PROTOKOL PENELITIAN
(Dibuat rangkap tiga, dengan diketik satu spasi, dalam halaman yang tersedia)
I.
RINGKASAN
1.
a.
b.
c.
d.
PENGUSUL
Nama
Jabatan
Instansi/Kantor
Alamat dan telepon
Kantor
2. PROYEK PENELITIAN
a. Judul Penelitian : (Pilih judul yang singkat tapi cukup menjelaskan gagasan
penelitian ini)
Hubungan Higiene Sanitasi Makanan terhadap Kontaminasi Bakteri Escherichia coli dan
Salmonella sp. Pada Makanan Jajanan Bakso di Sekolah Dasar Kelurahan Kapuk
Jakarta Barat Bulan Februari Tahun 2015
b. Ringkasan Penelitian : (Uraian singkat mengenai yang akan dikerjakan,
alasan diadakan penelitian, dan data/informasi/pengetahuan/teknologi/yang
dihasilkan)
Pada penelitian yang akan diteliti saya sebagai peneliti akan melakukan
penelitian untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara Higiene Sanitasi
makanan terhadap kontaminasi bakteri E. coli dan Salmonella sp. Pada penelitian ini
saya akan menguji secara mikrobiologis adanya bakteri tersebut dengan menanam
dan menghitung bakteri serta mengidentifikasinya dan dihubungkan dengan
eberadaan bakteri tersebut dengan higiene sanitas pada makanannya
c. Tempat Penelitian :
Labaratorium Mikrobiologi FK UPN Veteran Jakarta Lantai 4 Gedung
Wahidin Sudirohusodo
d. Lama Penelitian
:
RENCANA BIAYA
Sumber Pembiayaan :
1
a. Dikti
b. UPN
c. Lain-lain
Rp
Rp.
Rp.
Rp.
II. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
mengulas secara singkat pentingnya penelitian dilakukan, gambaran
permasalahan secara faktual yang terjadi terkait dengan target penelitian
. Latar belakang
Anak usia sekolah merupakan investasi bangsa, karena mereka adalah generasi penerus.
Usia sekolah merupakan masa pertumbuhan dan perkembangan anak menuju masa remaja,
maka diperlukan pemberian asupan zat gizi dengan kualitas dan kuantitas yang baik. Asupan zat
gizi yang cukup dan makanan yang aman dikonsumsi sangat penting. Kebiasaan mengonsumsi
makanan jajanan sangat popular di kalangan anak sekolah. Lingkungan makanan di sekolah
penting diperhatikan, karena cukup banyak makanan yang tidak sehat tersedia di sekolah
(Damayanthi, 2013).
Makanan jajanan merupakan makanan dan minuman yang dipersiapkan dan atau dijual
oleh pedagang kaki lima di jalanan dan di tempat-tempat keramaian umum lain yang langsung
dimakan atau dikonsumsi tanpa pengolahan atau persiapan lebih lanjut (Lestari et al., 2011).
Makanan jajanan sangat banyak dijumpai di lingkungan sekitar sekolah dan umumnya rutin
dikonsumsi oleh sebagian besar anak usia sekolah. Salah satu hal yang menjadi kebiasaan anak
sekolah, terutama anak sekolah dasar (SD) adalah jajan di sekolah. Mereka tertarik dengan
jajanan sekolah karena warnanya yang menarik, rasanya yang menggunggah selera, dan
harganya yang terjangkau. Berbagai jenis makanan ringan menjadi makanan jajanan populer
bagi pelajar SD sehari-hari di sekolah bahkan tidak terhitung lagi berapa uang jajan dihabiskan
untuk membeli makanan yang kurang memenuhi standar gizi dan keamanan tersebut. Oleh
sebab itu pemilihan makanan jajajan yang aman dan berkualitas perlu diperhatikan (Sultan et al,
2013).
Bakso merupakan makanan jajanan yang paling populer di Indonesia. Bakso merupakan
salah satu makanan yang diminati oleh masyarakat terutama para siswa SD. Bakso biasanya
disajikan sebagai makanan bersama dengan mie, kuah kaldu, sayur dan bumbu sebagai
pelengkapnya. Dalam pengolahan makanan diharapkan agar makanan yang diolah dapat
menjadi makanan yang disukai, baik serta aman untuk di konsumsi (Mointi, 2014). Akan tetapi,
bakso yang dijajakan sekarang hampir selalu dicemari berbagai macam mikroorganisme.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi mikroorganisme itu masuk ke dalam makanan adalah
pada proses pembuatan, kualitas higiene, dan sanitasi dari penjual makanannya (Arif, 2012).
1
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Arlita et al., pada tahun 2014 bakteri dalam
3
makanan dapat diakibatkan oleh penjual makanan yang tidak memperhatikan hygiene dan
sanitasinya, misalnya di Indonesia, penjualan makanan dilakukan secara bebas sehingga dapat
ditemukan banyak penjual makanan jajanan yang berjualan di pinggir jalan. Bakso yang
merupakan produk olahan daging ini dapat terkontaminasi sehingga menjadi salah satu sumber
utama penyakit bawaaan makanan. Bakteri yang paling umum menyebabkan infeksi melalui
makanan adalah Salmonella sp. penyebab demam tifoid dan Escherichia coli penyebab diare.
Pada tahun 2013, Kemenkes melaporkan prevalensi kasus demam tifoid di Indonesia
sekitar 358-810 per 100.000 penduduk dengan 64% terjadi pada usia 3-19 tahun. Hasil Riset
Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007 menunjukkan bahwa prevalensi kejadian diare di
Indonesia sekitar 42,2%. Pada anak usia sekolah (514 tahun), kejadian diare menempati
urutan ke-5 terbanyak setelah kelompok usia bayi, balita dan lansia, yaitu sebesar 9,0%. Tifoid
pada kelompok anak usia sekolah menempati prevalensi tertinggi dibandingkan semua
kelompok usia yang ada, yaitu sebesar 1,9%. Di Jakarta, demam tifoid adalah infeksi kedua
tertinggi setelah diare yang disebabkan oleh E. coli (Sholikhah, 2013).
E. coli terdapat secara normal dalam sistem pencernaan manusia dan hewan.
Keberadaannya di luar tubuh manusia menjadi indikator sanitasi makanan dan minuman E. coli
yang terdapat pada makanan atau minuman yang masuk ke dalam tubuh manusia dapat
menyebabkan gejala seperti kolera, disentri, gastroenteritis, diare, dan berbagai penyakit saluran
pencernaan lainnya (Kurniadi, 2013). Salmonella sp. merupakan bakteri penyebab infeksi
utama pada manusia yang biasanya cenderung meningkat pada masyarakat dengan standar
kebersihan rendah terutama pada daerah tropis. Bakteri ini merupakan suatu indikator dari
keamanan makanan. Infeksi Salmonella sp.dapat mengakibatkan gastroenteritis, thypus
abdominalis, dan septikemia (Wahyu, 2013).
Berdasarkan penelitian dan data dari Kemenkes diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul Hubungan Higiene Sanitasi Makanan terhadap Kontaminasi Bakteri
Escherichia coli dan Salmonella sp. Pada Makanan Jajanan Bakso di Sekolah Dasar Kelurahan
Kapuk Jakarta Barat Bulan Januari Tahun 2015.
dilakukan
baik
secata
konseptual/teoritis,
akademis,
wadah plastik steril dan diberi nomor sampel lalu dimasukkan ke dalam wadah cold box yang
sudah berisi es batu. Sampel di bawa ke laboratorium mikrobiologi untuk diperiksa kontaminasi
bakteri E. coli dan Salmonella sp.
Sterilisasi Alat
Alat-alat yang akan dibutuhkan sebelum digunakan pada penelitian dicuci terlebih dahulu
dengan air bersih, lalu setelah kering alat-alat tersebut dibungkus dengan kertas kemudian di
sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 121oC selama 15 menit.
Pembuatan media
a. Pembuatan media Eosin Methylene Blue Agar (EMBA)
EMBA ditimbang sebanyak 37,5 gram, kemudian dimasukkan ke dalam tabung
dan
aquades. Larutan lugol diteteskan diatas kaca preparat kemudian didiamkan selama 1 menit.
Setelah itu, kaca preparat dibilas dengan aquades mengalir hingga warnanya hilang.
Lalu
teteskan alkohol 96% diatas kaca preparat kemudian didiamkan selama 30 detik. Setelah itu, kaca
preparat dibilas dengan aquades mengalir. Setelah itu teteskan safranin selama 1-2 detik, lalu
dibilas dengan aquades yang mengalir. Setelah pembilasan terakhir, kaca preparat dikeringkan
dan diamati dibawah mikroskop (Hafidz, 2012).
Identifikasi Escherichia coli dan Salmonella sp.
Setelah bakteri terlihat di bawah mikroskop, lakukan identifikasi bakteri E. coli dan Salmonella
sp. dengan mengamati bentuk, susunan, warna, sifat, dan pewarnaan
a. Pedagang jajanan bakso yang berjualan di sekitar sekolah dasar di wilayah Kelurahan
Kapuk Jakarta Barat.
b. Sampel bakso matang yang diambil adalah sampel bakso yang akan dijual oleh para
pedagang.
Kriteria Ekslusi
a. Pedagang bakso yang tidak bersedia menjadi objek penelitian
b. Pedagang bakso yang tidak berjualan pada saat pengambilan sampel
Besar Sampel
Besar sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 25 pedagang bakso.
4. WAKTU PENELITIAN
adalah lokasi dan institusi dimana data akan diperoleh subyek penelitian,
bahan/sampel diambil/diperiksa harus dijelaskan secara rinci. Waktu
penelitian dimulai sejak awal penelitian sampai laporan akhir penelitian
selesai dan dipertanggungjawabkan sebaiknya dibuat dalam bentuk
barchart.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari-Februari 2015
5. DEFINISI OPERASIONAL
Operasionalisasi Konsep serta istilah-istilah yang digunakan didalam
penelitian berdasarkan acuan teori atau glosarium.
No
Variabel
Definisi Operasional
Alat Ukur
Hasil
Skala
1
Bakso
E. coli
Ukur
1 gr
Ukur
Rasio
SPC
CFU/ml
Rasio
SPC
CFU/ml
Rasio
Check list
1= tidak
Ordinal
Timbangan
Analitik
Salmonella sp.
Higiene dan
berwarna merah
Bakteri Gram negatif,
berbentuk bacil peritrikh,
12
Sanitasi
Makanan
berwarna merah
memenuhi
Pengolahan Makanan,
syarat bila
Tempat Pengelolaan
< 60%, 0=
Makanan, Penyajian
memenuhi
Makanan, Penjamah
syarat bila
Makanan
13
14
V. LAMPIRAN
1.
diperlukan)
a. Naskah PSP
1) Deskripsi tentang penelitian (ringkasan penelitian, prosedur,
lama
penelitian,
mengapa
subjek
diminta
untuk
berpartisipasi, penjelasan tentang randomisasi atau placebo
jika ada);
2)
Risiko
dan
ketidaknyamanan
(menjelaskan
ketidaknyamanan atau efek samping, termasuk risiko
psikologis, sosial, budaya dan finansial
jika ada.
Jika
mungkin dituliskan perbandingan risiko yang ditimbulkan
oleh pengobatan standar. Jika ada risiko yang tidak diketahui
atau risiko komparatif tidak dapat diberikan, harus
diberitahukan juga kepada subjek.);
3)
Manfaat (dijelaskan apakah penelitian memberi manfaat
bagi subjek atau orang lain);
4)
Alternatif prosedur dan pengobatan
(menjelaskan
prosedur terapi alternatif pada kondisi tertentu yang terjadi
pada subjek);
5)
Jaminan kerahasiaan (penjelasan tentang tingkat
kerahasiaan subjek serta orang/institusi yang mungkin
mempunyai akses terhadap informasi);
6)
Kompensasi (kompensasi yang diberikan jika terjadi
kerugian fisik, psikologis, sosial, dan finansial, kompensasi
tidak berlebihan sehingga bukan merupakan iming-iming);
7)
Kemudahan kontak dengan subjek (subjek dapat dengan
mudah menghubungi penanggung jawab lapangan untuk
menanyakan berbagai hal berkaitan dengan penelitian);
8)
Partisipasi sukarela (partisipasi subjek bersifat sukarela,
subjek memiliki hak untuk menarik diri dari penelitian setiap
saat dan hak-hak sebagai subjek tetap diberikan).
15
16
b Formulir Persetujuan
Jakarta ,
Saksi:
Subyek:
()
()
Ketua Peneliti
()
17