan gangguan pada fungsi
retina. Bila proses berjalan terus, maka lama-kelamaan penderita akan buta total.
Etiologi
Penyakit yang ditandai dengan peninggian tekanan intra okular ini, disebabkan:
1. Bertambahnya produksi cairan mata oleh badan siliar.
2. Berkurangnya pengeluaran cairan mata di daerah sudut bilik mata atau di celah pupil
(glaukoma hambatan pupil).
3. Penyakit keturunan.
4. Glaukoma dapat timbul akibat penyakit atau kelainan dalam mata (glaukoma sekunder).
5. Glaukoma dapat diakibatkan penyakit lain di tubuh.
6. Glaukoma dapat disebabkan efek samping obat.
Glaukoma merupakan penyakit yang tidak dapat dicegah, akan tetapi bila diketahui
dini dan diobati maka glaukoma dapat diatasi untuk mencegah kerusakan lanjutnya.
Klasifikasi Vaughen untuk glaukoma adalah sebagai berikut:
1. Glaukoma primer
Glaukoma dengan etiologi tidak pasti, dimana tidak didapatkan kelainan yang
merupakan penyebab glaukoma. Glaukoma ini didapatkan pada orang yang telah
memiliki bakat bawaan glaukoma seperti:
Bakat dapat berupa gangguan fasilitas pengeluaran cairan mata atau susunan
Glaukoma bersifat bilateral, yang tidak selalu simetris dengan sudut bilik mata terbuka
ataupun tertutup, pengelompokan ini berguna untuk pelaksanaan dan penelitian.
Glaukoma sudut primer dibagi menjadi dua, yaitu :
A.
B.
sekunder
merupakan
glaukoma
yang
diketahui
penyebab
yang
3. Glaukoma kongenital
Glaukoma kongenital, khususnya sebagai glaukoma infantil (buftalmos), adalah
glaukoma akibat penyumbatan pengaliran keluar cairan mata oleh jaringan sudut bilik
mata yang terjadi oleh adanya kelainan kongenital. Kelainan ini akibat terdapatnya
membran kongenital yang menutupi sudut bilik mata pada saat perkembangan bola mata,
kelainan pembentukan kanal schlemm dan saluran keluar cairan mata yang tidak
sempurna terbentuk.
4. Glaukoma Absolute
Glaukoma absolute merupakan stadium akhir glaukoma, dimana sudah terjadi kebutaan
total akibat tekanan bola mata memberikan gangguan fungsi lanjut. Pada glaukoma
absolute,kornea terlihat keruh, bilik mata dangkal, papil atrofi dengan eksvakasi
glaukomatosa, mata keras seperti batu dan dengan rasa sakit. Sering mata dengan buta ini
mengakibatkan penyumbatan pembuluh darah sehingga menimbulkan penyulit berupa
neovaskularisasi pada iris, keadaan ini memberikan rasa sakit sekali akibat timbulnya
glaukoma hemoragik.
Patofisiologi
Studi terbaru mendeteksi terhadap antibody seorang pasien dengan tekanan
normal dan unsur pokok glaucoma. Terlihat juga perbedaan yang sangat signifikan antara
riwayat antibody terhadap tekanan normal penderita glaucoma dan subjek control cairan
mata.
Pada glaukoma simpleks ditemukan perjalanan penyakit yang lama akan tetapi
berjalan terus sampai berakhir dengan kebutaan yang disebut sebagai glaukoma absolute.
Karena perjalanan penyakit demikian maka glaukoma simpleks disebut sebagai maling
penglihatan.
Gejala klinis
32
Gejala glaukoma umumnya agak sulit diketahui, karena sering tidak disadari oleh
penderitanya atau dianggap sebagai tanda dari penyakit lain sehingga kebanyakan
penderita datang ke dokter mata dalam keadaan yang lanjut dan bahkan sudah buta.
Selain itu, hal ini diperparah oleh minimnya pengetahuan penderita dan keluarganya
terhadap penyakit glaukoma.
1.
Pada jenis glaukoma akut, penderita akan mengalami nyeri yang sangat hebat pada
mata, sakit kepala, hingga mual muntah. Penglihatan dirasakan menurun drastis dan mata
terlihat merah. Keadaan ini disebut glaukoma akut yang terjadi akibat peningkatan TIO
yang mendadak.
2.
Pada jenis glaukoma kronik penderita jarang mengeluhkan mata, karena umumnya
peningkatan tekanan yang terjadi telah berlangsung lama dan mata penderita telah
beradaptasi. Keadaan ini sangat berbahaya, penyakit berjalan terus sedangkan penderita
tidak menyadarinya.
- Sakit kepala ringan
- Hilang penglihatan berangsur-angsur, yamg diawali dengan penyempitan lapang
pandang tepi, Pada akhirnya akan terjadi penyempitan lapang pandang yang
menyebabkan penderita sulit melihat benda-benda yang terletak di sisi lain ketika
penderita melihat lurus ke depan (disebut penglihatan terowongan).
- Penglihatan menjadi kabur atau berkabut
- Halo
- Pada Glaukoma Kongenital :
- Bola mata membesar
- Edema atau kornea keruh akibat endotel kornea sobek
- Bayi tidak tahan sinar matahari
- Mata berair
- Silau
- Menjauhi sinar dengan menyembunyikan mata.
Diagnosis
33
35
4. Glaukoma`Kongenitalis
Untuk mengatasi glaukoma kongenitalis perlu dilakukan pembedahan.
Pencegahan
Pencegahan kebutaan akibat glaukoma:
1. Pada orang yang telah berusia 20 tahun sebaiknya dilakukan pemeriksaan tekanan bola
mata berkala secara teratur setiap 3 tahun.
2. Bila terdapat riwayat adanya glaukoma pada keluarga maka lakukan pemeriksaan ini
setiap tahun.
3. Secara teratur perlu dilakukan pemeriksaan lapang pandangan dan tekanan mata pada
orang yang dicurigai akan timbulnya glaukoma.
4. Sebaiknya diperiksakan tekanan mata, bila mata menjadi merah dengan sakit kepala yang
berat.
Retinopati
Merupakan kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang. Kelainan yang
berhubungan dengan penurunan penglihatan yang menurun perlahan seperti retinopati akibat
anemia, diabetes mellitus, hipotemsi, hipertensi, dan retinopati leukemia.
Cotton wool patches merupakan gambaran eksudat pada retina akibat penyumbatan arteri
prepapil sehingga terjadi daerah nonperfusi di dalam retina.
Terdapat pada hipertensi, retiopati diabetes, penyakit kolagen, anemia, penyakit Hodgkin
dan keracunan monooksida.
Retinopati anemia
Pada anemia dapat terlihat perubahan berupa perdarahan dalam dan superficial, termasuk
edem papil. Gejala retina ini diakibatkan anoksia berat yang terjadi pada anemia. Anoksia
akan mengakibatkan infark retina sehingga tidak jarang ditemukan pula suatu bercak eksudat
kapas. Makin berat anemia akan terjadi kelainan yang makin berat.
Retinopati diabetes mellitus
Retinopati diabetes adalah kelainan retina (retinopati) yang ditemukan pada penderita
diabetes mellitus. Retinopati akibat diabetes melitus lama berupa aneurismata, melebarnya
vena, perdarahan dan eksudat lemak.
36
Retinopati diabetes merupakan penyulit penyakit diabetes yang paling penting, karena
insidennya cukup tinggi yaitu mencapai 40-50% penderita diabetes dan prognosisnya yang
kurang baik terutama bagi penglihatan.
Retinopati merupakan gejala diabetes melitus utama pada mata, diamana ditemukan pada
retina :
-
Kelainan ini bisa terjadi pada penderita diabetes yang mendapatkan insulin maupun yang
tidak
Ada 2 jenis:
non proliteratif
proliferatif
Klasifikasi retinopati diabetes:
- Derajat I Terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak
- Derajat II Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa
eksudat lemak
- Derajat III Terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak terdapat
lutea
Retinopati Leukimia
Leukimia merupakan neoplasma ganas sel darah putih, yang penyebabnya tidak
Degenerasi sel epitel retina (sel batang) dan atrofi saraf optik, menyebar tanpa gejala
peradangan
Bercak dan pita halus yang berwarna hitam
Berjalan progresif yang onset bermula sejak masa kanak-kanak
Gejala sukar melihat di malam hari, lapang pandangan menjadi sempit, penglihatan
DAFTAR PUSTAKA
Ilyas,Sidharta,dkk. Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran,edisi
II,sagung seto,2002,Jakarta
James, Bruce. Et al. Lectures Notes Oftalmology, edisi 9. Erlangga Medical Series, 2005, Jakarta.
Vaughan, Daniel; Asbury, Taylor; Riordan-Eva, Paul. Oftalmologi Umum. Edisi 14. KDT.
2000,Jakarta
38
39