Tn.C dirawat di ruang penyakit dalam dengan keluhan sesak nafas yang hilang timbul
sejak berbulan-bulan lalu. Dua minggu lalu, sesaknya semakin bertambah dan diseratai
nyeri pada saat menarik nafas. Pasien juga mengatakan kadang- kadang bila batuk
hebat, keluar dahak bercampu darah.pasien memiliki riwayat merokok sejak SMP, 1
hari 1 bungkus rokok kretek, ayah pasien juga seorang perokokberat. BB pasien turun
hampir 6 kg sejak 5 bulan lalu.
Hasil pemeriksaan fisik : RR 28x/menit cepat dan dangkal, tampak ekspansi paru
asimetris. Suara nafas menurun, ronchi ++/-, wheezing-/-. Tactil fremitus menurun di
paru kanan. Friction rub paru kanan (+). Perkusi paru kanan dullness. Hasil
pemeriksaan laboratorium : Hb= 8 gr/dl, leukosit = 11.000/mm 3. Hasil thoraks foto :
massa di paru kanan.
Pasien sudah dilakukan pleural punction, tetapi keesokan harinya pasien sesak kembali
sehingga dokter menyarankan untuk dilakukan pemasangan cest tube dan disabung ke
WSD. Namun hal ini membuat pasien takut dan menolak untuk dilakukan tindakan
tersebut. Istri pasien menjadi bingung dan merasa khawatir kondisi suaminya akan
menjadi semakin parah jika tidak dilakukan tindakan tersebut. Setiap ada perawat
yang datang, istri pasien selalu bertanya kemngkinan yang dapat terjadi dan dampak
jika tidak dilakukan pemasangan chest tube dan WSD meskipun sudah berulang kali
dijelaskan oleh perawat bahwa wewenang untuk menjelaskan pertanyaan - pertanyaan
istri pasien adalah dokter.
STEP 1
Ronchi : Suara ubnormal paru ditandai dengan timbunan sputum
Wheezing : suara mengik pada paru
Tactil fremitus : palpasi yg di lakukan pada pemeriksaan paru
Friction rub paru : suara tambahan akibat ada peradangan di paru
Dullness : pemfis pada dada dimana suara terdengar dup karna ada organ di
dalamnya.
cest tube : sebuah tabung plastik fleksibel yang dimasukkan melalui bagian
samping dada ke ruang pleura.
WSD : Water Seal Drainage (WSD) adalah Suatu sistem drainage yang
menggunakan water seal untuk mengalirkan udara atau cairan dari cavum
pleura ( rongga pleura)
pleural punction : penusukan pleura
main map
definisi
etiologi
faktor resiko
manifestasi
klasifikasi
askep
pengkajian
diagnose
intervensi
I.
Ketidakefektifan
bersihan
jalan
nafas
yang
berhubungan
dengan
(perokok pasif)
Polusi udara : polusi udara seperti asap kendaraan, asap pabrik, asap pembakaran,
selenium danVit A dapat menyebabkan kanker paru ( masih dalam skala kecil)
- Adanya penyakit parut : seperti adanya jaringan parut pada pasien TB
8. Apa saja gejala pada penyakit kasus ini?
Berdasarkan pada kasus yang diberikan, gejala yang muncul pada kanker paru :
- Batuk persinten Perubahan warna secret - Penurunan BB
- Sesak nafas - Dahak berdarah - Dispnea
wajah
9. Bagaimana program pengobatannya pada kasus ini?
Berdasarkan pada kasus yang diberikan, program pengobatan pada kanker ini yaitu :
a. Farmako
Kemoterapi :merupakan pengobatan dengan kanker parut terutama pada smallcell lung cancer, karena metastasis diberikandengancaradiinfuskan.
Obat-obatan yang bias diberikan berupa cyclophospnamide, decxorubicin,
methotrexate danprocarbazin.
Mitomycin, vinblastine, dancisplatin
Efeksamping :lemas, mual dan muntah, rambut rontok, kulit kering dan
Penatalaksanaan pembedahan
Dilakukan pada tumor stadium I, II, jeniskasrsinoma, adenokarsinoma, dan
karsinoma sel besar undifferetiated.
Dilakukan khusus pada stadium III secaraindivual yang mencakup 3 kriteria:
Karakteristikbiologistumor :
terbaik.
Justice :adil dengan tidak membedakan klien berdasarkan ras, agama, maupun
status social.
Veracity :bersikap jujur kepada pasien dan tidak menutup-nutupi tentang
penyakit pasien.
Confidentiality :menjaga rahasia klien, tidak membicarakan tentang keburukan
stinokopi, Torakotomi
Pencitraan : CT-Scaningdan MRI
Reporting Kasus 3
Hasil diskusi kelompok kami terhadap kasus di atas menyatakan bahwa
penyakit yang diderita oleh Tn. C adalah kanker paru. Berikut hasil reporting kami mengenai
kasus kanker paru :
Kanker Paru
II.
III.
1. Faktor Genetik
Beberapa keluarga memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita kanker karena factor
genetik. Hal ini dapat terjadi karena terdapat perubahan atau mutasi beberapa gen
yang berperan dalam kanker paru, yakni : Tumor suppressor gene, Gene encoding
enzyme.
2. Merokok
Perokok beresiko tinggi untuk mengalami kanker paru. Frekuensi karsinoma paru
berbanding lurus dengan jumlah rokok yang dipergunakan. Tar yang dihasilkan rokok
merupakan bahan karsinogen, melengket dan mengiritasi mukosa bronkus. Dalam
jangka panjang mukosa akan menjadi : silia epitel hilang, sel cadangan yang terletak
di lapisan basal mengalami hyperplasia, metaplasia epitel skuamos dan dysplasia yang
potensial menjadi karsinoma.
Resiko rokok ini tidak hanya berlaku bagi perokok aktif saja, tetapi perokok pasif juga
beresiko mengalami kanker paru bila terus menerus terpajan asap rokok dan
menghirupnya.
3. Polusi Lingkungan Kerja (Serat-serat Asbes)
Polusi lingkungan kerja menjadi salah satu faktor penyebab kanker. Sebagai contoh
bahaya serat-serat asbes bagi pekerja industri. Sama halnya rokok, jika seseorang
sering terpajan serat-serat asbes dan menghirupnya, maka serat-serat asbes ini akan
masuk ke dalam saluran nafas lalu mengendap di paru. Serat asbes dianggap tubuh
sebagai benda asing yang keberadaannya mengganggu dan mengancam. Sehingga
makrofag mencerna serat asbes dengan mengeluarkan enzim. Namun enzim yang
diproduksi makrofag menyebabkan fibrosis massif pada paru. Lalu terjadilah
inflamasi dan penebalan plak pada pleura yang menimbulkan perubahan genetik.
Perubahan inilah yang membuat kanker tumbuh pada paru.
4. Rendahnya Asupan Vitamin A
Beberapa penelitian telah menunjukan bahwa perokok yang dietnya rendah vitamin A
dapat memperbesar risiko terjadinya kanker paru. Hipotesis ini didapatkan dari
beberapa penelitian yang menyimpulkan bahwa vitamin A dapat menurunkan risiko
peningkatan jumlah sel-sel kanker. Hal ini berkaitan dengan fungsi utama vitamin A
yang turut berperan dalam pengaturan diferensiasi sel.
5. Tuberkulosis dan PPOM (Penyakit Paru Obstruktif Menahun)
Klien dengan penyakit TB Paru dan PPOM beresiko menimbulkan tumor di paru.
Karena pada kedua penyakit ini paru mengalami inflamasi dan membuat jaringan
parut paru. Faktor pertumbuhan yang merangsang jaringan parut secara simultan
merangsang proses karsinogenesis. Kanker paru yang sering timbul akibat parut paru
adalah adenokarsinoma.
6. Polusi Udara
Ada berbagai karsinogen telah diindentifikasi, termasuk didalamnya adalah sulfur,
emisi kendaraan bermotor, dan polutan dari pengolahan dan pabrik. Bukti-bukti
menunjukan bahwa insiden kanker paru lebih besar di daerah perkotaan sebagai
akibat penumpukan polutan emisi kendaraan bermotor.
7. Radikal
Bebas
Radikal bebas adalah suatu atom, gugus atom, atau molekul yang mempunyai electron
bebas yang tidak berpasangan dilingkaran luarnya. Sumber - sumber radikal bebas
yaitu :
1) Radikal bebas terbentuk sebagai produk sampingan dari proses metabolisme.
2) Radikal bebas masuk ke dalam tubuh dalam bentuk racun-racun kimiawi dari
makanan , minuman, udara yang terpolusi, dan sinar ultraviolet dari matahari.
3) Radikal bebas diproduksi secara berlebihan pada waktu kita makan berlebihan
(berdampak pada proses metabolisme) atau bila kita dalam keadaan stress
berlebihan, baik stress secara fisik, psikologis,maupun biologis.
V.
VI.
Tamponade Jantung
Tamponade jantung adalah pengumpulan cairan di dalam kantong jantung (kantong
perikardium, kantong perikardial), yang menyebabkan penekanan terhadap jantung dan
kemampuan memompa jantung. Pengumpulan cairan terjadi jika kanker menyusup ke
dalam perikardium dan menyebabkan terjadinya iritasi. Kanker yang paling mungkin
menyusup ke dalam perikardium adalah kanker paru-paru, payudara dan limfoma.
Tamponade jantung terjadi secara mendadak jika begitu banyak cairan terkumpul
sehingga jantung tidak dapat berdenyut secara normal. Sebelum timbulnya tamponade,
penderita biasanya merasakan nyeri samar-samar atau tekanan di dada, yang akan
bertambah buruk jika berbaring dan akan membaik jika duduk tegak.
Penderita mengalami gangguan pernafasan yang berat dan selama menghirup udara,
vena-vena di leher membengkak.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan:
- rontgen dada
- EKG
- ekokardiogram.
Untuk mengurangi penekanan, dimasukkan jarum ke dalam kantong perikardium dan
kembalinya fungsi saraf yang normal. Biasanya pengobatan akan memberikan hasil yang
terbaik jika dilakukan dalam 12-24 jam setelah timbulnya gejala. Diberikan
kortikosteroid (misalnya prednison) intravena untuk mengurangi pembengkakan dan
terapi penyinaran.
Meskipun jarang, jika penyebabnya tidak diketahui, pembedahan akan membantu
diagnosis yang tepat dan mengobati keadaan ini karena memungkinkan ahli bedah untuk
mengurangi tekanan pada korda spinalis.
Sindroma Hiperkalemik
Sindroma hiperkalemik terjadi jika kanker menghasilkan hormon yang akan
meningkatkan kadar kalsium darah atau hormon yang secara langsung mempengaruhi
tulang. Penderita mengalami kebingungan, yang bisa berlanjut menjadi koma dan
menyebabkan kematian. Berbagai macam obat dapat mengurangi kadar kalsium
VII.
American Joint Committee on Cancer pada tahun 1987 merumuskan penentuan stadium
kanker paru dengan menggunakan sistem TNM (T = Tumor primer, N = Nodus limfe, M =
Metastasis. Untuk menggunakan sistem tersebut terdapat peraturan pengklasifikasian, yaitu
sebagai berikut.
1. Klasifikasi hanya berlaku untuk karsinoma.
2. Harus ada bukti histologi untuk bisa mengklasifikasikan kasus ke dalam tipe
histologinya. Tiap keadaan yang belum dikonfirmasikan harus dilaporkan terpisah.
3. Hasil yang berasal dari eksplorasi bedah sebelum pengobatan definitif dapat
dimasukkan untuk penderajatan klinis.
Pembagian Stadium Klinik
T
= Tumor Primer
Tis
= Karsinoma in situ/preinvasif
T0
T1
= Diameter terbesar lebih dari 3 cm atau kurang, dikelilingi oleh paru atau pleura
viseralis dan tidak ada bukti bukti adanya invasi proksimal dari bronkus dalam lobus
pada bronkoskopi.
T2
= Diameter terbesar lebih dari 3 cm, atau tumor primer pada ukuran apa pun, dengan
tambahan adanya atelektasis atau pnemonitis obstruktif dan membesar ke arah hilus.
Pada bronkoskopi ujung proksimal tumor yang tampak, paling sedikit 2 cm distal dari
karina. Setiap atelektasis atau pnemonia obstruktif yang menyertai harus melibatkan
kurang dari sebelah paru dan tidak ada efusi pleura.
T3
Tx
= Tiap tumor yang tidak bisa diketahui atau dibuktikan dengan radiografi atau
bronkoskopi tetapi didapatkan adanya sel ganas dari sekresi bronkopulmoner.
= Nodus Limfe
N0
N1
N2
Nx
= Mediastinum
M0
M1
Mx
= Syarat minimal untuk menentukan adanya metastasis jauh tidak bisa dipenuhi.
Stadium I
Stadium II
: T1 N1 M0; T2 N1 M0
Stadium III-a
Stadium III-b
Stadium IV
: Banyak T Banyak N M1
IX.
Pengkajian
a. Pengumpulan Data
Nama: Tn. C
(*Penting diketahui agar pasien tidak tertukar dan untuk melakukan hubungan
terapeutik).
Usia: 58 Tahun
(*penting diketahui untuk membedakan pasien dan untuk mengetahui resiko terkait
usia).
Pekerjaan: -
(*penting diketahui agar perawat dapat mengkaji factor resiko yang berasal dari
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama : klien mengeluh sesak nafas yang hilang timbul dan sesaknya
makin bertambah yang disertai nyeri pada saat menarik nafas (*perawat perlu
mengkaji lebih lanjut keluhan utama pasien seperti: apakah darah yang bercampur
dengan sputum banyak atau hanya bercak saja, dll. Agar perawat dapat membuat
intervensi lebih lanjut).
c. Riwayat Kesehatan Sekarang : sejak berbulan-bulan yang lalu klien mengalami sesak
nafas yang disertai dengan nyeri pada saat menarik nafas dan batuk hebat keluar
dahak bercampur darah. BB klien juga turun hampir 6kg sejak 5 bulan yang lalu.
(*penting diketahui agar perawat mengetahui sejak kapan keluhan muncul).
d. Riwayat Kesehatan Masalalu : pasien memiliki riwayat merokok sejak smp, 1 hari 1
bungkus rokok
e. Riwayat Kesehatan Keluarga : ayah pasien seorang perokok berat
8. Pemeriksaan Fisik
1. TTV
a. Temperatur : b. Denyut nadi : c. Respirasi : RR 28 x/menit cepat dan dangkal
d. BB : (turun 6 kg selama 5 bulan)
e. Tekanan darah : 2. Pemeriksaan Menyeluruh
a. Kepala dan leher : b. Dada
-inspeksi : expansi paru asimetris
-palpasi : tactil fremitus menurun di paru kanan
-perkusi : paru kanan dullnes
-auskultasi : suara nafas menurun, ronchi ++/- , wheezing, friction rub paru
kanan (+)
c. Perut : d. Ekstremitas atas dan bawah : -
INTERVENSI
a. Ubah posisi klien dengan
kerusakan
Pertukaran
posisi duduk.
b. Dorong/bantu klien untuk
Gas
RASIONAL
a.Rasional:Karenadenganpo
sisitersebutdapatmembantu
memaksimalkanekspansipar
udandrainase secret
b. Rasional
:Mampumeningkatkanventil
asiparudanoksigenasisecara
maksimalsertamencegah/me
nurunkan atelectasis
c. Rasional
:Mampumembantumemaksi
malkansediaanoksigen,
khususnyabilaventilasimenu
rundepresianestesiataunyeri,
jugaselamaperiodekompens
asifisiologosirkulasiterhada
p unit fungsional alveolar.
2. Bersihanjalan
nafastakefekt
if
a. Berikan bronkodilator
dan ekspektoran
Rasional
:mampumembantumenghil
angkanekspektoranspasme
bronkusuntukmemperbaiki
aliranudara.
Ekspektoranmeningkatkan
produksimukosauntukmen
gencerkandanmenurunkan
viskositas secret,
menurunkanketidaknyama
nanpada dada,
sertameningkatkankeefekti
3. Nyeri
Bantu
fanterapipernapasan
Rasional
aktivitasPerawatandiri,
:Membantumencegahkele
pernapasandanambulasi
mahan yang
takperludanreganganinsisi
mampumendorongdanme
mbantufisikmungkindiperl
ukanuntukbeberapawaktus
ebelumklienmampuataucu
kuppercayauntukmelakuka
naktivitasinikarenanyeri/
takutnyeri.
4. Ketakutan/
Ansietas
Rasional:Dukunganme
masalahkliendandorong kiln
mampukanklienmulaim
untukmengekspresikanpera
embuka /
saannya.
b. Libatkanklien / orang
terdekatdalamperencanaan
perawatan.
Berikanwaktuuntukmenyia
pkanpengobatan.
.
menerimakenyataankan
kerdanpengobatannya.P
asienmungkinperluwakt
umengidentifikasiperas
aandanmeskipunlebihba
nyakwaktuuntukmulaim
engekspresikan
Rasional
:Mampumembantumem
perbaikibeberapaperasaa
nkontrol/
kemandiriianpadaklien
yang
merasatidakberdayadala
mmenerima
a. Anjurkanperiodeistirahat
IntoleransiAktivitas
diagnose
danpengobatannya
Rasional
:Karenadenganistirahatdan
tidurmampumembantumen
ingkatkankemampuankopi
ng ,
menurunkankecemasan,
danmeningkatkanpenyemb
uhan.
X.
Pembedahan
untuk
Kanker
Paru
Pembedahan dalam kanker paru-paru adalah tindakan pengangkatan jaringan tumor dan
kelenjar getah bening di sekitarnya. Tindakan pembedahan biasanya dilakukan untuk
kanker yang belum menyebar hingga ke jaringan lain di luar paru-paru. Pembedahan
biasanya hanya merupakan salah satu pilihan tindakan pengobatan pada NSCLC dan
dibatasi
pada
satu
bagian
paru-paru
hingga
stadium
IIIA.
Beberapa jenis pembedahan yang mungkin digunakan untuk mengobati NSCLC, antara
lain:
- Pneumonectomy: seluruh paru-paru (kiri atau kanan) diangkat pada operasi ini
-
Lobektomi:
lobus
paru-paru
diangkat
dalam
operasi
ini
- Segmentectomy atau reseksi baji: bagian dari suatu lobus diangkat dalam operasi ini
Ilustrasi
pembedahan
paru-paru
(ada
ilustrasi)
Tindakan pembedahan memiliki angka kegagalan (death rate) sekitar 4,4% yang
tergantung
juga
pada
fungsi
paru-paru
pasien
dan
risiko
lainnya.
Kadang pada kasus kanker paru stadium lanjut dimana banyaknya cairan terkumpul pada
rongga dada (pleural effusion), dokter perlu membuat suatu lubang kecil pada dada untuk
mengeluarkan
cairan.
Efek samping:
bronchitis
kronis
2.
Radioterapi
(terutama
pada
untuk
mantan
perokok
Kanker
aktif).
Paru
Mungkin digunakan untuk orang yang tidak cukup sehat untuk menjalani operasi. Untuk
pasien kanker lainnya, radiasi dilakukan untuk mengecilkan kankernya (dilakukan
sebelum
operasi).
Pada kasus kanker stadium lanjut, radiasi juga dapat digunakan untuk meredakan gejala
seperti
nyeri,
perdarahan,
dan
kesulitan
menelan.
Seringkali dilakukan terapi Fotodinamik (PDT) untuk mengobati kanker paru-paru yang
dapat dioperasi. Dan berpotensi untuk mengobati tumor yang tersembunyi dan tidak
terlihat
pada
pemeriksaan
Xray
dada.
Efek samping radiasi: termasuk diantaranya: problem kulit, mual, muntah, dan
kelelahan. Radiasi pada dada dapat juga menyebabkan kerusakan paru-paru dan kesulitan
bernapas atau menelan. Efek samping dari terapi radiasi pada (kanker paru yang telah
menyebar ke) otak biasanya menjadi serius setelah1 atau 2 tahun pengobatan, yang
mencakup: kehilangan memori, sakit kepala, masalah dengan pemikiran, dan kurang
gairah
seksual.
3.
Kemoterapi
untuk
Kanker
Paru
Penderita SCLC terutama diobati dengan kemoterapi dan radiasi karena tindakan
pembedahan biasanya tidak berpengaruh besar terhadap survival (kelangsungan hidup).
Kemoterapi primer biasanya juga diberikan pada kasus NSCLC yang sudah
bermetastasis
(menyebar).
Penggunaan kombinasi obat-obatan kemoterapi pada jenis tumor yang diderita. Pada
penderita
NSCLC
biasanya
diobati
dengan
cisplatin
atau
carboplatin
yang
4. Target Terapi
Penerapan target terapi biasa dilakukan untuk pengobatan kanker paru-paru pada stadium
3 dan 4 yang tidak berespons pengobatan lain. Ada dua macam targeted therapy yang
paling umum digunakan, yaitu.
- Erlotinib (Tarceva)
Sel-sel kanker ditutupi oleh protein yang disebut EGFR (Epidermal Growth Factor
Receptor) yang membantu sel-sel kanker untuk membelah. Tarceva bekerja dengan tidak
mengizinkan EGFR untuk menginstruksikan sel-sel kanker untuk tumbuh. Tarceva dapat
diberikan pada pasien NSCLC untuk memperpanjang harapan hidupnya.Boks
Tarceva bekerja lebih baik pada pasien bukan perokok atau wanita usia lebih muda
(sebelum menopause). Dan mudah dikonsumsi setiap hari karena berbentuk pil.
- Bevacizumab (Avastin)
Bevacizumad merupakan antibodi yang ditujukan untuk melawan protein untuk
membantu sel tumor membentuk pembuluh darah baru. Obat ini mampu memperpanjang
kelangsungan hidup pasien NSCLC stadium lanjut, dan biasanya diberikan sebagai
kombinasi dengan kemoterapi kombinasi carboplatin & paclitaxel. Bevacizumab biasa
diberikan melalui intravena
efek samping: berupa perdarahan pada paru-paru.
XI.
PR
sebagai antioksidan yang mencegah perkembangan sel kanker atau penyakit lainnya
di dalam tubuh.
2. Pertumbuhan
dan
dalam
vitamin
membantu
sintesis
untuk
A dapat
melakukan
glikoprotein
mengontrol
adesi
pertumbuhan
sel,
yang
selular,
dan
diferensiasi sel.
WATER SEAL DRAINAGE
(WSD)
Water Seal Drainage adalah
suatu
sistem
menggunakan
drainage
water
seal
yang
untuk
dengan cara mengatur tingginya pipa pengukur dari permukaan air. Botol III berfungsi
sebagai pengaman.
Besarnya tekanan negative dari pompa pengisap untuk dewasa dan anak-anak sangat
berbeda. Oleh karena secara fisiologis perbedaan tekanan atmosfer dan intrapleura pada anak
lebih kecil dibandingkan dengan orang dewasa.
Besarnya tekanan negative :
Dewasa
Anak-anak
:-
:-
XII.
Sumber
UI
Tambunan, Gani W. 1995. Diagnosa dan Tatalaksana Sepuluh Jenis Kanker
Terbanyak di Indonesia. Jakarta : EGC
kanker.htm Diakses hari Rabu tanggal 18 September 2013 pukul 20.16 WIB
Robbins, Stanley L. 1995. Buku Ajar Patologi II Edisi 4. Jakarta : EGC
http://infosehatbugar.com/info-kesehatan/selangkah-lebih-dekat-dalam-mengenal-
fungsi-vitamin-a/
eprints.undip.ac.id/13826/1/1996KI326-8.pdf
http://www.google.com/url?q=http://uda.ac.id/jurnal/files/Rosita
%2520Saragih2.pdf&sa=U&ei=cq05UoXpOcXtrQe9xIGgDw&ved=0CCsQFjAE&si
g2=s7qwblp0VnlmJaKks9PxWg&usg=AFQjCNG25pr5zJtpCc82_4Vi4H8KcU8Ghw
Muttaqin, Arif. 2000. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
fungsi-vitamin-a/
eprints.undip.ac.id/13826/1/1996KI326-8.pdf
http://www.google.com/url?q=http://uda.ac.id/jurnal/files/Rosita
%2520Saragih2.pdf&sa=U&ei=cq05UoXpOcXtrQe9xIGgDw&ved=0CCsQFjAE&si
g2=s7qwblp0VnlmJaKks9PxWg&usg=AFQjCNG25pr5zJtpCc82_4Vi4H8KcU8Ghw
doenges, Marilynn E. 1999. RencanaAsuhanKeperawatan
:PedomanuntukPerencanaandanPendokumentasianPerawatanPasien.
EGC:Jakarta