KELOMPOK
YOSSI EKA MUHAMMAD
: 1210205563
NOVITA MONIKA
: 1210205578
ADIS AYULIA
: 1210205584
TAURISINA FIRNANDA
: 1210205590
: 1210205606
1.MANAJEMEN STRATEGIK
Secara Etimologi :Kata manajemen berasal dari bahasa Prancis kuno mnagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi
yang mapan dan diterima secara universal. Kata manajemen mungkin berasal dari bahasa
Italia (1561) maneggiare yang berarti mengendalikan, terutama mengendalikan kuda
yang berasal dari bahasa latin manus yang berati tangan. Kata ini mendapat pengaruh dari
bahasa Perancis mange yang berarti kepemilikan kuda (yang berasal dari Bahasa Inggris
yang berarti seni mengendalikan kuda), dimana istilah Inggris ini juga berasal dari bahasa
Italia. Bahasa Prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa Inggris menjadi mnagement,
yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur.
Sedangkan kata strategi berasal dari turunan kata bahasa Yunani, stratgos. yang dapat
diterjemahkan sebagai komandan militer pada zaman demokrasi Athena. Kutipan dari
buku Pengantar Manajemen Strategik Kontemporer, Strategik di Tengah Operasional / J.
Hutabarat dan M. Huseini, mengatakan bahwa: Jadi, manajemen strategi dapat didefinisikan
sebagai Sekumpulan keputusan & tindakan manajerial yang menentukan kinerja jangka
panjang perusahaan (meliputi analisa lingkungan, formulasi strategi, implementasi, evaluasi
dan pengendalian.
Proses manajemen skala besar dan bercakupan luas telah menjadi semakin canggih setelah
Perang Dunia II. Proses ini merupakan reaksi terhadap meningkatnya ukuran dan jumlah
perusahaan yang ikut serta dalam persaingan; terhadap meluasnya peran pemerintah sebagai
pembeli, penjual, pembuat peraturan, dan pesaing dalam sistem perusahaan bebas (free
enterprise system); dan terhadap meningkatnya keterlibatan bisnis dalam perdagangan
internasional. Barangkah penyempurnaan paling penting dalam proses manajemen teijadi
pada tahun 1970-an, ketika perencanaan jangka panjang, manajemen usaha baru, perencanaan, pemrograman, peranggaran, dan kebijakan bisnis diramu menjadi satu. Pada
waktu yang sama, penekanan utama diberikan pada peramalan lingkungan dan pertimbanganpertimbangan ekstern dalam merumuskan dan mengimplementasikan rencana. Ancangan
yang bersifat menyeluruh ini dikenal sebagai manajemen strategik atau perencanaan
strategik.
Manajemen strategik didefinisikan sebagai sekumpulan keputusan yang dia dakan
yang menghasilkan perumusan (formulasi) dan pelaksanaan (implementasi) rencanarencana yang dirancang untuk mencapai sasaran-sasaran perusahaan. Ini terdiri atas
sembilan tugas penting:
(purpose) apa.
DIMENSI-DIMENSI KEPUTUSAN STRATEGIK
(product-market)
tertentu.
Mereka
berusaha
mengidentifikasi
dan
mengamankan segmen-segmen pasar yang paling prospektif dalam arena tersebut. Segmen
ini merupakan bagian dari pasar total yang dapat dikuasai perusahaan karena keunggulan
bersaingnya.
Di bagian bawah hirarki pengambilan keputusan terletak tingkat fungsional, terdiri
utamanya dari manajer-manajer produk, wilayah, dan fiingsional.Mereka menyusun sasaran
tahunan dan strategi jangka pendek di bidang-bidang seperti produksi, operasi, riset dan
pengembangan, keuangan dan akunting, pemasaran dan hubungan karyawan. Tetapi,
tanggung jawab utama mereka adalah mengimplementasikan atau melaksanakan rencana
strategik perusahaan. Bila para manajer tingkat korporasi dan bisnis memusatkan perhatian
mereka pada melakukan hal-hal yang benar, para manajer di tingkat fungsional
memusatkan perhatian mereka pada melakukan segala sesuatu dengan benar. Jadi, mereka
menangani masalah-masalah seperti efisiensi dan efektivitas sistem produksi dan pemasaran,
kualitas layanan pelanggan, dan sukses produk dan jasa tertentu guna meningkatkan bagian
pasar perusahaan.
Karakteristik Keputusan Manajemen Strategik
Karakteristik keputusan manajemen strategik bervariasi menurut tingkat aktivitas 1
strategik yang terlibat.
Keputusan tingkat fungsional mengimplementasikan strategi keseluruhan yang
dirumuskan di tingkat korporasi dan bisnis. Keputusan-keputusan ini menyangkut isu
operasional yang berorientasi kepada tindakan dan relatif berjangka pendek serta berisiko
rendah. Keputusan tingkat fungsional hanya membutuhkan biaya moderat, karena mereka
hanya bergantung pada sumber daya yang tersedia. Mereka biasanya dapat disesuaikan
dengan kegiatan yang sedang berjalan, dan, karenanya, dapat diimplementasikan dengan
kerjasama minimal. Karena keputusan tingkat fungsional relatif kongkrit dan dapat
dikuantifikasi perhatian dan analisis banyak dicurahkan ke keputusan tingkat ini meskipun
potensi laba komparatifnya rendah. Keputusan tingkat fungsional yang umum meli- puti
keputusan tentang pelabelan nama generik atau nama-merek, riset dasar atau riset dan
pengembangan (R&D) terapan, tingkat sediaan tinggi atau rendah, peralatan produksi serba
guna atau khusus, dan penyeliaan ketat atau longgar.
Keputusan tingkat bisnis membantu menjembatani keputusan di tingkat korporasi dan
tingkat fungsional. Keputusan demikian tidak terlalu mahal, tidak terlap riskan, dan secara
potensial kurang mampu-laba (profitable) dibandingkan dengan keputusan tingkat korporasi,
tetapi keputusan ini lebih mahal, riskan, dan mampu- laba ketimbang keputusan tingkat
fungsional. Keputusan tingkat bisnis yang umum meliputi keputusan tentang lokasi pabrik,
segmentasi pemasaran dan cakupan geografisnya, serta saluran distribusi.
Formalitas mengacu pada seberapa rinci tingkat tanggung jawab, wewenang, dan keleluasaan
(discietion) pihak-pihak yang terlibat dalam pengambilan keputusan dirumuskan. Ini
merupakan pertimbangan penting dalam studi tentang manajemen? strategik, karena
formalitas yang lebih besar biasanya berkorelasi positif dengan biaya, kelengkapan
(comprehensiveness), akurasi, dan keberhasilan perencanaan.
Sejumlah faktor menentukan seberapa besar formalitas dibutuhkan dalam manajemen
strategik. Besar organisasi, gaya manajemennya yang dominan, kompleksitas lingkungannya,
proses produksinya, masalahnya, serta tujuan sistem perencanaannya semua memainkan
peran dalam menentukan tingkat formalitas yang sesuai.
Khususnya, formalitas terkait dengan ukuran perusahaan dan tingkat (tahap)
pengembangannya. Metode mengevaluasi keberhasilan strategik juga terkait dengan
formalitas. Beberapa perusahaan, khususnya yang berukuran kecil, mengikuti pola
kewirausahaan (entrepeneurship). Pada dasarnya mereka dikendalikan oleh satu orang, dan
mereka menghasilkan barang atau jasa yang jumlahnya terbatas. Dalam perusahaan seperti
itu, evaluasi strategik bersifat informal, intuitif, dan terbatas. Perusahaan-perusahaan yang
sangat besar, sebaliknya, membuat evaluasi strategik sebagai bagian dari sistem perencanaan
formal yang menyeluruh (comprehensive), ancangan yang oleh Henry Mintzberg dinamakan
pola perencanaan (planning mode). Mintzberg juga mengemukakan moda (pola) ketiga yaitu
moda adaptif, yang dikaitkannya dengan perusahaan-perusahaan berukuran sedang (medium)
dalam lingkungan yang relatif stabil. Untuk perusahaan yang mengikuti pola adaptif,
identifikasi dan evaluasi alternatif strategi erat terkait dengan strategi yang sedang diterapkan.
Bukanlah hal yang aneh jika kita menjumpai moda yang berbeda-beda dalam satu organisasi.
Pembuat Strategi
Tim manajemen strategik yang ideal terdiri atas para pengambil keputusan dari ketiga
tingkat keputusan dalam perusahaan (korporasi, bisnis, dan fungsional) misalnya, pejabat
eksekutif kepala (CEO), manajer produk, dan kepala bidang fungsional. Selain itu, tim ini
mendapat masukan dari staf perencanaan perusahaan, bila ada, dan dari manajer dan penyelia
tingkat bawah. Yang terakhir ini menyediakan data untuk pengambilan keputusan strategik
dan kemudian mengimplementasikan strategi.
Karena keputusan strategik mempunyai dampak besar atas suatu perusahaan dan
menuntut komitmen besar atas sumber daya perusahaan, para manajer puncak harus
memberikan persetujuan akhir bagi tindakan strategik. Departemen perencanaan, seringkali
dikepalai oleh direktur perencanaan korporasi, lazim ada pada perusahaan-perusahaan besar.
Perusahaan berukuran sedang seringkali menugasi sedikitnya satu orang staf puma waktu
untuk memimpin kegiatan pengumpulan data strategik. Bahkan di perusahaan kecil atau
perusahaan lebih besar yang kurang progresif, perencanaan strategik seringkali dipimpin oleh
seorang pejabat atau sekelompok pejabat yang ditunjuk sebagai komisi perencanaan.
Apa persisnya tanggung jawab manajer dalam proses perencanaan strategik di tingkat
korporasi dan bisnis? Manajemen puncak memikul tanggung jawab umum untuk semua
elemen
utama
perencanaan
dan
manajemen
strategik.
Manajemen
puncak
ini
perusahaan.
Manfaat Manajemen Strategik
Dengan menggunakan ancangan manajemen strategik, para manajer di semua tingkat
dalam perusahaan berinteraksi dalam perencanaan dan implementasi Akibatnya, konsekuensi
keperilakuan dari manajemen strategik serupa dengan konsekuensi keperilakuan dari
pengambilan keputusan partisipatif. Karenanya penilaian yang akurat mengenai dampak
formulasi strategi terhadap kinerja organisasi menuntut tidak saja kriteria evaluasi keuangan
melainkan juga kriteria evaluasi non-keuangan-ukuran yang menyangkut dampak
keperilakuan.
Memang,
mendorong
konsekuensi
keperilakuan
yang
positif
juga
Pertama, waktu yang digunakan manajer untuk proses manajemen strategik dapat
menimbulkan dampak negatif atas tanggung jawab operasional mereka. Para manajer harus
terlatih untuk meminimalkan dampak tersebut dengan menjadwalkan tugas-tugas mereka
agar dapat menyediakan waktu yang diperlukan untuk kegiatan-kegiatan strategik.
Kedua, jika para perumus strategi tidak terlibat secara dekat dalam implementasinya, mereka
mungkin mengelakkan tanggung jawab individual atas keputusan yang diambil. Jadi, para
manajer strategik harus mampu membatasi janji-janji kinerja yang dapat diwujudkan.
Ketiga, para manajer strategik harus mampu mengantisipasi dan menanggapi
kekecewaan para bawahan yang berpartisipasi atas harapan-harapan yang tidak menjadi
kenyataan. Bawahan mungkin mengharapkan keterlibatan mereka bahkan dalam hal yang
kecil saja dari keseluruhan formulasi strategi akan menghasilkan persetujuan atas usulan
mereka dan kenaikan imbalan, atau mereka mungkin berharap masukan-masukan mereka
digunakan juga untuk keputusan-keputusan lain.
Membuat
para
manajer
menjadi
peka
terhadap
kemungkinan-kemungkinan
konsekuensi negatif ini dan menyiapkan mereka dengan cara-cara efektif untuk
meminimalkan konsekuensi demikian akan sangat memperkuat potensi perencanaan
strategik.
Proses Manajemen Strategik
Perusahaan berbeda-beda dalam proses yang mereka gunakan untuk meramuskait dan
mengarahkan kegiatan manajemen strategik mereka. Perencana yang canggih, seperti General
Electric, Procter & Gamble, dan IBM, telah mengembangkan proses yang lebih rinci
ketimbang perencana lain yang berukuran sama yang lebih tidak formal. Usaha-usaha kecil
yang mengandalkan pada kemampuan formulasi strategi dan waktu yang terbatas dari
wirausaha biasanya memperlihatkan perhatian terhadap perencanaan yang lebih dasar
ketimbang perusahaan-perusahaan yang lebih besar dalam industri mereka. Dapat dipahami,
perusahaan dengan banyak produk, pasar, atau teknologi cenderung menggunakan sistem
manajemen strategik yang lebih rumit. Tetapi, terlepas dari perbedaan dalam hal rincian dan
tingkat formalitas ini, komponen dasar dari model-model yang digunakan untuk menganalisis
operasi manajemen strategik sangat mirip.
Karena kesamaan di antara berbagai model umum proses manajemen strategik, kita
dapat mengembangkan model elektik yang mewakili pandangan-pandangan terkemuka di
bidang manajemen strategik. Model ini disajikan dalam
Komponen Model Manajemen Strategik
Bagian ini akan mendefinisikan dan secara ringkas menguraikan komponen-
akan dilakukan perusahaan untuk mencapai sasaran jangka panjangnya dalam suatu
lingkungan yang dinamik dinamakan strategi umum, pernyataan (rumusan) tentang cara ini
mengungkapkan bagaimana sasaran-sasaran tersebut akan dicapai.Meskipun setiap strategi
umum, sebenarnya, merupakan satu paket yang khas (unik) dari strategi jangka panjang, ada
ancangan dasar yang dapat dikemukakan: konsentrasi, pengembangan pasar, pengembangan
produk, inovasi, in- j tegrasi horisontal, integrasi vertikal, usaha patungan, aliansi strategik,
konsorsium, diversifikasi konsentrik, diversifikasi konglomerat, pembenahan diri, divestasi,
dan likuidasi.
Sasaran Tahunan (Annual Objectives)
Hasil yang ingin dicapai organisasi dalam kurun waktu satu tahun dinamakan sasaran
tahunan atau sasaran jangka pendek. Sasaran seperti ini mencakup bidang-bidang yang sama
dengan bidang yang dicakup dalam sasaran jangka panjang. Perbedaan antara sasaran jangka
pendek dan sasaran jangka panjang utamanya terletak pada rincian yang lebih besar dan
diperlukan dalam sasaran jangka pendek.
Strategi Fungsional (Functional Strategies)
Dalam kerangka besar strategi umum, setiap fungsi bisnis atau divisi membutuhkan
rencana tindakan yang spesifik dan terpadu. Kebanyakan manajer strategik berusaha
mengembangkan suatu strategi operasional untuk setiap perangkat sasaran tahunan terkait.
Strategi operasional adalah rumusan rinci mengenai cara-cara yang akan digunakan untuk
mencapai sasaran tahun berikutnya.
2. KEBIJAKAN PERUSAHAAN
Kebijakan (policies)
Kebijakan adalah keputusan bersifat umum yang telah ditetapkan sebelumnya yang
menjadi pedoman atau menjadi pengganti bagi pengambilan keputusan manajerial M yang
bersifat repetitif (berulang). Kebijakan memedomani pemikiran, keputusan, dan tindakan
manajer dan pada bawahan mereka dalam mengimplementasikan strategi H organisasi.
Kebijakan memberikan penuntun untuk menetapkan dan mengendalikan proses operasi
perusahaan yang sedang berjalan sesuai dengan sasaran strategik perusahaan. Kebijakan
seringkah meningkatkan efektivitas manajerial melalui standardisasi keputusan-keputusan
rutin dan batasan keleluasaan (discretion) manajer dan bawahan dalam mengimplementasikan
strategi operasional.
Melembagakan Strategi
penting
untuk
mengkomunikasikan
apa
yang
harus
dilakukan
untuk
mengimplementasikan strategi keseluruhan perusahaan. Dengan menerjemahkan keinginankeinginan jangka panjang ke dalam pedoman tindakan jangka pendek, mereka menjadikan
strategi operasional. Tetapi strategi keseluruhan juga harus dilembagakan (institutionalized)-,
artinya, strategi ini haruslah meresap ke dalam kehidupan sehari-hari perusahaan agar dapat
terimplementasi secara efektif.
Empat elemen organisasi merupakan sarana fundamental untuk melembagakan
strategi perusahaan: (1) struktur, (2) kepemimpinan, (3) kultur, dan (4) imbalan. Implementasi
yang berhasil menuntut manajemen dan integrasi yang efektif dari keempat elemen ini untuk
memastikan bahwa strategi mendarah-daging dalam kehidupan sehari-hari perusahaan.
Pengendalian dan Evaluasi
Implementasi (pelaksanaan) strategi harus dipantau untuk mengetahui sejauh mana
sasaran perusahaan tercapai. Betapapun diusahakan obyektif, proses perumusan strategi
sebagian besar bersifat subyektif. Jadi, ujian penting pertama terhadap suatu strategi hanya
dapat dilakukan setelah implementasi.Para manajer strategik harus memperhatikan isyaratisyarat dini reaksi pasar terhadap strategi mereka. Mereka juga harus menyiapkan metode
pemantauan dan pengendalian untuk memastikan bahwa rencana strategi mereka diikuti.
Manajemen Stratejik sebagai proses
Proses adalah arus informasi melalui beberapa tahap analisis yang saling terkait menuju
pencapaian suatu tujuan tau cita-cita. Jadi.
Memandang manajemen strategik sebagai suatu proses mengandung beberapa implikasi
penting. Pertama, suatu perubahan pada sembarang komponen akan mempengaruhi beberapa
atau semua komponen yang lain. Kebanyakan tanda panah dalam model ini menunjuk ke dua
arah, mengisyaratkan bahwa aras informasi biasanya ulang-alik. Sebagai contoh, kekuatankekuatan dalam lingkungan ekstern dapat mempengaruhi sifat misi perusahaan, dan
perusahaan pada gilirannya dapat mempengaruhi lingkungan ekstern dan mempertajam
persaingan di medan operasinya. Contoh spesifik adalah sebuah perusahaan listrik yang
dibujuk,
sebagian
melalui
insentif
pemerintah,
untuk
mencantumkan
komitmen
pengembangan alternatif eneiji dalam rumusan misinya. Perusahaan kemudian dapat berjanji
untuk mengembangkan kegiatan litbangnya ke bidang pencairan batubara (coal liqufaction).
Lingkungan ekstern telah mempengaruhi misi perusahaan, dan misi ini mengisyaratkan
adanya kondisi persaingan tertentu dalam lingkungan.
Implikasi kedua dari memandang manajemen strategik sebagai suatu proses adalah bahwa
perumusan dan implementasi strategi terjadi secara berurutan. Proses dimulai dengan
pengembangan atau re- evaluasi misi perusahaan. Langkah ini dikaitkan dengan, tetapi pada
dasarnya diikuti oleh, pengembangan profil perusahaan dan penilaian atas lingkungan
ekstern. Kemudian mengikuti, secara berturutan, pilihan strategik, penetapan sasaran jangka
panjang, rancangan strategi umum, penetapan sasaran jangka pendek, rancangan strategi
operasional, pelembagaan strategi, serta tinjauan dan evaluasi.
Tetapi, proses yang tampaknya kaku ini perlu dijelaskan.
Pertama, sosok strategik suatu perusahaan mungkin perlu direevaluasi sebagai reaksi
terhadap
perubahan-perubahan
pada
faktor-faktor
penting
yang
menentukan
atau
Karena perubahan ini berlangsung terus menerus, proses perencanaan strategik yang dinamik
harus selalu dipantau sehingga adanya perubahan yang cukup besar pada sembarang
komponen tidak menyebabkan usangnya strategi.
Perubahan pada Proses
Proses manajemen strategik menjalani penilaian dan pemutakhiran terus menerus. Meskipun
elemen-elemen dasar dari model manajemen strategik jarang sekali berubah, penekanan
relatif terhadap setiap elemen ini akan berbeda-beda menurut pengambil keputusan yang
menggunakan model ini serta menurut situasi lingkungan perusahaan mereka.
Perumusan Formulasi Strategi
Perumusan strategi memedomani eksekutif dalam menetapkan bidang usaha yang diterjuni
perusahaan, tujuan akhir (aims) yang ingin dicapainya, serta cara yang akan digunakan untuk
mencapai
tujuan
akhir
(aims)
tersebut. Ancangan
formulasi
strategi
merupakan
penyempurnaan dari ancangan perencanaan jangka panjang tradisional. Seperti dibahas dalam
tujuh bab selanjutnya tentang pengembangan rencana tindakan bersaing perusahaan
perumusan strategi memadukan perspektif yang berorientasi ke depan dengan lingkungan
intern dan ekstern perusahaan.
Apa yang Dimaksud dengan Misi Perusahaan?
Apakah suatu perusahaan sedang mengembangkan bisnis baru atau sedang merumuskan
kembali arah bagi bisnisnya yang sudah berjalan, perusahaan ini harus menetapkan tujuan
dan filosofi dasar yang akan menentukan bentuk sosok strategiknya (strategic posture).
Tujuan mendasar (fundamental purpose) yang membedakan suatu perusahaan dari
perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan yang menjelaskan cakupan operasinya dalam
bentuk produk dan pasar didefinisikan sebagai misi perusahaan (company mission).
Kebutuhan akan Misi yang Eksplisit
Tidak ada pihak luar yang mengnaruskan perusahaan menetapkan misinya, dan proses
menetapkan misi ini sangat menyita waktu dan menjemukan. Apalagi, misi ini mengandung
rumusan sasaran dan strategi yang bersifat umum dan tidak spesifik. Dari sifatnya, misi
hanyalah merupakan pernyataan tentang sikap, pandangan, dan orientasi yang bersifat umum,
bukan target yang dapat diukur.
Kalau demikian, apa yang ingin dicapai dari pernyataan seperti itu? Menurut King dan
Cleland, sasaran misi perusahaan adalah:
Berfungsi sebagai titik fokus bagi mereka yang sepakat dengan tujuan umum
(purpose) dan arah organisasi dan menghalangi mereka yang tidak sepakat dengan itu
agar tidak lagi melibatkan diri dengan kegiatan-kegiatan organisasi.
Memudahkan penerjemahan sasaran dan tujuan ke dalam suatu struktur kerja yang
mencakup penetapan tugas kepada elemen-elemen yang bertanggung jawab dalam
organisasi.
Merumuskan Misi
Proses menetapkan misi perusahaan untuk suatu bisnis tertentu barangkali dapat lebih mudah
dipahami dengan membayangkan bisnis ini pada saat kelahirannya. Biasanya suatu bisnis
atau usaha dimulai dengan keyakinan, keinginan, dan aspirasi satu orang wirausaha. Misi dari
seorang manajer-pemilik seperti itu biasanya didasarkan pada keyakinan dasar berikut:
Produk atau jasa yang disediakan usaha ini dapat memberikan manfaat yang setidaktidaknya sama dengan harganya.
Produk atau jasa ini dapat memuaskan kebutuhan pelanggan di segmen pasar tertentu
yang pada saat ini belum dipenuhi secara memadai.
Teknologi yang digunakan dalam produksi akan menghasilkan produk atau jasa yang
biaya dan kualitasnya bersaing.
Dengan kerja keras dan dukungan pihak-pihak lain, bisnis tidak saja dapat bertahan
melainkan juga tumbuh dan memberikan keuntungan.
Filosofi manajemen dari bisnis ini akan menghasilkan citra yang baik di mata publik
dan akan memeberikan imbalan dan psikologis bagi mereka yang bersedia
menginvestasikan tenaga dan dana dalam membantu bisnis untuk berhasil.
Konsep-diri wirausaha dari bisnis ini dapat dikomunikasikan kepada, dan diterapkan
oleh, para karyawan dan pemegang saham.