Anda di halaman 1dari 23

ISI

A. KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI


1. Supervise production of food that meets nutrition guidelines, cost parameters, and
consumer acceptance
2. Supervise development and/or modification of recipes/formulas
3. Supervise translation of nutrition into foods/menus for target populations
B. SKENARIO
RS Brawijaya adalah rumah sakit yang khusus menangani pasien kanker, sehingga
akan menerapkan neutropenic diet untuk menggantikan siklus menu yang lama serta
sangat memperhatikan keamanan makanan. Suminem, ahli gizi RS Brawijaya
mendapat laporan dari Manajer RS berdasarkan keluhan perawat ruangan tentang sisa
makanan pasien yang banyak. Setelah diselidiki didapatkan data sebagai berikut :
siklus menu yang dipakai adalah siklus menu 7 hari, bagian pencucian alat makan
membuang sekitar 1/3 hingga 1/2 sisa makanan di piring setiap harinya, banyak
pasien yang membeli makanan luar rumah sakit, pasien mengeluh bosan dengan
menu yang disajikan, dan menginginkan bisa memilih menu sendiri. Melihat hal ini
Suminem berinisiatif untuk mengevaluasi menu yang ada dan merubah sistem
pelayanan di rumah sakit tersebut menjadi room service, sehingga dia harus
melakukan perencanaan menu baru serta membuat sistem otomatisasi dengan
perangkat lunak mulai dari sistem pemesanan menu hingga perhitungan kebutuhan
bahan makanan, agar produksi bisa berjalan dan pasien menjadi puas, untuk langkah
pertama dia akan menerapkan sistem ini pada kelas VIP.
C. DAFTAR UNCLEAR TERM
1. Neutropenic diet
Penurunan jumlah neutrophil dalam darah; menu yang berhubungan dengan
penurunan jumlah neutrophil dalam darah (Dorland)
2. Kanker
Penyakit neuplastik karena sebab alamiah yang bersifat fatal (Dorland)
Penyakit yang disebabkan karena ketidakaturan hormone, tumbuhnya daging
pada jaringan yang normal (Kamus Bahasa Indonesia)
3. Room service
Pelayanan kamar (Kamus Inggris-Indonesia)
Suatu sistem pelayanan kamar yang terdiri dari pemesanan, pelayanan dan
penyajian, makanan disiapkan sesuai dengan data permintaan pasien, termasuk
apa dan kapan pasien ingin makan dan menawarkan beberapa pilihan variasi
makanan serta waktu yang fleksibel dalam memesan makanan (Zafirah, 2010)
4. Menu
Susunan makanan atau hidangan yang dimakan oleh seseorang untuk sekali
makan atau untuk sehari menurut waktu makan (Kamus Gizi)
5. Diet
Pengaturan pola dan konsumsi makanan dan minuman yang dilarang, dibatasi
jumlahnya, dimodifikasi atau diperbolehkan dengan jmlah tertentu untuk tujuan
1

terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan (Kamus
Gizi)
6. Sisa makanan
Apa yang tertinggal (sesudah dimakan, diambil, dsb); makanan yang dimakan
sebagian, masih meninggalkan makanan di piring
7. Manajer
Orang yang berwenang dan bertanggung jawab membuat rencana, mengatur,
memimpin dan mengendalikan pelaksanaannya untuk mencapai sasaran tertentu
(Kamus Bahasa Indonesia)
8. Siklus menu
Daftar menu makanan harian yang dibuat 3 atau 5 hari untuk menghindari menu
yang sama pada hari yang sama (Kamus Gizi)
9. VIP
Very Important Person, tokoh penting (Kamus Inggris-Indonesia)
10.Evaluasi
Penilaian dari hasil (KBBI)
11. Keamanan makanan
Kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari kemungkinan
cemaran biologis, kimia dan benda lain yang dapat mengganggu, merugikan, dan
membahayakan kesehatan manusia (Kamus Gizi)
12. Sistem pelayanan
Sekelompok komponen yang masing-masing

saling

menunjang,

saling

berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan


kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara layanan sebagai upaya
pemenuhan kebutuhan penerima layanan (Ferysa, 2010)
13. Inisiatif
Ikhtiar (KBBI)
14. Perhitungan kebutuhan bahan makanan
Proses penyusunan kebutuhan bahan makanan yang diperlukan untuk pengadaan
bahan makanan sesuai menu yang ditetapkan dan jumlah konsumen (Depkes RI,
2009)

15. Siklus menu 7 hari


Daftar menu harian yang dibuat selama 7 hari untuk menghindari menu yang
sama pad hari yang sama; menu dari hari pertama sampai ketujuh berbeda, ketika
setelah hari ketujuh menunya kembali ke menu hari pertama
16. Sistem produksi (ganis) :
Satu kesatuan proses yang dilakukan untuk menghasilkan suatu barang/jasa
17. Perencanaan
Dari kata dasar rencana, proses pembuatan rencana/konsep (Kamus Bahasa
Indonesia)
18. Perangkat lunak
Perangkat program, prosedur dan dokumen yang berkaitan dengan suatu sistem
(komputer) yang merupakan bagian dari alat yang berfungsi sebagai penunjang
alat utama (KBBI)
19. Puas
2

Merasa senang, lega, kenyang dsb karena sudah terpenuhi (KBBI)


D. DAFTAR CUES
1. Ahli gizi ditugaskan membuat menu dengan sistem automatisasi perangkat lunak
sehingga pasien menjadi puas
2. Ahli gizi harus bisa mengevaluasi menu agar tidak ada sisa makanan dan
mengurangi pembelian makanan diluar
3. Ahli gizi memastikan porsi yang disajikan dan mendatangi pasien untuk
mengetahui kondisi lain
4. Ahli gizi dapat menerapkan sistem food service yang sesuai serta dapat
memberikan menu yang sesuai dengan keadaan pasien agar waste dapat
berkurang dan tetap memperhatikan HACCP makanan
5. Mengedukasi pasien akan pentingnya kebutuhan gizi pasien
6. Ahli gizi dapat melakukan perencanaan menu dan melakukan sistem automatisasi
dari perencanaan, pemesanan hingga produksi agar pasien puas
7. Ahli gizi dapat mengaplikasikan sistem food service yang baik sehingga
meminimalisir sisa makanan
8. Ahli gizi dapat mengevaluasi menu dengan sistem room service, menu tetap
sesuai kondisi pasien
9. Ahli gizi diharapkan dapat membuat sistem menu makanan baru dengan
memperhatikan keamanan makanan, efektif dan efisien serta memperhatikan
keadaan pasien
10.Ahli gizi dapat

menerapkan

sistem

room

service,

menggunakan

sistem

automatisasi
11.Ahli gizi dapat mengevaluasi menu yang sudah ada dan menerapkan sistem yang
baru agar kepuasan pasien dapat tercapai
12.Ahli gizi dapat mengevaluasi menu yang sudah ada dan menerapkan sistem
pelayanan room service di rumah sakit dengan membuat sistem automatisasi
dengan perangkat lunak mulai dari perencanaan menu, pemesanan hingga
perhitungan kebutuhan bahan makanan
Kesimpulan Cues :
Ahli gizi dapat mengevaluasi menu yang sudah ada dan menerapkan sistem
pelayanan room service di kelas VIP rumah sakit dengan membuat sistem
automatisasi dengan perangkat lunak mulai dari perencanaan menu, pemesanan
hingga perhitungan keb bahan makanan
E. DAFTAR LEARNING OBJECTIVE
1. Bagaimana perencanaan menu yang tepat untuk pasien kanker dan bagaimana
2.
3.
4.

perhitungan kebutuhannya?
Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam perencanaan menu?
Apa saja yang dilakukan untuk mengevaluasi menu?
Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menjaga keamanan makanan dan
bagaimana caranya?

5.

Apa perangkat lunak yang digunakan untuk sistem automatisasi, bagaimana


pembuatan sistemnya dengan perangkat lunak, bagaimana pelaksanaannya dan

6.
7.
8.
9.

apa hambatannya?
Apa kelebihan dan kekurangan sistem room service?
Bagaimana cara penyusunan standar resep dan porsi pada sistem room service?
Bagaimana mekanisme perencanaan menu pada penerapan sistem room service?
Bagaimana penerapan pelayanan room service di rumah sakit?

F. HASIL BRAINSTORMING
1. Bagaimana perencanaan menu yang tepat untuk pasien kanker dan
bagaimana perhitungan kebutuhannya?
Perencanaan menu untuk pasien kanker berisi jumlah penambahan zat gizi untuk
pasien kanker dan perhitungannya menggunakan rumus harris benedict dengan
mempertimbangkan faktor aktivitas fisik dan faktor stres.
2. Faktor apa saja yang dipertimbangkan dalam perencanaan menu?
a. Ketersediaan bahan makanan
b. Anggaran dana
c. Standar resep
d. Peralatan dan layout dapur
e. Standar porsi
f. Skill tenaga kerja
g. Jenis penyakit, diet dan kebutuhan pasien
h. Jumlah pasien dan riwayat pasien

3. Apa saja yang dilakukan untuk mengevaluasi menu?


Hal yang perlu dilakukan untuk mengevaluasi menu adalah dengan melakukan
perhitungan food wasting, memberikan kuisioner, wawancara langsung dengan
pasien dan evaluasi berdasarkan laporan manajer.
4. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam menjaga keamanan makanan
dan bagaimana caranya?
a. Memperhatikan setiap proses mulai dari Supplier (Purchasing) Receiving
Storage Preparation Production Distribution Service
b. Sanitasi, penyimpanan, pengolahan, distribusi, suhu, holding
c. Supplier makanan
d. Mengecekan barang ketika receiving bisa dicatat, barang yang datang sesuai
dengan yang dipesan
e. Storage dengan FIFO
f. Memperhatikan proses distribusi karena tergantung alat yang digunakan untuk
g.
h.
i.
j.

mendistribusikan
Waktu selama proses distribusi
Storage ada pemisahan bahan kering dan bahan yang basah
Memperhatikan suhu pemasakan ketika proses produksi
Ketika proses preparation penggunaan alat antara bahan sayur dan golongan

daging dipisah
k. Kebersihan tenaga kerja harus diperhatikan
4

l. Peralatan service yang digunakan dan waktu saat service


m. Cara menjaga keamanan makanan dengan mengawasi setiap proses
n. Cara menjaga keamanan makanan dengan HACCP
5. Apa perangkat lunak yang digunakan untuk sistem automatisasi,
bagaimana pembuatan sistemnya dengan perangkat lunak,

bagaimana

pelaksanaannya dan apa hambatannya?


a. Menggunakan microsoft Excel dan Nutrisurvey
b. Software terhubung dengan internet, agar dari receiving-storage bisa melihat
stock nya
c. Ada perangkat lunak tersendiri dimana bahan makanan akan secara otomatis
menyesuaikan dengan menu yang dipilih
6. Apa kelebihan dan kekurangan sistem room service?
a. Kelebihan sistem room service adalah ahli gizi dapat mengetahui kebutuhan
pasien dan kekurangannya adalah membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih
banyak
b. Kekurangan sistem room service adalah biaya yang mahal
c. Kelebihan sistem room service adalah kepuasan pasien dapat tercapai
d. Kelebihan sistem room service adalah ada interaksi antara ahli gizi dengan
pasien
7. Bagaimana cara penyusunan standar resep dan porsi pada sistem room
service?
a. Ahli gizi harus mengetahui jumlah pasien yang ada, bahan makanan yang ada
di pasar dan dapat diterima oleh seluruh pasien
b. Ada uji coba resep dan dapat memperbarui (upgrade)
c. Setelah melakukan uji coba resep dapat menentukan jumlah porsi yang
dihasilkan dari satu resep
d. Mengetahui AKG dari pasien dan kebutuhan untuk semua pasien
e. Menghitung kebutuhan intake makan masing-masing pasien
f. Menyusun standar kebutuhan untuk seluruh pasien kanker
g. Memperhitungkan jumlah penambahan zat gizi untuk pasien kanker
8. Bagaimana mekanisme perencanaan menu pada penerapan sistem room
service?
a. Sistem Room service menggunakan telefon. Dari manajer sudah ada menu,
bahan makanan tiap golongan dan pilihan makanan tiap golongan bahan
makanan sehingga pasien tinggal memilih
b. Sistem Room service diterapkan karena pasien bosan dengan menu rumah
sakit, kemudian ahli gizi melakukan interaksi dengan pasien untuk mengetahui
kebutuhan pasien seperti apa, setelah itu menyusun standar resep sesuai
dengan kemampuan rumah sakit
c. Melakukan evaluasi menu dengan kuisioner terkait dengan kecenderungan
bahan makanan yang disukai pasien, kemudian dilakukan perekapan untuk
membuat standar resep
d. Pasien memilih menu sesuai dengan keinginan dengan format pemilihan menu
setiap paket A/B/C kemudian pasien memesan menu dengan cara mencentang
pada menu yang dipilih
5

e. Standar resep dibuat dari beberapa bahan dasar yang sama dengan teknik
pengolahan yang berbeda-beda kemudian menu ditawarkan kepada pasien
9. Bagaimana penerapan pelayanan room service di rumah sakit?
a. Pelayanan room service dapat dilakukan melalui telefon
b. Pelayanan room service dengan memberikan pilihan paket menu makanan
A/B/C/D dengan mempertimbangkan bahan makanan yang cocok untuk pasien
kanker dan telah disesuaikan dengan standar resep ada
c. Pada pelayanan room service terdapat perbedaan kebutuhan antar pasien
kanker bergantung pada jenis kankernya

G. HIPOTESIS
Hipotesis Kelompok:

Hipotesis Akhir:

H. PEMBAHASAN LEARNING OBJECTIVE


1. Perencanaan menu yang tepat untuk pasien kanker adalah
7

a. Menetapkan dan memperhitungkan kebutuhan pasien kanker (makronutrient


dan mikronutrient)
b. Survei kesukaan pasien dan disesuaikan dengan Guideline kebutuhan gizi
pasien kanker (jenis makanan-makanan padat, cair, atau kombinasi; cara
pemberian-oral, enteral, ataupun parenteral)
c. Merencanakan alokasi budget/ biaya
d. Menu yang dibuat disesuaikan dengan skill pemasak, penyedia bahan
e.
f.
g.
h.
i.

makanan, jenis produksi, sistem service yang digunakan, dan kesediaan alat
Menentukan macam menu untuk pasien kanker
Membuat standar resep, standar porsi, standar bumbu
Menentukan siklus menu
Menetapkan waktu penggunaan menu yang telah disusun
Meneliti kembali kesesuaian menu dengan kecukupan gizi (dengan melihat
standar resep) dan biaya yang tersedia/ direncanakan (membengkak atau

j.

tidak)
Melaksanakan menu

[1][2][3]

2. Perhitungan kebutuhan nutrisi pasien kanker


Tujuan :
mencegah atau menghambat penurunan berat badan
mencegah defisiensi nutrien
mempertahankan lean body mass
Prinsip :
a. Diet Tinggi energi tinggi protein
b. Memberikan makanan dengan porsi kecil tapi sering
c. Tinggi antioksidan
d. Rendah lemak
e. Tidak menggunakan bumbu yang merangsang
f. Rendah iodium (apabila menjalani medikasi radioaktif internal)
g. Sterilisasi makanan harus diperhatikan
Syarat :
a. Kebutuhan Energi pasien kanker dengan status gizi normal
laki-laki : 36 Kkal/KgBB/hari
perempuan: 32 Kkal/KgBB/hari
atau energi ditingkatkan 110-130%
Apabila dalam kondisi malnutrisi, kebutuhan energi yaitu:
laki-laki : 40 Kkal/KgBB/hari
perempuan: 36 Kkal/KgBB/hari
atau energi ditingkatkan 130-150%
Untuk cara manual, perhitungan kebutuhan energi menggunakan rumus dari
Mifflin-St. Jeor, yaitu:
Laki-laki, REE=10W + 6,5H - 5A + 5
Perempuan, REE= 10W + 6,25H 5A - 161
b. Protein: 1-1,5 gram/KgBb/hari
c. Lemak: 15-20% dari kebutuhan energi total
d. Memberikan tambahan vitamin dan mineral untuk mencegah defisiensi. Vitamin
ditingkatkan 10 kali dari AKG dan mineral ditingkatkan 2-5 kali dari AKG atau
memberikan suplementasi jika <150% FDA
8

e. Kebutuhan cairan ditingkatkan apabila mual muntah yaitu 35 ml/KgBB/hari, dan


ditingkatkan 10% setiap kenaikan suhu tubuh 1C

[4][5][6][7][8][9]

3. Bahan makanan yang aman untuk pasien kanker


Pada pasien kanker yang memerlukan radiasi abdominal akan mengalami enteritis
yang menyebabkan malabsorbsi/obstruksi. Sehingga pasien membutuhkan diet
dengan komposisi bahan makanan yang tidak mengandung serat, dan tidak
mengandung laktosa. Kecukupan intake protein sangat diperlukan di semua
tahapan pengobatan kanker, penyembuhan, long-term survival, dan hidup dengan
memiliki resiko kanker. Beberapa bahan makanan yang baik untuk memenuhi
kebutuhan protein dan juga rendah lemak jenuh antara lain :
-

Ikan

Telur

Produk susu rendah lemak

Kacang-kacangan

Biji-bijian

Polong-polongan

Unggas tanpa kulit

Produk susu tanpa lemak


Sedangkan bahan makanan sumber karbohidrat yang kaya akan zat gizi esensial,
fitoimia, dan serat antara lain:

Sayuran

Gandum

Buah

Polong-polongan

[10]

Pada pasien kanker colorectal, makanan yang mengandung probiotik terbukti


mampu meningkatkan status kesehatan dan mencegah berkembangnya kanker
lebih lanjut. Probiotik merupakan rantai pendek (LDCs) atau low-digestible
carbohydrates yang kemudian dimetabolisme oleh mikrobiota usus dan digunakan
sebagai sumber energy, meningkatkan system imun. Bahan makanan yang
mengandung probiotik seperti :
-

Asparagus

Pisang

Chicory

Bawang putih

Bawang merah

Oat

Kedelai
9

[11]

Bawang prei

Menggunakan minyak zaitun atau minyak canola lemak omega 3 sangat potensial
sebagai anti inflamasi.

[12]

Menurut Adibah (2015) pentingnya gizi dan pemilihan

menu makanan pada penderita yang sedang menjalani terapi kanker adalah untuk
meningkatkan tenaga dan kekuatan tubuh penderita serta menjaga berat badan
dan

mempercepatkan

penyembuhan

pada

penderita

kanker

saat

sedang

dikemoterapi atau diradioterapi. Gizi pada penderita kanker yang sedang


menjalani kemoterapi atau radio terapi harus mengandung :
a. Protein : ikan, daging ayam tanpa kulit, telor dan kacang-kacangan.
b. Lemak : pilih lemak nabati seperti minyak jagung dan minyak zaitun
c. Karbohidrat : sumber karbohidrat terbaik adalah dari sayuran, buah dan whole
grain seperti jagung dan beras coklat.
d. Vitamin dan Mineral : bisa didapatkan dari makanan dan jika ingin
mengkonsumsi tablet suplemen, diskusikan dengan dokter terlebih dahulu.
e. Air : minum secukupnya
f.

Antioksidan

didapatkan

dari

buah-buahan

segar

dan

sayur-sayuran.

Suplemen antioksidan tidak dianjurkan pada penderita kanker yang sedang


menjalani terapi.

[13]

4. Contoh susunan menu sehari untuk pasien kanker


a. Contoh susunan menu sehari untuk pasien kanker secara umum
Makan Pagi
Nasi goreng
Telur ceplok
Variasi tahu
Jeruk
Air mineral

Makan Siang
Nasi/tim/bubur
Ikan
goreng

saus

kecap
Gelatin goreng asam
manis
Tempe goreng
Bening bayam+wortel
Cah wortel
Pepaya
Air mineral

Makan malam
Nasi/tim/bubur
Ayam goreng
Empal daging
Tahu daging
Tumis kacang panjang + putren
+ bakso
Lodeh daun ubi
Pir
Air mineral

b. Contoh susunan menu sehari untuk pasien kanker kolorektal


Makan pagi
Semangkuk sereal

Makan siang

Makan malam

Sandwich

Blue

chicken

[14]

cod

[15]

Selingan
fillet

segenggam frozen

salad dengan roti

dengan

berries

gandum

wortel dan kacang

Yoghurt

apel

polong

dengan keju
Wortel
2 cangkir black

Salad buah

tea

gelas

fresh

Es

krim

rendah

kentang,

Kacang almond
Biskuit gandum

10

orange juice

lemak

dengan

1 cangkir black tea

kalsium tinggi

Air mineral

Air mineral
5. Faktor yang harus dipertimbangkan dalam perencanaan menu
1. Eksternal
Faktor politik, sosial, ekonomi, dan kecenderungan yang sedang terjadi (trend)
2. Internal
- Organisasional
Visi, misi dan filosofi institusi, tujuan dan hasil organisasi, peraturan dari
institusi
- Customer
Demografi (umur, gender, etnik, status kesehatan, tingkat pendidikan),
sosiokultural

(budaya,keyakinan), konsumsi makanan (tren, kebiasaan dan

pandangan terhadap makanan), kebutuhan gizi (umur, gender, status gizi,


sakit yang diderita)
- Operasional
Proses pembelian hingga service, tenaga kerja yang membuat menu,
ketersediaan bahan pangan, fasilitas, jumlah dan keterampilan tenaga kerja,
persiapan dan jadwal tenaga kerja, desain ruangan
- Manajemen
anggaran dana, biaya yang akan dipakai, jumlah pemasukan

[3]

6. Cara yang dilakukan untuk mengevaluasi menu


Evaluasi menu dapat dilakukan melalui 3 metode, yaitu sebagai berikut :
1) Menggunakan metode checklist
Checklist berisi pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut ini :
a. Apakah menu memenuhi pedoman gizi dan tujuan organisasi ?
b. Apakah makanan di musim yang ditawarkan tersedia dan dapat diterima
dalam kisaran harga?
c. Apakah setiap menu yang ditawarkan memiliki warna, tekstur, rasa,
konsistensi, dan rasa yang bagus? dan apakah jenis persiapan, tingkat
kematangan, porsi, dan suhu telah sesuai ?
d. Bisakah menu dipersiapkan oleh karyawan dan peralatan yang tersedia ?
e. Apakah ada keseimbangan antara beban kerja karyawan dengan peralatan
f.

yang tersedia ?
Apakah sering terjadi pengulangan item dan rasa menu dalam

satu

periode menu ?
g. Apakah penampilan makanan menarik ?
h. Apakah dilakukan kombinasi yang bagus dan dapat diterima oleh
konsumen ?
2) Menggunakan metode sisa makanan
Dalam perhitungan sisa makanan terdapat tiga cara, yaitu sebagai berikut :
a. Weight plate waste
Dengan cara menimbang sisa makanan pada setiap jenis hidangan,
dengan rumus sebagai berikut ini :

11

Sisa makanan ( )=

makanan yang tersisa ( gr )


x 100
standar porsiruma h sakit (gr)

b. Recall 24-h
Dengan menanyakan kepada responden tentang banyaknya sisa makanan,
dimana responden menaksir dengan skala taksiran visual.
c. Visual
Sisa makanan diukur dengan cara menaksir secara visual banyaknya sisa
makanan untuk setiap jenis hidangan yang tersisa dipiring dan menilai
jumlah yang tersisa dengan kategori :
- Bersisa, jika sisa makanan >25%
- Tidak bersisa, jika sisa makanan 25%
Hasil pencatatan sisa makanan lalu dilaporkan kepada manajer untuk
dilakukan evaluasi.
3) Metode kuisioner dan konsultasi
Menggunakan metode konsultasi karena dapat langsung berinteraksi dengan
pasien dan informasi yang didapatkan lebih spesifik. Selain konsultasi, untuk
mengevaluasi menu dapat menggunakan kuisioner untuk melihat daya terima
konsumen terhadap menu yang disajikan, dimana didalam kuisioner tersebut
tertulisi kritik dan saran setiap kali pasien memesan. [3][16][17][18][19]
7. Yang perlu diperhatikan dalam menjaga keamanan makanan dan cara
menjaga keamanan makanan adalah
1. Good Manufacturing Practices (GMP) atau Cara Pengolahan Makanan yang baik
dan benar:
a. Pemilihan Bahan Makanan
Cara menjaga keamanan makanan:
- Memilih ciri-ciri makanan yang berkualitas ( tidak busuk, berjamur ataupun
-

rusak )
Pilih makanan dalam keadaan tertutup atau dalam kemasan sehingga

terbebas dari debu, lalat, kecoa dan tikus serta mikroba


Pilih makanan dalam kondisi baik atau sebelum melewati tanggal
kadaluarsa.

b. Tanda kerusakan bahan makanan

1) Daging dan produk olahannya


-Perubahan bau menjadi tengik atau bau busuk
-Adanya perubahan warna
-Adanya perubahan rasa menjadi asam
2) Ikan dan produk olahannya
Adanya bau busuk karena gas amonia, sulfida atau senyawa busuk lainnya
Terdapat lendir pada permukaan ikan
Terdapat perubahan warna yaitu kulit dan daging ikan
3) Susu dan produk olahannya
Adanya perubahan rasa susu menjadi asam
Terdapat perubahan susu menjadi menggumpal
Terdapat lendir
Adanya perubahan bau menjadi tengik
4) Telur dan produk olahannya
12

Terdapat pengurangan isi telur


Timbulnya bintik-bintik berwarna hijau, hitam atau merah karena tumbuhnya

bakteri
- Terdapat bau busuk
2. Penyelenggaraan makanan
a. Bahan makanan :
- Memperhatikan sumber bahan makanan dan keadaan bahan makanan
- Bahan makanan yang nyata tidak memenuhi syarat, sebaiknya dipisahkan
agar tidak tercampur
memilih bahan makanan yang aman, memperhatikan BTP, menggunakan air

yang bersih
b. Pengolahan makanan
1)
Tempat pengolahan:
- Kebersihan terjaga,
-

2)

terdapat

pembuangan

sampah,

air

bersih,

penerangan cukup, tersedia pencuci tangan, dan terhindar dari debu


Desain ruangan diatur sedemikian, sehingga memudahkan untuk pemersihan
- Ruangan diatur untuk alur kerjanya dan dimulai dari persiapan bahan
baku hingga makanan siap disajikan agar tetap hygiene
Tenaga pengolahan
Tenaga yang berhubungan langsung dengan makanan harus sehat
Tenaga kerja harus bertanggung jawab atas kebersihan diri sendiri
- Tenaga kerja memastikan bahan makanan dicuci dengan air bersih, untuk

3)
-

daging unggas, telur dimasak dengan sempurna.


Prioritas dalam memasak
Dahulukan memasak makanan yang tahan lama sepertigoreng-gorengan

yang kering
Makanan rawan seperti makanan berkuah dimasak paling akhir
3. Penyimpanan bahan makanan
a. Sanitasi pada gudang penyimpanan bahan makanan kering
Tempat penyimpanan tetap bersih, diatur secara rapi, adanya sirkulasi udara,

penerangan cukup dan jarak rak dengan lantai bawah 10 cm.


b. Sanitasi pada gudang penyimpanan bahan makana segar
Disimpan dalam refrigerator maupun freezer dengan suhu tertentu
Selalu diawasi dengan jenis bahan makanan yang disimpan
Bahan makanan yang berbau tajam, sebaiknya dipisahkan dengan bahan
makanan yang lain
c. Penyimpanan makanan jadi
- Makanan yang sudah masak, sebaiknya disimpan pada tempat yang

terhindar dari debu dan hewan


- makanan jadi dikonsumsi dalam waktu 2 jam
- Kelembaban penyimpanan dalam ruangan : 80% 90%.
4. Pemorsian, pengangkutan, dan penyajian makanan
a. Pemorsian
Mempertahankan suhu makanan setelah produksi sampai pemorsian
b. Pengangkutan
- Tidak bercampur dengan bahan berbahaya dan beracun
- Menggunakan kendaraan khusus pengangkut bahan makanan yang higienis
- Bahan makanan yang selama pengangkutan harus selalu dalam keadaan
dingin, diangkut dengan menggunakan alat pendingin sehingga bahan
makanan tidak rusak
13

Setiap jenis makanan menggunakan wadah masing-masingdan bertutup


Isi didalam wadah tidak boleh penuh untuk menghindari terjadi uap

makanan yang mencair (kondensasi)


Pengangkutan untuk waktu lama, suhu harus diperhatikandan diatur agar

makanan tetap panas pada suhu 60C tetap dingin pada suhu 40C
c. Penyajian
1) Tempat penyajian
Perhatikan jarak dan waktu tempuh dari tempat pengolahan makanan ke
tempat

penyajian

serta

hambatan

yang

mungkin

terjadi

selama

pengangkutan karena akan mempengaruhi kondisi penyajian.


2) Prinsip penyajian makanan
- Prinsip pewadahan yaitu setiap jenis makanan ditempatkan dalam wadah
yang terpisah dan memiliki tutup untuk mencegah terjadinya kontaminasi
-

silang
Prinsip kadar air yaitu makanan yang mengandung kadarair tinggi baru

dicampur menjelang penyajian untukmenghindari makanan cepat basi


Prinsip panas yaitu penyajian makanan yang harus disajikan dalam
keadaan panas, hal ini bertujuan untuk mencegah pertumbuhan bakteri

dan meningkatkan selera makan


Prinsip bersih yaitu setiap peralatan/wadah yang digunakan harus

higienis, utuh, tidak cacat atau rusak


Prinsip handling yaitu setiap penanganan makanan tidak boleh kontak
langsung dengan anggota tubuh.

8. Perangkat

lunak

yang

digunakan

[3][20][21][22]

untuk

sistem

otomatisasi,

cara

pembuatan sistem dengan perangkat lunak, pelaksanaan sistem dan


hambatan
Dalam penggunaan sistem automatisasi, perangkat lunak atau software yang
digunakan berbeda-beda. Hal ini bergantung pada kebutuhan dari masing-masing
institusi. Perangkat lunak yang ditawarkan pun ada banyak, misalnya Microsoft
Excel, Nutrisurvey, Nutrition Service Suite, System Android, Room Service Choice,
Food Service Management Software, Dietary Manager dan lain sebagainya. Untuk
pembuatan sistemnya sendiri diserahkan kepada tiap-tiap institusi. Software dapat
dibeli dan untuk standarisasi, input, design, implementasi, data, installing akan
diserahkan kepada tiap institusi untuk disesuaikan dengan kebutuhan tiap
institusinya.
Secara umum, pembuatan perangkat lunak adalah sebagai berikut:
-

Memeriksa system yang telah ada


Menganalisa system
Membuat design system
Mengimplementasikan system (data, installing, testing, start up)
Mengawasi jalannya system
Membuat review atau evaluasi system
14

Dalam pelaksanaannya tentunya akan berbeda pula pada tiap perangkat lunak
atau software yang dipakai, misalnya :
- Pada system Android
Pasien pertama kali akan diminta untuk log in, setelah berhasil log in akan ada
list database pasien. Setelah itu pasien dapat memilih menu harian dengan
adanya tampilan menu harian, id makanann, id kategori, nama makanan dan
disertai gambarnya. Setelahmemilih menu harian, akan diinput menu pilihan
pesanan pasien yang kemudian menu akan disimpan di database
- Vision Tech Software
Menu yang disediakan Rumah Sakit telah ada di tablet atau pc. Pasien dapat
menelpon bagian informasi dan memesan makanan melalui staf. Menu yang
dipilih

tersebut

akan

diberikan

ke

bagian

gizi,

lalu

bagian

gizi

akan

menyesuaikan dengan diet pasien dan akhirnya menu akan diproduksi.


- Room Service Choice
Perangkat lunak ini tidak dapat berjalan sendiri. Butuh bantuan dari perangkat
lunak lain yang disebut Nutrition Service Suite. Pasien dapat memilih menu
melalui perangkat lunak Room Service Choice dengan menggunakan tablet atau
ipad, yang nantinya akan tersambung ke bagian dapur yang menggunakan
perangkat lunak Nutrition Service Suite. Sistem yang berjalan akan diatur
sendiri oleh tiap institusi yang menggunakan perangkat lunak ini

[25][26][27]

Dari seluruh system yang ada, kita dapat menyebutnya sebagai Office Automatic
System. Office Automatic System ini mencakup seluruh system ataupun perangkat
lunak yang dapat digunakan untuk system automatisasi baik itu perangkat
pengolah

kata,

perangkat

pengolah

angka,

email

dan

sebagainya

yang

berhubungan dengan system automatisasi.


Hambatan yang ditemui dengan adanya penggunaan system automatisasi:
-

Biaya meningkat atau mahal


Membutuhkan input bahan makanan
Indonesia memiliki makanan yang beragam sehingga mempersulit proses intput
Ukuran tidak realistis
Butuh training tenaga kerja
Tidak semua tenaga kerja mampu menggunakan perangkat lunak yang

disediakan
- Butuh koneksi internet
- Butuh perangkat keras yang sesuai
Kemungkinan terjadi error [23][24][28][29]
9. Kelebihan dan kekurangan sistem room service
Kelebihan sistem room service:
a. Meningkatkan kepuasan pasien
b. Mengurangi biaya makanan
c. Menurunkan jumlah sisa makanan
d. Memperbaiki kondisi klinis
e. Mengutamakan kecepatan penyajian
f. Meningkatkan interaksi ahli gizi dan pasien
15

g.
h.
i.
j.
k.
l.
m.
n.
o.
p.

Banyak pilihan makanan


Ketepatan waktu jam makan
Sesuai dengan keinginan pasien
Meningkatkan akurasi
Mengurangi beban dalam pengawasan makanan
Meningkatkan income
Inventory tdk berlebih
Meningkatkan motivasi pegawai
Kontrol pasien atas pemilihan makanan baik
Berkontribusi untuk memenuhi misi rumah sakit

Kekurangan sistem room service:


a. Perubahan konsep system komunikasi, konsep pegawai, beberapa fasilitas
diinvestasikan dalam renovasi dapur
b. Meningkatkan biaya pengadaan peralatan, meningkatkan biaya karyawan dan
jumlah karyawan
c. Makanan Indonesia banyak menjadi sulit untuk diaplikasikan
d. Penyediaan pelayanan kamar mahal
e. Potensi penyalahgunaan sistem oleh pasien dengan memesan menu untuk
orang lain
10.

[20][30][31][32][33]

Cara penyusunan standar resep dan standar porsi pada room

service
Cara penyusunan standar resep pada room service adalah:
a. Standar resep menurut Palacio Edisi 11 halaman 279-280, yaitu:
1. Membuat judul menu
2. Mencantumkan jumlah yang dihasilkan dalam satu resep serta ukuran porsi
3. Menuliskan keterangan waktu dan suhu yang digunakan dalam proses
pemasakan
4. Menuliskan bahan yang digunakan dalam resep tersebut beserta jumlahnya
5. Menuliskan prosedur pembuatan menu atau makanan.
b. Standar resep menurut Maxine Fraade 2014, yaitu:
1.
Membuat judul menu
2.
Mencantumkan list alat yang akan digunakan
3.
Menuliskan list bahan makan yang dibutuhkan beserta jumlahnya
4.
Menuliskan cara kerja yang disusun per step.
c. Standar resep menurut Palacio Edisi 12 tahun 2010, yaitu:
1.
Membuat judul menu
2. Mencantumkan informasi hasil resep (jumlah porsi yang dihasilkan dalam
satu resep) dan ukuran porsi
3.
Menuliskan waktu dan suhu yang dibutuhkan dalam proses produksi
4.
Mencantumkan bahan makanan yang digunakan beserta jumlahnya
5.
Mencantumkan prosedur kerja
6.
Mencantumkan total biaya yang dibutuhkan perporsi dan per resep
7.
Serta menuliskan deskripsi bahan makanan yang digunakan.
d. Standar resep menurut Buku Measuring Success With Standardized Recipes
1.
2.
3.
4.
5.

halaman 9-11, yaitu:


Menentukan kategori resep (Makan pagi/siang/malam)
Menuliskan waktu dan suhu yang dibutuhkan untuk proses produksi
Menuliskan alat dan bahan yang akan digunakan beserta spesifikasinya
Mencantumkan jumlah porsi yang dihasilkan dalam satu resep
Menuliskan serving size.
16

Kesimpulan prosedur penyusunan standar resep adalah sebagai berikut:


1.
Menuliskan judul menu atau makanan
2.
Menuliskan jumlah porsi yang dihasilkan pada satu resep serta ukuran porsi
tiap penyajian
3.
Mencantukan waktu dan suhu yang digunakan
4.
Menuliskan bahan makanan yang digunakan dilengkapi dengan keterangan
jumlahnya pada tiap bahan makanan
5.
Menuliskan prosedur pemasakan
6.
Serta menuliskan standar kualitas
Cara penyusunan standar porsi adalah:
a. Penyusunan standar porsi menurut Palacio 2009, yaitu:
1. Menentukan perkiraan porsi dalam ons
2. Menentukan perkiraan porsi dengan jumlah konsumen yang akan dilayani
Edible Portion (EP) dapat dihitung dengan cara :
EP = (Ons x jumlah porsi) / hasil resep
3. Apabila pesanan datang dalam jumlah banyak, maka untuk mengetahui
jumlah pesanan (JP) dapat digunakan cara :
JP = Berat EP / Hasil Resep
b. Standar porsi menurut Puckkett, yaitu:
1. Mencantumkan number of portion
2. Menuliskan size of portion
3. Menuliskan specific number of portion of a specific size
4. Menuliskan amount of ingredient [3][18][20][34][35]
11.
Langkah-langkah perencanaan menu food service dan room service
Langkah-langkah perencanaan menu food service:
1. Membentuk tim kerja : Tim kerja ini terdiri dari dietisian (ahli gizi), chef cook
(kepala dapur), dan pengawas makanan yang terdapat dalam institusi terkait
2. Menetapkan macam menu : pemilihan macam menu yang akan disediakan
oleh Rumah Sakit mengacu pada tujuan pelayanannya yaitu termasuk
pemilihan macam menu standar, menu pilihan dan kombinasi keduanya
3. Menetapkan kurun waktu atau siklus yang akan digunakan : pemilihan menu
perlu menyesuaikan dengan sistem siklus yang berjalan di dalam institusi.
Kurun waktu penggunaan menu dapat diputar selam 6 bulan 1 tahun
4. Menetapkan pola menu : menetapkan pola dan frekuensi macam hidangan
yang direncanakan untuk setiap waktu makan selama satu putaran menu.
Dengan menetapkan pola menu dapat dikendalikan penggunaan bahan
makanan sumber zat gizi dengan mengacu gizi seimbang
5. Menetapkan besar porsi : banyaknya golongan bahan makanan yang
direncanakan setiap kali makan dengan menggunakan satuan penukar yang
berlaku di Rumah Sakit
6. Mengumpulkan macam hidangan untuk setiap waktu makan termasuk
makanan selingan
7. Merancang format menu : adalah susunan hidangan yang disesuaikan dengan
pola menu yang telah ditetapkan. Setiap hidangan yang terpilih dimasukkan
dalam format menu sesuai golongan bahan makanan
17

8. Melakukan penilaian menu dan Merevisi menu : untuk melekukan penilaian


menu perlu menggunakan instrumen yang nantinya akan diberikan pada
manajer, baik manajer produksi, distribusi maupun service.bila ada salah satu
manajer yang tidak menyetujui menu, maka perlu perbaikan sehingga menu
benar-benar disetujui oleh semua manajer
9. Melakukan test menu : bila menu sudah disepakati, langkah selanjutnya
adalah uji coba resep. Hasil dari uji coba bisa diterapkan sebagai perbaikan
menu.

[22]

Langkah-langkah perencanaan menu room service:


Perencanaan menu bertujuan untuk memperoleh keuntungan (komersial) bagi
organisasi atau memuaskan konsumen. Menurut panduan Introduction of
Hospitality

yang

merupakan

panduan

sekolah

perhotelan

yang

banyak

menerapkan sistem Room Service, langkah-langkah perencanaan menu adalah


sebagai berikut:
1.Menentukan tipe dari konsumen , apa yang ingin pasien konsumsi dan bagaimana
kebutuhannya
2.Menentukan harga dari menu yang disediakan
3.Menentukan perlengkapan yang dibutuhkan

saat

proses

mengantar

ke

konsumen/pasien
4.Menentukan ukuran dapur dan keahlian dari karyawan yang dimiliki
5.Mempertimbangkan ketersediaan peralatan yang ada di dapur
6.Mempertimbangkan keseimbangan menu per waktu makan [36]
12.
Penerapan pelayanan room service di Rumah Sakit
Metode room service ini di adopsi dari model layaknya penyelenggaraan makanan
di hotel atau restaurant, dimana menu yang di sajikan menarik, makanan sesuai
standar kualitas dan penampilan yang baik. Bahkan di beberapa rumah sakit ada
yang pegawainya memakai seragam. Rata-rata waktu yang di butuhkan dari
pemesanan hingga pengiriman yaitu sekitar 40-45 menit saja. Metode room
service di rumah sakit terbukti meningkatkan kepuasan, memperbaiki kondisi
klinis pasien, memperbaiki asupan makan pasien, mengurangi biaya makan dan
bahan serta menurunkan sisa makanan. Selain itu penerapan metode ini juga
berdampak positif terkait penurunan masalah food service. Ahli gizi juga bisa
mengontrol pemilihan makanan pasien.
Alur penerapan pelayanan room service di Rumah Sakit :
1. Pasien memilih menu yang sudah di sediakan
2. Pasien/kerabat menghubungi bagian order taker melalui telepon atau system
automatisasi untuk memesan makanan
3. Harga di putuskan via telepon
4. Ahli gizi mengecek preskripsi diet pasien
18

5. Ahli gizi memberikan daftar pesanan sekaligus preskripsi diet pasien ke bagian
produksi di dapur untuk di siapkan
6. Setelah makanan siap, makanan di antar ke kamar pasien oleh service waiter
7. Pembayaran secara debit atau tunai di lakukan dengan service waiter [18][37]

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


A KESIMPULAN
Dalam perencanaan pelaksanaan Room Service di rumah sakit dengan sistem
otomasasi dengan perangkat lunak, dapat disimpulkan bahwa sebelum sistem
tersebut diaplikasikan, banyak hal yang harus dilakukan dan dipertimbangkan,
diantaranya adalah evaluasi menu oleh ahli gizi, pembuatan standar resep dan
standar porsi, melakukan perencanaan menu sesuai dengan sistem room service
dan penyusunan menu yang sesuai dengan kondisi pasien, selain itu ahli gizi dan
pihak rumah sakit harus menentukan software apa yang akan digunakan untuk
sistem room service bergantung dengan kebutuhan dan kemampuan rumah sakit.
Berdasarkan hasil diskusi dan self study diketahui bahwa sistem room service
memiliki banyak kelebihan, diantaranya adalah kepuasan pasien meningkat,
menurunkan biaya makanan, menurunkan jumlah sisa makanan, dan lain
sebagainya, sehingga dapat disimpulkan bahwa sistem room service cukup baik
dan efektif untuk diterapkan di rumah sakit.
B REKOMENDASI
Rekomendasi untuk pbl berikutnya
19

Mahasiswa lebih memperhatikan kontrak waktu yang disediakan sehingga tidak

terlalu lama dan berbelit-belit dalam berdiskusi


Fasilitator lebih sering mengingatkan mahasiswa jika diskusi tidak sesuai

dengan topik
Fasilitator memfasilitasi anggota kelompok untuk berpendapat dan berfikir kritis

sesuai kata kunci yang diharapkan muncul dalam skenario


Keaktifan mahasiswa lebih merata
Mahasiswa menjelaskan jawaban dengan bahasa yang baik dan mudah
dipahami

DAFTAR PUSTAKA
1. Rotua, Manuntun.et al. 2015. Manajemen Sistem Penyelenggaraan Makanan Institusi
Dasar. Jakarta: EGC

2. Almatsier, Sunita. 2008. Penuntun Diet edisi baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama
3. Palacio, June Payne. et al. 2009. Food Service Management Principles and Practices
12th edition. Inc Publishing: Ohio
4. Haryani, Ririn. 2007. Kecukupan Nutrisi pada Pasien Kanker. Indonesian Journal of
Cancer 4
5. American Cancer Society. 2013. Nutrition for the person with cancer during
treatment. A Guidelines for Patient and Families
6. Nicus. Dietary Treatment of Cancer Patients. University of Stellenbosch
7. Wahyuningsih, Retno. 2013. Penatalaksanaan Diet pada Pasien. Yogyakarta: Graha
Ilmu
8. Hartini, SA Budi. 2007. Upaya Peningkatan Asupan Makanan pada Pasien Kanker.
Instalasi Gizi RSCM
9. Grant, Barbara L. 2012. Nutrition in Cancer Treatment: Continuum of Care. 3rd
Edition

10.

Rock, Cheryl L.2012.Nutrition and Physical Activity Guidelines for Cancer Survivors.

A Cancer Journal for Clinicians 62:242-274

11.

Bazan, Anthony T et al. 2013. Diet and Nutrition in Cancer Survivorrship and

Palliative Care
20

12.

Triyani, Krensawan. 2012. Megatur Makanan untuk Pencegahan dan Terapi Kanker

Payudara

13.

Adibah. 2015. Pola Makan Sehat untuk Penderita Kanker, Group 08, Issue 0010, 9

Februari 2015 (online) diakses 15 September 2015 pukul 11.12 WIB


14. Aitonam, Merry STP M.Si. 2014. Management Penyelenggaraan Makanan Rumah
Sakit Berdasarkan Joint Commission International Standar Pelayanan Pasien (Care of
Patient/COP). Yogyakarta. Hal. 8
15. Derret, Sarah. 2010. Healthy Eating After Colorectal Cancer. New Zealand:
University of Otago. Hal. 18
16. Aula, LE. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Terjadinya Sisa Makanan
pada Pasien Rawat Inap di Rumah Sakit Haji Surakarta. Jakarta. Universitas Negeri
Islam Syarif Hidayatullah Jakarta. Tesis. 20-24
17. Siregar, Mukhlidah. 2011. Gambaran Penyelenggaraan Makanan Pasien di RS
Pertamina Jaya Cempaka Putih, Jakarta Pusat tahun 2011. (online). Perpusfkik.uinjkt.ac.id 13/09/2015
18. Puckett, R.P. 2004. Foodservice Manual for Health Care Instituion. IIIrd ed
19. EUPAN. 2008. Customer Satisfication Management
20. Palacio, June Payne, Monica Theis. 2009. Eleventh Edition-Introduction to Food
Service. Pepperdine university: University WisconsinMadison
21. Direktorat Bina Gizi. 2011. Pedoman Keamanan Pangan di Sekolah Dasar.
Jakarta:Kementerian Kesehatan RI. P: 24-37
22. Permenkes. 2013. Pedoman Pelayanan Gizi Rumah Sakit. Jakarta
23. Djekeu, A.W dkk. 2013. Feeding Practice and Nutritional of Children Aged 6-14
Years from Cameron
24. National Food Service Management Institute. 2002. Measuring Success with
Standarized Recipes
25. The CBORD Group Inc.. 2012. Room Service Suite
26. The CBORD Group Inc.. 2012. Nutrition Service Suite
27. The CBORD Group Inc..2012. CBORD Launches Room Service Choice
28. Vasilion, Laura E.. 2005. An Emerging Trend : Hello ? Room Service ?.DiunduhPada
13 September 2015.
29. Yustikasari, Dwi. 2015. Aplikasi Pemesanan Makanan Pasien Rawat Inap Berbasis
Android.Bandung:Telkom University
30. Sheehar, Lisa, Smith. 2006. Key Facilitators and Best Practices of Hotel Style Room
Service in Hospital. Journal of American Dietetic Association
31. Vanessa, Theuer. 2011. Improving Patient Satisfaction in Hospital Room Service
System Using Low Cost Inervention
32. Andrews. 2008. Food in Hospital. Diakses melalui www.gov.scot
33. UW Medicine. Room Service Program. Diakses melalui www.nwhospital.org
34. Fraade, Maxine. 2014. How to Write a Recipe. Virginia: Virginia State University
35. U. S. Department of Agriculture, Food and Nutrition Service, with the National Food
Service Management Institute. 2002. Measuring success with standardized recipes.
University, MS: National Food Service Management Institute

21

36.

Mackenzie , Murray. Chan , Benny. 2009. Tourism And Hospitally Student :

Introduction to Hospitality. Hongkong


37. Nor, Zafirah Mohd. 2010. Hospital FoodService Directions Identify the Important
Aspect when Implementing Room Service in Hospital FoodService. Lowa State
University

TIM PENYUSUN
A. Ketua
Lions Artha Wahana Laos
B. Sekretaris
1. Balgies Devi Fortuna
2. Anisah Fitriana R
C. Anggota

135070301111039
135070301111044
135070301111043

1.

Ayu Yolandha

1350703011110

2.

Sylvia Winnie Melinda

38
1350703011110

3.

Moh. Wahid Hidayat

40
1350703011110

4.

Armeida Pratiwi

41
1350703011110

5.

Dini Ratnasari

42
1350703011110

6.

Rechta Bintang Nagari

03
1350703011110

7.

Erfi Fauziya Rahmah

04
1350703011110

8.

Arviana Bella Pratami

05
1350703011110

9.

Irmita Prameswari Wijayanti

06
1350703011110
07
22

10.

Ganis Rosita Wismandiri

1350703011110

11.

Yuni Dwi Kartika

08
1350703011110

12.

Desiana Firdaus

09
1350703011110

13.

Marta Cendana Putu Suwarna

10
1350703011110

11
D. Fasilitator
Kak Ollyvia
E. Proses Diskusi
1. Kemampuan fasilitator dalam memfasilitasi
- Mampu membimbing dengan baik sehingga mahasiwa menjadi termotivasi untuk
-

aktif dalam diskusi


Dapat menengahi perbincangan yang sedikit mengalami masalah
Dapat mengarahkan mahasiswa apabila topik yang dibicarakan melenceng dari

pembahasan yang sebenarnya


- Dapat memberikan triger agar mahasiswa berpikir kritis
2. Kompetensi/ hasil belajar yang dicapai oleh anggota diskusi
- Mahasiswa mampu merencanakan menu, melakukan evaluasi resep, membuat
standar resep dan standar porsi, membuat dan mengaplikasikan software yang
digunakan untuk room service, mengetaui kelemahan dan kelebihan room service
-

serta penerapan dan pelaksanaannya


Mahasiswa mampu membuat menu untuk pasien kanker

23

Anda mungkin juga menyukai