39
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 40
b. Routing Produksi
Data dari routing produksi yang digunakan pada machine shop
PT. Yanmar Diesel Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2. Routing Produksi
(Sumber: PT. Yanmar Diesel Indonesia)
Komponen Routing (mesin)
Fly Wheel 15 14 12 4 12 4 1
Gear Case 11 4 10 4
Cylinder Head 11 4 13 10 4 9
FO Pump Body 3 10 16
Big Cylinder Body 10
Small Cylinder Body 11 4 11 4 10
Main Bearing House (MBR) 15 4
Balance Weight 5 4 11 15 4
Cylinder Liner 8 2 7 8 7
Roker Arm 15 4 15 4 15 11 4 11 4 6
d. Kapasitas Produksi, Jam Kerja per Hari, Efisiensi, Defect Rate, dan
Realibilitas Mesin
Nilai dari kapasitas produksi, jam kerja per hari, efisiensi, defect
rate, dan realibilitas mesin didapat semua dari PT. Yanmar Diesel
Indonesia dengan media wawancara dengan hasil sebagai berikut:
- Kapasitas produksi : 400 unit/hari
- Jam kerja/hari : 24 jam/hari
- Efisiensi pabrik : 85%
- Defect Rate : 5%
- Reliabilitas mesin : 80%
Tabel 4.4. Urutan dan Waktu Operasi Proses Perakitan Produk PT. Yanmar
Diesel Indonesia (Lanjutan)
(Sumber: PT. Yanmar Diesel Indonesia)
Cycle
Prior
Operation Process Operator Time
Operation
(Menit)
u REAR COVER 1 t 1,82
v SUB - FO TANK 2 - 1,98
w FO TANK 1 u,v 2,13
=
3600
(24 1 ) 0
= = 217,09
398
1
Pada perhitungan di atas dapat dilihat bahwa waktu setup dari
mesin adalah nol. Hal ini dikarenakan mesin yang digunakan pada PT.
Yanmar Diesel Indonesia beroperasi 24 jam. Hasil dari perhitungan untuk
keseluruhan kebutuhan jumlah mesin teoritis dari PT. Yanmar Diesel
Indonesia dapat dilihat pada tabel 4.5 s.d. tabel 4.14.
Tabel 4.5. Routing Sheet Fly Wheel
Kapasitas Produksi : 400 Efisiensi : 85% Realibilitas Mesin : 80%
Jam Kerja/Hari : 24 Defect : 5% Komponen : Fly Wheel
Kapasitas Jumlah Produksi Jumlah
Waktu Jumlah yang
Operasi No Mesin Nama Mesin Mesin % Defect yang dengan Mesin
Siklus (s) Diharapkan
Teoritis Disiapkan Efisiensi Teoritis
1 15 TURNING 398 217,09 0,05 544,15 572,79 673,87 3,88
2 14 SLOTHING 220 392,73 0,05 516,94 544,15 640,18 2,04
3 12 MULTY DRILL 627 137,80 0,05 491,10 516,94 608,17 5,52
4 4 DRILL 209 413,40 0,05 466,54 491,10 577,76 1,75
5 12 MULTY DRILL 210 411,43 0,05 443,21 466,54 548,87 1,67
6 4 DRILL 209 413,40 0,05 421,052632 443,21 521,43 1,58
7 1 BALANCING 200 432,00 0,05 400 421,05 495,36 1,43
=
466,54 /
= = 9,33/ 10/
50
Nilai dari frekuensi tersebut lalu dikalikan dengan biaya MH per
meter nya untuk mendapatkan nilai yang akan digunakan untuk FTC
Biaya. Hasil dari FTC biaya untuk tata letak proses ini dapat dilihat
pada tabel 4.16. Contoh perhitungan untuk biaya perpindahan per
meter dari Gudang Bahan Baku (GBB) menuju Mesin CNC dengan
membawa komponen FO Pump Body adalah sebagai berikut:
10 12,04 120,4
= =
.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 50
Pada perencanaan tata letak proses berdasarkan prinsip inflow, setiap nilai yang ada dibagikan dengan nilai
keseluruhan input yang terjadi pada mesin tersebut. Nilai yang dihasilkan akan diberikan skala sesuai dengan
kriteria pada tabel 2.1. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 4.17 dan hasil dari skala prioritas dapat
dilihat pada tabel 4.18.. Contoh perhitungan dari nilai dari mesin 5 menuju mesin 4 adalah sebagai berikut:
120,4
= 0,07
1.793,96
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 51
8 1 0,47 1,47
9 0,1 0,10
10 0,12 1 0,2 1,32
11 0,40 0,13 0,53
12 0,13 0,13
13 0,22 0,22
14 0,52 0,52
15 0,29 0,15 1 1,44
16 0,1 0,10
B 0
Total 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 17
8 A A
9 U
10 O A O
11 E O
12 O
13 I
14 A
15 E O A
16 U
B
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 52
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 1716 18
1 3 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
2 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
3 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
4 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
5 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
6 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
7 5 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
8 5 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 1616 9
9 A A B B
10 A A B B
11 8 8 7 7 7 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9
12 8 8 2 13 7 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9
13 1 1 1 13 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9
14 1 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9
15 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9
16 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 9 9 9 9
17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 11 11 11 11 15 15
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 6 12 11 11 11 15 15
19 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 14 14 14 14 14 15 15
20 4 4 14 14 14 14
Gambar 4.12. Layout Blok Tata Letak Proses Inflow
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 59
Hasil dari tata letak ini menjadi input untuk software WinQSB
dengan meggunakan metode CRAFT. Input lainnya yang digunakan
adalah FTC biaya pada tabel 4.16. Perhatian khusus harus diberikan
kepada metode input yang dilakukan pada metode WinQSB. Koordinat
yang digunakan terbalik dari absis dan axis yang umumnya digunakan
pada matematika di mana pada WinQSB vertikal adalah sumbu x dan
horizontal adalah sumbu y. Hal ini dapat dilihat pada penafsiran gambar
4.12 menjadi gambar 4.13 (lanjutan).
8 0,53 0,47 1
9 1 1
10 0,42 0,21 0,37 1
11 0,87 0,13 1
12 1 1
13 1 1
14 1 1
15 0,66 0,17 0,17 1
16 1 1
B 0
Total 0 0,06 0,53 0,09 3,95 0,10 0,06 1,47 0,63 0,06 2,21 0,68 1,07 0,07 0,17 0,62 0,21 5,01 17
8 A A
9 A
10 E I E
11 A O
12 A
13 A
14 A
15 A O O
16 A
B
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 64
Dari nilai yang didapat pada tabel 4.16 dan 4.20 serta informasi dari
setiap departemen, didapati hasil dari BLOCPLAN pada gambar 4.20.
Hasil dari BLOCPLAN ini diartikan menjadi layout blok pada gambar
4.21 dan dioptimalkan dengan menggunakan metode CRAFT dengan hasil
pada gambar 4.22.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 11 11 5 5 4 4 4 4 7 6 6 16 1 1 1 1 9 9
2 11 11 4 4 4 4 4 4 7 8 8 16 16 16 16 9 9 9
3 11 11 4 4 4 4 4 4 7 8 8 16 16 16 16 9 9 9
4 11 4 4 4 4 4 4 4 7 2 16 16 16 16 16 9 9 9
5 15 15 4 4 4 4 4 4 10 10 10 10 16 16 9 9 9 9
6 15 15 4 4 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 9 9 9 9
7 15 15 4 4 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 9 9 9 9
8 14 14 12 4 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 9 9 9 9
9 A A B B
10 A A B B
11 14 14 14 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3
12 14 14 14 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3
13 14 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3
14 13 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3
15 13 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3
16 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3
17 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3
18 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3
19 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3
20 10 10 10 10 10 10
Pada tahap pertama dilakukan konversi dari tabel 4.22 menjadi nilai
1 untuk setiap mesin yang digunakan untuk komponen tertentu.
Contohnya adalah untuk komponen 1 digunakan mesin 1, 4, 12, 14, dan
15 sehingga diberikan nilai 1 pada kolom mesin-mesin tersebut. Pada
iterasi kedua, nilai pada barisan dibalik dari urutannya. Pada kasus ini
adalah urutan satu sampai sepuluh menjadi sepuluh sampai satu. Isi pada
tahap kedua adalah untuk menandai mesin-mesin yang digunakan pada
komponen pertama lalu melakukan penarikan ke sisi kiri pada komponen
selanjutnya, namun mesin yang ditandai selalu sesuai dengan baris
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 69
komponen. Pada tahap ketiga nilai pada tabel 4.24 dikembalikan menjadi
nilai 1 namun nilai pada kepala kolom mengikuti hasil dari baris terakhir
pada tabel 4.24. Tabel 4.25 menunjukkan langkah yang sama dengan 4.23
namun nilai kepala kolom dan tabel sudah di-transpose. Tabel 4.26
mempunyai konsep yang sama dengan tabel 4.24. Hasil dari Tabel 4.26
ini menjadi input untuk iterasi kedua tahapan pertama setelah di-
transpose. Tahapan iterasi ini dilakukan sampai tidak lagi ada perpindahan
pada nilai mesin. Proses iterasi ini terjadi sampai dengan empat kali
dengan hasil setiap iterasi terlihat pada tabel 4.27, tabel 4.28, dan tabel
4.29.
Tabel 4.27. Iterasi 2 Tahap 5 Metode GT
8 10 3 2 6 1 7 4 5 9
4 1 1 1 1 1 1 1
11 1 1 1 1 1
15 1 1 1 1
5 1
6 1
10 1 1 1 1 1
1 1
12 1
14 1
3 1
16 1
2 1
7 1
8 1
9 1
13 1
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 70
Tabel 4.31. Hasil Perhitungan Jumlah Mesin Sebenarnya dan Normalisasi Area
Metode GT (Lanjutan)
Jumlah
Luas
Jumlah Mesin Luas Per Jumlah Jumlah Total
Sel/Komponen Mesin Panjang Lebar Kelompo
Mesin Sebenarn Mesin Mesin Area Area
k Mesin
ya
4 8,05 8 1 0,8 6,4 0,8 8 1 8
15 8,21 8 2,8 1,2 26,88 3,36 8 2 16
Sel 3 1 1,43 2 2,8 1,2 6,72 3,36 2 2 4
12 7,19 7 1 0,8 5,6 0,8 7 1 7
14 2,04 2 1,4 1 2,8 1,4 2 1 2
10 6,18 6 5 3 90 15 6 8 48
Sel 4 3 7,69 7 3 1,8 37,8 5,4 7 3 21
16 3,22 3 2,5 3 22,5 7,5 3 4 12
2 1 1 1,8 1 1,8 1,8 1 1 1
9 7 1,14 2 1 0,8 1,6 0,8 2 1 2
8 4,36 4 2 1,5 12 3 4 2 8
10 6 0,46 1 1,4 1 1,4 1,4 1 1 1
F 120,4 120,4
G 108,36 108,36
H 0
I 120,4 120,4
Total 999,32 373,24 397,32 0 120,4 108,36 120,4 2119,04
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 73
O 0
P 228,76 228,76
Q 132,44 132,44
Total 337,12 0 108,36 252,84 132,44 830,76
S 108,36 108,36
T 0
Total 108,36 0 108,36 216,72
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 74
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
5 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
6 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4 4 4 4 4
7 3 3 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 4 4
8 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 10 2
9 A B
10 A B
11 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 7
12 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 7
13 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 8
14 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 8
15 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 8 8
16 1 1 1 1 1 6 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
17 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
18 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
19 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
20 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Hasil dari gambar 4.29 bersamaan dengan nilai dari tabel FTC sel
dan intersel menjadi input untuk software WinQSB dengan metode
CRAFT. Tata letak optimal untuk tata letak GT oleh metode CRAFT dapat
dilihat pada gambar 4.30.
yang repetitif atau adanya pengulangan lebih dari dua kali dalam
keseulurah sequence. Hasil dari penentuan CS dan Dominant CS dapat
dilihat pada tabel 4.37 dan tabel 4.38.
Tabel 4.37. Common Substring
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 -
2 -
3 (11,4) (10,4) -
4 -
5 -
6 (11,4) (11,4) -
7 -
8 (4,11) -
9 -
10 (11,4) (11,4) (11,4,11,4) (15,4) (4,11) (15,4) -
dapat dilihat pada tabel 4.40 dan iterasinya pada sampai dengan tabel 4.41.
Berikut adalah contoh perhitungan dari nilai mc untuk S1 dan S2.
= 1 = 0
1+0+0
= 1 = 0,5
2
Tabel 4.40. Nilai Merger Coefficient
mc S1 S2 S3
S1 - 0,5 0,5
S2 - 0,5
S3 -
Penyerapan mesin yang dilakukan adalah terhadap mesin 10. Hal ini
dikarenakan kejadian repetitif pada kondisi interaksi mesin 10 dengan
mesin 4. Revisi lainnya adalah penambahan aliran produksi antara mesin
15 dan 4, serta mesin 15 dan 11. Sama hal nya dengan tata letak sel, setelah
didapati isi dari modul maka harus dilakukan perhitungan ulang untuk
jumlah mesin sebenarnya. Hasil dari perhitungan jumlah mesin
sebenarnya dan jumlah area normalisasi yang dibutuhkan untuk membuat
layout blok dapat dilihat pada tabel 4.44.
Tabel 4.44. Hasil Perhitungan Jumlah Mesin Sebenarnya dan Normalisasi Area
Metode Modular
Jumlah
Luas
Sel/Kom Jumlah Mesin Luas Per Jumlah Jumlah Total
Mesin Panjang Lebar Kelompo
ponen Mesin Sebenarn Mesin Mesin Area Area
k Mesin
ya
4 43,15 43 1 0,8 34,4 0,8 43 1 43
10 21,49 21 5 3 315 15 21 8 168
Modul 1
11 19,66 19 1,4 1 26,6 1,4 19 1 19
15 5,58 6 2,8 1,2 20,16 3,36 6 2 12
1 1,43 2 2,8 1,2 6,72 3,36 2 2 4
2 1,00 1 1,8 1 1,8 1,8 1 1 1
3 7,69 7 3 1,8 37,8 5,4 7 3 21
4 3,32 4 1 0,8 3,2 0,8 4 1 4
5 0,97 1 2,5 1,2 3 3 1 2 2
6 0,46 1 1,4 1 1,4 1,4 1 1 1
7 1,15 2 1 0,8 1,6 0,8 2 1 2
Lainnya 8 4,36 4 2 1,5 12 3 4 2 8
9 1,15 2 1 1,5 3 1,5 2 1 2
10 6,18 6 5 3 90 15 6 8 48
12 7,18 7 1 0,8 5,6 0,8 7 1 7
13 0,38 1 1 1,5 1,5 1,5 1 1 1
14 2,04 2 1,4 1 2,8 1,4 2 1 2
15 3,88 4 2,8 1,2 13,44 3,36 4 2 8
16 3,22 3 2,5 3 22,5 7,5 3 4 12
From
10 216,72 216,72
11 710,36 108,36 818,72
15 517,72 132,44 650,16
Total 1444,8 216,72 493,64 397,32 2552,48
9 96,32 96,32
10 108,36 192,64 301
11 0
12 228,76 228,76
13 120,4 120,4
14 132,44 132,44
15 132,44 132,44
16 96,32 96,32
Modul 1 108,36 108,36 120,4 337,12
B 0
Total 0 108,36 120,4 120,4 228,76 132,44 108,36 228,76 240,8 108,36 216,72 0 252,84 120,4 132,44 144,48 108,36 903 963,2 4238,08
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 84
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
3 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 15
6 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 15 15
7 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 15 15
8 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 14 15 15
9 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 7 7
10
11
12 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 8 8 1 1
13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 8 8 1 1
14 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 6 8 8 8 8
15 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 13 16 16 16 16
16 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 5 5 16 16 16 16
17 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3 3 3 16 16 16 16
18 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3 3 3 4 4 12 12
19 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3 3 3 4 4 12 12
20 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 3 3 3 3 3 3 12 12 12
Dari hasil pada tabel 4.47 dapat disimpulkan bahwa tata letak yang
akan digunakan sebagai rekomendasi untuk PT. Yanmar Diesel Indonesia
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 87
adalah tata letak GT. Namun, nilai dari biaya MH ini harus digambarkan ulang
lalu diukur secara langsung. Hal ini dikarenakan pada perhitungan software
terdapat beberapa penyimpangan yang terjadi. Penyimpangan ini akan dibahas
lebih lanjut pada analisa penelitian ini. Hasil dari penggambaran tata letak ini
pertama digambarkan pada layout blok lalu digambarkan secara langsung
dengan bantuan software AutoCAD. Hasil dari layout blok ini dapat dilihat
pada gambar 4.37 dan hasil dari penggambaran langsung tata letak ini dapat
dilihat pada gambar 4.39. Pada gambar 4.37 dapat dilihat bahwa hasil
pertukaran pada metode CRAFT menyebabkan mesin 8 terpisah dalam 1 area.
Ini ditandakan pada lingkaran merah pada gambar. Kebutuhan penggambaran
untuk mesin 8 adalah 2 area sehingga butuh dilakukan penyesuaian dengan
hasil pada gambar 4.38.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 4 4 4 12 12 3 3 3 3 3 3 10 10 10 10 10 16 16 16 16
2 1 4 4 4 12 12 3 3 3 3 3 3 10 10 10 10 10 16 16 16 16
3 1 1 4 4 12 12 3 3 3 3 3 10 10 10 10 10 10 16 16 16 16
4 15 15 15 2 2 12 14 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
5 15 15 15 15 15 15 15 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
6 15 15 15 15 15 11 11 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
7 15 15 9 11 11 11 11 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10
8 5 5 9 11 11 11 11 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 8
9 A B
10 A B
11 4 4 11 11 11 11 11 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 8 7
12 4 4 15 11 11 4 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 8 7
13 4 4 15 15 11 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 8
14 4 4 4 15 11 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 8
15 4 10 10 10 10 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 8 2
16 13 10 10 10 10 6 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
17 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
18 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
19 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
20 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
1 1 1 4 4 12 12 3 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16
2 1 1 4 4 12 12 3 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16
3 4 4 4 4 12 12 3 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16
4 15 15 15 2 2 12 14 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16
5 15 15 15 15 15 15 15 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16
6 15 15 15 15 15 15 15 3 3 3 10 10 10 10 10 10 10 10 16 16
7 A B
8 A B
9 4 4 5 5 11 11 11 11 10 10 7 7 2 8 8 8 8 8 8 8 8
10 4 4 9 9 11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
11 4 4 15 15 11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
12 4 4 15 15 11 11 11 11 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
13 4 4 10 10 11 11 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
14 13 10 10 10 11 11 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
15 10 10 10 10 10 6 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
16 10 10 10 10 10 10 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
17 10 10 10 10 10 10 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
18 10 10 10 10 10 10 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
19 10 10 10 10 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
20 4 4 4 4 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10 10
Gambar 4.39. Gambar Tata Letak GT Usulan untuk Area Machine Shop PT.
Yanmar Diesel Indonesia
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 89
Nilai gang yang diberikan pada gambar 4.39 adalah hasil dari
perhitungan sebagai berikut:
2
1 12 2
= + (6 + ( )) + ( ) +
4 2
1. Precedence Diagram
Precedence Diagram untuk area produksi dilandaskan pada urutan
proses perakitan pada tabel 4.4. Hasil dari precedence diagram ini dapat
dilihat pada gambar 4.40.
C G
(0,988) (1,672)
A B E F I L
(0,95) (0,912) (1,862;2,85) (1,064) (1,596) (5,51;7,182) 1,748) (1,065)
60
12 1
= = 1,8 /
400
3. Penerapan Metode COMSOAL
Hasil dari tabel 4.4 menjadi input untuk software WinQSB untuk line
balancing metode COMSOAL. Input untuk pengolahan ini dapat dilihat
pada gambar 4.41 dan hasilnya pada gambar 4.42.
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 91
hanya 1 mesin. Hal ini dikarenakan tidak ada penggabungan mesin yang
dapat dilakukan untuk menjadi 1 stasiun kerja. Waktu siklus yang terdapat
dalam proses perakitan tidak ada yang bernilai di bawah setengah nilai
waktu siklus yaitu 0,9 menit sehingga penggabungan mesin menjadi 1
stasiun kerja tidak dapat dilakukan.
4. Efisiensi Lini
Menghitung efisiensi lini dengan menggunakan rumus =
100% sehingga didapati:
()()
44,16
= 100% = 59,83%
(41)(1,8)
Dari hasil perhitungan didapati bahwa efisiensi lini adalah 59,83%.
Hal ini dikarenakan jumlah stasiun kerja yang terdapat dalam sistem
dihitung berdasarkan jumlah operator yang ada yaitu 41 operator di mana
masing-masing diharapkan dapat bekerja di bawa waktu siklus 1,8 menit
yang menjadi kriteria perusahaan.
5. Tata Letak Produk
Dari hasil urutan stasiun kerja dari line balancing didapati aliran
proses produksi yang dibutuhkan untuk menghasilkan 400 produk.
Penyesuaian pertama yang dilakukan adalah jarak antar stasiun kerja
ditentukan oleh selisih dari waktu siklus satu stasiun dengan lainnya untuk
mencapai 1,8 menit waktu siklus produksi dikalikan dengan kecepatan
dari konveyor sehingga didapati jarak antar stasiun kerja. Kecepatan dari
konveyor pada PT. Yanmar Diesel Indonesia adalah 109 m/s atau 1,8167
m/menit. Hasil dari perhitungan ini dapat dilihat pada tabel 4.48. Contoh
perhitungan untuk jarak antara operasi a dan operasi selanjutnya adalah:
= (1,8 0,95 ) 1,8167 = 1,5442
BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 93
Gambar 4.45. Hasil Statistik Location Antrian Main Line dari Simulasi
Gambar 4.46. Hasil Statistik Location Antrian Sub Assembly Line dari Simulasi
Dari hasil pada gambar di atas dapat dilihat bahwa semua produksi
untuk tata letak produksi usulan telah memenuhi tujuan dari relayout ini
yaitu produksi mencapai 400 unit.