Management Stress Kerja Kelompok 8 Isu Mutakhir
Management Stress Kerja Kelompok 8 Isu Mutakhir
Puji dan syukur saya panjatkan kepada Allah SWT tuhan yang Maha Esa, karena saya
masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat menyelesaikan makalah
dengan judul “ Management Stress Kerja ”
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih belum sempurna dan
masih banyak kekurangan. Oleh sebab itu penulis berharap untuk mendapatkan bimbingan
yang lebih dari para dosen untuk dapat memberikan kritik dan saran agar dapat
menyempurnakan penulisan Makalah untuk kedepannya agar menjadi tulisan yang sempurna
sehingga bermanfaat untuk para pihak yang membacanya.
Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan Makalah ini masih belum sempurna.
Maka dari itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran serta bimbingan dari para dosen
demi penyempurnaan di masa - masa yang akan datang. Penulis juga berharap semoga
Makalah ini dapat memberikan informasi serta mempunyai nilai manfaat bagi semua pihak.
Kelompok 8
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sering kita jumpai didalam kehidupan sehari-hari beberapa orang yang mengalami
stres, baik dalam kehidupan sosial maupun dilingkungan kerja. Pekerjaan yang terlalu sulit
serta keadaan sekitar yang monoton juga akan dapat menyebabkan stres dalam bekerja di
beberapa Perusahaan. Masalah Stres kerja di dalam kehidupan organisasi perusahaan menjadi
gejala yang penting diamati sejak mulai timbulnya tuntutan untuk efisien di dalam pekerjaan.
Akibat adanya stres kerja tersebut yaitu orang menjadi nervous, merasakan kecemasan yang
kronis, peningkatan ketegangan pada emosi, proses beriikir dan kondisi fisik individu. Selain
itu, sebagai hasil dari adanya stres kerja karyawan mengalami beberapa gejala stres yang
dapat mengancam dan mengganggu pelaksanaan kerja mereka, seperti : mudah marah dan
agresi, tidak dapat relaks, emosi yang tidak stabil, sikap tidak mau bekerja sama, perasaan
tidak mampu terlibat, dan kesulitan alam masalah tidur.
Banyak juga orang yang kurang menyadari gejala timbulnya stres tersebut dalam
kehidupannya padahal apabila kita mengetahui lebih dini mengenai gejala stres tersebut kita
dapat mencegahnya. Upaya pencegahan ini dapat dilakukan dengan maksud agar terjaminnya
keamanan dan kenyamanaan dalam bekerja. Apabila seseorang sedang yang mengalami stres
dan melakukan pekerjaan itu, maka akan mengganggu keamanan dan kenyamanaan dalam
bekerja.
Untuk menjaga keamanan dan kenyamanaan kerja tersebut psikologi seseorang juga
harus stabil agar terjadi hubungan yang harmonis antara faktor kejiwaan serta kondisi yang
terjadi. Jadi kita harus memperhatikan secara lebih baik lingkungan yang dapat
mempengaruhi psikologi (kejiwaan) seseorang sehingga stres dapat diminimalisir. Namun
tidak dapat disangkal bahwa stres dalam bekerja pasti akan terjadi pada setiap individu
karyawan. Mereka mengalami stres karena dipengaruhi dari pekerjaan itu sendiri maupun
lingkungan tempat dimana karyawan tersebut bekerja. Seseorang yang mengalami stres
dalam bekerja tidak akan mampu menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Peran
perusahaan disini muncul untuk memperhatikan setiap kondisi kejiwaan (stres) yang dialami
oleh karyawannya. Dalam hal ini perusahaan harus menanganinya dengan baik bagi
karyawan tersebut serta tidak mengurangi kinerja karyawannya.
Melihat masalah stres yang sering terjadi serta bagaimana penangannya yang baik
kami akan membahasanya dalam makalah ini agar kita bisa mengetahui bagaimana stres dan
penanggulangannya serta pencegahan stres itu terutama dalam lingkungan kerja. Secara lebih
jelas mengenai stres dan stres kerja akan kami bahas pada berikutnya.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang akan kami bahas dalam penulisan makalah ini antara lain:
Apa yang dimaksud dengan stres dan stres kerja?
Apa saja gejala stres, penyebab stres dan dampaknya?
Bagaimana strategi manajemen stres kerja?
Bagaimana cara mencegah dan mengurangi stres yang terjadi?
PEMBAHASAN
Dari model stres tersebut gejala perilaku yang dihasilkan oleh stres kerja adalah
ketidakhadiran dan pergantian pegawai. Gejala kognitif yang dihasilkan oleh stres kerja
seperti salah dalam mengambil keputusan, kurang konsentrasi dalam bekerja dan mudah
tersinggung, apatis dan frustasi. Sedangkan gejala fisiologis yang dihasilkan oleh stres kerja
seperti naiknya tekanan darah dan penyakit jantung koroner.
Model tersebut menyatakan bahwa hubungan antara stres dan hasil (individu dan
organisasi) tidak selalu secara langsung, demikian juga dengan hubungan antara stresor dan
stres. Hubungan ini mungkin dipengaruhi oleh moderator stres. Perbedaan individu seperti
usia, mekanisme dukungan sosial, dan kepribadian diperkenalkan sebagai moderator
potensial. Moderator adalah suatu atribut berharga yang mempengaruhi sifat suatu hubungan.
Sementara sejumlah moderator merupakan hal sangat penting. Dalam model stres ini,
Menurut Colquitt, LePine, Wesson (2011) pada dasarnya strategi coping terbagi
menjadi dua dimensi yaitu dimensi pertama adalah metode coping dan metode kedua adalah
fokus coping. Dalam metode coping ada dua pendekatan yaitu metode perilaku dan metode
kognitif. Metode perilaku adalah kegiatan fisik yang digunakan untuk mengatasi situasi stres.
Sebagai contoh, untuk mengatasi stres kerja yang berupa beban kerja yang berat, diatasi
dengan bekerja lebih keras. Tetapi ada pula yang mengatasinya dengan pulang cepat atau
datang terlambat. Sedangkan metode kognitif adalah pemikiran yang digunakan untuk
mengatasi stres. Contohnya, seorang pekerja yang ketika menghadapi stres karena volume
kerja tinggi, dia mengatasinya dengan berpikir untuk membuat strategi bekerja yang efisien.
Dalam strategi coping ada dua fokus coping yaitu fokus pada problem dan fokus pada
emosi. Fokus pada problem meliputi perilaku dan pemikiran yang ditujukan untuk mengatasi