Ilmu Ternak Unggas
Ilmu Ternak Unggas
TUGAS INDIVIDU
ILMU TERNAK UNGGAS
MAKALAH
PENGARUH CAHAYA TERHADAP PERTUMBUHAN DAN
TERJADINYA GUGUR BULU
NAMA
NIM
I111 12 275
KELAS
GANJIL
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2014
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Unggas menerima
cahaya
melalui retina
mata
mereka
(retinal
adalah
parameter
penting
dari
produksi
unggas.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Unggas
Unggas adalah hewan anggota kelas aves, secara taksonomi masuk dalam
ordo Galliformis, Famili Phasianidae, dan genus Gallus. Unggas mampu
menyajikan produk atau jasa bagi manusia, sebagai imbalan atas campur tangan
manusia pakta pengelolaan dan pengembangbiakannya. Termasuk ke dalam
golongan unggas ialah ayam, itik, angsa, kalkun, puyuh dan merpati. Beberapa
spesies lain kadang-kadang dimasukkan juga ke dalam golongan unggas walau
bersifat inkonvensional, misalnya burung Pheasant, burung Guinea. Unggas
didefinisi-kan sebagai ternak bersayap, berkaki dua, berparuh dan berbulu, yang
mencakup segala jenis burung, dapat dipelihara dan diternakkan sebagai
penghasil pangan (daging dan telur) (Prayitno, 2004).
Unggas termasuk hewan berdarah panas, bersayap, berkaki dua, dan pada
setiap kakinya memilliki 4 jari, berparuh dan berjengger. Unggas dapat hidup di
darat dan di air. Unggas darat antara lain ayam, merpati, kalkun, puyuh.
Sedangkan contoh dari unggas air antara lain itik, angsa, 'enthog'. Sebagai hewan
berdarah panas, unggas akan selalu mempertahankan temperature tubuh yang
tetap agar dapat melaksanakan fungsi fisiologis secara normal (Prayitno, 2004).
B. Pencahayaan
Pencahayaan adalah pemberian cahaya, yang diartikan sebagai sinar
atau terang dari suatu sumber cahaya, seperti matahari, bulan dan lampu
berhubungan
dengan
produksi
Ranggas adalah suatu proses fisiologis yaitu rontoknya bulu lama dan
tumbuhnya bulu baru yang terjadi pada unggas . Ranggas umumnya terjadi
setahun sekali setelah umur dewasa. Tetapi pada itik, sering terjadi ranggas dua
kali dalam setahun dan jarang terjadi sekali dalam dua tahun Pada ayam ras
petelur, karena adanya pengaruh domestikasi dan manipulasi genetik untuk
meningkatkan
produksi
telur,
maka
periode
bertelur
secara
bertahap
menyebabkan itik mengalami ranggas, namun semua itu perlu diuji kebenarannya
(Setioko, 2005).
Ada dua fenomena dalam proses ranggas alami yaitu perontokan bulu
lama (ecdesis) dan pertumbuhan bulu baru (endesis). Para peneliti berpendapat
bahwa kedua proses tersebut terjadi secara berurutan, bahkan ada yang
berpendapat bahwa bulu lama harus rontok terlebih dahulu untuk memberi jalan
bagi bulu baru
untuk tumbuh. Dalam pengamatan kasus ranggas beberapa kali, perontokan bulu
lama diakibatkan oleh pertumbuhan awal bulu baru yang mendorong bulu lama
keluar dari folikel. Oleh sebab itu, kejadian ranggas pada unggas merupakan
proses pertumbuhan tunggal. Proses pendorongan bulu lama oleh bulu barn, dan
ini merupakan hat yang normal terjadi pada lima spesies unggas. Fenomena
ranggas ini dipengaruhi oleh kontrol hormon endokrin dalam tubuh. Walaupun
secara umum diketahui bahwa rontok dan tumbuhnya bulu baru dipengaruhi oleh
hormon thyroid, namun mekanismenya masih belum diketahui (Setioko, 2005).
BAB III
PEMBAHASAN
Ketersediaan asam amino akan membantu pertumbuhan bulu ayam sehingga lebih cepat
melindungi ayam dari cekaman suhu dan angin.
10
11
karena mampu berperan sebagai horlog biologi circadian clock), mengatur ritme
harian dan fungsi fisiologi dari bagian-bagian tubuh. Cahaya merupakan mata
utama bagi ayam yang diikuti dengan transmisi cahaya ke mata dan ke glandula
pineal, Namun meskipun tidak ada cahaya, reseptor cahaya di kulit khususnya di
daerah kepala mampu memanupulasi cahaya tersebutuntuk dikirim ke
hipotalamus yang akhirnya akan memerintahkan kepada semua organ target
melakukan aktivitasnya. Secara
endokrin dan hormon yang diproduksi serta fungsi fisiologis dari hormon pada
ayam (Elisa, 2012).
Cahaya yang diterima oleh reseptor mata di transmisikan ke hipotalamus
kemudian ke hipofisis (pituitaria) melalui Faktor Relesing Hormon. Hipofisis
anterior kemudian mensekresikan hormon gonadotropin yang terdiri dari Folicle
Stimulating Hormon (FSH) dan Luteinizing Hormon (LH) yang berpengaruh
terhadap ovarium (ayam betina) atau testes (ayam jantan). FSH pada ayam betina
berperan terhadap pemasakan ovum dan LH berperanan terhadap robeknya
epitelium superfisial pada bagian stigma untuk terjadinya ovulasi Pada ayam
jantan kedua hormon ini mempengaruhi perkembangan testis dan tubuli
seminiferi untuk terjadinya spermatogenesis. Selain hormon gonadotropin
Pituitaria anterior menghasilkan hormon somatotropin yang bersama-sama
dengan tiroksin mempengaruhi pertumbuhan. Somatotrofin dari pituitaria anterior
memacu kelenjar adrenal untuk mengatur elektrolit tubuh. Tirotrofin dari
pituitaria anterior memacu kelenjar tiroid yang akan memsekresikan tiroksin
untuk pertumbuhan dan pigmentasi bulu serta molting (Elisa, 2012).
12
Cahaya tidak hanya diterima oleh mata, tetapi cahaya juga mampu
menembus tengkorak kepala dan berpengaruh mengaktifkan pituitary untuk
mensekresikan hormone gonadotropin. Pengaruh sesungguhnya penyinarana
adalah memacu saraf reseptor mata. Rangsangan tersebut kemudian akan
diteruskan pada hippotalamus sehingga tersekresikan somatotropic hormone
factor (STH-RF) dan tirotropik releasing hormone (TRH). Faktor releasing
tersebut akan merangsang glanu;a pituitary anterior untuk mensekresikan STH
dan tiroid stimulating hormone (TSH), TSH akan merangsang kelenjar tiroid
untuk melepaskan tiroksin. Hormon sometrotopik dalam tubuh berfungsi memacu
aktiviras sintesis protein, pembentukan kolagen, metabolism ion, metabolism
lipid, metabolism karbohidrat dan metabolism mineral. Tiroksin dalam tubuh
berfungsi
memacu
aktivitas-aktivitas:
peningkatan
konsumsi
oksigen,
nitrogen,
meningkatkan
penyediaan
energy
dan
merangsang
13
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan bulu dan terjadinya gugur bulu (molting) maka dapat disimpulkan
bahwa cahaya memiliki pengaruh yang nyata terhadap pertubuhan bulu pada
unggas dan juga kejadian rangga.
B. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan mengenai pengaruh cahaya terhadap
pertumbuhan bulu dan terjadinya gugur bulu (molting) agar peternak mengatur
ventilasi kandang dengan sesuai agar kondisi unggas dapat bertumbuh dengan
baik yang berpengaruh terhadap bulunya.
14
DAFTAR PUSTAKA
http://pertanian.uns.ac.id/~adimagna/IlmuTernak%20Unggas
Upaya
Pencegahan
Cekaman
Pada
Unggas
15
Tropis
16