HASIL PENGAMATAN
Tabel 1. Hasil Pengamatan Isolasi Tape
Kel
Sampel Media
Jumlah
Ciri Koloni
Koloni
Kayu
Manis
PDA
Keterangan
10-4
10-5
10-4
10-5
1 Kapang
1 Kapang
Berserabut
TPC (sel/ml)
1,0 x 104
Berwarna
putih
NA
4 Bakteri
1 Bakteri
Bulat
4,0 x 104
Berwarna
putih
2
Kayu
Manis
PDA
3 Kapang
1 Bakteri
Berserabut
3,0 104
Berwarna
putih
NA
5 Bakteri
1 Bakteri
Bulat
5,0 104
Putih
kekuningan
3
Bawang
Putih
PDA
208
80
4 Kapang
4 Kapang
3 Khamir
1 Khamir
Berserabut
putih
108 104
Berbentuk
bulat putih
NA
282
75
4 Kapang
Berserabut
putih
7 Khamir
144 104
Berbentuk
bulat putih
4
Bawang
Putih
Kayu
Manis
PDA
558
336
11 Kapang
2 Kapang
Berserabut
putih
NA
544
220
Berbentuk
bulat putih
2,2 107
PDA
1 Kapang
1 Kapang
Berserabut
putih
1,0 104
NA
5 Bakteri
2 Khamir
Kayu
Manis
PDA
12
23
12 Khamir
NA
43
3 Khamir
Ragi
Pasar
PDA
41
53
1 Kapang
40 Khamir
1 Kapang
1 Kapang
1 Khamir
1 Bakteri
4 Kapang
2 Kapang
NA
Bawang
Putih
PDA
NA
14
12
384
13
Bulat putih
5,0 104
3,0 104
-
Bulat putih
384
Khamir
Bulat
1 Kapang
9 Khamir
Bulat
1 Khamir
4 Kapang
Berserabut
putih
kekuningan
(1,4 105)
Serabut putih
12 Bakteri
9
Berbentuk
bulat putih
Berserabut
putih
2,0 104
Bawang
Putih
PDA
2 Kapang
2 Kapang
NA
18
4 Khamir
Kayu
Manis
PDA
48 Khamir
44 Khamir Serabut,
putih
NA
49
47
1 Kapang
3 Kapang
Seabut, putih
PDA
1 Kapang
4 Kapang
Serabut,
putih
NA
16
Bakteri
Bakteri
10
11
Ragi
Pasar
V.
PEMBAHASAN
Tape adalah produk pangan yang dihasilkan melalui proses fermentasi.
4,4 x 106
1,6 x 105
yang cepat rusak karena adanya fermentasi lanjutan setelah kondisi optimal
fermentasi tercapai, sehingga harus segera dikonsumsi. Untuk mencegah
terjadinya over fermentation ini dapat dilakukan dengan menyimpan tape pada
tempat yang dingin sehingga produk dapat bertahan lebih lama yaitu sekitar dua
minggu.
Starter yang digunakan untuk produksi tape disebut ragi. Ragi merupakan
bahan utama dalam proses pembuatan tape. Ragi mengandung mikroorganisme
Saccharomyces cereviceae. Mikroba ini mengeluarkan enzim yang berguna dalam
proses fermentasi. Ragi umumnya berbentuk bulat pipih dengan diameter 4-6 cm
dan ketebalan 0,5 cm. Kesterilan ragi dan bahan dasar pembuatan tape sangat
penting untuk diperhatikan agar tidak terjadi kontaminasi mikroorganisme lain
yang menghambat proses fermentasi.
Ragi tape merupakan substrat dari berbagai jenis mikroba. Ragi tape adalah
campuran dari beras dengan berbagai macam bumbu antara lain lada, kayu manis,
bawang putih dan cabe. Praktikum kali ini kita akan menguji bumbu kayu manis
dan bawang putih. Diantara kedua bumbu tadi akan diuji manakah yang lebih baik
digunakan sebagai bahan tambahan dalam pembuatan ragi tape. Peranan bumbu
dalam dalam ragi tape tersebut secara ilmiah belum diketahui dengan pasti.
Diduga bumbu-bumbu yang dipakai akan mempengaruhi keadaan dan sifat beras
sehingga sesuai untuk pertumbuhan mikroba tertentu. Banyaknya jenis bumbu
yang digunakan dalam pembuatan ragi tape menyebabkan populasi mikroba
sangat beragam. Oleh sebab itu sulit untuk mempertahankan kestabilan aktivitas
ragi tape tersebut.
V.1 Pembuatan Substrat Ragi Tape Cara A (dengan Kayu Manis)
Kayu manis (Cinnamomum zeylanicum) merupakan sejenis pohon penghasil
kulit kayu yang di manfaatkan sebagai rempah-rempah dalam makanan. Jenis
kayu manis yang sering terdapat di pasaran adalah Cinnamomum Burmanni,
Cinnamomum Zeylanicum, Cinnamomum Cassia, dan Cinnamomum Cullilawan.
Komposisi kayu manis adalah air 7.9%, minyak asiri 3.4%, ekstrak alkohol 8.2%,
abu 4.5%, abu larut dalam air 2.23%, abu tidak dapat larut air 0.013%, serat kasar
29.1%, karbohidrat 23.3%, ekstrak eter 4.2%, dan nitrogen 0.66%. Kayu manis
mempunyai daya bunuh mikroorganisme. Dari hasil penelitian minyak asiri kayu
manis dapat membunuh baksil thypus hanya dalam waktu 12 menit, sedang
minyak cengkih waktunya mencapai 25 menit.
Praktikum kali ini menggunakan kayu manis sebagai antimikroba dalam
pembuatan inokulum tape. 5 gram kayu manis yang sudah dihaluskan diaduk rata
dengan 95 gram tepung beras, lalu ditambahkan 5 ml suspensi ragi tape yang
sebelumnya telah dibuat terlebih dahulu dan ditambahkan akuades steril sedikit
demi sedikit hingga terbentuk adonan. Penambahan tepung beras bertujuan untuk
membiakkan kapang dan khamir yang terdapat pada ragi tape, juga sebagai
sumber nutrisi bagi kapang dan khamir dalam ragi. Penambahan kayu manis, yang
merupakan bumbu atau rempah berfungsi sebagai anti bakteri untuk mencegah
adanya bakteri yang tumbuh pada ragi tape. Adonan lalu dibuat bentuk bulatanbulatan pipih. Bentuk bulat-bulat pipih ini dipilih karena akan mempercepat
pengeringan. Adonan lalu diletakkan di baki yang sudah dilapisi alumunium foil
dan diinkubasi pada suhu 30C selama 2 hari. Hal tersebut dilakukan karena
khamir memiliki suhu pertumbuhan optimal pada suhu 25-30 C dan suhu
maksimal 35- 47 C. Adonan lalu dikeringkan di oven dengan suhu 40C selama 12 hari.
Ragi yang telah jadi diambil sebanyak 1 gram untuk dilakukan pengamatan
TPC (Total Plate Count). Ragi dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang telah
berisi NaCl fisiologis 9 ml. Pengenceran dilakukan hingaga pengenceran 10-5.
Pengenceran 10-4 dan 10-5 diambil masing-masing sebanyak 1 ml, lalu dimasukkan
ke dalam cawan petri steril. Media PDA lalu dituangkan ke dalam cawan petri.
PCA
(Potato
Dextrose
Agar)
digunakan
untuk
menumbuhkan
atau
Cawan
petri
lalu
digoyangkan
membentuk
angka
delapan
untuk
mencampurkan sampel dengan media. Inkubasi dilakukan selama 2 hari pada suhu
28-30C.
Berdasarkan data pengamatan, data yang didapat kelompok tumbuh 1 buah
kapang pada pengenceran 10-5 berbentuk serabut berwarna putih dan tidak
terdapat koloni pada pengenceran 10-4, seharusnya tidak ada kapang yang tumbuh
karena pada penambahan suspensi hanya suspensi yang berisi khamir saja. Media
NA pada pengenceran 10-4 tumbuh 8 khamir dan 1 kapang, pada pengenceran 10-5
tumbuh 44 khamir dan 3 kapang berbentuk serabut berwarna putih, dan
didapatkan nilai SPC yaitu 4,4 x 105 sel/ml. Kontaminasi mikroorganisme dapat
disebabkan karena lingkungan dan alat yang kurang steril serta pelaksanaan
praktikum yang kurang aseptis.
V.2 Pembuatan Substrat Ragi Tape Cara B (dengan Bawang Putih)
Bawang putih (Allium sativum) adalah tanaman umum dengan akar
berwarna putih berbentuk umbi lapis, serupa dengan bawang merah. Bawang
putih mengandung 0.2% minyak atsiri yang berwarna kuning kecoklatan. Zat gizi
atau nutrient yang terdapat pada bawang adalah zat aliin. Zat aliin merupakan zat
yang menyebabkan bawang putih menjadi bau ketika dimemarkan/dihaluskan. Zat
aliin akan terurai, lalu dengan adanya enzim alinase, zat alin akan terpecah
menjadi alisin, amonia, dan asam piruvat. Bau tajam alisin disebabkan karena
kandungan zat belerang. Alisin berfugsi sebagai antioksidan, anti kanker,
antitrombotik, anti radang, penurun tekanan darah dan penurun kolesterol.
Ragi tipe B dibuat dengan cara mencampukan 5 gr bawang putih, 95 gr
tepung beras, dan ditambah 5 ml suspensi ragi yang telah dijelaskan di atas.
Penggunaan bawang putih dilakukan dengan menimbang bawang putih sebanyak
5 gram, lalu dihaluskan menggunakan mortar dan ditambahkan akuades. Bawang
putih yang telah dihaluskan tersebut selanjutnya disaring dan diambil filtratnya.
Selanjutnya semua bahan tersebut diaduk dan diuleni dengan menambahkan
akuades secukupnya sampai adonan ragi teresbut kalis (tidak menempel di
tangan). Setelah kalis adonan dibentuk bulat-bulat pipih agar lebih mudah di
dalam proses pengeringan. Kemudian diinkubasi di dalam suhu ruang selama 2
hari. Selanjutnya ragi tersebut dikeringkan pada suhu 40C selama sehari.
Gambar 1. Mucor sp
Sumber : dehs.umn.edu
Saccharomyces cerevisiae memiliki bentuk elipsodial dengan diameter yang
tidak besar, hanya sekitar 1-3m sampai 1-7m. Saccharomyces cerevisiae
termasuk eukariota uniseluler yang mempunyai keunggulan yaitu mudah
dikulturkan, pertumbuhannya cepat, peta genomnya sudah dapat dipetakan dengan
jelas serta mudah menerima transfer gen. Saccharomyces cerevisiae mempunyai
warna putih kekuningan yang dapat dilihat diatas permukaan tumbuh koloni.
Penampilan makroskopisnya yaitu bentuk koloni yang bulat, warna yang kuning
muda-keputihan, permukaan berkilau, licin, tekstur lunak dan memiliki sel bulat
dengan askopora 1-8 buah.
Batas Maksimum
Khamir
3 x 107 koloni/gram
Kapang
3 x 108 koloni/gram
DAFTAR PUSTAKA
Badan Standardisasi Nasional. 2009. Batas Ceamaran Mikroba Pada Bahan
Pangan. Available online at http://bsn.sni.go.id (Diakses pada tanggal 14
November 2014)
Buckle, K.A., R.A Edwards., G.H Fleet., dan M. Wootton. 1987. Ilmu Pangan.
Penerjemah Hari Purnomo dan Adiono. Penerbit Universitas Indonesia,
Jakarta.
Desroiser, Norman, W. 1988. Teknologi Pengawetan Pangan. Penerjemah Muchji
Muljohardjo. Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta.
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan 1. PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Kartika, B. dkk. 1992. Petunjuk Evaluasi Produk Industri Hasil Pertanian. PAU,
Yogyakarta
Milmi. 2008. Misteri Dibalik Tape. Available online at http://forumsains.com
(Diakses pada tanggal 14 November 2014)
Suherlan, A. 1995. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Kulit Kayu Manis
(Cinnamomun Burmanii). Skripsi. Dept Farmasi ITB, Bandung. Available
online at http://digilib.itb.ac.id (Diakses pada tanggal 14 November 2014)
Zahir, H.G. 1987. Pengaruh Penggunaan Bawang Putih Terhadap Aktivitas Ragi
Tape Dalam Fermentasi. Available online at http://repository.ipb.ac.id
(Diakses pada tanggal 14 November 2014)
JAWABAN PERTANYAAN
1. Adakah pengaruh antara jenis rempah dan cara pembuatan terhadap ragi tape
yang dihasilkan?
Jawab :
Ada. Penambahan rempah berpengaruh terhadap warna dan aroma ragi
yang dihasilkan. Penambahan kayu manis membuat ragi berwarna kecoklatan
dan beraroma kayu manis, sementara itu penambahan bawang putih
menyebabkan aroma tidak terlalu menyengat dan ragi berwarna putih. Selain
sifat oraganoleptiknya, jenis rumpah dan cara pembuatan juga berpengaruh
terhadap kandungan mikrooraganismenya. Berdasarkan hasil praktikum, ragi
yang diberi bawang putih lebih banyak mengandung mikroorganisme
dibandingkan ragi yang diberi kayu manis.
Adanya perbedaan kandungan mikroorganisme akan berpengaruh pada
kestabilan pertumbuhan masing-masing mikroorganisme. Ketika terjadi
perbedaan pertumbuhan, hasil atau produk fermentasi (komposisi gizi dan
mikroba akhir) yang dihasilkan juga akan berbeda.
2. Berdasarkan hasil pengamatan, mana yang memiliki jumlah dan jenis mikroba
yang paling banyak ?
Jawab :
Yang memiliki jumlah dan jenis mikroba terbanyak adalah ragi yang
ditambah bawang putih. Hal ini berhubungan erat dengan daya efektivitas
antimikroba yang terdapat pada rempah-rempah tersebut. Berdasarkan hasil
praktikum kayu manis bersifat lebih efektif dalam menghambat pertumbuhan
mikroba kontaminan pada ragi tape. Tetapi hal ini tidak dapat dibuktikan