Anda di halaman 1dari 24

Momen gaya

Dengan mendefinisikan jenis pekerjaan dan postur tubuh dalam


melakukan pekerjaan tersebut, dapat dihitung besarnya gaya dan momen yang
terjadi setiap sendi atau link melalui analisa mekanik. Hukum keseimbangan
momen menyatakan bahwa aljabar momen-momen dari semua gaya yang
bekerja pada suatu benda dalam keadaan kesetimbangan statis adalah sama
dengan nol. Modul sederhana garis punggung bawah (low-back) yang diteliti
oleh Chaffin (1973) untuk analisis terhadap angkat koplanar statis
ditunjukkan oleh gambar model sederhana dari punggung bawah (low-back)
yang diteliti oleh Chaffin.
Selanjutnya dengan mengaplikasikan prinsip-prinsip dasar mekanika
diatas dapat dilakukan analisa biomekanika pada berbagai segmen tubuh
manusia dengan memandang tubuh sebagai sistem multilink, maka hasil
perhitungan gaya dan momen suatu link akan dipengaruhi link sebelumnya
akan mempengaruhi link selanjutnya. Oleh sebab itu, link terakhir (link kaki)
akan menahan beban yang berasal dari berat seluruh link.

Berikut adalah perhitungan dengan metode chaffin untuk posisi satu (Stoop
Lift).
a. Gaya berat dan pusat massa
a. Berat beban per tangan

WL =

24,5
= 12,25 N
2

Berat beban per tangannya sebesar 12,25 N.


b. Berat dan pusat massa lengan bawah

W FA = 0,0189 ( 500 ) 0,16 = 9,29 N


Berat lengan bawahnya sebesar 9,29 N.

COM FA = 45,59%x43=19,60 cm=0,1960 m

Pusat massa lengan bawahnya sebesar 0,1960 meter.


c. Berat lengan atas

W UA = 0,0274 (50 0 ) - 0,01 = 13,69 N


Berat lengan atasnya sebesar 13,69 N.

COM UA = 57,54% x 32=18,41 cm= 0,1841 m

Pusat massa lengan atasnya sebesar 0,1841 meter.


d. Berat batang tubuh

W T = 0,5582 ( 500 ) - 4,26 = 274,84 N


Berat batang tubuhnya sebesar 274,84 N.

COM T = 37,82%x45=17,02 cm=0,1702 m

Pusat massa batang tubuhnya sebesar 0,1702 meter.

b. Gaya dan momentum pada siku


F = 0
RE WFA WL = 0
RE 9,29 12,25 = 0
RE = 21,54 N
Gaya pada siku sebesar 21,54 Newton.
M = 0
ME WFA(COMFA cos 90o) WL(LFA cos 90o) = 0
ME 9,29(0,1960 x 0) 12,25(0,43 x 0) = 0
ME = 0 Nm
Momentum sudut pada sikunya sebesar 0 Newton meter.

c. Gaya dan momentum pada bahu


Lengan bawah menjadi beban, sehingga arah R E dan ME dibalik
(simbolnya menjadi RE dan ME).
F = 0
RS RE WUA = 0
RS 21,54 13,69 = 0
RS = 35,23 N
Gaya pada bahunya sebesar 35,23 Newton.
M = 0
MS ME RE(LUA cos 90o) WUA(COMUA cos 90o) = 0
MS 0 21,53(0,32 x 0) 13,69(0,1841 x 0) = 0
MS = 0 Nm
Momentum sudut pada bahunya sebesar 0 Newton meter.

d. Gaya dan momentum pada pinggang


F = 0
RH 2RS WT = 0
RH 2(35,23) 274,84 = 0
RH = 70,46 + 274,84 = 345,3 N
Gaya pada pinggangnya sebesar 345,3 Newton.
M = 0
MH 2MS 2RS(LT cos 55o) WT (COMT cos 55o) = 0
MH (2 x 0) 2 x 35,23(0,45 x 0,57) 1274,84(0,1702 x 0,57) = 0
MH = 18,073 + 26,83 = 44,903 Nm
Momentum sudut pada pinggangnya sebesar 44,903 Newton meter.

e. Muscle Force
Diasumsikan jarak antara lumbar dan otot adalah 5 cm atau 0,05
meter.
MH = FM(LM)
44,903 = FM(0,05)
FM = 898,06 N
Muscle Force-nya sebesar 898,06 Newton.

f.

Compression Force
Diasumsikan tidak ada interabdominal pressure (gaya otot perut).

F = 0
FC FM RH sin 55o = 0
FC 898,06 (345 x 0,82) = 0
FC = 898,06 + 282,8532 = 1180,9132 N
Compression Force-nya sebesar 1180,9132 Newton.
Posisi satu (stoop lift) dianggap tidak berbahaya karena compression forcenya dibawah batas normal yaitu 3400 Newton.

Berikut adalah perhitungan dengan metode chaffin untuk posisi 2 (Power


Lift).
a.

Gaya berat dan pusat massa


a. Berat beban per tangan

WL =

41,5
= 20,75 N
2

Berat beban per tangannya sebesar 20,75 N.


b. Berat dan pusat massa lengan bawah

W FA = 0,0189 ( 500 ) 0,16 = 9,29 N


Berat lengan bawahnya sebesar 9,29 N.

COM FA = 45,59%x43=19,60 cm=0,1960 m

Pusat massa lengan bawahnya sebesar 0,1960 meter.


c. Berat lengan atas

W UA = 0,0274 (50 0 ) - 0,01 = 13,69 N


Berat lengan atasnya sebesar 13,69 N.

COM UA = 57,54% x 32=18,41 cm= 0,1841 m

Pusat massa lengan atasnya sebesar 0,1841 meter.


d. Berat batang tubuh

W T = 0,5582 ( 500 ) - 4,26 = 274,84 N


Berat batang tubuhnya sebesar 274,84 N.

COM T = 37,82%x45=17,02 cm=0,1702 m

Pusat massa batang tubuhnya sebesar 0,1702 meter.

b. Gaya dan momentum pada siku


F = 0
RE WFA WL = 0
RE 9,29 20,75 = 0
RE = 30,04 N

Gaya pada siku sebesar 30,04 Newton.


M = 0
ME WFA(COMFA cos 90o) WL(LFA cos 90o) = 0
ME 9,29(0,1960 x 0) 20,75(0,43 x 0) = 0
ME = 0 Nm
Momentum sudut pada sikunya sebesar 0 Newton meter.

c. Gaya dan momentum pada bahu


Lengan bawah menjadi beban, sehingga arah R E dan ME dibalik
(simbolnya menjadi RE dan ME).
F = 0
RS RE WUA = 0
RS 30,04 13,69 = 0
RS = 43,73 N
Gaya pada bahunya sebesar 43,73 Newton.
M = 0
MS ME RE(LUA cos 90o) WUA(COMUA cos 90o) = 0
MS 0 30,04(0,32 x 0) 13,69(0,1841 x 0) = 0
MS = 0 Nm
Momentum sudut pada bahunya sebesar 0 Newton meter.

d. Gaya dan momentum pada pinggang


F = 0
RH 2RS WT = 0
RH 2(43,73) 274,84 = 0
RH = 87,46 + 274,84 = 362,3 N
Gaya pada pinggangnya sebesar 362,3 Newton.
M = 0
MH 2MS 2RS(LT cos 45o) WT (COMT cos 45o) = 0
MH (2 x 0) 2 x 43,73(0,45 x 0,71) 274,84(0,1702 x 0,71) = 0
MH = 0 + 27,8296 + 33,0769 = 60,9065 Nm
Momentum sudut pada pinggangnya sebesar 60,9065 Newton meter.

e. Muscle Force

Diasumsikan jarak antara lumbar dan otot adalah 5 cm atau 0,05


meter.
MH = FM(LM)
60,9065 = FM(0,05)
FM = 1218,1296 N
Muscle Force-nya sebesar 1218,1296 Newton.

f.

Compression Force

Diasumsikan tidak ada interabdominal pressure (gaya otot perut).


F = 0
FC FM RH sin 45o = 0
FC 1218,1296 (362,3 x 0,71) = 0
FC = 1218,1296 + 256,1845 = 1474,3144 N
Compression Force-nya sebesar 1474,3144 Newton.
Posisi dua (power lift) dianggap tidak berbahaya karena compression forcenya dibawah batas normal yaitu 3400 Newton.

Berikut adalah perhitungan dengan metode chaffin untuk posisi 3 (Straddle


Lift).
a.

Gaya berat dan pusat massa


a. Berat beban per tangan

WL =

35
= 17,5 N
2

Berat beban per tangannya sebesar 17,5 N.


b. Berat dan pusat massa lengan bawah

W FA = 0,0189 ( 500 ) 0,16 = 9,29 N


Berat lengan bawahnya sebesar 9,29 N.

COM FA = 45,59%x43=19,60 cm=0,1960 m

Pusat massa lengan bawahnya sebesar 0,1960 meter.


c. Berat lengan atas

W UA = 0,0274 (50 0 ) - 0,01 = 13,69 N


Berat lengan atasnya sebesar 13,69 N.

COM UA = 57,54% x 32=18,41 cm= 0,1841 m

Pusat massa lengan atasnya sebesar 0,1841 meter.


d. Berat batang tubuh

W T = 0,5582 ( 500 ) - 4,26 = 274,84 N


Berat batang tubuhnya sebesar 274,84 N.

COM T = 37,82%x45=17,02 cm=0,1702 m

Pusat massa batang tubuhnya sebesar 0,1702 meter.

b. Gaya dan momentum pada siku


F = 0
RE WFA WL = 0
RE 9,29 17,5 = 0
RE = 26,79 N
Gaya pada siku sebesar 26,79 Newton.
M = 0
ME WFA(COMFA cos 90o) WL(LFA cos 90o) = 0
ME 9,29(0,1960 x 0) 26,79 (0,43 x 0) = 0
ME = 0 Nm
Momentum sudut pada sikunya sebesar 0 Newton meter.

c. Gaya dan momentum pada bahu


Lengan bawah menjadi beban, sehingga arah R E dan ME dibalik
(simbolnya menjadi RE dan ME).
F = 0
RS RE WUA = 0
RS 26,79 13,69 = 0
RS = 40,48 N
Gaya pada bahunya sebesar 40,48 Newton.
M = 0
MS ME RE(LUA cos 90o) WUA(COMUA cos 90o) = 0
MS 0 26,79(0,32 x 0) 13,69(0,1841 x 0) = 0
MS = 0 Nm
Momentum sudut pada bahunya sebesar 0 Newton meter.

d. Gaya dan momentum pada pinggang


F = 0
RH 2RS WT = 0
RH 2(40,48) 274,84 = 0
RH = 80,96 + 274,84 = 355,8 N
Gaya pada pinggangnya sebesar 355,8 Newton.

M = 0
MH 2MS 2RS(LT cos 65o) WT (COMT cos 65o) = 0
MH (2 x 0) 2 x 40,48 (0,45 x 0,423) 274,84(0,1702 x 0,423) = 0
MH = 0 + 15,3968 + 19,7691 = 35,1659 Nm
Momentum sudut pada pinggangnya sebesar 35,1659 Newton meter.

e. Muscle Force
Diasumsikan jarak antara lumbar dan otot adalah 5 cm atau 0,05
meter.
MH = FM(LM)
35,1659 = FM(0,05)
FM = 703,3193 N
Muscle Force-nya sebesar 703,3193 Newton.

f.

Compression Force

Diasumsikan tidak ada interabdominal pressure (gaya otot perut).


F = 0
FC FM RH sin 65o = 0
FC 703,3193 (355,8 x 0,91) = 0
FC = 703,3193 + 322,4643 = 1025,7836 N
Compression Force-nya sebesar 1025,7836 Newton.
Posisi tiga (straddle lift) dianggap tidak berbahaya karena compression forcenya dibawah batas normal yaitu 3400 Newton.

PERCOBAAN PULL STRENGTH


4.2.1. Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, posisi mana yang
menunjukan posisi terbaik dan juga terburuk? Jelaskan!
(Penjelasan terkait dengan posisi tubuh terhadap titik berat
benda)
Berdasarkan perhitungan dengan metode Chaffin, penentuan posisi
terbaik dan terburuk dilihat dari nilai compression force. Posisi terbaik
ditunjukkan pada posisi tiga (Straddle Lift) karena memiliki compression
force terkecil, yaitu 1025,7836 Newton dibandingkan dari kedua posisi
lainnya. Pengangkatan ini mendapat kekuatan dari posisi kaki yang mampu
mengimbangi momentum saat mengangkat, punggung yang lurus, serta posisi
beban dekat dengan pusat massa tubuh sehingga mengurangi resiko cedera.
Posisi terburuk ditunjukkan pada posisi dua (Power Lift) karena memiliki
compression

force

terbesar,

yaitu

1474,3144

Newton.

Pada

saat

pengangkatan, beban terpusat diantara kedua kaki yang sejajar dan lebih
mengandalkan kekuatan tubuh bagian atas. Posisi ini seperti jongkok namun
titik berat beban tidak berada pada posisi titik ideal posisi angkat.
Penempatan beban yang kurang tepat ini menambah peluang terjadinya
cedera.

4.2.2. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan, jelaskan hubungan


antara intervertebral disc dengan L5/S1!
Lumbar adalah bagian dari tulang belakan yang berisi lima tulang,
terletak di bagian bawah punggung. Sedangkan sakrum adalah tulang pada
dasar tulang punggung yang terbentuk oleh gabungan lima vertebra. L5/S1
berarti lumbar kelima dan sakrum pertama pada bagian tulang belakang.
Daerah ini mempunyai tugas yang berat, yaitu penyangga berat badan.
Intervertebral disc/ diskus intervertebralis adalah cakram yang membentuk
sendi tulang rawan di antara vertebra (tulang belakang), memberikan
peredam kejut yang sangat efisien. Diskus intervertebralis terdiri dari anulus
fibrosus, nukleus pulposus, dan tulang rawan di ujung lempengnya. Struktur
ini sering rusak dan menjadi penyebab paling umum gangguan tulang
punggung bawah. Dengan demikian, intervertebral disc adalah penghubung
berupa cakram yang melekat pada L5/S1.
(sumber : kamuskesehatan.com)

4.2.3. Dari hasil pengolahan dengan metode chaffin, posisi manakah


yang merupakan posisi terbaik? Berikan rekomendasi anda agar
posisi pengangkatan dapat lebih baik lagi!
Posisi 3 (Straddle Lift) merupakan posisi terbaik karena memiliki
compression force terkecil yaitu 1025,7836 Newton. Posisi ini sudah tidak
berbahaya karena compression force-nya dibawah dari batas aman yaitu 3400
Newton. Untuk mengurangi resiko cedera, beban diposisikan lebih dekat
dengan pusat massa tubuh sehingga lengan berada dekat dengan badan pada
posisi lurus dan punggung juga harus lurus. Cara memegang beban harus
tepat dengan menggunakan semua jari tangan.

4.2.4. Berikan beberapa buah contoh pekerjaan untuk masing-masing


posisi percobaan (minimal 3 buah pekerjaan) disertai dengan
gambar pekerjaan tersebut.
a. Stoop Lift

Mengangkat dus barang

Gambar 4.10 Mengangkat dus barang


(Sumber: www.visualphotos.com)

Mengambil buku yang jatuh

Gambar 4.11 Mengambil buku yang jatuh


(Sumber: greathousechiropractic.com)

Mengangkat tas

Gambar 4.12 Mengangkat tas


(Sumber: www.dreamstime.com)
b. Power Lift

Angkat beban

Gambar 4.13 Angkat beban


(Sumber: cdn.adonisindex.com)

Mengangkat bahan bangunan

Gambar 4.14 Mengangkat bahan bangunan


(Sumber: shutterstock.com)

Mengangkat karung

Gambar 4.15 Mengangkat karung


(Sumber: www.asia.nikkei.com)
c. Straddle Lift

Mengangkat seorang anak

Gambar 4.16 Mengangkat seorang anak


(Sumber: sasanachildcare.wordpress.com)

Angkat beban

Gambar 4.17 Angkat beban


(Sumber: www.dellanave.com)

Mengangkat cucian

Gambar 4.18 Meng


(Sumber: www.orthoinfo.aaos.org)

4.2.5. Lakukan analisis mengenai resiko yang mungkin ditimbulkan dari


hasil percobaan yang telah dilakukan.
Dari ketiga percobaan tersebut, masing-masing posisi memiliki risiko
yang berbeda. Stoop lift dapat mengakibatkan low back pain apabila
dilakukan dalam waktu lama karena hanya mengandalkan kekuatan batang
tubuh. Power lift dapat menyebabkan cedera punggung apabila pengangkat
beban tidak siap untuk melakukan pengangkatan. Demikian pula bila
Straddle lift tidak pada posisi yang benar, maka dapat terjadi pergeseran sendi
pada lutut.

4.2.6. Buatlah tabel hasil pengukuran dengan menggunakan alat manual


muscle tester pada masing-masing percobaan. Serta, berikan

analisis terkait hubungan antara hasil pengukuran dengan posisi


yang dilakukan.
Tabel 4.3 Data hasil pengukuran pull strength
No.

Posisi

Rata-rata Muscle Strength (kg)

Stoop Lift

5,8

Power Lift

4,25

Straddle Lift

4,55

Berdasarkan data pada tabel diatas, nilai muscle strength terbesar terdapat
pada posisi 1 yaitu Stoop Lift. Hal ini menunjukkan bahwa otot pada tulang
belakang mampu melakukan kontraksi dan menahan gaya tekan sebesar 5,8
kg. Nilai muslce strength terkecil terdapat pada posisi 2 yaitu Power Lift.
Kontraksi otot pada posisi ini tidak terlalu besar dan hanya mampu menahan
gaya tekan sebesar 4,25 kg.

4.4. HITUNGLAH GAYA OTOT PERUT MENGGUNAKAN METODE


CHAFFIN.
4.4.1. Berikut adalah perhitungan dengan metode chaffin untuk posisi
satu (Stoop Lift).
a. Gaya berat dan pusat massa
a. Berat beban per tangan

WL =

24,5
= 12,25 N
2

Berat beban per tangannya sebesar 12,25 N.


b. Berat dan pusat massa lengan bawah

W FA = 0,0189 ( 500 ) 0,16 = 9,29 N


Berat lengan bawahnya sebesar 9,29 N.

COM FA = 45,59%x43=19,60 cm=0,1960 m

Pusat massa lengan bawahnya sebesar 0,1960 meter.


c. Berat lengan atas

W UA = 0,0274 (50 0 ) - 0,01 = 13,69 N

Berat lengan atasnya sebesar 13,69 N.

COM UA = 57,54% x 32=18,41 cm= 0,1841 m

Pusat massa lengan atasnya sebesar 0,1841 meter.


d. Berat batang tubuh

W T = 0,5582 ( 500 ) - 4,26 = 274,84 N


Berat batang tubuhnya sebesar 274,84 N.

COM T = 37,82%x45=17,02 cm=0,1702 m

Pusat massa batang tubuhnya sebesar 0,1702 meter.


b. Perhitungan nilai b dan h
b = COMT x cos (

b = 0,1702 x cos (55)


b = 0,0976 m
h = b+0,35
h = 0,0976 + 0,35 = 0,4476 m
c. Perhitungan nilai bmgHAT & hmgload
bmgHAT = b[2(WFA+ WUA) + WT]
bmgHAT = 0,0976[2(9,29+ 13,69) + 274,84]
bmgHAT = 31,31 Nm
hmgload= h xWL x 2
hmgload= 0,4476 x12,25 x 2
hmgload = 10,9662 Nm
d. Perhitungan nilai ML5/S1 External dan Tekanan Perut (PA)
ML5/S1 External = bmgHAT + hmgload
ML5/S1 External = 31,31 + 10,9662 = 42,2762 Nm
Asumsi besar sudut pada pinggang adalah 100o
PA = 10-4[43-0,36(180-

)]ML5/S11,8

PA = 10-4[43-0,36(180-100)] 42,27621,8
PA = 1,2 mmHg = 1,2 x 10-3 mHg
e. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA)

A adalah konstanta luas permukaan abdominal (465 cm2 = 0,0465 m2)


FA= PA x A
FA= 1,2 x 10-3 x 0,0465 = 5,581 x 10-5 N
Gaya tekan perut sebesar 5,581 x 10-5 N.
4.4.2. Berikut adalah perhitungan dengan metode chaffin untuk posisi 2 (Power
Lift).
a. Gaya berat dan pusat massa
a. Berat beban per tangan

WL =

41,5
= 20,75 N
2

Berat beban per tangannya sebesar 20,75 N.


b. Berat dan pusat massa lengan bawah

W FA = 0,0189 ( 500 ) 0,16 = 9,29 N


Berat lengan bawahnya sebesar 9,29 N.

COM FA = 45,59%x43=19,60 cm=0,1960 m

Pusat massa lengan bawahnya sebesar 0,1960 meter.


c. Berat lengan atas

W UA = 0,0274 (50 0 ) - 0,01 = 13,69 N


Berat lengan atasnya sebesar 13,69 N.

COM UA = 57,54% x 32=18,41 cm= 0,1841 m

Pusat massa lengan atasnya sebesar 0,1841 meter.


d. Berat batang tubuh

W T = 0,5582 ( 500 ) - 4,26 = 274,84 N


Berat batang tubuhnya sebesar 274,84 N.

COM T = 37,82%x45=17,02 cm=0,1702 m

Pusat massa batang tubuhnya sebesar 0,1702 meter.

b. Perhitungan nilai b dan h


b = COMT x cos (
b = 0,1702 x cos (55)
b = 0,0976 m
h = b+0,35

h = 0,0976 + 0,35 = 0,4476 m


c. Perhitungan nilai bmgHAT & hmgload
bmgHAT = b[2(WFA+ WUA) + WT]
bmgHAT = 0,0976[2(9,29+ 13,69) + 274,84]
bmgHAT = 31,31 Nm
hmgload= h xWL x 2
hmgload= 0,4476 x 20,75 x 2
hmgload = 18,5754 Nm
d. Perhitungan nilai ML5/S1 External dan Tekanan Perut (PA)
ML5/S1 External = bmgHAT + hmgload
ML5/S1 External = 31,31 + 18,5754 = 49,8854 Nm
Asumsi besar sudut pada pinggang adalah 60o
PA = 10-4[43-0,36(180-

)]ML5/S11,8

PA = 10-4[43-0,36(180-60)] 49,88541,8
PA = 0,0227 mmHg = 2,27 x 10-5 mHg
e. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA)
A adalah konstanta luas permukaan abdominal (465 cm2 = 0,0465 m2)
FA= PA x A
FA= 2,27 x 10-5 x 0,0465 = 1,0589 x 10-6 N
Gaya tekan perut sebesar 1,0589 x 10-6 N.

4.4.3. Berikut adalah perhitungan dengan metode chaffin untuk posisi 3


(Straddle Lift).
a. Gaya berat dan pusat massa
a. Berat beban per tangan

WL =

35
= 17,5 N
2

Berat beban per tangannya sebesar 17,5 N.


b. Berat dan pusat massa lengan bawah

W FA = 0,0189 ( 500 ) 0,16 = 9,29 N

Berat lengan bawahnya sebesar 9,29 N.

COM FA = 45,59%x43=19,60 cm=0,1960 m

Pusat massa lengan bawahnya sebesar 0,1960 meter.


c. Berat lengan atas

W UA = 0,0274 (50 0 ) - 0,01 = 13,69 N


Berat lengan atasnya sebesar 13,69 N.

COM UA = 57,54% x 32=18,41 cm= 0,1841 m

Pusat massa lengan atasnya sebesar 0,1841 meter.


d. Berat batang tubuh

W T = 0,5582 ( 500 ) - 4,26 = 274,84 N


Berat batang tubuhnya sebesar 274,84 N.

COM T = 37,82%x45=17,02 cm=0,1702 m

Pusat massa batang tubuhnya sebesar 0,1702 meter.


b. Perhitungan nilai b dan h
b = COMT x cos (

b = 0,1702 x cos (55)


b = 0,0976 m
h = b+0,35
h = 0,0976 + 0,35 = 0,4476 m
c. Perhitungan nilai bmgHAT & hmgload
bmgHAT = b[2(WFA+ WUA) + WT]
bmgHAT = 0,0976[2(9,29+ 13,69) + 274,84]
bmgHAT = 31,31 Nm
hmgload= h xWL x 2
hmgload= 0,4476 x 17,5 x 2
hmgload = 15,666 Nm
d. Perhitungan nilai ML5/S1 External dan Tekanan Perut (PA)
ML5/S1 External = bmgHAT + hmgload
ML5/S1 External = 31,31 + 15,666 = 46,976 Nm
Asumsi besar sudut pada pinggang adalah 50o.

PA = 10-4[43-0,36(180-

)]ML5/S11,8

PA = 10-4[43-0,36(180-50)] 46,9761,8
PA = 0,388 mmHg = 3,88 x 10-4 mHg
e. Perhitungan nilai Gaya Tekan Perut (FA)
A adalah konstanta luas permukaan abdominal (465 cm2 = 0,0465 m2)
FA= PA x A
FA= 3,88 x 10-4 x 0,0465 = 1,8056 x 10-5 N
Gaya tekan perut sebesar 1,8056 x 10-5 N.

Pengertian Biomekanika
Biomekanika adalah disiplin ilmu yang mengintegrasikan faktor-faktor yang
mempengaruhi gerakan manusia, yang diambil dari pengetahuan dasar seperti fisika,
matematika, kimia, fisiologi, anatomi dan konsep rekayasa untuk menganalisa gaya
yang terjadi pada tubuh.
Dari pengertian diatas maka ilmu biomekanika mencoba memberikan gambaran
ataupun solusi guna meminimumkan gaya dan momen yang dibebankan pada pekerja
supaya tidak terjadi kecelakaan kerja. Jika seseorang melakukan pekerjaan maka
sangat banyak faktor-faktor yang terlibat dan mempengaruhi pekerjaan tersebut.
Secara garis besar faktor- faktor yang mempengaruhi manusia tersebut adalah faktor
individual dan faktor situasional. (Madyana, 1996).
Biomekanika merupakan ilmu yang membahas aspek-aspek mekanika gerakangerakan tubuh manusia. Biomekanika adalah kombinasi antara keilmuan mekanika,
antropometri dan dasar ilmu kedokteran (biologi dan fisiologi). Dalam dunia kerja
yang menjadi perhatian adalah kekuatan kerja otot yang tergantung pada posisi
anggota tubuh yang bekerja, arah gerakan kerja dan perbedaan kekuatan antar bagian
tubuh. Selain itu juga kecepatan dan ketelitian serta daya tahan jaringan tubuh
terhadap beban.
.

Metode Pengangkatan Beban

Metode pendekatan ini dengan mempertimbangkan rata-rata beban metabolisme dari


aktifitas angkat yang berulang (repetitive lifting), sebagaimana dapat juga ditentukan
dari jumlah konsumsi oksigen. Hal ini haruslah benar-benar diperhatikan terutama
dalam rangka untuk menentukan batasan angkat. Kelelahan kerja yang terjadi akibat
dari aktifitas yang berulang-ulang (repetitive lifting) akan meningkatkan resiko rasa
nyeri pada tulang belakang (back injuries), repetitive lifting dapat menyebabkan
Cumulative Trauma Injuries atau Repetitive Strain Injuries. (Wignjo Soebroto, 1995).
Ada beberapa bukti bahwa semakin banyak jumlah material yang diangkat dan
dipindahkan dalam sehari oleh seseorang, maka akan lebih cepat mengurangi
ketebalan dari intervertebral disc atau elemen yang berada diantara segmen tulang
belakang. Fenomena ini menggambarkan bahwa pengukuran yang akurat terhadap
tinggi tenaga kerja dapat digunakan sebagai alat untuk mengevaluasi beban kerja.
(Corlett, 1987). Ada beberapa cara mengangkat beban yang benar, yaitu :

1. Memegang dan mengangkat beban

a.

Dengan posisi tubuh setegak mungkin

b.

Dengan posisi punggung lurus

c.

Dengan posisi lutut cenderung kuat


.

2Taruhlah tubuh anda sedekat mungkin pada beban

3Memegang beban dengan cara yang aman sehingga anda dapat melakukan
pemindahan dengan sekuat mungkin.

4Perlu didesain alat bantu agar mengurangi aktifitas membungkuk untuk mengambil
dan memindahkan barang.
Batasan angkat secara legal (Legal Limitation)
Batasan angkat ini dipakai sebagai batasan angkat secara internasional. Adapun
variabelnya adalah sebagai berikut Pria dibawah usia 16 tahun, maksimum angkat
adalah 14 kg.

Pria usia diantara 16 tahun dan 18 tahun, maksimum angkat adalah 18

.
kg.
.

Pria usia lebih dari 18 tahun, tidak ada batasan angkat.

Wanita usia diantara 16 tahun dan 18 tahun, maksimum angkat adalah


11 kg.

Wanita usia lebih dari 18 tahun, maksimum angkat adalah 16 kg.


Batasan-batasan angkat ini dapat membantu untuk mengurangi rasa nyeri, ngilu, pada
tulang belakang bagi para wanita (back injuries incidence to women). Batasan angkat
ini akan mengurangi ketidaknyamanan kerja pada tulang belakang, terutama bagi
operator pekerjaan berat.

2.2. Analisis Metode NIOSH


Pada tahun 1981, Nasional Institute for Occupational Safety and Health (NIOSH)
mengidentifikasi adanya problem back injuries yang dipublikasikan dalam The Work
Practises Guide for Manual Lifting (Henry, et al, 1993). Metode ini untuk mengetahui gaya
yang terjadi di punggung (L5S1). Ada 2 metode dalam NIOSH yaitu:
1. Metode MPL (Maximum Permissible Limit)
2. RWL (Recommended Weigh Limit).
Metode RWL adalah metode yang merekomendasikan batas beban yang diangkat oleh
manusia tanpa menimbulkan cidera meskipun pekerjaan tersebut dilakukan secara repetitif
dan dalam jangka waktu yang lama. Input metode RWL adalah jarak beban terhadap manusia,
jarak perpindahan, dan postur tubuh (sudut yang dibentuk). Proses metode RWL seperti
terlihat pada gambar 3 sebagai berikut :

Gambar 3. Proses NIOSH (RWL)

Menghitung factor pengali (multiplier) : HM, VM, DM, AM, FM, dan CM.
Proses metode RWL menghasilkan perhitungan Lifting Index, untuk mengetahui indeks
pengangkatan yang tidak mengandung resiko cidera tulang, dengan persamaan :
LI = (Load weight /RWL)............................(1)
Standart metode RWL adalah LI 1, maka aktivitas tersebut tidak mengandung resiko
cidera tulang belakang sedangkan jika LI> 1, maka aktivitas tersebut mengandung resiko
cidera tulang belakang. Kelemahan metode ini adalah postur kerja tidak diperhatikan secara
detail hanya gaya dan beban yang dianalisa, untuk penggunaan tenaga otot (statis/repetitif)
dan postur leher belum dianalisa.

http://download.portalgaruda.org/article.php?article=21614&val=1263

ManualMaterialHandling
AmericanMaterialHandlingSocietymenyatakanmaterialhandlingsebagaisenidanilmuyang
meliputipenanganan(handling),pemindahan(moving),pengepakan(packaging),penyimpanan
(storing),danpengawasan(controlling)darimaterialdengansegalabentuknya(Wignjosoebroto,
1996).Maka,manualmaterialhandling(MMH)atauyangdapatdisebutpuladenganpemindahan
bahansecaramanual,dapatdidefinisikansebagaisuatukegiatanyangmemuatsatuataulebihaktivitas
materialhandlingyangdilakukanolehmanusiatanpamenggunakanalatbantutertentu.
MMHmerupakansumberutamaterjadinyacederapunggung(Nurmianto,1998).Sementaraitu,faktor
yangberpengaruhterhadaptimbulnyanyeripunggung(backinjury),adalaharahbebanyangakan
diangkatdanfrekuensiaktivitaspemindahan.Resikoresikonyeritersebutbanyakdijumpaipada
beberapaindustrisepertiindustriberat,pertambangan,konstruksi/bangunan,pertanian,rumahsakit,
danlainlain.BeberapaperimeteryangharusdiperhatikandalamMMHantaralainsebagaiberikut:
1.

Bebanyangharusdiangkat.

2.

Perbandinganantaraberatbebandanorangyangmengangkat.

3.

Jarakhorizontaldaribebanterhadaporangyangmengangkat.

4.

Ukuranbebanyangakandiangkat(bebanyangberdimensibesarakanmempunyaijarakCG
[centerofgravity]yanglebihjauhdaritubuh,danbisamengganggujarakpandangannya).

Selainitu,menurutNurmianto(1998),terdapatbeberapafaktorresikoyangdapatmempengaruhi
tingkatkeamananMMH.Beberapafaktordiantaranyaadalahsebagaiberikut:
1.

Beratbebanyangharusdiangkatdanperbandingannyaterhadapberatbadanoperator.

2.

Jarakhorizontaldaribebanyangdiangkat,relatifterhadapoperator.

3.

Ukuranbebanyangharusdiangkat.Bebanyangberukuranbesar,akanmemilikipusatmassa
(centerofgravity)yangletaknyajauhdaribadanoperator,haltersebutberpeluang
menghalangipandanganoperator.

4.

Ketinggianbebanyangharusdiangkatdanjarakperpindahanbeban.Mengangkatbebandari
permukaanlantaiakanrelatiflebihsulitdaripadamengangkatbebandariketinggiantertentu
dibawahbataspinggang.

5.

Bebanpuntiryangdibebankanpadaoperatorselamaaktivitaspengangkatanbeban.

6.

Prediksiterhadapberatbebanyangakandiangkat.Haliniperludilakukanuntuk
mengantisipasibebanyanglebihberatdaripadaperkiraan.

7.

Stabilitasdaribebanyangdiangkat.Akanlebihsulitbagitubuhmanusiauntukmengangkat
bebanyangtidakstabil,semisaljerigenberisiair.

8.

Kemudahanpekerjadalammenjangkaubebanyangakandiangkatnya.

9.

Berbagaimacamrintanganyangmenghalangi,ataupunketerbatasanposturtubuhyangberada
padasuatutempatkerja.

10. Kondisikerjayangmeliputi:pencahayaan,temperatur,kebisingan,dankelicinanlantai,
11. Frekuensiangkatyangdilakukanselama1satuanwaktu.
12. Metodeangkatyangdijalankanolehpekerja
13. Koordinasiantarkelompokkerjapengangkatan(liftingteam).Koordinasiyangburukdapat
menyebabkancederamaupunkecelakaankerjapadasebagianmaupunseluruhanggota
kelompokkerja.

Dafpus = Adibuana, Surya. (2013). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas


Pengangkatan Objek secara Manual melalui Pendekatan Desain Eksperimen dan Chaffins
Planar Static Model. S.Ti. Tesis. Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai