Anda di halaman 1dari 26

BAB II

MOTOR INDUKSI SATU FASA

II.1. Umum
Motor induksi adalah adalah motor listrik bolak-balik (ac) yang putaran
rotornya tidak sama dengan putaran medan stator, dengan kata lain putaran rotor
dengan putaran medan stator terdapat selisih putaran yang disebut slip. Pada
umumnya motor induksi dikenal ada dua macam berdasarkan jumlah fasa yang
digunakan, yaitu: motor induksi satu fasa dan motor induksi tiga fasa. Sesuai
dengan namanya motor induksi satu fasa dirancang untuk beroperasi
menggunakan suplai tegangan satu fasa.
Motor induksi satu fasa sering digunakan sebagai penggerak pada
peralatan yang memerlukan daya rendah dan kecepatan yang relatif konstan. Hal
ini disebabkan karena motor induksi satu fasa memiliki beberapa kelebihan yaitu
konstruksi yang cukup sederhana, kecepatan putar yang hampir konstan terhadap
perubahan beban, dan umumnya digunakan pada sumber jala-jala satu fasa yang
banyak terdapat pada peralatan domestik. Walaupun demikian motor ini juga
memiliki beberapa kekurangan, yaitu kapasitas pembebanan yang relatif rendah,
tidak dapat melakukan pengasutan sendiri tanpa pertolongan alat bantu dan
efisiensi yang rendah.

II.2. Konstruksi Umum


Konstruksi motor induksi satu fasa hampir sama dengan konstruksi motor
induksi tiga fasa, yaitu terdiri dari dua bagian utama yaitu stator dan rotor.

Universitas Sumatera Utara

Keduanya merupakan rangkaian magnetik yang berbentuk silinder dan simetris.


Di antara rotor dan stator ini terdapat celah udara yang sempit.

Gambar 2.1. Konstruksi Umum Motor Induksi Satu Fasa.


Stator merupakan bagian yang diam sebagai rangka tempat kumparan
stator yang terpasang. Stator terdiri dari : inti stator, kumparan stator, dan alur
stator. Motor induksi satu fasa dilengkapi dengan dua kumparan stator yang
dipasang terpisah, yaitu kumparan utama (main winding) atau sering disebut
dengan kumparan berputar dan kumparan bantu (auxiliary winding) atau sering
disebut dengan kumparan start.

Universitas Sumatera Utara

Rotor merupakan bagian yang berputar. Bagian ini terdiri dari : inti rotor,
kumparan rotor dan alur rotor. Pada umumnya ada dua jenis rotor yang sering
digunakan pada motor induksi, yaitu rotor belitan (wound rotor) dan rotor sangkar
(squirrel cage rotor).

II.3. Prinsip Kerja Motor Induksi Satu Fasa


II.3.1. Teori Medan Putar Silang
Prinsip kerja motor induksi satu fasa dapat dijelaskan dengan
menggunakan teori medan putar silang (cross-field theory). Jika motor induksi
satu fasa diberikan tegangan bolak-balik satu fasa maka arus bolak-balik akan
mengalir pada kumparan stator. Arus pada kumparan stator ini menghasilkan
medan magnet seperti yang di tunjukkan oleh garis putus-putus pada Gambar 2.2.
Belitan rotor

Belitan stator

C
Gambar 2.2. Medan Magnet Stator Berpulsa Sepanjang Garis AC.

Arus stator yang mengalir setengah periode pertama akan membentuk


kutub utara di A dan kutub selatan di C pada permukaan stator. Pada setengah
periode berikutnya, arah kutub-kutub stator menjadi terbalik. Meskipun kuat
medan magnet stator berubah-ubah yaitu maksimum pada saat arus maksimum

Universitas Sumatera Utara

dan nol pada saat arus nol serta polaritasnya terbalik secara periodik, aksi ini akan
terjadi hanya sepanjang sumbu AC. Dengan demikian, medan magnet ini tidak
berputar tetapi hanya merupakan sebuah medan magnet yang berpulsa pada posisi
yang tetap (stationary).
Seperti halnya pada transformator, tegangan terinduksi pada belitan
sekunder, dalam hal ini adalah kumparan rotor. Karena rotor dari motor induksi
satu fasa pada umumnya adalah rotor sangkar dimana belitannya

terhubung

singkat, maka arus akan mengalir pada kumparan rotor tersebut. Sesuai dengan
hukum Lenz, arah dari arus ini (seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.2) adalah
sedemikian rupa sehingga medan magnet yang dihasilkan melawan medan magnet
yang menghasilkannya. Arus rotor ini akan menghasilkan medan magnet rotor dan
membentuk kutub-kutub pada permukaan rotor. Karena kutub-kutub ini juga
berada pada sumbu AC dengan arah yang berlawanan terhadap kutub-kutub stator,
maka tidak ada momen putar yang dihasilkan pada kedua arah sehingga rotor
tetap diam. Dengan demikian, motor induksi satu fasa tidak dapat diasut sendiri
dan membutuhkan rangkaian bantu untuk menjalankannya.
Arah putaran

C
Gambar 2.3. Motor Dalam Keadaan Berputar

Universitas Sumatera Utara

Misalkan sekarang motor sedang berputar. Hal ini dapat dilakukan dengan
memutar secara manual (dengan tangan) atau

dengan rangkaian bantu.

Konduktor-konduktor rotor akan memotong medan magnet stator sehingga timbul


gaya gerak listrik pada konduktor-konduktor tersebut. Hal ini diperlihatkan pada
Gambar 2.3 yang menunjukkan rotor sedang berputar searah jarum jam.
Jika fluks rotor seperti yang diperlihatkan pada Gambar 2.3 mengarah ke
atas sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arah gaya gerak listrik (ggl)
rotor akan mengarah keluar kertas pada setengah bagian atas rotor dan mengarah
ke dalam kertas pada setengah bagian bawah rotor. Pada setengah periode
berikutnya arah dari gaya gerak listrik yang dibangkitkan akan terbalik. Gaya
gerak listrik yang diinduksikan ke rotor adalah berbeda dengan arus dan fluks
stator. Karena konduktor-konduktor rotor terbuat dari bahan dengan tahanan
rendah dan induktansi tinggi, maka arus rotor yang dihasilkan akan tertinggal
terhadap gaya gerak listrik rotor mendekati 90o.

Gambar 2.4 menunjukkan

hubungan fasa dari arus dan fluks stator, gaya gerak listrik, arus dan fluks rotor.
Tegangan induksi rotor

I, V,

Fluks dan arus stator


Fluks dan arus rotor

t
90

Gambar 2.4. Fluks Rotor Tertinggal Terhadap Fluks Stator Sebesar 90

Universitas Sumatera Utara

Sesuai dengan kaidah tangan kanan Fleming, arus rotor ini akan
menghasilkan medan magnet, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.5 karena
medan rotor ini terpisah sebesar 90o dari medan stator, maka disebut sebagai
medan silang (cross-field). Nilai maksimum dari medan ini seperti yang
ditunjukkan oleh Gambar 2.5, terjadi pada saat seperempat periode setelah gaya
gerak listrik rotor yang dibangkitkan adalah telah mencapai nilai maksimumnya.
Karena arus rotor yang mengalir disebabkan oleh suatu gaya gerak listrik bolakbalik maka medan magnet yang dihasilkan oleh arus ini adalah juga bolak-balik
dan aksi ini terjadi sepanjang sumbu DB (lihat Gambar 2.5).

A
Arah putaran

C
Gambar 2.5. Medan Silang yang Dibangkitkan Arus Stator

Karena medan silang beraksi pada sudut 90o terhadap medan magnet stator
dengan sudut fasa yang juga tertinggal 90o terhadap medan stator, kedua medan
bersatu untuk membentuk sebuah medan putar resultan yang berputar dengan
kecepatan sinkron yang ditunjukkan pada Gambar 2.6.

Universitas Sumatera Utara

r = R

s = R

r = R

s
s = R

r = R
i

Gambar 2.6. Phasor Medan Putar yang Dihasilkan Oleh Belitan Stator dan Rotor.
II.3.2. Teori Medan Putar Ganda
Teori medan putar ganda (double revolving-field theory) adalah suatu
metode lain untuk menganalisis prinsip perputaran motor induksi satu fasa
disamping teori medan putar silang. Menurut teori ini, medan magnet yang
berpulsa dalam waktu tetapi diam dalam ruangan dapat dibagi menjadi dua medan
magnet, dimana besar kedua medan magnet ini sama dan berputar dalam arah
yang berlawanan. Dengan kata lain, suatu fluks sinusoidal bolak-balik dapat
diwakili oleh dua fluks yang berputar, yang masing-masing nilainya sama dengan
setengah dari nilai fluks bolak-balik tersebut dan masing-masing berputar secara
sinkron dengan arah yang berlawanan.

Universitas Sumatera Utara

Pada Gambar 2.7.a menunjukkan suatu fluks bolak-balik yang mempunyai


nilai maksimum m . Komponen fluksnya A dan B mempunyai nilai yang sama
yaitu m /2, berputar dengan arah yang berlawanan dan searah jarum jam, seperti
ditunjukkan anak panah.
y

A=
B=

/2

m/2

/2

sin

/2

B
y

(a)

(b)

(c)
y

A
m

B
A
y

(d)

(e)

Gambar 2.7. Konsep Medan Putar Ganda.


Pada beberapa saat ketika A dan B telah berputar dengan sudut + dan
seperti pada Gambar 2.7.b, maka besar fluks resultan adalah :

=
2
r

m2 + m2
4

2 m m
cos 2 ................................................(2.1)
2 . 2

r = m sin ( weber )
dimana :

r = fluks resultan ( weber )


m = fluks maksimum ( weber )

= sudut ruang

Universitas Sumatera Utara

Setelah seperempat periode putaran, fluks A dan B akan berlawanan arah


seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.c, sehingga resultan fluksnya sama
dengan nol. Setelah setengah putaran, fluks A dan B akan mempunyai resultan
sebesar -2 x m /2 = - m , seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.7.d. Setelah
tiga perempat putaran, resultan akan kembali nol seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.7.e dan demikianlah seterusnya. Jika nilai-nilai dari fluks resultan
digambarkan terhadap diantara = 0o sampai = 360o, maka akan didapat suatu

Fluks

kurva seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.8.

0o

90

180o

270o 360

Gambar 2.8. Kurva Fluks Resultan Terhadap

Pada saat rotor berputar sesuai dengan arah momen putar medan maju
dengan kecepatan tertentu, maka besar slip terhadap momen putar medan maju
(sf) yang terjadi adalah :

sf =

ns nr
= s ..........................(2.2)
ns

Universitas Sumatera Utara

dimana :
ns = kecepatan sinkron ( rpm )
nr = kecepatan putaran rotor (rpm)
Sedangkan slip terhadap momen mundur (sb) dengan rotor menentang arah
momen putar mundur adalah :

sb =

n s ( nr ) 2n s (n s nr )
=
ns
ns

sb = 2 s ................................(2.3)
Masing-masing dari komponen fluks tersebut memotong konduktor rotor
sehingga menginduksikan ggl dan pada akhirnya menghasilkan torsi sendiri.
Kedua torsi mempunyai arah saling berlawanan seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.9. pada keadaan diam kedua komponen torsi tersebut adalah sama
besar, sehingga torsi asut adalah nol. Pada saat motor berputar, besar kedua
komponen torsi tersebut tidaklah sama sehingga torsi resultan membuat motor
tetap berputar pada putarannya.

Torsi
Torsi resultan
Torsi arah maju

-ns

ns Kecepatan
Torsi arah mundur

Gambar 2.9. Karakteristik Torsi - Kecepatan Motor Induksi Satu Fasa

Universitas Sumatera Utara

II.4. Jenis-Jenis Motor Induksi Satu Fasa


Cara paling mudah untuk menjalankan motor induksi satu fasa adalah
dengan menambahkan sebuah kumparan bantu pada kumparan utama di bagian
stator sehingga motor dapat dijalankan. Jika dua kumparan terpisah 90o listrik
pada stator motor dan eksitasi dengan dua ggl bolak-balik yang berbeda fasa
sebesar 90o listrik, dihasilkan medan magnet putar. Jika dua kumparan terpisah
demikian dihubungkan paralel ke suatu sumber fasa, medan yang dihasilkan akan
bolak-balik, tetapi tidak berputar Karena kedua kumparannya ekivalen dengan
satu kumparan fasa. Akan tetapi, jika suatu impedansi dihubungkan seri dengan
salah satu kumparan ini, arusnya akan berbeda fasa. Dengan pemilihan impedansi
yang cocok, arus dapat dibuat agar berbeda fasa sampai 90o listrik, sehingga
menghasilkan medan putar sama seperti medan dari motor dua fasa. Inilah prinsip
dari pemisahan fasa (phase splitting).
Pada keadaan berputar, motor induksi satu fasa dapat menghasilkan
momen putar hanya dengan satu kumparan. Sehingga dengan bertambahnya
kecepatan motor kumparan bantu dapat dilepas dari rangkaian. Pada kebanyakan
motor, hal ini dilakukan dengan menghubungkan sebuah saklar sentrifugal yang
bekerja melepaskan hubungan kumparan bantu sistem.
Motor induksi satu fasa dikenal dengan beberapa nama. Penerapannya
menjelaskan cara-cara yang dipakai untuk menghasilkan perbedaan fasa antara
arus yang mengalir pada kumparan utama dan arus yang mengalir pada kumparan
bantu.

Universitas Sumatera Utara

II.4.1. Motor Fasa Terpisah


Gambar rangkaian motor induksi fasa terpisah ditunjukkan pada Gambar
2.10.a. Kumparan bantu memiliki perbandingan tahanan terhadap reaktansi yang
lebih tinggi daripada kumparan utama, sehingga kedua arus akan berbeda fasa
seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.10.b. Perbandingan tahanan terhadap
reaktansi yang tinggi dapat dengan menggunakan kawat yang lebih murni pada
kumparan bantu. Hal ini diizinkan karena kumparan bantu hanya dipakai pada
saat start. Saklar sentrifugal akan memisahkan dari rangkaian segera setelah
dicapai kecepatan sinkron sekitar 70 sampai 80 persen kecepatan sinkron.
Karakteristik momen putar vs kecepatan dari motor ini ditunjukkan pada
Gambar 2.10.c. Gambar ini memperlihatkan nilai torsi masing-masing kecepatan
motor, mulai dari posisi diam sampai kecepatan nominal, dan seterusnya sampai
kecepatan sinkron. Torsi start adalah torsi yang tersedia bila motor mulai berputar
dari posisi diam. Torsi beban penuh adalah torsi yang dihasilkan bila motor
berputar pada keluaran nominal. Bila beban terus berangsur-angsur diperbesar
dari keadaan dimana motor berputar pada keluaran nominal untuk melayani beban
dan torsi maksimum dari poros motor yang dapat digunakan dapat dilampaui,
maka motor menjadi tidak mampu melayani beban dan berhenti. Nilai maksimum
dari torsi dalam hal ini disebut torsi maksimum Tmaks.

Universitas Sumatera Utara

Kumparan
Bantu

Ia
Im

Kumparan
Utama

Rotor

Ia

Im

(a)

(b)
Kumparan Bantu
dan Kumparan
Utama

300

Kumparan Utama

Torsi Maksimum

Persen Torsi

Operasi
Saklar Sentrifugal
200

Torsi Start

Torsi Beban Penuh


100

Titik Operasi
Kecepatan
Sinkron

Kecepatan Beban
Penuh
0

25

50

75

100

Persen Kecepatan Sinkron

(c)
Gambar 2.10. Motor Fasa Terpisah

II.4.2. Motor Kapasitor Start


Konstruksi motor kapasitor start ditunjukkan pada Gambar 2.11a. Untuk
mendapatkan

torsi putar awal yang lebih besar, yaitu : dengan cara

menghubungkan sebuah kapasitor yang dipasang secara seri dengan kumparan


bantu seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.b. Hal ini akan menaikkan
sudut fasa antara arus kumparan seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.11.c.
Karakteristik momen putar-kecepatan putar dari motor ini dapat ditunjukkan pada
Gambar 2.11.d. Karena kapasitor dipakai hanya untuk pada saat start, jenis

Universitas Sumatera Utara

kapasitor yang dipakai adalah kapasitor elektrolit. Motor ini menghasilkan momen
putar start yang lebih tinggi.

Kumparan
Bantu

Ia
Im

V Kumparan

Rotor

Utama

Saklar
Sentrifugal

(a)

(b)

Tmax

Tstart

Operasi
Saklar Sentrifugal

Persen Torsi

Ia

T Beban Penuh

I
Im

Kapasitor
Start

Kec. Beban Penuh

25

50

75

100

Persen Kecepatan Sinkron

(c)

(d)

Gambar 2.11. Motor Kapasitor Start

Universitas Sumatera Utara

II.4.3. Motor Kapasitor Permanen


Konstruksi dari motor kapasitor permanen ditunjukkan pada Gambar
2.12a. gambar rangkaian ekivalen motor ini seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 2.12.b. kapasitor dihubungkan seri dengan kumparan bantu dan tidak
dilepas setelah pengasutan dilakukan dan tetap tinggal pada rangkaian. Hal ini
menyederhanakan konstruksi dan mengurangi biaya serta memperbaiki ketahanan
motor karena saklar sentrifugal tidak digunakan. Faktor daya, denyutan momen
putar, dan efisiensi akan lebih baik karena motor berputar seperti motor dua fasa.
Sudut fasa antar kumparan ditunjukkan pada Gambar 2.12.c. Jenis kapasitor yang
digunakan adalah kapasitor kertas. Karakteristik momen putar kecepatan motor
ini ditunjukkan pada Gambar 2.12.d.

Kumparan
Bantu

Ia
Im

V Kumparan

Rotor

Utama

(a)

(b)

300

Ia

Tmax

Persen Torsi

200
T start

100
Kecepatan Beban
Penuh

I
0

Im

25

50
100
75
Persen Kecepatan Sinkron

(c)

(d)
Gambar 2.12. Motor Kapasitor Permanen

Universitas Sumatera Utara

II.4.4. Motor Kapasitor Start Kapasitor Run


Motor ini mempunyai dua buah kapasitor, satu digunakan pada saat start
dan satu lagi digunakan pada saat berputar, seperti ditunjukkan pada Gambar
2.13.a. Secara praktis keadaan start dan berputar yang optimal dapat diperoleh
dengan menggunakan dua buah kapasitor elektrolit. Kapasitor Run secara
permanen dihubungkan seri dengan kumparan bantu dengan nilai yang lebih kecil
dan dipakai kapasitor kertas. Sudut fasa antar kumparan sama seperti pada motor
kapasitor permanen seperti pada Gambar 2.13.b. Karakteristik momen putarkecepatan dari motor ini ditunjukkan pada Gambar 2.13.c.

Ia

Kumparan
Bantu

Ia

Im

C Start

Kumparan
Utama

Rotor

C Run

S
Im

(a)

(b)

Tmax

Persen Torsi

Tstart

Operasi
Saklar
Sentrifugal

T Beban Penuh

Kec. Beban Penuh

25

50
100
75
Persen Kecepatan Sinkron

(c)
Gambar 2.13. Motor Kapasitor Start Kapasitor Run

Universitas Sumatera Utara

II.4.5. Motor Shaded Pole


Motor ini mempunyai kutub tonjol dan sebagian dari masing-masing kutub
dikelilingi oleh lilitan rangkaian terhubung singkat yang terbuat dari tembaga
yang disebut kumparan terarsir seperti pada Gambar 2.14.a. Arus imbas yang
terdapat pada kumparan yang terarsir menyebabkan fluksi yang berada pada
bagian lain. Hasilnya seperti medan putar yang bergerak dalam arah dari daerah
kutub yang tidak terarsir ke bagian kutub yang terarsir dan menimbulkan momen
putar saat dihidupkan yang kecil. Karakteristik motor shaded pole ditunjukkan
pada Gambar 2.14.b.

Persen Torsi

Kutub
Terarsir

Rotor

200

Tmax
T Beban Penuh

100
Kec. Beban Penuh

T start

Kumparan
Utama

25

50
100
75
Persen Kecepatan Sinkron

(a)

(b)

Gambar 2.14. Motor Shaded Pole

II.5. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Satu Fasa


Konsep medan putar ganda pada motor induksi satu fasa menjelaskan
bahwa fluks yang dihasilkan ekivalen dengan dua buah fluks yang mempunyai
besar yang sama dan berputar dalam arah yang berlawanan pada kecepatan
sinkron. Masing-masing fluks ini akan mengimbaskan komponen arus rotor dan
menghasilkan gerak motor induksi seperti pada motor induksi fasa banyak.

Universitas Sumatera Utara

Hal yang sederhana dan penting bahwa motor induksi ini hanya beroperasi pada
kumparan utama.

II.5.1. Pada Keadaan Diam


Pada saat keadaan diam, jika rangkaian stator dihubungkan dengan
tegangan satu fasa, maka motor induksi dapat dinyatakan sebagai transformator
dengan kumparan sekunder terhubung singkat. Rangkaian motor induksi satu fasa
tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.15.
I1

R1

X1

X2

I2
Im

Rc

Xm

R2

Gambar 2.15. Rangkaian Ekivalen Motor Induksi Satu Fasa

Dengan menggunakan konsep medan putar fluks yang dihasilkan


kumparan stator dapat dipecah menjadi dua bagian yaitu : medan putar maju dan
medan putar mundur. Kedua medan putar ini akan mengimbaskan ggl pada
kumparan rotor sehingga tahanan dan reaktansi pada kumparan rotor
diekivalenkan masing-masing adalah setengah dari nilai tahanan dan reaktansi
kumparan rotor sesungguhnya, yaitu R2/2 dan X2/2 seperti yang terlihat pada
Gambar 2.16 .

Universitas Sumatera Utara

I1

R1

X1

0,5 X2

If
Imf

Rc

Xm

0,5 Zf

0,5 R2

Medan
maju

0,5 R2

Medan
mundur

0,5 X2

Ib
Imb

0,5 Zb

Rc

Xm

Gambar 2.16. Motor Induksi Satu Fasa Dalam Keadaan Diam

II.5.2. Pada Saat Beroperasi


Pada saat kecepatan motor induksi mulai bertambah dan bekerja hanya
pada kumparan utama. Pada arah medan maju menggunakan slip s, arus rotor
yang diimbaskan medan maju mempunyai frekuensi s.f, dimana f adalah frekuensi
stator. Arus rotor ini akan menghasilkan fluks yang bergerak maju pada kecepatan
slip. Fluks ini akan membangkitkan ggl dengan arah maju pada kumparan utama
stator. Pangaruh pada rotor jika dilihat dari sisi stator dapat dinyatakan sebagai
suatu impedansi sebesar 0,5 R2/s + j 0,5 X2 paralel dengan Xm dan Rc. Seperti
yang terlihat pada Gambar 2.17 dengan menggunakan simbol f.
Pada arah medan putar mundur, rotor tetap bergerak dengan slip s
berpatokan pada medan maju dan besarnya kecepatan putar medan maju adalah
n = 1 s..............................(2.4)

Universitas Sumatera Utara

Kecepatan relatif dari rotor dengan berpatokan pada medan mundur adalah
1+ n,
Atau besarnya slip terhadap medan mundur adalah :
1 + n = 2 s......................(2.5)
Selanjutnya medan mundur mengimbaskan arus rotor dengan frekuensi (2
s)f. Arus rotor ini akan menghasilkan fluks yang bergerak mundur. Fluks ini
akan mengimbaskan ggl pada medan mundur kumparan stator. Pengaruh tersebut
dapat diperlihatkan pada Gambar 2.17.
I1

R1

X1

0,5 X2

If
Imf

Rc

Xm

0,5 Zf

0,5 R2/s

Medan
maju

0,5 X2

Ib
Imb

0,5 Zb

Rc

Xm

0,5 R2/sm
=0,5 R2/(2-s)

Medan
mundur

Gambar 2.17. Motor Induksi Satu Fasa Dalam Keadaan Beroperasi

Dengan menggunakan rangkaian ekivalen di atas, kita dapat menghitung arus


stator, arus rotor, daya masukan, dan faktor daya untuk sembarang harga slip
apabila tegangan yang diberikan dan impedansi motor diketahui.

Universitas Sumatera Utara

Dari rangkaian di atas, didapat :


Zm =

Rc . jX m

( )........................................................(2.6)

Rc + jX m

Zf = Rf + jXf =

Zb = Rb + jXb =

( R2 / s + jX 2 ) 0,5 Z m
( R2 / s + jX 2 ) + 0,5 Z m

( ).........................(2.7)

( R2 / (2 s ) + jX 2 ) 0,5 Z m
( R2 / (2 s ) + jX 2 ) + 0,5Z m

( ).............(2.8)

Dan
I1 =

V1
R1 + jX 1 + 0,5Z f + 0,5Z b

( Ampere )................................(2.9)

Dimana :
R1

= Resistansi kumparan stator

R2

= Resistansi kumparan rotor

X1 = Reaktansi bocor kumparan stator


X2 = Reaktansi bocor kumparan rotor
Xm = Reaktansi pemagnetan
Rc

= Tahanan inti tembaga

Zm = Impedansi pemagnetan
I1

= Arus pada kumparan stator

Universitas Sumatera Utara

II.6 KAPASITOR
II.6.1 Umum
Kapasitor adalah suatu alat untuk menyimpan muatan dan energi.
Konstruksi kapasitor umumnya terdiri dari dua buah konduktor yang berdekatan
namun dipisahkan oleh dielektrik.
Kapasitansi

kapasitor

adalah

suatu

kemampuan

kapasitor

untuk

menyimpan muatan. Misalkan Q coulumb adalah besar muatan yang diberikan


pada dua keping sejajar dan jika V adalah beda potensial antara kedua keping
sejajar tersebut, maka kapasitansinya adalah :

C=
dimana :

Q
V

.......................(2.10)

C = Kapasitansi Kapasitor ( Farad )


Q = Muatan ( Coulumb )
V = Beda Potensial ( Volt )

Kapasitansi bergantung semata-mata pada susunan geometris konduktor


kapasitansi dari kapasitor keping sejajar adalah :

C=

Q A
=
s
V

.....................(2.11)

= 0 r
Dimana :

0 = permitivitas ruang hampa ( 8,85 X 10 F/m )


r = permitivitas bahan isolasi konduktor
A = luas permukaan konduktor ( m2 )
s = jarak antar kedua konduktor ( m )

Universitas Sumatera Utara

II.6.2 Kapasitor Elektrolit


Suatu kapasitor elektrolit digunakan dimana sejumlah besar kapasitansi
diperlukan. Seperti dalam nama yang tersirat, suatu kapasitor elektrolit berisi
suatu asam aki (elektrolit). Elektrolit ini dapat dalam wujud suatu cairan kapasitor
elektrolit basah dan kering. Suatu kapasitor elektrolit kering berisi dua plat metal
utama yang dipisahkan oleh elektrolit. Kapasitor ditempatkan di dalam suatu
aluminium container silindris seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.18. Nilai
kapasitansi (X) dan tegangan rating dari kapasitor biasanya dicetak dalam sisi
aluminium.

Gambar 2.18 Kapasitor Elektrolit Yang Dipakai Pada Motor Kapasitor Start

Secara internal, kapasitor elektrolit dibangun dengan cara yang sama


dengan kapasitor kertas/paper. Plat positif terdiri dari aluminium kertas perak
yang ditutup dengan suatu lapisan oksida yang tipis. Film oksida yang tipis ini
dibentuk oleh suatu proses electrochemical yang bertindak sebagai dielektrikum
untuk kapasitor itu. Selanjutnya dalam hubungan dengan oksida adalah suatu
potongan kain kasa/kabut tipis atau paper/kertas yang mana telah diliputi dengan
suatu lekatan elektrolit. Elektrolit bertindak sebagai plat negatif dari kapasitor itu.
Suatu potongan aluminium kedua melawan terhadap elektrolit untuk menyediakan

Universitas Sumatera Utara

kontak listrik ke elektroda negatif (elektrolit). Ketika ketiga lapisan berada pada
tempatnya, maka ketiga lapisan tersebut digulung ke dalam suatu silinder seperti
yang ditunjukkan di dalam Gambar 2.19

Gambar 2.19 Konstruksi Dari Kapasitor Elektrolit Dan Kertas

Hal ini memberikan arti bahwa bentuk plat positif dapat secara kebetulan
dihubungkan kepada terminal negatif ke sumber, dielektrikum oksida film yang
tipis akan terpisah dan kapasitor akan menjadi suatu konduktor (terhubung
singkat). Polaritas dari terminal secara normal dapat ditandai pada kapasitor itu.
Karena suatu kapasitor elektrolit polaritasnya sensitif, penggunaanya biasanya
terbatas untuk suatu sirkit dc atau untuk suatu sirkit dimana suatu tegangan arus
bolak-balik kecil dilapiskan pada suatu tegangan dc. Khusus kapasitor elektrolit
tersedia untuk aplikasi arus bolak-balik tertentu, seperti motor kapasitor starting.
Kapasitor elektrolit kering berubah-ubah di dalam ukurannya dari sekitar 4
mikrofarad sampai ribuan mikrofarad dan mempunyai suatu kemampuan tegangan
kerja kira-kira 500 volt.

Universitas Sumatera Utara

II.7 SAKLAR SENTRIFUGAL


Saklar

sentrifugal adalah

sebuah saklar

listrik

yang

beroperasi

menggunakan kekuatan sentrifugal yang diperoleh dari sebuah batang poros yang
berputar, yang umum digunakan dari suatu motor listrik. Saklar dirancang untuk
mengaktifkan atau menonaktifkan sebagai fungsi yang menyangkut kecepatan
pemutaran pada batang poros tersebut.

Gambar 2.20 Saklar Sentrifugal.

Penggunaan yang paling umum dari saklar sentrifugal adalah di dalam


phasa tunggal, motor induksi phasa belah (split-phase induction motor) dan motor
kapasitor start. di sini, saklar digunakan untuk memutuskan rangkaian belitan
bantu (starting) dari motor ketika motor mendekati putaran nominalnya. Dalam
hal ini saklar sentrifugal terdiri dari anak timbangan yang menjulang kepada
batang poros dari motor dan memegang dekat batang dengan kekuatan lompatan
(spring force). Pada posisi diam, pengungkit berkait dengan anak timbangan
sehingga membuat suatu geseran rendah, lapisan non-konduktif melawan terhadap
satu set kontak elektrik yang menjulang kepada badan motor, menutup kontak dan
menghubungkan belitan bantu (starting) ke sumber. Ketika motor mencapai suatu

Universitas Sumatera Utara

kecepatan mendekati kecepatan operasi yang normalnya sekitar 75 % dari


kecepatan sinkron, gaya sentrifugal memaksa gaya spring dan anak timbangan
mengayun ke luar, mengangkat plat lapisan menjauh dari kontak listrik. Sehingga
menggerakkan kontak untuk membuka dan memutuskan belitan bantu dari
sumber. Gambar dari saklar sentifugal ditunjukkan pada Gambar 2.20.

Gambar 2.21 Posisi Letak Dari Saklar Sentrifugal

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai