6 Pengaruh Kombinasi Gaya Geser Dan Aksial
6 Pengaruh Kombinasi Gaya Geser Dan Aksial
kapasitas yang tersedia dengan momen plastis hasil analisis. Dapat juga dengan membagi
momen plastis dengan section modulus, hasilnya dibandingkan dengan tegangan leleh
atau tegangan kritis yang telah ditetapkan oleh spesifikasi. Sedangkan untuk mengetahui
kapasitas geser diperoleh dengan membagi gaya lintang hasil analisis dengan luas badan
hasilnya dibandingkan dengan harga tertentu yang telah ditetapkan oleh spesifikasi,
misal :
v=
V
d. t W
(AISC, 1986)
M. y
I
(1)
fy tegangan lentur
dengan :
C
h
C1
C2
4
y0
3
2
h
3
C
1
h
2
T2
T1
b
(a) balok segiempat
(b) elastis
(c) elastis-plastis
(d) plastis
M=(
1
4
h
h
. b. y 0 . Fy ). y 0 b( y 0 )( y 0 ) Fy
2
3
2
2
h
2 2 h
y 0 y 0 y 0 Fy
2
3
2
= b
2 2 h2
y0
y 20 Fy
4
3
= b
h2 y02
Fy
M = b
3
4
(2)
Bila momen terus ditambah, seluruh serat mencapai tegangan leleh, dikatakan
penampang dalam keadaan plastis (gambar 1.d). Perlawanan momen dalam keadaan
plastis disebut momen plastis (Mp). Momen plastis untuk penampang segi empat adalah :
Mp = 1/2.b.h.Fy . (1/2 h)
= 1/4 bh2 . Fy
Mp = Z . Fy
(3)
dF =
dA -
y0
f dA
1
y0
y. b. dy
y0
(4)
jika
M 2 M1
v=
b. I. dx
h/ 2
M 2 M1
v=
I. dx
h/2
h/ 2
y. b. dy
atau
y0
y. b. dy
sehingga di dapat :
y0
y. dy
y0
M 2 M1
dM
=
= gaya geser (V) maka :
dx
dx
V h2
y 20
v=
4
2. I.
(5)
a
H1
H2
y0
dF
dx
(a)
(b)
V
h2
1
.
2.
. b. h 3 4
12
atau vmax =
3 V
2 bh
(6)
3V
2 bh
(7)
3. Tegangan Aksial.
Gaya aksial merupakan gaya yang bekerja sejajar atau searah dengan sumbu
longitudinalnya, dapat berupa gaya desak maupun gaya tarik. Sedangkan tegangan aksial
dapat didefinisikan sebagai besarnya gaya-gaya yang bekerja pada tiap satuan luas
tampang benda yang dikenai suatu besaran gaya tertentu.
Tegangan aksial dapat diketahui dengan meninjau suatu batang yang menerima
beban sentris, seperti terlihat gambar 3a yaitu suatu kolom yang menerima beban desak
sebesar P. Beban yang bekerja pada potongan besarnya sama dengan gaya luar, yang
ditahan oleh seluruh luasan batang secara merata.
P
P
(a)
(b)
P
A
Untuk mengetahui pengaruh gaya geser terhadap kapasitas lentur profil I, ditinjau
dahulu pengaruh gaya geser terhadap kapasitas lentur penampang segi empat. Hal ini
perlu, karena profil I terdiri dari elemen-elemen segi empat. Sebuah balok kantilever
mendukung beban terpusat P di ujung bebasnya (gambar 3). Batang dianggap tidak
mempunyai bobot sehingga gaya lintang sepanjang balok dapat dianggap sama.
P
a
X1
X2
(8)
(9)
1 Fy
x1
<
4 v
h
Fy
(a)
(b)
(c)
Gambar 4. distribusi tegangan di potongan a-a momen lentur dan gaya lintang.
Jika kombinasi tegangan lentur dan geser mengakibatkan tegangan leleh, menurut Tresca
berlaku hubungan :
f y 2 4 v 2 Fy2
(10)
f y 2 4 v 2 Fy2
(11)
Vy
=1
(12)
Interaksi lentur dan geser pada potongan a-a ditunjukan dengan gambar 4.c.
Selanjutnya ditinjau tegangan pada potongan b-b yang jaraknya x2 dari ujung bebas.
Akibat momen lentur M = P . x2, tegangan leleh pada potongan b-b menjalar ke serat
yang lebih dalam, akibatnya luasan yang mendukung gaya geser berkurang. Pada saat
tegangan geser maksimum di pusat penampang mencapai tegangan geser leleh, tinggi
penampang yang masih elastis = 2 . y0. Tinggi ini sama dengan tinggi penampang yang
mendukung gaya lintang P. Distribusi tegangan akibat momen lentur ditunjukan dengan
gambar 5.a dan distribusi tegangan geser ditunjukan dengan gambar 5.b. Akibat beban P,
momen di potongan b-b adalah :
M = P . x2
(13)
2
3
Fy
y0
y0 / 2
v
Gambar 5. Distribusi tegangan di potongan b-b.
Perlawanan momen di potongan b-b lebih besar dari momen leleh, tetapi lebih kecil
dari momen plastis, disebut momen plastis tereduksi (Mpr). Besarnya Mpr tersebut sama
dengan persamaan (2).
h 2 y 20
Fy
3
4
Mpr = b
(14)
Perlawanan momen di potongan b-b sesuai dengan persamaan 14. Jika tanpa
pengaruh gaya lintang, kapasitas lentur penampang persegi empat adalah sama dengan
persamaan (3).
Mp =
b. h 2
Fy
4
(15)
4
. b . y0 . Fy
3
y0
3. P
4. b. Fy
(16)
3. P
y
4. b. Fy
2
0
9. P 2
16. b 2 . Fy2
Nilai banding (rasio) momen plastis tereduksi dengan momen plastis tanpa
pengaruh gaya lintang, dapat diperoleh dengan membagi persamaan 14 dengan persamaan
15 didapat persamaan sebagai berikut :
h 2 y 20
Fy
2
4 y0
3
4
Mpr
= 1
3 h2
b. h 2
Mp
Fy
4
b
9. P 2
4 16. b 2 . Fy2
h2
3
=1-
3
= 14
Mpr
3 P
1
Mp
4 Pp
3
4
P2
2
2
2
h . b . Fy
h. b. Fy
= 1-
Pp = b . h . Fy
(17)
Interaksi tegangan lentur dengan geser pada potongan b-b ditunjukan dengan
gambar 5.c yang sangat mendekati keadaan plastis penuh. Persamaan 17 sesuai untuk
harga P, dengan maksimum y0 = h/2 oleh karena itu, persamaan tersebut lebih tepat
digunakan bila :
P
2
Pp
3
1 3 P
4
Pp
Mp
(18)
Pp
1 0,444.
Mp
(19)
P
< 0,792.
Pp
pendekatan untuk mencari kapasitas badan profil I. Bila kombinasi lentur dan geser
mengakibatkan tegangan leleh pada material, berlaku hubungan persamaan 11. Untuk f =
0 dan v = Vy, pesamaan 11 menjadi :
v
Fy
3
(20)
atau Vy =77 Fy
Untuk mencari pengaruh gaya geser terhadap kapasitas baja lentur profi I,
digunakan asumsi bahwa gaya geser hanya didukung oleh pelat badan, dan momen
didukung oleh pelat badan dan pelat sayap.
tf
Fy
fb
tw
Fy
dengan :
V
d. tw
tw = tebal badan.
Karena badan profil mencapai tegangan leleh, maka badan berlaku persamaan 11.
Tegangan pada badan akibat lentur adalah :
fb = Fy
atau
fb = Fy
P
1
Pp
(21)
Mpr = Mp - Mpb + Mb
(22a)
Mpr = Mp
Pp
P
1
Pp
sehingga di dapat
Mpb
(22b)
=1-
Pp
Mpb
Mp
(22c)
(23)
dengan mengabaikan tebal sayap (tf) dan menganggap tinggi badan sama dengan tinggi
profil, persamaan 23 menjadi :
Mp = (b . tf . d + 1/4 . tf . d2) Fy = 1/4 . h . (2 Af + Ab) Fy
dengan :
(24)
Af = luas sayap = 2 . b . tf
b
= lebar sayap.
Karena badan profil I segi empat, dengan menggunakan persamaan 22c, didapat :
P2
(25)
P2
= Mp . 1 0,444
2. Af Ab Pp2
Ab
atau
Mpr
Mp
Ab
1 0,444
2. Af Ab
Pp
Persamaan untuk menentukan kapasitas lentur akibat pengaruh gaya geser adalah :
(26)
Ab
Mpr = Mp 1
2. Af Ab
1 1
P2
Pp2
(27)
M = P.e
P
A
M.y P
+
I
A
M.y
I
M. y
I
M. y P
+
I
A
Tegangan yang didapat dari gambar 7 tesebut merupakan tegangan elastis. Untuk
mengetahui faktor reduksi akibat beban aksial akan kita tinjau profil I yang menerima
beban aksial dan lentur maka perlu ditinjau tegangan plastis, seperti yang terlihat pada
gambar 8.
tf
tw
fy
+fy
y0
y0
-fy
-fy
-fy
Mpr = Z . fy - Z . y0 . fy =
M pr
Mp
bh 2 b 2 y 0 2
fy
4
b ( h 2 4 y 20 )
fy
=
4
4
4 y 20
b ( h 2 4 y 20 )
=1fy
= 1 - P
2
2
bh
fy
y
4
h
(28)
(29)
7. Pengaruh Kombinasi Gaya Geser dan Aksial Terhadap Kapasitas Lentur Profil
I.
Untuk mengetahui besarnya pengaruh kombinasi gaya aksial dan gaya lentur
terhadap kapasitas lentur profil I maka dapat dihitung dari rumus-rumus yang telah
dibahas pada sub bab 5 tentang pengaruh gaya geser dan rumus pada sub bab 6
tentang pengaruh gaya aksial terhadap kapasitas lentur.
Kombinasi akibat gaya geser dari persamaan 22 ditambah akibat gaya aksial dari
persamaan 29 menghasilkan persamaan 30.
Mpr
Mp
=1-
P
1
Pp
Mpb
Mp
Py
(30)
Kombinasi akibat gaya geser dari persamaan 26 ditambah akibat gaya aksial dari
persamaan 29 menghasilkan persamaan 31.
Mpr
Mp
Ab
2. Af Ab
1 0,444
Pp
Py
(31)
Kombinasi akibat gaya geser dari persamaan 27 ditambah akibat gaya aksial dari
persamaan 29 menghasilkan persamaan 32.
Mpr
Mp
Ab
= 1
2. Af Ab
P2 P
1 1 2
Pp Py
(32)
C. ANALISIS.
Untuk lebih mengetahui pengaruh kombinasi gaya aksial dan geser terhadap
kapasitas lentur profil I, telah dianalisis sejumlah profil I dengan bantuan persamaan 30,
persamaan 31 dan persamaan 32. Data profil diambil dari tabel 5 lampiran 5, hasilnya
disajikan dalam bentuk tabel (lampiran 1, lampiran 2, lampiran 3) dan grafik (lampiran 4).
D. ANALISIS DATA.
Dari Tabel 4 (lampiran 4) dapat diketahui bahwa, pada P/Pp = 0,6 rata-rata
Mpr/Mp berkisar 0,569, berarti kapasitas lentur berkurang sekitar 43,07 persen. Sedang
untuk nilai P/Pp = 1 kapasitas lentur berkisar -3.03 persen, tanda negatif menunjukan
bahwa struktur tersebut tidak mempu menahan gaya sama sekali. Hal tersebut disebabkan
adanya pengaruh kombinasi gaya geser dan gaya aksial pada profil yang relatif sangat
besar.
Dengan melihat grafik yang terdapat pada lampiran 4, maka dapat dianalsis bahwa
P/Pp yang dapat ditahan oleh struktur yang menerima kombinasi antara gaya aksial dan
gaya gerer serta lentur maksimum hanya sebesar 0,9.
E. KESIMPULAN DAN SARAN.
a. Kesimpulan.
Dari hasil uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sementara sebagai berikut :
1. Hasil analisis dengan persamaan 30, persamaan 31 dan persamaan 32 lebih rendah
dibanding hasil penelitian pada umumnya.
2. P/Pp yang dapat ditahan oleh struktur tersebut maksimum hanya sebesar 0,9. Jika lebih
besar dari angka tersebut maka struktur sudah tidak dapat menahan lentur sama sekali.
3. Momen hasil analisis dengan metode kekuatan batas mendekati kapasitas terpasang
sehingga baik digunakan sebagai momen rancang dengan ketelitian-ketelitian
memadahi.
b. Saran.
1. Untuk menghindari turunnnya kapasitas lentur akibat pengaruh kombinasi gaya geser
dan gaya aksial, perlu membatasi tegangan geser yang terjadi berdasarkan nilai P/Pp =
0,67.
2. Berdasarkan kesimpulan 1 tegangan geser rata-rata perlu dibatasi maksimum
0,67.0,577.Fy = 0,373 Fy
F. DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
Hariandja, B., 1997, Mekanika Bahan dan Pengantar Teori Elastisitas, Erlangga,
Jakarta.
3.
Home, M.R., 1979, Plastic Theory Of Steel Structures, Biddles Ltd., New York.
4.
Home, M.R., and Morris, 1981, Plastic Design Of Low Rise Frame, New York.
5.
6.
Moy, S.J., 1981, Plastic Methods For steel and Conrete Structures, John Wiley
and Sons, New York.
7.
Nursodik, F., Ir., M.T., Hand Out Konstruksi Baja Lanjut, Magister Teknik Sipil,
Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta.
8.
9.
Singer, F.L., Pytel, A.,1995, Streght Of Material, edisi ke3, terjemahan Erlangga,
Jakarta.
10. Wiratman W., 1968, Teori Kekuatan Batas Sebagai Kriterium Baru Bagi Analisa
Struktur, Departemen Pekerjaan Umum.