Anda di halaman 1dari 9

TEKS TANGGAPAN

BAHASA INDONESIA

D
I
S
U
S
U
N
Oleh :
NURUL FUADI
KELAS : IX-A

SMP NEGERI 3 SAMARINDA


TAHUN AJARAN 2020/2021
Kegiatan 1 : Menulis Tanggapan

TERUMBU KARANG PESONA YANG MENAKJUBKAN

Oleh DRS Lalu Syafi’i

Judul :TERUMBU KARANG PESONA YANG MENAKJUBKAN

Penulis :Drs.Lalu Syafi’i

Penerbit :MITRA GAMA WIDYA

Penyunting :Puji Werdianto,S.Si

Cetakan III :2000

Nomor Kode Penerbit :246.507MGW98


Pendahuluan

Penulis memulai karirnya sebagai guru SLTP Negeri 1 Cakra Negara tahun 1983
kemudian menjadi instruktur Bahasa Indonesia di Nusa tenggara Barat sejak tahun 1992.
Saat ini penulis menjadi dosen di Universitas 45 Mataram.
Beberapa karya tulisnya pernah meraih penghargaan dalam Sayembara Penulisan
Naskah Buku Bacaan tingkat nasional, antara lain Merintis Jalan Menuju Sukses (1993),
Hutan dan Manusia (1994), dan Arti Sebuah Nama (1995). Buku-buku telah diterbitkan,
antara lain Tumbuhan Menjalar Di Sekitar Kita, Tangan-Tangan Terampil, Cintailah
Lingkungan Hidupmu, Janji Si Burung Hantu, Kidung Anak Jalanan,Nyanyian Ombak, Buku
Pelajaran Bahasa Sasak Sekolah Dasar,dan Buku IPS kelas III dan IV untuk Sekolah Dasar.
BUKU TERUMBU KARANG PESONA YANG MENAKJUBKAN adalah pemenang
harapan I tingkat nasional dalam Sayembara Penulisan Naskah Buku Bacaan nonfiksi yang
diselenggarakan oleh Pusat Perbukuan, Depdikbud tahun 1997/1998.
Sayembara yang diikuti oleh para guru dari seluruh Indonesia tersebut
dilaksanakan secara bertingkat. Naskah yang menjadi pemenang ditingkat Provinsi,
diseleksi lagi untuk ditetepkan sebagai pemenang nasional.
Pemilihan naskah terbaik bacaan fiksi dan nonfiksi untuk jenjang SD, SLTP,dan SMU
itu, dimaksudkan sebagai salah satu upaya dalam rangka mengembangkan perbukuan di
tanah air. Terdapat kencenderungan bahwa khusus untuk buku bacaan, lebih banyak
beredar buku-buku terjemahan karya asing dibandingkan dengan buku buku hasil
karangan bangsa Indonesia sendiri.
Penerbit merasa bangga mendapat kepercayaan untuk menerbitkan hasil
sayembara tersebut karena selain dapat turut berperan dalam menumbuhkan motivasi
menulis, juga diharapkan dapat meningkatkan buku bacaan, baik dari segi jumlah maupun
mutunya.

Sinopsis Terumbu Karang Pesona Yang Menakjubkan


Buku terumbu karang pesona yang menakjubkan merupakan buku seri lingkungan
hidup karya drs lalu syafi’i. Buku bacaan non fiksi ini terdiri dari lima bab yang secara
keseluruhan menceritakan mengenai lingkungan hidup terkhususnya lingkungan hidup di
bawah laut.
Pertama penulis mengajak kita untuk mengenal laut secara umum. Ia
mengenalkannya melalui perjalanan wisata seorang guru bernama bu citra dengan murid-
muridnya. Dalam buku tersebut, mulai bercerita dengan menjelaskan bahwa bumi ini
terdiri 70,8% lautan dan sisanya daratan.
Dan didasar lautan tidak rata dan banyak terdapat terumbu karang dibuktikan
dengan penelitian fessendeen pada tahun 1911 dengan mencoba mengukur kedalaman
laut dengan metode gema suara. Uji coba itu menghasilkan kesimpulan bahwa dasar
lautan itu tidak rata.
Ketika kami sedang asyik membicarakan keindahan terumbu karang, tiba-tiba
sebuah mobil toyota kijang memasuki halaman sekolah, kami pun segera berangkat. Siang
itu, mobil yang kami tumpangi meninggalkan halaman sekolah menuju pantai gili
terawang.
Setelah melewati jalan berliku penuh jurang, mobil toyota kijang yang kami
tumpangi akhirnya sampai di kota kecil pemenang. Seluruh rombongan turun dari mobil.
Bu citra segera mencari yang akan membawa kami ke Gili Terawang.
Usaha bu citra mencari kapal tak sesulit apa yang kami pikirkan. Ternyata beliau
cukup di kenal baik di kalangan pemandu wisata maupun masyarakat di sekitar teluk
kombal.
Kami pun naik satu per satu ke kapal yang sudah di pesan. Perahu pun melaju di
perairan teluk kombal. Di atas kapal, bu citra tampak ceria sekali. Ia tak bosan bosannya
menjawab pertanyaan kami, karena pertanyaan itu membuatnya teringat kembali
pengalaman manisnya saat menyelam di Bunaken dan perairan di sekitar Pulau Sumatra.
Kapal yang membawa kami meluncur semakin kencang. Haluannya diarahkan agak
kekanan menuju ke arah gili air, sebuah gili yang jaraknya paling dekat dari teluk kombal.
Semakin cepat laju kapal, gili air semakin tampak jelas. Turis yang sedang berjemur
di sepanjang pantai bagian selatan, telah dapat kami lihat satu per satu. Pondok pondok
wisata terlihat berjejer dan tertata rapi di sepanjang pantai. Pohon pohon kelapa tumbuh
subur. Daunnya tak pernah lelah bergoyang ditiup angin dari arah timur. ombak pun
tampak berkejar-kejaran dan membentuk bibir pantai yang landai.
Kapal yang di kemudikan oleh pak Amir terus bergerak meninggalkan Gili Meno.
Seringkali nina menoleh ke belakang. Ia kagum menyaksikan buih-buih putih mengejar
kapal yang di tumpanginya. Dari kejauhan teluk kombal terlihat samar-samar. Gunung
pusuk dan persawahan mengelilingi kota pemenang tampak hijau terhampar.
Kesuburannya seakan menjadi saksi bisu bahwa pulau lombok masih memiliki hutan
lindung yang lestari.
Tidak terasa, sebentar lagi kapal akan berlabuh di Gili Terawang. Keceriaan dan
kebahagiaan menyelimuti hati kami. Setidak-tidaknya kami bersyukur karena sebentar lagi
akan mendarat di pasir Gili Terawangan. Sebuah tempat yang kami impi-impikan beberapa
bulan berlalu. Bu citra menyuruh pak Amir mengarahkan haluan kapal ke arah utara.
Karena bu Citra ingin mengajak anak anak untuk melihat kima, sejenis binatang laut yang
indah dan langkah.
Tidak terasa waktu berlalu, pak Amir pun menghidupkan mesin. Mentari telah
condong ke arah barat. Merah jingga seakan terlukis di langit yang ada di depan kami.
Beberapa depa lagi, sang surya akan mencebur ke perpaduannya.
Kapal terus melaju, angin laut bertiup pelan. Burung-burung camar beterbangan di
langit luas. Beberapa speed boat lalu lalang di pantai dangkal Gili Terawang. Rupanya para
turis baru selesai diving. Mereka berlabuh untuk beristirahat.
Kami semakin asyik bercengkrama. Tak terasa kapal telah merapat di bibir pantai.
Pak Amir mematikan mesin. Jangkar kapal pun di tambatkan. Berbunga-bungalah hati
kami ketika jari-jari kaki ini menapak pasir putih di Gili Terawang. Saat itu pula, bu citra
mengajak kami berbaris lalu membuat lingkaran. Tangan kami pun saling berpegangan.
Dengan penuh rasa haru sembari bersyukur kepada tuhan, kami menyanyi
bersama. Butiran pasir putih di Gili Terawang tak berkomentar menyaksikan kebahagian
kami melantunkan lagu syukur.
Senja memerah di ufuk barat. Mentari baru saja memasuki peraduannya. Sinar
bulan pun menyapa ramah. Kapal-kapal tampak berderet rapi di tepi pantai Gili Terawang.
Bintang-bintang bertaburan menghiasi langit. Kelap-kelip lampu di pondok-pondok
penginapan seakan mengucapkan selamat datang kepada kami.
Setelah melewati keramaian jalan Gili Terawang, cidomoc yang kami tumpangi
berhenti di depan sebuah pondok yang bersih dan rapi. Di depannya terdapat tulisan
ALBATROSS DIVING AND FISHING CLUB.
Dari pondok itu, keluarlah seorang laki laki berambut pirang menyambut kami. Pak
Andy Chan, namanya. Dari raut wajahnya, ia berumur sekitar 32 tahun. Ia sopan dan
ramah sekali. Pak Andy Chan adalah seorang pemandu selam yang bernaung di bawah
yayasan Albatross. Di yayasan inilah bu Citra bergabung sebagai asisten penyelam.
Semua rombongan pun dipersilahkan masuk. Di dalam kamar kami terbengong-
bengong menyaksikan ruangan yang penuh dengan alat alat selam. Hampir seluruh
dindingnya dihiasi foto-foto karang yang indah. Diruangan kecil itulah yayasan Albstrodd
berkantor.
Kami beristirahat sejenak dan makan malam bersama dengan hidangan yang telah
di siapkan oleh pak Andy Chan. Betapa lahapnya kami makan malam itu. Kebetulan ikan
yang disuguhkan adalah ikan kerapu bakar yang disambali dengan jeruk limau.
Selesai makan, kami berbincang-bincang sekitar perjalanan yang mengasyikkan
tadi. Sementara itu, Devi dan Nina sibuk menyiapkan teh hangat.
Pak Andy Chan sendiri tampak senang dengan kedatangan kami. Beliau mulai
bercerita tentang petualangannya di dunia penyelaman. Dari ceritanya, kami tahu pak
Andy Chan adalah salah satu orang yang sangat mencintai terumbu karang. Ia rela
meninggalkan keluarga, sanak famili dan negaranya, demi kelestarian terumbu karang di
Gili Terawang. Hari-hari nya dihabiskan untuk memandu para penyelam di sekitar daerah
ini.
menurut pengalamannya, jarang sekali ia memandu anak-anak muda yang berasal
dari indonesia. Ia lebih sering memandu orang-orang asing. itulah yang membuat pak
Andy Chan senang dengan kehadiran kami di pondoknya.
Pak Andy Chan juga menjelaskan secara panjang lebar dan bersemangat tentang
sumber daya alam, kekayaan, dan keindahan yang dimiliki Gili Terawangan. Kami pun
menanggapinya dengan bangga.
Malam terus merambat. Devi menatap ke arah jarum jam yang ada di tangannya.
“jam dua belas,”bisiknya ke telinga Nina.
Akhirnya, malam itu kami ke luar pondok. Kami berjalan di antara lengkingan
musik barat yang memenuhi genderang telinga.
Kami terus berjalan di bibir pantai. Terasa sekali di sela-sela kaki kami terdapat
butiran butiran pasir yang lebih besar dari ukuran pasir pada umumnya. Pasir di sini
seperti kerikil-kerikil kecil.
Pemandangan laut malam itu sangat mengesankan. Deburan ombak terasa bagai
alunan musik. Gemercik dan mendesir. Suaranya indah, tidak menyeramkan seperti di
pantai laut yang pernah kami kunjungi sebelumnya.
Kami berjalan beriringan. Kadang-kadang tapak kaki di pasir putih itu terlihat
sangat jelas. Kadang-kadang terlihat samar, bahkan tak terlihat sama sekali.tergantung
dari cerahnya cahaya rembulan yang menerangi persada.
Burung-burung laut dengan riangnya terbang melayang di angkasa raya. Bermain-
main dan menyambar di antara riak gelombang yang landai. Sungguh merupakan
pemandangan yang langka.
Sesaat kemudian, kami sampai di suatu tempat yang sangat asing. Di tempat inilah
kami mendapat hiburan yang aneh tapi nyata. Terdengar di telinga suara suara serangga
malam penuh irama. Serangga itu bersahut-sahutan melantunkan bunyi yang indah.
Mungkin, makhluk itu sedang memuji kebesaran tuhan.
Banyak suara aneh yang kami dengar malam itu. Sungguh merupakan teka-teki
yang diterka. Telinga kami menjadi awam mendengar nyanyian serangga yang hidup di
tepi pantai. Maklum, selama ini telinga kami lebih banyak dijejali oleh desingan kendaraan
bermotor yang kadang-kadang memekakkan telinga.
Malam semakin larut. Suasana terasa hening. Pak Andy Chan mengajak kami
kembali ke pondok untuk beristirahat.
Pagi-pagi sekali, kami sudah bangun. Burung kepodang telah membangunkan seisi
alam dari pohon kelapa yang tinggi menjulang. Merdu sekali suaranya.
Bu Citra, Devi, dan Nina sibuk di dapur. Mereka menyiapkan nasi goreng buat kami.
Sedap sekali baunya, apalagi berbaur dengan udara pagi yang segar. Tepat pukul 07.30
WIT, kami sarapan bersama pak Andy Chan.
Selesai sarapan, kami segera bersiap-siap untuk pergi menyelam. Ransel, tabung
udara, baju karet, snorkling, dan sepatu renang telah di siapkan oleh pak Andy Chan.
Sampai di atas speed boat, pak Andy Chan langsung menghidupkan mesin. Kami
pun naik satu per satu. Kapal itu mulai bergerak pelan, kemudian laju membelah riak
gelombang Gili Terawang.
Udara pagi itu, terasa nyaman. Apalagi matahari belum terlalu meninggi. Turis-
turis pun telah mulai berkeliaran di sekitar Pantai Gili Terawang.
Kapal motor yang kami tumpangi berhenti di laut dangkal sebelah timur. Pak Andy
Chan mematikan mesinnya. “ayo, kita turun!” ajaknya
Bachtiar dan Anton turun lebih dahulu. Bu Citra dan semua rombongan menyusul
kemudian.
Setelah istirahat sejenak, pak Andy Chan mengajarkan cara memasang snorkling.
Terpasangnya alat tersebut membuat kami tidak kenal satu sama lain karena wajah
tampak berbeda setelah snorkling terpasang.
Dengan posisi siap menyelam, pak Andy Chan memberi aba-aba untuk
menenggelamkan kepala ke air. Secara bersamaan, kami mencoba untuk menyelam.
Terlihatlah oleh kami sebuah pemandangan karang yang menakjubkan. Ternyata melihat
pemandangan karang secara langsung, jauh lebih memikat jika di bandingkan dengan
melihat dari permukaan air. Devi dan Nina tampak menggeleng-gelengkan kepala. Sesaat
kemudian, kami menyelam kembali. Devi dan Nina melihat karang yang berwarna agak
kemerah-merahan. Dan tampak oleh Bachtiar bukit karang merah dengan kombinasi
warna jingga dan abu-abu.
Hampir satu jam kami bermain-main di tempat itu. Dirasa sudah cukup, pak Andy
Chan menghidupkan mesin.
Sejak menyelam di Gili Terawang, rasa cinta kepada bangsa ini semakin
menggelora. Kami sadar masih terlalu banyak generasi bangsa yang belum sempat melihat
keindahan terumbu karang di Gili Terawangan secara langsung.
Tak terasa petang telah menjelang. Langit di atas pantai Gili Terawangan dan
sekitarnya berbias warna kuning keemasan, ketika matahari turun mendekati garis
cakrawala sebelah barat. Kapal-kapal motor lalu lalang membelah keluasaan lautan.
Burung-burung camar mengepakkan sayapnya seakan-akan menyampaikan salam
perpisahan kepada kami.

Kelebihan buku bacaan terumbu karang pesona yang menakubkan


Berikut adalah beberapa kelebihan buku bacaan terumbu karang pesona yang
menakjubkan karya Drs. Lalu syafi’i.
Pertama, buku ini di lengkapi gambar-gambar yang dapat menarik pembaca
Kedua, memiliki ukuran font yang tidak terlalu kecil
Ketiga, disertai dengan contoh-contoh yang konkret, dan pemberian penjelasan tentang
istilah istilah asing.
Di sertai dengan contoh-contoh yang konkret, seperti(menyebutkan jenis binatang
laut dan ikan)
pemberian penjelasan tentang istilah asing, seperti (karang massive. Karang
massive adalah sejenis karang batu).
Keempat, memberi informasi kepada pembaca dengan Bahasa yang mudah di mengerti,
sehingga pembaca dapat mengetahui informasinya dengan jelas.
Kelima, mencantumkan kamus kecil yang berada di halaman terakhir.
Keenam, buku ini bertujuan untuk memperkenalkan biota laut yang terdapat di perairan
Gili Terawang, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat kepada anak-anak indonesia.
Ketujuh, dengan membaca buku Terumbu Karang Pesona Yang Menakjubkan para siswa
di harapkan menjadi pelaku dalam menjaga, mencintai, dan melestarikan aneka biota
laut yang ada di tanah air indonesia.

Kekurangan buku bacaan terumbu karang pesona yang menakjubkan


Berikut adalah beberapa kelebihan buku bacaan terumbu karang pesona yang
menakjubkan karya Drs. Lalu syafi’i.
Pertama, terdapat kalimat yang memerlukan tingkat pemahaman tinggi dan banyak
menggunakan istilah asing atau ilmiah.
Kedua, memberikan gambar-gambar yang berwarna hitam putih, sehingga kurang
menarik para pembaca

Penilaian buku terumbu karang pesona yang menakjubkan


Buku Terumbu Karang Pesona Yang Menakjubkan Direkomendasikan Bagi Seluruh
Warga Negara Indonesia, Khususnya Di Kalangan Anak-Anak. Dengan Membaca Buku
Terumbu Karang Pesona Yang Menakjubkan Para Siswa di Harapkan Menjadi Pelaku
Dalam Menjaga, Mencintai Dan Melestarikan Aneka Biota Laut Yang Ada Di Tanah Air
Indonesia Dan Untuk Memperkenalkan Biota Laut Yang Terdapat Di Perairan Gili
Terawangan, Pulau Lombok, Nusa Tenggara Barat Kepada Anak-Anak Indonesia.

Selamat Membaca ^_^

Anda mungkin juga menyukai