Makalah Pelabuhan 4
Makalah Pelabuhan 4
PENDAHULUAN
1- 1
1- 2
1- 3
didasarkan pada 4th Gate Way Ports System. Dalam kaitannya dengan hal tersebut
di atas, dilakukan penggolongan pelabuhan sebagai berikut :
1. Gate Way Port; yang terdidi dari pelabuhan berikut : (a). Tanjung priok; (b).
Tanjung Perak; (c). Belawan; (d). Ujung Pandang.
2.
Regional Collector Port; yang terdiri dari pelabuhan berikut : (a). Teluk
bayur; (b). Palembang; (c). Balik papan; (d). Dumai; (e). Lembar; (f).
Pontianak; (g). Cirebon; (h). Panjang; (i). Ambon; (j). Kendari; (k).
Lhokseumawe; (l). Sorong; (m). Bitung; (n). Semarang.
3.
Kategori II :
Kuala langsa b. Sampit
Jambi
f. Pare-pare
Merauke j. Toli-toli
c. Benoa
g. Sintete
k. Kalianget
d.
d. Pekanbaru
h. Biak
4. Feeder Port; Pelabuhan ini merupakan pelabuhan kecil dan perintis yang
jumlahnya lebih dari 250 buah di seluruh Indonesia. Pelabuhan ini melayani
pelayaran-pelayaran di daerah terpencil. Pelabuhan perintis ini dimaksudkan
untuk membuka kegiatan ekonomi daerah terpencil, seperti Wilayah Barat
Sumatera, Nusa Tenggara Barat dan Timur, Maluku dan Irian Jaya.
1.5. Macam Pelabuhan
Terdapat berbagai macam pelabuhan, tergantung dari sudut mana meninjaunya.
Sudut tinjau tersebut antara lain : segi penyelenggaraan, segi pengusahaan, segi
fungsinya dalam perdagangan nasional dan internasional, segi penggunaan, letak
geografis.
1.5.1. Ditinjau dari Segi Penyeleggaraannya
a.
Pelabuhan Umum
1- 4
Pelabuhan khusus
1- 5
a.
1.5.3
Ditinjau dari fungsinya dalam Perdagangan Nasional dan
Internasional
a.
Pelabuhan laut
Pelabuhan pantai
Pelabuhan ikan
Pada umumnya pelabuhan ikan tidak memerlukan kedalaman air yang besar,
karena kapal-kapal motor yang digunakan untuk menangkap ikan tidak besar. Di
Indonesia pengusahaan ikan relatif masih sederhana yang dilakukan oleh nelayannelayan dengan menggunakan perahu kecil. Jenis kapal ikan ini bervariasi, dari
yang sederhana berupa jukung sampai kapal motor. Jukung adalah perahu yang
dibuat dari kayu dengan lebar sekitar 1 meter dan panjang 6 7 meter. Perahu ini
dapt menggunakan layar atau motor tempel, dan bisa langsung mendarat di pantai.
Kapal yang lebih besar terbuat dari papan atau fiberglass dengan lebar 2,0 2,5 m
dan panjang 8 12 meter, digerakkan oleh motor. Kapal Ex-Trawl mempunyai
1- 6
lebar 4,0 5,5 m dan panjang 16-19 meter digerakkan oleh motor. Ada pula
kapal lebih besar dengan panjang mencapai 30-40 meter. Pelabuhan ikan dibuat
disekitar daerah perkampungan nelayan. Pelabuhan ini harus dilengkapi dengan
pasar lelang, pabrik/gudang es, persediaan bahan bakar, dan juga tempat cukup
luas untuk perawatan alat alat penangkap ikan.
Gambar 1.2 adalah contoh pelabuhan ikan Cilacap. Pelabuhan ikan Cilacap
berada di Pantai Teluk Penyu dan menghadap ke Samudera Indonesia dengan
gelombang cukup besar. Pelabuhan tersebut merupakan pelabuhan dalam yang
dibuat dengan mengeruk daerah daratan untuk digunakan sebagai perairan
pelabuhan. Dengan membuat kolam pelabuhan di daerah darat, akan dapat
mengurangi panjang pemecah gelombang . Tetapi, dengan demikian dibutuhkan
pengerukan yang lebih besar. Pemecah gelombang dibuat dari tumpukan batu
dengan lapis pelindung dari tetrapod. Biaya pembuatan pemecah gelombang di
laut dengan gelombang sangat besar akan mahal. Pemecah gelombang ini hanya
berfungsi untuk melindungi mulut pelabuhan (bukan perairan pelabuhan)
sehingga bisa lebih pendek dan murah. Pelabuhan ini direncanakan dapat
menampung 250 kapal dengan ukuran kapal maksimum 40 GRT, dengan dimensi
panjang 30 meter, lebar 5 meter dan draft maksimum 2,3 m. Produksi ikan yang
diharapkan adalah 36 ton/hari. Fasilitas-fasilitas yang ada pada pelabuhan ini
adalah kantor pelabuhan, kantor syahbandar, pemecah gelombang, dermaga
(pier/jetty), tempat pelelangan ikan, penyedian air tawar, persediaan bahan bakar
minya, pabrik Es, tempat pelayanan/reparasi kapal (spilway), rambu suar, tempat
penjemuran ikan dan perawatan jala.
1- 7
b.
Pelabuhan minyak
Untuk keamanan, pelabuhan minyak harus diletakkan agak jauh dari keperluan
umum. Pelabuhan minyak biasanya tidak memerlukan dermaga atau pangkalan
yang harus dapat menahan muatan vertikal yang besar, melainkan cukup
membuatjembatan perancah atau tambatan yang dibuat menjorok ke laut untuk
mendapatkan kedalaman air yang cukup besar. Bongkar muat dilakukan dengan
pipa-pipa dan pompa-pompa . Gambar 1.3 adalah contoh pelabuhan minyak.
Pipa-pipa enyalur diletakkan di bawah jembatan agar lalulintas diatas jembatan
tidak terganggu. tetapi pada tempat-tempat di dekat kapal yang merapat, pipapipa dinaikkan ke atas jembatan guna memudahkan penyambungan pipa-pipa.
Biasanya, di jembatan tersebut juga ditempatkan pipa uap untuk memebersihkan
tangki kapal dan pipa air untuk suplai air tawar. Karena jembatan tidak panjang,
maka pada ujung kapal harus diadakan penambatan dengan bolder atau
pelampung pengikat agar kapal tdak bergerak.
Perkembangan ukuran kapal tangker yang cukup pesat mempunyai konsekuensi
draft kapal melampaui kedalaman air pelabuhan sehingga kapal tidak bisa
berlabuh. Untuk itu kapal tangker membuang sauh di laut dalam dan
mengeluarkan minyak dengan mengguakan pipa bawah laut, atau memindahkan
minyak ke kapal yang lebih kecil dan mengangkutnya ke pelabuhan.
Pelabuhan barang
1- 8
1- 9
Gambar 1.4, 1.5 dan 1.6 adalah contoh bentuk pelabuhan barang potongan,
kontainer dan barang curah.
Kran
Gudang
Kapal
Dermaga kaison
Kran
Kapal
Peti kemas
Keret api
Truk
1 - 10
Kran
Batu bara
Kapal
Pelabuhan penumpang
1 - 11
Pelabuhan campuran
Pelabuhan Militer
Pelabuhan ini mempunyai daerah perairan yang cukup luas untuk memungkinkan
gerakan cepat kapal-kapal perang dan agar letak bangunan cukup terpisah.
Konstruksi tambatan maupun dermaga hampir sama dengan pelabuhan barang,
hanya saja situasi dan perlengkapannya agak lain. Pada pelabuhan barang
letak/kegunaan bangunan harus seefisien mungkin, sedang pada pelabuhan militer
bangunan-bangunan pelabuhan harus dipisah-pisah yang letaknya agak berjauhan.
1.5.5. Ditinjau Menurut Letak Geografis
Menurut letak geografisnya, pelabuhan dapat dibedakan menjadi pelabuhan alam,
semi alam dan pelabuhan buatan.
a.
Pelabuhan alam
Pelabuhan alam merupakan daerah perairan yang terlindungi dari badai dan
gelombang secara alam, misalnya oleh suatu pulau,jazirah atau terletak di teluk,
estuari dan muara sungai. Di daerah ini pengaruh gelombang sangat kecil.
Pelabuhan cilacap yang terletak di selat antara daratan Cilacap dan Pulau
Nusakambangan merupakan contoh pelabuhan alam yang daerah perairannya
terlindung dari pengaruh gelombang yaitu oleh pulau Nusa Kambangan. Contoh
dari pelabuhan alam lainnya adalah pelabuhan Palembang, Belawan, Pontianak,
New York, San Fransisco, London, dsb yang terletak di muara sungai (estuari).
Estuari adalah bagian dari sungai yang dipengaruhi oleh pasang surut air laut.
Pada waktu pasang air laut masuk ke hulu sungai. Saat pasang tersebut air sungai
dari hulu terhalang dan tidak bisa langsung dibuang ke laut. Dengan demikian di
estuari terjadi penampungan air dalam jumlah sangat besar. Pada waktu surut, air
tersebut akan keluar ke laut . Karena volum air yang dikeluarkan sangat besar,
maka kecepatan aliran cukup besar yang dapat mengerosi endapan di dasar
sungai. Lama periode air pasang dan surut tergantung pada tipe pasang surut .
Untuk pasang surut tipe diurne periode air pasang dan surut masing-masing adalah
1 - 12
sekitar 12 jam . Sedang tipe semi diurne periode adalah 6 jam. Karena adanya
pasang surut tersebut maka kedalaman air di estuari cukup besar, baik pada waktu
air pasng maupun surut, sehingga memungkinkan kapal-kapal untuk masuk ke
daerah perairan tersebut. Di estuari ini tidak dipengaruhi oleh gelombang, tetapi
pengaruh arus dan sedimentasi cukup besar.
Muara
Sungai
Dermaga
b.
Pelabuhan buatan
Pelabuhan buatan adalah suatu daerah perairan yang dilindungi dari pengaruh
gelombang dengan membuat bangunan pemecah gelombang (breakwater).
Pemecah gelombang ini membuat daerah perairan tertutup dari laut dan hanya
dihubungkan oleh suatu celah atau mulut pelabuhan untuk keluar masuknya kapal.
Di dalam daerah tersebut dilengkapi dengan alat penambat. Bagunan ini dibuat
mulai dari pantai dan menjorok ke laut sehingga gelombang yang menjalar ke
pantai terhalang oleh banguan tersebut.
Contoh dari pelabuhan ini adalah
pelabuhan Tanjung priok , Tanjung Mas dsb.
Pemecah
Dermaga
1 - 13
c.
Pelabuhan ini merupakan campuran dari kedua tipe di atas. Misalnya suatu
pelabuhan yang terlindungi oleh lidah pantai dan perlindungan buatan hanya pada
alur masuk. Pelbuhan bengkulu adalah contoh dari pelabuhan ini. Pelabuhan
bengkulu memanfaatkan teluk yang terlindung oleh lidah pasir untuk kolam
pelabuhan. Pengerukan dilakukan pada lidah pasir untuk membentuk saluran
sebagai jalan masuk/keluar kapal. Contoh lainnya adalah muara sungai yang
kedua sisinya dilindungi oleh jetty. Jetty tersebut berfungsi untuk menahan
masuknya transpor pasir sepanjang pantai ke muara sungai , yang dapat
menyebabkan terjadinya pendangkalan. Gambar 1.10 a dan 1.10.b adalah contoh
pelabuhan semi alam tersebut.
Pemecah gelombang
Dikeruk
Dermaga
t i
Teluk
Pertamina
Dermaga
lokal
Dermaga
samudera
Jetty
Endapan pasir
Dermaga
1 - 14
1 - 15
1.6. Kapal
1.6.1. Beberapa Definisi
Panjang, Lebar dan sarat (draft) kapal yang akan menggunakan pelabuhan
berhubungan langsung pada perencanaan pelabuhan dan fasilitas-fasilitas yang
harus tersedia di pelabuhan . Gambar 1.11 Menunjukkan dimensi utama kapal
yang akan digunakan untuk menjelaskan beberapa definisi kapal. Beberapa istilah
masih diberikan dalam bahasa asing mengingat dalam praktek di lapangan istilah
tersebut banyak digunakan.
Displacement Tonnage , DPL (ukuran isi tolak) adalah volume air yang
dipindahkan oleh kapal dan sama dengan berat kapal. Ukuran isi tolak kapal
bermuatan penuh disebut dengan Displacement Tonnage Loaded yaitu berat kapal
maksimum. Apabila kapal sudah mencapai Displacement Tonnage Loaded masih
dimuati lagi, kapal akan terganggu stabilitasnya sehingga kemungkinan kapal
tenggelam menjadi besar. Ukuran isi tolak dalam keadaan kosong disebut dengan
Displacement Tonnage Light, yaitu berat kapal tanpa muatan . Dalam hal ini berat
kapal adalah termasuk perlengkapan berlayar, bahan bakar, anak buah kapal dan
sebagainya.
Deadweight Tonnage, DWT (bobot mati) yaitu berat total muatan dimana kapal
dapat mengangkut dalam keadaan pelayaran optimal (draft maksimum). Jadi
DWT adalah selisih antara Displacement Tonnage Loaded dengan Displacement
Tonnage Light.
Gross Register Tons, GRT (ukuran isi kotor), adalah volume keseluruhan ruangan
kapal ( 1 GRT = 2,83 m3 = 100 ft3).
Netto Register Tons , NRT ( Ukuran Isi Bersih) adalah ruangan yang disediakan
untuk muatan dan penumpang, besarnya sama dengan GRT dikurangi ruanganruangan yang disediakan untuk nahkoda dan anak buah kapal, ruang mesin, gang,
kamar mandi, dapur, ruang peta. Jadi NRT adalah ruangan-ruangan yang dapat
didayagunakan, dapat diisi dengan muatan yang membayar uang tambang.
Sarat (draft) adalah bagian kapal yang terendam air pada keadaan muatan
maksimum, atau jarak antara garis air pada beban yang direncanakan (design load
water line) dengantitik terendah kapal.
Panjang Total (length overall, Loa) adalah panjang kapal dihitung dari ujung depan
(haluan) sampai ujung belakang (buritan).
Panjang garis air (Length Between Perpendicular, Lpp) adalah panjang antara
kedua ujung design load water line.
Lebar kapal (beam) adalah jarak maksimum antara dua sisi kapal.
1 - 16
Selain dimensi kapal, karakteristik kapal seperti tipe dan fungsinya juga
berpengaruh terhadap perencanaan pelabuhan . Tipe kapal berpengaruh kepada
tipe pelabuhan yang akan direncanakan . Sesuai dengan fungsinya, kapal dapt
dibedakan menjai beberapa tipe sebagai berikut.
a.
Kapal penumpang
b.
Kapal barang
Kapal barang khusus dibuat untuk mengangkut barang. pada umumnya kapal
barang mempunyai ukuran yang lebih besar daripada kapal penumpang. Bongkar
muat barang bisa dilakukan dengan dua cara yaitu secara vertikal dan secar
horisontal. Bongkar muat secara vertikal yang biasa disebut lift on/lift off (Lo/Lo)
dilakukan dengan keran kapal, keran mobil dan atau keran tetap yang ada di
dermaga. pada bongkar muat secara horisontal yang disebut Roll on/Roll off
(Ro/Ro) barang-barang dingkut dengan menggunakan truk.
Kapal ini juga dapat dibedakan menjadi beberapa macam sesuai dengan barang
yang diangkut, seperti biji-bijian , barang-barang yang dimasukkan ke dalam peti
kemas (container), benda cair (minyak, bahan kimia, gas alam, gas alam cair dan
sebagainya).
b.1. Kapal barang umum (general cargo ship)
Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan umum (general cargo). Muatan
tersebut bisa terdiri dari bermacam-macam barang yang dibungkus dalam peti ,
karung dan sebagainya yang dikapalkan oleh banyak pengirim untuk banyak
penerima di beberapa pelabuhan tujuan.
Kapal jenis ini antara lain :
1 - 17
1. Kapal yang membawa peti kemas yang mempunyai ukuran yang telah
distabdarisasi. Berat masing-masing peti kemas antara 5 ton sampai 40 ton .
Kapal peti kemas yang paling besar mempunyai panjang 300 meteruntuk 3600
peti kemas berukuran 20 ft (6 meter).
2. Kapal dengan bongkar muat secara horisontal (roll on/roll off) untuk transpor
truk, mobil dan sebagainya.
b.2. Kapal barang curah (bulk cargo ship)
Kapal ini digunakan untuk mengangkut muatan curah yang dikapalka dalam
jumlah banyak sekaligus. Muatan curah ini bisa berupa beras, gandum, batu bara,
bijih besi dan sebagainya. Kapal jenis ini yang terbesar mempunyai kapasitas
175.000 DWT dengan panjang 330 m, lebar 48,5 m dan sarat 18,5 meter.
Sejak beberapa tahun ini telah muncul kapal campuran OBO (Ore-Bulk-Oil) yang
dapat memuat barang curah dan barang cair secara bersama-sama. Kapal jenis ini
berkembang dengan pesat dan yang terbesar mempunyai kapasitas 260.000 DWT.
b.3. Kapal tanker
Kapal ini digunakan untuk mengangkut minyak yang umumnya mempunyai
ukuran sangat besar. Berat yang bisa diangkut bervariasi antara beberapa ribu ton
sampai ratusan ribu ton . Kapal terbesar bisa mencapai 555.000 DWT (kapal P.
Guillaumat yang mempunyai panjang 414 meter, lebar 63 meter dan sarat 28,5
meter).
Karena barang cair yang berada di dalam ruangan kapal dapat bergerak secara
horisontal (memanjang dan melintang), sehingga dapat membahayakan stabilitas
kapal, maka ruangan kapal dibagi menjadi beberapa kompartemen (bagian
ruangan) yang berupa tangki-tangki . Dengan pembagian ini maka tekanan zat
cair dapat dipecah sehingga tidak membahayakan stabilitas kapal. Tetapi dengan
demikian diperlukan lebih banyak pompa dan pipa-pipa untuk menyalurkan
minyak masuk dan keluar kapal.
b.4. Kapal khusus (special designed ship)
Kapal ini dibut khusus untuk mengangkut barang-barang tertentu seperti daging
yang harus diangkut dalam keadaan beku, kapal pengangkut gas alam cair
(liquified natural gas, LNG) dan sebagainya.
Di samping kapal-kapal yang telah disebutkan di atas masih ada jenis-jenis kapal
lainnya seperti kapal pengangkap ikan, kapal kerja (misalnya kapal tunda, kapal
suplai, kapal keran apung, kapal pemancang tiang, kapal keruk ) kapal pesiar dan
kapal perang.
1 - 18
Lpp
Loa
500
1.000
2.000
3.000
5.000
Panjang Lebar
Loa (m)
(m)
Kapal Penumpang (GRT)
61
10,2
68
11,9
88
13,2
99
14,7
120
16,9
Draft
(m)
2,9
3,6
4,0
4,5
5,2
Bobot
1 - 19
8.000
10.000
15.000
20.000
30.000
700
1.000
2.000
3.000
5.000
8.000
10.000
15.000
20.000
30.000
40.000
50.000
700
1.000
2.000
3.000
5.000
10.000
15.000
142
19,2
154
20,9
179
22,8
198
24,7
230
27,5
Kapal Barang (DWT)
30.000 9,7
40.000 10,4
50.000 12,7
60.000 14,2
70.000 16,4
80.000 18,7
137
19,9
153
22,3
177
23,4
186
27,1
201
29,4
216
31,5
Kapal Minyak (DWT)
50
8,5
61
9,8
77
12,2
88
13,8
104
16,2
130
20,1
148
22,8
5,8
6,2
6,8
7,5
8,5
3,7
4,2
4,9
5,7
6,8
8,0
8,5
9,3
10,0
10,9
11,7
12,4
3,7
4,0
5,0
5,6
6,5
8,0
9,0
70.000
244
36,7
14,3
80.000
255
38,3
14,9
Kapal Barang Curah (DWT)
10.000
140
18,7
8,1
15.000
157
21,5
9,0
20.000
170
23,7
9,8
30.000
192
27,3
10,6
40.000
208
30,2
11,4
50.000
222
32,6
11,9
70.000
244
37,8
13,3
90.000
250
38,5
14,5
100.000 275
42,0
16,1
150.000 313
44,5
18,0
Kapal Ferry (GRT)
1.000
73
14,3
3,7
2.000
90
16,2
4,3
3.000
113
18,9
4,9
4.000
127
20,2
5,3
138
22,4
5,9
8.000
155
21,8
6,1
10.000
170
25,4
6,5
13.000
188
27,1
6,7
Kapal Peti Kemas (DWT)
20.000
201
27,1
10,6
30.000
237
30,7
11,6
40.000
263
33,5
12,4
50.000
280
35,8
13,0
Panjang
Dermaga
(m)
300
200
150
165
150
110
1 - 20
3. Trunk port
a. Kapal barang
-Dari pelabuhan pengumpul
-Dari pelabuhan Feeder
b. Kapal Perintis
4. Feeder port
a. Kapal barang
b. Kapal perintis
500-3000
500-1000
700-1000
4,0-6,0
6,0
6,0
< 1000
5001000
6,0
6,0
50-90
110
75
75
75
1 - 21