Bab 34 Tumor Gastrointestinal Pada Anak
Bab 34 Tumor Gastrointestinal Pada Anak
Tumor Gastroinstestinal
Pediatrik
Joseph T. Murphy dan Robert P.
Foglia
Tumor gastrointestinal (GI) primer jarang terjadi
pada bayi dan anak-anak, dan keganasan GI
mencapai kurang dari 2% dari semua kasus kanker
pediatrik.1 Presentasi dan histopatologi tumor GI
pediatrik berbeda secara signifikan dari yang terlihat
pada orang dewasa. Meskipun jarang, keganasan GI
harus dipertimbangkan dalam setiap anak dengan
tanda dan gejala obstruksi usus, nyeri yang tak
hilang, perubahan kebiasaan buang air besar, atau
perdarahan GI yang tidak disebabkan diagnosis yang
lebih umum dan mapan lainnya. Gejala sering
bertahan selama beberapa minggu dan dapat
berkembang
menjadi
obstruksi
usus
yang
membutuhkan pembedahan darurat.1,2 Anak-anak
dengan gejala gastrointestinal tak dapat dijelaskan
memerlukan evaluasi diagnostik mendetail.3
Tumor Otot Halus Esofageal
Limfoma
Limfoma adalah keganasan usus kecil yang paling
umum pada anak-anak, dengan limfoma nonHodgkin grade menyumbang 74% tumor ini.
Limfoma Burkitt merupakan subtipe histologis
tersering. Mayoritas pasien (50% sampai 93%) hadir
dengan limfoma terlokalisasi pada usus kecil distal,
meskipun tumor dapat terjadi di mana saja dari
lambung hingga rektum.41
Pasien mungkin hadir dengan distress GI
kronis, darah okult per rektum, hematochezia,
dan/atau massa abdomen. Memburuknya gejala akut
dapat mengakibatkan operasi darurat untuk
pengobatan intususepsi ileokolika, dengan limfoma
menciptakan titik (46%), apendisitis akut (22%),
perforasi (11%), atau obstruksi (8%). Kematian yang
lebih tinggi dikaitkan dengan penyakit stadium lanjut,
perforasi usus, histologi grade tinggi, dan limfoma
sel-T.42
Manajemen pembedahan tergantung pada
presentasi penyakit, serta luasnya penyakit pada
presentasi. Penyakit yang besar biasanya tidak
sepenuhnya dioperasi. Reseksi luas retroperitoneal
atau penyakit mesenterika tidak meningkatkan
kelangsungan hidup; Namun demikian, reseksi bedah
lengkap (termasuk reseksi usus), jika mungkin,
secara signifikan meningkatkan prognosis pasien
dengan limfoma intestinal, terutama ketika
dimasukkan
dalam
pendekatan
penanganan
multimodalitas. Menurunkan stadium tumor dengan
reseksi lengkap memungkinkan untuk mengurangi
durasi dan intensitas kemoterapi pasca operasi.
Ketika operasi untuk komplikasi penyakit
intraperitoneal, sejauh mana prosedur harus dibatasi
resolusi komplikasi dan reseksi jaringan yang cukup
untuk memastikan diagnosis yang akurat. Jika
penyakit ditemui terbatas, reseksi lengkap dan
evaluasi mesenterika, perihepatik, dan kelenjar
periaorta harus dilakukan untuk menilai penyebaran
metastasis regional. Kelangsungan hidup dua tahun
kumulatif untuk limfoma intestinal sel-B adalah 94%
dan 28% untuk limfoma intestinal sel-T. Tingkat
kelangsungan hidup 5 dan 10 tahun secara
keseluruhan untuk semua pasien limfoma intestinal
yang diobati dengan terapi multimodalitas (operasi,
radiasi, kemoterapi) adalah 52% dan 44%, masingmasing. Tingkat bebas penyakit sesuai kelangsungan
hidup 43% dan 38%, masing-masing.43-48
Tumor Karsinoid
EPIDEMIOLOGI
Tumor karsinoid berasal dari sel-sel neuroendokrin
dalam sistem GI. Neoplasma ini berasal dari epitel GI
dan subepitel sel-sel progenitor endokrin yang
berfungsi sebagai bagian dari serapan prekursor
amina dan sistem dekarboksilasi (Apud). 49 Karsinoid
juga dapat ditemukan di paru-paru, mediastinum,
timus, liver, pankreas, bronkus, ovarium, prostat,
testis, dan ginjal.50 Tumor karsinoid pediatrik
biasanya terjadi di traktus GI - lambung, usus kecil,
appendiks (tersering), dan rektum. Tumor karsinoid
apendiks terjadi dengan perkiraan insidensi 1 kasus
per juta anak per tahun, dengan sedikit dominasi
perempuan.51-53
DIAGNOSIS
Tumor karsinoid diklasifikasikan sesuai dengan
lokasi asal di gut primitif (foregut, midgut, dan
hindgut). Tumor foregut termasuk karsinoid paruparu, bronkus, lambung, duodenum proksimal, dan
pankreas. Tumor midgut timbul dari duodenum
distal, jejunum, ileum, dan kolon kanan, termasuk
appendiks. Ini mempeerhitungkan 60% sampai 80%
semua karsinoid pada orang dewasa dan anak-anak. 5456
Tumor hindgut muncul dalam transversal maupun
kolon distal dan rektum. Tumor juga bisa timbul dari
suatu divertikulum Meckel, duplikasi enterik, dan
mesenterium. Karsinoid appendiks adalah yang
paling sering, dengan lebih dari 70% tumor ini
berkembang di ujung apendiks. Tumor karsinoid
pediatrik sering ditemukan secara kebetulan saat
operasi yang diduga apendisitis atau diagnosis lain
yang tidak terkait. Meskipun tanda-tanda klinis
apendisitis akut atau patologi ginekologi dapat
mendorong eksplorasi, perubahan inflamasi sejati
apendisitis akut sering tidak disebabkan oleh
karsinoid, mungkin karena lokasi distal tumor dan
adanya obstruksi lumen proksimal.51,53,55
Komplikasi tumor karsinoid yang paling
serius adalah krisis karsinoid, yang paling sering
dikaitkan dengan tumor foregut, tumor yang lebih
besar, dan tingkat serum/urine asam 5-hidroksi (5HIAA) yang tinggi. Meskipun karsinoid pediatrik
bervariasi dalam ukuran, sindrom karsinoid (flushing,
diare, sakit perut, takikardia, hipertensi, hipotensi,
perubahan status mental, dan koma) biasanya tak
terkait dengan tumor yang terbatas pada
Asosiasi Herediter
Meskipun sebagian karsinoma kolorektal masa
kanak-kanak tidak terkait dengan faktor herediter,
sekitar 25% kasus masa kanak-kanak memiliki
beberapa kondisi predisposisi terkait, yaitu,
setidaknya dua keluarga tingkat pertama dengan
kanker kolon, sindrom/poliposis genetik (1%),
penyakit usus inflamatorik (1%), dan sindrom
nonpolyposis herediter (5% sampai 6%). Kemajuan
ke arah perkembangan tumor dapat terjadi sekunder
untuk mutasi gen supresor tumor, hilangnya
heterozigositas, atau peristiwa mutasi. 80 Akibatnya
epitel kolon fenotip yang normal dapat berkembang
secara hiperplasia, kemudian berkembang menjadi
formasi adenoma, displasia, dan akhirnya, karsinoma
invasif. Mutasi terkait dengan perkembangan kanker
kolon dapat diakibatkan dari pengaruh paparan
lingkungan atau merupakan hasil dari kesalahan
transkripsi DNA yang terakumulasi. Perubahan
genetik khas adalah inaktivasi APC, aktivasi K-ras,
dan mutasi gen TP53.
Adenomatosa poliposis familial (FAP)
diwariskan dengan sifat dominan autosomal yang
menyumbang kurang dari 1% semua kanker
kolorektal. Diagnosis FAP membutuhkan lebih dari 5
polip kolon, polip seluruh traktus GI, atau polip
berhubungan dengan riwayat keluarga poliposis
juvenil. Poliposis kolon yang luas (mis, lebih dari
100 polip adenomatosa) sering terjadi, dengan
beberapa pasien memiliki ribuan polip. Pasien
simtomatis sering hadir dengan tinja sering berdarah,
anemia, dan nyeri perut. Gejala lama dapat
menandakan adanya lesi maligna. Pasien yang
diidentifikasi melalui riwayat keluarga harus dinilai
pada awal masa remaja sebelum perkembangan
gejala. Semua pasien memerlukan skrining
kolonoskopi awal untuk menentukan keluasan
poliposis dan kemungkinan keganasan. Karsinoma
kolorektal terjadi pada usia 20 tahun di 7% pasien
dan pada usia 25 tahun di 15% pasien. FAP yang tak
ditangani secara karakteristik berkembang menjadi
kanker kolorektal pada usia 39 tahun. Sebaliknya,
polip gastrik yang terlihat pada FAP biasanya
hamartoma benigna. Pasien FAP juga berisiko
mengembangkan
tumor
desmoid,
hipertrofi
kongenital
epitelium
berpigmen
retinal,
adenokarsinoma
duodenum
dan
periampula,
keganasan tiroid, serta hepatoblastoma.81,82