TATA CARA
PERSIAPAN KONSTRUKSI SISTEM DRAINASE
BAB I
DESKRIPSI
1.1.
Ruang Lingkup
Tata Cara Persiapan Konstruksi Sistem Drainase ini memuat pengertian,
ketentuan-ketentuan umum dan teknik berkaitan dengan persiapan
gambar desain, persiapan lapangan, bangunan kantor dan gudang
pengukuran peil, mobilisasi peralatan dan tenaga kerja, perijinan, serta
penjelasan umum menyangkut cara pengerjaan persiapan konstruksi
system drainase.
1.2.
Pengertian
Yang dimaksud dengan :
1) Pemberi Tugas, adalah instansi atau badan hukum, baik pemerintah
maupun non pemerintah, yang bertindak sebagai pemilik proyek
secara keseluruhan, dan bertanggungjawab pada sektor pendanaan;
2) Direksi Teknik, adalah orang, Pejabat Proyek atau badan hukum yang
ditunjuk oleh Pemimpin Proyek, yang mempunyai kekuasaan penuh
untuk mengawasi dan mengarahkan pelaksanaan pekerjaan, agar
dapat tercapai penyelesaian sebaik-baiknya menurut persyaratan yang
ada dalam dokumen kontrak;
3) Pelaksana pembangunan adalah Kontraktor yang mendapat tugas
untuk melaksanakan pekerjaan pembangunan konstruksi fisik, sesuai
dengan rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ditetapkan;
4) Pengawas lapangan adalah staf Pimpinan Proyek yang mendapat tugas
melakukan pengawasan atas nama Pimpinan Proyek terhadap
pembangunan konstruksi fisik yang dilaksanakan oleh Kontraktor,
sesuai dengan rencana dan spesifikasi pekerjaan yang ditetapkan;
5) Penanggung jawab lapangan adalah staf kontraktor yang bertugas dan
bertanggung
jawab
untuk
mengatur
pelaksanaan
pekerjaan
pembangunan secara keseluruhan, mulai dari tahap persiapan,
pelaksanaan, hingga pasca konstruksi sebelum diserahkan secara
resmi kepada pemilik proyek;
6) Pelaksana logistic (gudang), adalah staf kontraktor yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam hal pengadaan bahan, peralatan dan
perlengkapan berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan konstruksi;
7) Pelaksana teknis lapangan, adalah staf kontraktor yang bertugas dan
bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan pekerjaan konstruksi
sehari-hari di lapangan, berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan
konstruksi;
BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.1.
Umum
Beberapa ketentuan umum berkaitan dengan persiapan konstruksi, adalah
meliputi :
1)
2)
2.2.
Teknis
8) beberapa hal yang belum ditetapkan, akan dibahas pada tata cara
yang lebih detail;
2.2.6 Perijinan
Perijinan adalah proses permohonan dan pengajuan ijin penggunaan
fasilitas umum, sumber alam yang ada disekitar lokasi pekerjaan yang
dilakukan secara resmi oleh kontraktor atau Direksi Teknik, berkaitan
dengan pemanfaatannya untuk mendukung kelancaran penyelesaian
pekerjaan. Beberapa bidang yang memerlukan perijinan khusus terdiri
dari beberapa hal sebagai berikut :
1) ijin penggunaan air dari sumber air dan atau pembuatan boring air
tanah;
2) ijin pembongakaran bangunan yang lebih lanjut akan diikuti dengan
perbaikan kembali;
3) ijin pengambilan sumber material seperti tanah, pasir, kerikil dan batu
yang ditujukan secara resmi kepada pemerintah daerah setempat;
4) ijin pelaksanaan mobilisasi peralatan, terutama alat berat;
5) ijin dan pemberitahuan tentang pelaksanaan pekerjaan kepada aparat
pemerintah daerah setempat;
6) ijin dan pemberitahuan kepada aparat keamanan berkaitan dengn
permohonan bantuan pengamanan disekitar lokasi pekerjaan.
BAB III
CARA PENGERJAAN
3.1.
3.2.
Persiapan Lapangan
Cara pengerjaan yang harus dilakukan,
lapangan adalah :
berkaitan
dengan persiapan
5)
3.4.
periksa fasilitas kesehatan, instalasi air bersih, dan sanitasi yang ada
di lokasi pekerjaan.
Pengukuran Peil
Beberapa hal yang harus diperhatikan menyangkut cara pengerjaan
pengukuran peil adalah :
1) periksa dan buat catatan, berkenaan dengan peil ketinggian serta
ukuran yang ditetapkan dalam gambar rencana, bila dibandingkan
dengan kondisi eksiting;
2) periksa keberadaan dan kondisi patok-patok referensi tambahan yang
digunakan dan dibuat oleh kontraktor, dan cek penggunaannya;
3) periksa dan cek ulang terhadap hasil pengukuran posisi dan elevasi
dari titik-titik areal penggalian, batas tanah milik masyarakat, serta
titik referensi lainnya yang telah diukur pada tahap persiapan;
4) buat catatan tertulis berkaitan dengan ketidakcocokan antara hasil
perencanaan dengan kondisi eksisting di lapangan;
3.5.
TATA CARA
PELAKSANAAN UJI COBA SISTEM DRAINASE
BAB I
DESKRIPSI
1.3.
Ruang Lingkup
Tata Cara Pelaksanaan Uji Coba Sistem Drainase ini memuat pengertian,
ketentuan-ketentuan umum dan teknik berkaitan dengan jenis pengujian,
persyaratan pengujian, pelaksanaan uji coba saluran, uji coba bangunan
perlintasan, uji coba pompa air, uji coba pintu air, serta penjelasan
berkaitan dengan cara pengerjaan pelaksanaan uji coba system drainase
dari bidang kajian tersebut di atas.
1.4.
Pengertian
Yang dimaksud dengan :
13)
Uji coba hidrolik, merupakan pelaksanaan pengujian dan kajian
yang dilakukan di laboratorium hidrolik, dengan menggunakan
perbandingan antara skala model dan prototype bangunan;
14)
Uji model matematik, merupakan pelaksanaan pengujian dan kajian
yang dilakukan dengan menggunakan paket program komputer,
berdasarkan pendekatan hidrolik dengan anlisis matematik;
15)
Uji lapangan, merupakan pelaksanan pengujian dan kajian terhadap
konstruksi bangunan yang ada, dengan melakukan pengamatan dan
pengukuran langsung di lapangan, sebelum pekerjaan konstruksi
diserahkan kepada Direksi Pekerjaan;
16)
Pola endapan, adalah bentuk endapan yang terjadi di dasar saluran
atau bangunan, akibat kandungan sediment dasar maupun layang
yang ada di dalam aliran;
17)
System drainase perkotaan adalah tata susunan sarana dan
prasarana drainase yang letaknya tersebar di seluruh kota, sebagai
satu kesatuan dalam penanganan drainase perkotaan;
18)
Sub system drainase perkotaan, adalah bagian dari system drainase
perkotaan yang fungsi dan operasionalnya tetap sebagai satu kesatuan
system drainase;
19)
Bangunan ukur, adalah struktur bangunan air dalam saluran yang
dilengkapi dengan papan duga (peilschaal), dan digunakan untuk
mengetahui besarnya debit aliran yang melalui saluran dengan
membaca petunjuk angka pada papan duga;
20)
Badan penerima air, adalah sumber air di permukaan tanah berupa
sungai, laut, dan danau, serta di bawah permukaan tanah berupa air
tanah di dalam akuifer;
21)
Pemberi tugas, adalah instansi atau badan hukum, baik pemerintah
maupun non pemerintah, yang bertindak sebagai pemilik proyek
secara keseluruhan dan bertanggung jawab pada sector pendanaan;
22)
Direksi Teknik, adalah orang, Pejabat Proyek atau badan hukum
yang ditunjuk oleh Pemimpin Proyek atau Pemberi Tugas, yang
mempunyai kekuasaan penuh untuk mengawasi dan mengarahkan
10
BAB II
KETENTUAN-KETENTUAN
2.3.
Umum
Ketentuan umum yang harus diperhatikan berkenaan dengan pelaksanaan
uji coba sistem drainase, adalah menyangkut :
3)
4)
5)
6)
2.4.
Teknis
11
i.
ii.
iii.
12
13
14
15
BAB III
CARA PENGERJAAN
3.1
Persyaratan Pengujian
Sehubungn dengan persyaratan pengujian yang akan dilakukan, cara
pengerjaan yang akan dilakukan adalah :
1)
2)
3)
4)
5)
3.2
tetapkan sub system atau system yang akan diuji, serta waktu
pelaksanaan;
tetapkan jenis pengujian yang akan dilakukan;
tentukan
tempat
pelaksanaan
pengujian
yang telah
direkomendasikan dan mempunyai akreditasi apabila dilakukan uji
coba model hidrolik atau matematik;
pelajari perencanaan detail serta spesifikasi bangunan/alat yang
dikeluarkan oleh pabrik, apabila digunakan barang produksi pabrikasi;
tetapkan kriteria uji, yang mencakup aspek operasional, fungsional,
dan kriteria hidrolik bangunan air.
3.3
16
3)
3.5
17