Pelabuhan Oprecto
Hiruk pikuk keramaian pelabuhan Oprecto sudah menjadi hal lumrah
di negeriku, negeri Economicus. Tiap tahunnya setidaknya 14 kapal
mencari awak kapal baru untuk melakukan pelayaran, mulai dari kapal
Executivos, Legislativus, Economicanicus, hingga Islamic Great Ship
yang bernama FSI. Sebagai pendatang baru negeri Economicus, aku
tidak begitu mengerti kapal mana yang harus aku naiki untuk ikut
melaksanakan misi setiap kapal.
Woro-woro, dibutuhkan awak kapal Islamic Great Ship FSI untuk
melaksanakan misi yang sangat penting, menuju pulau Madani
melalui pulau-pulau kecil lain di negeri Economicus, kata Ali sang
daily officer kapal FSI.
Aku tidak mengerti apa itu pulau madani, padahal aku tidak pernah
pula melihatnya di peta Gogol yang selama ini menjadi panutan
banyak orang. Meski aku tidak mengerti, sepertinya aku tertarik
bergabung kapal ini agar aku bisa lebih mengerti bagaimana negeri
kepulauan Economicus ini sebenarnya.
Aku mendaftar! sahutku kepada Ali.
Akhirnya aku bergabung pada kapal besar ini dan masuk kedalam
bidang kerajinan tangan dan publikasi. Dua tahun aku lalui pelayaran
bersama kapal FSI dan aku belum juga menemukan pulau Madani
bersama awak kapal lainnya, hingga pada akhir tahun 2013 kami
berhenti pada pulau Enlightenus. Di Pulau ini, kami harus menentukan
siapa kapten utama yang baru. Pelayaran yang akan dilakukan tahun
2014 akan lebih menantang dengan segala dinamikanya. Dari segala
human resources yang tersedia, aku dan rekan-rekan seperjuanganku
menjadi peserta pemilihan Kapten Kapal FSI untuk pelayaran 2014.
Sebenarnya aku merasa tidak mampu untuk mengikuti proses seleksi
pemilihan Kapten Utama karena aku merasa memiliki banyak sekali
kekurangan dan ketidakmampuan dalam dunia pelayaran menuju
Pulau Madani. Akan tetapi, aku masih merasa dan masih berpikir jika
memang amanah datang, kenapa aku harus kabur? Jika memang
sangat urgent, mengapa tidak aku terima? Dengan segala resiko yang
ada, akhirnya aku dan 5 orang temanku mengikuti seleksi menjadi
Kapten Utama kapal FSI. Proses demi proses kami lewati hingga para
calon kapten utama tinggal 3 orang. Aku, Jazuli, dan Indra adalah tiga
orang yang harus melanjutkan proses selanjutnya.
Pemilihan Nahkoda Baru
Hari Ahad adalah hari penentuan siapa Kapten Utama terpilih, kami
bertiga hanya pasrah akan keputusan Majelis Pertimbangan dan
kapten-kapten sebelumnya untuk menentukan siapa yang seharusnya
menjadi Kapten Utama 2014.
Pengumuman-pengumuman,
dengan
mengucap
Kapten Utama 2014. Dengan segala modal yang ada dan kemampuan
yang boleh dibilang minus, aku percaya bahwa Allah pasti memiliki
rencana lain dengan menjadikanku sebagai Kapten Utama kapal FSI
2014.
Berlayar Menuju Pulau Madani
Hingga saat aku terpilih, aku belum mengerti dimana letak pulau
Madani dan bagaimana aku mencapai pulau itu dengan selamat.
Sebelum berlayar aku berdiskusi dan bertanya kepada Kapten utama
sebelumnya tentang hal yang hingga saat itu belum aku dapatkan
makna sebenarnya.
Pulau Madani itu pulau yang sangat indah, dia bisa berada koordinat
manapun, pulau itu berisi orang-orang yang bahagia karena dekat
dengan Rabbnya
Oh, begitu, meski aku belum sepenuhnya mengerti aku catat katakata itu dari kapten Abdillah.
Aku adalah orang yang introvert, public speaking-ku pun buruk, ilmu
pelayaranku masih jauh dari rekan-rekanku yang lainnya, dan secara
materiil aku pun serba kekurangan. Dengan kondisi semacam ini, aku
hanya bisa bilang pada diriku sendiri, semua bisa dikejar dan aku pun
tidak ingin lari dari amanah dan menyesal di kemudian hari. Proses
memantaskan diri sebagai kapten utama pun aku mulai dengan
terbata-bata dan terus berproses hingga saat ini.
ia
adalah orang yang bisa merangkul awak kapal yang ada. Madin
adalah seorang Muslimah yang serba lembut dalam bertutur kata dan
bertindak meski kadang jiwa samurainya membuat Madin terlihat
seperti Samurai Berhijab. Berbeda dengan Madin, Novia yang
katanya mirip seperti Olive dalam serial Popeye ini tidak suka basabasi. Dia dekat dengan kawan seperjuangannya yaitu kapten Sarjono,
seorang muslimah yang memiliki karakter 11-12 dengan Novia.
Primadini, sang kapten Sosial sangat suka bermain voli ketika kami
beristirahat di pulau-pulau tertentu, dia sangat merindukan adiknya
dan sangat ingin pulang di saat ada kesempatan. Jauza dan
Handayani berasal dari perguruan yang sama, mereka sangat rajin.
Jauza menjadi seorang yang sangat teliti memeriksa dan mengontrol
bagaimana perjalanan Kapal FSI dan apa saja masalah di setiap sendi.
Handayanidengan
logat
pulau
Purworejo-nya
mengawal
Pada akhirnya, aku baru sadar bahwa sebenarnya tidak ada pulau
Madani secara fisik dan titik koordinat yang jelas. Di penghujung
2014, aku dan awak kapal sampai pada pulau Innovacte yang selama
ini aku anggap sebagai pulau Madani.
Aku teringat definisi pulau Madani dari kapten Abdillah dan dokumen
pelayaran yang ada, Pulau Madani itu pulau yang sangat Indah, dia
bisa berada koordinat manapun, pulau itu berisi orang-orang yang
bahagia karena dekat dengan RabbnyaDari definisi tersebut, aku
mengerti bahwa Pulau Madani itu memang bisa ada dimana saja, dan
misi kami memang membuat semua pulau di negeri Economicus ini
menjadi pulau Madani. Perjalananku bersama awak kapal 2014
menjadi perjalanan yang tidak akan pernah terlupa sepanjang masa.
Perjalanan panjang ini membawa kami pada sebuah pergerakan untuk
membuat pulau-pulau di negeri Economicus menjadi pulau Madani.
Pulau Innovacte tempat kami mendarat saat ini adalah pulau yang
belum sepenuhnya menjadi pulau Madani. Dengan pengalaman dan
ilmu yang kami dapat saat perjalanan menuju pulau Innovacte,
perjuangan kami harus berlanjut dimanapun kami semua berada.
Menjadi Dai adalah sebuah kewajiban dari setiap muslim, membuat
negeri Economicus dan benua Indonesia serta dunia menjadi
kumpulan pulau Madani. Cita-cita besar ini akan terus diperjuangkan
pada pelayaran-pelayaran berikutnya.
ini
mempertemukan
kita
di
Rumah
kita
yang
GREAT VOYAGE
By Zainullah Jai
Seorang anak kuper, sebut saja Jai, sampailah jua di pelabuhan
Abu. Tampak sangat sumringah wajahnya bak anak kecil menemukan
mainan baru. Disusurinya seisi pelabuhan dari ujung ke ujung. Pelanpelan dia perhatikan semua detail yang ada di pelabuhan. Sesekali,
dia tertawa sendiri. Cukup lama dia habiskan waktu hanya untuk
sekedar memerhatikan sesuatu. Selama itu pula, dia bertemu temanteman baru. Teman-teman yang nantinya membuat Jay merasa betah
di pelabuhan Abu. Maklum, hal ini merupakan sesuatu yang baru buat
Jai yang banyak menghabiskan masa mudanya di kaki gunung
Bromokumbolo bersama keluarga.
Singkat cerita, pelabuhan Abu menyelenggarakan pesta
tahunannya, sangat meriah pestanya. Sebuah pesta di mana semua
kapal berlomba mencari awak-awak kapal terbaik yang bisa diajak
masuk ke kapalnya. Semua orang tampak sibuk menyiapkan diri untuk
ikut dalam pesta itu, termasuk Jai sendiri. Dia tampak sangat
berhasrat untuk menjadi awak kapal x. Dia sudah berlatih sangat
keras untuk itu. Namun, kenyataan harus Jai terima, dia belum pantas
menjadi awal kapal x ini.
Pesta sudah hampir usai, dan Jai hanya duduk terdiam di tepi
pelabuhan sambil melempar batu ke lautan. Sesekali orang
menghampirinya dan menawarinya untuk menjadi awak sebuah kapal,
tapi Jai tidak terlalu suka tampaknya. Takk, bunyi batu lemparan Jai
mengenai sebuah kapal, kapal yang pada akhirnya banyak merubah
Jai nantinya.
Kapal ini unik, dan mungkin hanya satu di pelabuhan Abu ini.
Warna kapalnya simpel tapi tegas, biru dominan dibaluti warna merah
dan kuning. Ukuran kapalnya besar, mungkin yang terbesar di
pelabuhan. Ukurannya nyaris sebesar 2 kapal lain. Suasana kapalnya
pun berbeda. Suasana yang memang Jai rindukan sepertinya.
Senandung yang terdengar bukan seperti nyayian kapal lain, syahdu
dan merdu. Hati Jai mulai tergerak untuk ke sana, sedikit berat di awal
tapi hasrat melautnya sudah terlalu membuncah di dalam dada.
Dilewatinya segala ujian yang ada, fisik dan mental, untuk
membuktikan diri bahwa dia pantas menjadi salah satu awak kapal FSI
ini. Pengumuman pun disebar dan hasilnya Jai masuk menjadi awak
kapal FSI. Dilewatinnya petualangan-petualangan seru yang tak
pernah terpikir sebelumnya. Jai tak menyangka dia bisa bertemu para
penguasa lautan dan samudra yang dulu dia ingat hanya dari gambar
saja Jai lihat. Selain itu, Jai semakin betah dengan kondisi kapal di
mana sang kapten kala itu sangat akrab dengannya dan teman-teman
seawak kapal yang saling mendukung.
2 Tahun berlalu, Jai kini semakin matang dengan 2/3 Lautan
telah ia arungi. Terbesit di pikirannya kala itu, rasa rindu untuk
merasakan nikmatnya berpijak pada tanah bukan sekedar kayu yang
berencana
untuk
tidak
ditengah semakin
tenggelamnya
niat untuk
Diwajibkan
atas
kamu
berperang,
padahal
itu
tidak
kapal
selanjutnya
yang
bertugas
memastikan
mencoba
hal-hal baru,
telaten, dan
selalu
berusaha
badai, hingga akhirnya nanti menikmati pulau yang akan kita singgahi.
Membawa 118 kepala bukanlah hal yang mudah dengan bermacam
karakter dan keinginan yang dimiliki, belum lagi memastikan setiap
fungsi kapal selalu berjalan baik. Karena ketika salah satu bagian rusak
maka kapal mungkin saja akan tenggelam.
Bahkan karena beberapa hal ada saja personil yang berencana
untuk kabur, melepas diri dari misi ini. Namun, lagi-lagi keyakinanlah
yang menjaga niat dan semangat kita untuk terus berada di kapal ini
hingga akhir. Pelayaran yang jauh membutuhkan perbekalan dan
penjagaan yang sempurna, terkadang kami merasa belum cukup
mampu untuk menghadapi kerasnya ombak, namun ada kekuatan
yang tak terelakan mendorong kami untuk selalu kuat dan saling
menguatkan. Dengan petunjuk yang harus terus di patuhi hingga
akhirnya kita akan mendapatkan apa yang dijanjikan.
Belum lagi adanya konflik antar awak kapal pun terjadi, bahkan
antar kapten kapal. Aku sadar konflik-konflik tersebut bukanlah hal
yang harus dihindari, konflik adalah cara kita terbentuk untuk
menciptakan ide hebat dalam pelayaran ini. Jadi, tenanglah kawan,
semua baik-baik saja.
Awak kapal mungkin saja merasa kelelahan ditengah pelayaran,
atau pasokan makanan kami habis dan transaksi perdagangan tidak
berjalan
mulus
seperti
yang
direncanakan.
Hal-hal
yang
Suasananya
Kami
sadar,
besar
kemungkinnanya
kapal
kami
tali-temali,
melepas
ikatan-ikatan,
memasang
layar,
Malam berlalu,
tapi tak mampu kupejamkan mata dirundung rindu
kepada mereka
yang wajahnya mengingatkanku akan surga.
Wahai fajar terbitlah segera,
agar sempat kukatakan pada mereka
aku mencintai kalian karena Allah.
-Umar ibn Al-KhaththabDan senandung rindu di atas adalah sebuah perumpamaan
yang syahdu atas betapa inginnya ku bertemu dengan kalian. Ya,
kalian yang namanya juga telah terukir indah di lautan dakwah ini.
kisah
ini.
Namun
betapapun
demikian,
sudah
-Di awal, semua terasa menyenangkan dan baik-baik saja, have fun
terus bawaannya- apalagi pas teambuild tuh- seru abis. Asal pada tau
aja, wanpis timbil ke Bandung waktu itu. Udah bayar mahal-mahal
buat masuk ke area Kawah Putih tapi begitu sampe di deket kawah
brush hujan datang keroyokan dan akhirnya aroma belerang bikin
kami kelabakan- sehingga kami putuskan untuk mengunjungi kawah
sebentar dalam hujan, dalam diam (baca: pada pake masker)- dan
langsung pulang.
Kami yang awalnya cuma ber-10, seiring berjalannya mendapatkan
teman yang cukup banyak.Dan kapal kini mengarung lautan. Saat
memutuskan untuk pergi ke Kawah Putih untuk yang kedua kalinya
kupikir akan jadi momen yang sama saja tapi ternyata jauh berbeda.
Adalah saat dimana ketika semua orang sudah naik angkot menuju
kawah tapi aku dan Ina tertinggal di penginapan. Akhirnya kami naik
angkot dengan penumpang yang belum kami kenal, and guess what?
Mereka cukup menyenangkan karena terus berteriak kegirangan
sepanjang jalan.
Di sepanjang jalan,aku menemukan bahwa sesuatu bisa menjadi hal
yang sangat berharga tetapi bukan apa-apa bagi yang lainnya;
sesuatu bisa jadi hanya bercandaan tapi untuk orang yang lain terasa
sangat menyakitkan. Aku menemukan banyak hal yang bisa menjadi
alasan untuk membenci seseorang, tetapi jauh lebih banyak hal yang
bisa menjadi alasan untuk menyayanginya.
RONDE TERAKHIR
By: Muhammad Bilal (Kabid Eksternal)
Kapten Baru, Sejarah Baru
Dengan ini MenyatakanHandy Suberlin Sebagai Kapten
Kapal FSI FEUI 2014, Takbir! Allahu Akbar!. Suasana ruangan
pelantikan kapten kapal yang baru menggemuruh seketika. Handy
yang ditetapkan sebagai kapten kapal yang baru mulai detik itu,
awak-awak
kapal
yang
tangguh
untuk
melanjutkan
menjadi anggota ke-3 dan ke-4. Nurul adalah sesorang yang sudah
tidak diragukan lagi kelayakannya untuk menjadi salah satu pimpinan
utama kapal ini. Track Recordnya yang sempurna dan sosoknya yang
dapat menjadi contoh yang baik bagi awak-awak kapal perempuan
lain nantinya sangat dibutuhkan. Namun jangan melihat orang dari
sampulnya saja, apabila pedang telah keluar dari sarungnya, maka
Nurul akan menebas segalanya tanpa sisa. Jadi, jangan macammacam dengannya. Sedangkan Dindha merupakan sosok yang ramah
dan cukup unik. Selain itu, Ia juga terlihat ikhlas dalam bekerja.
Mungkin itu menjadi pertimbangan kapten kapal untuk mengajaknya
bergabung.
Last Call
Suatu ketika, aku yang telah siap untuk berpetualang dengan
kapalku sendiri tak sengaja bertemu dengan Handy. Ia kemudian
menemuiku dan mengajakku ke tempat Syarif, temanku yang juga
merupakan seorang saudagar Arab yang kaya raya. Setibanya disana,
selain Syarif
yang cukup pantas dalam posisi itu kecuali partnerku dalam pelayaran
yang lalu. Namun, karena suatu alasan ia menghilang entah kemana.
Aku yang sejujurnya masih belum ingin berpisah dari kapal
tersebut tentunya sangat ingin bergabung sekali lagi. Terlebih ini
adalah kesempatan terakhirku berada dikapal itu. Kapal yang selama 2
tahun memberikanku banyak pelajaran berharga, Kapal yang dimana
orang-orang didalamnya adalah satu Keluarga yang telah disatukan
oleh suatu Ikatan. Kemudian aku terdiam sejenak dan berpikir
Apakah ini jalan yang benar, apakah ini pantas untuk diperjuangkan,
bukankah 2 tahun kemarin sudah cukup? begitulah kira-kira
pertanyaan yang muncul dalam diriku. Sebenarnya memang tidak ada
alasan yang berarti untuk menolak ajakan Handy. Aku mempunyai
prinsip akan melakukan apa yang aku suka dan benar menurutku
serta meninggalkan apa yang aku tak suka dan salah menurutku.
Seharusnya memang sudah jelas, aku suka berada di kapal itu dan
menurutku itu adalah hal yang baik. Namun masih ada hal yang
mengganjal dan membuatku tidak yakin bahwa aku orang yang
pantas menjadi salah satu pimpinan kapal itu. Kemudian aku teringat
akan pesan almarhum ayahku, Buang semua hal tak penting yang
hanya akan menjadi penghambat bagimu untuk melakukan apa yang
kau sukai. Kata-kata yang tiba-tiba terdengar kembali di pikiranku itu
membuat aku dengan tegas menjawab Oke, aku terima ajakanmu,
Kapten. Tak lama kemudian, Syarif juga menyatakan kesediaannya
untuk bergabung. Dengan begitu, Aku kembali mendapatkan
Kapal ini tidak akan berlayar apabila hanya diisi oleh 10 orang
saja, selanjutnya kami mencari awak-awak kapal yang tangguh dan
pemberani. Kami melakukan rekrutmen secara terbuka. Ada 5 orang
yang mendaftar pada bidang yang aku kepalai. 3 orang mendaftar
posisi awak kapal yang bertugas untuk membuat tampilan kapal ini
terlihat indah dan gagah selalu. Sedangkan 2 orang mendaftar
posisiku pada tahun lalu, yaitu awak kapal yang bertugas untuk
menjaga jaringan komunikasi kapal terhadap pihak luar. 3 orang
pertama bernama Ila, Mamduch, dan Reza. Sedangkan 2 orang
berikutnya adalah mantan subordinatku pada pelayaran tahun
sebelumnya, Afif dan Fitri. Semuanya mempunyai kelebihan tersendiri
sehingga
aku
memutuskan
untuk
menerima
mereka
semua.
Sedangkan Fitri selalu All Out dalam bekerja, ia mencintai kapal ini
lebih dari siapapun. Aku sangat beruntung memiliki mereka dalam
timku. Tentunya kami para pemimpin harus mendukung mereka
sekuat tenaga kami.
Pada akhirnya kami berhasil bangkit dari masa-masa yang sulit
dan memperbaiki kesalahan-kesalahan kami. Memang tak sempurna,
tapi kami para pemimpin tetap melakukan apa yang kami bisa dalam
menjalankan amanah sebagai pimpinan kapal. Mungkin masih sangat
banyak kekurangan kami. Bahkan mungkin masih ada yang merasa
bahwa kami tidak sebaik pemimpin terdahulu. Tapi sedikitpun tak ada
niat kami untuk menghancurkan kapal ini, atau niat untuk bekerja
setengah-setengah dalam diri kita. maka aku rasa mereka tak berhak
menyebut kami One Piece tidak melakukan pekerjaan dengan baik.
Kami berbeda dengan pimpinan terdahulu dan tak akan pernah sama.
Namun kami bangga dengan diri kami sendiri dan bersama-sama
akan selalu memperjuangkan hal yang terbaik untuk kapal ini.
Thanks for being my Home, FSI FEUI
Masa-masa sulit membuat kita semakin mengerti apa yang
salah dalam diri kita. Membuat kita semakin belajar memahami
perasaan orang lain. dan tentunya membuat kita semakin kuat dalam
menghadapi perjalanan ini. Maka sesungguhnya dibalik kesulitan ada
kemudahan, berbagai macam rintangan pada akhirnya berhasil kami
lewati bersama. Dan pelayaran kami pada tahun ini juga akan sampai
pada tujuannya.
Aku sangat bahagia bisa berada di kapal ini untuk yang
terakhir kalinya. Semua terlihat begitu berharga ketika mengetahui
bahwa tidak akan ada lagi pelayaran berikutnya di kapal ini. Aku
merasa beruntung pernah berlayar selama 3 tahun dengan kapal ini.
Semua
berawal
dari
keragu-raguan,
namun
berakhir
dengan
senyuman. Terasa sangat berat ketika harus turun dari kapal ini. Aku
bersyukur telah dipertemukan dengan keluarga baru yang luar biasa
di kapal ini. Aku bersyukur telah mendapatkan pelajaran yang tidak
akan kudapatkan dimanapun. Aku bersyukur karena dapat merasakan
ikatan itu. Ikatan itu adalah Ukhuwah. Ya, ikatan itu begitu indah
karena tak akan hilang dimakan waktu atau tempat yang memisahkan
kita semua. Selamat jalan kapal FSI FEUI. Kapal yang merupakan
Rumah bagiku selama tiga tahun ini. Kelak kapal ini akan tercatat
oleh sejarah sebagai salah satu sumber perubahan dan menjadi salah
satu sumber pemberi kebaikan di dunia ini.
Kuucapkan terimakasih banyak untuk seluruh keluarga besar
FSI FEUI yang telah menemaniku dalam perjalanan ini. FSI FEUI 2012,
2013, 2014. Shine 2012 (Kak Azu, Kak Bintan, Dica, Iwan, Kemal, Reza,
Nizza, Dayah, Rihlah, Nurul H), Humalum 2013 (Ayu, Jajang, Afif,
Septian, Fitri, Mega, Ihsan), OnePiece (Handy, Zain, Syarif, Nurul, Pita,
Dindha, Atina, Irma, Ria), MTI dan Humalum 2014, (Ila, Reza,
Mamduch, Umai, Daul, Trias, Rhifi, Ismi, Alvi, Dissa, Renita, Adhil,
Aufar, Rani). Selamat menempuh petualangan Baru
PEMBELAJARAN
By ATINA HASANAH SARJONO
Singkat cerita, terjadilah juga. Perempuan ini menjadi salah satu kru
kapal. Tidak tanggung-tanggung, menjadi kru utama kapal dengan 9
orang lainnya.
Awalnya terpikir, apakah mereka juga merasakan seperti yang ia
rasakan? Apakah 9 orang ini juga memiliki pertanyaan yang sama
dengannya? Pertanyaan kedua. Well, the story has only just begun
Namanya juga tim, 10 orang ini dituntut untuk lebih dahulu
memanaskan mesin kapal. Sebelum kru lainnya menyusul, 10 orang
ini membentuk banyak kesepakatan tentang awal dan akhir
perjalanan ke pelabuhan selanjutnya. Namanya juga kesepakatan,
prosesnya tidak mudah. Konflik tidak pernah terhindar. Bahkan
perempuan ini yang paling sering memicu. Lagi-lagi namanya juga
tim, kembalilah mereka pada kesepakatan yang telah dibuat, mari
sambut kru baru.
Selama beberapa hari non-stop mereka mulai melakukan seleksi
kepada calon kru kapal. Namanya juga seleksi, ada yang terpilih dan
tersisih. Sayang memang, tapi mau bagaimana lagi. Singkat cerita,
terpilihlah 24 orang dengan semangat luar biasa untuk mengarungi
lautan. Mari menjelajah samudera.
Rasanya kapal sebesar itu dengan misi dan tujuan yang juga besar,
tidak cukup hanya dengan 34 orang. Akhirnya, terpilihlah total 118
orang menjadi kru kapal itu. Bersiap bersama.
Badai kedua.
We have no logistics. Oh no!
Badai ketiga.
Banyak kru yang mabuk laut. Tentunya ini bukan hal besar, tapi
bayangkan jikalau banyak yang mabuk laut. Pekerjaan terbengkalai.
Huft.
Badai keempat.
When? Pertanyaan ketiga terlontar.
Badai-badai itu pastilah ada artinya. Arti yang tidak semua orang tahu.
Atau mungkin, yang tidak semua orang mau mencari tahu artinya.
Mari kita beralih ke bintang-bintang yang menerangi malam-malam
perjalanan mereka.
Dalam 1 tahun perjalanan, sudah pasti akan ada waktu-waktu di mana
bintang-bintang tertentu muncul. Tidak banyak dari mereka yang bisa
melihatnya. Diperlukan satu alat khusus.
Coba lihat bintang-bintang itu, indah bukan main. Menemani bulan
yang memantulkan cahaya matahari untuk menerangi perjalanan
mereka. Bintang selalu setia di sana, di singgasana nya.
Keegoisan lah satu-satunya yang sanggup menutupi cahaya nya.
Tidak karena langit mendung. Once realized, badai-badai itu sungguh
berarti.
Teman seperjuangan
Semua badai yang terlalui masih menyisakan rasa. Tidak ada yang
benar-benar hilang. Rasa puas karena pernah dikaruniai badai-badai
seperti itu. Sungguh, badai itu menguatkan.
3 tahun membersamai kru-kru terbaik di kapal itu membuatnya
menjadi pembelajar. Tidak akan ada kata bosan jika dibarengi dengan
proses belajar.
Sekarang 10 orang ini telah siap untuk turun di pelabuhan
selanjutnya. Semoga senyum terbaik bisa mereka berikan kepada para
penggantinya. Semoga kesalahan-kesalahan mereka dimaafkan.
Semoga kekeliruan yang mereka ciptakan tidak diulang. Dan semoga,
yang baik tetap tinggal, yang buruk pergilah.
Ada seseorang yang bertanya, apa itu kebahagiaan sejati?
Seseorang yang ditanya menjawab, sederhana, sesederhana ketika
kamu tidak bicara andai begini, andai begitu. We need to move on.
Akhirnya, selamat menemukan proses pembelajaran dalam setiap
perjalanan
Adalah suatu kapal, dengan 10 awak kapal yang berasal dari berbagai
perbedaan. Kami akhirnya mengikat diri dalam satu visi. Meskipun
berlatar belakang berbeda, kami yakin saat kami bersama ombak di
lautanpun akan mampu kami lalui. Sebelum bergabung menjadi salah
satu awak kapal saya
yang
menyita ruang
untuk
berdiskusi,
menyelami
Kapten kapal.. dia adalah orang paling hemat dalam bersuara.. Beliau
lebih senang bekerja di balik layar, membuat konten tulisan, membuat
desain poster dan hal semacamnya. Perawakannya tinggi kecil, dan
terlihat sekali jiwa pendiamnya. Meski begitu saya yakin, tekadnya
begitu besar untuk menerima amanah sebagai kapten kapal.
Dedikasinya untuk Islam tak perlu diragukan. Terima kasih Kapten !
Selanjutnya, orang ini kadang bisa jadi sangat menyenangkan. Pun tak
jarang mendapatinya sebagai orang yang sangat menyebalkan.. Dia
sosok calon Bapak yang bertubuh kecil namun dengan pemikiran
kasih
kawan..berjalan,
berjuang
bersama
kalian..takkan
terlupakan.
penting
yakni
melepas
toko
eeb
kepada
alumni
raksasa
dan
lain-lain
yang
menggambarkan
untuk
memasuki
kapal,
mengikuti
pelayaran
ini
dan
keahlian yang luar biasa. Akan tetapi karakter dan keahlian bukan
menjadi satu-satunya penentu terpilihnya seorang awak kapal,
kesiapan, ketangguhan, perencanaan dan semangat juga menjadi
salah satu kunci utama untuk dapat masuk menjadi awak kapal. Dari
proses berbagai pertimbangan, terpilih lah 24 awak kapal super
dengan berbagai latar belakang dan kemampuan. Dengan perekrutan
awak kapal ini, setengah persiapan pelayaran telah dilakukan.
Langkah
terakhir
dari
persiapan
pelayaran
adalah
pengangkutan personil. Dari banyaknya calon personil, hanya orangorang yang dianggap tangguh saja yang dapat memasuki kapal. Para
awak kapal dengan semangat yang membara saling mengajak temanteman mereka yang dianggap tangguh untuk mengikuti pelayaran.
Dalam pencarian personil, proses penyeleksian adalah proses yang
paling sulit, rapat besar pun sempat diadakan untuk menentukan
siapa saja yang akhirnya dapat mengikuti pelayaran.
Masuknya para personil adalah proses persiapan terakhir
yang harus dilalui, tetapi tantangan sesuangguhnya baru dimulai,
pelayaran besar ke laut bebas. Ini merupakan pengalaman pertama
bagi seluruh orang yang ada dalam kapal untuk memegang tugas dan
kendali masing-masing. Koordinasi antar para kapten, awak kapal, dan
personil lain menjadi sangat penting. Dengan kondisi laut yang terus
tidak
menentu,
dapat
dipastikan
bahwa
hanya
orang-orang
terus
melanjutkan
pelayarannya
sampai
akhir
apapun
konsekuensinya.
Selama perjalanan, tidak jarang kami kekurangan uang dan
tenaga. Dalam keadaan seperti itu orang-orang cenderung menjadi
sensitif. Konflik antar personil juga tidak dapat dihindari. Sepertinya
tidak ada hari yang lepas dari konflik. Akan tetapi di samping itu
semua, kami menjadi jauh lebih dekat satu sama lain. Pelayaran ini
jelas telah memberikan keluarga baru bagi orang-orang yang
mengikutinya.
Satu tahun pelayaran sungguh sangat tidak terasa. Berbagai
suka duka, air mata dan canda tawa, kami bagi bersama. Layaknya
sebuah keluarga, kami bagaikan keluarga yang tidak pernah tenang
dari suatu masalah, hampir selalu saja ada tantangan dan rintangan
dalam setiap tempat yang kami lalui. Tetapi bukankah itu arti keluarga
sebenarnya? Bukan hanya kegembiraan yang kami bagi tetapi juga
kesedihan. Satu hal yang pasti, pelayaran ini telah memberikanku
sebuah pelajaran berarti, pelajaran tentang berbagi dan memahami.
indah,
interior-nya
berlian,
suasananya
menenangkan,
pencapaian
terhadap
berbagai
tujuan
bukan
seleksi. Ketat, terdapat tiga orang lain yang ikut serta dua diantaranya
teman satu geladak tahun lalu dan satu lagi bekerja pada geladak lain.
Hanya dua personil yang akan terpilih. Diakhir seleksi diumumkan
ternyata aku diterima sebagai kepala geladak dan satu lagi yang
terpilih adalah, jeng..jeng..jeng dialah Bung Iqi. Di luar dugaan, aku
kira
yang
akan
membersamai-ku
adalah
Mba
Rumi
rekan
yang
harus
dicapai
setiap
musim
adalah
hanya
GREAT VOYAGE
Sebuah Cerita Mengarungi Lautan Cinta di Kapal Biru 2013-2014
By Rifqi Hendria
Tersebutlah
seorang
anak
yang
baru
pertama
kalinya
Edisi pelayaran pendek pun telah berakhir. Pulau berpasir abuabu pun kembali dimeriahkan dengan episode kedua, episode
pelayaran panjang. Kaka yang tadinya bergabung di pelayaran pendek
kapal hijau tertarik untuk bergabung kembali dengan kapal hijau di
edisi pelayaran panjang kali ini. Namun di lain sisi, si kerdus dari
Yaman tiba-tiba mengajak Kaka untuk bergabung di pelayaran
panjang kapal biru untuk kedua kalinya.
Pelayaran Panjang
Singkat cerita, biar nggak pada mager bacanya, Kaka memilih
untuk melanjutkan pelayaran panjang bersama kapal biru, ia bekerja
sebagai awak kapal yang bertugas mencari harta karun di pelayaran
itu. Ia bekerja bersama bos Yaman kerdus dan wakil bos serta big
boss yang namanya nyerempet, Ananti dan Anti. Tidak lupa pula kita
berikan
credit kepada
Muiqra,
sang diver
yang
kebanyakan
sebagai
bos
dan
wakil
bos
di
subbidang
yang
team. Cahaya SKIS bagi pelayaran kapal biru tampak terang di awal,
ditandai dengan kajian Siroh perdana sukses diselenggarakan.
Badai
Namun, seiring berjalannya kapal mengarungi lautan yang
penuh dengan badai hedonisme, muncul badai-badai lain yang tidak
kalah trengginasnya, mulai dari badai el magero, el ngareto, el
ngilango, hingga el demoto. Cahaya SKIS pun mulai redup, diawali
dengan kelalaian dari sisi permintaan publikasi kepada bidang Mati
Tetap Islam, kurangnya wisatawan yang hadir di museum Siroh dan
Oasis, kotak hitam Oasis interactive yang terdampar entah dimana
setelah kecelakaan pesawat oleh pilot Omar, perginya Bayi Madinah
entah hanyut ke sungai Nil atau Ciliwung, perginya Pak Pol
menunaikan tugas Negara di daerah perbatasan, hingga perginya
Broh menunaikan tugasnya di subbidang perompak syariah.
Kokoh dan Kaka pun mulai pusing, ditambah lagi Kaka yang
sering berulah sehingga malah menambah kepuyengan Kokoh. Kokoh
si pelancong dari planet Bekasi dan barangkali memiliki saudara yang
bernama Basuki dengan kapasitasnya sebagai bos, berinisiatif untuk
kembali menghidupkan cahaya SKIS yang telah redup seredupredupnya, entahlah caranya dengan mengambil cahaya matahari yang
kelewat panas di Bekasi dan menanamkannya di SKIS atau apapun itu.
Kokoh pun kembali menghidupkan cahaya SKIS bekerjasama dengan
Kaka.
SKIS
juga
diperkuat
brightnessnya
oleh
keberhasilan
CakZuli,
si kerdus
Olive Oil,
Atlit Voli,
rapper,
si kerdus Yaman,
Syuhada Lady,
Pembina Umat,
kakak pinter.
Dito,
Dedeh,
Vemo,
Jendral,
melebihi kegantengannya,
si kerdus kreatif yang paling gokil kekerdusannya,
Bedebidi,
Wahyu,
Miki,
Subuh,
Shafa,
Muslimah,
Nikmah,
Firdaus P. Siagian,
Megu,
Kak Nurul,
sahabatnya sendiri.
Kalian hebat dengan cara kalian masing-masing, terima kasih
telah menjadi nakhoda dan partner dalam pelayaran kapal biru tahun
ini.
SKIS
Awak-awak tangguh itu pun pergi satu demi satu menapaki
jejak impian mereka masing-masing. Entah siapa yang akan kembali
berlayar di pelayaran panjang kapal biru.
Syekh, dengan kerendahan hatinya dan ilmu luas yang
dimilikinya menjadikan kesejukan menghampiri SKIS bahkan bagi
pelayaran kapal biru ini. Kita harus banyak belajar dari beliau.
Omar, dengan niat kuatnya, mengajarkan kita bagaimana
caranya menjadi seorang yang tetap tegar. Walaupun pernah jatuh
kandas menjadi pilot, ia tetap tegar dan kembali bangkit dengan
kekuatannya.
Pak Pol, walaupun pernah menjalani tugas kenegaraan di
daerah perbatasan dan meninggalkan kami sementara waktu, ia
kembali dengan jiwa kepolisian yang dimilikinya membuat SKIS yang
dihuni oleh pria-pria yang tidak seperti dirinya, menjadi SKIS yang
berotot, baik badan, hati, maupun otak.
Masuk ke FEUI sampai sekarang masih menjadi hal yang saya tidak
percayai. Ya, bagaimana bisa, seorang anak lulusan IPA, murni IPA,
saya tak pernah menyentuh buku-buku IPS di SMA karna memang
kurikulum sekolah saya demikian, bisa masuk ke kampus no. 1 di
negeri ini, di jurusan yang katanya penuh persaingan pula, Akuntansi.
Hal lain yang membuat saya tak percaya pula, saya masuk di tahun
kedua setelah kelulusan saya, yang pada waktu yang sama, saya
masih aktif kuliah di kampus biru, kampus yang pelajarannya
bertolak belakang 180 derajat dari kampus ini. memang pernah
tersirat keinginan menjadi seperti ayah, seorang auditor, tapi saya tak
pernah mengira Allah begitu memudahkan jalannya bagi saya.
Memasuki kampus ini, saya sudah menaruh niat untuk terus
berdakwah, dengan sedikt ilmu yang saya punya. Tahun pertama
perkuliahan berjalan, saya masih harus menyesuaikan diri dengan
alam baru saya. Dunia saya di kampus baru ini, berbeda jauh dengan
dunia di kampus yang dahulu. Apalagi untuk orang seperti saya yang
susah gaul dengan orang yang menurut saya terlampau jauh dengan
jalan hidup saya. Itulah mengapa, meski saya tahu disana ada kapal
besar yang bisa menampung orang-orang yang punya tujuan seperti
saya, saya belum bisa memutuskan untuk ikut menumpang di kapal
tersebut, saya masih menimbang, bisakah orang seperti saya, yang tak
ada pengalaman dakwah di dunia real seperti di kampus baru ini, ikut
bergabung dengan kapal besar itu.
kapal.
Seperti
itu
pulalah
pelayaran
TENTANG KITA
By Miftahul Jannah
Akuntansi, FEUI, tiba-tiba saja melekat padaku. Anak sekolahan
yang dulunya hidup selama tiga tahun di asrama. Memandang Danau
Maninjau dan hamparan perbukitan tiap harinya. Belajar tentang
eksponensial, logaritma, tabel periodik dan rumus-rumus kimia.
Namun kini terdampar di tepi kolam makara, dengan orang-orang
yang sibuk dengan urusannya, membicarakan forecasting, nilai kuis,
rapat ini itu, gaul, dan kurva-kurva. Yeah, inilah FEUI dengan segala
macam simbol hedonismenya. Tapi tak lupa pula ada obrolan tentang
perkumpulan dan organisasi. Yeah, inilah benua abu-abu yang
menyatukan wajah-wajah haus ilmu dari berbagai penjuru.
Ketika masa orientasi mahasiswa baru, dikenalkanlah apa saja
yang ada di FEUI. Segala macam kegiatan ada di sini. Yang suka
olahraga, silahkan. Yang suka seni, difasilitasi. Yang ingin melatih jiwa
kepemimpinan, tersedia. Jika tidak ingin ikut kegiatan apa-apa, juga
siahkan. Menjadi mahasiswa kupu-kupu, belajar siang dan malam,
tidak ada yang melarang. Demikian juga dengan urusan agama. Islam,
mengayomi
mahasiswa
muslim
di
FEUI,
dan
gadis periang yang juga menjadi bagian dari kami. Dan tak lupa ada
gadis kritis yang kadang cerewet. Bersama-sama, kami menjadi anak
buah kapal. Kami dipimpin oleh dua orang kapten. Kami adalah anakanak tanpa ibu, dengan dua orang ayah. Kedua orang ayah kami ini
juga selalu kompak dan sabar dalam memberikan instruksi,
menunjukkan arah kepada kami, anak buah kapal yang baru, yang
masih ingusan. Kami adalah sebuah tim yang solid. Di dalam kapal
biru bernama FSI ini, kami menempati geladak bernama SKIS. Di awal
perjalanan, semuanya bersemangat, semuanya menyumbangkan ideide brilian untuk masa depan kapal dan isinya yang lebih baik. Prodak
demi prodak pun terlaksana.
Namun, angin tak selamanya sepoi-sepoi. Ada kalanya ia
menjadi angin ribut. Selama dalam perjalanan, gerimis pun berubah
menjadi hujan deras yang kadang disertai badai. Kami, para awak
kapal biru ini, tidak semuanya tahan dengan cuaca yang kadang tidak
bersahabat ini. Satu persatu, ada yang terserang penyakit karena
cuaca ini. Penyakit apa lagi kalau bukan malas dan kurang peka. Ada
juga
yang
diam-diam
berusaha
menyusup
ke
tempat
lain,
meninggalkan kapal biru begitu saja. Padahal saat itu masih banyak
yang harus dibereskan. Ada pengecatan dinding kapal, ada perbaikan
mesin kapal, dan ada juga yang tengah menyiapkan santapan untuk
semua awak kapal. Aku sebagai anak buah pun mencoba tetap
bertahan, bersama yang lainnya juga yang melakukan hal yang sama.
Kami berharap, anak buah kapal yang lain suatu saat akan kembali,
karena sebenarnya tidak pernah ada yang menyuruh pergi. Kapal ini
selalu terbuka untukku, untukmu, untuk kita, kawan.
Kini di sinilah aku. Memandang lautan lepas dari sisi buritan
kapal. Angin sepoi-sepoi memainkan ujung-ujung jilbabku. Di
kejauhan, nampak sebuah pulau yang menjadi tujuan persinggahan
sementara kapal ini. Pulau Madani-kah itu? Belum, kami masih jauh
dari Pulau Madani. Akan tetapi, kapal perlu berlabuh untuk sesaat,
mengganti dan memperbaiki suku cadang yang rusak, mencari anak
buah kapal yang baru, dan mengisi bahan bakar, agar kembali prima
untuk mengarungi lautan kembali, menelusuri pulau demi pulau,
benua demi benua, hingga nanti suatu saat akhirnya menemukan
Pulau Madani. Angin menghembuskan kabar bahwa perjalanan akan
segera berakhir, sebentar lagi, meski untuk sesaat.
Angin menghembuskan semua kenangan akan kapal ini.
Kuhirup udara dalam-dalam, rakus, seakan ingin menyedot semua
oksigen yang ada, mengisinya penuh ke paru-paruku. Aroma garam
yang kental terasa, sekental keping-keping kenangan yang tiba-tiba
berseliweran tanpa bisa kuhentikan. Kapal ini telah menjadi rumah
ukhuwah bagi kita. Kapal ini telah menjadi saksi bisu bahwa di tengah
ketidakpeldulian dan kerasnya gelombang di luar sana, ada
kelembutan dan cinta yang berdenyut di jantung kapal ini,
mengalirkan energi positif kepada semua penumpangnya. Ah,
semuanya akan segera berlalu. Akhir akan menjadi awal yang baru.
A Shining Sailorship
By Dita Anggraini
Proses perekrutan awak kapal dan petugas dek kapal pun terus
berjalan hingga 118 pos terisi. Tiba di hari pertama perngumpulan
seluruh awak terpilih untuk menyatukan visi dan misi Ekspedisi
Ukhuwah 14. Dengan semangat Innovaction seluruh awak siap
berlayar menerjang ombak dalam kegagahan kapal Great Voyage.
Jangkar diangkat, layar dibentangkan, haluan diputar menuju
samudera luas.
Aku bertugas di bidang syiar dan keilmuan. Berada di dek
Shine dengan 2 nahkoda lainnya, Yuki dan Yoga. Yuki tak lain adalah
rekan kerjaku di tahun lalu saat Ekspedisi Ukhuwah 13. Kami
memutuskan untuk kembali menempati dek Shine dan membawa
Ekspedisi Ukhuwah 14 ini dengan warna dari dek Shine yang kami
harapkan semakin bersinar. Sementara Yoga adalah nahkoda baru di
dek Shine. Sebelumnya dia awak Ekspedisi Ukhuwah 13 namun kami
berada di dek yang berbeda.
Sebelumnya tak terpikirkan akan menjadi nahkoda utama dek
Shine ini. Tahun lalu ada banyak awak yang menurutku lebih baik dan
kukira akan kembali mendaftar di ekspedisi tahun ini. Terpilihnya Yoga
untuk bergabung di dek Shine ini juga cukup membawa kontroversi
awak lain, sementara aku dan Yuki mungkin bisa dibilang akan
menjadi partner yang klop, meskipun kami berbeda dari segi ekspresi.
Kami membutuhkan dan merekrut 12 awak untuk membantu
dek kami. Jumlah pendaftar yang melebihi kuota cukup membuat
kami pusing memilih awak-awak yang kami harap akan membawa
kapal ini bersinar lewat dek Shine ini. Satu persatu kami interview dan
seleksi hingga satu hal yang unik dan baru aku sadari di akhir
perekrutan awak adalah sebaian besar yang ditolak adalah awak yang
aku interview secara mandiri, namun sebagian besar yang diterima
adalah mereka yang kami interview bersama.
Inilah nama-nama bersinar yang kami pilih : Syafira, Izuddin,
Sayid, Hillary, Putri, Santoso, Harits, Pertiwi, Alisah, Puspita, Setyo, dan
Maulana. Setiap dari mereka memiliki kelebihan, kekurangan dan
tentunya keunikan masing-masing.
Syafira
Perawakannya tidak terlalu tinggi, pun tidak pendek. Awak
yang satu ini bisa dibilang sebagai kakak bagi awak-awak yang lain
karena usia dan pengalamannya berlayar yang memang terbilang
lebih lama.
Izuddin
Dia adalah awak yang memiliki intonasi paling khas saat
menjawab salam, bak penyanyi dangdut, namun sayang suaranya tak
memiliki cengkok. Izuddin adalah pelayar ganda, dalam satu
pelayaran dia bisa berpindah ke kapal lain yang membutuhkan
manakala kapal kami berpapasan dengan kapal eksekutif.
Sayid
Dek Shine ini tak pernah sepi syair puisi, sajak-sajak pelayaran
tak pernah terlewat kami dengar. Adalah Sayid, awak yang berasal
dari negeri Serambi Mekkah ini piawai dalam menulis bait puisi dan
membiarkan
siapapun
masuk
mengambil dinar
dengan
bertugas
di
bagian
kajian
peta
ekspedisi.
Kaca
mata
miopi
yang
digunakan
cukup
menunjukan
Now, all of youll have your own path, but I'm sure it is not about
leaving me, leaving our gang, its because we have to find the new
zone, the zone which direct into the same destination till we meet
again, hopefully Firdaus which will welcome us.
I love you, lillaah
Gang, family, team, Rangers!
Bersinar di Kapal Inovasi-Aksi
Oleh: Mahdiah Aulia Wakadep SHINE 2014
keputusan
yang
terbaik;
keputusan
yang
akan
kedua ahli dalam mengelola berbagai hal dan pulau ketiga suka
memikirkan hal-hal yang abstrak. Aku menjadi penduduk pulau
pertama; orang-orang yang melihatku mungkin bisa langsung
menebaknya.
Walaupun begitu, aku suka dengan pelajaran yang ada di
pulau ketiga. Hal yang abstrak, membutuhkan logika dan pemahaman
serta berdampak besar; terlihat sangat menarik. Namun, juga ada
ketertarikan kuat untuk mencari ilmu yang bernafaskan Islam; sedih
rasanya jika waktuku diisi dengan memikirkan hal abstrak yang
terbukti memiliki banyak kecacatan. Aku berusaha menemukan
sebuah tempat dimana kedua passion ini bisa tersalurkan.
Akhirnya keinginanku dikabulkan Allah SWT; aku bergabung
dalam kumpulan orang-orang yang mempelajari ilmu minokoe
berlandaskan syariat Islam. Betapa bahagianya aku bersama dengan
teman-teman seperjuangan melakukan syiar ilmu minokoe Islam.
Namun ternyata tidak semua harapanku terpenuhi; aku tidak merasa
ilmuku cukup dalam bahkan setelah bergabung kurang lebih selama
10 bulan. Diriku telah disibukkan dengan kegiatan lain yang
mengasah kemampuan dalam mengelola berbagai hal, walaupun
masih berhubungan dengan ilmu minokoe Islam. Rasa puas dan
kecewa pun bercampur di akhir masa perkumpulan ini.
Kemudian tawaran itu datang. Di tahun 2014, sebuah kapal
terlihat sedang bersiap-siap untuk berlayar. Kapal Inovasi-Aksi yang
sayang
jika
penduduk
Negeri
Minokoe
tidak
mengetahuinya.
Pada akhirnya, harapan berhasil menjadi pemenang. Aku
mencoba melamar menjadi anggota kapal Inovasi-Aksi. Serangkaian
proses dilewati dengan berbagai hambatan yang muncul diantaranya.
Setelah beberapa waktu, kapal Inovasi-Aksi pun mengumumkan
yang kami berikan satu sama lain, namun diselingi juga dengan rasa
letih, jenuh dan terkadang miskomunikasi melalui percakapan tidak
langsung yang dilakukan (mungkin karena kedua partnerku ini kurang
ekspresif..). Tapi aku sangat bahagia memiliki Raini dan Yanto sebagai
partner karena mereka adalah orang yang bersinar dengan cahaya
masing-masing yang unik. Kekuranganku dapat mereka tutupi dan
begitu juga sebaliknya. Membimbing dua belas awak bukanlah hal
yang mudah; sejujurnya sangat susah. Tapi adanya Raini dengan
semangatnya yang tinggi dan Yanto dengan idenya yang terkadang
aneh namun efektif dapat membuat pelayaran ini tidak kehilangan
arah. Akhir dari pelayaran ini telah dapat kita lihat bersama, dan aku
sadar Bersinar tidak dapat selamat dari badai yang menerpa tanpa
kehadiran mereka berdua sebagai partner yang hebat.
Mengenai para awak divisi Bersinar, ah, betapa bangga aku
melihat mereka semua. Dimulai dari bakmishinta tiga awak
penanggung
jawab
syiar
bulanan
minokoe Islam.
Mengingat
perjuangan mereka mengadakan syiar ini, aku tidak bisa untuk tidak
tersenyum. Ada badai besar menerjang kapal Inovasi-Aksi ketika syiar
ini pertama kali akan dilakukan. Wah, sungguh perjuangan yang berat
untuk dapat melalui badai ini dan semua anggota Bersinar bersamasama berusaha melewatinya. Alhamdulillah, berkat bantuan Allah
SWT, syiar pembuka minokoe Islam dapat dilakukan dengan sangat
baik. Penduduk Negeri Minokoe dan negeri tetangga banyak yang
menyambut dengan bahagia syiar ini. Sudah tiga kali syiar bulanan ini
mereka, aku menjadi terharu dan merasa sanggat bangga. Ketika aku
mengikuti rapat mereka untuk membahas syiar ini, terlihat keseriusan
dan niat kuat untuk menjalankan tanggung jawab dengan sebaikbaiknya. Ah, hal ini selalu membuatku tersenyum. Dengan berbagai
tugas syiar lain yang juga mereka emban saat itu, aku merasa senang
karena mereka tetap melakukan yang terbaik. Jujur aku ungkapkan,
debib telah bersinar jauh lebih terang daripada ketika pertama kali
kami bertemu.
kunjungan divisi Bersinar ke kapal lain yang letaknya cukup jauh dari
Negeri Minokoe dapat berjalan dengan bersinar.
Last but not least and also at most, Fardimvinnjunris lima
awak kapal Inovasi-Aksi yang menjalankan syiar minokoe Islam
terbesar divisi Bersinar (sebenarnya semua awak kapal divisi Bersinar
adalah bagian syiar terbesar ini, namun mari kita ringkas agar tidak
terlalu panjang dan sulit menemukan singkatan namanya). Wah,
mereka adalah awak divisi Bersinar yang juga sangat bersinar seperti
yang lainnya. Fardimvin adalah ketiga penanggung jawab utama
untuk syiar ini. Mereka membuat aku bangga dengan kinerja yang
sangat baik sesuai ekspektasi. Far yang mempunyai double job di
kapal lain, alhamdulillah dapat membagi waktu dengan baik. Far aktif
menjadi MC di acara syiar Bersinar, dapat diandalkan dan telah
bersinar. Dim adalah orang yang terlihat pendiam namun sebenarnya
suka untuk bercerita. Tulus aku katakan, bangga melihat dim sekarang
bersinar dengan menjalankan tanggung jawabnya di divisi Bersinar
dan divisi lain di kapal Inovasi-Aksi. Vin adalah teteh kedua di divisi
Bersinar, sangat detail dan ekspresif serta performa kerja yang
membanggakan. Ah, dari sejak awal aku selalu berkata bangga akan
awak divisi Bersinar ya? Tapi memang itulah yang aku rasakan. Njun
merupakan bagian penting dari syiar terbesar ini. Banyak rintangan
dalam melakukan tugas-tugas njun, namun njun berhasil melewatinya
dengan sangat baik. Memang hambatanlah yang akan mendewasakan
kita, dan aku bangga njun telah melakukan yang terbaik hingga dapat
bersinar. Ris adalah awak kapal yang profesional, sering ditugaskan
untuk menyebarkan informasi syiar melalui media karena sifatnya ini.
Sekarang ris melaksanakan tugas yang tahun lalu aku lakukan; jujur
aku merasa lega karena ris yang memegang tugas ini. Aku dapat
melihat ris semakin bersinar dan membanggakan.
Mereka semua luar biasa bersinar.
Memang pelayaran ini bukanlah sesuatu yang mudah dan diisi
sepenuhnya dengan canda tawa. Terkadang ada rasa sedih, jenuh dan
lainnya yang datang menghampiri. Tapi itulah pelayaran divisi
Bersinar di Kapal Inovasi-Aksi yang telah menjadikan kami semua
bersinar seperti sekarang ini. Jika kehilangan salah satu awak divisi
Bersinar, mungkin kita tidak akan dapat bersinar sepenuhnya. Tidak
semua kegiatan syiar yang dilakukan awak divisi Bersinar aku
ceritakan di sini, karena tidak akan cukup untuk dituliskan. Seluruh
anggota divisi Bersinar telah melakukan yang terbaik dan akan tetap
bersama hingga kapal Inovasi-Aksi tiba di pelabuhan tempat
mulai
menampakan
kemegahannya
setelah
megahnya
matahari
sambil
mengingat
masa-masa
perjalananku.
I Choose
Baru saja aku mendarat dari sebuah perjalanan nan panjang
yang dipimpin oleh Kapten Rifaz Dil. Perjalanan yang menurutku
hingga aku memejamkan mata dan menutup kuping. Aku tak tahan
lagi hingga pada akhirnya ku tolehkan pandanganku ke arah
kumpulan kapal Greenland. Tanpa disadari langkahku menuju arah
itu. Dan dalam langka itu aku teringat perkataan Mpu Sakti, guru
tercintaku.
Hei, bocah pergilah kamu ke negeri Greenland. Niscaya kamu
akan bahagia, kekal, dan terhindar dari segala ancaman.
Sontak
Semua kumpul (singkat cerita lagi briefing dan lagi ngasih katakata mutiara). (Trus) Jangan lupa untuk tetap membawa dan
membaca kitab suci yang ada di kotak Pandora kalian. Ingat, kita
adalah satu ukhuwah. Saling membantu, tolong menolong, dan
menasehati. Sekian. Kembali ke pos kalian masing-masing Seru
Kapten Harlin.
Kisah sebuah perjalanan: Naga Kerdus Emperor
Dalam perjalanan yang panjang, ada sebuah kejadian yang
menurutku sangat bernilai dan menakjubkan, yaitu ketika melawan
Naga Kerdus Emperor dari Yaman di perbatasan laut SEM dan
Dnoces. Sebenarnya naga ini pernah dikalahkan saat aku menaiki
kapal Kapten Rifaz Dil. Tapi kali ini sepertinya yang muncul adalah
naga Kerdus Emperor jenis lain yang tampaknya lebih kerdus dari
sebelumnya. Pokoknya kerdus, kerdus, dan kerdus.
Suasana saat itu disertai dengan badai dan hujan deras.
Tampaknya semakin sulit untuk mengalahkannya. Semua divisi
diperintahkan oleh kapten Harlin untuk bersiap di pos masingmasing.
Enish segera ke sisi kapal bersama Siks lakukan pertahanan dan
penyerangan formasi syiar! Samsos dan MDSP segera perbaiki layar!
Kapten Kerdus Sarip dan Kapten Amri segera cek persediaan kita!
Yang lain tetap pada posisinya. Semengat semuanya. Takbir!!
Allahuakbar Suasana sangat genting dan Kapten Harlin mencoba
denga
tanduk
dan
sayap
yang
menggambarkan
bahwa
livepoint
kita
meningkat
dan
kita
bisa
sehingga Flash Dark Fire tak kuasa menahannya. Sang Naga pun
akhirnya hancur dan mengakibatkan ledakan yang sangat dahsyat.
Aku sempat menutup mataku karena saking silaunya ledakan itu.
Namun, tanpa diduga langit memancarkan kecantikannya, ditemani
pelangi yang melebarkan senyuman. Dengan suka cita kulihat senyum
sumringah semua orang dan bersama-sama mengucapkan takbir.
Allahuakbar Allahuakbar.. Allahuakbar..
Sontak Sersan Gnajaj naik ke atas kapal mengajak semuanya
merayakan kemenangan dengan menyanyikan lagu khas kapal ini.
Ayo semuanya.. Bersama kita lewati perjuangan ini..
Aku pun sangat senang masing-masing memancarkan keceriaan dan
kebahagiaan. Aku banyak belajar mengenai arti hidup dan tujuan
perjalanan ini.
Menanti perjalanan selanjutnya
Ya, banyak sekali sebenarnya kejadian menakjubkan lainnya. Cerita
tadi merupakan salah satu yang berakhir indah dan bernilai. Sambil
tetap menatap matahari terbit, aku menyadari perjalanan menuju
Greenland masih sangat panjang sehingga aku harus tetap berjalan
dan berjuang. Mungkin tak bersama mereka lagi. Tapi tujuan kita
tetap sama, yaitu berlabuh di pulau pemilik semesta alam ini.
Fin. Semoga bermanfaat
seorang
pengelola
dan
pelayan
bagi
seluruh
Dear Emak
Ini surat Otong tulis pas di atas kapal
Di sini orangnya banyak, Mak, rame
Inilah, Mak, yang bikin kapal ini ada yang mau naik, adanya keramaian
ini
Otong sudah pilih yang tempatnya sepi, tapi ternyata masih rame
juga, Mak
Tapi ngga apa, Mak. Kalau semua maunya sepi, nanti dikira kapal
mogok, Mak, ngga ada progress-nya
Oke, Mak. Lain kali Otong kirim lagi
Surat diterima, Tong
kami
berjalan
lancar,
namun
semakin
lama
dia
Hari
pelaksanaan
pekerjaan
kami
semakin
dekat.
Para
dengan
pekerjaan
ini
menanyakan
bagaimana
kegagalan.
Terimakasih
karena
telah
memberikan
saya
dari awal cerita dan berakhir dengan sebuah akhir yang saya
harapkan.
Kapal Terlihat Berlabuh di Dermaga itu
Saat itu, tersebar berita tentang berlabuhnya sebuah kapal
yang akan berlayar dengan misi dakwah menuju lautan penuh rintang
di sebuah wilayah pulang yang kita kenal dengan sebutan FEUI.
Terdengar kabar bahwa kapal ini sedang berlabuh untuk merekrut
awak-awak kapal tangguh yang diuji melalui seleksi yang dijalankan
oleh kru kapal yang sudah berlayar sebelumnya. Mereka mencari para
pemuda dan pemudi Islam yang memiliki semangat untuk berlayar
dan mengarungi laut yang luas. Namun kenyataan yang ada saat itu
pemuda dan pemudi di pulau itu mayoritas enggan untuk berlayar
dan mengarungi lautan, mereka lebih menyukai bekerja di daratan
dan berbaur dengan pesonanya yang memang lebih menyenangkan.
Layaknya pemuda kebanyakan saat itu, tidak pernah terbesit
dalam benak saya akan menjadi seorang awak kapal yang akan
berlayar mengarungi lautan karena pikiran saya saat itu masih serupa
dengan mayoritas pemuda di pulau itu. Namun garis takdir sudah
menuliskan saya tiba-tiba bertemu dengan salah satu kru yang lebih
senior dan memberikan saya tawaran melalui pintu khusus untuk bisa
bergabung menjadi seorang awak kapal, kru tersebut bernama
Muhammad Bilal yang waktu itu menjadi salah satu wakil kepala divisi
(biro) di kapal FSI FEUI. Singkat cerita saya pun bergabung dan
ternyata tidak disangka terdapat salah satu teman saya dari pulau
yang dulu pernah kami tempati sudah bergabung di kapal ini. waktu
berlalu dengan cepat dan tidak terasa saya sudah menjadi awak kapal
selama satu tahun dan kini saatnya saya menjadi salah satu wakil
kepala divisi di kapal ini bersama dengan kru lainnya yang juga
bergabung menjadi awak kapal bersama saya pada tahun 2013 lalu.
Kini tugas saya sebagai salah satu kru yang sudah berlayar mencari
awak baru untuk mengisi perjalanan kapal ini di tahun 2014 akibat
gugurnya sebagian besar awak kapal setelah berlayar selama setahun
bersama.
Pergantian awak kapal di FSI FEUI memang merupakan sebuah
siklus yang pasti akan terjadi setiap tahunnya, besar harapan saya
bahwa kapal ini akan terus mengarungi samudera dakwah dengan kru
yang lebih baik lagi kedepannya. Bagi saya layaknya sekelompok
pelaut dalam film yang dipimpin oleh kapten jack sparrow, kelompok
mereka adalah sekelompok pelaut yang semua orang sudah
mengenalnya begitu juga harapan saya terhadap kapal FSI FEUI. Bagi
saya awak kapal yang cekatan dan handal akan didapatkan oleh kapal
FSI FEUI jika awak saat ini dapat mengarungi samudra dakwah dan
kembali lagi ke dermaga dengan nama besar yang baik dan nuansa
kerja awak kapal yang menyenangkan. Kapten berikutnya seharusnya
terus menjaga keunggulan kapal FSI dengan core kekeluargaan
Islamnya yang erat dan dengan fokus yang jelas dan tidak hanya
mengandalkan orientasi kerja.
yang
menghadang
ditengahnya.
awak kapal dan membuat mereka merasa kehilangan arah dan tujuan.
Dalam kenyataannya cobaan ini berupa kehidupan yang sulit
diimbangi antara kewajiban untuk berdakwah dan amanat yang di
emban untuk menuntut ilmu di FEUI, serta banyaknya pulau (kegiatan)
lain yang menggoda awak kapal untuk singgah dan tinggal di sana,
awak kapal secara samar mulai berkurang dari jumlahnya semula.
Keyakinan!! Hanya itu yang tersisa dari hantaman rintangan
yang menghadang kapal FSI FEUI ini dan dengan arahan dari sang
kapten sajalah awak kapal mampu bertahan. Dengan sisa tenaga yang
semakin menurun namun tetap tidak mengurangi tekad dan
semangat sebagian awak kapal yang selalu istiqomah dalam kapal FSI
FEUI. Lanjutkan hingga Khusnul Khotimah di Pulau Dakwah
Tim ini membutuhkan sesuatu yang mengeratkannya, yaaa!!
Seperti yang sudah dikatakan sebelumnya keyakinan untuk mencapai
daratan yang lebih indah dan keinginan untuk khusnul khotimah di
perjalanan dakwah menjadi perekat perjuangan kami. Teriakan kapten
kapal untuk membangkitkan semangat kami mengembangkan layar
dan berfokus pada tujuan kami yang mampu mengarahkan kami
untuk berlabuh kembali. Tidak terasa saat ini pulau itu sudah ada di
depan mata, kami hampir sampai di tujuan. Tugas kami kedepan
adalah mencari labuhan yang tepat, menghindar dari karang di sekitar
pulau dan bersiap melemparkan jangkar serta mempersiapkan awak
kapal yang dapat menggantikan kami yang telah gugur. Allahu
Akbar!!
Answer
By Mamduch
23 Januari 1867
Orang
itu
kembali
menghampiriku.
Teman
satu
kamp
Aku yakin Eyes dan Baldo pun merasakan hal yang sama. Ia memang
seseorang yang bervisi besar. Mungkin di masa depan, ia akan
dipercaya memimpin Peace-18 Outstanders, sebuah kapal legendaris
yang sampai sekarang masih berdiri kokoh menaungi kapal-kapal
kecil di negeri ini. Misi pelayarannya pun lebih jauh dan berbahaya.
Seleksi untuk memasukinya sungguh ketat, hanya orang-orang
dengan fisik dan mental di atas rata-rata yang boleh menjadi
penghuni kapal itu. Aku penasaran bagaimana orang-orang disana.
Aku percaya pada kekuatan kalian! Tolong pinjami aku hal itu.,
begitulah kata-kata penutup dari kapten malam lalu. Kemudian ia
pergi, menyisakan tatapan kosong di mataku, Eyes, dan Baldo yang
masih penuh keraguan. Ia memberi kami waktu untuk merenung.
Dan hari ini, kapten meminta jawabanku, jawaban yang sudah
dijanjikan. Sejujurnya aku tak terlalu yakin dengan kapasitas diriku
untuk menerima tawarannya. Namun, ada secercah keyakinan pada
diriku saat mendengarkan kata-katanya. Tentang mimpinya membuat
desa lebih aman dan makmur. Itu yang membuatku yakin. Setelah
satu minggu berpikir, aku menegaskan jawabanku.
Aku ikut berlayar!
***
Voyage
pelayaran oleh kapten kapal beserta tim, juga misi dari masingmasing bagian. Ada bagian navigasi, pengelola gallery, bagian
personalia, bendahara, butler, kitchen, dan kami, bagian sistem
mekanik dan jaringan komunikasi kapal. Di sana kami saling mengenal
satu sama lain, baik fungsi tiap bagian maupun orang-orang di
dalamnya.
Keakraban
ini
membuat
suasana
kapal
menjadi
Badai
3 Juli 1867
Badai. Bulan ini dipenuhi badai yang berkecamuk. Apa kau
pernah merasakan badai saat kau berlayar? Badai yang membuatmu
merasa lelah dan sedikit putus harapan. Saat pekerjaan begitu banyak
dan tak mampu kau selesaikan dengan baik. Saat kapal rusak di sana
sini dan seakan tak mampu bertahan lagi. Saat orang-orang di
sekitarmu berjalan tanpa semangat, hanya ada tatapan kosong.
Ya, begitulah kondisi saat ini. Kapal ini. Sepertinya akan hancur
jika ada badai besar datang lagi. Aku sudah lelah, kerusakan dari
badai kemarin pun belum sepenuhnya diperbaiki. Sistem mekanik
kapal berjalan terseok-seok. Ditambah lagi beberapa anggota tim
ingin keluar sehingga memperlemah kekuatan tim menanggung
kerusakan kapal ini. Aku berharap mereka mengubah keputusannya
keluar dari tim ini.
Masa-masa ini sungguh sulit. Aku merasa putus asa. Eyes dan
Baldo pun mungkin merasakan hal yang sama, walaupun Eyes selalu
mencoba memberikan semangat pada kami. Ya, dia memang selalu
seperti itu. Aku pun ingin terus bersemangat, mencoba menjaga
anggota tim yang masih ingin bekeja dan tidak menghilang, meski
kadang aku tidak mampu menangani semua ini. Itu membuatku
merasa bersalah pada Eyes, Baldo, Pimpinan, dan Kapten.
Saat banyak hal tak bisa kutanggung, saat beban pikiran sudah
telalu menumpuk. Aku sering diam-diam menuju sudut kapal. Ya, di
sudut kapal ada sebuah ruangan kecil yang digunakan sebagai
gudang. Di ruangan ini aku biasa memetik gitar, mengalunkan nadanada yang bisa sedikit menenangkan. Dalam setiap petikannya, aku
ingin mengirimkan doa untuk seluruh penghuni kapal ini, orangorang yang telah membersamaiku berlayar dan membuat cerita
menarik. Meski sering terlintas dalam pikiranku bahwa aku belum
mampu memenuhi ekspektasi mereka; kapten, pimpinan, dan semua
orang di kapal ini. Lihatlah bagaimana sistem mekanik kapal saat ini,
teknologi informasinya pun semakin memburuk.
***
Learn
Sudah dua bulan sejak malam itu. Kini semua berjalan dengan
baik. Sedikit demi sedikit perbaikan kapal mulai rampung. Hari ini,
langit terlihat lebih cerah, beberapa burung camar terbang di atas
kapal seolah menyemangati orang-orang di dalamnya. Aku ingin
menyanyikan sebuah lagu dalam hati.
(nada D)
Lasting Ukhuwah, terimakasih
Tuk semua cerita dan impian berharga
Kuharap kau selalu tegar menejang ombak.
Mencerahkan setiap harapan yang memudar. . na na na
...
Dan di setiap jejak waktu
Ku akan terus berjuang
Melindungi dirimu dengan sayapku.
sedang
ramai-ramainya
diadakan
sebuah
proses
Kapal
Innovact2014yang
dinahkodai
oleh
Kapten
Ia
memiliki
harapan
besar
di
Kapal
Innovact
untuk
iapun
resmi
bertaglineRumah
menjadi
Ukhuwah
bagian
Kita,
dari
kapal
Allahuakbar!
Innovact
Allahuakbar!
yang
meyakinkan.
Ia
selalu
berusaha
divisi
mulamuh.Yang
kedua
adalah
seseorang
yang
induk.
Rekan
selanjutnya
bernama
Acid,
sosok
yang
pandangan
rekan-rekan
di
divisi
Mulamuh
terhadap
Momen itu...
Momen yang tak terlupakan bagi seorang Abah adalah ketika
ia menjadi ketua pelaksana agenda silaturrahim mantan awak kapal
besar innovact dan kapal-kapal lain, agenda bertema Redefining
Ukhuwah 2.0 bertujuan mempererat ikatan silaturahmi mantan awak
kapal innovact dan awak kapal muslim yang berasal dari kapal-kapal
lain serta menguatkan solidaritas keluarga besar mantan awak kapal
dan
membuat
komitmen-komitmen
tiap
pekan
agar
untuk mundur dan kita semua sepakat memilih Pulau Duo milik pihak
asing sebagai tempat berkumpulnya masyarakat muslim pulau
economus.
Hari besar pun telah tiba, 13 September 2014 agenda
silaturahmi ini terlaksana dan menjadisangat penting karena agenda
ini adalah perekat tali ukhuwah antara awak kapal innovact dengan
mantan awak kapalnya terdahulu yang bersatu dalam naungan pulau
besar economus, disinilah mereka bernostalgia, saling berbagi cerita,
berbagi pengalaman hidup pasca berkarir di luar pulau economus.
Mereka bertekad untuk terus terhubung satu sama lain, menguatkan
tali ukhuwah islamiyah ke seluruh penduduk bumi dan turut berperan
demi cita-cita besar meraih Ultimate Goal yakni kejayaan Islam.
Big thanks to :
Kapten Dylin, kapten Cakjen, kapten Kerdus, Kapten Bilski, kapten
Madin, Kapten Hasjon, Kapten Jauz, Kapten Handay, Kapten Dins.
Thanks,
Cenik-cenik Enihs, Siks, Pm, Samsos, Itm, Mdsp, Dmf, Clm, Ik, Ais.
Thanks,
Yang tercinta Cenik-cenik Mulamuh, Itrifsi akmil cengeng, Fifa si
ngaretos dan wacanos , Rafua MC yang sok imut, Inar si murah
senyum yang keliatan alim dan pendiem, Assidsi endut yang sok kurus
dan Atiner yang ketawanya selalu bikin heboh.
Written by Abah
(Presiden Asrama YKM FEUI)
kembali
akan
tujuan
saya
untuk
mencoba
memahami
dan
mengerti
peta
(brosur)
yang
ada
didalamnya. Ada banyak divisi dalam kapal tersebut divisi Shine dan
Sosmas adalah divisi yang menarik minat saya untuk bergabung akan
tetapi minat tersebut belum seratus persen yakin, saya masih
bimbang. Saya tertarik dengan Shine sebab Shine merupakan divisi
yang
mengkaji
dan
mempelajari
Ilmu
Ekonomi
Islam,
ilmu
kami
hanya
perlu
waktu
untuk
rehat
sejenak
sekedar
KOLASE
By Elsy Shafira Anindya
Disclaimer:Semua peristiwa, penokohan, dalam cerita ini sepenuhnya
merupakan fiksi dari imajinasi penulis. Segala kesamaan dengan
kehidupan nyata merupakan kebetulan belaka.
Dari:
F S I
Fortress of the Eyepatches
Pelayaran perdana
KAPAL INNOVACT14
Wanted
KOORDINATOR AWAK KAPAL
Hmmm,saya penasaran siapa saja yang akan maju? Pikirnya sambil
kembali memilah milah surat, mencari lambang FE dengan tulisan
Hasil Akademik, kerja kerasnya selama 4 bulan terakhir.
Fortress of the Eyepatches
HASIL AKADEMIK
Nama
: Anindya
Tahun Akademik
: 2012/2013
Semester
:3
Mata Inda men-scan isi surat tersebut, hingga matanya tertuju pada
nilai akhir dibagian akhir surat.
... ini buruk
***
The Cafe
Gemerincing suara bel terdengar ketika pintu kafe itu dibuka. Sesosok
wanita berkacamata muncul, mengedarkan pandangan ke seisi kafe.
Sesaat suara riuh rendah pelabuhan ikut menyusup masuk, sebelum
hilang ketika pintu ditutup. Wanita itu menghampiri meja disudut
kafe. Disana telah duduk seorang wanita, menatap keluar, larut dalam
fikirannya.
Apa sudah menunggu lama?
Saya baru mau memesan, kak
Jadi, jawaban kamu?
... Saya dengar sudah ada orang lain yang akan mengambil posisi
itu?
Dia mengundurkan diri. Itu mengapa saya menawarkan posisi biro
personalia pelayaran kapal ini pada Kamu. Jadi?
... tapi saya rasa saya tidak siap untuk mengambil posisi itu
di
beberapa
kapal
sekaligus---
berjanji
untuk
tidak
pernah ada di dunia. Tidak sedikit kapal yang digulung ombak--- Tapi!
Tidak sedikit legenda yang telah ditulis ulang! Harta harta yang tidak
lagi hanya menjadi legenda! Apakah kalian siap menulis ulang
sejarah?!
Siap Kapten!! Seru awak awak dengan semangat.
Kalian mungkin pernah mendengar sebuah legenda, tentang harta
berharga yang telah lama terlupakan. Harta yang telah lama hilang,
dicuri, dan disembunyikan, oleh perompak yang iri akan kebersamaan
umat Islam. Apakah kalian pernah mendengar mengenai harta ini--Ukhuwah?
Suasana hening di antara awak kapal dipecah oleh bisikan bisikan,
ukhuwah, harta yang telah lama hilang, yang menurut legenda pernah
membawa Islam menuju kejayaan.
Kita aduk seiisi Lautan! Kita gali setiap jengkal tanah didunia! Kita
temukan kembali Ukhuwah dan kita raih kembali kejayaan Islam!
Teriakan bersemangat pecah dari segala penjuru kapal.
Selamat datang,kawanku, di kapal FSI ke -23 , the Innovact!
***
The 1st Job: Team Building
Bagaimana membangun team, bersama dengan team yang belum
terbangun?
Perkenalkan saya Gita Armelia... hobi saya, hmmm apa ya hobi saya--
Disebuah pulau kecil, kapal Innovact berlabuh.
Saya Chasbi... Kalau makanan favourit saya---
Karena kapal kita tidak dapat berlayar jauh
Halo semua, saya Ratna dari Lombok....
Sebelum kita terpaut menjadi satu.
Waaah team building biro personalia ke Lombok aja yaa kita
numpang dirumah Ratna! Hahaha
Dan disinilah kami, duduk dalam satu lingkaran.
Wah, setuju, setuju! Hahaha... Selanjutnya, hmmm, perkenalkan saya
Fairuz----
Bercengkerama, bercanda, tertawa
Halo perkenalkan saya Meiga. Dulu waktu sma saya adik kelasnya kak
Noto-----Terus terus, waktu itu....
Mencoba memahami, mengerti
Halo perkenalkan, saya Gamal, dipelayaran tahun lalu saya juga
menjadi awak di biro ini, biro personalia-----
Merajut team kami sendiri
Ayo mah, tadi aku liat papah sedang menaruh barang di kapal
Coba liat papah udah di kafe belum?
Eh itu papah datang! Ayo cepat...
1 2 3!
Surprise!! Happy Birthday to You! Happy Birthday to You! Happy
Birthday dear papah! Happy Birthday to You!
Yay!
Happy Birthday Papah!
***
Anchor
Ketika lelah membuncah
Merasuki sudut hati
Memberatkan setiap langkah
Meragu
Apakah
Hati ku
Hati nya
Hati mereka
Terpaut
***
Nama
: Anindya Sugianto
Tahun Akademik
: 2013/2014
Semester
:4
Mata Inda men-scan isi surat tersebut, hingga matanya tertuju pada
nilai akhir dibagian akhir surat.
... Yes!
***
The Meeting, Revisit
Kedua orang itu duduk dipojok perpustakaan. Kertas kertas
bertebaran dihadapan mereka, program biro personalia yang akan
direalisasikan pada paruh terakhir pelayaran.
...Sebelumnya saya minta maaf, kalau saya ada salah.
Zein, penasihat dari kapal itu, hanya terdiam. Matanya menatap lautan
luas yang terbentang dihadapannya. Benarkan semua ini hanya sia
sia?
Tiba tiba cuaca berubah. Awan tebal muncul dari timur,menutupi
mentari. Angin membawa kabut tebal yang menyelimuti kapal dalam
kegelapan. Kemudian, diantara kabut tersebut, terlihat bayangan
besar, sebuah pulau.
Mungkinkah?
***
Lost and Found
Mereka berjalan dalam barisan tidak teratur, memasuki gua,
bermandikan cahaya lentera yang dibawa beberapa orang diantara
mereka. Aliran air sebatas mata kaki membasahi kaki kaki mereka,
menimbulkan suara riak air disetiap langkah.
Pemuda yang berjalan paling depan, Kapten Kapal Innovact, tiba
tiba berhenti, menyebabkan orang orang dibelakangnya turut
berhenti berjalan.
Jauh didepan mereka, terduduk diatas susunan batu, sebuah peti
besar bertahtakan delima.
Pemuda itu maju sendirian, menghampiri peti tersebut. Semua
rombongan terpaku ditempat mereka, menahan nafas. Dia membuka
peti itu.
ini.
Bertahun-tahun
ia
hidup
damai
bersama
dengan
Namun,
berkat
bantuan
guru-guru
yang
selalu
anaknya
untuk
mengejar
asanya.
Seharian
sudah
ia
itulah
yang
selalu
membuatku
mampu
menghadapi
semuanya.
Dodoa, tanpa kau minta pun ibu pasti akan selalu mendoakanmu
naak. Untuk apa dan untuk siapa aku berdoa bila bukan untukmu.
Namamu adalah nama yang takkan pernah mampu terhapus dari bibir
ibumu ini nak. Pesan ibu, jangan kau tinggalkan salatmu, jaga dirimu
baik-baik, jangan pernah berhenti untuk berpijak pada bumi.
Ibu, Ibu adalah orang terbaik yang Dodoa miliki. Dodoa janji, Dodoa
akan kembali untuk bisa mengajak Ibu naik haji. Peganglah janji
Dodoa Bu, jarak akan kulangkah dan waktu akan kutuju agar Dodoa
bisa segera kembali ke sini untuk hidup kita yang lebih baik.
Dodoa, hati-hatilah nak. Bawalah dua buah kue kedelai ini untuk
bekalmu di jalan. Tuhan selalu bersama setiap langkah dan detak
jantungku.
Dodoa berangkat Bu. Aku pergi untuk ibu dan kembali pula untuk
Ibu.
Tak terasa mereka melelehkan air bening yang tak tertahan di
kedua pipi mereka. Perpisahan yang tak selamanya, tetapi begitu sulit
dijalani. Layaknya kekasih yang meninggalkan pujaan hatinya dalam
penantian. Dodoa pun segera melangkah meninggalkan bukit tempat
tinggalnya. Ia mulai menyusuri pepohonan dan jalan menuju kota.
***
Dua hari Dodoa berjalan dengan memakan kue yang diberikan
ibunya selama dalam perjalanan, akhirnya ia sampai di kota. Ia melihat
banyak hal baru di sana. Sejauh mata memandang banyak kerumunan
orang yang berjualan ataupun sekadar berjalan dan bergurau.
Akhirnya matanya menangkap sesuatu yang tak asing baginya. Yaah,
selama ini aku tunggu segera datang. Kapal pesiar itu akan segera
datang.
Aku pun ingin melihat bahwa air pun berpuisi.
Benarkah? Kalau begitu besok pergilah denganku dengan kapal
pesiar itu. kita harus sudah siap di pelabuhan sebelum fajar datang.
Kita harus berangkat setelah subuh agar bisa naik terlebih dahulu
karena pasti akan banyak orang yang ingin naik.
Baiklah, Reya.
***
Setelah mereka melaksanakan salat subuh, mereka segera
bergegas menuju pelabuhan. Benar yang dikatakan Reya, sudah
banyak orang berkumpul di sana. Tak berapa lama kemudian,
terdengar semacam peluit raksasa dibunyikan sebagai tanda bahwa
kapal pesiar yang dinanti-nantikan oleh semua orang telah datang.
Segera Reya menarik tangan Dodoa untuk naik ke kapal. Perjuangan
panjang melewati banyak orang berjejal yang juga ingin masuk ke
kapal pun akhirnya berhasil mereka lalui. Mereka sampai di dalam
kapal di lantai kedua. Mereka duduk di galangan kapal memandang
laut di depan mereka yang semakin terang karena matahari mulai
terbit. Tak sampai berapa lama kemudian, kapal pun mulai diarahkan
nakhkoda untuk meninggalkan pelabuhan. Perlahan tapi pasti kapal
mulai sampai di tengah lautan lepas. Yang bisa dilihat hanyalah lautan
dan ombak yang tenang. Tak henti-hentinya Dodoa maupun Reya
tersebut. Hari itu langit begitu cerah. Matahari bersinar terik. Namun,
tiba-tiba keindahan itu musnah saat semua orang berteriak, air
masuk kapal...air masuk kapal... Semua orang mulai panik dengan
keadaan yang terjadi. Banyak orang yang diam saja, menangis,
berdoa, atau bahkan menutup mata mereka. Begitu pula dengan
Dodoa maupun Reya. Saat ini mereka tidak tahu harus berbuat apa
untuk menyelamatkan kapal dari tenggelam karena air mulai masuk
ke kapal. Air yang selama ini menjadi sahabat mereka hari ini tiba-tiba
menyerang mereka. Tidak. Air tidak mungkin memusuhi sahabatnya
sendiri karena kami pun tidak pernah memusuhinya. Kita bersahabat.
Aku harus mengingatkan bahwa kita sahabat dan tidak seharusnya
bermusuhan.
Hatinya
berkata
hal
yang
selama
ini
menjadi
ayat 24. Maka aku memintamu sebagai sesama makhluk yang samasama berpuisi dengan puisi Tuhan agar kau bersahabat dengan kami
karena kami pun ingin bersahabat denganmu. Tuhan, izinkan kami
bersahabat dan izinkan kapal ini kembali berlayar. Seketika itu pula
seakan air laut memahami Al-Quran dengan baik, maka airpun mulai
surut dengan sendirinya karena kapal yang sedang berlayar tersebut
adalah milik Tuhannya sehingga ia bersedia bersahabat dengan kapal
tersebut dan dengan orang-orang yang ada di dalamnya. Akhirnya
semua orang segera kembali tenang karena air sudah tidak masuk
lagi ke dalam lantai kapal. Dodoa melakukan sujud syukur atas
kebaikan Tuhan yang telah menolong kapal beserta mereka semua
yang berada di dalamnya. Reya menepuk bahu Dodoa dan
mengatakan satu hal padanya Tunjukkan padaku satu hal dan
Dodoa pun menjawab Dengan puisi terhebat yang pernah ada, maka
kita semua berpuisi. Begitu pula dengan lautan, air pun berpuisi.
Kapal pun kembali mengarungi lautan lepas yang kini sudah
menjadi sahabatnya. Kini puisi itu semakin indah dan akan tetap
indah. Di kejauhan sana, tampak daratan menghijau siap menyambut
kapal. Itulah daratan tujuan mereka. Tak lama lagi mereka akan segera
sampai di tempat tujuan mereka. Salam perpisahan pun akan segera
terucap untuk sang sahabat yang kini sudah sangat erat. Air, tetaplah
berpuisi sesuai dengan puisi terindah sepanjang masa
***
My Journey
By Mohamad Jatiardi Fitriantoro
End of The Line
Aku sedang duduk termenung menatap langit yang menyemburkan
cahaya jingga kebiruan. Perpaduan warna sempurna, yang secara tak
langsung mengagungkan pencipta-Nya. Aku tersenyum sesaat, lalu
mengalihkan pandangan. Dari kejauhan, terdengar sayup-sayup suara
orang-orang yang ku kenal, suara-suara itu memanggil nama ku.
Mereka, awak kapal yang telah menemani perjalananku, mereka
melambaikan tangan ke arahku.Betapa kagetnya aku saat mengetahui
teman-temanku, semuanya sudah turun dari kapal. Daratan! pikirku
terkaget-kaget. Saat melihat hamparan pasir tempat teman-temanku
itu menjejakkan kakinya, perasaan senang tak terkira memenuhi
rongga-rongga hati ku. Aku memang sangat merindukan daratan.,
karena, sudah satu tahun aku berlayar di laut lepas. Dan saat melihat
daratan tempatku melangkahkan kaki ke kapal ini setahun lalu, wajar
bila hatiku meloncat-loncat kegirangan.
Flashback
Saat itu, aku hanya seorang bocah ingusan yang secara kebetulan
terdampar di sebuah pulau asing. Disitu aku bertemu dengan orangorang baru, yang bernasib sama sepertiku. Baru beberapa bulan aku
tinggal di pulau itu, aku hampir saja terhanyut, dengan semua gegap
gempita yang telah mendarah daging dalam diri mereka. Hingga
akhirnya, pertolongan Allah datang kepadaku, melalui orang-orang
itu. Ya, kapten Bilal menawarkanku untuk bergabung dalam suatu tim
ombak
menghiasi,
dengan
api
unggun
yang
malam
yang
gelap
mengantarkan
ombak
besar
yang
bisa
dari
kejauhan.Aku
melihatnya
menangis.Suatu
terlihat
menggunakan
pengeras
suara
untuk
dengan apa yang harus mereka perbuat. Aku sendiri langsung berlari
ke arah tepian untuk berpegangan. Saat kepanikan dan ketakutan
menyerang
itu-lah,
sebuah
suara
keras,
tegas,
dan
tenang
kita melihat bintang jatuh di langit malam pulau Prodak, yang pada
saat itu pula, kita mengukir asa pembaharuan dan cita-cita.
Terlebih
lagi,
saat-saat
kebersamaanku
dengan
timku.
Tim
yang
mulai rapuh
karena
kesedihan
yang
pemuda
menawarkannya
untuk
bergabung
di
sesuatu
yang
sangat
berharga
dan
tidak
ada
dunia
ini.
Pemuda
itu
memiliki
teman-teman
yang
sangat
bercucuran.Keringatnya
membasahi
dahinya.Bibirnya
kapal.
Semua
perbekalan
telah
kusiapkan,
niat
telah
kuat
untuk
terus
belajar.
Pernah
suatu
ketika,
Sahabatnya
mengatakan
itu
padaku,
karena
yang
dibebankan
padanya.
Cukup
cepat
akselerasi
Awak yang satu ini selalu menuntaskan apa yang tidak dituntaskan
oleh sahabatnya. Selalu ceria, dan menceriakan suasana. Funny child,
Beta.
Excellent, diam, tenang, rapih, terstruktur, humorous. Diamdiam suka membuat kelucuan juga diantara teman-temannya. Aku
tahu awak yang satu ini memiliki performance yang sama bagusnya
juga dimanapun dia bekerja. Dan misi yang dia kerjakan selalu
complete. Oh iya, satu lagi awak yang satu ini juga pintar, penyayang
binatang (koleksi binatang dirumahnya lumayan katanya). A girl with
outstanding work, Nur.
Awak yang satu ini suka sekali bilang saya pusing Kak, saya
bingung.
Menurutku
Dia mengaku
tidak,
dia
dewasa
dalam
dan
bingung.
menyelesaikan
permasalahan yang dia hadapi. Dan yang tidak diketahui orang lain,
awak yang satu ini adalah yang paling romantis dibanding awak
perempuan yang lain . Hanya kadang dia kurang percaya diri
dengan dirinya sendiri. Mungkin yang perlu dia perhatikan adalah
mood swing nya. Romantic girl, Jihan.
Awak yang satu ini adalah yang memiliki toleransi dan
pengertian yang paling tinggi terhadap sahabat-sahabatnya, dewasa,
tenang
dalam
bekerja
dan
bersikap.
Kemampuannya
dalam
kita tuju seperti tujuan diawal atau hanya sekedar pulau untuk menepi
dan mencari awak kapal baru.
Hidup ini adalah pilihan, pilihan yang semua dari kita
diharuskan untuk memilih. Begitu juga perjalanan saya diawal
pertama ketika dihadapkan pilihan untuk melanjutkan berlayar ke
sebuah samudra yang ganas dengan awak kapal yang baru. Saya
adalah seorang yang biasa saja yang berada pada suatu pulau dimana
semua perjalanan ini dimulai. Pada pelayaran sebelumnya saya adalah
staff awak yang bertugas mencari harta karun untuk persediaan kapal
ini selama berlayar. Setelah perlayaran itu berakhir, dan saya
berencana untuk tidak melanjutkan perjalanan selanjutnya karena
saya pikir masih banyak orang diliuar sana yang lebih cocok untuk
bisa melanjtutkan perjalanan selanjutnya. Tapi ternyata takdir berkata
lain, sayalah salah satu orang yang ditunjuk untuk melanjutkan estafet
pelayaran dakwah ini ke Pulau Madani, secara spontan diawal saya
menolak dengan berbagai alasan. Pada akhirnya malam dimana besok
kapal akan memulai perlayaranya sang pemimpin awak mencoba
meyakinkan saya lagi untuk bergabung bersama Great Voyage,
setelah direnungkan mungkin ini lah jalan yang Allah ridhoi untuk
saya bisa berkembang dan bisa menjadi bagian dari masyarakat
Madani. Pada akhirnya di malam purnama itu saya meyakinkan diri
saya untuk bergabung dalam Kapal Great Voyage dengan niatan
Lillahi Taala. Dengan membaca Bismillah masuklah saya kedalam
Kapal tersebut. Keyakinan lah yang membuat kita kuat dan mampu
untuk berlayar di samudra ini, tidak cukup hanya dengan iya saya
bisa tanpa keyakinan kata itu hanyalah sebuah ucapan tanpa makna.
Dengan keyakinan sayalah yang akhirnya membawa saya
kepada jalan ini, jalan suci yang didalamnya berkumpul orang orang
yang Insya Allah Hanif yang mempunyai ilmu agama dan dunia yang
luar biasa hebat.
Esok harinya perlayaranya pun dimulai, dan para pimpinan
awak pun ditugaskan mencari team untuk membantu tugas kami
selama berada di kapal ini. Satu minggu pun telah kami lewati untuk
mencari orang orang terhebat di dalam team ini dan Alhamdulillah
kami mendapat 8 superhero yang akan membantu perlayaran kami.
Setelah kami semua mempunyai team untuk perlayaran hebat kami
disinilah perjalanan kami dimulai.
Pelayaran kami diawal perkenalan dengan masing-masing
awak. Pertama kita mempunyai Masandi Rahman Rasyid atau biasa
disapa Riwan, seorang pria berumur genap 19 tahun pada tahun 2014.
Dia adalah seorang yang pandai dalam berbicara dan seorang
konseptor yang hebat, walau sibuk diluar tetapi hatinya tetap di
dalam kapal ini. Di bangku lain terlihat seorang pria berbadan besar
menggunakan jaket merah, dia bernama Maruf Saragih. Dengan
kegigihanya dan berbagai macam ide brilliantnya yang bisa
membantu kami dalam menemukan harta karun. Lalu disampingnya
ada pria berlogat jawa kalem namun terlihat lebih dewasa dari
teman2nya yang lain, dia adalah Wahyu Setyo Nugroho. Seorang pria
asal Jawa, dalam diamnya dia mempunyai kebijaksanaan yang luar
biasa. Wahyu adalah salah satu orang yang memegang peranan
penting dalam pelaksanaan satu prodak dalam kapal ini, dengan
kegigihanya prodak ini adalah salah satu yang menghasilkan target
paling besar. Di bangku terakhir sisi Ikhwan ada seorang calon kiayi
Serang banten yang luar biasa, bertubuh tinggi tegap dengan tatapan
yang ganas. Ya, dia adalah Dikri. Nama yang terlihat simple namun dia
adalah seorang yang keras kepala dengan senyum yang manis dan
sifat untuk selalu belajar dan pantang mundur yang luar biasa.
Di ruangan lain ada akhwat akhwat yang luar biasa hebat!
Mereka semua adalah orang orang yang mempunyai jiwa militansi
diatas rata-rata. Di barisan pertama ada Emma Almira Fauni.
Berperawakan tinggi dan sifat easy goingnya yang membuat dia
disegani sama teman temanya, effort dan keinginan yang tinggi yang
membuat dia harus memegang amanah pada salah satu prodak yang
cukup berat. Disebelahnya ada Nur Jihan Atikah, perempuan gigih
yang supel. Banyak pertanyaan yang muncul dari mulutnya, pikiranya
penuh dengan pertanyaan dan tekad yang kuat dalam menjalankan
prodaknya bersama calon kiayi Serang di IPreneur. Selanjutnya ada
Nur, perempuan kalem yang cukup taktis dalam mengerjakan seluruh
prodaknya. Dalam diamnya bukan berarti dia lemah, dia adalah
seorang yang cukup tangguh untuk bisa menghandle teman2nya.
Terakhir ada Farah Beta Maulida, seorang anak yang cukup kekanak
pelajaran hidup yang sangat berharga yang bisa saya ambil. Berbagai
macam cara untuk bisa menghasilkan pundi pundi uang kami lakukan,
kami rela menghabiskan banyak dari waktu kami untuk bisa mencapai
hasil yang terbaik jalan dawah ini. Beruntung kami mempunyai 8
awak kapal yang luar biasa, yang bisa bekerja dengan ikhlas, yang rela
bekerja
tanpa
mengharapkan
imbalan
apapun,
yang
mampu
menemukan harta karun luar biasa dengan effort yang cukup tinggi.
Walau kadang, ukhuwah tidak selamanya berjalan baik. Adakala
dimana kami merasa kehilangan satu sama lain, ketika sapaan itu
merasa menyakitkan dan pemberian terasa seperti bara api yang
menyala. Tapi kami yakin dengan cobaan itu lah ukhuwah kita akan
semakin erat.
Waktu terus berjalan dan tidak bisa diberhentikan, tidak terasa hari
hari yang penuh perjuangan, canda tawa sekarang sudah harus selesai
secara kepengurusan. Terlalu banyak kenangan untuk diakhiri, tapi
setiap awal selalu punya akhir. Tinggal bagaimana cara kita
mengakhiri akhir itu, mau akhir yang baik atau akhir yang buruk. FMD
dan FSI adalah pengalaman organisasi yang luar biasa hebat. Semoga
ini bukanlah akhir dari segalanya, tetapi ini adalah akhir untuk sebuah
awal baru yang akan lebih hebat. Tetap jaga semua yang kita punya di
FSI; ruhiyah kita, teman2 kita, dan terus berkembang terus belajar!
Selamat menjadi Umat yang bermanfaat di masa selanjutnya Kawan!
EKSPEDISI
By EMMA ALMIRA FAUNI
Memilih Kapal
Kapal-kapal telah tiba, para kapten mengundang masyarakat untuk
turut
serta
dalam
pelayarannya
masing-masing.
Ini
adalah
menghitung-hitung
untuk
ini
rasanya
sulit
menyinggung
logika,
membayangkan
Di pelayaran ini, saya berperan sebagai staff dari sebuah divisi yang
amat keren namanya, Finance and Muslimpreneur Development
(FMD). Dalam divisi ini, kami bersepuluh, terdiri atas 2 orang BPH dan
8 orang staff. Kedua orang BPH itu bernama Kak Nurul dan Kak Iqbal.
Ada pula Riwan, Wahyu, Dikri, Maruf, Beta, Jihan, Nur, dan saya
sebagai staf yang menjadi pelaksana lapangan program-program
dakwah FMD.
FMD memiliki program-program dakwah berupa Koko UI, Ipreneur,
Bee Store yang sekarang berganti nama menjadi Jannate, Little Bee,
Event Organizer, Penyewaan LCD dan proyektor, serta Proyek Jaket
FSI. Tahun ini, saya diamanahkan untuk menjadi penanggung jawab
untuk Bee Store yang belakangan punya wajah baru sebagai Jannate
onlineshop.
Semangat
kami
meluap-luap.
Segala
sesuatu
terasa
begitu
SBU Toko Bee yang sudah bertahun-tahun beroperasi, yang tahun ini
saya dan seorang teman diamanahi untuk mengelolanya, kembali
mengalami kondisi tersulitnya setiap tahun. Toko Bee memiliki beban
yang lebih besar dari pada pendapatannya. Dan rasa-rasanya sulit
bagi kami untuk terus mempertahankan toko ini apabila harus
menguras rupiah kita. Maka, dengan berbagai pertimbangan,
diputuskanlah, Toko Bee ditutup tahun ini. Bom waktu meledak di
tangan kami.
Masalah berakhirnya Toko Bee ini tidak berhenti sampai di sini. Kami
membuat ide untuk meneruskan bisnis ini dengan membuat sebuah
online shop yang menjual baju-baju muslimah. Saya, yang tidak
memiliki background yang mapan soal bisnis, online shop, dan
fashion, masih butuh banyak belajar.
Di tengah perjalanan, ada satu kendala lagi. Partner saya dalam
menjalankan amanah ini, adalah seorang anak muda berprestasi sejak
masih duduk di bangku sekolah. Tipe pendiam emas. Ketika berbicara,
dia berwibawa. Kemampuan bersosialisasinya pun juga baik. Oleh
sebab itu, banyak yang membutuhkan dia, hingga pada suatu titik, dia
menjadi begitu sibuk. Fokusnya terhadap tugasnya di sini menjadi
buyar karena ada hal lain yang lebih tinggi yang bertengger di tangga
prioritasnya. Saya, yang tadinya memiliki harapan besar agar partner
saya ini menjadi CEO online shop yang kami rancang, kini menjadi
pincang. Kepengurusan kecil yang saya pimpin ini menjadi rapuh
tanpanya.
Sebuah Perjalanan
By Siti Nur Rosifah
Salah satu dari proses panjang yang harus dilewati oleh seorang anak
manusia baru saja selesai ku lalui. Proses untuk menapaki perjalanan
hidup yang tidak ku ketahui akhirnya ini kembali ku mulai dengan
penuh semangat. Setelah berhasil mendarat di Pulau Harapan, FEUI,
aku memutuskan untuk melanjutkan perjalanan ini.
Sungguh pulau ini begitu asing bagiku. Tidak ada siapa-siapa. Bukan
karena tidak ada orang lain di sini. Bukan juga karena pulau ini
kosong. Pulau ini sangatlah ramai dengan penumpang lain yang juga
ingin melanjutkan perjalanan hidupnya. Tapi di sini aku melihat
penumpang-penumpang lain sudah memiliki partner yang bisa
dijadikan panutan dalam menjalani berbagai pilihan yang ada di
depan. Sedangkan aku? Ya, aku sendiri saat itu. Tidak ada teman yang
berasal dari tempat di mana aku berasal.
kapal lainnya. Aku tidak ingin dalam perjalanan panjang yang akan ku
tempuh nanti, aku hanya berkembang sendiri saja. Aku ingin bisa
bermanfaat untuk semua orang yang ada di kapal ini. Lebih dari itu,
aku juga ingin kehadiranku di kapal ini tidak hanya sebagai seorang
penumpang yang memang hanya ada karena tujuan tertentu saja.
Aku ingin keberadaanku dan orang lain dalam kapal ini akan jauh
lebih baik setelah bersama-sama melewati perjalanan panjang
bersama di kapal ini hingga sampai pada tujuan kita masing-masing.
Di awal pelayaran ini, aku bertemu 9 orang yang mungkin mempunyai
tujuan sama denganku. Aku ingin bermanfaat bersama 9 orang ini
dengan membantu kapal memenuhi kebutuhan nya agar mampu
terus berlayar. Hari demi hari ku lewati bersama para pencari harta
karun ini. Berbagai strategi dan perencanaan yang cukup matang
kami lakukan. Berbagai target juga kami tetapkan. Visi dan misi pun
kami samakan. Kami sadar bahwa semua itu memang mutlak
diperlukan demi tercapainya tujuan kami.
Selain 9 orang itu, aku juga menemui 108 orang lainnya yang juga
berkumpul untuk mencapai tujuan tertentu, yang semuanya itu aku
yakin akan membantu pelayaran ini agar tidak berlalu begitu saja. Aku
merasa yakin bahwa seluruh penumpang dan awak kapal FSI FEUI ini
merupakan
orang-orang
yang
mempunyai
kemauan
untuk
bersama kami lagi. Namun hingga saat ini kami masih berjuang ber-9
saja. Itu pun kami tidak selalu bisa berkumpul full team. Sedih
memang, tapi perjalanan ini harus tetap berlanjut. Kapal FSI FEUI ini
masih membutuhan kami untuk tetap bisa berlayar hingga bisa
mengantarkan 118 orang ini ke tujuan. Dengan sisa-sisa tenaga yang
ada, aku dan teman-teman di sini harus benar-benar membuktikan
kesungguhan kami berjuang mencapai satu tujuan yang telah kami
sepakati bersama di awal untuk berjuang bersama.
Beberapa saat lagi, perjalanan panjang di kapal ini akan segera
berakhir. Ingatlah teman-teman, perjuangan kita tidak boleh berakhir
seiring dengan berakhirnya kebersamaan kita. Jangan jadikan akhir ini
benar-benar akhir dari segalanya. Tetaplah jaga ukhuwah yang telah
sama-sama kita bangun untuk memenuhi kebutuhan kapal FSI FEUI.
Hingga masing-masing dari kita sampai di tujuan yang sesungguhnya,
yaitu bertemu dengan Allah. Jadikan pertemuan itu sebagai
pertemuan terbaik. Pertemuan yang kalian persiapkan dengan baik
bekalnya. Tetaplah semangat dalam mengarungi perjalanan hidup
yang panjang di depan sana. Ingat selalu kalian memiliki kawan yang
siap membantu kapanpun kalian membutuhkan, Finance and
Muslimpreneur Development Forum Studi Islam FEUI.
Terakhir, setelah pelayaran ini selesai, kalian bisa memilih untuk
kembali membantu kapal ini berlayar ke tujuan yang lebih jauh atau
memilih sarana lain yang memang sesuai dengan rencana hidup
kalian. Tetap lakukan yang terbaik yang bisa kalian lakukan di setiap
di
tenagh
malam
hari
berikutnya,
Awak
Kapal
saya
ini
sengaja
memberikan
saya
sering
tenggelam?
Salah
satunya
adalah
aku
mendapatkan
partner
kerja
yang
juga
seorang
ingin
menyusahkan
sahabat-sahabatku
dalam
pelayaran
mereka.Aku tidak ingin menjadi kurang fokus. Dan akhirnya aku pun
memutuskan untuk tidak ikut dalam pelayaran itu.
Aku berlari menjauhi pelabuhan. Aku bersembunyi di rumahku,
memandangi foto-fotoku bersama sahabat-sahabatku di perjalanan
sebelumnya. Aku hanya bisa terisak. Maafkan aku, tapi ada jalan lain
yang ingin kuarungi saat ini.
tidak
ingin
mengatakan
ini.
Mungkin.
Kau
harus
di
kapal
sebelumnya
bersama
sahabat-sahabatku
adalah
salah
satu
hal
paling
membahagiakan
dan
untuk
mencoba
mengikuti
sayembara
untuk
juga pelabuhan terdekat. Awal mula tekad murni yang kumiliki untuk
turut ikut berlayar dalam kapal biru ini adalah untuk memperkuat diri
dengan ilmu yang terbilang baru dan berharap bisa menjadikan diri
lebih prima untuk bekal perjalanan mengarungi lautan di luar sana.
Karena, beratnya perjalanan untuk mengarungi lautan luas terasa
mustahil tanpa adanya kekuatan yang cukup untuk melalui ombak,
badai, dan tempat-tempat baru yang misterius diluar sana. Diluar itu
pula, tujuan awal mengikuti pelayaran ini adalah untuk mengisi ruang
pundi-pundi harta yang dikelola oleh para ahli pendanaan kapal dan
mengambil ilmu yang diminati awak kapal ini pada awalnya. Akan
tetapi, diri ini akhirnya lebih sesuai dan merasakan dirinya sendiri
menjadi lebih memberi manfaat dalam mengleluarkan tenaganya
untuk sedikit membantu ruang permesinan di balik kabin kapal yang
bernama ruang mesin SIA.
kami ini, tidak ada yang dapat kami pelajari dan kami dapatkan
sebagai bekal hidup di perjalanan selanjutnya, terimalah ucapan
terimakasih yang setulusnya dari diri awak kapal kalian berdua ini.
Selama satu masa pelayaran awak kapal ini ditemani sesamanya tiga
orang sebagai awak ruang mesin yang awalnya sama-sama kurang
berpengalaman dalam menjalankan mesin-mesin di dalam ruang
mesin SIA yang vital. Mereka adalah Awak Ayat, Awak Endah, serta
Awak Nisa. Kebersamaan kami di ruangan mesin SIA terasa sangat
tidak terlupakan, banyak diantaranya yang berharga bagi awak kapal
ini pribadi dan berharap semoga tidak terlupakan selama-lamanya.
Maaf yang terlampau besar atas ketidakprofesionalan awak kapal
yang satu ini, maaf apabila terdapat banyak kesalahan pada kalian kedua Kapten Wanita dan Wakil Kapten Wanita hebat yang baru-baru
ini awak kapal kenal dengan baik. Maafkan karena tidak bisa
memberikan semua waktu yang layak untuk tiap rapat kordinasi awak
mesin di ruang kabin SIA. Terimakasih atas kesempatan yang
diberikan selama setahun ini dengan semua pengalaman dan ilmu
mesin yang berharga ini.