Anda di halaman 1dari 56

HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN AKNE VULGARIS

DI KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ANGKATAN 2007-2009

Oleh:
NITYA PERUMAL
NIM: 070100473

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

Universitas Sumatera Utara

Karya Tulis Ilmiah ini ditujukan sebagai salah satu syarat


untuk memperoleh Sarjana Kedokteran
Oleh:
NITYA PERUMAL
NIM: 070100473

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010

LEMBAR PENGESAHAN

Judul: Hubungan Stres dengan Kejadian Akne Vulgaris Di kalangan


Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Angkatan 2007-2009.

Nama: Nitya Perumal


Nim : 070100473

Pembimbing,

Penguji I,

...............................................
(Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, Med.Ed)
NIP:197410192001122001

.......................................
(dr. Sufitni, M.Kes)
NIP: 197204042001122001

Medan,13 Disember 2010


Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara

................................................... (Prof.Dr.dr.Gontar
Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP:19540220198011-1-001

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Latar belakang: Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal
yang selalu mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa
muda. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari unit folikel sebasea yang
sering dijumpai, terutama terjadi pada masa remaja. Akne diderita oleh 95-100%
remaja laki-laki dan 83-85% remaja perempuan. Akne vulgaris merupakan
penyakit kulit yang multifaktoral, beberapa faktor yang mempengaruhi antara
lain adalah faktor stres. Pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang
padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami
kondisi stres yang tinggi. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon
adrenalin dalam tubuh yang merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada
akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti
akne vulgaris. Maka, penelitian ini telah dilakuka n untuk mengetahui
hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa.
Tujuan: Adalah untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2007-2009. Metode yang digunakan adalah penelitian
deskriptif analitik. Lokasi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Sampel berjumlah 120 orang yang dipilih dengan cara stratified
random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara proposional
berdasarkan angkatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Analisia data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil: Terdapat hubungan antara stres dan akne vulgaris (p=0,032).
Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa perempuan lebih tinggi 59,2% daripada
mahasiswa lelaki 40,8 %.
Diskusi: Penelitian menuunjukkan terdapat hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa. Penelitian mengharapkan pihak
Universitas melakukan
manajeman
stres
dengan
efektif
dan
memperhatikan masalah kesehatan kulit di kalangan mahasiswa untuk mengur
angi insidensi akne vulgaris.
Kata kunci:
kedokteran,

akne

vulgaris,

stres,

mahasiswa

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Background: Acne or acne vulgaris has always been well concerned
among teenagers and adolescent age. Acne vulgaris is a common disorder of the
follicle sebaceous unit that predominantly occurs in adolescence. Acne vulgaris
which is suffered by 95 to 100 percent boys and 83 to 85 percent girls. This skin
disease is caused by multifactoral of skin disease, which is stress. With the
increased studying burden, packed time table and inadequate sleep has caused
medical students in University of North Sumater undergo extensive amount of
stress in their life. Stress causes body to release adrenalin hormone which will
induced other chemical subtances in blood circulation to rise physical symptoms
such as acne. So,this study examined the relationship between stress and acne
among students.
Objective: This study was conducted to examine the relationship between stress
and acne vulgaris among medical students of University North Sumatera 20072009 batch. This research which is located in University North Sumatera,
using
120 sample of students with acne by stratified random sampling technique.
Samples distributed proportionally based on their batch. Data were collected by
utilizing questionnaires and analyzed by using descriptive statistic.
Result: Result shows that there was significant relationship between stress and
acne vulgaris (p=0.032). The incidence of acne vulgaris is higher among girls
59,2% compare than boys 40,8%.
Discussion: There is a significant relationship between stress and acne vulgaris
among students. It is expected of the University to manage students stress
effectively to prevent stress and acne among students.
Key word: acne, stress, medical students

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kurnia dan

izinNya skripsi

yang

berjudul Hubungan

Stres dengan

kejadian Akne Vulgaris di Kalangan Mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara Angkatan 2007, 2008 dan 2009

ini dapat

diselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa semua usaha yang telah dilakukan merupakan
hasil kerjasama yang baik dari semua pihak yang telah membantu. Untuk itu,
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. Gontar A.
Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.
2.

Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, Med.Ed sebagai pembimbing utama


yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk membimbing
penulis dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

3. Seluruh Staf Pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran


Universitas Sumatera Utara.
4.

Bapak, ibu tercinta (Bapak En.Perumal dan Ibu Puan.Rethinamala)


dan adik-adik tersayang atas doa, motivasi dan kasih sayangnya.

5.

Seluruh teman-teman setambuk 2007, atas dukungan dan bimbingan


serta junior-junior tercinta yang telah membantu dalam bentuk doa,
motivasi dan kasih sayang dalam penyusunan skripsi ini.

6.

Semua pihak yang telah banyak membantu secara langsung maupun


tidak langsung, namun tidak dapat disebutkan satu persatu.

Universitas Sumatera Utara

Seluruh bantuan baik moril maupun material yang diberikan


kepada penulis selama ini , penulis ucapkan terima kasih dan semoga
Tuhan Yang Maha Esa memberikan imbalan pahala yang sebesarbesarnya.
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam
penyusunan

skripsi

ini.

Oleh

karena

itu,

penulis

sangat

mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di


masa yang akan datang. Semoga skripsi ini memberi manfaat bagi sesiapa
pun yang membacanya.

Medan, Desember 2010


Penulis

Nitya Perumal
070100473

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ i
ABSTRAK................................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................
viii DAFTAR GAMBAR..................................................................................
ix DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akne vulgaris ...........................................................................
2.1.1 Definisi Akne Vulgaris...
2.1.2 Klasifikasi Akne Vulgaris..
2.1.3 Faktor Resiko dan Etiologi Akne vulgaris ...
2.1.4 Patogenesis Akne Vulgaris.
2.1.5 Gejala dan tanda Akne Vulgaris.
2.1.6 Penatalaksanan Akne Vulgaris

4
4
4
5
6
7
7

2.2.1 Definisi Stres.............................................................


2.2.2 Klasifikasi dan Etiologi Stres...................................
2.2.3 Gejala dan Tanda Stres............................................
2.2.4 Pencegahan...............................................................
2.3 Hubungan Stres dengan Akne Vulgaris...................................

7
8
8
9
9

2.2 Stres

Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL


3.1 Kerangka Konsep Penelitian..................................................... 11
3.2 Defenisi Operasional................................................................. 11
3.3
12
Hipotesis....................................................................................
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian ...................................................................... 13
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian .................................................. 13
4.3. Populasi dan Sampel Penelitian .............................................. 13
4.4. Teknik Pengumpulan Data ..................................................... 15
4.5. Metode Pengolahan dan Analisa Data... 17
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian...................................... 18
5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden.......................... 18
5.1.3 Akne Vulgaris........................................................... 19
5.1.4 Stres.................................. ........................................ 20
5.1.5 Hasil Analisis Statistik.......... 22
5.2 Pembahasan
5.2.1 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin..23
5.2.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia................. 23
5.2.3 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis kelamin.....24
5.2.4 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Usia...................24
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan................................................................. 26
6.2 Saran............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA............................................................................... 27
LAMPIRAN............................................................................................. 32

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

Nomor

Judul

Halaman

5.1. Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin 19


5.2. Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Usia.... 19
5.3. Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin..... 20
5.4. Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Angkatan

21

5.4. Distribusi Akne Vulgaris dengan Stres 22

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Judul

Halaman

Gambar 1. Kerangka Konsep Penelitian .

11

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor
Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2: Surat Persetujuan Komisi
Etik Lampiran 3: Surat Content Validity
Lampiran 4: Surat Informed Consent
Lampiran 5: Lembar Kuesioner
Lampiran 6: Lembar Data Induk
Lampiran 7: Output SPSS

Universitas Sumatera Utara

ABSTRAK
Latar belakang: Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal
yang selalu mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa
muda. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari unit folikel sebasea yang
sering dijumpai, terutama terjadi pada masa remaja. Akne diderita oleh 95-100%
remaja laki-laki dan 83-85% remaja perempuan. Akne vulgaris merupakan
penyakit kulit yang multifaktoral, beberapa faktor yang mempengaruhi antara
lain adalah faktor stres. Pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang
padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami
kondisi stres yang tinggi. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon
adrenalin dalam tubuh yang merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada
akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti
akne vulgaris. Maka, penelitian ini telah dilakuka n untuk mengetahui
hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa.
Tujuan: Adalah untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2007-2009. Metode yang digunakan adalah penelitian
deskriptif analitik. Lokasi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Sampel berjumlah 120 orang yang dipilih dengan cara stratified
random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara proposional
berdasarkan angkatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Analisia data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil: Terdapat hubungan antara stres dan akne vulgaris (p=0,032).
Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa perempuan lebih tinggi 59,2% daripada
mahasiswa lelaki 40,8 %.
Diskusi: Penelitian menuunjukkan terdapat hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa. Penelitian mengharapkan pihak
Universitas melakukan
manajeman
stres
dengan
efektif
dan
memperhatikan masalah kesehatan kulit di kalangan mahasiswa untuk mengur
angi insidensi akne vulgaris.
Kata kunci:
kedokteran,

akne

vulgaris,

stres,

mahasiswa

Universitas Sumatera Utara

ABSTRACT
Background: Acne or acne vulgaris has always been well concerned
among teenagers and adolescent age. Acne vulgaris is a common disorder of the
follicle sebaceous unit that predominantly occurs in adolescence. Acne vulgaris
which is suffered by 95 to 100 percent boys and 83 to 85 percent girls. This skin
disease is caused by multifactoral of skin disease, which is stress. With the
increased studying burden, packed time table and inadequate sleep has caused
medical students in University of North Sumater undergo extensive amount of
stress in their life. Stress causes body to release adrenalin hormone which will
induced other chemical subtances in blood circulation to rise physical symptoms
such as acne. So,this study examined the relationship between stress and acne
among students.
Objective: This study was conducted to examine the relationship between stress
and acne vulgaris among medical students of University North Sumatera 20072009 batch. This research which is located in University North Sumatera,
using
120 sample of students with acne by stratified random sampling technique.
Samples distributed proportionally based on their batch. Data were collected by
utilizing questionnaires and analyzed by using descriptive statistic.
Result: Result shows that there was significant relationship between stress and
acne vulgaris (p=0.032). The incidence of acne vulgaris is higher among girls
59,2% compare than boys 40,8%.
Discussion: There is a significant relationship between stress and acne vulgaris
among students. It is expected of the University to manage students stress
effectively to prevent stress and acne among students.
Key word: acne, stress, medical students

Universitas Sumatera Utara

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja
dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya disebut acne
(Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari folikel sebaceous
khusus yang berkaitan dengan folikel rambut dan kelenjar sebasea yang tersering
dijumpai pada wajah, dada, dan punggung (Harahap, 2000). Meskipun akne
vulgaris tidak menimbulkan fatalitas, tetapi akne dapat cukup merisaukan karena
berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya
keindahan pada wajah penderita (Efendi, 2003).
Di Amerika, akne vulgaris adalah penyakit kulit umum dan ditandai oleh
peradangan, baik terbuka maupun tertutup yaitu peradangan komedo, papula,
pustula, dan nodul. Ini terjadi sekitar 60 hingga 70 persen selama hidup mereka.
Dua puluh persen akan memiliki jerawat yang parah, yang dapat berakibat pada
fisik dan mental permanen jaringan parut (Goggin et al, 1999). Di Indonesia,
akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85
hingga 100 persen selama hidup seseorang. Akne vulgaris sering dijumpai pada
wanita yang berusia 14 hingga 17 tahun dan pada pria berusia 16 hingga 19 tahun
(Yuindartanto, 2009).
Diduga pertumbuhan akne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor
seperti genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic), faktor makanan,
keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis, musim, faktor stres, infeksi bakteri
(Propionibacterium

acnes),

kosmetika,

dan

bahan

kimia

yang

lain

(Harahap,
2000). Gangguan ini dianggap hal yang biasa semata-mata dihubungkan dengan
pubertas namun bukt i ilmiah telah menggambarkan bahwa efek dari kondisi
ini jauh lebih dari apa yang dilihat di luar kulit saja (Yuindartanto, 2009).
Ini termasuk efek pada kesehatan jiwa, psikologis kesejahteraan, dan
kualitas hidup terutama pada remaja.

Ini karena,

adanya akne dapat

membuat hidup menjadi tidak menyenangkan pada remaja yang merupakan


kelompok umur yang
Universitas Sumatera Utara

paling tidak siap menghadapi dampak psikologis akne. (Syamsulhadi dkk, 2002).
Bagian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai
penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Seorang anak muda
biasa menghabiskan waktu merenungi nasibnya dengan berlama-lama di depan
cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik
atau ratusan (Graham dkk, 2005).
Masa remaja adalah masa yang penting fisik, emosional, dan pembangunan
sosial, yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang individu maupun
komplikasi psikososial (Hall, 2003). Lebih-lebih lagi, pada remaja Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban
belajar yang tinggi, jadwal yang padat dan pola tidur yang tidak teratur
menyebabkan mereka mengalami kondisi yang tertekan ataupun stres.
Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin yang
dalam tubuh

merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada akhirnya

mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi asam dilambung dan gangguan


pada aliran saraf sehingga muncul gejala-gejala pada fisik seperti akne vulgaris
(Supriatna, 2001). Kecemasan juga menyebabkan penderita memanipulasi
aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding folikel dan
timbul lesi meradang yang baru (Goggin et al, 1999).
Maka dalam kondisi stres peluang untuk mendapatkan akne vulgaris lebih
cenderung meningkat. Oleh karena itu, telah dilakukan penelitian mengenai
terjadinya akne vulgaris dengan stres di kalangan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

1.2 Rumusan Masalah


Masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan
stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
1.3.2

Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk

mengetahui

tingkat

stres

dengan

terjadinya

keparahan akne vulgaris di kalangan Mahasiswa Fakultas


Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007,
2008 dan 2009.
2.

Untuk

mengetahui prevalensi akne

kalangan Mahasiswa

vulgaris

di

Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara mengikut umur dan jenis kelamin.


1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat
untuk:
Menyajikan data primer mengenai akne vulgaris dan stres di kalangan
mahasiswa
kepentingan

Fakultas

Kedokteran Universitas

pencegahan

dan

juga

Sumatera

sebagai

Utara

rujukan

demi
bagi

penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Akne vulgaris
2.1.1. Definisi Akne Vulgaris
Akne vulgaris didefinisikan sebagai peradangan kronik dari folikel
polisebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang
khas (Siregar, 1991). Ia merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang
pada umumnya dan biasanya disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan
abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea
(Wasitaatmadja, 2002). Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu,
bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap, 2000).
2.1.2. Klasifikasi Akne vulgaris
Jerawat terbagi menjadi menjadi empat

tingkatan yaitu ringan,

sedang, agak berat dan berat. Tingkatan tersebut ditentukan berdasarkan jumlah
jerawat yang ada pada wajah, dada dan punggung, serta ukuran besar kecil
jerawat atau kondisi peradangan jerawat. Selain itu, di bawah ini juga termasuk
dalam perbedaan jenis jerawat:
1. Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini
menyerang sekitar 20 persen bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan.
2. Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 36 bulan juga
ditumbuhi jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja.
3. Jerawat vulgaris (Acne vulgaris): Jerawat jenis ini adalah yang paling
umum terjadi pada remaja dan kaum muda yang beranjak dewasa, sekitar 12 24
tahun.
4. Jerawat konglobata (cystic acne): Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria
muda, tergolong serius namun jarang terjadi.

Universitas Sumatera Utara

2.1.3. Faktor resiko dan Etiologi


Faktor resiko dan penyebab akne sangat banyak yaitu multifaktorial antara
lain :
1) Sebum. Merupakan faktor utama penyebab timbulnya
akne.
2) Genetik. Faktor herediter yang sangat berpengaruh pada besar dan aktivitas
kelenjar glandula sebasea. Apabila kedua orang tua mempunyai parut bekas
akne, kemungkinan besar anaknya akan menderita akne.
3) Usia. Umumnya insiden terjadi pada sekitar umur 14 17 tahun pada
wanita,
16 19 tahun pada pria dan pada masa itu lesi yang predominan adalah komeda
dan papul dan jarang terlihat lesi beradang penderita (Djuanda, Hamzah
dan Aisyah, 1999).
4) Jenis kelamin. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jenis kelamin
dan Akne vulgaris. (Nami, 2009).
5) Kebersihan wajah. Meningkatkan perilaku kebersihan diri dapat mengurangi
kejadian akne vulgaris pada remaja (Nami, 2009).
6) Psikis. Pada beberapa penderita, stres dan gangguan emosi dapat
menyebabkan

eksaserbasi

akne.

Kecemasan

menyebabkan

penderita

memanipulasi aknenya secara mekanis, sehingga terjadi kerusakan pada dinding


folikel dan timbul lesi yang beradang yang baru (Goggin et al, 1999).
7) Hormon endokrin:
a) Androgen. Konsentrasi testosteron dalam plasma penderita akne pria tidak
berbeda dengan yang tidak menderita akne. Berbeda dengan wanita, pada
testosteron plasma sangat meningkat pada penderita akne (Pochi, Frorstrom
& Lim James, 2006).
b) Estrogen. Pada keadaan fisiologi, estrogen tidak berpengaruh terhadap
produksi sebum. Estrogen dapat

menurunkan kadar gonadotropin yang

berasal dari kelenjar hipofisis. Hormon gonadotropin mempunyai efek


menurunkan produksi sebum.
c) Progesteron. Progesteron, dalam jumlah fisiologis tidak mempunyai efek
terhadap efektivitas terhadap kelenjar lemak. Produksi sebum tetap selama siklus
menstruasi, akan tetapi kadang-kadang progesteron dapat menyebabkan akne
premenstrual (Suyono, 2002).
Universitas Sumatera Utara

8) Diet. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak,
tidak dapat dipastikan akan terjadi perubahan pada pengeluaran sebum atau
komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang
kita makan.
9) Iklim. Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah
hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.
Bertambah hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh sinar
UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang sangat lembab dan
panas tersebut.
10)
Bakteria.
adalah

Mikroba

yang

terlibat

pada

terbentuknya

akne

corynebacterium acnes, Stafilococcus epidermidis, dan pityrosporum


ovale.
11) Kosmetika. Pemakaian bahan-bahan kosmetika tertentu seperti, bedak dasar
(faundation), pelembab (moisturiser), krem penahan sinar matahari (sunscreen),
dan

krem

malam

secara

terus

menerus

dalam

waktu

lama

dapat

menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo
tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu.
2.1.4 Patogenesis
Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan
kadang-kadang masih kontroversial. Ada empat hal penting yang berhubungan
dengan terjadinya akne :
1. Kelenjar minyak menjadi besar yaitu hipertropi dengan peningkatan
penghasilan sebum.
2. Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang
cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan membentuk plug (epitelium
folikular).
3.

Pertumbuhan

kuman,

propionibacterium

acnes

yang

cepat

(folikel polisebaceous) yang tersumbat akan memerangkap nutrient dan sebum


serta menggalakkan pertumbuhan kuman.
4. Inflamasi (radang) akibat hasil sampingan kuman propionibacterium
acnes.

Universitas Sumatera Utara

2.1.5 Gejala dan Tanda


Penderita biasanya mengeluh adanya erupsi kulit pada tempat-tempat
predileksi, yakni di muka, bahu, leher, dada, punggung bagian atas, dan lengan
bagian atas. Dapat disertai rasa gatal. Erupsi kulit berupa komedo, papul,
pustula, nodus, atau kista. Komedo lazim dikenal sebagai kepala hitam (komedo
terbuka) dan kepala putih (komedo tertutup) (Strauss, 1991). Isi komedo ialah
sebum yang kental atau padat. Isi kista biasanya pus dan darah.

Selain itu

bisa terlihat nodulus, infiltrasi granulomatosa dalam peradangan karena asam


lemak atau piokokus, jaringan parut dan keloid.
2.1.6 Penatalaksanaan akne vulgaris
Penatalaksanaan akne vulgaris meliputi usaha untuk mencegah terjadinya
erupsi (preventif) dan usaha untuk menghilangkan jerawat yang terjadi (kuratif).
Kedua usaha tersebut harus dilakukan bersamaan mengingat bahwa kelainan ini
terjadi akibat pengaruh berbagai faktor, baik faktor internal dari dalam
tubuh sendiri (ras, familial, hormonal), maupun faktor eksternal (makanan,
musim, stres) yang kadang-kadang tidak dapat dihindari oleh penderita
(Djuanda, Hamzah dan Aisyah, 1999).
2.2 Stres
2.2.1. Definisi Stres
Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses
berpikir dan kondisi seseorang (Handoko, 1997). Stres menyatakan dirinya dalam
bentuk penolakan, ketegangan, atau frustrasi, mengacaukan keseimbangan
fisiologis dan psikologis dan membuat kita sangat tidak seimbang. Stres
juga dapat diartikan sebagai suatu kondisi yang menekan keadaan psikis
seseorang dalam mencapai suatu kesempatan dimana untuk

mencapai

kesempatan tersebut terdapat batasan atau penghalang (Robbins, 2001).

Universitas Sumatera Utara

2.2.2. Klasifikasi dan Etiologi


1. Stres Kepribadian (Personality Stress). Stres kepribadian adalah stres yang
dipicu oleh masalah dari dalam diri seseorang. Berhubungan dengan cara
pandang pada masalah dan kepercayaan atas dirinya. Orang yang selalu
menyikapi positif segala tekanan hidup akan kecil resiko terkenal stres jenis yang
satu ini.
2. Stres Psikososial (Psychosocial Stress). Stres psikososial adalah stres yang
dipicu oleh hubungan relasi dengan orang lain di sekitarnya atau akibat situasi
sosial lainnya. Contohnya seperti stres adaptasi lingkungan baru, masalah cinta,
masalah keluarga, stres macet di jalan raya, diolok-olok, dan lain-lain.
3. Stres Bioekologi (Bio-Ecological Stress). Stres bio-ekologi adalah stres yang
dipicu oleh dua hal. Yang pertama yaitu ekologi atau lingkungan seperti polusi
serta cuaca dan yang kedua akibat kondisi biologis seperti akibat datang bulan,
demam, asma, jerawatan, tambah tua, dan banyak lagi akibat penyakit dan
kondisi tubuh lainnya.
4. Stres Pekerjaan (Job Stress). Stres pekerjaan adalah stres yang dipicu oleh
pekerjaan seseorang. Persaingan jabatan, tekanan pekerjaan, deadline, terlalu
banyak kerjaan, ancaman phk, target tinggi, usaha gagal, persaingan bisnis,
adalah beberapa hal umum yang dapat memicu munculnya stres akibat karir
pekerjaan.
5. Stres mahasiswa (Student stress). Dipicu oleh dunia perkuliahan. Dalam
dunia perkuliahan sendiri dikenal tiga kelompok stressor, yaitu stressor dari
area personal dan sosial, stressor dari gaya hidup dan budaya, serta stressor
yang datang dari faktor akademis kuliah itu sendiri (Rice, 1999).
2.2.3. Gejala dan tanda stres
Rasa takut

dan cemas dapat

melahirkan pikiran-pikiran positif

ataupun negatif. Hal positif seperti kewaspadaan dan pengharapan akan hal-hal
baru. Hal- hal negatif seperti ketidakpercayaan, penolakan, kemarahan, depresi
yang kemudian akan mempengaruhi fisik (psikosomatik) kita seperti timbulnya
kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kemerahan, insomnia, hilang nafsu makan,
tekanan darah tinggi, luka pada lambung, penyakit jantung, dan stroke.

Universitas Sumatera Utara

Gejala fisik yang umumnya dialami ketika mengalami stres adalah


jantung berdebar-debar, dan otot-otot menjadi tegang akibat dari rangsangan
hormon adrenalin, ruam kulit dan sakit kepala atau migren.
2.2.4. Pencegahan
Coping stres adalah usaha-usaha dari aspek pikiran dan sikap untuk
menguasai,

mengurangi, atau menetralkan stres (Folkman dan Lazarus,

1980). Antaranya adalah jangkar kehidupan yang kukuh dengan iman dalam
agama, rumah tangga yang diliputi kasih sayang, pekerjaan yang membuat rasa
berharga, teman-teman yang bisa mengangkat pemikiran dan memberi inspirasi,
kehidupan yang mempunyai tujuan, yang bisa menangkal stres.
Selain itu,sikap mental yang positif dengan bersikap terbuka dan positif
pada semua kejadian yang berlaku di sekitar kita. Pola hidup yang sehat dengan
menjaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olah raga secara
teratur. Teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa
membantu menghilangkan stres.
2.3. Hubungan stres dengan acne vulgaris
Antara psikis dan kondisi kulit , saling mempengaruhi. Kondisi
psikis dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan kulit dapat juga
berpengaruh terhadap psikis. Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran dengan tubuh
perlu diketahui, karena ada hubungan langsung antara susunan saraf pusat
dengan sistem imun. Innervasi bagian-bagian yang disyarafi serabut-serabut
simpatis nor adrenergic dari organ limfoid primer dan sekunder, neuropeptide
dan reseptor neurotransmiter pada sel-sel imun juga produksi sitokin yang
diaktivasi sel-sel imun dapat mempengaruhi fungsi otak.
Pikiran

negatif

dapat

mengakibatkan

perubahan-perubahan

patologis dalam fisik. Pikiran negatif ini dapat berkembang menjadi kepercayaan
yang salah yang tidak dapat diubah sehingga emosi menjadi beku dalam keadaan
negatif dan tubuh memasuki simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai
hasilnya, mekanisme

Universitas Sumatera Utara

homeostasis normal gagal berlangsung dan timbulah gejala seperti akne vulgaris
(Syamsuhadi dan Aliyah, 2002) .

Universitas Sumatera Utara

BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang akan dilakukakan (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan tujuan penelitian
di atas maka kerangka konsep penelitian dalam ini adalah :
Variabel Independen
Stres
-Ringan
-Sedang
-Berat

Variabel Dependen
Kejadian akne vulgaris
pada mahasiswa

3.2. Definisi Operasional


3.2.1. Definisi variable dependen
Variabel dependen yaitu akne vulgaris pada remaja. Akne vulgaris
merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang disertai dengan
pembentukan papula, pustula, dan abses terutama di daerah yang banyak
mengandung kelenjar sebasea.
3.2.2. Definisi variable indipenden
Variabel independen yaitu

stres pada mahasiswa. Stres adalah suatu

kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses berpikir dan kondisi


seseorang dan menggangu keseimbangan fisiologis dan psikologis dan membuat
seseorang sangat tidak seimbang. Mahasiswa adalah kalangan remaja yang
berumur antara 19-28 tahun yang memang dalam usia tersebut mengalami suatu
peralihan dari tahap remaja ke tahap dewasa (Susantaro, 2003)

Universitas Sumatera Utara

3.2.3 Tabel Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala
Ukur
Variabel

Definisi

Cara ukur

Operasional
Independen
Stres

Stres

adalah

ketegangan

suatu

yang

kondisi Wawancara

Alat

Skala

ukur

Ukur

Kuesioner*

Ordinal

Observasi

Nominal

mempengaruhi

emosi, proses berpikir dan kondisi


seseorang

dan

keseimbangan

menggangu

fisiologis

dan

psikologis dan membuat seseorang


sangat tidak seimbang.
Dependen
Akne
vulgaris

Akne vulgaris merupakan reaksi Wawancara


peradangan dalam folikel sebasea
yang disertai dengan pembentukan
papula, pustula, dan abses terutama
di daerah yang banyak mengandung
kelenjar sebasea.

*skor stress = < 75 ringan, 75-135 sedang, >135


berat
3.3 Hipotesis
Hipotesa dari penelitian ini adalah adanya hubungan antara stres dengan
kejadian akne vulgaris di kalangan remaja mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, yang bertujuan
menentukan hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris pada remaja
mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian

ini

telah

dilakukan

di

Fakultas

Kedokteran

Universitas Sumatera Utara, Medan, propinsi Sumatera Utara.


Lokasi ini dipilih berdasarkan kesesuaian penelitian yang dilakukan
oleh peneliti. Tempat ini memiliki populasi yang cukup besar dan
juga memiliki kr iteria-kr iteria

stres

yang

merupakan

salah

satu faktor dalam kejadian akne vulgaris.


4.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada semester 6 dan semester 7 yaitu
antara bulan Mei- November 2010.
4.3 Populasi dan Sampel Penelitian
4.3.1 Populasi
Populasi yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh
mahasiswa
Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara, Medan
angkatan
2007, 2008 dan 2009. Jumlah populasi pada penelitian ini adalah
sebanyak 1349 mahasiswa.

Universitas Sumatera Utara

4.3.2 Sampel
Sampel

yang

diambil memiliki kriteria

inklusi

yaitu

mahasiswa yang mengalami akne vulgaris dan membersihkan


wajah minimal 2 kali sehari. Kriteria ekslusi adalah mengalami
akne akibat riwayat genetik, makanan yang berminyak tinggi
dan berada di kondisi lingkungan

yang

lembab.

Adapun

jumlah sample yang akan diambil adalah menggunakan rumus


(Notoatmodjo, 2005).
n=

N
2

1 + N (d )
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat
diinginkan

kepercayaan/ketepatan

yang

Penghitungan besar sampel mahasiswa adalah seperti dibawah


ini. n =

1349
2

1 + 1349(0.1 )
n=

1349
14.49

n = 93.1
n = 93
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan
tingkat ketepatan relative adalah sebesar 10%, maka jumlah
sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah
93.1 orang yang akan dibundarkan menjadi 120 orang sampel
(Notoatmodjo,
2005). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
stratified

random

sampling.

Sampel

tersebut

kemudian

didistribusikan sama rata pada mahasiswa FK USU yang


berkarakteristik umum.
a.Mahasiswa/I angkatan 2007: 1/3 x 93 = 31 menjadi 40 orang.
b.Mahasiswa/I angkatan 2008: 1/3 x 93 = 31 menjadi 40 orang.
c.Mahasiswa/I angkatan 2009: 1/3 x 93 = 31 menjadi 40 orang
Universitas Sumatera Utara

4.4 Teknik Pengumpulan Data


4.4.1 Data Primer
Data yang telah digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari
sumber data. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Pengisian
dilakukan

kuesioner

secara langsung

penelitian.

oleh

oleh

responden

peneliti

terhadap

yang
sampel

Dalam penelitian ini sampel adalah mahasiswa

kedokteran angkatan 20072009 USU. Kuesioner telah diedarkan dan jawaban responden
dikutip pada hari yang sama.
4.4.2 Data Sekunder
Data ini
setambuk

adalah

jumlah populasi

mahasiswa

FK

USU

2007, 2008, dan 2009 yang didapatkan peneliti melalui bagian


pendidikan FK USU.
4.4.3 Instrumen Penelitian
Instrumen yang telah digunakan adalah lembar kuisioner (daftar
pertanyaan). Pertanyaan dibuat berdasarkan variable-variabel yang
akan diukur yang terdapat pada kerangka konsep penelitian iaitu
untuk mengetahui hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris.
Informed Consent telah diberi bersamaan dengan kuesioner
tersebut yang menjelaskan tujuan dilakukan penelitian. Pengisian
kuesioner oleh mahasiswa telah dilakuka n secara langsung,
sambil diperhatikan peneliti untuk memastikan tidak ada
kecurangan yang berlaku. Data yang diperoleh dianalisa, setelah
kuesioner dikembalikan oleh mahasiswa kepada peneliti.

Universitas Sumatera Utara

4.4.4 Uji Validitas dan Reliabilitas


Uji Validitas
Uji Validitas dilakukan pada 10 orang responden yang memiliki
karekteristik yang mirip dengan sampel. Kemudian akan diuji
korelasi antara skor tiap-tiap pertanyaan dengan skor total
kuestioner

tersebut.

Teknik

korelasi

yang

dipakai adalah

teknik korelasi product moment. Rumusnya adalah:


R = N (xv)-(xv)
{Nx-(x)} {Ny-(y)}
Uji Reliabilitas
Kuisioner yang telah selesai disusun akan diuji reliabilitasnya
dengan menggunakan uji Cronbach (Cronbach Alpha) dengan
menggunakan rumus:
k
k

S
= 1

1k- 1

ST

= koefisien alpha

= banyaknya butir pertanyaan

S = ragam skor butir pertanyaan ke-i


4.4.5. Teknik Penilaian/Scoring
Pertanyaan terdiri dari 54 soal untuk mengetahui hubungan stres
dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan

mahasiswa

kedokteran USU. Apabila jawaban responden memiliki skor < 75


terdapat stres yang rendah , skor 75-135 stres sedang, dan
skor
>135 stres berat.

Universitas Sumatera Utara

4.5. Rencana Pengolahan dan Analisa Data


Data diperoleh dari penelitian jawaban kuisioner responden. Analisa data yang
diperoleh dilakukan secara deskriptif dengan menggunakan program komputer
yaitu SPSS (Statistical Product and Service Solution for windows 17.0).Uji
validitas

tidak

dilakukan

pada

penelitian

ini

karena

kuesioner

yang

digunakan telah telah diuji validitas oleh penelti sebelumnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1

Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian


Penelitian

ini

dilakuka n

di

Fakultas

Kedokteran

Universitas

Sumatera Utara, Medan, yang berlokasi di jalan dr.Mansyur No.5 Medan,


Indonesia di mana fakultas ini merupakan salah satu fakultas kebanggaan di
Universitas Sumatera Utara. Fakultas Kedokteran USU dibuka pada tanggal
20 Agustus 1952 oleh yayasan Universitas Sumatera Utara, yang berlokasi di
Kelurahan Padang Bulan, Kecamatan Medan Baru. Kampus ini memiliki luas
sekitar 122 Ha, dengan zona akademik seluas sekitar 100 Ha yang berada di
tengahnya. Fakultas ini memiliki berbagai ruang kelas, ruang adminnistrasi,
ruang laboratorium, ruang skills lab, ruang seminar, perpustakaan, kedai
mahasiswa, ruang PEMA, ruang POM, kantin, kamar mandi, dan mushola.
5.1.2 Deskripsi Karekteristik Responden
Responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara angkatan 2007, angkatan 2008
dan angkatan 2009.

Jumlah responden yang terlibat dalam studi ini adalah

sebesar
120 responden yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Semua data
responden diambil dari data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari
sumber data secara metode kuesioner.

Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Akne Vulgaris


5.1.3.1 Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin
Data lengkap berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat pada tabel 5.1.
Tabel 5.1 Distribusi AkneVulgaris Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Laki-laki

Jumlah
JK

Perempuan
Jumlah

Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat

49

40,8

71

59,2

120

100,0

bahwa responden terbanyak

yang memiliki gejala akne vulgaris adalah responden dengan berjenis kelamin
perempuan yaitu seramai 71 mahasiswi.
5.1.3.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia
Data lengkap akne vulgaris berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia
Usia

Jumlah

(%)

18

6,7

19

20

16,7

20

34

28,3

21

39

32,5

22

15

12,5

23

2,5

25

0,8

120

100,0

Jumlah

Universitas Sumatera Utara

Berdasarkan tabel 5.2 dapat dilihat

bahwa responden terbanyak

yang memiliki karekteristik akne vulgaris yang terbanyak adalah responden


dengan usia
21 dan diikuti dengan usia 20 tahun. Responden terendah yang memiliki
karekteristik akne vulgaris adalah responden dengan usia 25 tahun dan diikuti
dengan usia 23 tahun.
5.1.4 Stres
5.1.4.1 Distribusi
Kelamin

Stres

Berdasarkan

Jenis

Data lengkap tingkat stres berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin

Tingkat Stres

Jumlah

Ringan

Sedang

Berat

Lelaki
(%)

18
15,0

26
21,5

5
4,1

49
40,6

Perempuan
(%)

30
25,0

33
27,5

8
6,9

71
59,4

Jumlah
(%)

48
40,0

59
49,0

13
11,0

120
100,0

Berdasarkan tabel 5.3 dapat dilihat

(%)

bahwa mahasiswa terbanyak

yang memiliki tingkat stres ringan, sedang dan berat adalah yang berjenis
kelamin perempuan.

Universitas Sumatera Utara

5.1.4.2 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Angkatan


Data lengkap tingkat stres berdasarkan angkatan dapat dilihat pada tabel
5.4
Tabel 5.4 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Angkatan
Stres

Angkatan
2008
2009
17
20
42,5
50,0

Jumlah
(%)
48
40,0

Ringan
(%)

2007
11
27,5

Sedang
(%)

23
57,5

19
47,5

17
42,5

59
49,2

Berat
(%)

6
15,0

4
10,0

3
7,5

13
10,8

Jumlah
(%)

40
100,0

40
100,0

40
100,0

Berdasarkan tabel 5.4 dapat dilihat

120
100,0

bahwa angkatan terbanyak yang

memiliki tingkat stres sedang dan berat adalah responden angkatan 2007. Stres
ringan didapati paling banyak pada angkatan 2009 dan stres ringan paling
terendah pada angkatan 2007.

Universitas Sumatera Utara

5.1.5 Hasil Analisa Statistik


Untuk mengetahui hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris
mengikut angkatan pada mahasiswa, peneliti menggunakan uji chi square.
Hasil uji chi square dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 5.5 Distribusi Akne vulgaris dengan stres
Akne Vulgaris
Stres ( f )
Jumlah
(+)
Ringan Sedang Berat
2007

11

23

40

2008

17

19

40

2009

20

17

40

Jumlah

48

59

13

120

Dari hasil analisa uji chi square dengan bantuan SPSS versi 17.0, p value
adalah 0,032 (dengan taraf kepercayaan = 0,05). Artinya, peneliti percaya
bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

5.2

Pembahasan

5.2.1 Distribusi akne vulgaris dan stres


Penelitian

ini

dilakuka n

untuk

mengetahui

hubungan

stres

dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa angkatan 20072009 di Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan sejak
bulan Mei
2010 dan didapatkan

semua mahasiwa yang memiliki stres mengalami

akne vulgaris. Penelitian ini menunjukkan angka prevalensi akne vulgaris yang
tinggi pada mahasiswa perempuan seperti dalam tabel 5.1. Angka insidensi
akne vulgaris yang tinggi pada mahasiswi perempuan dibandingkan dengan
mahasiswa laki-laki adalah mungkin disebabkan oleh jumlah populasi mahasiswa
perempuan yang lebih tinggi dibandingka n mahasiswa laki-laki. Ini dapat
dibuktikan dengan data populasi yang didapatkan dari bahagian pendidikan yaitu
pada angkatan 2007 mahasiswa perempuan adalah seramai 269 orang
dibandingkan mahasiswa laki- laki yaitu sebanyak 205 orang. Data populasi
menunjukkan rata-rata jumlah mahasiswa perempuan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara adalah sekitar 55% dibandingkan mahasiswa lakilaki.
Selain itu, angka prevalensi akne pada mahasiswa perempuan lebih tinggi
dari laki-laki adalah mungkin disebabkan oleh faktor lain selain stres antaranya
adalah faktor perubahan hormonal akibat siklus menstruasi setiap bulan.
Suyono,
2002 pada penelitiannya telah mengatakan kadang-kadang hormon progesteron
dapat menyebabkan akne premenstrual, walaupun produksi sebum tetap selama
siklus menstruasi.

Kadang

pada wanita akne vulgaris menetap sampai

dekade umur tiga puluhan atau bahkan lebih (Harahap, 2000). Faktor menstruasi
masih mempengaruhi hasil penelitian karena faktor tersebut tidak disingkirkan
sebagai kriteria eksklusi pada penelitian ini.
Jika dilihat dari segi faktor usia, semua golongan umur mahasiswa
mengalami akne vulgaris. Namun, prevalensi akne vulgaris lebih tinggi pada
usia
20 hingga 21 tahun seperti yang disajikan dalam tabel 5.2. Dari survei yang
dijalankan di Indonesia oleh kelompok studi Dermatologi Kosmetika Indonesia,
terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007. Dari

Universitas Sumatera Utara

kasus 2007, kebanyakan penderitanya adalah remaja dan dewasa muda


yang

Universitas Sumatera Utara

berusia 11 hingga 30 tahun. Namun, menurut Yuindartanto (2009) akne vulgaris


sering dijumpai pada wanita yang berusia 14 hingga 17 tahun dan pada
pria berusia 16 hingga 19 tahun. Ini ditambah dengan penelitian Nami (2009),
terjadinya insidens akne vulgaris sekitar umur 16 hingga 17 tahun bagi wanita
dan
16 hingga 19 tahun bagi pria. Hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang
didapatkan seperti dalam table 5.2 karena rata-rata usia mahasiswa di fakultas
kedokteran adalah antara 20 hingga 21 tahun yaitu sekitar 60%.
Pada tabel 5.3 dapat dilihat bahwa responden terbanyak yang memiliki
tingkat stres ringan, sedang dan berat adalah responden dengan berjenis kelamin
perempuan. Tidak ada penelitian yang membuktikan faktor jenis kelamin
mempengaruhi kejadian stres pada mahasiswa. Namun, kejadian stres pada
kedua- dua jenis kelamin dipengaruhi oleh berbagai faktor. Antaranya, dunia
perkuliahan yang kompleks dan ditambah dengan grafik usia para mahasiswa
yang pada umumnya berada dalam tahap remaja hingga dewasa muda
menyebabkan mahasiswa masih labil dalam hal kepribadiannya, sehingga dalam
menghadapi masalah, mahasiswa cenderung terlihat kurang berpengalaman yang
akhirnya memicu stress (Santrock, 2006). Mahasiswa mengalami masalah sosial,
fisik dan ekonomi seperti bergaul dengan teman dan pacar, mengembangkan
bakat dan minat pada kegiatan non-akademis, kekurangan uang yang memberi
dampak negatif pada psikis mahasiswa sehingga terjadi stress.
Bagi mahasiswa angkatan 2007, mengalami stres yang lebih tinggi seperti
dalam tabel 5.4 jika dibandingkan dengan angkatan lain karena mereka menjalani
dunia perkuliahan yang lebih kompleks seperti jadwal kuliah yang padat, ujian,
tutorial, praktikum, prestasi akademik yang kurang memuaskan, persiapan
memasuki koas dan pola tidur yang tidak teratur sehingga mengalami
kondisi yang tertekan ataupun stres.

Universitas Sumatera Utara

5.2.2 Hubungan akne vulgaris dengan stres


Dari hasil penelitian didapati terdapat hubungan antara stres dengan
terjadinya akne vulgaris seperti dalam tabel 5.5. Hubungan stres dengan akne
vulgaris diperoleh dengan metode analisa chi-square. Didapati semua mahasiswa
yang memiliki jerawat mengalami stres. Hasil penelitian sesuai dengan teori
Syamsulhadi dkk (2002), faktor psikis ini dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya
keadaan kulit dapat juga berpengaruh terhadap jiwa. Dengan kondisi stres,
berlaku pengeluaran hormon adrenalin yang dalam tubuh merangsang keluarnya
zat-zat lain yang pada akhirnya mempengaruhi aliran darah, peningkatan sekresi
asam dilambung dan gangguan pada aliran saraf sehingga muncul gejala-gejala
pada fisik seperti akne vulgaris (Supriatna, 2001).
Stres yang diukur adalah pada tingkat ringan, sedang dan berat dengan
menggunakan kuesioner yang sudah divalidasi oleh penelitian sebelumnya.
Namun rata-rata tingkat stres yang dialami oleh mahasiswa adalah stres sedang.
Hal ini berbeda dengan penelitian Nami (2009), yang menunjukkan bahwa
kejadian akne vulgaris pada tingkat stres tinggi lebih tinggi daripada tingkat stres
sedang dimana 64,7 % mengalami tingkat stres tinggi dan 27,94 % mengalami
tingkat stres sedang. Ini menunjukkan bahwa masih terdapat faktor lain
yang masih tidak dapat

dihindari walaupun responden memiliki kriteria

inklusi dan eksklusi.


Stres sedang adalah rata-rata tingkat stres terbanyak dialami oleh
mahasiswa yang memiliki jerawat. Hasil diperoleh sedemikian karena
penelitian ini hanya bersifat observasional dalam meneliti hubungan stres dan
jerawat dalam jangka waktu yang singkat. Sebaiknya, kejadian akne vulgaris
akibat stres pada mahasiswa harus ditinjau dari saat mulai dunia perkuliahan
sehingga tamat perkuliahan. Maka, peneliti menyarankan metode penelitian
cohort yang bersifat retrospektif untuk memperoleh hasil yang lebih akurat bagi
penelitian selanjutnya.

Universitas Sumatera Utara

BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1

Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan :
a.

Akne

vulgaris

paling

tinggi

terjadi

pada

mahasiswa

perempuan yaitu sebanyak 59,2% dan usia terbanyak adalah


20 hingga 21 tahun (60,8%) dengan tingkat stres yang sedang
(49,2%).
b. Dengan demikian, ternyata terdapat hubungan antara stres dengan
kejadian akne vulgaris di kalangan mahasiswa dan pertumbuhan
akne

vulgaris tidak

hanya semata-mata dipengaruhi oleh

faktor stres saja.


6.2

Saran
a) Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk
meneliti faktor lain yang menyebabkan akne vulgaris pada
seseorang karena terjadinya akne vulgaris tidak hanya diukur dari
faktor stres saja. Penelitian yang dapat dilakukan adalah dengan
metode penelitian cohort untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat.
b) Penelitian menyarankan agar pihak

fakultas

melaksanakan

manajemen stres secara efektif pada mahasiswa melalui motivasi


dan kaunseling demi kepentingan pencegahan stres dan akne
vulgaris.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA
Adhi, D., Hamzah, M., Aisyah, S., (1999). Akne vulgaris. Dalam: Ilmu Penyakit
Kulit Dan Kelamin, Edisi 3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Al-Hoqail, I.A.,2003. Knowledge, beliefs and perception of youth toward
acne vulgaris, Saudi Med Journal. Available from:
http://www.smj.org.sa/reprint/352/14/1463
[ Accessed: April 15, 2010]
American Family Physician, 2004. Acne. USA: American Family Physician.
Available From:http://www.aafp.org/afp/20040501/2135ph.ht ml
[ Accessed: April 17, 2010]
Andrianto, P., dan Sukardi, E., 1988, Kapita Selekta Dermato-Venerologi, Akne
Vulgaris, EGC, Jakarta.
Arikunto, S., 2007. Analisis Data Penelitian Deskriptif. Dalam: Arikunto, S., ed.
Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 262-296.
Brown, et al, 1998. Acne Vulgaris, State University of New York Health Science
Center. Available from: http://cks.library.nhs.uk/acces?
catalog=login&returnur1=http%3a2f%2fck s. library.nhs.uk% 2facne
vulgaris%2fevidence%2freferences
[ Accessed: April 17, 2010]

Cordain, L., Hurtado, M., Eaton, S.B., 2002. Acne Vulgaris: A disease of
Western Civilization, Colorado State University. Available from:
http://www.thepaleodiet.com/art isles/Acne%20vulgaris.pdf
[ Accessed: April 17, 2010]

Universitas Sumatera Utara

Efendi, Z., 2003. Peranan Kulit dalam Mengatasi Terjadinya Akne Vulgaris.
Available from:
http://library.usu.ac. id/download/fk/histologizukesti3.pdf [ Accessed: April 19, 2010]
Finaly, A.Y., 2000. Clinical Efficacy of Adapalene. In: Griffiths,
C.E.M.,Ortonne, J.P. (EDS).2000. Journal of Dermatological Treatment.
University of Wales:College of Medicine, Cardiff: 9-12
Folkman, L., et al. (1980). Psyhososial impact of acne vulgaris. evaluation of the
relation between a change in clinical acne severity and psychosocial
state. Dermatology. 2001: 203(2):124-30.
Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Acne Vulgaris. Dalam: Graham, B. Brown.
Burns, ed. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga.
Goggin et al, (1999). A histological and immunocytochemical study of early
acne lesions. Br J Dermatol;118(5):651-9.

Harahap, M. (2000). Aspek psikis dan Akne Vulgaris. Dalam: Harahap, M. ed.
Ilmu Penyakit Kulit Psikologis. Jakarta.
Harper, J.C., 2008. Acne Vulgaris. Department of Dermatology, University
of Alabama at Birmingham. Available from:
http://emedicine.medscape.co m/art icle/1069804-overview
[ Accessed: April 17, 2010]
Lubis DB. (1989). Stress. Dalam: Lubis, DB, ed. Pengantar Psikiatri
Klinik.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Indonesia.

Universitas Sumatera Utara

Murti Bhisma. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi,edisi kedua jilid Pertama
Penerbit Gajah Mada University Press.2003;226-246.

Notoatmodjo, S., 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan : Rineka Cipta.


Nursalam, Jakarta.
Rice, 1999. Stress dari dunia perkuliahan. Available from:
http://adln.stress.ac.id/go.php?id=gdlhub-gdl-s1-1999-11126
[ Accessed: April 17, 2010]
Saifuddin, A., 2003. Sikap Manusia dan Perubahannya. Dalam: Azwar
Saifuddin., ed. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Sastroasmoro S, Ismael S. 2002. Dasar-dasar Metodologi Penelitian Klinis Edisi
2; perpustakaan Nasional RI, Katalog Dalam Terbitan, Jakarta.
Siregar , R. S., (2001). Akne Vulgaris, Atlas Berwarna Saripati Penyakit
Kulit, Ed. Carolin wijaya & Peter Anugrerah, Cetakan III, EGC,
Jakarta.
Suyono, B. 2002, Stress sebagai Salah satu Sebab Ganggua n Menstruasi.
Seminar Kelainan menstruasi. Bag/SMF Obstetri dan Ginekologi FK
UNDIP/RSUP Dr. Kariadi; 11 Mei 2002; Semarang 2002

Strauss, J. S., 1991, Acne & Rosacea, Dermathology, Ed. Milton Orkin,
dkk., first edition, Alarge

Medical Book, Hall International Inc.,

Minnesota, pg:332-339.
Syamsulhadi, Aliyah.M (2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Syamsulhadi., ed.
Simposium Acne Tinjauan Klinis dan Psikologis Serta
penatalaksanaannya. Surabaya Jakarta.

Universitas Sumatera Utara

Thiboutot, D.M., 200. The Role of Follicular Hyperkeratinization in Acne. In:


Griffiths, C.E.M., Ortonne, J.P. (EDS). 2000. Journal of Dermatological
Treatment. Section of Dermatology Pennsylvania State University,
Pennsylvania: 5-8.
Nami, U., 2009. Hubungan Tingkat Stress Dan Kebersihan Diri dengan
Akne vulgaris. Available from:
http://adln. lib.unair.ac. id/go .php?id=gd lhu b-gdl-s1-2009-utamina mi1126 [ Accessed: April 17, 2010]
Wasitaatmadja, S., 2002, Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofema, Ilmu
Penyakit kulit Dan Kelamin, Ed. Adhi Djuanda, Edisi ke-3, Cetak ulang
2002 dengan perbaikan, FKUI.
Widjaja, E., 2000. Rosasea dan Akne Vulgaris, Ilmu Penyakit Kulit, Ed. Marwali
Harahap, Cetakan 1, Hipokrates, Jakarta.
Yuindartanto, A., 2009. Acne Vulgaris. Available from:
http://yumizone.wordpress.com/2009/01/01/acne/
[Accessed: 17 April, 2010]
Zouboulis ChC, Bohm M (2004). Neuroendocrine regulation of sebocytes-a
pathogenetic link between stress and acne, Zouboulis ed, Dermatol.
Blackwell Munksgaard,31-35.

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama

: Nitya Perumal

Tempat / Tanggal Lahir

: Malaysia / 24 Mei 1986

Agama

: Hindu

Alamat
Sehat, dr.Mansyur

: No. 26 Rumah Horniman, Jalan Gg


Medan, 20155-Indonesia.

Riwayat Pendidikan

: 1. Tadika Perpaduan Selama, Kedah


2. Sekolah Kebangsaan Jalan Selama, Kedah
3. Sekolah Menengah Kebangsaan Serdang, Kedah
3. SMA Raksana Medan, Jalan Gajahmada

Riwayat Pelatihan

: 1. Seminar Presentasi Proposal Karya Tulis Ilmiah


2. Seminar Komisi Etik Penelitian Kesehatan
3. Pelatihan Bencana Bulan Sabit Merah, Malaysia

Riwayat Organisasi

: 1. Ahli PKPMI

Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED
CONSENT)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini,


Telah mendapatkan penjelasan sepenuhnya mengenai penelitian,
Judul penelitian

: Hubungan stres dengan akne vulgaris di kalangan mahasiswa


FK USU Angkatan 2007 - 2009.

Nama peneliti

: Nitya Perumal

Jenis penelitian

Deskriptif-analitik

Lokasi penelitian

: Universitas Sumatera Utara,Medan

Dengan ini saya menyatakan bersedia untuk mengikuti penelitian.

Medan,.2010

(nama dan tanda tangan)

KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Stres dengan terjadinya Akne Vulgaris di kalangan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Angkatan 2007-2009.

Karakteristik responden
Nim:
Umur :
Jenis kelamin :
Lembar kuesioner:

Tidak pernah = 0

Sering = 3

Sangat jarang = 1

Sangat sering = 4

Beberapa kali = 2

Hampir setiap saat =5

Apakah anda pernah mengalami masalah seperti berikut dalam hidup anda?
Pertanyaan
1.

Kelakuan yang menjengkelkan (misalnya: kebiasaan, sifat)

2.

Kecelakaan/ kecanggungan/ kesalahan (misalnya: menumpahkan minuman,


terjatuh)

3.

Perlakuaan sosial yang menjengkelkan dari orang lain (misalnya: kasar, tidak
diperhatikan, diskriminasi jenis kelamin/ suku)

4.

Penampilan diri (misalnya: menemukan ciri-ciri yang tidak menarik,


masalah kerapian)

5.

Kegiatan olahraga (misalnya: masalah penampilan, tuntutan waktu)

6.

Tagihan/ pengeluaran yang berlebihan

7.

Kebosanan (seperti: tidak ada kegiatan, kegiatan yang tidak menarik)

8.

Masalah kendaraan (seperti: mogok, perbaikan)

9.

Berada di keramaian/ kumpulan orang banyak, misalnya: di pesta, di tempat


belanja, dsb.

10.

Kencan (misalnya: menemukan kekurangan, pasangan yang tidak menarik)

skor

11.

Lingkungan (misalnya: keadaan tempat tinggal atau bekerja)

12.

Ujian (misalnya: masa-masa persiapan, saat menempuh ujian)

13.

Olah raga pagi (misalnya: rutinitas yang tidak menyenangkan, waktu


pengerjaannya)

14.

Kelompok ekstrakurikuler (misalnya: aktivitasnya, tanggungjawabnya)

15.

Ketidaktersediaan fasilitas/ sumber (misalnya: bahan pustaka, komputer)

16.

Keluarga: kewajiban atau aktivitas.

17.

Keluarga: masalah hubungan, hal-hal menjengkelkan.

18.

Khawatir terhadap keselamatan fisik (misalnya: ketika berjalan sendiri, saat


berada di pesawat atau mobil).

19.

Kesehatan: menemukan kondi si fisik yang kurang sehat.

20.

Makanan (misalnya: makanan yang tidak menarik).

21.

Kelupaan mengerjakan sesuatu (misalnya merekam acara TV, mengirim


kartu ucapan, mengerjakan PR)

22.

Teman/ sebaya: masalah hubungan, kejengkelan.

23.

Rencana masa depan (misalnya keputusan karir atau pernikahan).

24.

Bangun awal (misalnya untuk menghadiri kelas atau bekerja).

25.

Pacar: masalah hubu ngan, kejengkelan.

26.

Target/ tugas: belum selesai.

27.

Nilai (misalnya dapat nilai rendah).

28.

Gejala kesehatan (misalnya flu, tifus, alergi, sakit kepala).

29.

Tempat tinggal (mencari atau pindah) .

30.

Ketidakadilan (melihat kejadiannya atau langsung menjadi korban).

31.

Pekerjaan: (mencari atau dalam tahap interview).

32.

Masalah pekerjaan: tuntutan dan hal-hal yang menjengkelkan.

33.

Keterlambatan (misalnya: untuk janji temu atau kelas)

34.

Kehilangan atau salah meletakkan barang (misalnya: kunci, buku)

35.

Perawatan medis/ gigi (misalnya: merasa kurang nyaman, masalah waktu)

36.

Uang: kekurangan

37.

Pengalaman atau tantangan baru: keterlibatan.

38.

Keributan orang lain/ hewan.

39.

Cara berbicara/ berbicara di depan umum.

40.

Masalah parker (misalnya: di kampus, di tempat kerja, di rumah).

41.

Urusan pribadi: merasa kurang.

Universitas Sumatera Utara

42.

Profesor/ pelatih (misalnya tidak adil, tuntutan, ketidakhadiran)

43.

Mendaftar untuk atau memilih mata kuliah yang mau diambil.

44.

Teman sekamar atau serumah: masalah hubungan, hal-hal yang


menjengkelkan.

45.

Tugas sekolah (misalnya: pengerjaan tugas akhir, bacaan yang


membosankan/ materi yang sulit, rendahnya motivasi).

46.

Tertular penyakit seksual (misalnya: khawatir, usaha untuk mengurangi


resiko STDs/ HIV).

47.

Penampilan Tim Olahraga/ Selebritis (misalnya: atlit favorit atau kekalahan


tim)

48.

Tugas sehari-hari yang membosankan (misalnya: belanja, membersihkan


rumah)

49.

Tuntutan waktu/ batas waktu.

50.

Masalah lalu lintas (misalnya: pengemudi yang tidak hati-hati, macet).

51.

Tiket lalu lintas: mendapatkan (misalnya: pelanggaran mengemudi atau


parkir).

52.

Menunggu (misalnya: untuk janji temu, antrian).

53.

Masalah cuaca (misalnya: salju, panas, lembab, badai).

54.

Manajemen berat badan/ diet (misalnya: tidak sesuai dengan rencana).

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6
NAMA
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
AK
AL
AM
AN
AO

JENIS
TOTA
TINGKA
L
T
UMUR SETAMBU KELAMIN
SKOR
STRES
K
23
200 LAKI-LAKI
100 SEDAN
7
22
200
PEREMPUA
130 G
SEDAN
7
N
22
200 LAKI-LAKI
86 G
SEDAN
7
20
200 LAKI-LAKI
109 G
SEDAN
7
G
20
200
LAKI-LAKI
83 SEDAN
7
G
20
2007 LAKI-LAKI
142 BERAT
21
2007 PEREMPUA
74 RINGA
N
20
2007 PEREMPUA
188 N
BERAT
N
21
2007 LAKI-LAKI
87 SEDAN
G
21
2007 LAKI-LAKI
114 SEDAN
21
2007 LAKI-LAKI
88 G
SEDAN
G
21
2007 PEREMPUA
80 SEDAN
N
20
2007 LAKI-LAKI
88 G
SEDAN
21
2007 LAKI-LAKI
58 G
RINGA
21
2007 PEREMPUA
148 N
BERAT
N
19
200 PEREMPUA
73 RINGA
7
N
21
200 PEREMPUA
63 N
RINGA
7
N
N
20
200
PEREMPUA
43 RINGA
7
N
20
200 LAKI-LAKI
39 N
RINGA
7
N
21
200
LAKI-LAKI
82 SEDAN
7
20
200 PEREMPUA
165 G
BERAT
7
N
22
200 LAKI-LAKI
91 SEDAN
7
G
21
200
LAKI-LAKI
125 SEDAN
7
20
200 PEREMPUA
93 G
SEDAN
7
N
G
21
200
PEREMPUA
100 SEDAN
7
N
G
20
200 LAKI-LAKI
101 SEDAN
7
22
2007 LAKI-LAKI
81 G
SEDAN
G
21
2007 PEREMPUA
79 SEDAN
N
20
2007 PEREMPUA
84 G
SEDAN
N
G
20
2007 PEREMPUA
88 SEDAN
N
23
2007 LAKI-LAKI
149 G
BERAT
22
200 PEREMPUA
55 RINGA
7
N
N
20
200
PEREMPUA
48 RINGA
7
N
25
200 LAKI-LAKI
17 N
RINGA
7
N
23
200
PEREMPUA
11 RINGA
7
N
19
200 PEREMPUA
56 N
RINGA
7
N
22
200 LAKI-LAKI
79 N
SEDAN
7
G
21
200
PEREMPUA
105 SEDAN
7
N
19
200 PEREMPUA
136 G
BERAT
7
N
21
200
PEREMPUA
97 SEDAN
7
22
200 N
LAKI-LAKI
46 G
RINGA
8
N

Universitas Sumatera Utara

AP
AQ
AR
AS
AT
AU
AV
AW
AX
AY
AZ
BA
BB
BC
BD
BE
BF
BG
BH
BI
BJ
BK
BL
BM
BN
BO
BP
BQ
BR
BS
BT
BU
BV
BW
BX
BY
BZ
CA
CB
CC
CD
CE
CF
CG

22
22
21
22
21
21
21
20
22
21
22
21
20
18
20
21
19
19
18
20
21
20
21
20
20
21
22
20
21
22
21
20
19
18
20
21
20
18
19
22
20
20
19
21

200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9

PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN

127
64
81
97
106
21
91
18
100
81
93
31
135
91
82
98
54
45
111
136
63
42
54
136
49
80
57
107
97
88
49
35
100
120
76
24
158
70
64
105
110
114
141
120

SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
BERAT
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
BERAT
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
BERAT
RINGA
N
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
BERAT
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
BERAT
SEDAN
G

Universitas Sumatera Utara

CH
CI
CJ
CK
CL
CM
CN
CO
CP
CQ
CR
CS
CT
CU
CV
CW
CX
CY
CZ
DA
DB
DC
DD
DE
DF
DG
DH
DI
DJ
DK
DL
DM
DN
DO
DP

19
19
21
20
20
19
21
20
19
21
21
20
21
18
20
19
21
19
20
21
19
19
18
20
19
21
21
20
19
19
21
18
18
19
21

200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9

LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI

151
100
116
74
24
58
69
121
157
19
70
118
86
105
26
45
53
81
95
42
17
81
81
58
89
115
11
22
56
35
87
49
72
54
32

BERAT
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
BERAT
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 7
Statistics
JENISKELAMIN
N

Valid
Missing

UMUR

120

120

JENISKELAMIN
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

LAKI-LAKI

49

40.8

40.8

40.8

PEREMPUAN

71

59.2

59.2

100.0

120

100.0

100.0

Total

UMUR
Frequency
Valid

Percent

Valid Percent

Cumulative Percent

18

6.7

6.7

6.7

19

20

16.7

16.7

23.3

20

34

28.3

28.3

51.7

21

39

32.5

32.5

84.2

22

15

12.5

12.5

96.7

23

2.5

2.5

99.2

25

.8

.8

100.0

120

100.0

100.0

Total

Universitas Sumatera Utara

TINGKATSTRES * JENISKELAMIN Crosstabulation


JENISKELAMIN
PEREMPUAN

LAKI-LAKI
TINGKATSTRES

RINGAN

Count
% of Total

SEDANG

Count
% of Total

BERAT

Count
% of Total

Total

Count
% of Total

Total

18

30

48

15.0%

25.0%

40.0%

26

33

59

21.7%

27.5%

49.2%

13

4.2%

6.7%

10.8%

49

71

120

40.8%

59.2%

100.0%

Chi-Square Tests
Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

.776

Likelihood Ratio

.507

.776

Linear-by-Linear Association

.135

.713

N of Valid Cases

120

Pearson Chi-Square

.507

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.31.

Case Processing Summary


Cases
Valid
N
SETAMBUK DENGAN *

Missing
Percent

120

100.0%

Total
Percent

N
.0%

Percent
120

100.0%

TINGKATSTRES

Universitas Sumatera Utara

AKNE IKUT SETAMBUK * TINGKATSTRES Crosstabulation


TINGKATSTRES
SEDANG

RINGAN
AKNE VULGARIS

2007

IKUT SETAMBUK

Count

23

40

9.2%

19.2%

5.0%

33.3%

17

19

40

14.2%

15.8%

3.3%

33.3%

20

17

40

16.7%

14.2%

2.5%

33.3%

48

59

13

120

40.0%

49.2%

10.8%

100.0%

Count
% of Total

2009

Count
% of Total

Total

Count
% of Total

Total

11

% of Total
2008

BERAT

Chi-Square Tests
Value

df

Asymp. Sig. (2-sided)

.032

Likelihood Ratio

4.740

.031

Linear-by-Linear Association

4.217

.063

Pearson Chi-Square

N of Valid Cases

4.651

120

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai