stuktur
rumus molekul
BM
Pemerian
: C6H5OH
: 94,11
: hablur bentuk jarum atau massa hablur; tidak berwarna atau merah
: Antiseptikum ekstern
Nama Resmi
Nama Lain
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
: VANILLINUM
: Vanillin; 4-Hidroksi-3-metoksibenzaldehida (121-33-5)
: C8H8O3
: 152,5
: Hablur halus berbentuk jarum, putih hingga agak kuning, rasa dan
Identifikasi
bromide p menunjukkan maksimum hanya pada panjang gelombang yang sama seperti
pada vanillin BPFI
Komposisi
: Vanillin 5 gram
Asam sulfat
: ad 100 ml
Penyimpanan
: Dalam wadah tertutup baik.
2. NIPAGIN
Nipagin memiliki nama lain metil parabenzoat.
Struktur:
Identifikasi:
Pemerian
: Zat ini berbentuk serbuk halus, berwarna pitih. Zat ini hamper tidak
berbau, tidak mempunyai rasa, agak membakar, diikuti rasa tebal. Zat ini bersifat
anastetik.
Kelarutan
: Larut dalam air, air mendidih, etanol, dan aseton. Mudah larut dalam
Identifikasi
Pemerian
Kelarutan
Reaksi
4. NAPTHOL
-napthol memiliki nama lain Napth-1-ol.
Struktur :
Identifikasi
Pemerian: Zat ini berbentuk serbuk hablur putih, memiliki bau yang khas. Titik lebur
93-96 C.
Kelarutan: Larut dalam etanol.
Sisa pemijaran: tidak lebih dari 0,005 %
Reaksi
:
Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna hijau kemudian akan terjadi
endapan violet.
Fluorescensi: biru muda, dalam NaOH tidak terjadi reaksi.
Jika direaksikan dengan pereaksi Marquis akan menghasilkan warna coklat.
Jika direaksikan dengan pereaksi Loco Millon akan menghasilkan warna merah terang.
Dalam NaOH dan laritan Iod akan enghasilkan larutan keruh berwarna violet.
Jika larutan zat ditambah dengan NaHCO3 jenuh, KCN 10%, dan cupri sulfat 1% akan
menghasilkan warna violet.
Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan menghasilkan warna violet.
Jika direaksikan dengan pereaksi Aqua Brom berlebih akan menghasilkan endapan
putih.
Jika direaksikan dengan pereaksi Molisch: zat direaksikan dengan sedikit alkohol dan 1
cc larutan encer gula tebu, lalu ditambah dengan H2SO4 pekat, bila dilihat lapisan
bawahnya akan menghasilkan cincin ungu.
Jika ditambah dengan KOH 50% berlebih, lalu ditambah CHCl3 berlebih akan
menghasilkan warna biru.
5. KRESOL
Struktur:
Identifikasi:
Kresol adalah campuran tiga isomer yaitu p-kresol, m-kresol, dan o-kresol, dimana
jumlah terbanyak adalah m-kresol (50%)
Kresol diperoleh dari ter batubara
Khasiat: Antiseptikum eksternal, desinfektan (untuk oembersih lantai)
Organoleptis: cairan, hampir tidak berwarna sampai kuning kecoklatan pucat, lama
kelamaan atau karena pengaruh udara warna menjadi tua; bau seperti fenol atau ter, rasa
larutan dalam air getir.
Kelarutan: sangat mudah larut dalam lebih kurang 50 bagian air; mudah larut dalam
etanol (95%) P, dalam klorofom P, dalam eter P, dalam gliserol P, dalam minyak lemak
dan dalam minyak atsiri.
Reaksi:
Reaksi warna azo:
Pereaksi : Diazo A: asam sulfanilat, HCl, NaOH
Diazo B: NaNO2 dalam air
Reaksi:
Zat+diazo A : diazo B (4:1) larutan warna merah
Larutan warna merah + amil alkonol merah tertarik (larut dalam amil alcohol)
Zat + FeCl3 biru violet (campur)
o-kresol : ungu, biru keruh
m-kresol : ungu keruh
p-kresol : biru keruh, putih
Reaksi Fehling :
Larutan zat dalam spiritus + Fehling A : Fehling B (1:1) + NaOH, panaskan tidak
terbentuk endapan merah bata.
Fehling A : CuSO4.5H2O , H2SO4(p)
mengental.
Kelarutan : Sukar larut dalam air; bercampur dengan etanol, dengan kloroform, dengan
eter dan dengan minyak lemak. Kelarutan dalam etanol 70% Satu bagian volume larut
dalam 2 bagian volume etanol.
Bobot Jenis : Antara 1,064 dan 1,070
Indeks Bias : Antara 1,540 dan 1,542 pada suhu 200
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat, tidak tembus cahaya (Farmakope Indonesia
ed IV, 1995).
Reaksi : Kocok 1ml zat dengan 20ml air suling. Pada 5 ml pengikat, tambahkan FECL3,
Terjadi warna hijau keabu-abuan
7. TYMOL
Struktur
Identifikasi:
Pemerian: Padatan berwarna putih.
Kelarutan: larut dalam air, etanol, eter
Titik leleh: 172 C, titik didih: 287 C.
Reaksi:
Hydrochinon bisa mereduksi larutan Ag-ammoniakal yang akan menghasilkan warna
hijau bila direaksikan selama 2 jam, dan jika direaksikan lebih lama lagi akan berubah
warna hitam.
Bila direndam dalam larutan aqua calcis selama satu malam akan menghasilkan warna
kuning kecoklatan.
Bila direaksikan dengan PbAc dan NH4OH akan menghasilkan endapan berwarna abuabu hijau.
Bila dimasak dengan FeCl3 1,4-benzokinon + 2HCl + FeCl2 (biru).
Bila direaksikan dengan FeCl3 berlebih akan menghasilkan jarum-jarum metal glans
yaitu chinon. Hydrochinon chinhydron chinon.
Jika dilakukan spot test dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna hijau yang akan segera
berubah menjadi warna kuning kecoklatan.
Saat direaksikan dengan Aq Br akan menghasilkan warna kuning kecoklatan.
Bila direaksikan dengan NH4OH akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
2. PYROGALLOL
Pyrogallol memiliki nama lain 1,2,3-Trihidroksilbenzen, 1,2,3-Tryhydrobenzen atau 1,2,3Benzenotriol. Memiliki BM: 126,1.
Struktur:
Identifikasi:
Pemerian: Merupakan senyawa kristal tak berwarna dan mengkilap.
Titilk leleh: 133 C
Reaksi:
Jika direaksikan dengan FeCl3 akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
Jika direaksikan dengan NaOh akan menghasilkan warna merah kecoklatan.
Bila direndam dalam larutan dalam larutan aqua calcis akan menghasilkan warna ungu
yang lama kelamaan berubah warna menjadi coklat.
Jika direndam dalam larutan Fehling pada suhu kamar akan terjadi proses reduksi.
Direndam dalam larutan marquis akan menghasilkan warna merah, dan jika dipanaskan
kemudian didiamkan akan menghasilkan warna merah tua.
Jka direaksikan dengan Pb-acetat akan menghasilkan warna merah rosa (basis).
Jika dilakukan spot test dengan cara melarutkan 50 mg pyrogalol dalam 25 cc air dan
ditambahkan 1 tetes phloroglucin selama 30 menit akan menghasilkan warna pink
keunguan.
Bila terkena udara akan menjadikan suasana basa dan selanjutnya menghasilkan warna
biru tua terkdang hitam.
Mereduksi Ag ammoniakal dalam kondisi dingin.
Bila pyrogallol ditambahkan dengan formalin dan H2SO4 akan menghasilkan warna
merah.
3. RESORCIN
Resorcin memiliki nama lain 1,3- dihydroxybenzena.
Struktur:
Identifikasi:
Pemerian: Kristal putih tidak berwarna, berjarum-jarum, memiliki rasa manis diikuti
rasa pahit, oleh pengaruh sinar matahari/udara dapat berubah warna menjadi merah
muda.
Kelarutan: mudah larut dalam air, etanol, eter, gliserol, sukar larut dalam kloroform.
Titik lebur: 110 C-113 C.
Reaksi:
Jika direaksikan dengan FeCl3 akanmenghasilkan warna ungu.
Jika direaksikan dengan Ag-amoniakal akan berwarna hijau-kuning yang lama
kelamaan akan berubah menjadi coklat.
Identifikasi dengan reaksi marquis akan menghasilkan larutan berwarna merah
keunguan dengan bagian ats berwarna putih seperti susu.
Jika Resorcin dilarutkan dalam air ditambahkan dengan NaOH 2N dan 1 tetes CHCl3
kemudian dipanaskan akan menghasilkan warna merah muda dan jika ditambahkan
dengan suatu larutan asam encer lama kelamaan akan hilang.
Jika 50 mg resorcin direaksikan dengan 100 mg asam tartarat ditambah dengan 10 tetes
H2SO4 pekat kemudian dipanaskan akan berubah warna menjadi merah tua.
Jika dipanaskan dengan Formalin dan H2SO4 kemudian dipanaskan akan meghasilkan
warna merah.
5. PIROKATEKIN
Pemerian
Kelarutan
Reaksi
warna biru
Khasiat
antibakteri, antioksidan dan untuk hepatitis akut sehingga sangat potensial untuk
dikembangkan sebagai kandidat obat.
identifikasi
Larutan Tiokol 10% b/v didihkan, dengan beberapa tetes asam nitrat; larutan
2. GUAIAKOL KARBONAT
Sinonim
Rumus kimia
Rumus struktur
: Duotol
: C15H14O5
:
IV. ASAM
1. ASAM ASETAT
Struktur
logam. Asam asetat larut dalam air dengan suhu 20C, etanol
(9,5%) pekat, dan glisero pekat. Asam asetat jika diencerkan
tetap bereaksi asam. Penetapan kadar asam asetat biasanya
menggunakan basa natrium hidroksida, dimana 1ml natrium
hidroksida 1N setara dengan 60,05 mg CH3COOH.
Identifikasi dan Reaksi
:
Baunya khas dan ikut tedestilasi uap air
Reaksi esterifikasi dengan cara etanol + H2SO4
timbul bau etil asetat
Reaksi ionisasi
CH3COOH
2. ASAM FORMIAT
Struktur
CH3COO- + H+
HCOO- + H+
Fe(COOH)2+H2SO4
3. ASAM SINAMAT
Struktur :
Rumus Kimia
: C9H8O2
BM
: 148.17 g/mol
Pemerian : kristal putih
Sifat Kimia
:
benzaldehid.
Zat + KMnO4 + Na2CO3 warna cokelat.
Reaksi kristal dengan sublimasi.
Larutan + CaCO3/MgO berlebih, saring filtratnya, tambahkan MnSO4 putih, lamalama kristal kuning.
4. ASAM FLATAT
Struktur :
Rumus Kimia
BM
Pemerian
Kelarutan
: C8H6O4
: 166,13 g/mol
: serbuk hablur tidak berwarna atau putih
: larut dalam etanol dan dalam metanol; sukar larut dalam air; praktis
5. ASAM LAKTAT
Struktur
Rumus Moleul
: C3H6O3
BM/berat molekul
: 90,08 g/mol
Pemerian
: cairan kental, tidak berwarna atau agak kuning, tidak berbau
atau berbau lemah, tidak enak;larutan encer berasa asam; higroskopis.
Sifat fisika
Titik lebur : 16,8oC
Titik leleh
Titik didih
: 52,7-52,80C.
Kelarutan
: mudah larut dalam air, etanol 95%, dan dalam eter. Tapi tidak
larut dalam benzene dan kloroform.
Sifat kimia
Identifikasi
Zat dengan larutan NaOH berlebih dalam tabung reaksi (panaskan) + Larutan
iodium terbentuk kristal iodium
5. ASAM BENZOAT
struktur
Rumus Molekul
BM/ berat molekul
Pemerian
: C7H6O2
: 122,12 g/mol
: hablur bentuk jarum atau sisik, putih; sedikit berbau, biasanya
bau benzaldehida atau benzoin. Agak mudah menguap pada suhu hangat. Mudah
menguap dalam uapair.
Sifat fisika&kimia
: bau menyenangkan,Titik leleh 122,4oC (252,3F); Titik
nyala ,121oC (249,80F); Titik didih 249oC (480,6F); Tekanan uap 1 @ 96oC (205F);
Berat jenis uap relatif 4,2 (udara=1); Berat jenis (air=1) 1,2659; Sedikit/sulit larut dalam
air dingin; Kelarutan dalam air 2,9% @ 20oC.
Identifikasi
:
asam benzoat diatas cawan porselen (panaskan) , perlahan akan meleleh dan
menyublim
dalam tabung reaksi, 10 mg zat dilarutkan dalam 5 ml air (panaskan). Setelah dingin
disaring. Filtrat + 4-5 tetes FeCl3 terbentuk endapan coklat kemerahan + HCl
6. ASAM SALISILAT
stuktur
Penampakan
pahit
2 Titik lebur
1-2 0C
3 Titik didih
197 0C
4 Kerapatan
4,2
5 Tekanan uap
1 mmHg pada 33 0C
6 Daya ledak
1,146 g/cm3
7 Titik nyala
76 0C
Sifat-sifat lain yang dimiliki oleh asam salisilat adalah sebagai berikut:
1. Panas jika dihirup, di telan dan apabila terjadi kontak dengan kulit.
2. Iritasi pada mata
3. Iritasi pada sauran pernafasan
4. Iritasi pada kulit
Asam salisilat bebas hanya memiliki efek antipiretik dan analgetik yang rendah.
Karena timbulnya ransangan pada mukosa lambung akibat diperlukannya dosis tinggi, maka
asam salisilat hanya dipergunakan dalam bentuk garamnya. Turunannya yang terpenting
adalah asam asetil salisilat yang aktivitas analgetik, antipiretik tetapi juga antiflogistiknya
besar. Asam salisilat dapat diperoleh menurut cara Kolbe-Schmitt dengan hasil hampir
kuantitatif melalui reaksi natrium fenolat dan karbondioksida pada 1250C dan 4-7 bar dan
kemudian dihidrlolisis. Asam asetilsalisilat diperoleh dengan cara asetilasi asam salisilat
dengan katalisis proton.
Analisis Kualitatif
Kolorimetri Dengan FeCl3 larutan berwarna merah ungu.
Reaksi yang terjadi pada sintesis asam salisilat:
7. ASAM GLIKOLAT
Struktur:
Rumus molekul
BM:
Sifat kimia:
Kelarutan di dalam air
: (20 C) larut
Titik leleh
: 10 C
Densitas
: 1.26 g/cm3 (20 C)
Angka pH
: 0.5 (H2O)
Titik didih
: 112 C (1013 hPa)
Tekanan uap
: 27.5 hPa (25 C)
Asam glikolat (atau asam hidroksiasetat) adalah yang terkecil asam -hidroksi
(AHA). Ini tidak berwarna, tidak berbau, dan higroskopis kristal padat sangat larut dalam air.
Hal ini digunakan dalam berbagai produk perawatan kulit. Asam glikolat ditemukan di
beberapa gula-tanaman.
Ada beberapa rute sintesis asam glikolat yang dipraktekkan saat ini . Mayoritas
pasokan asam glikolat dibuat dalam reaksi dikatalisis formaldehida dengan gas sintesis
( karbonilasi formaldehida). Hal ini juga disiapkan oleh reaksi asam kloroasetat dengan
natrium hidroksida diikuti dengan re - pengasaman . Reaksi bersihnya dapat diringkas
sebagai berikut :
ClCH2COOH + NaOH HOCH2COOH + NaCl
Dengan cara ini , beberapa juta kilogram yang dihasilkan setiap tahunnya . Metode
lain , tidak tampaknya digunakan , termasuk hidrogenasi asam oksalat dengan hidrogen baru
lahir dan hidrolisis sianohidrin berasal dari formaldehida . Beberapa asam glikolat saat ini
adalah asam format bebas . Asam glikolat dapat di isolasi dari sumber alami , seperti tebu ,
gula bit , nanas , melon, dan buah anggur mentah.
Asam glikolat juga dapat dibuat menggunakan proses biokimia enzimatik yang
menghasilkan kotoran lebih sedikit dibandingkan dengan sintesis kimia tradisional ,
memerlukan lebih sedikit energi dalam produksi dan menghasilkan lebih sedikit co - produk .
Setiap rute dapat dievaluasi untuk biaya dan manfaat relatif .
8. ASAM OKSALAT
struktur :
Rumus molekul
berat molekul
pemerian
kelarutan
: H2C2O4
:126 gr/mol
: hablur, tidak berwarna
: larut dalam air dan etanol
9. ASAM TRATAT
struktur :
9. ASAM SUKSINAT
struktur:
Sinonim
rumus molekul
: C4H6O4
BM
: 118.09 g/mol
Pemerian
Temperatur penyalaan
: 470 C
: 58 g/l (20 C)
Titik leleh
: 185 - 190 C
Densitas
Angka pH
Titik didih
Titik nyala
:206 C
Reaksi
V. KARBOHIDRAT
1. LACTOSUM
Nama Resmi
: Lactosum
Sinonim
Rumus Molekul
: C12H22O11.H2O
Rumus Bangun
BM
: 36,30 gr/mol
Pemerian
: Serbuk hablur; putih; tidak berbau; tidak berbau; rasa agak manis
Kelarutan
: Larut dalam 6 bagian air, larut dalam 1 bagian air mendidih; sukar
larut dalam etanol (95%) P; praktis tidak larut dalam kloroform Pdan dalam eter P
Penyimpanan
Khasiat
: Zat tambahan
2. AMILUM
Pati terbentuk lebih dari 500 molekul monosakarida. Merupakan polimer dari glukosa.
Pati terdapat dalam umbi-umbian sebagai cadangan makanan pada tumbuhan. Jika dilarutkan
dalam air panas, pati dapat dipisahkan menjadi dua fraksi utama, yaitu amilosa dan
amilopektin. Perbedaan terletak pada bentuk rantai dan jumlah monomernya. Amilosa adalah
polimer linier dari -D-glukosa yang dihubungkan dengan ikatan 1,4-. Dalam satu molekul
amilosa terdapat 250 satuan glukosa atau lebih. Amilosa membentuk senyawa kompleks
berwarna biru dengan iodium. Warna ini merupakan uji untuk mengidentifikasi adanya pati.
Sinonim
Pemerian
Kelarutan
: Praktis tidak larut dalam air dingin dan etanol 95% dingin. Amilum
b/b); glidan
Stabilitas
terlindung dari kelembaban tinggi. Larutan atau pasta amilum yang dipanaskan tidak
stabil secara fisik dan mudah ditumbuhi mikroorganisme. Harus disimpan dalam wadah
kedap udara pada tempat kering dan sejuk.
MALTOSA
Struktur
:
Rumus molekul : C12H22O11
Berat molekul
: 342,32 g/mol
Pemerian
: kristal, putih, rasa manis, dan tidak ada di alam bebas.
Kelarutan
: larut dalam air dan etanol, tidak larut dalam eter
Identifikasi dan reaksi :
Hidrolisis maltose
Rumus Kimi
Nama Kimi
Pemerian
: Al2H4O9Si2
: Hydrated aluminum silicate
: serbuk ringan; putih; tidak berbau; bebas dari butiran kasar; tidak
TALKUM (TALK)
Struktur Kimia:
Rumus Kimia
Nama Kimia
Pemerian
: H2Mg3O12Si4
: Magnesium silikat hidrat
: Serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah
hingga kering, dinginkan. Tambahkan 20 ml air, didihkan, saring: sisa adalah silica. Pada
filtrate tambahkan lebih kurang2 g ammonium klorida P dan 5 ml ammonia encer P, jika
terjadi endapan, saring, tambahkan larutan natrium fosfat P; terjadi endapan hablur putih
ammonium magnesium fosfat.
XYLOSE
Struktur :
Xylose
xylose chair
xylose linear
Rumus molekul : C5H10O5
Berat molekul
: 150,13 g/mol
Pemerian
: Serbuk hablur putih atau bentuk jarum tidak berwarna,rasa agak
manis
Kelarutan
: larut dalam kurang 1 bagian air, larut dalam etanol hangat (95%)
Identifikasi
:
Lakukan kromatografi lapis tipis yang tertera pada kromatografi, menggunakan zat
penyerap suspense silica gel GP 0,5% b/v dalam larutan natrium asetat P dan semprotkan
sehingga merupakan lapisan setebal 0,5 mm. sebagai fase bergerak gunakan campuran 6
bagian volume kloroform P, 7 bagian volume asam asetat glasial P dan 1 bagian volume
air. Totolkan terpisah pada lempeng kromatografi , masing-masing 2 ul larutan berikut
(1) 5 % zat uji b/v; (2) 5% b/v xilosa PK dan (3) campuran volume sama larutan (1) dan
(2). Eluasi selama lebih kurang 4 jam. Angkat lempeng, buang pelarut dengan aliran air
hangat semprot dengan larutan dalam aseton P yang mengandung 1 % b/v difenilamin P,
1 % anilin P dan 1 % asam fosfat P, panaskan pada suhu 1300 selama 10 menit. Bercak
utama yang di peroleh dari larutan ( 1) sesuai dengan yang di peroleh dari larutan (2) dan
bercak utama yang diperoleh dari larutan (3) terlihat kompak dan tuggal.
GLUKOSA
Sinonim
: Dextrosum/Desktrosa
Rumus Struktur :
: Hablur tidak berwarna, serbuk hablur atau serbuk granul putih; tidak
Rumus Molekul
Berat Molekul
Pemerian
Kelarutan
RHAMNOSA
Struktur
: C6H12O6
: 180,2
: Serbuk
: Kurang larut dalam air
RHAMNOSA
Rumus molekul : C6H12O5
Berat molekul
: 182,2
Pemerian
: serbuk hablur, berwarna putih.
Suhu lebur
: lebih kurang 960
Identifikasi
:-
MANOSA
Struktur
Rumus kimia
BM
Sifat kimia
Sintesis
: C 6 H 12 O 6
: 180
:Massa molar 180.156 g / mol
:Dimerisasi aldol alfa-oksialdehida mengharuskan aduk aldol, yang
sendiri merupakan aldehida, bersifat inert untuk reaksi aldol lebih lanjut.[47] Kajian awal
menunjukkan bahwa aldehida yang membawa substituen alfa-alkiloksi atau alfa-sililoksi
cocok untuk reaksi ini, sedangkan aldehida yang membawa gugus penarik elektron seperti
asetoksi tidak reaktif. Produk eritrosa yang terlindungi dapat kemudian diubah menjadi
empat jenis gula yang dimungkinkan dengan adisi aldol Mukaiyama, diikuti dengan
pembentukan laktol. Ini memerlukan diastereokontrol yang tepat pada adisi aldol
Mukaiyama dan mengharuskan produk ion sililoksikarbenium memiliki preferensi untuk
bersiklisasi daripada mengalami reaksi aldol lebih lanjut. Pada akhirnya, glukosa,
manosa, dan alosa berhasil disintesis:
SELULOSA
Struktur:
Rumus molekul
Berat molekul
Pemerian
Kelarutan
: (C6H10O5)n
: sangat bervariasi 50.000-2.500.000
: serbuk hablur, sangat halus, putih, tidak berbau
: praktis tidak larut dalam air, dalam asam encer dan dalam
kebanyakkan pelarut organik, sukar larut dalam larutan natrium hidroksida encer p
Identifikasi
: campur 30g dengan 270ml air dalam pengocok mekanik kecepatan
tinggi , 18.000ptm selama lima menit. Pindahkan 100ml campuran ke dalam gelas. Ukur
100ml, biarkan selama 3jam, terjadi dispersi bebas gelembung, opak, putih yang tidak
membentukcairan bening pada permukaan
DEKSTRIN
Struktur :
gambar1
1. Tahap Kondensasi.Dalam tahap kedua pati yang dihidrolisis dikeringkan dengan panas dan
vakum sampai kelembabapn di bawah 3%. Pada saat pengeringan mencapai level ini maka
hidrolisis dihentikan dan air dibebaskan dari polimer pati. Viskositas pati akan meningkat
selama proses kondensasi ini. Kemudian terjadi transglukosidasi atau dekstrinisasi yang
merupakan pembentukan kembali glukosa dalam ikatan glukosa dengan dan antar polimer.
Ikatan alfa 1-4 dan alfa 1-6 dapat bertukar. Selama trnasglukosidasi viskositas desktrin secara
substansi tidak berubah.
gambar 2
gambar 3
INULIN
Struktur :
Rumus molekul
BM
Pemerian
Kelarutan
: C6nH10n+2O5n+1
: 6179.35808000012
: serbuk berwarna putih
: sukar larut dalam air dingin dan pelarut organik seperti etanol,
Struktur Terbuka
Struktur Siklis
IUPAC name
Pentahydroxy-2-hexanon
Nama Lain
: Fruit sugar,levulose, D-fructofuranose, D-fructose, D-arabino-
hexulose
Sumber
: Buah-buahan
Rumus
Molekul
:
C
H
O
6 12 6
merah bata;
Pereaksi Molish membentuk cincin berwarna ungu
Uji barfoed menghasilkan merah bata;
Uji Selliwanoff menghasilkan warna bening atau warnanya tidak berubah;
Fruktosa suatu ketoheksosa yang mempunyai sifat memutar cahaya terpolarisasi ke
kiri disebut juga levulosa.
ARABINOSA
IUPAC name
Nama dagang
Rumus Molekul
Berat Molekul
Sifat Kimia dan
: D- Arabinose, L-Arabinose
: Pectinose
: C5H10O5
: 150.13 gram/mole
Fisika: Titik leleh 158 - 160 C; Angka pH 6.5 - 7.0 (100 g/l, H2O,
20 C);
Pemerian
: Arabinosa bersumber dari Getah Arab , Plum, dan Getah Ceri; dan
negatif.
REAKSI HIDROLISIS GUMMI ARABIKUM
Hidrolisis gummi arabikum oleh asam menghasilkan arabinosa. Arabinosa termasuk
gula pentosa. Gummi arabikum dicampur HCl dan dilakukan pemanasan. HCl
berfungsi sebagai asam yang akan menghidrolisis gummi arabikum. Pemanasan
bertujuan untuk memecah molekul menjadi lebih kecil sehingga mudah dihidrolisis
menjadi arabinosa. Pendinginan dengan air ledeng dan penetralan dengan NaOH
bertujuan untuk menghentikan proses hidrolisis, sehingga campuran tersebut tidak
kehilangan sifat gulanya. Pentosa bila ditambah dengan asam dan dipanaskan akan
terbentuk furfural, sehingga bila diberi reagen tauber akan bereaksi positif, yaitu
timbulnya warna merah karena terjadi kondensasi antara furfural dengan benzidin
yang ada dalam reagen tauber. Hasil hidrolisis gummi arabikum ini juga
menunjukkan reaksi positif terhadap reagen benedict, sebab arabinosa memiliki
gugus karbonil bebas.