Stres Kerja Tugas
Stres Kerja Tugas
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
1. MADE SRI NOPIYANI
(A1B009016)
(A1B009076)
3. NUKE ARIANTI
(A1B009094)
4. EFIN
(A1B009118)
UNIVERSITAS MATARAM
EKONOMI
MANAJEMEN
2011
Kata Pengantar
Puji syukur kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-bainya. Makalah
ini yang berjudul Stres Kerja dan merupakan tugas matakuliah perilaku organisasi.
Dalam makalah ini akan dibahas beberapa hal mengenai motivasi dan
kebutuhan. Adapun isi makalah ini akan terbagi menjadi 3 (tiga) bab pokok, yaitu:
Bab I, Pendahuluan (1) latar belakang, (2) tujuan, dan (3) rumusan masalah. Bab II,
Pembahasan (1) pengertian stres dan stres kerja , (2) jenis-jenis stres, (3) model stres,
(4) moderator stres, (5) gejala-gejala dan dampak stres (6) manajemen stres dan
teknik pengurangan stres. Bab III, Penutup (1) kesimpulan dan (2) saran.
Pembuatan makalah ini tidak akan selesai dengan sebagaimana mestinya bila
tidak ada bantuan pihak lain. Untuk itu kami ucapkan terima kasih kepada pihakpihak tersebut. Ucapan terima kasih kami ucapkan khusunya kepada ibu Dra. Hj.
Mukmin Suryatni, MM. sebagai dosen pembimbing matakuliah perilaku organisasi
yang telah memberikan tugas ini pada kami.
Dalam penulisan makalah ini kami sadari bahwa masihlah tidak sempurna.
Jika dalam penulisan dan penggunaan kata-kata sekiranya masih ada kesalahan, kami
sebagai penulis mohon maaf. Kritik dan saran saudara yang membangun sangatlah
kami harapkan serta semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
dipergunakan sebagaimana mestinya. Atas perhatian saudara kami ucapkan terima
kasih.
Penulis
ii
Daftar Isi
Halaman Judul.................................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................. iii
Bab I, Pendahuluan
1.1 Latar Belakang.............................................................................................. 1
1.2 Tujuan........................................................................................................... 2
1.3 Rumusan Masalah......................................................................................... 2
Bab II, Pembahasan
2.1 Pengertian Stres dan Stres Kerja................................................................... 3-4
2.2 Jenis-Jenis Stres............................................................................................ 4
2.3 Model Stres................................................................................................... 5-8
2.4 Moderator Stres............................................................................................ 8-12
2.5 Gejala-Gejala dan Dampak Stres.................................................................. 12-15
2.6 Manajemen Stres dan Teknik Pengurangan Stres......................................... 15-21
Bab III, Penutup
3.1 Kesimpulan................................................................................................... 22
3.2 Saran............................................................................................................. 22
Daftar Pustaka..................................................................................................... 23
Lampiran
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menjumpai orang yang
mengalami stres. Stres tersebut tidak hanya dalam kehidupan sosial-ekonominya
saja tetapi juga dalam bekerja. Pekerjaan yang terlalu sulit serta keadaan sekitar
yang penat juga akan dapat menyebabkan sters dalam bekerja.
Banyak orang yang tidak menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam
kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih awal mengenai gejala stres
tersebut kita dapat mencegahnya. Pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud
agar terjaminnya keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang
yang mengalami stres melakukan pekerjaan itu malah akan mengganggu
kestabilan dalam bekerja.
Untuk menjaga kestabilan kerja tersebut psikologi seseorang juga harus
stabil agar terjadi singkronisasi yang harmonis antara faktor kejiwaan serta
kondisi yang terjadi. Jadi kita harus benar-benar memperhatikan secara lebih baik
lingkungan yang dapat mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga
stres dapat dicegah.
Namun tidak dapt dipungkiri bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi
pada setiap karyawan/pekerja. Mereka mengalami stres karena pengaruh dari
pekerjaan itu sendiri maupun lingkungan tempat kerja. Seseorang yang mengalami
stres dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan
baik.disinilah muncul peran dari perusahaan untuk memperhatikan setiap kondisi
kejiwaan (stres) yang dialami oleh pekerjanya. Dalam hal ini perusahaan dapat
menentukan penanganan yang terbaik bagi pekerja tersebut serta tidak
mengurangi kinerja karyawan tersebut.
Melihat kejadian stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya
yang baik kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui
bagaimana stres dan penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama
dalam bekerja. Secara lebih jelas mengenai stres dan stres kerja akan kami bahas
pada Bab II. Yang akan memberikan gambaran mengenai stres yang sering
dialami.
1.2 Tujuan
Adapun beberapa tujuan yang ingin kami sampaikan dalam makalah ini
adalah:
1. Untuk lebih mengerti mengenai stres dan stres kerja.
2. Untuk memehami mengenai jenis-jenis stres.
3. Untuk mengetahui model stres.
4. Untuk mengetahui moderator stres.
5. Agar kita menegtahui apa saja gejala stres dan dampak yang dapat
ditimbulkan oleh stres tersebut.
6. Agar kita tahu bagaimana cara mencegah stres.
BAB I
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Stres dan Stres Kerja
Menurut Charles D, Spielberger (dalam Ilandoyo, 2001:63) menyebutkan
bahwa stres adalah tuntutan-tuntutan eksternal yang mengenai seseorang,
misalnya obyek-obyek dalam lingkungan atau suatu stimulus yang secara obyektif
adalah berbahaya. Stres juga biasa diartikan sebagai tekanan, ketegangan atau
gangguan yang tidak menyenangkan yang berasal dari luar diri seseorang.
Gibson et al (dalam Yulianti, 2000:9) mengemukakan bahwa stress kerja
dikonseptualisasi dari beberapa titik pandang, yaitu stres sebagai stimulus, stres
sebagai respon dan stres sebagai stimulus-respon. Stres sebagai stimulus
merupakan pendekatan yang menitikberatkan pada lingkungan. Definisi stimulus
memandang stres sebagai suatu kekuatan yang menekan individu untuk
memberikan tanggapan terhadap stresor. Pendekatan ini memandang stres sebagai
konsekuensi dari interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu.
Pendekatan stimulus-respon mendefinisikan stres sebagai konsekuensi dari
interaksi antara stimulus lingkungan dengan respon individu. Stres dipandang
tidak sekedar sebuah stimulus atau respon, melainkan stres merupakan hasil
interaksi unik antara kondisi stimulus lingkungan dan kecenderungan individu
untuk memberikan tanggapan.
Luthans (dalam Yulianti, 2000:10) mendefinisikan stres sebagai suatu
tanggapan dalam menyesuaikan diri yang dipengaruhi oleh perbedaan individu
dan proses psikologis, sebagai konsekuensi dari tindakan Hngkungan, situasi atau
peristiwa yang terlalu banyak mengadakan tuntutan psikologis dan fisik
seseorang, Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa stres kerja timbul karena
tuntutan lingkungan dan tanggapan setiap individu dalam menghadapinya dapat
berbeda.
Masalah Stres kerja di dalam organisasi perusahaan menjadi gejala yang
penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan
kecemasan yang kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan
kondisi fisik individu. Selain itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan
mengalami beberapa gejala stres yang dapat mengancam dan mengganggu
3
pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan agresi, tidak dapat relaks,
emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan tidak mampu
terlibat, dan kesulitan alam masalah tidur.
Di kalangan para pakar sampai saat ini belum terdapat kata sepakat dan
kesamaan persepsi tentang batasan stres. Baron & Greenberg (dalam Margiati,
1999:71), mendefinisikan stres sebagai reaksi-reaksi emosional dan psikologis
yang terjadi pada situasi dimana tujuan individu mendapat halangan dan tidak bisa
mengatasinya. Aamodt (dalam Margiati, 1999:71) memandangnya sebagai respon
adaptif yang merupakan karakteristik individual dan konsekuensi dan tindakan
ekstcrnai, situasi atau peristiwa yang terjadi baik secara fisik maupun psikologis.
Berbeda dengan pakar di atas, Landy (dalam Margiati, 1999:71) memahaminya
sebagai ketidakseimbangan keinginan dan kemampuan memenuhinya sehingga
menimbulkan konsekuensi pcnting bagi dirinya. Robbins memberikan definisi
stres sebagai suatu kondisi dinamis di mana individu dihadapkan pada
kesempatan, hambatan dan keinginan dan hasil yang diperoleh sangatlah penting
tetapi tidak dapat dipastikan (Robbins dafam Dwiyanti, 2001:75).
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terjadinya stres kerja adalah
dikarenakan adanya ketidakseimbangan antara karakteristik kepribadian karyawan
dengan karakteristik aspek-aspek pekerjaannya dan dapat terjadi pada semua
kondisi pekerjaan.
Hasil
Tingkat Individual
Psikologis/yang
berkaitan dengan
sikap
Tuntutan pekerjaan
Konflik peran
Abiguitas peran
Pengendalian
lingkungan yang dirasakan
Hubungan dengan
supervisor
Kelebihan beban,
kekurangan bebab, dan
kemonotonan kerja
Tingkat Kelompok
Perilaku manajerial
Kurangnya kekompakan
Konflik di dalam
kelompok
Perbedaan status
Tingkat Organisasional
Kebudayaan
Struktur
Teknologi
Pengenalan
perubahan dalam kondisi
kerja
Ekstraorganisasional
Keluarga
Ekonomi
Waktu yang berubah
Polusi suara, panas,
kepadatan, dan udara
Stres yang
dirasakan
Perbedaan
Individual
Keturunan,
usia,
kemampuan
pribadi, jeis
kelamin, diet,
dukungan
social,
penanggulang
an, cirri
kepribadian,
pekerjaan,
pengendalian
lingkungan
yang
dirasakan
Kepuasan kerja
Komitmen
organisasional
Keterlibatan
dengan pekerjaan
Kepercayaan diri
Kepenatan
Emosi
Depresi
Keperilakuan
Ketidakhadiran
Tingkat perputaran
pegawai
Kinerja
Kecelakaan
Penyalahgunaan
substansi
Kognitif
Pengambilan
keputusan yang buruk
Kurang konsentrasi
Mudah lupa
Tingkat Kelompok
Sistem kardiovaskuler
Sistem kekebalan
Sistem
muskuloskeletal
Sistem gastrointestinal
2.3.1
Stresor
Stressor adalah faktor-faktor lingkungan yang menimbulkan stress.
Dengan kata lain, stresor adalah suatu prasyarat untuk mengalami respon
stres. Gambar di atas menunjukkan empat jenis utama stresor yaitu
individual, kelompok, organisasi dan diluar organisasi
1) Tingkat Individual
Stressor tingkat individual adalah stressor yang berkaitan
secara langsung dengan tugas-tugas kerja seseorang. Contoh stressor
yang paling umumadalah tuntutan pekerjaan, kelebihan beban kerja,
konflik peran, ambiguitas peran, kerepotan sehari-hari, pengendalian
yang dirasakan atas peristiwa yang muncul dalam lingkungan kerja,
dan karakteristik pekerjaan.
Para manajer dapat membantu mengurangi stressor ini dengan
memberikan arahan dan dukungan dan secara adil mengalokasikan
penugasan pekerjaan di dalam unit kerja. Akhirnya, keamanan kerja
adalah stressor tingkat individual yang penting untuk dikelola karena
berkaitan dengan meningkatnya kepuasan kerja, komitmen organisasi,
dan kinerja, dan hal ini sedang mengalami penurunan.
2) Tingkat Kelompok
Stressor tingkat kelompok disebabkan oleh dinamika kelompok
dan perilaku manajerial. Para manajer menciptakan stress pada
karyawan dengan:
menunjukkan kekurangpedulian
3) Tingkat Organisasi
Stresor organisasi mempengaruhi sebagian besar karyawan.
Sebagai contoh, sebuah lingkungan dengan tekanan yang tinggi
menempatkan permintaan kerja yang terus-menerus pada karyawan
6
2.3.2
yang
dirasakan
menggambarkan
persepsi
keseluruhan
Hasil
Para ahli teori menyatakan bahwa stres memiliki konsekuensi atau
hasil psikologis yang berkaitan dengan sikap, keprilakuan, kognitif, dan
kesehatan fisik. Sebuah badan penelitian yang besar mendukung dampak
negatif dari stres yang dirasakan pada banyak aspek kehidupan kita. Stres
berkaitan secara negatif dengan kepuasan kerja, komitmen organisasional,
emosi positif, dan kinerja yang berhubungan secara positif dengan tingkat
perputaran yang disebabkan oleh kepenatan.
2.3.4
Perbedaan Individual
Orang tidak mengalami tingkat stres yang sama atau menunjukkan
hasil yang serupa untuk suatu jenis stresor tertentu. Sebagai contoh, jenis
stresor yang dialami di tempat kerja bervariasi menurut pekerjaan dan jenis
kelamin. Stresor untuk pengendalian yang rendah adalah lebih tinggi pada
pekerjaan klerikal tingkat rendah daripada pekerjaan profesional, dan
konflik antar pribadi merupakan suatu sumber stres yang lebih besar bagi
kaum wanita daripada kaum pria. Pengendalian yang dirasakan juga
merupakan suatu moderator yang signifikan dari proses stres. Orang
merasakan tingkat stres yang lebih rendah dan mengalami konsekuensi
yang lebih mendukung pada saat mereka percaya bahwa mereka dapat
mengendalikan stresor yang mempengaruhi kehidupan mereka.
Akhirnya, ciri kepribadian kekerasan atau sisinme yang kronis juga
memoderatkan stres. Penelitian menunjukan bahwa orang yang secara
terus-menerus marah, ingin tahu, tidak mudah percaya akan memiliki
kemungkin dua kali lipat lebih besar untuk mengalami penutupan ateri
koroner. Walaupun para peneliti telah mampu mengidentifikasi beberapa
moderator yang penting, masih terdapat suatu jurang yang lebar dalam
mengidentifikasi perbedaan individual yang relevan.
1. Kepribadian
Istlah
kepribadian
merujuk
pada
serangkaian
karekteristik,
yaitu:
exstroversion,
emotional
stability,
agreeableness,
antagonis, tidak simaptik dan bahkan kasar terhadap orang lain dan
kemungkinan stress berasala dariorang lain. Consientiousness merupakan
dimensi Big Fife yang secara konsisten berhubungan dengan kinerja dan
keberhasilan pekerjaan dan lebih cenderung tidak mengalami stress berkenaan
dengan aspek ini dalam pekerjaan mereka. Openness to experience akan lebih
siap untuk berhadapan dengan stressor yang dihubungkan dengan perubahan
karena mereka lebih mungkin untuk memndang perubahan sebagai suatu
tantangan dan bukan ancaman.
2. Prilaku tipe A
Definisi prilaku tipe A menurut Meyer Friedman dan Ray Rosenman
Prilaku tipe A adalah suatu kompleks tindakan emosi yang dapat
diamati dalam setiap orang yang terlibat secara agresif dalam suatu perjuang
yang teru menerus dan tak henti-henti untuk mencapai hal yang lebih lagi
dalam waktu yang lebih singkat dan lebih singkat lagi dan jika perlu, melawan
usaha yang berkebalikan dari orang atau hal lain.
Adapun karakteristik tipe A antara lain :
Secara kronik berusaha untuk menyelesaikan sebanyak mungkin hal dalam
cenderung lebih produktif daripada rekan kerja mereka yang bertipe B. suatu
(mengekspresikan
kekhawatiran,
mengindikasikan
kepercayaan,
10
(termasuk
yang
signifikan
dibawah
ketidakbiasaan
yang
sulit.
penggunaan
prilakudan
pengenalan
untuk
menghadapi
atau
12
makan
yang
tidak
normal
(kebanyakan)
sebagai
13
Arnold
(1986)
menyebutkan
bahwa
ada
empat
konsekuensi yang dapat terjadi akibat stres kerja yang dialami oleh individu,
yaitu terganggunya kesehatan fisik, kesehatan psikologis, performance, serta
mempengaruhi individu dalam pengambilan keputusan.
Penelitian yang dilakukan Halim (1986) di Jakarta dengan
menggunakan 76 sampel manager dan mandor di perusahaan swasta
menunjukkan bahwa efek stres yang mereka rasakan ada dua. Dua hal
tersebut adalah:
Efek pada fisiologis mereka, seperti: jantung berdegup kencang, denyut
jantung meningkat, bibir kering, berkeringat, mual.
Efek pada psikologis mereka, dimana mereka merasa tegang, cemas,
tidak bisa berkonsentrasi, ingin pergi ke kamar mandi, ingin
meninggalkan situasi stres.
Bagi perusahaan, konsekuensi yang timbul dan bersifat tidak
langsung adalah meningkatnya tingkat absensi, menurunnya tingkat
produktivitas, dan secara psikologis dapat menurunkan komitmen organisasi,
memicu perasaan teralienasi, hingga turnover (Greenberg & Baron, 1993;
Quick & Quick, 1984; Robbins, 1993).
14
Stres dalam pekerjaan dapat dicegah timbulnya dan dapat dihadapi tanpa
memperoleh dampaknya yang negatif. Manajemen stres lebih daripada sekedar
mengatasinya, yakni betajar menanggulanginya secara adaplif dan efektif.
Hampir sama pentingnya untuk mengetahui apa yang tidak boleh dilakukan dan
apa yang harus dicoba. Sebagian para pengidap stres di tempat kerja akibat
persaingan, sering melampiaskan dengan cara bekerja lebih keras yang
berlebihan. Ini bukanlah cara efektif yang bahkan tidak menghasilkan apa-apa
untuk memecahkan sebab dari stres, justru akan menambah masalah lebih jauh.
Sebelum masuk ke cara-cara yang lebih spesifik untuk mengatasi stressor
tertentu, harus diperhitungkan beberapa pedoman umum untuk memacu
perubahan dan penaggulangan. Pemahaman prinsip dasar, menjadi bagian
penting agar seseorang mampu merancang solusi terhadap masalah yang muncul
terutama yang berkait dengan penyebab stres dalam hubungannya di tempat
kerja. Dalam hubungannya dengan tempat kerja, stres dapat timbul pada
beberapa tingkat, berjajar dari ketidakmampuan bekerja dengan baik dalam
peranan tertentu karena kesalahpahaman atasan atau bawahan. Atau bahkan dari
sebab tidak adanya ketrampilan (khususnya ketrampilan manajemen) hingga
sekedar tidak menyukai seseorang dengan siapa harus bekerja secara dekat
(Margiati, 1999:76).
Suprihanto dkk (2003:63-64) mengatakan bahwa dari sudut pandang
organisasi, manajemen mungkin tidak khawatir jika karyawannya mengalami
stress yang ringan. Alasannya karena pada tingkat stres lertentu akan
memberikan akibat positif, karena hal ini akan mendesak mereka untuk
melakukan tugas lebih baik. Tetapi pada tingkat stres yang tinggi atau stres
ringan yang berkepanjangan akan membuat menurunnya kinerja karyawan. Stres
ringan mungkin akan memberikan keuntungan bagi organisasi, tetapi dari sudut
pandang individu hal tersebut bukan merupakan hal yang diinginkan. Maka
manajemen mungkin akan berpikir untuk memberikan tugas yang menyertakan
stress ringan bagi karyawan untuk memberikan dorongan bagi karyawan, namun
sebaliknya itu akan dirasakan sebagai tekanan oleh si pekerja. Maka diperlukan
pendekatan yang tepat dalam mengelola stres, ada dua pendekatan yaitu
pendekatan individu dan pendekatan organisasi.
1. Pendekatan Individual
15
16
membantu relaksasi
keadaan
dalam
17
18
20
BAB III
PENUTUP
3.1Kesimpulan
Stress merupakan suatu gejala yang dimiliki oleh setiap orang dimana hal
tersebut dipengaruhi diri sendiri maupun lingkungan sekitar mereka. Stress juga
terjadi dalam kerja dimana stress tersebut dapat bersumber dari emapt hal yaitu
tingkat individu, tingkat kelompok, tingkat organisasi dan ekstraorganisasional.
Keempat hal tersebut dapat menghasilkan stress yang berbeda pada setiap individu
tergantung bagaimana individu itu merespon stressor tersebut. Setelah adanya
respon barulah dapat ditentukan bagaimana stress yang dialami seseorang
tersebut.
21
Stress yang terjadi dapat berupa stress positif maupun negartif dimana
stress itu akan memberikan dampak tersendiri bagi orang yang mengalami stress.
Stress-stres yang dialami pekerja tersebut masih dapat diatasi atau dikurangi
dengan banyak metode sehingga diperlukannya suatu manajemen stress dalam
pekerjaan suatu perusahaan. Serta adanya usaha dari orang tersebut untuk dapat
mengurangi stress yang mereka alami.
Pada dasarnya stress terjadi karena terlalu beratnya beban pikiran
seseorang serta adanya tekanan yang membuat kurangnya konsentrasi. Namun
semua itu masih dapat dicegah bahkan dimanajemen untuk dapat mengurangi
pengaruhnya dalam bekerja.
3.2Saran
Stress dalam bekerja sebaiknya dikurangi dengan berbagi teknik
pengurangan stress yang dapat digunakan serta menajemen stress tersebut dengan
baik. Karena hal tersebut mampu mencegah stress dalam bekerja serta
meningkatkan efektifitas dalam bekerja. Selain baik bagi karyawan/pekerja juga
baik bagi perusahaan(lembaga).
Daftar Pustaka
Buku:
John M. Invancevich, Robert Konopaske, Michael T. Matteson. 2007. Perilaku dan
Manajemen Organisasi Edisi ke 7 Jilid 1. Erlangga:Jakarta.
Robert Kreitner, Angelo Kinichi.2005. Perilaku Organisasi Edisi ke 5 Jilid 2. Salemba
Empat:Jakarta.
Via Internet (WEB):
http://www.benih.net/lifestyle/gaya-hidup/beberapa-cara-untuk-menyiasati-streskerja.html
http://agungpia.multiply.com/journal/item/35/Stress_Kerja_pengertian_dan_pengenal
an
22
http://rumahbelajarpsikologi.com/index.php/stres-kerja.html
23