Anda di halaman 1dari 2

Tugas Paper Biokimia Komparatif

Peran Glikogen Sebagai Cadangan Energi Pada Hewan


Oleh:
Lusiana Kresnawati Hartono G84090017
Dosen:
Prof. Mansyur Hawab
Peran Glikogen Sebagai Cadangan Energi Pada Hewan
Polisakarida merupakan polimer dengan beberapa ratus hingga beberapa
ribu

monosakarida

yang

dihubungkan

dengan

ikatan

glikosidik.

Polisakarida diklasifikasikan menjadi polisakarida simpanan dan polisakarida


struktural. Polisakarida simpanan berperan sebagai materi cadangan yang
diperlukan untuk memenuhi kebutuhan monosakarida bagi sel sedangkan
polisakarida struktural berperan sebagai materi penyusun dari suatu sel atau
keseluruhan organisme. Hal yang membedakan polisakarida dalam klasifikasi ini
adalah banyaknya monomer gula dan posisi ikatan glikosidiknya.
Glikogen merupakan salah satu contoh dari polisakarida simpanan pada
tubuh hewan. Glikogen terdiri atas subunit glukosa dengan ikatan rantai lurus
(1,4) dan ikatan rantai cabang (1,6). Ada sedikit kesamaan struktur antara
glikogen dengan amilopektin yang merupakan senyawa penyusun patin yaitu
memiliki ikatan rantai cabang 1,6 glikosidik. Namun, ikatan rantai cabang pada
glikogen lebih banyak. Secara khusus, manusia dan vertebrata menyimpan
glikogen dalam sel hati dan otot. Hati menyimpan glikogen sebanyak 7% dari
berat basahnya. Sel hati menyimpan glikogen dalam granula berukuran besar yang
terdiri atas beberapa juta molekul glikogen dengan percabangan yang banyak.
Tidak hanya glikogen, granula tersebut juga menyimpan berbagai enzim untuk
mensintesis dan mendegradasi glikogen.
Keberadaan glikogen dalam tubuh sangat dipengaruhi oleh kebutuhan
sakarida salam tubuh. Peningkatan kebutuhan sakarida akan menyebabkan sel hati
dan otot menghidrolisis glikogen. Ketersediaan glikogen sebagai cadangan energi
tidak dapat disimpan dalam waktu lama. Glikogen pada manusia diperkirakan
akan habis dalam waktu satu hari.
Glikogen memiliki banyak ujung reduksi yang bercabang. Saat glikogen
dibutuhkan sebagai energi, ujung nonreduksinya akan dihirolisis oleh enzim
degradatif sehingga menghasilkan monosakarida. Enzim akan memutuskan ujung

nonreduksi pada glikogen secara kontinu pada banyak rantai cabang sehingga
akan mempercepat pengubahan polimer menjadi monosakarida.
Sel sebenarnya membutukan glukosa bukan glikogen. Namun, menyimpan
glukosa dalam tubuh secara langsung sangatlah tidak efisien. Dalam sel hati,
jumlah glikogen yang disimpan setara dengan glukosa dengan konsentrasi 0.4 M.
Konsentrasi dari glikogen yang tidak larut sedikit berperan dalam osmolaritas
sitosol yaitu sebesar 0.01 M. Jika dalam sitosol terdapat glukosa sebanyak 0.4
M, peningkatan osmolaritas akan terjadi yang menyebabkan masuknya air
kedalam sel untuk menyeimbangkan konsentrasi. Hal ini dapat menyebabkan
pecahnya sel. Selain itu, bila konsentrasi glukosa intraselular adalah 0.4 M
sedangkan konsentrasi ekternal dalam darah mamalia hanya 5 mM maka
dibutuhkan pertukaran energi bebas yang sangat besar.
Daftar Pustaka
Nelson DL, Cox MM. 2004. Lehninger Principals of Biochemisry. Ed 4th. New
York: W.H.Publisher.

Anda mungkin juga menyukai