Alkalimetri Asidimetri
Alkalimetri Asidimetri
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
LAPORAN LENGKAP
ASIDI ALKALIMETRI
OLEH :
FATIMAH AZZAHRA
(N11111002)
A. ANGGRIANI
(N11111009)
ANUGRAH INSANI
(N11111012)
(N11111013)
(N11111256)
KELOMPOK 3
GOLONGAN SENIN SIANG
ASISTEN
: ADELIN JUNITA
MAKASSAR
2012
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
Salah satu cara dalam penentuan kadar larutan asam basa adalah
karena
jika
meggunakan
indikator
yang
lain,
adanya
I.2
I.2.1
Maksud Percobaan
Mengetahui dan memahami cara penetuan kadar suatu zat dengan
Tujuan Percobaan
a.
b.
I.3
Prinsip Percobaan
A.
B.
C.
D.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1
Teori Umum
Titrasi adalah proses penentuan banyaknya suatu larutan dengan
Basa + H+
Konjugasi
Contoh :
HCl +
Asam 1
H3O+
Asam 2
H2O
Basa 2
Asam
ClBasa 1
1.
basa,
titrasi
redoks,
titrasi
pengendapan
dan
titrasi
kompleksometri. (3)
Titrasi biasanya merupakan larutan elektrolit kuat seperti NaOH dan
HCl yang diperlukan untuk bereaksi sempurna oleh zat yang dianalisis
yang disebut sebagai titik ekivalen. Perbedaan titik akhir adalah kesalahan
acak yang berbeda untuk setiap sistem. Kesalahan ini bersifat aditif dan
determinan dan nilainya dapat dihitung. Dengan menggunakan metode
potensiometri, kesalahan titik akhir ditekan sampai nol. (4)
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode
titrasi asam basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan
asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya. Begitu pula
sebaliknya, pada pengukuran konsentrasi larutan dengan menggunakan
metode titrasi asam basa, cara umum yang sering digunakan adalah
dengan di lingkungan yang sebelumnya telah diberi larutan indikator,
dengan larutan uji. Di tetesi hingga terjadi perubahan warna dari larutan
indikator. Apabila terjadi perubahan warna yang disebut titik akhir maka
penetapan larutan uji dihentikan. (5)
Kemudian nilai konsentrasi larutan yang diuji, dihitung berdasarkan
cara yang telah ditetapkan untuk metode titrasi. Pada metode ini, mata
yang
lainnya
relatif
berbeda,
dalam
larutan, karena
pengamatan
dan
: Acidum Boricum
: Asam borat
: H3BO3/ 61, 83
:
:
Rumus bangun :
Pemerian
Kelarutan
tidak berbau,
rasa agak mais dan tajam
: larut dalam 550 bagian air, 4 bagian etanol, mudah
101,0%
H8O3
serbuk halus, putih, hampir tidak berbau,
Pemerian
Kelarutan
tidak
mempunyai rasa, agak membakar diikuti rasa tebal
: larut dalam 50 bagian air, 20 bagian air mendidih,
Penyimpanan
Kegunaan
4. Gliserin (7)
Nama resmi
Nama lain
RM/BM
Rumus bangun
: Glycerolum
: gliserol
: C3H8O3/ 92,10
:
Pemerian
Kelarutan
etanol
Penyimpanan
Kegunaan
5. Fenolftalein (7)
Nama resmi
Nama lain
RM
Rumus bangun
Pemerian
Kegunaan
6. Merah metil (7)
Nama resmi
Nama lain
RM
Rumus bangun
: larutan
:
Pemerian
: Phenoftalein
: Fenolftalein
: C20H14O4
:
:
:
:
:
tidak berwarna
sebagai indikator
Metil merah
merah metil
C15H15N3O2
hablur lembayung
Kelarutan
:
agak sukar larut dalam air
Kegunaan
:
sebagai indikator
7. Asam klorida (7)
Nama resmi
: Acidum Hydrochloridum
Nama lain
: asam klorida
RM/BM
: HCl/ 36,46
Rumus bangun :
Pemerian
Kelarutan
Penyimpanan
Kegunaan
8. Boraks (7)
Nama resmi
Nama lain
RM/BM
Rumus bangun
Syarat kadar
merangsang
:
bercampur dengan air
: wadah tertutup rapat
: sebagai titran
: Natrii Tetraboras
: boraks
: Na2B4O7.10H2O/ 381,37
:
:
tidak
Pemerian
Kelarutan
Prosedur Kerja
A. Metil Paraben
1. Timbang seksama 100 mg, didihkan dengan 50 ml NaOH 1N
selama 30 menit, sambil mengganti kehilangan air karena
penguapan. Dinginkan, pindahkan ke dalam labu tersumbat kaca,
tambahkan segera 50 ml brom 0,1N dan 10 ml HCl P. Kocok
kocok berulang ulang selama 15 menit. Biarkan selama 15 menit.
Tambahkan 30 ml KI P. Titrasi dengan natrium tiosulfat 0,1N.
Lakukan penetapan blangko. (7)
I mL brom 0,1 N
2, 536 mg C8H8O3
2. Timbang seksama lebih kurang 2 gr masukkan ke dalam labu,
tambahkan 40 mL naOH 1N dan bilas dinding labu, rehuks selama
1 jam dan dinginkan. Tambahkan 5 tetes bromtimol dan titrasi
kelebihan NaOH dengan H2SO4 1N sampai pH 6,6 dengan
membandingkan warna dapar fosfat pH 6,6 yang mengandung
indikator dengan perbandingan sama. Lakukan penetapan blangko.
(8)
13,81 mg C7H6O3
C. Asam Borat
1. Timbang seksama 1 gr, larutkan dalam 30 mL air, tambahkan 50 mL
gliserol P yang telah dinetralkan terhadap larutan fenolftalein P.
Titrasi dengan NaOH 1N. (7)
1 mL NaOH 1N
61,83 mg H3BO3
2. Titrasi 25 mL atau 50 mL larutan dengan HCl 0,1M dan metil jingga,
metil jingga indigo karmin, atau bromfenol biru sebagai indikator.
Titrasi 25 atau 50 mL larutan dingin yang lain, encerkan dengan
volume air yang sama, perlahan lahan dengan menggunakan
95,34 mg Na2B4O7
2. Timbang seksama lebih kurang 3 gr, larutkan dalam 50 mL air,
tambahkan larutan merah metil, titrasi dengan HCl 0,5N. (8)
1 mL HCl 0,5N
95,34 mg Na2B4O7
3. Larutkan 20 gr mannitol dalam 100 mL air, panaskan jika
dibutuhkan, dinginkan dan tambahkan 0,5 mL larutan PP, lalu
netralkan dengan NaOH 0,1N hingga muncul warna pink.
Tambahkan 3 gr sambil panaskan hingga pelarutan selesai,
dinginkan kemudian titrasi dengan NaOH 1M sampai warna pink
muncul kembali. (10)
1 mL NaOH 1M
0,1907 gr Na2B4O7
BAB III
METODE KERJA
III.1
III.1.1 Alat
Alat alat yang digunakan adalah botol semprot, buret, erlenmeyer,
gelas arloji, labu ukur, neraca analitik, pipet skala, sendok tanduk
dan statif dan klem.
III.1.2 Bahan
Bahan bahan yang digunakan adalah akuades, asam borat, asam
salisilat, boraks, fenolftalein, HCl 0,1N, merah metil, metil paraben
dan NaOH 0,1 N.
III.2
Cara Kerja
A.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Metil Paraben
Alat dan bahan disiapkan.
Metil paraben 200 mg dilarutkan dengan 15 mL akuades.
Metil paraben dipanaskan sampai larut dalam akuades.
Ditetesi dengan metil orange 3 tetes.
Dititrasi dengan HCl 0,1375N.
Titik akhir titrasi diamati hingga terjadi perubahan warna menjadi
B.
1.
2.
3.
4.
5.
merah.
Asam Salisilat
Alat dan bahan disiapkan.
Asam salisilat 200 mg dilarutkan dalam 15 mL akuades.
Ditetesi dengan PP 3 tetes.
Dititrasi dengan NaOH 0,098N
Titik akhir titrasi diamati hingga terjadi perubahan warna menjadi
C.
1.
2.
3.
4.
5.
merah muda.
Asam Borat
Alat dan bahan disiapkan.
Asam borat dilarutkan 100 mg dalam 10 mL akuades.
Ditetesi dengan PP 3 tetes.
Dititrasi dengan NaOH 0,098N
Titik akhir titrasi diamati hingga terjadi perubahan warna menjadi
merah muda.
D. Boraks
1.
2.
3.
4.
5.
BAB IV
HASIL PENGAMATAN
IV.1
Tabel Pengamatan
V titran
KLP
1
2
3
4
5
6
IV. 2
Sampel
Asam Salisilat
Asam Borat
Metil Paraben
Boraks
Metil Paraben
Asam Borat
Mg
200
100
200
200
200
100
N titran (N)
0,098
0,098
0,1375
0,1375
0,1375
0,098
(mL)
19,1
5,6
0,2
6
0,4
14,9
Reaksi
A. Asam Salisilat
COOH
OH + NaOH
B. Metil Paraben
COOCH3
COONa
OH + H2O
COOCH3
+ HCl
+ H2O
OH
Cl
C. Boraks
Na2B4O7 + 2HCl
2 NaCl + H2B4O7
2 mol HCl setara dengan 1 mol Na2B4O7
BE = BM
D. Asam Borat
H3BO3 + 3 NaOH
Na3BO3 + 3 H2O
IV.3
Perhitungan
A. Asam Salisilat
1. 1 mL NaOH 0,5N
96,06 mg C7H6O3
Vt x Nt x Bst
% kadar =
x 100 %
BS x Fk
13,1 x 0,098 x 69,06
=
x 100 %
200 x 0,5
= 88,66 %
Vt x Nt x BE
2. % kadar =
x 100 %
BS
13,1 x 0,098 x 138,12
x 100 %
200
88,66 %
Bobot Praktek
3. % kadar =
x 100 %
Bobot Teori
x 100 %
200
88,66 %
61,83 mg H3BO3
Vt x Nt x Bst
% kadar =
x 100 %
BS x Fk
5,6 x 0,098 x 61,83
x 100 %
100 x 1
= 33,93 %
Vt x Nt x BE
2. % kadar =
x 100 %
BS
5,6 x 0,098 x 61,83
x 100 %
100
= 33,93 %
Bobot Praktek
3. % kadar =
x 100 %
Bobot Teori
5,6 x 0,098 x 61,83
x 100 %
100
= 33,93 %
C. Metil Paraben
1. 1 mL brom 0,1 N
2, 536 mg C8H8O3
Vt x Nt x Bst
% kadar =
x 100 %
BS x Fk
0,2 x 0,1375 x 152,15
=
x 100 %
200 x 0,1
= 20,92 %
Vt x Nt x BE
2. % kadar =
x 100 %
BS
0,2 x 0,1375 x 152,15
x 100 %
200
20,92 %
Bobot Praktek
3. % kadar =
x 100 %
Bobot Teori
0,2 x 0,1375 x 152,15
x 100 %
=
D. Boraks
1. 1 mL HCl 0,5N
% kadar =
200
20,92 %
95,34 mg Na2B4O7
Vt x Nt x Bst
x 100 %
BS x Fk
6 x 0,1375 x 95,34
=
x 100 %
200 x 0,5
= 78,65 %
Vt x Nt x BE
2. % kadar =
x 100 %
BS
6 x 0,1375 x 190,685
x 100 %
200
78,65 %
Bobot Praktek
3. % kadar =
x 100 %
Bobot Teori
6 x 0,1375 x 190,685
x 100 %
200
=
78,65 %
E. Metil Paraben
1. 1 mL brom 0,1 N
2, 536 mg C8H8O3
Vt x Nt x Bst
% kadar =
x 100 %
BS x Fk
0,4 x 0,1375 x 152,15
x 100 %
200 x 0,1
= 41.84 %
Vt x Nt x BE
2. % kadar =
x 100 %
BS
0,4 x 0,1375 x 152,15
x 100 %
200
41.84 %
Bobot Praktek
3. % kadar =
x 100 %
Bobot Teori
0,4 x 0,1375 x 152,15
x 100 %
200
=
41.84 %
F. Asam Borat
1. 1 mL NaOH 1N
61,83 mg H3BO3
Vt x Nt x Bst
% kadar =
x 100 %
BS x Fk
x 100 %
100 x 1
= 90,28 %
Vt x Nt x BE
2. % kadar =
x 100 %
BS
14,9 x 0,098 x 61,83
x 100 %
100
90,28 %
Bobot Praktek
3. % kadar =
x 100 %
Bobot Teori
14,9 x 0,098 x 61,83
x 100 %
100
= 90,28 %
BAB V
PEMBAHASAN
Titrasi atau analisa volumetrik adalah salah satu cara pemakaian
jumlah zat kimia yang yang luas pemakaiannya. Pada dasarnya cara
titrimetri ini terdiri dari pengukuran volume larutan pereaksi yang
dibutuhkan untuk bereaksi secara stoikiometri dengan zat yang akan
ditentukan. Larutan pereaksi ini biasanya diketahui kepekatannya dengan
pasti dan disebut pentitter atau larutan baku. Sedangkan proses
bahwa metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih
dari 101,0%.
Pada penentuan kadar boraks 200 mg menggunakan metode
asidimetri dimana menggunakan HCl 0,1375 N dengan indikator metil
merah sebanyak 3 tetes. Penentuan titik akhir titrasi didasrkan pada
perubahan warna dari bening menjadi merah. Volume yang dipelukan
untuk menitrasi boraks 200 mg adalah 6 ml. Dari data tersebut didapatkan
kadar sebesar 78,65%. Data ini tidak sesuai dengan literatur bahwa
boraks mengandung tidak kurang dari 99,0 %.
Pada penentuan kadar metil paraben 200 mg menggunakan
metode asidimetri dimana menggunakan HCl 0,1375 N dengan indikator
metil orange sebanyak 3 tetes. Penentuan titik akhir titrasi didasrkan pada
perubahan warna dari bening menjadi merah. Volume yang dipelukan
untuk menitrasi metil paraben 200 mg adalah 0,4 ml. Dari data tersebut
didapatkan kadar sebesar 41,84%. Data ini tidak sesuai dengan literatur
bahwa metil paraben mengandung tidak kurang dari 99,0 % dan tidak
lebih dari 101,0%.
Pada penentuan kadar asam borat 100 mg menggunakan metode
alkalimetri dimana menggunakan NaOH 0,098 N dengan indikator
fenolftalein sebanyak 3 tetes. Penentuan titik akhir titrasi didasrkan pada
perubahan warna dari tidak berwarna menjadi merah muda. Volume yang
dipelukan untuk menitrasi asam salisilat 100 mg adalah 14,9 ml. Dari data
tersebut didapatkan kadar sebesar 90,28%. Data ini tidak sesuai dengan
literatur bahwa asam borat mengandung tidak kurang dari 99,5%.
Faktor faktor yang mengakibatkan terjadinya kesalahan yaitu :
a. Proses penitrasian yang salah.
b. Kebersihan
dari
alat-alat
yang
digunakan
saat
melakukan
pentitrasian, masih ada zat lai yang tersisa dan kemudian bereaksi
dengan titran.
c. Kurangnya bobot zat sampel saat penimbangan, sehingga
memengaruhi hasil akhir titrasi.
d. Kesalahan dalam pembacaan volume titrasi.
BAB VI
KESIMPULAN
VI.1
Kesimpulan
Setelah melakukan percobaan asidi alkalimetri, maka dapat
disimpulkan bahwa :
tidak
sesuai
dengan
literatur
bahwa
metil
paraben
Saran
Asisten dan praktikan diharapkan memiliki komunikasi yang baik di
laboratorium.
DAFTAR PUSTAKA
1. Keenan, C, W, dkk.1998. Kimia Untuk Universitas. Jakarta :
Erlangga.
2. Gandjar, Ibnu Gholib. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar