Anda di halaman 1dari 39

FENOL MONOVALEN

stuktur

rumus molekul
BM
Pemerian

: C6H5OH
: 94,11
: hablur bentuk jarum atau massa hablur; tidak berwarna atau merah

jambu, bau khas; kaustik.


Kelarutan
: larut dalam 12 bagian air; mudah larut dalam etanol, kloroform, eter,
gliserol, dan dalam minyak lemak.
Identifikasi
:
Pada 10 ml larutan 2 % 1 tetes larutan besi (III) klorida; terjadi warna violet.
Pada larutan 0,1 % b/v tambahkan larutan brom; terbentuk endapan putih yang
segera larut dan mengendap kembali jika ditambahkan pereaksi yang berlebih.
Penyimpaan
: Penyimpanan dalam wadah tertutup rapat, terlindung dari cahaya, di
tempat sejuk.
Indikasi

: Antiseptikum ekstern

DERIVAT FENOL MONOVALEN


1. VANILIN
Struktur

Nama Resmi
Nama Lain
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian

: VANILLINUM
: Vanillin; 4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida (121-33-5)
: C8H8O3
: 152,5
: Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan

bau khas, dipengaruhi cahaya, larutan bereaksi asam terhadap lakmus


Kelarutan
: Sukar larut dalam air, mudah larut dalam etanol, kloroform, Dallam
eter dan dalam larutan alkali hidroksida tertentu, larut dalam gliserin dan dalam air panas

Identifikasi

: Spektrum serapan inflamerah zat yang didispersikan dalam kalium

bromide p menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada vanillin BPFI
Komposisi
: Vanillin 5 gram
Asam sulfat
: ad 100 ml
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
2. NIPAGIN
Nipagin memiliki nama lain metil parabenzoat.
Struktur:

Identifikasi:
Pemerian

: Zat ini berbentuk serbuk halus, berwarna pitih. Zat ini hamper tidak

berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar, diikuti rasa tebal. Zat ini bersifat
anastetik.
Kelarutan

: Larut dalam air, air mendidih, etanol, dan aseton. Mudah larut dalam

eter dan larutan alkali hidroksida.


Reaksi
:
Jika 10 mg zat ditambahkan 10 ml H2O, kemudian dididihkan setelah itu didinginkan,
dan tambahkan 0,05 ml FeCl3, maka akan berwarna ungu kemerahan.
Jika 100 mg zat dilarutkan dalam 2 ml etanol, kemudian dididihkan, setelah itu
didinginkan, dan ditambahkan 0,5 ml Hg(NO3)2 maka akan terbentuk endapan dengan
cairan di atas berwarna merah.
Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch maka akan berwarna kuning kehijauan.
Jika zat ditambahkan HNO3 maka akan berwarna kekuningan.
Akan terjadi rekristalisasi dengan Aceton-Air.
Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu ditambahkan aq.
Brom maka akan terbentuk endapan putih.
Jika zat direaksikan dengan NaOH, ditambahkan asam pekat, lalu ditambahkan
NH4OH berlebih, kemudian diuapkan, sisa dalam air ditambahakn CuSO4, maka bila

dilihat di bawah mikroskop akan terbentuk jarum-jarum berwarna biru.


3. NIPASOL
Nipasol memiliki nama lain p-oxybenzoas propylicus, propil hidroksi benzoate, propel
paraben, propagin.
Struktur:

Identifikasi
Pemerian
Kelarutan
Reaksi

: Kristal putih, titik didih 270 C, titik lebur 96-97 C


: Larut dalam air, alkohol, eter, dan air panas.
:

Jika direaksikan dengan FeCl3 kuning + K2Cr2O7 kuning jingga.


Jika direaksikan dengan pereaksi Millon merah intensif
Zat dibasakan dengan NaOh , diasamkan, ditambahkan NH4OH berlebih, dipanaskan
diatas penangas air, ditambahkan CuSO4 menghasilkan endapan biru muda berbentuk
jarum.
Jika direaksikan dengan air, dipanaskan menghasilkan tetesan minyak.
Jika direaksikan dengan HNO3 encer dan dipanaskan, maka akan menghasilkan cairan
kuning.

4. NAPTHOL
-napthol memiliki nama lain Napth-1-ol.

Struktur :

Identifikasi

Pemerian: Zat ini berbentuk serbuk hablur putih, memiliki bau yang khas. Titik lebur
93-96 C.
Kelarutan: Larut dalam etanol.
Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,005 %
Reaksi
:
Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna hijau kemudian akan terjadi
endapan violet.
Fluorescensi: biru muda, dalam NaOH tidak terjadi reaksi.
Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna coklat.
Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna merah terang.
Dalam NaOH dan laritan Iod akan enghasilkan larutan keruh berwarna violet.
Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri sulfat 1% akan
menghasilkan warna violet.
Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan menghasilkan warna violet.
Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan menghasilkan endapan
putih.
Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit alkohol dan 1
cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4 pekat, bila dilihat lapisan
bawahnya akan menghasilkan cincin ungu.
Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih akan
menghasilkan warna biru.

5. KRESOL

Struktur:

Identifikasi:
Kresol adalah campuran tiga isomer yaitu p-kresol, m-kresol, dan o-kresol, dimana
jumlah terbanyak adalah m-kresol (50%)
Kresol diperoleh dari ter batubara
Khasiat: Antiseptikum eksternal, desinfektan (untuk oembersih lantai)
Organoleptis: cairan, hampir tidak berwarna sampai kuning kecoklatan pucat, lama
kelamaan atau karena pengaruh udara warna menjadi tua; bau seperti fenol atau ter, rasa
larutan dalam air getir.
Kelarutan: sangat mudah larut dalam lebih kurang 50 bagian air; mudah larut dalam
etanol (95%) P, dalam klorofom P, dalam eter P, dalam gliserol P, dalam minyak lemak
dan dalam minyak atsiri.
Reaksi:
Reaksi warna azo:
Pereaksi : Diazo A: asam sulfanilat, HCl, NaOH
Diazo B: NaNO2 dalam air
Reaksi:
Zat+diazo A : diazo B (4:1) larutan warna merah
Larutan warna merah + amil alkonol merah tertarik (larut dalam amil alcohol)
Zat + FeCl3 biru violet (campur)
o-kresol : ungu, biru keruh
m-kresol : ungu keruh
p-kresol : biru keruh, putih
Reaksi Fehling :
Larutan zat dalam spiritus + Fehling A : Fehling B (1:1) + NaOH, panaskan tidak
terbentuk endapan merah bata.
Fehling A : CuSO4.5H2O , H2SO4(p)

Fehling B : K-Na Tartrat , NaOH


Zat + aqua brom:
o-kresol: endapan putih
m-kresol: larutan kuning
p-kresol: endapan putih
Reaksi Marquis (inti aromatis) :
Pereaksi: Formalin 3 tetes + H2SO4 pekat 3ml
Reaksi: zat + pereaksi Marquis merah
6. EUGENOL
Struktur

Nama IUPAC : 4-Alil-2-metoksifenol [97-53-0]


Rumus Struktur : C10H12O2
Berat Molekul : 164,20
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau kuning pucat; bau cenkeh kuat dan menusuk; rasa
pedas; tidak memutar bidang polarisasi. Bila terpapar udara warna menjadi lebih tua dan

mengental.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dengan
eter dan dengan minyak lemak. Kelarutan dalam etanol 70% Satu bagian volume larut
dalam 2 bagian volume etanol.
Bobot Jenis : Antara 1,064 dan 1,070
Indeks Bias : Antara 1,540 dan 1,542 pada suhu 200
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Farmakope Indonesia
ed IV, 1995).
Reaksi : Kocok 1ml zat dengan 20ml air suling. Pada 5 ml pengikat, tambahkan FECL3,
Terjadi warna hijau keabu-abuan

7. TYMOL

Struktur

Pemerian : Kristal tak berwarna


Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sangat mudah larut dalam ethanol 96%, mudah
larut dalam minya kmineral esensial, agak sukar larut dalam gliserin.
Inkompatibilitas : Tidak dapat campur dengan iodin, alkali, danoksidator. Aktivitas anti
mikrobanya dapat berkurang karena keberadaan protein.
Stabilitas : Tidak stabil terhadap paparan cahaya dan udara.
Reaksi :
a. Thymol +menthol + kamfer digerus
b. Larutkan sedikit dalam 1ml asam asetat glasial, tambahkan 6 tetes H2SO4 pekatdan
asam nitrat pekat --- Warna hijau
c. Msukkan 1gr ke tabung reaksi, tambah 5 ml laruta NaOH, Panaskan di tangas air,
Larutan jadi jernih, dan tak berwarna
8. KARVAKROL
Struktur

Pemerian : Cairan ta berwarna, Berbau seperti cenghkeh dan harum


Khasiat : Antiseptik, desinfektan, dan jamur
Indikasi : Sebagai obat antiseptik untuk menghilangkan bau mulut dan keputihan
Termasuk golongan fenol terpenoid dan feol monovalen
Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, lebih mudah larut dalam alkohol, dan eter
Analisis : Dengan Kromatografi dan klasifikasi alkaloid

II. FENOL POLIVALEN


1. HYDROCHINON
Hydrochinon memiliki nama lain p-dioxybenzena. Hydrochinon memiliki titik lebur 172 C
dan BM sebesar 110,1.
Struktur:

Identifikasi:
Pemerian: Padatan berwarna putih.
Kelarutan: larut dalam air, etanol, eter
Titik leleh: 172 C, titik didih: 287 C.
Reaksi:
Hydrochinon bisa mereduksi larutan Ag-ammoniakal yang akan menghasilkan warna
hijau bila direaksikan selama 2 jam, dan jika direaksikan lebih lama lagi akan berubah
warna hitam.
Bila direndam dalam larutan aqua calcis selama satu malam akan menghasilkan warna
kuning kecoklatan.
Bila direaksikan dengan PbAc dan NH4OH akan menghasilkan endapan berwarna abuabu hijau.
Bila dimasak dengan FeCl3 1,4-benzokinon + 2HCl + FeCl2 (biru).
Bila direaksikan dengan FeCl3 berlebih akan menghasilkan jarum-jarum metal glans
yaitu chinon. Hydrochinon chinhydron chinon.
Jika dilakukan spot test dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna hijau yang akan segera
berubah menjadi warna kuning kecoklatan.
Saat direaksikan dengan Aq Br akan menghasilkan warna kuning kecoklatan.
Bila direaksikan dengan NH4OH akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
2. PYROGALLOL
Pyrogallol memiliki nama lain 1,2,3-Trihidroksilbenzen, 1,2,3-Tryhydrobenzen atau 1,2,3Benzenotriol. Memiliki BM: 126,1.

Struktur:

Identifikasi:
Pemerian: Merupakan senyawa kristal tak berwarna dan mengkilap.
Titilk leleh: 133 C
Reaksi:
Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
Jika direaksikan dengan NaOh akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
Bila direndam dalam larutan dalam larutan aqua calcis akan menghasilkan warna ungu
yang lama kelamaan berubah warna menjadi coklat.
Jika direndam dalam larutan Fehling pada suhu kamar akan terjadi proses reduksi.
Direndam dalam larutan marquis akan menghasilkan warna merah, dan jika dipanaskan
kemudian didiamkan akan menghasilkan warna merah tua.
Jka direaksikan dengan Pb-acetat akan menghasilkan warna merah rosa (basis).
Jika dilakukan spot test dengan cara melarutkan 50 mg pyrogalol dalam 25 cc air dan
ditambahkan 1 tetes phloroglucin selama 30 menit akan menghasilkan warna pink
keunguan.
Bila terkena udara akan menjadikan suasana basa dan selanjutnya menghasilkan warna
biru tua terkdang hitam.
Mereduksi Ag ammoniakal dalam kondisi dingin.
Bila pyrogallol ditambahkan dengan formalin dan H2SO4 akan menghasilkan warna
merah.
3. RESORCIN
Resorcin memiliki nama lain 1,3- dihydroxybenzena.

Struktur:

Identifikasi:
Pemerian: Kristal putih tidak berwarna, berjarum-jarum, memiliki rasa manis diikuti
rasa pahit, oleh pengaruh sinar matahari/udara dapat berubah warna menjadi merah
muda.
Kelarutan: mudah larut dalam air, etanol, eter, gliserol, sukar larut dalam kloroform.
Titik lebur: 110 C-113 C.
Reaksi:
Jika direaksikan dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna ungu.
Jika direaksikan dengan Ag-amoniakal akan berwarna hijau-kuning yang lama
kelamaan akan berubah menjadi coklat.
Identifikasi dengan reaksi marquis akan menghasilkan larutan berwarna merah
keunguan dengan bagian ats berwarna putih seperti susu.
Jika Resorcin dilarutkan dalam air ditambahkan dengan NaOH 2N dan 1 tetes CHCl3
kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah muda dan jika ditambahkan
dengan suatu larutan asam encer lama kelamaan akan hilang.
Jika 50 mg resorcin direaksikan dengan 100 mg asam tartarat ditambah dengan 10 tetes
H2SO4 pekat kemudian dipanaskan akan berubah warna menjadi merah tua.
Jika dipanaskan dengan Formalin dan H2SO4 kemudian dipanaskan akan meghasilkan
warna merah.
5. PIROKATEKIN

Pemerian
Kelarutan

: Cairan tak berwarna, berbau harum


: Larut dalam air, alkohol, dan eter

Reaksi

: Zat ditambahkan asam oksalat kemudian dipanaskan 160oC terjadi

warna biru
Khasiat

: Untuk pencegah kanker dan penyakit kardiovaskular, antiinflamasi,

antibakteri, antioksidan dan untuk hepatitis akut sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kandidat obat.

III. DERIVAT FENOL


1. TIOKOL
Sinonim

: Kalii Sulfoguaiacolas / Kalium Sulfoguaiakolat


1
Rumus Kimia : C7H7KO5S. 2 H2O
Rumus Struktur

Berat Molekul : 251,30


Pemerian
: Hablur atau serbuk hablur; putih; bau agak aromatik; rasa agak pahit
Kelarutan
: Mudah larut dalam air; praktis tidak larut dalam etanol (95%) P dan
eter P.
Identifikasi :
Larutan Tiokol 1% b/v + 2 tetes larutan FeCl3 terbentuk warna biru violet
Larutan Tiokol 5% b/v dengan beberapa tetes kalium yang tertera pada reaksi

identifikasi
Larutan Tiokol 10% b/v didihkan, dengan beberapa tetes asam nitrat; larutan

menunjukkan reaksi sulfat yang tertera pada reaksi identifikasi


Sulfat
10 ml larutan Tiokol b/v + 5 tetes larutan BaCl2 + HCl bereaksi asam dan tidak

terjadi kekeruhan dalam waktu 1 menit.


Logam berat
Tiokol tidak lebih dari 20 bpj: pengujian dilakukan menggunakan 25 ml
larutan yang dibuat dengan melarutkan 1 gram zat dalam 1 ml asam asetat dan
air secukupnya hingga 25,0 ml.

2. GUAIAKOL KARBONAT
Sinonim
Rumus kimia
Rumus struktur

: Duotol
: C15H14O5
:

Berat Molekul : 274,28


Pemerian : Serbuk hablur putih atau tidak berwarna atau hablur jarum; tidak berbau
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air, sangat sukar larut dalam air, dalam
etanol (95%) dan dalam eter; mudah larut dalam kloroform.
Identifikasi
:
Larutan guaiakol karbonat 200mg dalam cawan porselen, panaskan di atas
tangas air dalam campuran 5 ml etanol (95%) dan 5 mllarutan kalium
hidroksida. Uapkan etanol selama 2 sampai 3 menit. Tambahkan 5 ml asam
sulfat encer terjadi gas karbon dioksida dan cairan berminyak yang berbau
guaiakol. Kocok sempurna dengan eter dalam corong pisah, buang lapisan
eter, uapkan eter. Larutkan sisa dalam etanol (95%), tambahkan 1 tetes larutan
FeCl3 terjadi warna hijau biru yang berubah menjadi hijau dan coklat
kehijauan.

IV. ASAM
1. ASAM ASETAT
Struktur

Rumus Molekul : CH3COOH


Berat Molekul
: 60,05 g/mol
Pemerian
: cairan jernih, tidak berwarna, bau khas, menusuk, rasa asam yang
tajam.
Sifat Fisika
Kelarutan
Titik beku
Titik didih
Kerapatan
Sifat kimia

: larut dalam air, etanol dan gliserol, tidak larut dalam


karbondisulfida.
: 16,6C
: 118,1C
: 1,051 gr/cm3
: asam asetat mengandung tidak kurang dari 36% b/b dan tidak
lebih dari 37% b/b C2H4O2. Mudah menguap di udara terbuka,
mudah

terbakar dan dapat menyebabkan korosif pada

logam. Asam asetat larut dalam air dengan suhu 20C, etanol
(9,5%) pekat, dan glisero pekat. Asam asetat jika diencerkan
tetap bereaksi asam. Penetapan kadar asam asetat biasanya
menggunakan basa natrium hidroksida, dimana 1ml natrium
hidroksida 1N setara dengan 60,05 mg CH3COOH.
Identifikasi dan Reaksi
:
Baunya khas dan ikut tedestilasi uap air
Reaksi esterifikasi dengan cara etanol + H2SO4
timbul bau etil asetat

Reaksi ionisasi
CH3COOH

2. ASAM FORMIAT
Struktur

CH3COO- + H+

Rumus Molekul : HCOOH


Berat Molekul
: 46,03 g/mol
Pemerian
: cairan tidak berwarna, berbau tajam menyengat
Sifat Fisika
Kelarutan
: mudah larut dalam air, dan beberapa pelarut organik, sedikit larut

dalam benzene, toluene, tidak larut dalam karbon alifatik.


Titik Beku : 8,3C
Titik Didih : 101C
Titik Leleh : 8C
Rapatan
:1,2 g/ml pada suhu 20C
Sifat Kimia
: asam formiat dapat bercampur sempurna dalam air, Sedikit larut
dalam benzene, karbon tetraklorida, toluene, tidak larut dalam hidrokarbon alifatik.
Dapat melarutkan nilon, poliamida. Asam paling kuat dari asam-asam karboksilat
Identifikasi dan Reaksi :
Reaksi ionisasi
HCOOH

HCOO- + H+

Reaksi dengan FeSO4 dan NaOH menghasilkan larutan hijau kekuningan


HCOOH+FeSO4

Fe(COOH)2+H2SO4

3. ASAM SINAMAT
Struktur :

Rumus Kimia
: C9H8O2
BM
: 148.17 g/mol
Pemerian : kristal putih
Sifat Kimia
:

Memiliki kelarutan rendah


Bersifat antioksidan
Mudah diisolasi
Bersifat polar
Mengandung gugus benzena dalam strukturnya
Heterosiklik
Bersifat amorf
Dapat dibuat dari proses hidrolisa oleh H2SO4
Dapat dioksidasi menjadi asam benzoat
Sifat Fisika
:
Titik leleh : 133C
Titik didih: 300C
Keasaman (PKa): 4,44
Densitas : 1.2475 g/cm3
Kelarutan : sedikit larut dalam air (0.4 g/L); kelarutan dalam kloroform 0,93 M, etanol
0,86 M, metanol 1,1 M.
Identifikasi
:
Oksidasi oleh KMnO4 1% (asam sinamat + KMnO4 + H2SO4, dipanaskan), bau

benzaldehid.
Zat + KMnO4 + Na2CO3 warna cokelat.
Reaksi kristal dengan sublimasi.
Larutan + CaCO3/MgO berlebih, saring filtratnya, tambahkan MnSO4 putih, lamalama kristal kuning.

4. ASAM FLATAT
Struktur :

Rumus Kimia
BM
Pemerian
Kelarutan

: C8H6O4
: 166,13 g/mol
: serbuk hablur tidak berwarna atau putih
: larut dalam etanol dan dalam metanol; sukar larut dalam air; praktis

tidak larut dalam kloroform.


Identifikasi
:

Larutan + FeCl3 warna kuning merah.


Larutan + resorsin + H2SO4, dipanaskan , encerkan dengan air + NaOH, lalu sinari

dengan sinar biasa, warna kuning atau coklat (Reaksi Umbelliferon).


Zat + Co(NH)3 + pereaksi tiup dengan amonia, warna ungu (Reaksi Parri)
Larutan + etanol + H2SO4 , bau enak ester ftalat (Esterifikasi).

5. ASAM LAKTAT
Struktur

Rumus Moleul
: C3H6O3
BM/berat molekul
: 90,08 g/mol
Pemerian
: cairan kental, tidak berwarna atau agak kuning, tidak berbau
atau berbau lemah, tidak enak;larutan encer berasa asam; higroskopis.
Sifat fisika
Titik lebur : 16,8oC

Titik leleh

: 82oC pada 0,5 mmHg, 122oC pada 14 mmHg

Titik didih

: 52,7-52,80C.

Kelarutan

: mudah larut dalam air, etanol 95%, dan dalam eter. Tapi tidak
larut dalam benzene dan kloroform.

Sifat kimia

: Asam laktat merupakan asam karboksilat dengan rumus


molekul. memiliki gugus hidroksil berdekatan dengan gugus
asam karboksilat,sehingga membentuk sebuah alpha hydroxyl
acid(AHA). Dalam larutan dapat melepaskan sebuah proton
dari gugus asam yang menghasilkan ion lactate CH3(OH)COO
dan memiliki dua isomer optikal yaitu L(+)-lactic acid dan
D(-)_lactic acid.

Identifikasi

Zat dengan larutan NaOH berlebih dalam tabung reaksi (panaskan) + Larutan
iodium terbentuk kristal iodium

Dalam tabung reaksi, zat dilarutkan + resorsin+H2SO4 pekat (panaskan)


warna merah

5. ASAM BENZOAT
struktur

Rumus Molekul
BM/ berat molekul
Pemerian

: C7H6O2
: 122,12 g/mol
: hablur bentuk jarum atau sisik, putih; sedikit berbau, biasanya

bau benzaldehida atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat. Mudah
menguap dalam uapair.
Sifat fisika&kimia
: bau menyenangkan,Titik leleh 122,4oC (252,3F); Titik
nyala ,121oC (249,80F); Titik didih 249oC (480,6F); Tekanan uap 1 @ 96oC (205F);
Berat jenis uap relatif 4,2 (udara=1); Berat jenis (air=1) 1,2659; Sedikit/sulit larut dalam
air dingin; Kelarutan dalam air 2,9% @ 20oC.
Identifikasi
:
asam benzoat diatas cawan porselen (panaskan) , perlahan akan meleleh dan

menyublim
dalam tabung reaksi, 10 mg zat dilarutkan dalam 5 ml air (panaskan). Setelah dingin
disaring. Filtrat + 4-5 tetes FeCl3 terbentuk endapan coklat kemerahan + HCl

endapan larut kembali.


Reaksi esterifikasi: 10 mg asam benzoat+0,5 ml etanol+1 ml H2SO4 pekat
(panaskan), dinginkan, encerkan dengan air terbentuk tercium bau etil benzoat.

6. ASAM SALISILAT

stuktur

Rumus molekul :(C7H6O3)


Asam salisilat mengandung tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih dari 101,0 %
C7H6O3, dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan.
BM 138,12
Pemerian hablur putih; biasanya berbentuk jarum halus atau serbuk hablur halus putih;
rasa agak manis, tajam dan stabil diudara. Bentuk sintesis warna putih dan tidak berbau.
Jika dibuat dari metil salisilat alami dapat berwarnakekuningan atau merah jambu dan
berbau lemah mirip mentol.
Kelarutan sukar larut dalam air dan dalam benzene; mudah larut dalam etanol dan dalam
eter; larut dalam air mendidih; agak sukar larut dalam kloroform.
Asam salisilat (asam ortohidroksibenzoat) merupakan asam yang bersifat iritan lokal,
yang dapat digunakan secara topikal. Terdapat berbagai turunan yang digunakan sebagai obat
luar, yang terbagi atas 2 kelas, ester dari asam salisilat dan ester salisilat dari asam organik.
Di samping itu digunakan pula garam salisilat. Turunannya yang paling dikenal asalah asam
asetilsalisilat. Salisilat umumnya bekerja melalui kandungan asamnya. Hal tersebut
dikembangkan secara menetap ke dalam salisilat baru. Selain sebagai obat, asam salisilat juga
merupakan hormon tumbuhan.
Asam salisilat merupakan turunan dari senyawa aldehid. Senyawa ini juga biasa
disebut o-hidroksibensaldehid, o-formilfenol atau 2-formilfenol. Senyawa ini stabil, mudah
terbakar dan tidak cocok dengan basa kuat, pereduksi kuat, asam kuat, dan pengoksidasi kuat.
Turunan yang terpenting dari asam salisilat ini adalah asam asetil salisilat yang lebih dikenal
sebagai asetosal atau aspirin.Berbeda dengan asam salisilat, asam asetil salisilat memiliki
efek analgesik antipiretik dan anti inflamasi yang lebih besar jika dibandingkan dengan asam
salisilat. Penggunaan obat ini sangat luas di masyarakat dan digolongkan ke dalam obat
bebas. Selain sebagai prototip, obat ini juga digunakan sebagai standar dalam menilai efek
obat sejenis.
Salisilat termasuk dalam golongan obat anti inflamasi nonsteroid ( AINS).Mekanisme kerja
adalah menghambat sintesis Prostaglan-din dengan menghambat kerja enzim siklo oksigenase pada
pusat termoregulator dihipothalamus dan perifer. Salisilat digunakan sebagai analgetik ,antipiretik,
anti inflamasi, antifungi.

Sifat-sifat fisik dari asam salisilat


1

Penampakan

Tidak berwarna menjadi kuning pada larutan dengan bau kenari

pahit
2 Titik lebur
1-2 0C
3 Titik didih
197 0C
4 Kerapatan
4,2
5 Tekanan uap
1 mmHg pada 33 0C
6 Daya ledak
1,146 g/cm3
7 Titik nyala
76 0C
Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut:
1. Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
2. Iritasi pada mata
3. Iritasi pada sauran pernafasan
4. Iritasi pada kulit
Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang rendah.
Karena timbulnya ransangan pada mukosa lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka
asam salisilat hanya dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting
adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi juga antiflogistiknya
besar. Asam salisilat dapat diperoleh menurut cara Kolbe-Schmitt dengan hasil hampir
kuantitatif melalui reaksi natrium fenolat dan karbondioksida pada 1250C dan 4-7 bar dan
kemudian dihidrlolisis. Asam asetilsalisilat diperoleh dengan cara asetilasi asam salisilat
dengan katalisis proton.
Analisis Kualitatif
Kolorimetri Dengan FeCl3 larutan berwarna merah ungu.
Reaksi yang terjadi pada sintesis asam salisilat:

7. ASAM GLIKOLAT
Struktur:

Rumus molekul
BM:
Sifat kimia:
Kelarutan di dalam air
: (20 C) larut
Titik leleh
: 10 C
Densitas
: 1.26 g/cm3 (20 C)
Angka pH
: 0.5 (H2O)
Titik didih
: 112 C (1013 hPa)
Tekanan uap
: 27.5 hPa (25 C)
Asam glikolat (atau asam hidroksiasetat) adalah yang terkecil asam -hidroksi
(AHA). Ini tidak berwarna, tidak berbau, dan higroskopis kristal padat sangat larut dalam air.
Hal ini digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit. Asam glikolat ditemukan di
beberapa gula-tanaman.
Ada beberapa rute sintesis asam glikolat yang dipraktekkan saat ini . Mayoritas
pasokan asam glikolat dibuat dalam reaksi dikatalisis formaldehida dengan gas sintesis
( karbonilasi formaldehida). Hal ini juga disiapkan oleh reaksi asam kloroasetat dengan
natrium hidroksida diikuti dengan re - pengasaman . Reaksi bersihnya dapat diringkas
sebagai berikut :
ClCH2COOH + NaOH HOCH2COOH + NaCl
Dengan cara ini , beberapa juta kilogram yang dihasilkan setiap tahunnya . Metode
lain , tidak tampaknya digunakan , termasuk hidrogenasi asam oksalat dengan hidrogen baru
lahir dan hidrolisis sianohidrin berasal dari formaldehida . Beberapa asam glikolat saat ini
adalah asam format bebas . Asam glikolat dapat di isolasi dari sumber alami , seperti tebu ,
gula bit , nanas , melon, dan buah anggur mentah.
Asam glikolat juga dapat dibuat menggunakan proses biokimia enzimatik yang
menghasilkan kotoran lebih sedikit dibandingkan dengan sintesis kimia tradisional ,

memerlukan lebih sedikit energi dalam produksi dan menghasilkan lebih sedikit co - produk .
Setiap rute dapat dievaluasi untuk biaya dan manfaat relatif .
8. ASAM OKSALAT
struktur :

Rumus molekul
berat molekul

pemerian
kelarutan

: H2C2O4
:126 gr/mol
: hablur, tidak berwarna
: larut dalam air dan etanol

9. ASAM TRATAT
struktur :

Rumus molekul :C4H6O6 (Basic formula)


HO2CCH(OH)CH(OH)CO2H(Structural formula
berat molekul
: 150.087 g/mol
pemerian
: hablur,tidak berwarna atau bening atau serbuk hablur halus sampai
granul, warna putih, tidak berbau, rasa asam dan stabii diudara
kelarutan
: sangat mudah larut dalam air, mudah larut dalam etanol
identifikasi :
.menunjukkan reaksi tartrat seperti pada uji identifikasi umum
jika dipijarkan perlahan-lahan terurai, bau seperti gula terbakar.

9. ASAM SUKSINAT

struktur:

Sinonim

: asam butanadinoat, asam batu ambar, assuccin

rumus molekul

: C4H6O4

BM

: 118.09 g/mol

Pemerian

Kristal tak berwarna atau kekuningan


Bau minyak batu ambar
Sifat kimia

Temperatur penyalaan

: 470 C

Kelarutan di dalam air

: 58 g/l (20 C)

Titik leleh

: 185 - 190 C

Densitas

: 1.56 g/cm3 (20 C)

Bulk density : 940 kg/m3

Angka pH

: 2.7 (10 g/l, H2O, 20 C)

Titik didih

: 235 C (1013 hPa)

Titik nyala

:206 C

Reaksi

: Larutan zat + H2SO4 +resorein dinginkan, encerkan dengan air dan

basakan dengan NH4OH


Identifikasi :

Dengan sinar biasa : kuning

Sinar UV : hijau muda

V. KARBOHIDRAT
1. LACTOSUM
Nama Resmi

: Lactosum

Sinonim

: Laktosum / Saccharum lactis

Rumus Molekul

: C12H22O11.H2O

Rumus Bangun

BM

: 36,30 gr/mol

Pemerian

: Serbuk hablur; putih; tidak berbau; tidak berbau; rasa agak manis

Kelarutan

: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar

larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform Pdan dalam eter P

Penyimpanan

: Dalam wadah tertutup baik

Khasiat

: Zat tambahan

2. AMILUM

Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa.
Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan
dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan
amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya. Amilosa adalah
polimer linier dari -D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-. Dalam satu molekul
amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks
berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.
Sinonim

: Amilum (C6H10O5)n, n = 300-1000

Pemerian

: Serbuk halus, putih, tidak berbau dan tidak berasa

Kelarutan

: Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin. Amilum

mengembang cepat dalam air pada suhu 37C.


Penggunaan

: Pengisi tablet; penghancur tablet (3-15% b/b); pengikat tablet (5-25%

b/b); glidan
Stabilitas

: Amilum dalam keadaan kering dan tidak dipanaskan stabil jika

terlindung dari kelembaban tinggi. Larutan atau pasta amilum yang dipanaskan tidak
stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah
kedap udara pada tempat kering dan sejuk.

MALTOSA

Struktur
:
Rumus molekul : C12H22O11

Berat molekul
: 342,32 g/mol
Pemerian
: kristal, putih, rasa manis, dan tidak ada di alam bebas.
Kelarutan
: larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter
Identifikasi dan reaksi :
Hidrolisis maltose

Setelah hidrolisis, glukosa yang terbentuk akan mengalami proses fermentasi.


Reaksi fermentasi berlangsung menurut persamaan berikut :
C6H12O6
2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Hasil fermentasi ini berupa gelembung-gelembung CO2 dan bau alkohol

BOLUS ALBA (KAOLIN)


Struktur Kimia :

Rumus Kimi
Nama Kimi
Pemerian

: Al2H4O9Si2
: Hydrated aluminum silicate
: serbuk ringan; putih; tidak berbau; bebas dari butiran kasar; tidak

memmpunyai rasa; licin.


Berat Molekul : 258.16
Kaolin adalah aluminium silikat hidrat alam yang telah dimurnikan dengan pencucian
dan telah dikeringkan . Mengandung bahan pendispersi.
Identifikasi
:
Lebur 1 g dengan 2 g natrium karbonat anhidrat P, hangatkan sisa dengan 10 ml air,
saring , cuci penyaring dengan 5 ml air, kumpulkan filtrat dan cairan cucian.
Larutkan sisa dalam 10 ml asam klorida P, larutan menunjukkan reaksi aluminium
yang tertera pada reaksi identifikasi. Pada kumpulan filtrat dan cairan cucian

tambahkan 3 ml asam klorida P: terbentuk endapan menyerupai gelatin.


Gerus 2 g dengan 2 ml air; campuran dapat mengalir.

TALKUM (TALK)
Struktur Kimia:

Rumus Kimia
Nama Kimia
Pemerian

: H2Mg3O12Si4
: Magnesium silikat hidrat
: Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah

melekat pada kulit dan bebas dari butiran.


Kelarutan
: Tidak larut dalam hampir semua pelarut.
Identifikasi
: Campur 500 mg dengan lebih kurang 200 mg natrium karbonat
anhidrat P dan 2 g kalium karbonat anhidrat P, pindahkan ke dalam krus platina atau krus
nikel, panaskan hingga melebur sempurna , dinginkan. Pindahkan ke dalam cawan
dengan pertolongan lebih kurang 50 ml air panas. Tambahkan asam klorida P hingga
pembuihan berhenti, tambahkan lagi10 ml asam klorida P. Uapkan di atas tangas air

hingga kering, dinginkan. Tambahkan 20 ml air, didihkan, saring: sisa adalah silica. Pada
filtrate tambahkan lebih kurang2 g ammonium klorida P dan 5 ml ammonia encer P, jika
terjadi endapan, saring, tambahkan larutan natrium fosfat P; terjadi endapan hablur putih
ammonium magnesium fosfat.
XYLOSE
Struktur :

Xylose
xylose chair
xylose linear
Rumus molekul : C5H10O5
Berat molekul
: 150,13 g/mol
Pemerian
: Serbuk hablur putih atau bentuk jarum tidak berwarna,rasa agak
manis
Kelarutan
: larut dalam kurang 1 bagian air, larut dalam etanol hangat (95%)
Identifikasi
:
Lakukan kromatografi lapis tipis yang tertera pada kromatografi, menggunakan zat
penyerap suspense silica gel GP 0,5% b/v dalam larutan natrium asetat P dan semprotkan
sehingga merupakan lapisan setebal 0,5 mm. sebagai fase bergerak gunakan campuran 6
bagian volume kloroform P, 7 bagian volume asam asetat glasial P dan 1 bagian volume
air. Totolkan terpisah pada lempeng kromatografi , masing-masing 2 ul larutan berikut
(1) 5 % zat uji b/v; (2) 5% b/v xilosa PK dan (3) campuran volume sama larutan (1) dan
(2). Eluasi selama lebih kurang 4 jam. Angkat lempeng, buang pelarut dengan aliran air
hangat semprot dengan larutan dalam aseton P yang mengandung 1 % b/v difenilamin P,
1 % anilin P dan 1 % asam fosfat P, panaskan pada suhu 1300 selama 10 menit. Bercak
utama yang di peroleh dari larutan ( 1) sesuai dengan yang di peroleh dari larutan (2) dan
bercak utama yang diperoleh dari larutan (3) terlihat kompak dan tuggal.
GLUKOSA
Sinonim
: Dextrosum/Desktrosa
Rumus Struktur :

Rumus molekul : C6H12O6 atau H-(C=O)-(CHOH)5-H


Berat Molekul : C6H12O6 = 198,17
Anhidrat = 180,16
Pemerian

: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak

berbau; rasa manis.


Kelarutan
: Mudah larut dalam air; sangat mudah larut dalam air mendidih; larut
dalam etanol ..mendidih; sukar larut dalam etanol
Identifikasi
: Tambahkan beberapa tetes larutan (1 dalam 20) pada 5ml tembaga
(II) tartrat alkali ..LP panas: terbentuk endapan merah tembaga oksida
GALAKTOSA
Rumus Struktur

Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan

RHAMNOSA
Struktur

: C6H12O6
: 180,2
: Serbuk
: Kurang larut dalam air

RHAMNOSA
Rumus molekul : C6H12O5
Berat molekul
: 182,2
Pemerian
: serbuk hablur, berwarna putih.
Suhu lebur
: lebih kurang 960
Identifikasi
:-

MANOSA
Struktur

Rumus kimia
BM
Sifat kimia
Sintesis

: C 6 H 12 O 6
: 180
:Massa molar 180.156 g / mol
:Dimerisasi aldol alfa-oksialdehida mengharuskan aduk aldol, yang

sendiri merupakan aldehida, bersifat inert untuk reaksi aldol lebih lanjut.[47] Kajian awal
menunjukkan bahwa aldehida yang membawa substituen alfa-alkiloksi atau alfa-sililoksi
cocok untuk reaksi ini, sedangkan aldehida yang membawa gugus penarik elektron seperti
asetoksi tidak reaktif. Produk eritrosa yang terlindungi dapat kemudian diubah menjadi
empat jenis gula yang dimungkinkan dengan adisi aldol Mukaiyama, diikuti dengan
pembentukan laktol. Ini memerlukan diastereokontrol yang tepat pada adisi aldol
Mukaiyama dan mengharuskan produk ion sililoksikarbenium memiliki preferensi untuk
bersiklisasi daripada mengalami reaksi aldol lebih lanjut. Pada akhirnya, glukosa,
manosa, dan alosa berhasil disintesis:

SELULOSA
Struktur:

Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan

: (C6H10O5)n
: sangat bervariasi 50.000-2.500.000
: serbuk hablur, sangat halus, putih, tidak berbau
: praktis tidak larut dalam air, dalam asam encer dan dalam

kebanyakkan pelarut organik, sukar larut dalam larutan natrium hidroksida encer p
Identifikasi
: campur 30g dengan 270ml air dalam pengocok mekanik kecepatan
tinggi , 18.000ptm selama lima menit. Pindahkan 100ml campuran ke dalam gelas. Ukur
100ml, biarkan selama 3jam, terjadi dispersi bebas gelembung, opak, putih yang tidak
membentukcairan bening pada permukaan
DEKSTRIN
Struktur :

Rumus molekul : (C12H22O11)


BM
: sekitar 50.000
Kelarutan
: sangat larut dalam air panas atau dingin dan dapat diendapkan
dengan alkohol
Identifikasi :
dekstrin bereaksi denngan iodin memberikan warna biru dan larut dalam alkohol 25%
(disebut amilodekstrin) sedang yang lainnya berwarna coklat-kemerahan dan larut dalam
alkohol 55% (disebut eritrodekstrin) dan yang lainnya tidak membentuk warna dengan
iodin serta larut dalam alkohol 70 (disebut akhrodekstrin), yang juga diidentifikasi
sebagai desktrosa ekuivalen (DE) . DE yang tinggi menunjukkan adanya depolimerisasi
pati yang besar. Maltodekstrin adalah produk dengan DE rendah.
Dekstrin biasanya dibentuk melalui dua tahap proses:
1. Tahap Hidrolisis.
Pada tahap pertama asam dan air ditambahkan dalam granula pati kering yang akan
memecah polimer pati dalam reaksi hidrolisis dan molekul air ditambahkan ke dalam
polimer pati. Sebagai hasil hidrolisis maka viskositas pati akan berkurang.Derajad
hidrolisis tergantung pada jumlah asam yang ditambahkan dan lamanya waktu
pencampuran dengan pati

gambar1
1. Tahap Kondensasi.Dalam tahap kedua pati yang dihidrolisis dikeringkan dengan panas dan
vakum sampai kelembabapn di bawah 3%. Pada saat pengeringan mencapai level ini maka
hidrolisis dihentikan dan air dibebaskan dari polimer pati. Viskositas pati akan meningkat
selama proses kondensasi ini. Kemudian terjadi transglukosidasi atau dekstrinisasi yang
merupakan pembentukan kembali glukosa dalam ikatan glukosa dengan dan antar polimer.
Ikatan alfa 1-4 dan alfa 1-6 dapat bertukar. Selama trnasglukosidasi viskositas desktrin secara
substansi tidak berubah.

gambar 2

gambar 3

Dekstrin kemudian didinginkan dan pH dekstrin dapat dinetralkan dengan


menambahkan amonia. Netralisasi akan menjadikan dekstrin lebih stabil dalam penyimpanan.
Dekstrin larut dalam air dingin dalam berbagai derajat tergantung pada kekuatan
hidrolisisnya. Desktrin ini dapat digunakan untuk berbagai keperluan.Dektrin dapat dibuat
dari berbagai sumber pati seperti tapioka dan kentang ataupun jagung. Sifat viskositas yang
rendah dari dekstrin menjadikan dekstrin sering dipakai dalam pembuatan jelli sebagai
sumber padatan yang menstabilkan tekstur permen.
Siklo dekstrin
Struktur siklis ligomer glukosa (disebut siklodekstrin) diperoleh dari pemecahan pati oleh
bakteri Bacillus macerans. Unit glukosa diikat dengan ikatan 1,4. Umumnya siklodekstrin
adalah alfa meskipun adapula yang merupakan beta dan gama sikoldekstrin masingmasing secara berurutan dengan 6, 7 dan 8 unit glukosa. Sikoldekstrin banyak
dimanfaatkan dalam bidang farmasi dan pembuatan tablet herbisida dan pestisida.
Pembuatan Dekstrin
Pembuatan Secara Enzimatis
Mula-mula pati dengan konsentrasi 30% diatur pada pH 5,2 kemudian ditambahkan
enzim alfa-amilase. Suspensi kemudian diliquifikasi pada suhu 95 0C sambil diaduk
terus selama 3 jam. Proses inaktivasi enzim dilakukan dengan pendinginan pada
suhu -40 selama 1 jam. Dekstrin cair yang diperoleh dituang ke dalam loyang yang
sudah dilapisi plastik kemudian dikeringkan. Setelah kering dekstrin tersebut
dihaluskan dengan blender dan diayak.
Pembuatan Secara Asam
Suspensi pati 30% ditambah HCl 0,5%. Suspensi kemudian diliquifikasi pada suhu
950C dan diaduk. Setelah proses liquifikasi selesai lakukan penetralan. Dekstrin yang
diperoleh dituang dalam loyang dan dikeringkan, diblender dan diayak.
Pembuatan Secara Kering
Tepung tapioka dsangrai selama 3 jam. Penyangraian pertama pada suhu 800C
kemduian disemprot dengan HCl 0,4 N dengan tetap diaduk. Suhu dinaikkan sampai
1200C selama 2 jam. Dekstrin kering diangin-anginkan kemudian
dilakukanpengayakan dan dikemas.

INULIN
Struktur :

Rumus molekul
BM
Pemerian
Kelarutan

: C6nH10n+2O5n+1
: 6179.35808000012
: serbuk berwarna putih
: sukar larut dalam air dingin dan pelarut organik seperti etanol,

sebaliknya inulin mudah larut dalam air panas.


Identifikasi
: uji kualitatif inulin dapat dilakukan dengan resorsinol. Inulin dengan
resorsinol dalam larutan HCl menghasilkan warna merah. Warna ini
terbentuk karena reaksi fruktosa dan resorsinol
FRUKTOSA

Struktur Terbuka

Struktur Siklis

IUPAC name

Pentahydroxy-2-hexanon
Nama Lain
: Fruit sugar,levulose, D-fructofuranose, D-fructose, D-arabino-

: D-Fructose [ACD/IUPAC Name], (3S,4R,5R)-1,3,4,5,6-

hexulose
Sumber
: Buah-buahan
Rumus
Molekul
:
C
H
O
6 12 6

Berat Molekul : 180,16 gram/mole


Sifat Fisika dan Kimia:
Titik leleh : 103C
Pemerian
: Fruktosa murni rasanya sangat manis, warnanya putih, berbentuk
kristal padat.
Kelarutan
: Sangat mudah larut dalam air (pelarut polar).
Identifikasi Fruktosa
:
Uji benedict bertujuan untuk mengidentifikasi gula pereduksi menghasilkan warna

merah bata;
Pereaksi Molish membentuk cincin berwarna ungu
Uji barfoed menghasilkan merah bata;
Uji Selliwanoff menghasilkan warna bening atau warnanya tidak berubah;
Fruktosa suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke
kiri disebut juga levulosa.

ARABINOSA

IUPAC name
Nama dagang
Rumus Molekul

Berat Molekul
Sifat Kimia dan

: D- Arabinose, L-Arabinose
: Pectinose
: C5H10O5
: 150.13 gram/mole
Fisika: Titik leleh 158 - 160 C; Angka pH 6.5 - 7.0 (100 g/l, H2O,

20 C);
Pemerian

: Arabinosa bersumber dari Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri; dan

berupa kristal putih


Kelarutan
: Larut dalam air 200C; gliserol namun tidak larut dalam alkohol dan
eter.
Identifikasi Arabinosa

: Arabisa dalam reaksi Orsinol-HCl memberi warna : Violet,

Biru, dan Merah, dengan membei Floroglusional-HCl.


REAKSI TAUBER
Reaksi positif terhadap pentosa dan negative terhadap heksosa Reagen tauber berisi
larutan 4% benzidin dalam asam asetat glacial Reaksi: pentosa dihidrolisis oleh
asam asetat glacial menjadi furfural. Furfural yang terbentuk akan bereaksi dengan
4% benzidin membentuk kompleks senyawa berwarna merah anggur.
Arabinosa + asam asetat glacialfurfural + 3 H2O
Furfural + benzidin warna merah anggur
Arabinosa termasuk pentosa (aldopentosa) sehingga memberi reaksi positif terhadap
reagen Tauber, sedang glukosa dan fruktosa termasuk heksosa sehingga reaksinya

negatif.
REAKSI HIDROLISIS GUMMI ARABIKUM
Hidrolisis gummi arabikum oleh asam menghasilkan arabinosa. Arabinosa termasuk
gula pentosa. Gummi arabikum dicampur HCl dan dilakukan pemanasan. HCl
berfungsi sebagai asam yang akan menghidrolisis gummi arabikum. Pemanasan
bertujuan untuk memecah molekul menjadi lebih kecil sehingga mudah dihidrolisis
menjadi arabinosa. Pendinginan dengan air ledeng dan penetralan dengan NaOH
bertujuan untuk menghentikan proses hidrolisis, sehingga campuran tersebut tidak
kehilangan sifat gulanya. Pentosa bila ditambah dengan asam dan dipanaskan akan
terbentuk furfural, sehingga bila diberi reagen tauber akan bereaksi positif, yaitu
timbulnya warna merah karena terjadi kondensasi antara furfural dengan benzidin

yang ada dalam reagen tauber. Hasil hidrolisis gummi arabikum ini juga
menunjukkan reaksi positif terhadap reagen benedict, sebab arabinosa memiliki
gugus karbonil bebas.

Anda mungkin juga menyukai