Anda di halaman 1dari 6

C.

Menganalisis Teks Berita


Pada pembelajaran sebelumnya, kita sudah memahami bahwa sebuah
teks berita memiliki struktur dan kaidah tersendiri.
a. Struktur berita terdiri atas kepala, tubuh, dan ekor berita. Didalam kepala
terdapat pokok-pokok berita yang terangkum dalam pertanyaan adiksimba
( apa, di mana, kapan, siapa, mengapa, bagaimana). Apapun hubungan
antara kepala, tubuh, dan ekor berita tersusun dengan pola piramida
terbalik. Artinya, sajian berita diawali dari bagian yang penting ke bagian
yang kurang penting.
b. Kaidah teks berita ditandai dengan fitur-fitur kebahasaan yang khas.
Antara lain, ditandai oleh penggunaan kalimat langsung dan tidak
langsung , penggunaan kata kerja material, kata keterangan waktu,
konjungsi temporal, dan beberapa fitur umum lainnya.
Meskipun demikian, setiap teks berita juga memiliki karakteristik
yang bisa berbeda dengan teks berita lainnya, baik itu dalam hal struktur
maupun kaidahnya. Misalnya, ada berita yang diawali dengan jawaban
atas pertanyaan siapa. Sementara itu, teks berita lainnya diawali dengan
jawaban di mana atau kapan, dan seterusnya. Ada pula berita yang
mengabaikan jawaban bagaimana.
Keunikan lainnya mungkin juga tampak dalam hal kaidahnya.
Misalnya, ada berita yang menggunakan kalimat langsung dan tak
langsung secara bergantian; ada pula berita yang
sama sekali tidak menggunakan kalimat tak langsung. Pada teks berita
lainnya, terdapat penggunaan konjingsi penyebaban di samping yang
bersifat kronologis.
Dengan analisis yang mendalam, kekhasan dari setiap teks seperti
dapat kita ketahui dengan lebih jelas. Sebagai contoh, perhatikan teks
berikut dengan baik.
Sekitar dua ratus pelajar SMA, SMK, dan sederajat berkumpul
didepan kantor
PDAM Bandung, Jalan Badaksinga, Minggu (12/8). Setelah melakukan
beberapa persiapan, kelompok pelajar ini melakukan pawai melewati
Taman Cikapayang, menyusuri Jalan IR. H. Juanda menuju Bandung Indah
Plaza.
Rombongan ini terbagi menjadi bebeapa kelompok. Paling depan,
deretan siswa-siswi imut. Mereka asyik memainkan mayoret, melakukan
koreografi menggunakan benderanya masing-masing. Kelompok mayoret

ini diikuti dengan marching band , disusul dengan sejumlah pelajar yang
menempeli tubuh mereka dengan papan yang bertuliskan hak-hak yang
patut dituntut remaja. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar
yang berbaris didalam selimut berbentuk spanduk yang diis petisi
berupa tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di Bandung.
Pawai ini bukanlah pawai sembarangan. Pawai ini diprakarsai oleh
MCR-PKBI (Mitra Citra Remaja, LSM dibawah naungan Perkumpulan
Keluarga Berencana Indonesia.) Kegiatan ini merupakan puncak dari acara
peringatan International Youth Day, yang jatuh Minggu.
Pokok-pokok informasi teks diatas dapat kita analisis sebagai
berikut.
No

Pertanyaan

Unsur unsur Berita

.
1.
2.

Apa peristiwanya ?
Siapa yang mengalami peristiwa

Pawai
Sekitar dua ratus pelajar SMA,

3.

ini ?
Dimana terjadinya peristiwa ini ?

SMK, dan sederajat.


Didepan kantor PDAM Bandung,
Jalan

Badaksinga,

Taman

Cikapayang, menyusuri Jalan Ir.


H.
4.
5.
6.

Juanda

Bandung

Indah

Kapan terjadinya peristiwa itu ?


Mengapa peristiwa itu terjadi ?

Plaza (BIP) (Kota Bandung)


Pada hari minggu, 12 Agustus
Dalam
rangka
peringatan

Bagaimana proses kejadiannya?

International Youth Day


Rombongan ini terbagi menjadi
beberapa kelompok.

Berdasarkan strukturnya, teks berita diatas diawali dengan sajian


jawaban atas pertanyaan apa. Dari segi kelengkapannya , teks berita itu
tidak menyajikan jawaban mengapa. Adapun pokok-pokok berita lainnya
ditempatkan pada paragraf pertama sebagai kepala beritanya.
Tubuh berita dinyatakan dengan paragraf kedua. Bagian ini
sekaligus merupakan jawaban atas pertanyaan bagaimana. Sementara itu,
ekor beritanya dinyatakan oleh paragraf ketiga. Isinya berupa informasi
tambahan, bahwa kegiatan tersebut merupakan puncak dari acara
peringatan Interntional Youth Day yang jatuh dihari Minggu.
Sementara itu, berdasarkan kaidah kebahasaannya, didalam teks
tersebut tidak dijumpai kalimat langsung ataupun kalimat tak langsung. Ini

berarti informasi di dalam teks tersebut tidak diperoleh melalui hasil


wawancara, melainkan hasil dari pengamatan langsung jurnalisnya.
Hampir sama dengan teks berita lainnya, dalam teks berita tersebut
juga ditemukan kata keterangan waktu dan tempat, yakni pada kata-kata
yang didahului di, dari , dan

setelah.

Teks tersebut juga banyak

menggunakan kata-kata kerja material, yakni kata yang menyatakan


suatu

aktivitas

fisik,

seperti

berkumpul,

melakukan,

menyusuri,

memainkan, menggunakan, dan menempeli.


Disamping itu, teks berita tersebut banyak menggunakan kata
depan dengan, seperti yang tampak pada kalimat-kalimat berikut.
a. Kelompok mayoret ini diikuti dengan marching band, disusul
dengan sejumlah pelajar yang menempeli tubuh meeka dengan
papan yang bertuliskan hak-hak yang patut dituntut remaja.
b. Rombongan diakhiri dengan sekelompok pelajar yang berbaris
didalam selimut berbentuk spanduk yang diisi petisi berupa
tanda tangan pelajar dari sejumlah sekolah di Bandung.
Makna kata dengan dalam kalimat-kalimat itu adalah cara.

Kaidah Teks Berita


Aspek bahasan yang menjadi karakteristik teks berita adalah
sebagai berikut:
a. Adanya penggunaan kalimat langsung sebangai varian dari kalimat tidak
langsungnya. Hal itu terkait dengan pengutipan pernyataan-pernyataan
yang digunakan oleh narasumber berita.
KALIMAT LANGSUNG
Beberapa puskesmas mengalami

KALIMAT TIDAK LANGSUNG


Menurut data depkes, untuk

kerusakan. Bahkan, Puskesmas

sementara ada 6 orang meninggal, 5

Perawatan Bolo roboh menimpah 5

di kecamatan Kilo Dompu, dan 1

orang, kata Kepala Pusat

orang di kabupaten Bima.

Pengendalian Krisis Depkes.

b. Adanya penggunaan konjungsi bahwa yang berfungsi sebagai penerang


kata yang diikutinya.
Hal itu terkait dengan perubahan bentuk kalimat langsung menjadi
kalimat tak langsung.
Contoh:
Data di BNPN menyebutkan bahwa terdapat dari 10.000 hektar hutan dan
lahan di Riau.
c. Banyaknya

penggunaan

kata

kerja

mental,

seperti

mengatakan,

menyebutkan, menjelaskan, menanyakan, memikirkan, mengutarakan,


membantah, mengkritik, menolak, atau berkelit.
d. Adanya keterangan waktu dan tempat sebagai konsekuensi perlunya
perlengkapan suatu berita yang mencakup unsur kapan dan di mana.
Contoh:
Gempa dengan kekuatan 5,4 skala richter menerjang Maluku pagi ini.
(Ahad, 16/3)
e. Adanya penggunaan konjungsi yang bermakna kronologis(temporal) atau
penjumlahan seperti kemudian, setelah, sejak, awalnya, dan akhirnya. Hal
ini terkait dengan hal penyajian berita yang umumnya mengikuti pola
kronologis.
Contoh:
Peningkatan kegempaan sudah berlangsung sejak 2 Maret 2014 hingga
sekarang.

D. Menilai Teks Berita


Perhatikanlah pernyataan-pernyataan di bawah ini:
1. Saya kira informasi yang disampaikan berita itu cukup akurat dan lengkap
karna isinya tidak jauh berbeda dengan informasi-informasi yang
disampaikan sumber berita lainnya.
2. Informasi yang diampaikan berit tadi malam masih diragukan
kebenarannya karena setelah saya cross check dengan berita dari sumber
lainnya ada yang berbeda, terutama di dalam jumlah korban. Jumlahnya
tidak sebanyak dengan yang diinformasikan dalam berita itu.
3. Bahasa yang disampaikan berita itu cukup jelas sehingga kita sebagai
pendengarnya mudah untuk memahami informasi yang disampaikan.
Ketiga contoh pernyataan diatas disebut sebagai penilaian atas berita.
Adapun

yang dimaksud dengan

penilaian

adalah

pertimbangan atas

kelebihan dan kelemahan terhadap sesuatu (berita). Aspek-aspek yang


dinilai,

bisa

berkenaan

dengan

isi

berita,

struktur,

dan

kaidah

kebahasaannya. Contoh 1 dan 2 merupakan tanggapan berkaitan dengan


isi dan struktur berita, sedangkan contoh 3 berkaitan dengan aspek kaidah
bahasanya.

Anda mungkin juga menyukai