Anda di halaman 1dari 5

BAHAN AJAR PANTUN

MENAMBAH CITA RASA BAHASA


MELALUI SENI BERPANTUN
Mata Pelajaran

: Bahasa Indonesia

Kelas

: XI SMK

TUJUAN PEMBELAJARAN :
1. Memahami dan menginterpretasi struktur dan kaidah teks pantun
2. Membandingkan dan memproduksi teks pantun
3. Menganalisis dan menyunting teks pantun
4. Mengidentifikasi dan mengabstraksi teks pantun
5. Mengevaluasi dan mengonversi teks pantun
KARAKTER YANG DIHARAPAKAN
1. Saling menghargai. Kamu diminta saling menghargai dalam berpendapat maupun
pembahasan materi
2. Percaya diri. Kamu diminta mempunyai kepercayaan diri yang tinggi dalam
menyeleseikan masalah
3. Proaktif. Kamu diminta menggunakan teks pantun secara santun dalam ekspresi diri
4. Santun. Kamu diminta berlaku santun untuk mengekpresi pantun, berdiskusi,
maupun membahas latihan soal.
PELAJARAN 1
A. Pembangunan Konteks dan Pemodelan Teks Pantun
Pantun berkaitan erat dengan masyarakat yang masih kental dengan budaya
lama. Mula-mula digunakan untuk menyampaikan maksud tidak langsung. Dalam
perkembangan selanjutnya, pantun pun digunakan untuk mengungkapkan maksud
seseorang agar lebih santun dan lebih arif. Menurut Nursito (2000:11) kata pantun
mengandung pengertian sebagai, seperti, ibarat, umpama atau laksana. Pantun
merupakan bentuk puisi lama yang dikenal luas oleh masyarakat Indonesia dan
dipakai oleh masyarakat yang menggunakan bahasa-bahasa nusantara di seluruh
Indonesia. Dalam bahasa Minangkabau, pantun berarti petuntun (petunjuk). Dalam
bahasa Jawa pantun lebih dikenal dengan parikan

Mulanya pantun hanya

disampaikan secara lisan, lambat laun pun masyarakat mengenal pantun secara
tertulis.

Kemudian menurut Harun Mat Piah, pantun ialah sejenis puisi pada
umumnya, yang terdiri atas empat baris dalam satu rangkap; empat perkataan
sebaris; rima akhir a-b-a-b, dengan sedikit variasi dan kekecualian. Tiap rangkap
pantun terdiri atas dua unit, yaitu pembayang (sampiran) dan maksud (isi). Setiap
rangkap melengkapi satu ide.
Ciri-ciri Pantun
Ciri-ciri pantun adalah sebagai berikut:
1. Tiap bait terdiri dari empat baris
2. Tiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
Dua baris pertama sebagai sampiran, dua baris baris berikutnya isi
4. Bersajak silang (ab-ab), bunyi akhir baris pertama sama dengan bunyi akhir baris ke
tiga dan bunyi akhir baris ke dua sama dengan bunyi akhir baris ke empat.
Kaidah Pantun
Kaidah pantun yang dimaksud merupakan ketentuan-ketentuan dalam
pantun yang menjadi penanda utama dibandingkan dengan puisi lama bentuk lain.
Kaidah atau rambu-rambu pantun meliputi:
1. Isinya berupa curahan hati, sindiran, nasihat, kelakar, perumpamaan, pepatah, dan
peribahasa.
2. Fungsinya mencakupi fungsi pendidikan, fungsi kasih sayang, dan cinta, fungsi
penghargaan/terima kasih, dan fungsi kecerdasan berbahasa.
3. Bahasanya halus, tidak langsung pada isi, menggunakan pengantar yang berupa
sampiran.
Perhatikan contoh pantun berikut,
Anak merak kampung Cina
Singgah berhenti kepala titi
Emas perak kebesaran dunia
Budi bahasa tak dapat dicari
No
1
2

Baris
Kata

Struktur Teks Pantun


Empat baris dalam satu bait
8 suku kata

3
4

Rima akhir
Sampiran

a-i-a-i (a-b-a-b)
Anak merak kampung Cina
Singgah berhenti kepala titi

Isi

Emas perak kebesaran dunia


Budi bahasa tak dapat dicari

kaidah

Menggunakan bahasa yang baik, ber isi


nasehat, mengandung fungsi pendidikan

Uji Materi 1
Diskusi Kelompok
Setelah memahami struktur dan kaidah teks pantun, kerjakan soal-soal berikut.
Cermati pantun-pantun berikut.
Pantun 1
Kalau keladi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta talas
Kalau budi sudah ditanam
Janganlah lagi meminta balas
Pantun 2
Kalau ada jarum yang patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati
Pantun 3
Jangan suka makan mentimun
Mentimun itu banyak getah nya
Jangan suka banyak melamun
Melamun itu tiada gunanya

1. Analisislah semua pantun tersebut dalam bagian:


No
1
Baris
2
Kata
3
Rima akhir
4
Sampiran
5
Isi
6 Kaidah Pantun

Struktur Teks Pantun

2. Analisislah pesan atau amanat yang terkandung dalam teks tersebut!


3. Bagaimana implementasinya dalam kehidupan sehari-hari? deskripsikan argumen
kamu dalam bentuk tulisan!
B. Menginterpretasi Makna Teks Pantun
Menginterpretasi teks pantun ialah upaya memahami dan menggali makna
atau nilai didik yang terkandung dalam teks tersebut.
Diperlukan kecermatan dalam mempelajari makna-makna pantun. Pantun
mempunyai kekuatan makna melalui pembacaannya, penuangan idenya, dan
penggunaan diksinya. Dengan memaknai pantun sesuai maksud penciptaannya,
kita dapat memahami nilai-nilai luhur yang ada di dalamnya, untuk diterapkan
sebagai perilaku nilai dalam kehidupan bermasyarakat, atau untuk mengambil
pelajaran budaya suatu masyarakat tertentu. Marilah kita perhatikan paparan
sederhana berikut.
Kalau ada jarum yang patah
Jangan simpan dalam peti
Kalau ada kata yang salah
Jangan simpan dalam hati
Jika kamu membaca pantun tersebut, kamu dapat
menginterpretasi
maknanya bahwa kalau ada yang menyakiti jangan dipendam di hati, maafkanlah,
walaupun berat.
Uji materi 2
1. Cermati pantun-pantun berikut.
Pantun 1

Kalau memagar rumpun bawang


Pagar dahulu lapis berlapis
Kalau mendengar pengaduan orang
Dengarkan dulu habis-habis
Pantun 2
Kalau ranting sudah bertangkai
Janganlah dililit-lilit juga
Kalau berunding sudah selesai
Jangan diungkit-ungkit juga
2. Analisislah makna dari setiap pantun-pantun tersebut.
3. Nilai didik apa saja yang dapat ditafsirkan melalui pantun-pantun tersebut.

Anda mungkin juga menyukai