Oleh:
NITYA PERUMAL
NIM: 070100473
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2010
LEMBAR PENGESAHAN
Pembimbing,
Penguji I,
...............................................
(Dr. Hemma Yulfi, DAP&E, Med.Ed)
NIP:197410192001122001
.......................................
(dr. Sufitni, M.Kes)
NIP: 197204042001122001
................................................... (Prof.Dr.dr.Gontar
Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH) NIP:19540220198011-1-001
ABSTRAK
Latar belakang: Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal
yang selalu mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa
muda. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari unit folikel sebasea yang
sering dijumpai, terutama terjadi pada masa remaja. Akne diderita oleh 95-100%
remaja laki-laki dan 83-85% remaja perempuan. Akne vulgaris merupakan
penyakit kulit yang multifaktoral, beberapa faktor yang mempengaruhi antara
lain adalah faktor stres. Pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang
padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami
kondisi stres yang tinggi. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon
adrenalin dalam tubuh yang merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada
akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti
akne vulgaris. Maka, penelitian ini telah dilakuka n untuk mengetahui
hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa.
Tujuan: Adalah untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2007-2009. Metode yang digunakan adalah penelitian
deskriptif analitik. Lokasi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Sampel berjumlah 120 orang yang dipilih dengan cara stratified
random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara proposional
berdasarkan angkatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Analisia data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil: Terdapat hubungan antara stres dan akne vulgaris (p=0,032).
Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa perempuan lebih tinggi 59,2% daripada
mahasiswa lelaki 40,8 %.
Diskusi: Penelitian menuunjukkan terdapat hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa. Penelitian mengharapkan pihak
Universitas melakukan
manajeman
stres
dengan
efektif
dan
memperhatikan masalah kesehatan kulit di kalangan mahasiswa untuk mengur
angi insidensi akne vulgaris.
Kata kunci:
kedokteran,
akne
vulgaris,
stres,
mahasiswa
ABSTRACT
Background: Acne or acne vulgaris has always been well concerned
among teenagers and adolescent age. Acne vulgaris is a common disorder of the
follicle sebaceous unit that predominantly occurs in adolescence. Acne vulgaris
which is suffered by 95 to 100 percent boys and 83 to 85 percent girls. This skin
disease is caused by multifactoral of skin disease, which is stress. With the
increased studying burden, packed time table and inadequate sleep has caused
medical students in University of North Sumater undergo extensive amount of
stress in their life. Stress causes body to release adrenalin hormone which will
induced other chemical subtances in blood circulation to rise physical symptoms
such as acne. So,this study examined the relationship between stress and acne
among students.
Objective: This study was conducted to examine the relationship between stress
and acne vulgaris among medical students of University North Sumatera 20072009 batch. This research which is located in University North Sumatera,
using
120 sample of students with acne by stratified random sampling technique.
Samples distributed proportionally based on their batch. Data were collected by
utilizing questionnaires and analyzed by using descriptive statistic.
Result: Result shows that there was significant relationship between stress and
acne vulgaris (p=0.032). The incidence of acne vulgaris is higher among girls
59,2% compare than boys 40,8%.
Discussion: There is a significant relationship between stress and acne vulgaris
among students. It is expected of the University to manage students stress
effectively to prevent stress and acne among students.
Key word: acne, stress, medical students
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
kurnia dan
izinNya skripsi
yang
berjudul Hubungan
Stres dengan
ini dapat
diselesaikan. Skripsi ini dibuat untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan sarjana kedokteran Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa semua usaha yang telah dilakukan merupakan
hasil kerjasama yang baik dari semua pihak yang telah membantu. Untuk itu,
penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara, Prof. Gontar A.
Siregar, Sp.PD. KGEH atas izin penelitian yang telah diberikan.
2.
5.
6.
skripsi
ini.
Oleh
karena
itu,
penulis
sangat
Nitya Perumal
070100473
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN........................................................................ i
ABSTRAK................................................................................................... ii
ABSTRACT................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR................................................................................ iv
DAFTAR ISI............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL.......................................................................................
viii DAFTAR GAMBAR..................................................................................
ix DAFTAR LAMPIRAN...............................................................................
x
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah........................................................................ 3
1.3 Tujuan Penelitian........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................... 3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Akne vulgaris ...........................................................................
2.1.1 Definisi Akne Vulgaris...
2.1.2 Klasifikasi Akne Vulgaris..
2.1.3 Faktor Resiko dan Etiologi Akne vulgaris ...
2.1.4 Patogenesis Akne Vulgaris.
2.1.5 Gejala dan tanda Akne Vulgaris.
2.1.6 Penatalaksanan Akne Vulgaris
4
4
4
5
6
7
7
7
8
8
9
9
2.2 Stres
DAFTAR TABEL
Nomor
Judul
Halaman
21
DAFTAR GAMBAR
Nomor
Judul
Halaman
11
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor
Lampiran 1: Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 2: Surat Persetujuan Komisi
Etik Lampiran 3: Surat Content Validity
Lampiran 4: Surat Informed Consent
Lampiran 5: Lembar Kuesioner
Lampiran 6: Lembar Data Induk
Lampiran 7: Output SPSS
ABSTRAK
Latar belakang: Jerawat atau akne vulgaris sampai saat ini selalu menjadi hal
yang selalu mendapat perhatian baik dari kalangan remaja atau dewasa
muda. Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari unit folikel sebasea yang
sering dijumpai, terutama terjadi pada masa remaja. Akne diderita oleh 95-100%
remaja laki-laki dan 83-85% remaja perempuan. Akne vulgaris merupakan
penyakit kulit yang multifaktoral, beberapa faktor yang mempengaruhi antara
lain adalah faktor stres. Pada remaja Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban belajar yang tinggi, jadwal yang
padat dan pola tidur yang tidak teratur menyebabkan mereka mengalami
kondisi stres yang tinggi. Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon
adrenalin dalam tubuh yang merangsang keluarnya zat-zat lain yang pada
akhirnya mempengaruhi aliran darah sehingga muncul gejala-gejala fisik seperti
akne vulgaris. Maka, penelitian ini telah dilakuka n untuk mengetahui
hubungan stres dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa.
Tujuan: Adalah untuk mengetahui tentang hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara Angkatan 2007-2009. Metode yang digunakan adalah penelitian
deskriptif analitik. Lokasi penelitian di Fakultas Kedokteran Universitas
Sumatera Utara. Sampel berjumlah 120 orang yang dipilih dengan cara stratified
random sampling. Sampel tersebut kemudian didistribusikan secara proposional
berdasarkan angkatan. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan
kuesioner. Analisia data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif.
Hasil: Terdapat hubungan antara stres dan akne vulgaris (p=0,032).
Kejadian akne vulgaris pada mahasiswa perempuan lebih tinggi 59,2% daripada
mahasiswa lelaki 40,8 %.
Diskusi: Penelitian menuunjukkan terdapat hubungan stres dengan terjadinya
akne vulgaris di kalangan mahasiswa. Penelitian mengharapkan pihak
Universitas melakukan
manajeman
stres
dengan
efektif
dan
memperhatikan masalah kesehatan kulit di kalangan mahasiswa untuk mengur
angi insidensi akne vulgaris.
Kata kunci:
kedokteran,
akne
vulgaris,
stres,
mahasiswa
ABSTRACT
Background: Acne or acne vulgaris has always been well concerned
among teenagers and adolescent age. Acne vulgaris is a common disorder of the
follicle sebaceous unit that predominantly occurs in adolescence. Acne vulgaris
which is suffered by 95 to 100 percent boys and 83 to 85 percent girls. This skin
disease is caused by multifactoral of skin disease, which is stress. With the
increased studying burden, packed time table and inadequate sleep has caused
medical students in University of North Sumater undergo extensive amount of
stress in their life. Stress causes body to release adrenalin hormone which will
induced other chemical subtances in blood circulation to rise physical symptoms
such as acne. So,this study examined the relationship between stress and acne
among students.
Objective: This study was conducted to examine the relationship between stress
and acne vulgaris among medical students of University North Sumatera 20072009 batch. This research which is located in University North Sumatera,
using
120 sample of students with acne by stratified random sampling technique.
Samples distributed proportionally based on their batch. Data were collected by
utilizing questionnaires and analyzed by using descriptive statistic.
Result: Result shows that there was significant relationship between stress and
acne vulgaris (p=0.032). The incidence of acne vulgaris is higher among girls
59,2% compare than boys 40,8%.
Discussion: There is a significant relationship between stress and acne vulgaris
among students. It is expected of the University to manage students stress
effectively to prevent stress and acne among students.
Key word: acne, stress, medical students
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Salah satu penyakit kulit yang banyak dijumpai secara global pada remaja
dan dewasa muda adalah jerawat atau dalam bahasa medisnya disebut acne
(Yuindartanto, 2009). Akne vulgaris adalah suatu kelainan dari folikel sebaceous
khusus yang berkaitan dengan folikel rambut dan kelenjar sebasea yang tersering
dijumpai pada wajah, dada, dan punggung (Harahap, 2000). Meskipun akne
vulgaris tidak menimbulkan fatalitas, tetapi akne dapat cukup merisaukan karena
berhubungan dengan menurunnya kepercayaan diri akibat berkurangnya
keindahan pada wajah penderita (Efendi, 2003).
Di Amerika, akne vulgaris adalah penyakit kulit umum dan ditandai oleh
peradangan, baik terbuka maupun tertutup yaitu peradangan komedo, papula,
pustula, dan nodul. Ini terjadi sekitar 60 hingga 70 persen selama hidup mereka.
Dua puluh persen akan memiliki jerawat yang parah, yang dapat berakibat pada
fisik dan mental permanen jaringan parut (Goggin et al, 1999). Di Indonesia,
akne vulgaris merupakan penyakit kulit yang umum terjadi sekitar 85
hingga 100 persen selama hidup seseorang. Akne vulgaris sering dijumpai pada
wanita yang berusia 14 hingga 17 tahun dan pada pria berusia 16 hingga 19 tahun
(Yuindartanto, 2009).
Diduga pertumbuhan akne vulgaris disebabkan oleh berbagai faktor
seperti genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic), faktor makanan,
keaktifan dari kelenjar sebasea, faktor psikis, musim, faktor stres, infeksi bakteri
(Propionibacterium
acnes),
kosmetika,
dan
bahan
kimia
yang
lain
(Harahap,
2000). Gangguan ini dianggap hal yang biasa semata-mata dihubungkan dengan
pubertas namun bukt i ilmiah telah menggambarkan bahwa efek dari kondisi
ini jauh lebih dari apa yang dilihat di luar kulit saja (Yuindartanto, 2009).
Ini termasuk efek pada kesehatan jiwa, psikologis kesejahteraan, dan
kualitas hidup terutama pada remaja.
Ini karena,
paling tidak siap menghadapi dampak psikologis akne. (Syamsulhadi dkk, 2002).
Bagian wajahlah yang paling sering terkena, dan bagi remaja wajah bernilai
penting, yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya. Seorang anak muda
biasa menghabiskan waktu merenungi nasibnya dengan berlama-lama di depan
cermin, tidak peduli apakah yang tampak di sana hanya beberapa bintik
atau ratusan (Graham dkk, 2005).
Masa remaja adalah masa yang penting fisik, emosional, dan pembangunan
sosial, yang dapat mempengaruhi kejiwaan seseorang individu maupun
komplikasi psikososial (Hall, 2003). Lebih-lebih lagi, pada remaja Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara sebagai mahasiswa menghadapi beban
belajar yang tinggi, jadwal yang padat dan pola tidur yang tidak teratur
menyebabkan mereka mengalami kondisi yang tertekan ataupun stres.
Dengan kondisi stres, berlaku pengeluaran hormon adrenalin yang
dalam tubuh
Tujuan khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini
adalah:
1. Untuk
mengetahui
tingkat
stres
dengan
terjadinya
Untuk
kalangan Mahasiswa
vulgaris
di
Fakultas
Kedokteran Universitas
pencegahan
dan
juga
Sumatera
sebagai
Utara
rujukan
demi
bagi
penelitian selanjutnya.
BAB II TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Akne vulgaris
2.1.1. Definisi Akne Vulgaris
Akne vulgaris didefinisikan sebagai peradangan kronik dari folikel
polisebasea yang disebabkan oleh beberapa faktor dengan gambaran klinis yang
khas (Siregar, 1991). Ia merupakan reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang
pada umumnya dan biasanya disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan
abses terutama di daerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea
(Wasitaatmadja, 2002). Daerah-daerah predileksinya terdapat di muka, bahu,
bagian atas dari ekstremitas superior, dada, dan punggung (Harahap, 2000).
2.1.2. Klasifikasi Akne vulgaris
Jerawat terbagi menjadi menjadi empat
sedang, agak berat dan berat. Tingkatan tersebut ditentukan berdasarkan jumlah
jerawat yang ada pada wajah, dada dan punggung, serta ukuran besar kecil
jerawat atau kondisi peradangan jerawat. Selain itu, di bawah ini juga termasuk
dalam perbedaan jenis jerawat:
1. Jerawat pada bayi yang baru lahir (newborn acne): Jerawat jenis ini
menyerang sekitar 20 persen bayi yang baru lahir dan tergolong jerawat ringan.
2. Jerawat pada bayi (infantile acne): Bayi berumur 36 bulan juga
ditumbuhi jerawat, dan akan tumbuh kembali pada saat ia beranjak remaja.
3. Jerawat vulgaris (Acne vulgaris): Jerawat jenis ini adalah yang paling
umum terjadi pada remaja dan kaum muda yang beranjak dewasa, sekitar 12 24
tahun.
4. Jerawat konglobata (cystic acne): Jerawat jenis ini terjadi pada kaum pria
muda, tergolong serius namun jarang terjadi.
eksaserbasi
akne.
Kecemasan
menyebabkan
penderita
8) Diet. Pada penderita yang makan banyak karbohidrat dan zat lemak,
tidak dapat dipastikan akan terjadi perubahan pada pengeluaran sebum atau
komposisinya karena kelenjar lemak bukan alat pengeluaran lemak yang
kita makan.
9) Iklim. Di daerah yang mempunyai empat musim, biasanya akne bertambah
hebat pada musim dingin, sebaliknya kebanyakan membaik pada musim panas.
Bertambah hebatnya akne pada musim panas tidak disebabkan oleh sinar
UV melainkan oleh banyaknya keringat pada keadaan yang sangat lembab dan
panas tersebut.
10)
Bakteria.
adalah
Mikroba
yang
terlibat
pada
terbentuknya
akne
krem
malam
secara
terus
menerus
dalam
waktu
lama
dapat
menyebabkan suatu bentuk akne ringan yang terutama terdiri dari komedo
tertutup dan beberapa lesi papulopustular pada pipi dan dagu.
2.1.4 Patogenesis
Patogenesis akne vulgaris sangat kompleks dipengaruhi banyak faktor dan
kadang-kadang masih kontroversial. Ada empat hal penting yang berhubungan
dengan terjadinya akne :
1. Kelenjar minyak menjadi besar yaitu hipertropi dengan peningkatan
penghasilan sebum.
2. Hiperkeratosis (kulit menjadi tebal) menyebabkan pertumbuhan sel-sel yang
cepat dan mengisi ruang folikel polisebaceous dan membentuk plug (epitelium
folikular).
3.
Pertumbuhan
kuman,
propionibacterium
acnes
yang
cepat
Selain itu
mencapai
ataupun negatif. Hal positif seperti kewaspadaan dan pengharapan akan hal-hal
baru. Hal- hal negatif seperti ketidakpercayaan, penolakan, kemarahan, depresi
yang kemudian akan mempengaruhi fisik (psikosomatik) kita seperti timbulnya
kelelahan, sakit kepala, sakit perut, kemerahan, insomnia, hilang nafsu makan,
tekanan darah tinggi, luka pada lambung, penyakit jantung, dan stroke.
1980). Antaranya adalah jangkar kehidupan yang kukuh dengan iman dalam
agama, rumah tangga yang diliputi kasih sayang, pekerjaan yang membuat rasa
berharga, teman-teman yang bisa mengangkat pemikiran dan memberi inspirasi,
kehidupan yang mempunyai tujuan, yang bisa menangkal stres.
Selain itu,sikap mental yang positif dengan bersikap terbuka dan positif
pada semua kejadian yang berlaku di sekitar kita. Pola hidup yang sehat dengan
menjaga kesehatan, makan dengan baik, tidur cukup dan latihan olah raga secara
teratur. Teknik relaksasi seperti napas dalam, meditasi atau pijatan mungkin bisa
membantu menghilangkan stres.
2.3. Hubungan stres dengan acne vulgaris
Antara psikis dan kondisi kulit , saling mempengaruhi. Kondisi
psikis dapat mempengaruhi kulit, sebaliknya keadaan ganguan kulit dapat juga
berpengaruh terhadap psikis. Prinsip-prinsip dasar interaksi pikiran dengan tubuh
perlu diketahui, karena ada hubungan langsung antara susunan saraf pusat
dengan sistem imun. Innervasi bagian-bagian yang disyarafi serabut-serabut
simpatis nor adrenergic dari organ limfoid primer dan sekunder, neuropeptide
dan reseptor neurotransmiter pada sel-sel imun juga produksi sitokin yang
diaktivasi sel-sel imun dapat mempengaruhi fungsi otak.
Pikiran
negatif
dapat
mengakibatkan
perubahan-perubahan
patologis dalam fisik. Pikiran negatif ini dapat berkembang menjadi kepercayaan
yang salah yang tidak dapat diubah sehingga emosi menjadi beku dalam keadaan
negatif dan tubuh memasuki simpatis kronis yang disebut stres. Sebagai
hasilnya, mekanisme
homeostasis normal gagal berlangsung dan timbulah gejala seperti akne vulgaris
(Syamsuhadi dan Aliyah, 2002) .
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL.
3.1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan antara
konsep-konsep yang ingin diamati atau diukur melalui penelitian-penelitian
yang akan dilakukakan (Notoatmodjo, 2005). Berdasarkan tujuan penelitian
di atas maka kerangka konsep penelitian dalam ini adalah :
Variabel Independen
Stres
-Ringan
-Sedang
-Berat
Variabel Dependen
Kejadian akne vulgaris
pada mahasiswa
3.2.3 Tabel Variabel, Definisi Operasional, Alat Ukur, Hasil Ukur dan Skala
Ukur
Variabel
Definisi
Cara ukur
Operasional
Independen
Stres
Stres
adalah
ketegangan
suatu
yang
kondisi Wawancara
Alat
Skala
ukur
Ukur
Kuesioner*
Ordinal
Observasi
Nominal
mempengaruhi
dan
keseimbangan
menggangu
fisiologis
dan
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitik, yang bertujuan
menentukan hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris pada remaja
mahasiswa Fakultas Kedokteran di Universitas Sumatera Utara, Medan.
Pendekatan yang digunakan pada desain penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif dengan pendekatan cross sectional study.
4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian
ini
telah
dilakukan
di
Fakultas
Kedokteran
stres
yang
merupakan
salah
4.3.2 Sampel
Sampel
yang
inklusi
yaitu
yang
lembab.
Adapun
N
2
1 + N (d )
N = Besar populasi
n = Besar sampel
d = Tingkat
diinginkan
kepercayaan/ketepatan
yang
1349
2
1 + 1349(0.1 )
n=
1349
14.49
n = 93.1
n = 93
Dengan tingkat kepercayaan yang dikehendaki sebesar 95% dan
tingkat ketepatan relative adalah sebesar 10%, maka jumlah
sampel yang diperoleh dengan memakai rumus tersebut adalah
93.1 orang yang akan dibundarkan menjadi 120 orang sampel
(Notoatmodjo,
2005). Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan teknik
stratified
random
sampling.
Sampel
tersebut
kemudian
kuesioner
secara langsung
penelitian.
oleh
oleh
responden
peneliti
terhadap
yang
sampel
kedokteran angkatan 20072009 USU. Kuesioner telah diedarkan dan jawaban responden
dikutip pada hari yang sama.
4.4.2 Data Sekunder
Data ini
setambuk
adalah
jumlah populasi
mahasiswa
FK
USU
tersebut.
Teknik
korelasi
yang
dipakai adalah
S
= 1
1k- 1
ST
= koefisien alpha
mahasiswa
tidak
dilakukan
pada
penelitian
ini
karena
kuesioner
yang
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1
Hasil Penelitian
ini
dilakuka n
di
Fakultas
Kedokteran
Universitas
sebesar
120 responden yang memiliki kriteria inklusi dan eksklusi. Semua data
responden diambil dari data primer , yaitu data yang diperoleh langsung dari
sumber data secara metode kuesioner.
Jumlah
JK
Perempuan
Jumlah
49
40,8
71
59,2
120
100,0
yang memiliki gejala akne vulgaris adalah responden dengan berjenis kelamin
perempuan yaitu seramai 71 mahasiswi.
5.1.3.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia
Data lengkap akne vulgaris berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.2.
Tabel 5.2 Distribusi Akne Vulgaris Berdasarkan Usia
Usia
Jumlah
(%)
18
6,7
19
20
16,7
20
34
28,3
21
39
32,5
22
15
12,5
23
2,5
25
0,8
120
100,0
Jumlah
Stres
Berdasarkan
Jenis
Data lengkap tingkat stres berdasarkan usia dapat dilihat pada tabel 5.3
Tabel 5.3 Distribusi Tingkat Stres Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis kelamin
Tingkat Stres
Jumlah
Ringan
Sedang
Berat
Lelaki
(%)
18
15,0
26
21,5
5
4,1
49
40,6
Perempuan
(%)
30
25,0
33
27,5
8
6,9
71
59,4
Jumlah
(%)
48
40,0
59
49,0
13
11,0
120
100,0
(%)
yang memiliki tingkat stres ringan, sedang dan berat adalah yang berjenis
kelamin perempuan.
Angkatan
2008
2009
17
20
42,5
50,0
Jumlah
(%)
48
40,0
Ringan
(%)
2007
11
27,5
Sedang
(%)
23
57,5
19
47,5
17
42,5
59
49,2
Berat
(%)
6
15,0
4
10,0
3
7,5
13
10,8
Jumlah
(%)
40
100,0
40
100,0
40
100,0
120
100,0
memiliki tingkat stres sedang dan berat adalah responden angkatan 2007. Stres
ringan didapati paling banyak pada angkatan 2009 dan stres ringan paling
terendah pada angkatan 2007.
11
23
40
2008
17
19
40
2009
20
17
40
Jumlah
48
59
13
120
Dari hasil analisa uji chi square dengan bantuan SPSS versi 17.0, p value
adalah 0,032 (dengan taraf kepercayaan = 0,05). Artinya, peneliti percaya
bahwa terdapat hubungan stres dengan kejadian akne vulgaris pada
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5.2
Pembahasan
ini
dilakuka n
untuk
mengetahui
hubungan
stres
dengan terjadinya akne vulgaris di kalangan mahasiswa angkatan 20072009 di Universitas Sumatera Utara, Medan. Penelitian ini dilakukan sejak
bulan Mei
2010 dan didapatkan
akne vulgaris. Penelitian ini menunjukkan angka prevalensi akne vulgaris yang
tinggi pada mahasiswa perempuan seperti dalam tabel 5.1. Angka insidensi
akne vulgaris yang tinggi pada mahasiswi perempuan dibandingkan dengan
mahasiswa laki-laki adalah mungkin disebabkan oleh jumlah populasi mahasiswa
perempuan yang lebih tinggi dibandingka n mahasiswa laki-laki. Ini dapat
dibuktikan dengan data populasi yang didapatkan dari bahagian pendidikan yaitu
pada angkatan 2007 mahasiswa perempuan adalah seramai 269 orang
dibandingkan mahasiswa laki- laki yaitu sebanyak 205 orang. Data populasi
menunjukkan rata-rata jumlah mahasiswa perempuan di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara adalah sekitar 55% dibandingkan mahasiswa lakilaki.
Selain itu, angka prevalensi akne pada mahasiswa perempuan lebih tinggi
dari laki-laki adalah mungkin disebabkan oleh faktor lain selain stres antaranya
adalah faktor perubahan hormonal akibat siklus menstruasi setiap bulan.
Suyono,
2002 pada penelitiannya telah mengatakan kadang-kadang hormon progesteron
dapat menyebabkan akne premenstrual, walaupun produksi sebum tetap selama
siklus menstruasi.
Kadang
dekade umur tiga puluhan atau bahkan lebih (Harahap, 2000). Faktor menstruasi
masih mempengaruhi hasil penelitian karena faktor tersebut tidak disingkirkan
sebagai kriteria eksklusi pada penelitian ini.
Jika dilihat dari segi faktor usia, semua golongan umur mahasiswa
mengalami akne vulgaris. Namun, prevalensi akne vulgaris lebih tinggi pada
usia
20 hingga 21 tahun seperti yang disajikan dalam tabel 5.2. Dari survei yang
dijalankan di Indonesia oleh kelompok studi Dermatologi Kosmetika Indonesia,
terdapat 60% penderita jerawat pada tahun 2006 dan 80% pada tahun 2007. Dari
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1
Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat ditarik kesimpulan :
a.
Akne
vulgaris
paling
tinggi
terjadi
pada
mahasiswa
vulgaris tidak
Saran
a) Peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk
meneliti faktor lain yang menyebabkan akne vulgaris pada
seseorang karena terjadinya akne vulgaris tidak hanya diukur dari
faktor stres saja. Penelitian yang dapat dilakukan adalah dengan
metode penelitian cohort untuk mendapatkan hasil yang lebih
akurat.
b) Penelitian menyarankan agar pihak
fakultas
melaksanakan
DAFTAR PUSTAKA
Adhi, D., Hamzah, M., Aisyah, S., (1999). Akne vulgaris. Dalam: Ilmu Penyakit
Kulit Dan Kelamin, Edisi 3, Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Al-Hoqail, I.A.,2003. Knowledge, beliefs and perception of youth toward
acne vulgaris, Saudi Med Journal. Available from:
http://www.smj.org.sa/reprint/352/14/1463
[ Accessed: April 15, 2010]
American Family Physician, 2004. Acne. USA: American Family Physician.
Available From:http://www.aafp.org/afp/20040501/2135ph.ht ml
[ Accessed: April 17, 2010]
Andrianto, P., dan Sukardi, E., 1988, Kapita Selekta Dermato-Venerologi, Akne
Vulgaris, EGC, Jakarta.
Arikunto, S., 2007. Analisis Data Penelitian Deskriptif. Dalam: Arikunto, S., ed.
Manajemen Penelitian. Jakarta: PT RINEKA CIPTA, 262-296.
Brown, et al, 1998. Acne Vulgaris, State University of New York Health Science
Center. Available from: http://cks.library.nhs.uk/acces?
catalog=login&returnur1=http%3a2f%2fck s. library.nhs.uk% 2facne
vulgaris%2fevidence%2freferences
[ Accessed: April 17, 2010]
Cordain, L., Hurtado, M., Eaton, S.B., 2002. Acne Vulgaris: A disease of
Western Civilization, Colorado State University. Available from:
http://www.thepaleodiet.com/art isles/Acne%20vulgaris.pdf
[ Accessed: April 17, 2010]
Efendi, Z., 2003. Peranan Kulit dalam Mengatasi Terjadinya Akne Vulgaris.
Available from:
http://library.usu.ac. id/download/fk/histologizukesti3.pdf [ Accessed: April 19, 2010]
Finaly, A.Y., 2000. Clinical Efficacy of Adapalene. In: Griffiths,
C.E.M.,Ortonne, J.P. (EDS).2000. Journal of Dermatological Treatment.
University of Wales:College of Medicine, Cardiff: 9-12
Folkman, L., et al. (1980). Psyhososial impact of acne vulgaris. evaluation of the
relation between a change in clinical acne severity and psychosocial
state. Dermatology. 2001: 203(2):124-30.
Graham, B. Brown. Burns, T. (2005). Acne Vulgaris. Dalam: Graham, B. Brown.
Burns, ed. Lecture Notes Dermatologi. Jakarta. Erlangga.
Goggin et al, (1999). A histological and immunocytochemical study of early
acne lesions. Br J Dermatol;118(5):651-9.
Harahap, M. (2000). Aspek psikis dan Akne Vulgaris. Dalam: Harahap, M. ed.
Ilmu Penyakit Kulit Psikologis. Jakarta.
Harper, J.C., 2008. Acne Vulgaris. Department of Dermatology, University
of Alabama at Birmingham. Available from:
http://emedicine.medscape.co m/art icle/1069804-overview
[ Accessed: April 17, 2010]
Lubis DB. (1989). Stress. Dalam: Lubis, DB, ed. Pengantar Psikiatri
Klinik.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya Indonesia.
Murti Bhisma. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi,edisi kedua jilid Pertama
Penerbit Gajah Mada University Press.2003;226-246.
Strauss, J. S., 1991, Acne & Rosacea, Dermathology, Ed. Milton Orkin,
dkk., first edition, Alarge
Minnesota, pg:332-339.
Syamsulhadi, Aliyah.M (2002). Aspek Psikiatri Acne Vulgaris, Syamsulhadi., ed.
Simposium Acne Tinjauan Klinis dan Psikologis Serta
penatalaksanaannya. Surabaya Jakarta.
Lampiran 1
Nama
: Nitya Perumal
Agama
: Hindu
Alamat
Sehat, dr.Mansyur
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pelatihan
Riwayat Organisasi
: 1. Ahli PKPMI
Lampiran 4
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN
MENGIKUTI PENELITIAN (INFORMED
CONSENT)
Nama peneliti
: Nitya Perumal
Jenis penelitian
Deskriptif-analitik
Lokasi penelitian
Medan,.2010
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Stres dengan terjadinya Akne Vulgaris di kalangan
mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
Angkatan 2007-2009.
Karakteristik responden
Nim:
Umur :
Jenis kelamin :
Lembar kuesioner:
Tidak pernah = 0
Sering = 3
Sangat jarang = 1
Sangat sering = 4
Beberapa kali = 2
Apakah anda pernah mengalami masalah seperti berikut dalam hidup anda?
Pertanyaan
1.
2.
3.
Perlakuaan sosial yang menjengkelkan dari orang lain (misalnya: kasar, tidak
diperhatikan, diskriminasi jenis kelamin/ suku)
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
skor
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
Uang: kekurangan
37.
38.
39.
40.
41.
42.
43.
44.
45.
46.
47.
48.
49.
50.
51.
52.
53.
54.
Lampiran 6
NAMA
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
L
M
N
O
P
Q
R
S
T
U
V
W
X
Y
Z
AA
AB
AC
AD
AE
AF
AG
AH
AI
AJ
AK
AL
AM
AN
AO
JENIS
TOTA
TINGKA
L
T
UMUR SETAMBU KELAMIN
SKOR
STRES
K
23
200 LAKI-LAKI
100 SEDAN
7
22
200
PEREMPUA
130 G
SEDAN
7
N
22
200 LAKI-LAKI
86 G
SEDAN
7
20
200 LAKI-LAKI
109 G
SEDAN
7
G
20
200
LAKI-LAKI
83 SEDAN
7
G
20
2007 LAKI-LAKI
142 BERAT
21
2007 PEREMPUA
74 RINGA
N
20
2007 PEREMPUA
188 N
BERAT
N
21
2007 LAKI-LAKI
87 SEDAN
G
21
2007 LAKI-LAKI
114 SEDAN
21
2007 LAKI-LAKI
88 G
SEDAN
G
21
2007 PEREMPUA
80 SEDAN
N
20
2007 LAKI-LAKI
88 G
SEDAN
21
2007 LAKI-LAKI
58 G
RINGA
21
2007 PEREMPUA
148 N
BERAT
N
19
200 PEREMPUA
73 RINGA
7
N
21
200 PEREMPUA
63 N
RINGA
7
N
N
20
200
PEREMPUA
43 RINGA
7
N
20
200 LAKI-LAKI
39 N
RINGA
7
N
21
200
LAKI-LAKI
82 SEDAN
7
20
200 PEREMPUA
165 G
BERAT
7
N
22
200 LAKI-LAKI
91 SEDAN
7
G
21
200
LAKI-LAKI
125 SEDAN
7
20
200 PEREMPUA
93 G
SEDAN
7
N
G
21
200
PEREMPUA
100 SEDAN
7
N
G
20
200 LAKI-LAKI
101 SEDAN
7
22
2007 LAKI-LAKI
81 G
SEDAN
G
21
2007 PEREMPUA
79 SEDAN
N
20
2007 PEREMPUA
84 G
SEDAN
N
G
20
2007 PEREMPUA
88 SEDAN
N
23
2007 LAKI-LAKI
149 G
BERAT
22
200 PEREMPUA
55 RINGA
7
N
N
20
200
PEREMPUA
48 RINGA
7
N
25
200 LAKI-LAKI
17 N
RINGA
7
N
23
200
PEREMPUA
11 RINGA
7
N
19
200 PEREMPUA
56 N
RINGA
7
N
22
200 LAKI-LAKI
79 N
SEDAN
7
G
21
200
PEREMPUA
105 SEDAN
7
N
19
200 PEREMPUA
136 G
BERAT
7
N
21
200
PEREMPUA
97 SEDAN
7
22
200 N
LAKI-LAKI
46 G
RINGA
8
N
AP
AQ
AR
AS
AT
AU
AV
AW
AX
AY
AZ
BA
BB
BC
BD
BE
BF
BG
BH
BI
BJ
BK
BL
BM
BN
BO
BP
BQ
BR
BS
BT
BU
BV
BW
BX
BY
BZ
CA
CB
CC
CD
CE
CF
CG
22
22
21
22
21
21
21
20
22
21
22
21
20
18
20
21
19
19
18
20
21
20
21
20
20
21
22
20
21
22
21
20
19
18
20
21
20
18
19
22
20
20
19
21
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
8
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
127
64
81
97
106
21
91
18
100
81
93
31
135
91
82
98
54
45
111
136
63
42
54
136
49
80
57
107
97
88
49
35
100
120
76
24
158
70
64
105
110
114
141
120
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
BERAT
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
BERAT
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
BERAT
RINGA
N
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
BERAT
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
BERAT
SEDAN
G
CH
CI
CJ
CK
CL
CM
CN
CO
CP
CQ
CR
CS
CT
CU
CV
CW
CX
CY
CZ
DA
DB
DC
DD
DE
DF
DG
DH
DI
DJ
DK
DL
DM
DN
DO
DP
19
19
21
20
20
19
21
20
19
21
21
20
21
18
20
19
21
19
20
21
19
19
18
20
19
21
21
20
19
19
21
18
18
19
21
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
200
9
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
PEREMPUAN
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
PEREMPUAN
LAKI-LAKI
LAKI-LAKI
151
100
116
74
24
58
69
121
157
19
70
118
86
105
26
45
53
81
95
42
17
81
81
58
89
115
11
22
56
35
87
49
72
54
32
BERAT
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
BERAT
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
SEDAN
G
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
SEDAN
G
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
RINGA
N
Lampiran 7
Statistics
JENISKELAMIN
N
Valid
Missing
UMUR
120
120
JENISKELAMIN
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
LAKI-LAKI
49
40.8
40.8
40.8
PEREMPUAN
71
59.2
59.2
100.0
120
100.0
100.0
Total
UMUR
Frequency
Valid
Percent
Valid Percent
Cumulative Percent
18
6.7
6.7
6.7
19
20
16.7
16.7
23.3
20
34
28.3
28.3
51.7
21
39
32.5
32.5
84.2
22
15
12.5
12.5
96.7
23
2.5
2.5
99.2
25
.8
.8
100.0
120
100.0
100.0
Total
LAKI-LAKI
TINGKATSTRES
RINGAN
Count
% of Total
SEDANG
Count
% of Total
BERAT
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
Total
18
30
48
15.0%
25.0%
40.0%
26
33
59
21.7%
27.5%
49.2%
13
4.2%
6.7%
10.8%
49
71
120
40.8%
59.2%
100.0%
Chi-Square Tests
Value
df
.776
Likelihood Ratio
.507
.776
Linear-by-Linear Association
.135
.713
N of Valid Cases
120
Pearson Chi-Square
.507
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5.31.
Missing
Percent
120
100.0%
Total
Percent
N
.0%
Percent
120
100.0%
TINGKATSTRES
RINGAN
AKNE VULGARIS
2007
IKUT SETAMBUK
Count
23
40
9.2%
19.2%
5.0%
33.3%
17
19
40
14.2%
15.8%
3.3%
33.3%
20
17
40
16.7%
14.2%
2.5%
33.3%
48
59
13
120
40.0%
49.2%
10.8%
100.0%
Count
% of Total
2009
Count
% of Total
Total
Count
% of Total
Total
11
% of Total
2008
BERAT
Chi-Square Tests
Value
df
.032
Likelihood Ratio
4.740
.031
Linear-by-Linear Association
4.217
.063
Pearson Chi-Square
N of Valid Cases
4.651
120