Anda di halaman 1dari 10

ANEMIA HEMOLITIK

Anemia hemolitik adalah penurunan sel darah merah sebagai akibat dari destruksi sel darah merah yang
berlebihan. Sel darah merah yang tersisa bersifat normositik dan normokromik. Pembentukan sel darah merah
di sumsum tulang akan meningkat untuk mengganti sel - sel yang mati, lalu mengalami peningkatan sel darah
merah yang belum mature atau retikulosit yang dipercepat masuk ke dalam darah.
Penyebab terjadinya anemia hemolitik antara lain:

Defek genetik di sel darah merah yang mempercepat destruksi sel

Berkembangnya idiopatik otoimun yang mendestruksi sel

Luka bakar berat

Infeksi

Pajanan darah yang tidak kompatibel

Pajanan obat atau toksin tertentu

http://carapedia.com/apa_itu_anemia_aplastik_anemia_hemolitik_info2232.html

Anemia hemolitik Presentation Transcript

1. ANEMIA HEMOLITIK Kelompok 3 2A/S1 Keperawatan Gabriella Ester J (13)


Hidayatul Azizun (14) Ichlaula Manfaati (15) Lady Rejellita E (16) Liya Lustiya (17)
Kholifatur R (18)

2. PENGERTIAN Anemia hemolitik adalah anemia yang disebabkanoleh peningkatan


kecepatan destruksi eritrosit. Hiperplasia eritropoiesis dan pelebaran anatomik sumsum
tulang menyebabkan meningkatnya destruksi

3. AnemiaKLASIFIKASIAnemia hemolitik menurut faktorpenyebabnya :: hemolitik


defek imun :: Anemia hemolitik warm antibody Anemia Anemia hemolitik defek
membran :: Sferositosishemolitik cold antibody herediter Eliptositosis herediter
Paroksimal nokturnal hemoglobinuria KLASIFIKASI

4. Gambaran klinis Kepucatan membran mukosa Ikterus ringan yang berfluktuasi


Splenomegali Tidak ada bilirubin dalam urine, tapi urobilinogen berlebihan sehingga
warna urine tidak kekuningan.

5. Temuan Laboratorium1. Gambaran peningkatan pemecahan Bilirubin serum


meningkat Urobilinogen urine meningkat Sterkobilinogen feses meningkat

Haptoglobin serum tidak ada2. Gambaran peningkatan produksi eritrosit Retikulositosis


Hiperplasia eritroid sumsum tulang

6. Temuan Laboratorium3. Eritrosit yang rusak Morfologi Fragilitas osmotik,


autohemolisis Ketahanan eritrosit memendek

7. Hemolisis Intravaskuler & Ekstravaskuler Terdapat 2 mekanisme utama penghancuran


eritrosit pada anemia hemolitik1. Hemolitik EkstravaskulerPenghancuran
eritrositberlebihan oleh sel sistem RE2. Hemolitik IntravaskulerEritrosit yang
dihancurkanlangsung dalam sirkulasi

8. Anemia Hemolitik Defek ImunA. Warm Antibody Suatu keadaan dimana tubuh
membentuk autoantibodi yang bereaksi terhadap sel darah merah pada suhu tubuh.
Autoantibodi ini melapisi sel darah merah, yang kemudian dikenalinya sebagai benda
asing dan dihancurkan oleh sel perusak dalam limpa atau kadang dalam hati dan sumsum
tulang.B. Cold Antibody Suatu keadaan dimana tubuh membentuk autoantibodi yang
bereaksi terhadap sel darah merah dalam suhu ruangan atau dalam suhu yang dingin.
Anemia jenis ini dapat berbentuk akut atau kronik. Bentuk yang akut sering terjadi pada
penderita infeksi akut, terutama pneumonia tertentu atau mononukleosis infeksiosa.
Bentuk akut biasanya tidak berlangsung lama, relatif ringan dan

9. Anemia Hemolitik Defek ImunGambaran Klinik &Menunjukkan gejala mudah lelah,


malaiseLaboratorium :: & demam, ikterus & Adanya nyeri abdomenperubahan warna
urine. & gangguan pernapasan

10. Anemia Hemolitik Defek ImunPengobatan ::Tujuan pengobatan adalahuntuk


mengembalikan nilai-nilai hematologisnormal, mengurangi proseshemolitik dan
menghilangkangejala dengan efek sampingminimal. Pengobatan yangdapat diberikan
adalahpemberian

11. Anemia Hemolitik Defek Membran Sferositosis HerediterBiasanya disebabkan oleh


defek protein yang terlibat dalam interaksi vertikal antara rangka membran dan lapisan
lemak dua lapis eritrosit. Hilangnya membran dapat terjadi akibatterlepasnya bagianbagian lemak 2 lapis yang tidak ditunjang oleh rangka. Sumsum tulang memproduksi
eritrosit berbentuk bikonkaf normal, tapieritrosit tersebut kehilangan membran

12. Anemia Hemolitik Defek Membran Sferositosis HerediterGambaran Klinis


&Laboratorium Hiperbilirubinemia Pucat Kadar Hb normal atau Ikterikturun
sampai 6-10gr/dl Retikulosit Mudah lelahmeningkat Splenomegalimencapai 620% Hiperpigmentasi kulit MCV normal, MCHC Batumeningkat empedu Tes
Coombs & Osmotic Gambaran diploe padaFragility negatif kepala Gambaran
darah tepi menunjukkan polikromasi

13. Anemia Hemolitik Defek Membran Sferositosis Pemberian asam folat


1SplenektomiTranfusi darahHerediterPengobatan :: mg

14. Anemia Hemolitik Defek Membran Eliptositosis Herediter Defek dasarnya adalah
kegagalan heterodimer spektrin untuk bergabung dengan dirinya untukmenjadi
heterotentramer. Defisiensi a-spectrin dan b-spectrin serta defek spectrin heterodimer self
associations menyebabkan fragmentasi eritrosit, sebagiandiantaranya mengalami mutasi
pada

15. Anemia Hemolitik Defek Membran Eliptositosis HerediterGambaran Klinis &


Gambaran darah tepi Splenomegali IkterikLaboratorium poikilositosis & Kadar
bilirubin Kolelitiasispiknositosis indirek meningkat

16. Anemia Hemolitik Defek Membran PemberianSplenektomiEliptositosis


HerediterPengobatan :: asam folat 1 mg/hari

17. Anemia Hemolitik Defek Membran Paroksismal Nokturnal HemoglobinuriaSuatu


penyakit klonal sel induksumsum tulang yang didapat danjarang terjadi, dengan
gangguanstruktur (GPI) yang melekatkan beberapa protein permukaan pada membran sel.
Hal ini karena adanya mutasi pada kromosom X, sehingga protein GPI menjadi tidak ada

18. Anemia Hemolitik Defek Membran PNHGambaran Klinis & Gangguan sumsum
tulang Laboratorium :: disertai anemia kronis & hemolisis intravaskular
(hemosiderinuria) Trombosis Nyeri kepala, abdomen, pinggang Hemoglobinuria &
tromboembolik akibat aktifitas Adanya glikoprotein permukaan meningkat tes positif
dari asam serum (Ham) dan tes Berkurangnya lisis sukrose kadar aktifitas
asetilkolinesterase dari sel eritrosit & berkurangnya kadar dari decay- accelerating factor

19. Anemia Hemolitik Defek Membran Prednison dg dosis 2 mg/kg bb/hari (diberikan
pada fase PNHPengobatan :: Obat hemolitik, bila telah membaik maka dosis dapat
dikurangi) Suplemen zat besi (saat terjadi proagulan (bila ada trombosis) Preparat
androgen, antitimosit globulin, siklosporin, hemosiderinuria) & eritropoietin serta GCSF (pada keadaan gagal sumsum tulang)

http://www.slideshare.net/GabriellaJermia/anemia-hemolitik

Anemia Hemolitik

Anemia hemolitik adalah penyakit anemia yang disebabkan oleh meningkatnya kegiatan
penghancuran sel darah merah. Siklus hidup sel darah merah adalah 120 hari, dan setelah itu
maka organ penghancur dalam sumsum tulang, limpa dan hati akan bekerja merusak sel darah
merah yang berumur lebih dari 120 hari tersebut.

Penghancuran sel darah merah (hemolisis)sebelum waktunya bisa terjadi karena beberapa hal,
antara lain karena adanya penyakit tertentu seperti leukimia (kanker darah) dan beberapa sebab
lain yang akan dijelaskan lebih rinci berikut ini. Jika terjadi penghancuran sel darah merah
karena adanya gangguan penyakit tersebut, maka sum-sum tulang belakang akan memprosuksi
sel darah merah sampai dengan 10 kali lipat kuota produksi normalnya. Namun jika proses
penghancuran berlangsung lebih cepat dari proses produksi, maka akan terjadi anemia hemolitik.
Beberapa penyebab terjadinya anemia hemolitik
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan terjadinya anemia hemolitik pada seseorang meskipun
sebelumnya tidak ada riwayat anemia. Hal-hal tersebut adalah sebagai berikut :
Anemia hemolitik karena pembesaran organ limpa
Organ limpa yang membesar memiliki kecenderungan menangkap dan menghancurkan sel darah
merah yang melewatinya. Semakin besar pembengkakan limpa, maka perusakan sel sarah merah
akan semakin hebat. Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan mengobati penyakit yang
menjadi penyebab membesarnya limpa, atau jika sudah kronis bisa dilakukan pengangkatan
organ limpa (Splenektorni).
Kerusakan sel darah merah karena hal-hal mekanik
Anemia hemolitik bisa terjadi karena hal-hal mekanik seperti adanya aneurisma pada saluran
pembuluh darah, adanya katup jantung buatan atau tekanan darah yang terlalu tinggi. Hal-hal
tersebut bisa merusak bahkan menghancurkan sel darah merah dan mengakibatkan isi sel keluar
bercampur dengan darah. Hal ini akan berpengaruh pada organ ginjal karena proses penyaringan
akan lebih berat dan mungkin merusakkan organ ginjal tersebut.
Reaksi Auto imun dalam tubuh
Kadangkala sistem imunitas dalam tubuh manusia bisa mengalami kegagalan fungsi dengan
salah mengenali sel darah merah sebagai penyakit. Jika reaksi imunitas tubuh ditujukan ke sel
darah merah, maka akan terjadi amenia hemolitik auto imun.
Gejala anemia hemolitik
Gejala yang timbul pada penderita anemia hemolitik sebenarnya mirip dengan anemia yang lain,
yaitu :

Deman;

Nyeri Punggung ataupun lambung;

Perasaan Melayang;

Terjadi penurunan tekanan darah yang cukup drastis.

Pengobatan anemia hemolitik


Pengobatan bisa dilakukan dengan menghindari obat-obatan tertentu, mengobati infeksi yang
terjadi atau dengan mengkonsumsi obat-obatan untuk menekan imunitas tubuh sehingga tidak
menyerang sel darah merah. Namun hal lebih baik yang perlu dilakukan adalah bergaya hidup
sehat dengan banyak memakan sayur yang mengandung asupan zat gizi cukup. Sayuran yang
mengandung banyak zat besi antara lain bayam dan daun singkong.
Sumber : Medicastore.com
http://deherbal.com/tag/anemia-hemolitik

Anemia Hemolitik
10:24 PM

Tian

No comments

Email This BlogThis! Share to Twitter Share to Facebook


Definisi
AnemiaHemolitikadalahpenyakitkurangdarahatauanemiayangterjadikarenameningkatnya
penghancuranseldarahmerah.Padakeadaannormal,seldarahmerahmempunyaiwaktuhidup120hari.
Padaanemiahemolitikiniterjadipenurunanusiaseldarahmerah,baiksementaraatauterusmenerus.
Anemiainiterjadiapabilasumsumtulangtelahtidakmampumengatasinyakarenausiaseldarahmerah
sangatpendek,ataubilakemampuannyatergangguolehsebablain.Salahsatunyajikasuatupenyakit
menghancurkanseldarahmerahsebelumwaktunya(hemolisis),sumsumtulangberusahamenggantinya
denganmempercepatpembentukanseldarahmerahyangbaru,sampai10kalikecepatannormal.Jika
penghancuranseldarahmerahmelebihipembentukannya,makaakanterjadianemiahemolitik.
Etiologi
Etiologianemiahemolitikdibedakankedalam2bagiansebagaiberikut:
Intrinsik

Kelainanmembran,sepertisferositosisherediter,hemoglobinurianokturnalparoksismal.

Kelainanglikolisis,sepertidefisiensipiruvatkinase.

Kelainanenzim,sepertidefisiensiglukosa6fosfatdehidrogenase(G6PD).

Hemoglobinopati,sepertianemiaselsabit,methemoglobinemia.

Ekstinsik

Gangguansistemimun,sepertipadapenyakitautoimun,penyakitlimfoproliferatif,keracunan
obat.

Mikroangiopati,sepertipadapurpuratrombotiktrombositopenik,koagulasiintravaskular
diseminata(KID).

Infeksi,sepertiakibatplasmodium,klostridium,borrelia.

Hipersplenisme

Lukabakar

ManifestasiKlinis
Tandatandahemolisisantaralainikterusdansplenomegali.
Gejaladarianemiahemolitikmiripdengananemiayanglainnya.Kadangkadanghemolisisterjadisecara
tibatibadanberat,menyebabkankrisishemolitik,yangditandaidengan:
demam
menggigil
nyeripunggungdannyerilambung
perasaanmelayang
penurunantekanandarahyangberarti.
Sakitkuning(jaundice)danairkemihyangberwarnagelapbisaterjadikarenabagiandariseldarah
merahyanghancurmasukkedalamdarah.Limpamembesarkarenamenyaringsejumlahbesarseldarah
merahyanghancur,kadangmenyebabkannyeriperut.Hemolisisyangberkelanjutanbisamenyebabkan
batuempeduyangberpigmen,dimanabatuempeduberwarnagelapyangberasaldaripecahanseldarah
merah.
PemeriksaanPenunjang
TerjadipenurunankadarHt,retikulositosis,peninggianbilirubinindirekdalamdarahdanpeningkatan
bilirubintotalsampaidengan4mg/dl,peninggianurobilinogenurin.
Penatalaksanaan
Penatalaksanaananemiahemolitikdisesuaikandenganpenyebabnya.Bilakarenareaksitoksik
imunologikyangdapatdiberikanadalahkortikosteroid(prednison,prednisolon),kalauperludilakukan
splenektomi.Apabilakeduanyatidakberhasil,dapatdiberikanobatobatsitostatik,sepertiklorambusil
dansiklofosfamid.
http://journal-kesehatan.blogspot.com/2012/01/anemia-hemolitik.html

Anemia Hemolitik
Mar 3
Posted by sandurezu
3 Votes

Anemia hemolitik adalah kurangnya kadar hemoglobin akibat kerusakan pada


eritrosit yang lebih cepat daripada kemampuan sumsum tulang untuk
menggantinya kembali.
Etiologi
Berdasarkan etiologinya, anemia hemolitik ini terbagi menjadi dua klasifikasi:
1. intrakorpuskular: hemolitik akibat faktor-faktor yang ada pada eritrosit itu
sendiri, misalnya karena faktor herediter, gangguan metabolismenya,
gangguan pembentukan hemoglobinnya, dll.
2. ekstrakorpuskular: hemolitik akibat faktor-faktor dari luar yang biasanya
didapat, misalnya karena autoimun, pengaruh obat, infeksi, dsb.
Patofisiologi
Pada proses hemolisis akan terjadi dua hal berikut:

Turunnya kadar Hemoglobin. Jika hemolisisnya ringan atau sedang, sumsum


tulang masih bisa mengkompensasinya sehingga tidak terjadi anemia.
Keadaan ini disebut dengan hemolitik terkompensasi. Tapi jika derajat
hemolisisnya berat, sumsum tulang tidak mampu mengompensasinya,
sehingga terjadi anemia hemolitik.

Meningkatnya pemecahan eritrosit. Untuk hal ini ada tiga mekanisme:

1. hemolitik ekstravaskuler. Terjadi di dalam sel makrofag dari sistem


retikuloendotelial, terutama di lien, hepar dan sumsum tulang karena sel ini
mengandung enzim heme oxygenase. Lisis terjadi jika eritrosit mengalamai
kerusakan, baik di membrannya, hemoglobinnya maupun fleksibilitasnya. Jika
sel eritrosit dilisis oleh makrofag, ia akan pecah menjadi globin dan heme.
Globin ini akan kembali disimpan sebagai cadangan, sedangkan heme nanti
akan pecah lagi menjadi besi dan protoporfirin. Besi diangkut lagi untuk
disimpan sebagai cadangan, akan tetapi protoforfirin tidak, ia akan terurai
menjadi gas CO dan Bilirubin. Bilirubin jika di dalam darah akan berikatan
dengan albumin membentuk bilirubin indirect (Bilirubin I), mengalami
konjugasi di hepar menjadi bilirubin direct (bilirubin II), dieksresikan ke
empedu sehingga meningkatkan sterkobilinogen di feses dan urobilinogen di
urin.
2. hemolitik intravaskuler. Terjadi di dalam sirkulasi. Jika eritrosit mengalami
lisis, ia akan melepaskan hemoglobin bebas ke plasma, namun haptoglobin
dan hemopektin akan mengikatnya dan menggiringnya ke sistem
retikuloendotelial untuk dibersihkan. Namun jika hemolisisnya berat, jumlah
haptoglobin maupun hemopektin tentunya akan menurun. Akibatnya,
beredarlah hemoglobin bebas dalam darah (hemoglobinemia). Jika hal ini
terjadi, Hb tsb akan teroksidasi menjadi methemoglobin, sehingga terjadi
methemoglobinemia. Hemoglobin juga bisa lewat di glomerulus ginjal, hingga
terjadi hemoglobinuria. Namun beberapa hemoglobin di tubulus ginjal
nantinya juga akan diserap oleh sel-sel epitel, dan besinya akan disimpan
dalam bentuk hemosiderin. Jika suatu saat epitel ini mengalami deskuamasi,
maka hanyutlah hemosiderin tersebut ke urin sehingga terjadi
hemosiderinuria, yg merupakan tanda hemolisis intravaskuler kronis.
3. peningkatan hematopoiesis. Berkurangnya jumlah eritrosit di perifer akan
memicu ginjal mengeluarkan eritropoietin untuk merangsang eritropoiesis di
sumsum tulang. Sel-sel muda yang ada akan dipaksa untuk dimatangkan
sehingga terjadi peningkatan retikulosit (sel eritrosit muda) dalam darah,
mengakibatkan polikromasia.
Manifestasi Klinis

Gejala umum: gejala anemia pada umumnya, Hb < 7g/dl.

Gejala hemolitik: diantaranya berupa ikterus akibat meningkatnya kadar


bilirubin indirek dlm darah, tapi tidak di urin (acholuric jaundice);
hepatomegali, splenomegali, kholelitiasis (batu empedu), ulkus dll.

Gejala penyakit dasar (penyebab) masing2 anemia hemolitik tsb.

Pemeriksaan Laboratorium dan Diagnosis


Beberapa hasil pemeriksaan lab yang menjurus pada diagnosis anemia hemolitik
adalah sbb:

pada umumnya adalah normositik normokrom, kecuali


thalasemia yang merupakan anemia mikrositik hipokrom.

diantaranya

penurunan Hb >1g/dl dalam 1 minggu

penurunan masa hidup eritrosit <120hari

peningkatan katabolisme heme, biasanya dilihat dari peningkatan bilirubin


serum

hemoglobinemia, terlihat pada plasma yang berwarna merah terang

hemoglobinuria, jika urin berwarna merah, kecoklatan atau kehitaman

hemosiderinuria, dengan pemeriksaan pengecatan biru prusia

haptoglobin serum turun

retikulositosis

dsb

Diagnosis banding
Anemia Hemolitik perlu dibedakan dengan anemia berikut ini:
1. anemia pasca perdarahan akut dan anemia defisiensi besi, disini tidak
ditemukan gejala ikterus dan Hb akan naik pada pemeriksaan berikutnya.
Sedangkan hemolitik tidak.
2. anemia hipoplasi/ eritropoiesis inefektif, disini kadang juga ditemukan
acholurik jaundice, tapi retikulositnya tidak meningkat.
3. anemia yang disertai perdarahan ke rongga retroperitoneal biasanya
menunjukkan gejala mirip dg hemolitik, ada ikterus, acholuric jaundice,
retikulosit meningkat. Kasus ini hanya dapat dibedakan jika dilakukan
pemeriksaan untuk membuktikan adanya perdarahan ini.
4. Sindrom Gilbert, disertai jaundice, namun tidak anemi, tidak ada kelainan
morfologi eritrosit, dan retikulositnya normal.
5. mioglobinuria, pada kerusakan otot, perlu dibedakan dengan hemoglobinuria
dengan pemeriksaan elektroforesis.
Pengobatan
Pengobatan tergantung keadaan klinis dan penyebab hemolisisnya, namun secara
umum ada 3:

1. terapi gawat darurat; atasi syok, pertahankan keseimbangan cairan dan


elektrolit, perbaiki fungsi ginjal. Jika berat perlu diberi transfusi namun
dengan pengawasan ketat. Transfusi diberi berupa washed red cell untuk
mengurangi beban antibodi. Selain itu juga diberi steroid parenteral dosis
tinggi atau juga bisa hiperimun globulin untuk menekan aktivitas makrofag.
2. terapi suportif-simptomatik; bertunjuan untuk menekan proses hemolisis
terutama di limpa dengan jalan splenektomi. Selain itu perlu juga diberi asam
folat 0,15 0,3 mg/hari untuk mencegah krisis megaloblastik.
3. terapi kausal; mengobati penyebab dari hemolisis, namun biasanya penyakit
ini idiopatik dan herediter sehingga sulit untuk ditangani. Transplantasi
sumsum tulang bisa dilakukan contohnya pada kasus thalassemia.
Wallahualam
Referensi: Hematologi klinik ringkas oleh Prof.Dr.I Made Bakta
http://sandurezu.wordpress.com/2011/03/03/anemia-hemolitik/

Talasemia merupakan salah satu jenis anemia hemolitik dan merupakan penyakit
keturunan yang diturunkan secara autosomal yang paling banyak dijumpai di
Indonesia dan Italia.
http://id.wikipedia.org/wiki/Talasemia

Anda mungkin juga menyukai