Defisiensi Karbohidrat Dan Protein Pada Kejadian Gizi Buruk Balita
Defisiensi Karbohidrat Dan Protein Pada Kejadian Gizi Buruk Balita
OLEH :
Dr. Dra. Nurhaedar Jafar, Apt,M.Kes
2012
DAFTAR ISI
Hal
HALAMAN JUDUL
......................................................................................................................
......................................................................................................................
i
SURAT KETERANGAN
......................................................................................................................
......................................................................................................................
ii
DAFTAR ISI
......................................................................................................................
......................................................................................................................
iii
A. Pendahuluan
1
B. Karbohidrat (pengertian, fungsi dan metabolisme)
...............................................................................................
...............................................................................................
2
C.. Protein
(pengertian,
fungsi
dan
metabolisme)
KEP
16
F.. .Penanganan
Terhadap
dan
Beberapa
Organ
Pencegahan
17
G.. Kesimpulan
18
DAFTAR PUSTAKA
BAB I. PENDAHULUAN
Masalah gizi pada hakekatnya adalah masalah kesehatan
masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan
dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Penyebab timbulnya masalah gizi adalah multifactor, karena
itu penanggulangannya harus melibatkan berbagai sektor
merupakan
salah
satu
masalah
gizi
utama
di
nutrient,
namun
beberapa
daerah
di
Indonesia
serta
rendahnya
pengetahuan
dibidang
gizi.
metabolik,
yang
mengakibatkan
kebutuhan
nutrisi
nutrisi.Makanan
yang
tidak
adekuat,
akan
kalori
demi
pembakaran
penyelamatan
cadangan
hidup,
karbohidrat
cadangan
lemak
serta
protein
dengan
katabolik.
Kalau
terjadi
stres
katabolik
dimulai
kemudian
melalui
(infeksi)
proses
maka
kekurangan
karbohidrat
dan
protein
pada
olahan.
Karbohidrat
merupakan
sumber
energi
mikroba
mengandung
dalam
karbohidrat
usus
sering
besar.
Makanan
diklasifikasikan
yang
sebagai
yang
yg
tersedia
dihidrolisis
merupakan
oleh
enzim
karbohidratpada
saluran
asam
berkontribusi
bagi
lemak
yang
kebutuhan
dapat
energi
diserap
tubuh.
dan
Glukosa
merupakan
sumber
energi
penting
bagi
jaringan
tubuh
kekurangan
karbohidrat,
jumlah
lemak
yang
asidosis
dan
akhirnya
terjadi
dalam
tubuh;
atau
dari
sintesis
in
vivo
dari
kovalen
dengan
glikoprotein,
glikolipid,
dan
Klasifikasi
Karbohidrat didefinisikan sebagai polyhydrixy aldehyde
(aldoses) dan ketone (ketoses) serta turunan dari gula ini.
Definisi ini menekankan sifat hidrofilik dari sebagian besar
karbohidrat serta memungkinkan disertakan gula alcohol
(alditol), asam gula (asam uronic, aldonic, dan aldaric),
glikosida
dan
hasil-hasil
polimerisasi
(oligosakarida
dan
kovalen
dengan
banyak
protein
dan
lipid.
Reduksi
pada
ketoses
epimeric
alditol
kecuali
reaksi
menghasilkan
merupakan
sepasang
enzim
yang
-Glucitol dan
gugusan
karbonil
(COOH)
sebagai
pengganti
-Iduronic, kurang
-galacturonic, asam
-mannuronic, dan
sedikit asam
gula
yang
umum
melemahkan
pelengkap
10
termasuk
reduksi,
oksidasi
dan
epimerisasi
yang
telah
siap
dihidrolisis
menjadi
unsur
pokok
monosakarida oleh asam atau katalisis enzim, dengan enzimenzim yang memperlihatkan spesifisitas kuat pada kumpulan
gula
dan
spesifisitas
hubungan
anomericnya.
ini, manusia
mencerna
Sebagai
2
hasil
dari
tipe oligosakarida:
bit
(secara
menghiraukan
khusus
dinamakan
sumbernya).
Sukrosa
gula
mudah
tebu,
tanpa
dihidrolisis
11
Laktosa (-
-galactopyranosyl-(14)-
-glucopyranose, gula
1
3
-galactosidase
(laktase)
pada
villi
usus.
Laktosa
dimana
kumpulan
glukosa
telah
diisomerisasi
selama
memanaskan
susu.
Lactulose
tidak
12
polisakarida menghasilkan penurunan pH kolon dan batasbatas potensial pertumbuhan bakteri patogenis. Laktulose juga
digunakan sebagai agen terapeutik pada perawatan hepati/zat
tepungc encephalopathy.
Protein (pengertian, fungsi dan metabolisme)
Protein adalah substansi pertama yang dikenal sebagai
bahan vital bagi kehidupan. Protein berasal dari bahasa Yunani
yang
berarti
yang
paling
pentingProtein
mengandung
13
2.
14
3.
4.
5.
15
dalam
pengenalan
substrat
atau
spesifisitas,
adalah
penggantian
gugus
analog
dari
karboksil
asam
oleh
aspartat
gugus
dengan
karboksamid.
16
saraf
untuk
menjaga
kesetimbangan
dan
dalam
melalui
hidroksilnya.
Asam
aminasi
aspartat
aspartat
bersifat
pada
asam,
satu
dan
gugus
dapat
17
18
manusia
dapat
mencukupi
kebutuhannya.
Glisina
protein
tidak
banyak
mengandung
glisina.
19
asam
amino
memproduksi
nonesensial
glisina
bagi
dalam
manusia.
jumlah
Tubuh
manusia
mencukupi.
Glisina
menjadi
oleh
DNA.
Rumus
kimianya
sama
dengan
empat
kemungkinan
stereoisomer
seperti
20
treonin,
dugaan
bahwa
leusina
berperan
dalam
menjaga
(bahasa
Inggris
lysine)
merupakan
asam
amino
21
keju), sayuran
(spinach,
serta
bayam,
bawang
putih,
jagung),
kacang-
bersama-sama
dengan
taurin
dan
triptofan
22
oligofrenia,
disingkat
PKU)
menyebabkan
fenilalanina
protein.
Sel
tumbuh-tumbuhan
tertentu
yang
akan
menghasilkan
prolina
untuk
menjaga
keseimbangan osmotik sel. Prolina dibuat dari asam Lglutamat dengan prekursor suatu asam imino. Prolina bukan
merupakan asam amino esensial bagi manusia.
23
L-serin.
Serina
bukan
merupakan
asam
amino
dan
sejumlah
besar
metabolit
lain.
Sebagai
24
mengalami
glikolisasi
yang
dapat
menjelaskan
fosforilasi
pada
treonina,
menghasilkan
25
fungsional yang dimiliki triptofan, indol, tidak dimiliki asamasam amino dasar lainnya. Akibatnya, triptofan menjadi
prekursor banyak senyawa biologis penting yang tersusun
dalam kerangka indol. Triptofan adalah prekursor melatonin
(hormon perangsang tidur), serotonin (suatu transmiter pada
sistem saraf) dan niasin (suatu vitamin).
19. Tirosin (Tyr)
Tirosina (dari bahasa Yunani tyros, berarti keju, karena
ditemukan pertama kali dari keju) merupakan satu dari 20
asam amino penyusun protein. Ia memiliki satu gugus fenol
(fenil dengan satu tambahan gugus hidroksil). Bentuk yang
umum adalah L-tirosin (S-tirosin), yang juga ditemukan dalam
tiga isomer struktur: para, meta, dan orto. Pembentukan
tirosina menggunakan bahan baku fenilalanin oleh enzim Phehidroksilase. Enzim ini hanya membuat para-tirosina. Dua
isomer yang lain terbentuk apabila terjadi serangan dari
radikal bebas pada kondisi oksidatif tinggi (keadaan stress)
Dalam transduksi signal, tirosina memiliki peran kunci dalam
pengaktifan beberapa enzim tertentu melalui proses fosforilasi
(membentuk fosfotirosina). Bagi manusia, tirosina merupakan
prekursor hormon tiroksin dan triiodotironin yang dibentuk di
26
kelenjar
tiroid,
pigmen
kulit
melanin,
dan
dopamin,
penyakit
Parkinson.
Tanaman
opium
(Papaver
27
Protein
hewani,
berasal
dari
hewan.
Umumnya
reaksi
hidrolisis
serta
enzim-enzim
yang
antara
lain
pepsin,
tripsin,
kemotripsin,
tersebut
sebagaian
besar langsung
28
gram
Kelebihan
protein
dapat
protein
menghasilkan
dalam
tubuh
energi
dapat
4,2
kalori.
mengakibatkan
lebih
berat
dalam
menguraikan
protein
dan
29
dilakukan
untuk
mempertahankan
metabolisme
bila
protein
penyebabnya
akan
terjadi
30
seperti
ataupun
kehilangan
nutrisi.Makanan
yang
tidak
Marasmus
Marasmus sering sekali terjadi pada bayi di bawah 12 bulan. Terdapat
beberapa tanda khusus pada marasmus ialah kurangnya (bahkan tidak ada)
jaringan lemak di bawah kulit (Forrester, T. E., A. V. Badaloo, et al.
2012).. Sehingga seperti bayi yang memakai pakaian yang terlalu besar
31
ukurannya. Selain itu terdapat pula beberapa tanda khusus bayi terkena
marasmus, diantaranya:
a) Bayi akan merasa lapar dan cengeng.
b) Oedema (bengkak) tidak terjadi ( Escoda, S., H. Chappuy, et al.
2010)
c) Warna rambut tidak berubah.
d) Wajahnya tampak menua (old man/monkey face).
e) Atrofi jaringan, otot lemah terasa kendor/lembek ini dapat dilihat pada
paha dan pantat bayi yang seharusnya kuat dan kenyal dan tebal.
Pada marasmus tingkat berat, terjadi retardasi pertumbuhan, berat badan
dibanding usianya sampai kurang 60% standar berat normal. Sedikitnya
jaringan adipose pada marasmus berat tidak menghalangi homeostatis,
oksidasi lemak tetap utuh namun menghabiskan cadangan lemak tubuh.
Keberadaan persediaan lemak dalam tubuh adalah faktor yang menentukan
apakah bayi marasmus dapat bertahan/survive.
2.
Kwashiorkor
Kwashiorkor bisanya terjadi pada anak usia 1-3 tahun. Pertumbuhannya
terhambat, jaringan otot lunak dan kendor
32
(Manary, M. J., G. T.
Heikens, et al. 2009). Namun jaringan lemak dibawah kulit masih ada
dibanding bayi marasmus. Beberapa tanda khusus dari kwashiorkor adalah:
a) Rambut berubah menjadi warna kemerahan atau abu-abu, menipis dan
mudah rontok, apabila rambut keriting menjadi lurus.
b) Kulit tampak pucat dan biasanya disertai anemia.
c) Selalu ada oedema (bengkak), terutama pada kaki dan tungkai bawah.
Sifatnya pitting oedema. Bayi tampak gemuk, muka membulat (moon
face), karena oedema. Cairan oedema sekitar 5-20% dari jumlah berat
badan yang diperhitungkan dari penurunan berat badan ketika tidak
oedema lagi (pada masa penyembuhan).
d) Terjadi dispigmentasi dikarenakan habisnya cadangan energi atau
protein. Pada kulit yang terdapat dispigmentasi akan tampak pucat.
Sering terjadi dermatitis (radang pada kulit). Kulit mudah luka karena
tidak adanya tryptophan dan nicotinamide, meskipun kekurangan zinc
bisa juga menjadi penyebab dermatitis. Pada kasus kwashiorkor tingkat
berat kulit akan mengeras seperti keripik terutama pada persendian
utama. Bibir retak-retak, lidah pun menjadi lunak dan gampang luka.
e) Pada kwashiorkor, pengaruh terhadap sistem neurologi dijumpai adanya
tremor seperti Parkinson yang berpengaruh terhadap jaringan (cabang)
syaraf tunggal maupun syaraf kelompok pada otot. Seperti otot mata
33
sering terjadi terus berkedip, atau pada pita suara yang menghasilkan
suara getar serak/cengeng.
3.
Marasmik Kwashiorkor
Anak/bayi yang menderita marasmik-kwashiorkor mempunyai gejala
(sindroma) gabungan kedua hal di atas. Seorang bayi yang menderita
marasmus lalu berlanjut menjadi kwashiorkor atau sebaliknya tergantung
dari makanan/gizinya dan sejauh mana cadangan energi dari lemak dan
protein akan berkurang/habis terpakai.
asam
dan
Gangguan
fungsi
34
pankreas
bersama
dengan
hati
mengerut
sementara
kandungan
lemak
trombotopenia,
pembentuan
akantosit,
serta
tulang
tidak
berkembang,
di
samping
35
sintesis
36
pangan
bila
ada
yang
kurang,
penyuluhan
Meningkatkan
peran
serta
keluarga berencana.
37
masyarakat
dalam
program
Meningkatkan
status
ekonomi
masyarakat
melalui
Kesimpulan
Defisiensi karbohidrat dan protein yang terus menerus terjadi
pada balita akan menyebabkan gizi buruk, baik itu berupa
marasmus, kwashiorkhor maupun marasmus-kwashiorkhor.
Defisiensi tersebut akan berawal pada tingkat sel, jaringan dan
organ sampai akhirnya akan menimbulkan gejala klinis. Gejala
klinis yang terjadi tidak terlepas dari fungsi dan peran penting
yang
dimiliki
oleh
karbohidrat
dan
protein
bagi
balita.
dan
ditanggulangi
dengan
memperbaiki
asupan
DAFTAR PUSTAKA
Abbott, R. A., A. Robson, et al. (2009). "Acquired loss of hair
pigment associated with a flexural dermatosis." Clin Exp
Dermatol 34(6): 735-736.
38
39
40