Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

DIARE

OLEH :
SULISTIANI
NIB005003

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
UNVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PURWOKERTO
2007

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. PENGERTIAN
Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah
dan/atau lender dalam tinja (Mansjoer, 2000).
Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung
kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat (Mansjoer,
2000).
Diare adalah buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang
encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Pada neonatus bila buabg
air besar lebih dari 4 kali dan pada bayi atau anak lebih dari 1 bulan buang air
besar lebih dari 3 kali (IKA, 1985).

B. ETIOLOGI
Etiologi diare menurut IKA (1985) dapat dibagi dalam beberapa factor yaitu :
1. Faktor Infeksi
a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama daire pada anak.
b. Infeksi Parenteral yaitu infeksi di bagian tubuh lain di luar alat
pencernaan, seperti otitis media akut (OMA), tonsilofaringitis,
bronkopneumonia, ensefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak beumur di bawah 2 tahun.

2. Factor Malabsorbsi
a. Malabsorbsi Karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan
sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa).
Pada bayi dan anak terpenting dan tersering adalah intoleransi laktosa.
b. Malabsorbsi lemak
c. Malabsorbsi protein
3. Faktor Makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
4. Faktor Psikologis : rasa takut dan cemas. Walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
5. Imunodefisiensi.
Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi :
1. Diare Sekresi yang disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan
apatogen ; hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan,
gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi dan defisiensi imun
terutama IgA sekretorik.
2. Diare Osmotik yang disebabkan oleh malabsorbsi makanan, kekurangan
kalori protein (KKP), atau bayi berat lahir rendah dan bayi baru lahir.
Pada diare akan terjadi kekurangan air (deidrasi), gangguan keseimbangan
asam-basa (asidosis metaboolik), yang secara klinis berupa pernafasan
kusmaul, hipoglikemi, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi.

C. TANDA DAN GEJALA


Tanda dan gejala pada pasien daire :
1. Awalnya anak menjadi cengeng
2. Gelisah
3. Suhu badan mungkin meningkat
4. Nafsu makan berkurang atau tidak ada
5. Timbul diare ; tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau
lender, warna tinja berubah kehijau-hijauan karena tercampur empedu.
6. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.
7. Muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare.
8. Terjadi dehidrasi karena kehilangan banyak cairan dan elektrolit.
9. Berat badan turun
10. Ubun-ubun besar cekung
11. Tonus dan turgor kulit berkurang
12. Selaput lender mulut dan bibir kering.

D. PATOFISIOLOGI
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare adalah :
1. Gangguan Osmotik
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan
menyebabkan tekanan osmotic dalam rongga usus meninggi, sehingga
akan terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga

usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan


isinya sehingga timbul diare.
2. Gangguan Sekresi
Akibat rangsangan tertentu (missal oleh toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan
selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan Motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya
akan menimbulkan diare juga.
Patogenesis diare akut :
1. Masuknya jasad renik yang masih hidup ke dalam usus halus setelah
berhasil melewati rintangan asam lambng.
2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multiplikasi) di dalam usus halus.
3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diaregenik)
4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan
menimbulkan diare.
Patogenesis diare kronis :
Lebih kompleks dan factor-faktor yang menimbulkannya adalah infeksi
bakteri, parasit, malabsorbsi, malnutrisi dan lain-lain.

Sebagai akibat diare baik akut maupun kronis akan terjadi :


1. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi) yang mengakibatkan terjadinya
gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolic, hipokalemia dan
sebagainya).
2. Gangguan gizi sebagai akibat kelaparan (masukan makanan kurang,
pengeluaran bertambah).
3. Hipoglikemia
4. Gangguan sirkulasi darah

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan tinja
a. MAkroskopis dan mikroskopis
b. pH dan kadar gula dalam tinja dengan kertas lakmus dan tablet
clinitest, bila diduga terdapat intoleransi gula.
c. Bila perlu dilakukan pemeriksaan biakan dan uji resistensi.
2. Pemeriksaan gangguan keseimbangan asam-basa dalam darah, dengan
menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan
pemeriksaan analisa gas darah.
3. Pemeriksaan ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal.
4. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium dan fosfor
dalam serum (terutama pada penderita diare yang disertai kejang).

5. Pemeriksaan Intubasi duodenum untuk mengetahui jenis jasad renik atau


parasit secara kualitatif dan kuantitatif, terutama dilakukan pada penderita
diare kronik.

F. KOMPLIKASI
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi seperti :
1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik atau hipertonik).
2. Renjatan hipovolemik
3. Hipokalemia

(dengan

gejala

meteorismus,

hipotoni

otot,

lemah,

bradikardi, perubahan pada elektrokardiogram).


4. Hipoglikemia
5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim lactase karena
kerusakan vili mukosa usus halus.
6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga
mengalami kelaparan.

G. PENATALAKSANAAN
Dasar pengobatan diare adalah :
1. Pemberian cairan (rehidrasi awal dan rumat)
2. Dietetik (pemberian makanan)

Pemberian cairan :
1. Jenis cairan
a. Cairan rehidrasi oral (oral rehidration salts)
1) Formula lengkap mengandung NaCl, NaHCO3, KCl dan glukosa.
Kadar natrium 90 mEq/l untuk kolera dan diare akut pada anak di
atas 6 bulan dengan dehidrasi ringan dan sedang atau tanpa
dehidrasi (untuk mencegah dehidrasi). Kadar natrium 50-60 mEq/l
untuk diare akut non kolera pada anak di bawah 6 bulan dengan
dehidrasi ringan, sedang atau tanpa dehidrasi. Formla lengkap
sering disebut oralit.
2) Formula sederhana (tidak lengkap) hanya mengandung NaCl dan
sukrosa atau karbohidrat lain ; misalnya larutan gula garam, larutan
air tajin garam, larutan tepung beras garam dan sebagainya untuk
penanganan pertama di rumah pada semua anak dengan diare akut
baik sebelum ada dehidrasi maupun setelah ada dehidrasi ringan.
b. Cairan parenteral

2. Jalan pemberian cairan


a. Peroral untuk dehidrasi ringan, sedang dan tanpa dehidrasi bila
anak mau minum serta kesadaran baik.
b. Intragastrik untuk dehidrasi ringan, sedan atau tanpa dehidrasi,
tetapi anak tidak mau minum atau kesadaran menurun.
c. Intravena untuk dehidrasi berat.

3. Jumlah cairan
4. Jadwal (kecepatan) pemberian cairan

H. PATHWAY
Bakteri

Makanan

Saluran pencernaan

DIARE

Hiperperistaltik usus
meningkat

Peningkatan isi
rongga perut

I. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan melalui observasi dan wawancara dengan keluarga
pasien. Yang ditanyakan antara lain adalah :
1. Identitas pasien
2. Riwayat Kesehatan meliputi :
a.

Keluhan Utama
Keluhan yang dirasakan oleh pasien pada saat pengkajian

b. Riwayat Penyakit Sekarang


Riwayat penyakit sebelum masuk rumah sakit dan alasan mengapa
pasien dibawa ke rumah sakit
c. Riwayat Penyakit Dahulu
Meliputi :
1) Prenatal
2) Natal
3) Postnatal
4) Penyakit waktu kecil
5) Pernah dirawat di RS
6) Obat-obatan yang pernah digunakan
7) Riwayat alergi terhadap makanan atau obat dll
8) Imunisasi yang pernah didapatkan
d. Riwayat Penyakit Keluarga
Penyakit yang diderita keluarga pasien yang berhubungan dengan
penyakit yang diderita pasien saat ini (keturunan)

e. Riwayat Sosial
1) Yang mengasuh
2) Pembawaan secara umum
3) Lingkungan rumah
3. Pola Kesehatan Fungsional
a. Persepsi dan Manajemen Kesehatan
b. Nutrisi Metabolic
c. Pola Eliminasi
d. Pola Istirahat Tidur
e. Pola Aktivitas
f. Pola Persepsi dan Kognitif
g. Pola Konsep Diri
h. Pola Peran dan Hubungan
i. Pola Reproduksi dan Seksual
j. Pola Pertahanan Diri dan Koping
k. Keyakinan dan Nilai
4. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran
b. Tanda-tanda vital
c. Head to toe
5. Pemeriksaan Penunjang
a. Laboratorium
b. Radiologi

6. Terapi

J. DOAGNOSA YANG MUNGKIN MUNCUL PADA PASIEN DIARE


K. INTERVENSI KEPERAWATAN DAN RASIONAL

Anda mungkin juga menyukai