Diagnosis Klinis Dan Klasifikasi PEB
Diagnosis Klinis Dan Klasifikasi PEB
PENDAHULUAN
Kriteria diagnostik dari kelainan hipertensi
gestasional belum ada kesepakatan yang
umum dan ada beberapa sistem yang disusun
oleh beberapa kelompok internasional.
Sekarang sudah ada kemajuan dalam
menyatukan pengklasifikasian dan beberapa
pernyataan konsensus mayor yang menyetujui
sebagian
besar
terminologi.
Untuk
Preeklampsia, dua hal dalam spektrum
diagnostik yang paling penting meliputi
pendekatan secara terbatas atau inklusif.
Dulunya gejala-gejala yang harus ada pada
hipertensi de novo adalah setelah kehamilan
20 minggu dan adanya proteinuria >300
mg/24 jam, sedangkan kesimpulan terakhir
bahwa preeklampsia merupakan suatu
kelainan
multisistem
dan
diagnosis
preeklampsia didasarkan atas gejala dan
tanda-tanda pada organ yang secara umum
dipengaruhi oleh kondisi ini. Pendukung dari
konsep yang terbatas ini berargumentasi
bahwa perkembangan definisi ini meliputi
wanita yang bukan preeklampsia murni dan
juga mempengaruhi interpretasi dari data
penelitian. Argumentasi yang lain sejak hasil
keluaran ibu dan janin sama tanpa
memperhatikan spesifisitas dari klasifikasi ini,
lebih mudah menggunakan definisi inklusif.
Kontrovensial kedua adalah mengenai definisi
hipertensi gestasional.
Tekanan darah 140/90 mmHg dapat
digunakan untuk mendiagnosis secara
tradisional. Penelitian lebih lanjut diperlukan
untuk menentukan apakah ambang batas
dapat menjadi keseimbangan optimal antara
spesifisitas dan sensitivitas. Sebagai catatan
penting, sampai sekarang metode pengukuran
masih diperdebatkan, tapi sekarang disetujui
bahwa suara Korotkoff V digunakan untuk
menentukan tekanan diastolik. Sedangkan
acuan terbaru dari ACOG (American College
of Obstetricians and Ginecologist) telah
mengeluarkan beberapa perbandingan antara
tekanan darah trimester awal kehamilan/
wanita yang tidak hamil sebagai suatu bagian
kriteria diagnostik, banyak peneliti masih
percaya bahwa kepatuhan terhadap batasan
4.
(a) Hipertensi esensial. Tekanan darah 140 mmHg sistolik dan / 90 mmHg
diastolik prekonsepsi atau pada trimester I kehamilan tanpa adanya penyebab
sekunder atau bukti white coat hipertensi
(b) Hipertensi sekunder
Superimposed preeklampsia pada hipertensi kronik
Hal yang
harus dicatat bahwa
prevalensi rendah dari preeklampsia
yang
tampak/muncul
dengan
menggunakan klasifikasi NHBPEP
mungkin dikarenakan adanya batasan
bahwa harus ditemukan gejala
proteinuri 300 mg/hari dalam 24
jam, secara persisten hasil test
dipstick menunjukkan hasil 2+ atau
bercak protein urin : ratio kreatinin
30 mg protein/milimol kreatinin.
Wanita yang diklasifikasikan sebagai
preeklampsia
dalam
sistem
ISSHP/NHBPEP mempunyai risiko
komplikasi yang lebih besar daripada
yang diidentifikasi melalui sistem
ASSHP,
dimana
mempunyai
prevalensi yang lebih tinggi secara
signifikan untuk semua komplikasi
ibu, kematian perinatal, kelahiran
preterm.14
Dua
sistem
klasifikasi
diperbandingkan untuk menentukan
sistem mana yang lebih baik untuk
mengelompokkan wanita dengan
hipertensi gestasional de novo yang
mempunyai risiko rendah untuk
terjadinya komplikasi. Wanita yang
diklasifikasikan
sebagai
preeklampsia ringan menurut sistem
ASSHP lama (hipertensi terisolasi,
sekarang diganti dengan istilah
hipertensi gestasional pada revisi
dokumen ASSHP 2000) yang
dibandingkan
dengan
kategorikategori
penderita
hipertensi
Jumlah wanita
Usia (tahun)
Nulipara (%)
Kehamilan-presentasi (minggu)
Kehamilan-persalinan (minggu)
Hiperurisemia(%)
Hipertensi berat
Trombositopenia
Insufisiensi ginjal
Penyakit hepar
Neurologi
Data laboratorium
Kreatinin plasma (mmol/L)
Asam urat plasma (mmol/L)
Albumin plasma (g/L)
Hemoglobin (g/L)
Hematokrit (%)
Trombosit (x 109/L)
Komplikasi janin
Kecil untuk usia kehamilan (%)
Nilai kematian perinatal (/1000)
Berat badan lahir (g)
ASSHP (n=502)
Hipertensi
Gestasional
(ASSHP)
502
28 (5)
59
36 (5)
38 (2)
47
2
1
0
1
1
Hipertensi gestasional/
transient
(NHBPEP/ISSHP)
665
28 (5)
60
36 (5)
38 (2)
53
13
8
1
7
7
Nilai P
0,30
0,73
0,87
0,92
0,03
< 0,0001
< 0,0001
0,009
< 0,0001
< 0,0001
0,07 (0,02)
0,37 (0,12)
35 (3)
122 (14)
36,1 (4,2)
245 77)
0,07 (0,02)
0,37 (0,18)
34 (4)
122 (16)
35,8 (5,1)
234 (81)
0,09
0,35
0,06
0,41
0,50
0,03
14
6
3194 (541)
17
6
3097 (601)
0,11
0,11
0,004
NHBPEP (n=665)
14
12
10
8
6
4
2
0
HT berat
Gambar
1.
Syaraf
Ginjal
Hepar
Trombosit
rendah
penelitian
kohort
5%
yang
berkembang menjadi preeklampsia
dan
8%
menjadi
hipertensi
gestasional; 40% dari wanita yang
berkembang menjadi preeklampsia
mempunyai satu atau lebih kelainan
multisistem
(fungsi
hati
abnormal,trombositopenia) dan 56%
terdapat episode hipertensi berat.
Sekitar
10%
wanita
dengan
hipertensi gestasional mempunyai
kelainan multisistem dan 22%
mempunyai episode hipertensi berat.
Analisis lebih jauh pada pasien
dengan
hipertensi
gestasional
menunjukkan bahwa mereka dengan
proteinuria +1 mempunyai insiden
lebih
tinggi
untuk
terjadinya
penyakit pada ibu yang lebih berat
atau episode hipertensi berat. Ini
dapat diharapkan sejak wanita ini
diklasifikasikan
sebagai
preeklampsia pada sebagian besar
sistem klasifikasi yang lain.17
Akhirnya
kontribusi sistem
klasifikasi yang signifikan adalah
dari The Canadian Hypertension
Society, diterbitkan tahun 1997, yang
sangat sama dengan dokumen
NHBEP.8
D. Konsolidasi dari Sistem Klasifikasi
Hal terbaru publikasi pernyataan
pada topik ini konsisten (NHBPEP
2000,
ASSHP
2000)
dan
menggunakan terminologi yang
benar-benar
sama.
Ini
akan
mengurangi
kebingungan
jika
sekelompok orang yang tertarik
menghasilkan
dokumen
yang
disepakati bersama. Ada persetujuan
umum bahwa hipertensi sebelum 20
minggu
kehamilan,
bukan
preeklampsia
(kecuali
kalau
berhubungan
dengan
penyakit
trofoblastik
gestasional)
atau
hipertensi gestasional tetapi juga
hipertensi esensial atau hipertensi
kronik sekunder. Ada persetujuan
(meskipun dengan terminologi yang
berbeda) bahwa hipertensi de novo
ASSHP (n=323)
NHBPEP (n=160)
ar
a
ip
Nu
l
KM
r ia
in
u
te
da
h
en
tr
si
bo
Tr
om
Pr
o
ar
He
p
al
Gi
nj
Sy
ar
af
HT
be
ra
t
100
80
60
40
20
0
Gambar
2.
Perbandingan
Tabel 6. Keluaran ibu dan janin dan data laboratorium pada wanita dengan hipertensi
gestasional de novo menurut sistem klasifikasi yang digunakan
Hipertensi
Hipertensi gestasional/ Nilai P
Gestasional
transient
(ASSHP)
(NHBPEP/ISSHP)
Jumlah wanita
160
323
Usia (tahun)
28 (5)
29 (5)
0,33
Nulipara (%)
68
65
0,64
Kehamilan-presentasi (minggu)
34 (6)
35 (5)
0,17
Kehamilan-persalinan (minggu)
36 (4)
37 (3)
0,5
Hiperurisemia(%)
79
76
0,52
Hipertensi berat
53
50
0,50
Trombositopenia
19
24
0,21
Insufisiensi ginjal
21
17
0,38
Penyakit hepar
21
23
0,52
Neurologi
33
29
0,49
Data laboratorium
Kreatinin plasma (mmol/L)
0,08 (0,07)
0,08 (0,05)
0,74
Asam urat plasma (mmol/L)
0,42 (0,09)
0,42 (0,08)
0,40
Albumin plasma (g/L)
30 (7)
32 (7)
0,02
Hemoglobin (g/L)
115 (32)
117 (27)
0,50
Hematokrit (%)
33,9 (6,8)
34,6 (7,0)
0,40
Trombosit (x 109/L)
196 (79)
198 (81)
0,80
Komplikasi janin
Kecil untuk usia kehamilan (%) 24
26
0,65
Nilai kematian perinatal (/1000) 38
22
0,31
Berat badan lahir (g)
2498 (866)
2646 (788)
Hipertensi
Hipertensi gestasional secara khusus
didiagnosis
dengan
ditemukannya
tekanan darah sistolik absolut 140
mmHg dan diastolik 90 mmHg. Pada
waktu
dulu
definisinya
meliputi
peningkatan tekanan darah pada saat
mulai terjadinya konsepsi atau kehamilan
trimester pertama dengan nilai lebih dari
25-30 mmHg untuk sistolik dan 15
mmHg untuk diastolik. Kisaran ini tidak
dapat dipastikan caranya secara tepat
menentukan batas nilai dari tekanan
darah tersebut. Diketahui bahwa tekanan
diastolik > 90 mmHg mempunyai
hubungan yang tinggi dengan adanya
poteinuria dan tekanan sistolik lebih
dapat memprediksikan bila terjadi hal-hal
yang membahayakan fetus daripada
tekanan diastolik. Dari penelitian
didapatkan berbagai cara yang digunakan
oleh klinisi untuk mencatat tekanan darah
selama kehamilan. Untuk pasien yang
sama, ketidakcocokan dalam tekanan
darah dengan selisih kurang lebih 20
mmHg akan didapatkan bila digunakan
teknik yang berbeda dalam pengukuran .
21,22,23-25
Edema
Edema tidak membantu dalam diagnosis
preeklampsia. Ini terjadi pada frekuensi
yang sama pada wanita normal maupun
Proteinuria
Diagnosis proteinuria pada kehamilan
sulit. Metode standar dari analisis
semikuantitatif, menggunakan teknik
dipstick,
dapat
mengakibatkan
overestimated preeklampsia proteinuria
sebanyak 50% ketika +1 digunakan
sebagai nilai ambang. Reliabilitas dapat
dikembangkan dengan menggunakan alat
otomatis dan dengan menggunakan
spesimen urin tengah. Telah ditemukan
bahwa protein urin : ratio kreatinin 30
mg protein/milimol dari kreatinin
menggambarkan lebih dari 300 mg/ hari
proteinuria . Rasio protein kreatinin dapat
memberikan alternatif yang lebih cepat
sebagai standar emas dari pengumpulan
urin 24 jam. 36,37
Dua studi telah memperlihatkan
angka negatif palsu yang tinggi dengan
test dipstick untuk memprediksikan
ekskresi urin 24 jam lebih dari 300 mg.
Untuk alasan ini, maka wanita
mempunyai
risiko
jika
terdapat
proteinuria dengan urinalisis dipstick
positif. Alasan untuk angka negatif palsu
yang tinggi pada studi ini tapi tidak pada
studi yang lain mungkin karena dipstick
yang berbeda dalam sensitivitas kimiawi
pada
proteinuria
sesuai
dengan
pabriknya, atau bahwa konsentrasi
protein yang lebih rendah tidak terdeteksi
oleh dipstick, proteinuria total ( > 300
mg/ hari ) dapat terjadi jika volume urin
cukup tinggi (misalnya konsentrasi
protein urin 0,2 gr/ lt tidak akan
terdeteksi sebagai suatu trace oleh
dipstick tetapi dapat menyamakan sampai
400 mg/ hari jika volume urin sedikitnya
2 lt/ 24 jam). Lebih jauh, metode
laboratorium
dalam
pengukuran
10
11
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
12
13