Anda di halaman 1dari 51

ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN

LAPORAN K3
SEPTEMBER 2015

ASPEK K3 PADA PEKERJA PABRIK ROTI


TAENG BAKERY

Oleh:
Muh. Taufiq Amrullah
Ahmad farhan bin hasbi
Nurhayati Binti Yacob
Nur Jannah Nasir

C11109257
C11110869
C11110876
C11110003

Pembimbing:
dr. Sultan Buraena, MS, Sp.OK
DIBAWAKAN DALAM RANGKA KEPANITERAAN KLINIK
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2015

BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar belakang
Perkembangan suatu wilayah perkotaan telah membawa sejumlah
persoalan penting seperti derasnya arus mobilisasi penduduk dari desa ke kota
maupun berkembangnya berbagai kawasan seperti kawasan hunian, industri dan
perdagangan. Ironisnya kondisi ini ternyata juga membawa konsekuensi logis
tersendiri, seperti adanya ancaman terhadap bahaya kecelakaan kerja.
Sejak mulai diberlakukan UU. No.l Tahun 1970 maupun peraturan
pendukung dalam keselamatan kerja sampai saat ini belum dilaksanakan
sepenuhnya. Hal ini terbukti pada banyaknya kecelakaan kerja yang cenderung
meningkat. Kecelakaan tersebut selain disebabkan oleh kegagalan mesin/alat
produksi dan juga ternyata disebabkan oleh kelalaian manusia dan kelelahan kerja
dikarenakan kesalahan faktor manusia (human error) terutama dalam penyediaan
sistem preventif atas kemungkinan terjadinya kecelakaan. Kantor pemadam
kebakaran mempunyai tingkat risiko yang tinggi terhadap keselamatan dalam
pekerjaannya.
Peraturan menteri Tenaga Kerja No.5 Tahun 1996 mewajibkan penerapan
sistem manajemen keselamatan kerja bagi tempat kerja yang memiliki pekerja 100
orang lebih dan atau memiliki risiko tinggi serta potensi bahaya yang ditimbulkan
oleh karakteristik proses, bahan, dan alat produksi. Pengaturan ini merupakan
tugas dan tanggung jawab dalam menegaskan perlindungan terhadap hak pekerja
atas keamanan kondisi kerja dimana secara substansi merupakan suatu wujud
jaminan masa depan kehidupan pekerja atau kontinuitas kemampuan untuk
beproduksi.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum :
Untuk mengetahui tentang aspek keselamatan dan kesehatan kerja pada
pekerja pabrik roti Taeng Bakery.
1.2.2 Tujuan Khusus :
1. Untuk mengetahui tentang faktor hazard yang dialami pekerja pabrik roti
Taeng Bakery.
2. Untuk mengetahui tentang alat kerja yang digunakan pekerja pabrik roti
Taeng Bakery.
3. Untuk mengetahui tentang APD yang digunakan pekerja pabrik roti
Taeng Bakery.

4. Untuk mengetahui tentang ketersediaan obat P3K di pabrik roti Taeng


Bakery.
5. Untuk mengetahui pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan sesuai
peraturan (sebelum bekerja, berkala, berkala khusus).
6. Untuk mengetahui tentang peraturan perusahaan tentang K3 di tempat
kerja.
7. Untuk mengetahui keluhan/penyakit yang dialami yang berhubungan
dengan pekerja pabrik roti Taeng Bakery.
8. Untuk mengetahui upaya K3 lainnya yang dijalankan misalnya ada
penyuluhan/pelatihan, pengukuran/pemantauan lingkungan tentang hazard
yang pernah dilakukan.
9. Untuk mengetahui informasi tentang pencegahan dan penanggulangan
kebakaran.
10. Untuk mengetahui informasi tentang konstruksi bangunanan pabrik roti
Taeng Bakery.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Kesehatan kerja sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya
adalah yang berhubungan dengan persyaratan fisik lingkungan kerja. Disamping
persyaratan fisik lingkungan kerja, faktor lain yang berhubungan dengan
kesehatan kerja adalah cara kerja yang yang dilakukan oleh pekerja saat
melaksanakan pekerjaan. Cara kerja yang tidak sesuai dengan prosedur kerja
untuk jangka panjang akan mengakibatkan terjadinya penyakit akibat kerja.
2.1 Pengertian Kesehatan Kerja[1]
Kesehatan kerja adalah:
a. Keadaan sejahtera secara fisik, jiwa dan sosial yg memungkinkan setiap
pekerja dapat bekerja produktif secara sosial ekonomi tanpa
membahayakan diri sendiri, teman sekerja, keluarga, masyarakat, dan
lingkungan sekitarnya.
b. Cara yang dilakukan dalam pencegahan dan pemberantasan penyakit
akibat kerja, misalnya kebisingan, pencahayaan (sinar), getaran,
kelembaban udara, dan lain-lain yang dapat menyebabkan kerusakan pada
alat pendengaran, gangguan pernapasan, kerusakan paru-paru, kebutaan,
kerusakan jaringan tubuh akibat sinar ultraviolet, kanker kulit,
kemandulan, dan lain-lain (UU nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan
Kerja).
2.2 Manfaat Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja bermanfaat untuk memelihara dan melindungi derajat
kesehatan tenaga kerja dari faktor2 bahaya yang dihadapi di tempat kerja
untuk mencapai produktivitas & kesejahteraan tenaga kerja.
2.3 Tujuan Kesehatan Kerja
Tujuan kesehatan kerja menurut Joint ILO/WHO Committee tahun 1995 antara
lain:
a. Mempromosikan dan memelihara kesehatan fisik, mental dan sosial
pekerja.
b. Mencegah gangguan kesehatan yang disebabkan oleh kondisi kerja.
c. Melindungi pekerja dari resiko terhadap faktor-faktor yang mengganggu
kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja dalam lingkungan kerja yang
sesuai kemampuan fisik dan psikologisnya.
e. Menyesuaikan manusia pada pekerjaannya.
2.4 Alasan Perlunya Kesehatan Kerja
Beberapa hal yang menjadi pertimbangan perlunya kesehatan kerja, antara lain:
a. Tenaga kerja selalu berhadapan dengan potensi bahaya di tempat kerja, yang
sewaktu-waktu dapat menggangu kesehatannya, yang dapat mengakibatkan:

b.
c.

d.
e.

1) Penurunan derajat kesehatan;


2) Menderita penyakit ;
3) Penyakit Akibat Kerja (PAK) Occupational Disease;
4) Penyakit terkait kerja (PAHK) Work related disease;
5) Menderita gangguan kesehatan lainnya;
6) Kelelahan (fatigue);
7) Ketidaknyamanan bekerja.
Keselamatan kerja dapat dicapai bila pekerja sehat.
Kesehatan tenaga kerja yang terganggu akan mengakibatkan penurunan
produktifitas kerja, karena :
1) Gangguan kerja/konsentrasi kerja
2) Kecenderungan kecelakaan kerja meningkat
3) Motivasi kerja menurun
4) Absenteisme meningkat
5) Biaya pengobatan/perawatan meningkat
6) Kehilangan waktu kerja
7) Turn over pekerja meningkat
8) Kualitas dan kuantitas produksi menurun
Gangguan kesehatan tenaga kerja dapat dicegah atau diminimalisir dengan
upaya preventif & promotif.
Penyakit dan cidera akibat kerja dapat diminimalkan dampaknya dengan
pelayanan kesehatan kerja secara memadai melalui upaya pencegahan dan
pengobatan.

2.5 Aspek Terkait dengan Kesehatan Kerja


Kesehatan kerja sangat terkait dengan kesehatan tenaga kerja, yang dipengaruhi
oleh 3 faktor berikut, yaitu:
a. Beban kerja baik beban secara fisik maupun mental
b. Kapasitas kerja , yang dipengaruhi oleh hal-hal berikut:
1) Keterampilan
2) Kesegaran jasmani dan rohani
3) Status kesehatan dan gizi
4) Usia
5) Jenis kelamin
6) Ukuran tubuh
c. Lingkungan kerja, meliputi antara lain:
1) Fisik
2) Kimia
3) Biologi
4) Ergonomi
5) Psikologi

2.6 Persyaratan Lingkungan Fisik


Untuk mencegah terjadinya kelelahan kerja, stress, kecelakaan kerja dan penyakit
akibat kerja; lingkungan kerja harus didisain sedemkian rupa agar memenuhi
persyaratan fisik sesuai peraturan kesehatan kerja. Persyaratan fisik tempat
pengolahan makanan antara lain meliputi:
a. Disain bangunan tempat kerja
b. Disain perabot kerja
c. Disain penyimpanan peralatan
d. Disain lantai dan saluran pembuangan limbah
e. Penerangan
f. Ventilasi / pertukaran udara di ruang pengolahan
2.7 Disain Perabot Kerja
Salah satu perabot yang erat kaitannya dengan penyiapkan makanan adalah meja
kerja. Meja kerja yang digunakan di dapur pengolahan makanan harus memiliki
tinggi antara 80 90 cm, dengan lebar 80 cm, sedangkan panjang disesuaikan
dengan kebutuhan produksi dan luas dapur yang dimiliki. Disain meja kerja untuk
dapur pengolahan makanan disesuaikan dengan jenis pekerjaan yang akan
dilakukan (lihat Gambar 19), tujuannya adalah untuk dapat mengurangi terjadinya
kelelahan akibat kerja.

Gambar 1. Ukuran Ketinggian Meja Kerja untuk Berbagai Jenis dan Fungsi

Gambar 2. Contoh meja kerja terbuat dari stainless steel.

2.8 Tempat Penyimpanan Peralatan


Peralatan memasak dan pesawat memasak disimpan pada rak yang mudah dilihat
dan disimpan dalam keadaan kering. Penataan peralatan disesuaikan dengan
kelompoknya sehingga mudah untuk ditemukan saat akan digunakan. Contoh rak
tempat penyimpanan peralatan dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Rak Penyimpanan Peralatan.

2.9 Ergonomi Kerja


Untuk melaksanakan program ergonomi, maka 4 hal berikut perlu dilakukan
antara lain:
a. Desain pekerjaan (Job design) :
1) Rotasi kerja;
2) Perbaikan cara kerja;
3) Kerja tim;
b. Desain tempat kerja (Workplace design):
1) Fleksibilitas (adjustable);

2) Penyesuaian terhadap bentuk & ukuran tubuh pekerja

c. Desain perkakas & peralatan (Tools and Equipment design): yaitu


penyesuaian pegangan (handle) perkakas dan tatakan barang dengan
pekerjaan dan tenaga kerja.
d. Prosedur kerja (SOP): penyusunan prosedur kerja yang harus diikuti tenaga
kerja.
2.10 Cara Kerja
Untuk mencegah terjadinya penyakit akibat kerja (PAK), cara melakukan
pekerjaan harus mengikuti ergonomi kerja. Beberapa cara kerja yang sesuai
dengan ergonomi diuraikan berikut ini.
a. Cara mengangkat barang
c. Cara membawa barang
d. Cara Peletakan Barang dan Posisi Bekerja

Gambar 4. Cara mengangkat barang dan alat angkut barang

2.11 Penyakit Akibat Kerja


Pekerjaan yang dikerjakan dengan cara kerja yang tidak tepat, serta fasilitas
lingkungan kerja yang tidak sesuai dengan ergonomi kerja dalam jangka waktu
tertentu akan dapat mengakibatkan terjadinya penyakit akibat kerja.

Gambar 5. Kecelakaan Kerja

Penyakit Akibat Kerja (PAK) adalah penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja (Permenaker No.1 Tahun 1981). Berdasarkan pengertian tersebut jelas
bahwa PAK sangat terkait erat dengan pekerjaan yang dilakukan oleh pekerja, untuk
jangka waktu tertentu.

2.12 Jenis Penyakit Akibat Kerja


Beberapa jenis penyakit akibat kerja yang kemungkinan terjadi di area dapur dan
pelayanan makanan antara lain:
a. Hernia: akibat sering membawa beban berat.
b. Gangguan otot dan sendi : cara mengangkat yang salah, kelelahan
c. Varises: berdiri terlalu lama.
d. Kejang panas: terlalu lama terpapar panas/suhu panas.
e. Stress: monoton, isolasi pekerjaan, tekanan pekerjaan.
2.13 Faktor Penyebab PAK
Berdasarkan faktor penyebabnya PAK dikelompokkan atas:
a. Faktor fisik
FAKTOR FISIK
PENYAKIT
Suhu tinggi
Heat stress, heat cramp
Suhu dingin
Frostbite
Kebisingan
Kehilangan pendengaran (hearing loss)
Getaran
Reynold disease
Tekanan
Caisons disease
b. Faktor Ergonomi
FAKTOR FISIK

PENYAKIT

Beban kerja
Cara kerja
Posisi kerja tidak ergonomis
Gerak repetitive
Kontrasi statis

Hernia
Trauma otot dan sendi
Penyakit musculoskeletal
Carpal tunnel syndrome
kelelahan

c. Faktor Kimia
FAKTOR KIMIA
Zat iritan
Zat Korosif
Zat karsinogenik
Zat allergen
Zat mutagenik

PENYAKIT
Iritasi selaput lendir
Luka bakar
Kanker
Dermatitis, asma
Mutasi genetik/kanker

d. Faktor biologi terkait dengan binatang pengerat atau mikroorganisme yang dapat
menyebabkan penyakit.

2.14 Pencegahan penyakit akibat kerja


Apa yang harus Kalian lakukan agar dapat terhindar atau mengurangi terjadinya
penyakit akibat kerja (PAK)? Untuk membantu kalian menjawab pertanyaan
tersebut, ikuti materi berikut secara seksama. Upaya pencegahan dapat dilakukan
melalui:
a. Pengaturan tempat kerja, disain tempat kerja disesuaikan dengan anatomi
tubuh manusia.
b. Pemilihan dan Peraturan Peralatan kerja (Tools and Equipment).
c. Pengaturan cara kerja.
d. Pencatatan dan pelaporan.
e. Penanganan kasus/treatment
Upaya untuk mencegah atau mengurangi terjadinya PAK dapat ditinjau dari faktor
penyebabnya antara lain adalah:
a. Alat
Gunakan alat pelindung diri atau pilihlah peralatan yang lebih aman untuk
digunakan khususnya pada beberapa peralatan yang dapat berdampak pada
kesehatan antara lain , computer, mesin jahit,peralatan yang bergetar atau
menimbulkan bising dan peralatan lain-lain.
b. Manusia
Faktor manusia yang menjadi penyebab terjadinya PAK adalah cara melakukan
pekerjaan atau cara kerja. Cara kerja yang tidak benar akan mempengaruhi postur
tubuh, misalnya saat mengangkat barang, saat memindahkan barang dan lain-lain.
Untuk mencegah PAK berkaitan dengan perubahan postur tubuh, maka
perhatikan aturan-aturan berikut:
Hindari kegiatan melekukkan kepala dan leher kedepan (menunduk) atau
melekukkan kebelakang (mendongak).

Hindari melekukkan badan kedepan (membungkuk).


Hindari gerakan memutar dan asimetrik. Jika harus berputar usahakan
hanya sampai dua pertiga putaran.
Usahakan untuk menggunakan kursi dengan sandaran (backrest), dan
duduk pada posisi bersandar pada sandaran (posisi tegak).
Pada pekerjaan yang membutuhkan tenaga besar, posisi tubuh tegak dan
lekukan siku pada posisi 90 120 derajat, sehingga tubuh berada optimal
untuk mengeluarkan tenaga.
Jika bekerja pada posisi berdiri, usahakan dapat sesekali duduk pada waktu
senggang untuk relaksasi otot kaki.
c. Lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat menyebabkan penyakit akibat kerja antara lain
faktor lingkungan fisik, kimia dan lingkungan sosial. Untuk mencegah terjadinya
PAK, maka lingkungan fisik dan kimia perlu didisain sesuai dengan standar
kesehatan kerja. Disamping itu perlu diciptakan hubungan sosial yang erat antar
pekerja yang akan membantu terwujudnya kesehatan kerja.
Faktor lingkungan yang perlu diperhatikan untuk mencegah terjadinya PAK
antara lain:
a) Pengaturan beban kerja, meliputi:
i. Pembebanan tidak melebihi 30 - 40% dari kemampuan kerja maksimum
tenaga kerja dalam jangka waktu 8 jam sehari.
ii. Berdasarkan hasil beberapa observasi, beban maksimum untuk tenaga
kerja Indonesia adalah 40 kg.
iii. Bila mengangkat dan mengangkut dikerjakan lebih dari sekali maka
beban maksimum tersebut harus disesuaikan.
iv. Denyut nadi setelah bekerja tidak melebihi 30-40/menit di atas denyut
nadi sebelum bekerja.
v. Tidak mengangkat beban lebih dari 4.5 kg pada posisi duduk.
vi. Tidak mengangkat beban lebih dari 16-20 kg saat berdiri.
vii. Alat bantu mekanik dan tim mengangkat harus di rancang untuk
megurangi risiko cidera yang berkaitan dengan beban 16 kg s.d 55 kg;
viii. Tidak mengangkat, menurunkan atau membawa beban lebih dari 55 kg
tanpa bantuan mekanis yang tersedia.
b) Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih tinggi dari siku untuk pekerjaan yang
membutuhkan ketelitian.
c) c) Letak objek kerja 10 s.d 20 cm lebih rendah dari siku untuk pekerjaan
yang membutuhkan penekanan dengan tangan.
d) d) Bahan kimia yang digunakan saat bekerja dapat
e) menyebabkan penyakit akibat kerja, misalnya pestisida, insektisida, atau
bahan saniter, dan bahan kimia lainnya dapat menyebabkan PAK. Tempatkan
bahan kimia berbahaya bagi kesehatan di ruang penyimpanan khusus dan
wadah tertutup rapat.

Kesehatan Kerja
Kesehatan kerja (Occupational health) merupakan bagian dari kesehatan
masyarakat yang berkaitan dengan semua pekerjaan yang berhubungan dengan

faktor potensial yang mempengaruhi kesehatan pekerja (dalam hal ini Dosen,
Mahasiswa dan Karyawan). Bahaya pekerjaan (akibat kerja), Seperti halnya
masalah kesehatan lingkungan lain, bersifat akut atau khronis (sementara atau
berkelanjutan) dan efeknya mungkin segera terjadi atau perlu waktu lama. Efek
terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Kesehatan
masyarakat kerja perlu diperhatikan, oleh karena selain dapat menimbulkan
gangguan tingkat produktifitas, kesehatan masyarakat kerja tersebut dapat timbul
akibat pekerjaanya. Sasaran kesehatan kerja khususnya adalah para pekerja dan
peralatan kerja di lingkungan.
Tujuan kesehatan kerja adalah:
a. Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat pekerja di
semua lapangan pekerjaan ketingkat yang setinggi-tingginya, baik fisik,
mental maupun kesehatan sosial.
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan masyarakat pekerja yang
diakibatkan oleh tindakan/kondisi lingkungan kerjanya.
c. Memberikan perlindungan bagi pekerja dalam pekerjaanya dari kemungkinan
bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan.
d. Menempatkan dan memelihara pekerja di suatu lingkungan pekerjaan yang
sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya. Kesehatan kerja
mempengaruhi manusia dalam hubunganya dengan pekerjaan dan lingkungan
kerjanya, baik secara fisik maupun psikis yang meliputi, antara lain: metode
bekerja, kondisi kerja dan lingkungan kerja yang mungkin dapat
menyebabkan kecelakaan, penyakit ataupun perubahan dari kesehatan
seseorang.
Pada hakekatnya ilmu kesehatan kerja mempelajari dinamika, akibat dan
problematika yang ditimbulkan akibat hubungan interaktif tiga komponen utama
yang mempengaruhi seseorang bila bekerja yaitu :
a. Kapasitas kerja: Status kesehatan kerja, gizi kerja, dan lain-lain.
b. Beban kerja: fisik maupun mental.
c. Beban tambahan yang berasal dari lingkungan kerja antara lain: bising, panas,
debu, bahan kimia, parasit, dan lain-lain.
Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu kesehatan
kerja yang optimal. Sebaliknya bila terdapat ketidakserasian dapat menimbulkan
masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat kerja yang
pada akhirnya akan menurunkan produktifitas kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja difilosofikan sebagai suatu pemikiran
dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun
rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia pada umumnya, hasil karya dan
budayanya menuju masyarakat makmur dan sejahtera. Sedangkan pengertian
secara keilmuan adalah suatu ilmu pengetahuan dan penerapannya dalam usaha
mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

2.2 Keselamatan Kerja


a. Definisi :
Adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin , pesawat, alat kerja, bahan
dan proses pengolahannya, landasan, tempat kerja dan lingkungannya serta caracara melakukan kerja.
Merupakan sarana utama untuk pencegahan kerugian; cacat dan kematian
sebagai kecelakaan kerja, kebakaran dan ledakan.
b. Sasaran
Tempat kerja ; darat, udara, dalam tanah, permukaan air, dalam air.
Mencakup: proses produksi dan distribusi (barang dan jasa).
Sasaran keselamatan kerja ditujukan untuk melindungi TK dan orang lain
yang berada di tempat kerja. Terjadinya kecelakaan kerja, peledakan, penyakit
akibat kerja, kebakaran dan polusi yang memberi dampak negatif terhadap
korban, keluarga korban, perusahaan, teman sekerja korban, pemerintah dan
masyarakat.
c. Tujuan keselamatan kerja :
Melindungi TK atas hak keselamatannya dalam melakukan pekerjaan
untuk kesejahteraan hidup dan meningkatkan produksi dan produktifitas
nasional.
Menjamin keselamatan setiap orang lain yang berada di tempat kerja
d. Peranan keselamatan kerja :
- aspek teknis : upaya preventif untuk mencegah timbulnya resiko kerja.
- aspek hukum : sebagai perlindungan bagi tenaga kerja dan orang lain di
tempat kerja.
- aspek ekonomi : untuk efisiensi
- aspek sosial : menjamin kelangsungan kerja dan penghasilan yang lebih
layak.
- aspek kultural : mendorong terwujudnya sikap dan perilaku yang disiplin,
tertib, cermat, kreatif dan bertanggung jawab.
2.3 Kesehatan Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja adalah kondisi lingkungan tempat kerja yang meliputi
faktor fisik, kimia, biologi, ergonomi, dan psikososial yang mempengaruhi
pekerjaan dalam melaksanakan pekerjaannya.
Kesehatan lingkungan kerja adalah ilmu dan seni yang ditunjukkan untuk
mengenal, mengevaluasi dalam mengendalikan semua faktor-faktor dan stres
lingkungan di tempat kerja yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan,
kesejahteraan, kenyamanan dan efisiensi dikalangan pekerjaan dan masyarakat.
Tujuan kesehatan lingkungan kerja adalah :

Mencegah timbulnya kecelakaan dan penyakit akibat kerja melalui usahausaha pengenalan (recognition), penilaian (evaluation), dan pengendalian (control)
bahaya lingkungan kerja atau occupational health hazard
Menciptakan kondisi tenpat dan lingkungan kerja yang sehat, aman dan
nyaman, memberikan keuntungan baik kepada perusahaan maupun kepada
karyawan, guna meningkatkan derajat kesehatan, moral dan produktivitas kerja
karyawan.
Tujuan utama dari kesehatan lingkungan kerja adalah melindungi pekerja
dan masyarakat sekitar suatu RS atau perusahaan dari bahaya-bahaya yang
mungkin timbul. Untuk dapat mengantisipasi dan mengetahui kemungkinan
bahaya lingkungan kerja yang diperkirakan dapat menimbulkan penyakit akibat
kerja, utamanya terhadap pekerja, ditempuh tiga langkah utama yaitu: pengenalan,
penilaian dan pengendalian dari berbagai bahaya dan resiko kerja.
Program kesehatan lingkungan kerja membicarakan hal-hal yang
menyangkut faktor-faktor yang terdapat atau muncul di lingkungan kerja yang
merupakan hazard kesehatan yaitu: faktor fisik, kimia, biologi, psikososial dan
ergonomi.
Selama melakukan tugas operasionalnya, baik pemataengn kebakaran
maupun penyelamatan jiwa, seorang petugas pemadam kebakaran dituntut untuk
mampu mengenali jenis-jenis bahaya yang mungkin timbul pada situasi darurat.
1. Petugas administrasi
Orang yang bertugas menerima telepon dan laporan kebakaran.
Ergonomi : Posisi yang salah saat bertugas.
Fisik : Bising suara telepon.
2. Sopir
Orang yang mengemudikan mobil pemadam kebakaran.
Fisik : Suara bising sirine mobil pemadam kebakaran.
Ergonomi : Posisi duduk yang salah saat mengemudikan mobil pemadam
kebakaran.
Kimia : Paparan debu dan asap kendaraan bermotor.
Alat Pelindung Diri
Pekerjaan sebagai petugas pemadam kebakaran merupakan pekerjaan yang
berat dan membutuhkan pemakaian alat pelindung diri pada setiap operasi
pemataengn ataupun penyelamatan. Alat pelindung diri yang diperlukan oleh

petugas
pemadam kebakaran harus meliputi peralatan berikut ini :
a. Peralatan Pelindung Kepala, Mata, dan Muka
Pelindung mata dan muka diperlukan jika bahaya-bahaya yang terjadi
dapat
mengakibatkan cedera pada mata atau muka. Peralatan ini harus sesuai dengan
ketentuan-ketentuan yang ada.
Selama melaksanakan operasi pemataengn, petugas pemadam kebakaran
harus menggunakan helm yang kuat dalam memberikan perlindungan baik dari
kejatuhan benda, pukulan atau tusukan benda tajam. Helm tersebut dilengkapi
dengan penutup telinga dan tali pengikat dagu yang dilengkapi dengan sistem
suspensi. Helm harus kedap air, tidak mudah terbakar, atau meleleh, dan tidak
boleh terbuat dari bahan penghantar arus listrik agar dapat menangkal bahaya
terkena arus listrik. Peralatan pelindung jenis ini harus dipakai selama
pelaksanaan operasi pemataengn kebakaran.
b. Peralatan Pelindung Tubuh
Para petugas pemadam kebakaran harus melindungi tubuh mereka dari
kemungkinan sambaran kobaran api. Selama menjalankan tugas, setiap petugas
pemadam kebakaran seharusnya menggunakan jas lengan panjang dan celana
panjang yang terbuat dari bahan kapas atau serat yang tahan terhadap nyala api.
c. Sepatu dan Pelindung Kaki
Petugas pemadam kebakaran sebaiknya menggunakan sepatu boot panjang
yang dipadukan dengan celana panjang yang terbuat dari bahan tahan panas untuk
melindungi kaki dari kemungkinan tertusuk benda tajam, terkena cairan kimia
yang
merusak kulit, atau kejatuhan benda yang keras dan berat.
d. Peralatan Pelindung Tangan
Petugas pemadam kebakaran yang menggunakan sarung tangan akan
terhindar dari kemingkinan risiko tertusuk benda tajam dan perembesan panas
atau
cairan/bahan kimia yang bersifat merusak.
e. Alat Bantu Pernafasan
Penggunaan alat bantu pernafasan bertekanan positif (Positive Pressure
SCBA) sangat dianjurkan bagi petugas pemadam kebakaran, khususnya bagi
mereka yang harus memasuki ruangan-ruangan tertutup dan mencari korban.

Salah satu alasan penggunaan alat bantu pernafasan ini adalah karena
berkurangnya oksigen dan terkontaminasinya udara dengan gas beracun di dalam
ruangan yang terbakar.

BAB III
Metodologi
3.1 Bahan dan cara
Kami merencanakan untuk memantau dan mengidentifikasi aspek
keselamatan dan kesehatan kerja petugas pemadam kebakaran pada tempat-tempat
umum Pemantauan ini dilakukan dengan metode walk through survey dengan
menggunakan check list dan wawancara.
3.2 Jadwal Survey
3.2.1 Lokasi

Lokasi survei kesehatan dan keselamatan kerja adalah pabrik roti Taeng
Bakery di Jalan Raya Pendidikan, Gunung Sari, Makassar.

3.2.2 Waktu
Waktu pelaksanaan yaitu 7 - 11 September 2015 dengan agenda sebagai
berikut.
No.
Tanggal
Kegiatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

7 September 2015
7 September 2015
7 September 2015
8 September 2015
8 September 2015
9 September 2015
10 September 2015

8.

10 September 2015

9.

11 September 2015

Melapor ke bagian K3
Pengarahan kegiatan
Pembuatan proposal
Koreksi proposal
Presentasi proposal
Walk Through Survey
Pembuatan laporan Walk Through
Survey
Koreksi laporan Walk Through
Survey
Presentasi laporan Walk Through
Survey

3.2.3 Biaya
Biaya yang digunakan pada survei ini adalah swadaya.
3.2.4 Peralatan yang diperlukan
Adapun peralatan yang diperlukan untuk melakukan walk through
survey (survei jalan sepintas) dengan menggunakan alat-alat tambahan antara lain:
1). Alat tulis menulis
Berfungsi sebagai media untuk pencatatan selama survei jalan sepintas
2). Kamera
Berfungsi sebagai alat untuk memotret keadaan yang terjadi dan untuk
mengidentifikasi sumber bahaya selama survei jalan sepintas
3). Check List
Berfungsi sebagai alat untuk mendapatkan data primer mengenai survei jalan
sepintas yang dilakukan.

LAMPIRAN

CHECK LIST ASPEK KESEHATAN DAN KESELAMATAN


KERJA (K3) PEKERJA PABRIK ROTI TAENG BAKERY 9
SEPTEMBER 2015.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. HASIL
Berdasarkan hasil walk through survey mengenai Aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang telah dilaksanakan di pabrik roti Taeng bakery, dalam
proses kerjanya dibagi menjadi 4 tim kerja. Berdasarkan checklist yang telah
ditetapkan Pabrik Roti Taeng Bakery:
a) Tim pertama
b) Tim kedua

c) Tim ketiga
d) Tim keempat
1. Pemilihan bahan
2. Pengadukan bahan

3. Penimbangan adonan dan pembulatan adonan

4. Pembakaran dan mengeluarkan roti dalam Loyang

5. Pendinginan

6. Pemotongan dan pembungkusan

a) Tim pertama
Tim pertama yaitu tim Bagian pemilihan bahan penimbangan
pengadukan fermentasi awal penimbangan adonan pembulatan adonan.
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim pertama telah memenuhi 16
dari 35 kriteria yang telah diterapkan antara 16 dari kriteria tersebut adalah 1)
faktor kebisingan sumbernya ada yaitu mixer, jumlah pekerja sebanyak 2 orang 1
shift, berlangsung pada saat bekerja sekitar 4 jam tetapi tidak terus menerus, 2)
faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu yang berlangsung pada saat
bekerja. 3) Faktor temperatur tidak ada, 4) faktor tekanan tidak ada, 5) faktor
getaran tidak ada, 6) faktor kimia ada yaitu bahan padat berupa ragi, terigu dan
mentega, bahan cair ada yaitu air dingin,gas tidak ada,fume tidak ada, 7) faktor
Biologi; sumber sampah langsung dibuang ke tempat sampah sehingga tidak
menjadi sumber penularan penyakit, orang sakit tidak datang kerja supaya tidak
menularkan ke pekerja lain, hygiene perorangan setiap pekerja mencuci tangan
sebelum bekerja, 8) faktor ergonomi yaitu cara bekerja berdiri dengan posisi
tubuh saat bekerja untuk menimbang dan membentuk adonan di atas meja setinggi
tengah paha pekerja dan ketata rumah tanggaan, barang-barang yang digunakan
tidak tersusun rapi. 9) faktor Psikososial jadwal kerja terbagi 2 shift yaitu pagi jam
06.00-12.00 dan siang 12.00-18.00, tiap shift terdiri dari 2 pekerja, hubungan
interpersonal pekerja baik, beban kerja dari ringan hingga sedang dan kemampuan
pekerja baik serta gaji yang cukup dan sesuai dengan beban kerja.
b) Tim kedua
Berdasarkan checklist yang telah ditetapkan Pabrik Roti Taeng Bakery tim
kedua yaitu tim Bagian pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim kedua telah memenuhi 14 dari
34 kriteria yang telah diterapkan antara 14 dari kriteria tersebut adalah 1) faktor
kebisingan sumbernya tidak ada 2) faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu
yang berlangsung pada saat bekerja. 3) Faktor temperatur ada dari oven, cetakan
roti dengan loyang yang digunakan membakar roti pada 200-205 derajat selsius,
jumlah pekerja sebanyak dua orang dan faktor temperatur ini berlangsung terusmenerus selama proses pembakaran roti. 4) faktor tekanan tidak ada, 5) faktor
getaran tidak ada, 6) faktor kimia ada yaitu gas LPG yang mudah terbakar, flame

tidak ada 7) faktor Biologi; sumber sampah langsung dibuang ke tempat sampah
sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit, orang sakit tidak datang kerja
supaya tidak menularkan ke pekerja lain, hygiene perorangan setiap pekerja
mencuci tangan sebelum bekerja, 8) faktor ergonomi yaitu cara bekerja berdiri
dengan posisi tubuh saat bekerja untuk memanggang dan mengeluarkan roti dari
oven di atas meja setinggi tengah paha pekerja dan ketata rumah tanggaan,
Barang-barang yang digunakan tidak tersusun rapi. Barang atau alat kerja
diletakkan sehingga mudah dijangkau dan meringankan kerja. 9) faktor
Psikososial jadwal kerja terbagi 2 shift yaitu pagi jam 06.00-12.00 dan siang
12.00-18.00, tiap shift terdiri dari 2 pekerja, hubungan interpersonal pekerja baik,
beban kerja dari ringan hingga sedang dan kemampuan pekerja baik serta gaji
yang cukup dan sesuai dengan beban kerja.
c) Tim ketiga
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim ketiga telah memenuhi 11 dari
35 kriteria yang telah diterapkan antara 11 dari kriteria tersebut adalah 1) faktor
kebisingan sumbernya yaitu mesin pemotong roti, jumlah pekerja sebanyak 1
orang 1 shift, berlangsung pada saat pemotongan roti sekitar 3 menit tidak terus
menerus, 2) faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu yang berlangsung pada
saat bekerja. 3) Faktor temperatur tidak ada, 4) faktor tekanan tidak ada, 5) faktor
getaran sumbernya dari mesin pemotong roti sekitar 3 menit tidak terus menerus,
6) faktor kimia tidak ada, 7) faktor Biologi tidak ada, 8) faktor ergonomi yaitu
posisi tubuh saat bekerja dalam kondisi Berdiri, cara kerja dengan memasukkan
roti ke tempat pemotong roti dan menunggu roti keluar dari tempat pemotongan.
9) faktor Psikososial jadwal kerja terbagi 2 shift yaitu pagi jam 06.00-12.00 dan
siang 12.00-18.00, tiap shift terdiri dari 1 pekerja, hubungan interpersonal pekerja
baik, beban kerja dari ringan hingga sedang dan kemampuan pekerja baik serta
gaji yang cukup dan sesuai dengan beban kerja.
Pada kriteria Alat yang digunakan Tim ketiga telah memenuhi 3 dari 5
kriteria yaitu jenis alat kerja yaitu mesin pemotong roti, penggunaan alat tidak
secara terus menerus, alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja.
Pada kriteria Alat Pelindung Diri Tim ketiga telah memenuhi 3 daripada 8
kriteria yaitu apron yang ada tidak dipakai pada saat pelangsungan proses ini,
sarung tangan tidak digunakan pekerja pada proses kerja di tim ketiga, penutup
kepala tidak ada, penutup telinga tidak ada, pelindung mata tidak ada, pelindung
kaki cuma memakai sandal biasa yang tidak menutup seluruh kaki, pemeliharaan
APD cuma apron yang dicuci sesekali dan diganti jika rusak.
Pada kriteria Pemeriksaan Kesehatan Tim ketiga tidak mempunyai bukti
dari pemeriksaan kesehatan, tidak ada pemeriksaan kesehatan awal,tidak ada
pemeriksaan kesehatan berkala,tidak ada pemeriksaan berkala khusus.
Pada kriteria rambu-rambu tentang K3 di tempat kerja tim pertama telah
memenuhi 4 dari 4 kriteria yaitu pekerja diberikan pelatihan dalam menggunakan
alat-alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan dengan
penggunaan APAR pemotong roti, penggunaan mixer dan oven, terdapat petugas

K3 yang terdiri dari dinas kesehatan yang datang setiap 1 kali dalam 3 bulan,
rambu-rambu tentang penggunaan APD juga ada terlampir.
Pada kriteria keluhan kesehatan atau sakit tim ketiga memenuhi 1 dari 11
kriteria yaitu diizinkan berkunjung ke klinik/RS untuk tujuan pengobatan, selain
itu tim ketiga tidak mempunyai keluhan lain yang menyangkut keluhan respirasi,
digestiv, neurologi, dermatologi, oftalmologi, THT, kardiovaskuler dan
permintaan surat cuti sakit.
Pada kriteria upaya K3 lainnya tim pertama memenuhi 2 dari 5 kriteria
yaitu tim sudah pernah mendapatkan pelatihan, dan ada pemantauan pengukuran
hazard dari dinas kesehatan setempat yang berlokasi dekat dengan pabrik
roti,tetapi tidak ada penyuluhan yang pernah dilakukan, tidak ada rambu-rambu
bahaya, dan tidak ada rambu-rambu evakuasi yang dilakukan.
Pada kriteria Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Cuma
memenuhi 1 dari 9 kriteria yaitu memiliki APAR sejumlah satu yang mudah
dicapai dan dekat dengan tempat pendinginan,tetapi tim tidak mempunyai hydran,
alarm, fire detector, smoke detector, heat detector, sprinkler, rambu-rambu lalu
lintas, atau organisasi pemadam kebakaran.
Pada kriteria Konstruksi bangunan tim ketiga memenuhi 5 dari 6 kriteria
yaitu tim pertama mempunyai lantai yang terdiri dari ubin yang licin karena
mentega, flapon yang terdiri dari beton,dinding yang terdiri dari beton, ventilasi
yang kurang baik, dan satu toilet, limbah pada proses kerja di tim pertama hampir
tidak ada karena bahan yang habis dipakai dapat diolah kembali.
d) Tim keempat
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim keempat 1) faktor kebisingan
tidak ada, 2) faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu yang berlangsung
pada saat bekerja. 3) Faktor temperatur tidak ada, 4) faktor tekanan tidak ada, 5)
faktor getaran tidak ada, 6) faktor kimia tidak ada, 7) faktor Biologi; sumber
sampah langsung dibuang ke tempat sampah sehingga tidak menjadi sumber
penularan penyakit, orang sakit tidak datang kerja supaya tidak menularkan ke
pekerja lain, hygiene perorangan setiap pekerja mencuci tangan sebelum bekerja,
8) faktor ergonomi yaitu posis bekerja secara duduk di lantai, cara bekerja
memasukkan roti ke dalam plastik roti dan dirapikan dengan menggunakan
sellotape, kemudian disusun di tempat roti, 9) faktor Psikososial jadwal kerja
terbagi 2 shift yaitu pagi jam 06.00-12.00 dan siang 12.00-18.00, tiap shift terdiri
dari 1 pekerja, hubungan interpersonal pekerja baik, beban kerja dari ringan
hingga sedang dan kemampuan pekerja baik serta gaji yang cukup dan sesuai
dengan beban kerja.
Pada kriteria Alat yang digunakan Tim keempat tidak ada penggunaan alat
tangan dan mesin cuma menggunakan sellotape untuk merapikan bungkusan roti
dan disusun di tempat roti.
Pada kriteria Alat Pelindung Diri Tim keempat telah memenuhi 1 daripada
8 kriteria yaitu apron tidak dipakai pada saat pelangsungan proses bekerja, sarung
tangan tidak digunakan pekerja pada proses kerja di tim keempat, penutup kepala

tidak ada, penutup telinga tidak ada, pelindung mata tidak ada, pelindung kaki
cuma memakai sandal biasa yang tidak menutup seluruh kaki.
Pada kriteria Pemeriksaan Kesehatan Tim keempat tidak mempunyai bukti
dari pemeriksaan kesehatan, tidak ada pemeriksaan kesehatan awal,tidak ada
pemeriksaan kesehatan berkala,tidak ada pemeriksaan berkala khusus.
Pada kriteria rambu-rambu tentang K3 di tempat kerja tim keempat telah
memenuhi 4 dari 4 kriteria yaitu pekerja diberikan pelatihan dalam menggunakan
alat-alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan dengan
penggunaan APAR pemotong roti, penggunaan mixer dan oven, terdapat petugas
K3 yang terdiri dari dinas kesehatan yang datang setiap 1 kali dalam 3 bulan,
rambu-rambu tentang penggunaan APD juga ada terlampir.
Pada kriteria keluhan kesehatan atau sakit tim keempat memenuhi 1 dari
11 kriteria yaitu diijinkan berkunjung ke klinik/RS untuk tujuan pengobatan,
selain itu tim keempat tidak mempunyai keluhan lain yang menyangkut keluhan
respirasi, digestiv, neurologi, dermatologi, oftalmologi, THT, kardiovaskuler dan
permintaan surat cuti sakit.
Pada kriteria upaya K3 lainnya tim pertama memenuhi 2 dari 5 kriteria
yaitu tim sudah pernah mendapatkan pelatihan, dan ada pemantauan pengukuran
hazard dari dinas kesehatan setempat yang berlokasi dekat dengan pabrik
roti,tetapi tidak ada penyuluhan yang pernah dilakukan, tidak ada rambu-rambu
bahaya, dan tidak ada rambu-rambu evakuasi yang dilakukan.
Pada kriteria Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Cuma
memenuhi 1 dari 9 kriteria yaitu memiliki APAR sejumlah satu yang mudah
dicapai dan dekat dengan oven,tetapi tim tidak mempunyai hydran, alarm, fire
detector, smoke detector, heat detector, sprinkler, rambu-rambu lalu lintas, atau
organisasi pemadam kebakaran.
Pada kriteria Konstruksi bangunan tim keempat memenuhi 5 dari 6 kriteria
yaitu tim pertama mempunyai lantai yang terdiri dari ubin yang licin karena
mentega, flapon yang terdiri dari beton,dinding yang terdiri dari beton, ventilasi
yang kurang baik, dan satu toilet, limbah pada proses kerja di tim pertama hampir
tidak ada karena bahan yang habis dipakai dapat diolah kembali.

Alat pemadam api ringan (APAR)

Sarung tangan yang digunakan untuk


mengeluarkan roti dari oven

Ventilasi udara di pabrik roti

B. PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil walk through survey mengenai Aspek Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) yang telah dilaksanakan di pabrik roti Taeng bakery, dalam
proses kerjanya dibagi menjadi 4 tim kerja. Berdasarkan checklist yang telah
ditetapkan Pabrik Roti Taeng Bakery:
e) Tim pertama
f) Tim kedua
g) Tim ketiga
h) Tim keempat
a) Tim pertama
Tim pertama yaitu tim Bagian pemilihan bahan penimbangan
pengadukan fermentasi awal penimbangan adonan pembulatan adonan.
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim pertama telah memenuhi 16
dari 35 kriteria yang telah diterapkan antara 16 dari kriteria tersebut adalah 1)
faktor kebisingan sumbernya ada yaitu mixer, jumlah pekerja sebanyak 2 orang 1
shift, berlangsung pada saat bekerja sekitar 4 jam tetapi tidak terus menerus, 2)
faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu yang berlangsung pada saat
bekerja. 3) Faktor temperatur tidak ada, 4) faktor tekanan tidak ada, 5) faktor
getaran tidak ada, 6) faktor kimia ada yaitu bahan padat berupa ragi, terigu dan
mentega, bahan cair ada yaitu air dingin,gas tidak ada,fume tidak ada, 7) faktor
Biologi; sumber sampah langsung dibuang ke tempat sampah sehingga tidak
menjadi sumber penularan penyakit, orang sakit tidak datang kerja supaya tidak
menularkan ke pekerja lain, hygiene perorangan setiap pekerja mencuci tangan
sebelum bekerja, 8) faktor ergonomi yaitu cara bekerja berdiri dengan posisi
tubuh saat bekerja untuk menimbang dan membentuk adonan di atas meja setinggi
tengah paha pekerja dan ketata rumah tanggaan, barang-barang yang digunakan
tidak tersusun rapi. 9) faktor Psikososial jadwal kerja terbagi 2 shift yaitu pagi jam
06.00-12.00 dan siang 12.00-18.00, tiap shift terdiri dari 2 pekerja, hubungan
interpersonal pekerja baik, beban kerja dari ringan hingga sedang dan kemampuan
pekerja baik serta gaji yang cukup dan sesuai dengan beban kerja.
Pada kriteria Alat yang digunakan Tim pertama telah memenuhi 3 dari 5
kriteria yaitu jenis alat kerja tangan seperti kayu penggulung dan alat mesin
seperti mixer adunan,freezer dan alat penimbang, penggunaan alat tidak secara

terus menerus, alat kerja yang berhubungan dengan badan Cuma digunakan
tangan untuk tujuan mengaduk serta menimbang bahan, alat kerja yang
berhubungan dengan listrik cuma mesin mixer dan freezer.
Pada kriteria Alat Pelindung Diri Tim pertama telah memenuhi 3 daripada
8 kriteria yaitu apron yang dipakai pada saat pelangsungan proses bekerja, sarung
tangan tidak digunakan pekerja pada proses kerja di tim pertama, penutup kepala
tidak ada, penutup telinga tidak ada, pelindung mata tidak ada, pelindung kaki
cuma memakai sandal biasa yang tidak menutup seluruh kaki, pemeliharaan APD
cuma dengan pemakaian apron yang dipakai selama bekerja.
Pada kriteria Pemeriksaan Kesehatan Tim pertama tidak mempunyai bukti
dari pemeriksaan kesehatan, tidak ada pemeriksaan kesehatan awal,tidak ada
pemeriksaan kesehatan berkala,tidak ada pemeriksaan berkala khusus.
Pada kriteria rambu-rambu tentang K3 di tempat kerja tim pertama telag
memenuhi 4 dari 4 kriteria yaitu pekerja diberikan pelatihan dalam menggunakan
alat-alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan dengan
penggunaan APAR pemotong roti, penggunaan mixer dan oven, terdapat petugas
K3 yang terdiri dari dinas kesehatan yang datang setiap 1 kali dalam 3 bulan,
rambu-rambu tentang penggunaan APD juga ada terlampir.
Pada kriteria keluhan kesehatan atau sakit tim pertama memenuhi 3 dari 11
kriteria yaitu pekerja mengeluh kelelahan dan pegal-pegal terutama pada
pinggang,pernah berkunjung ke klinik/RS untuk tujuan pengobatan, selain itu tim
pertama tidak mempunyai keluhan lain yang menyangkut keluhan respirasi,
digestiv, neurologi, dermatologi, oftalmologi, THT, kardiovaskuler dan
permintaan surat cuti sakit.
Pada kriteria upaya K3 lainnya tim pertama memenuhi 2 dari 5 kriteria
yaitu tim sudah pernah mendapatkan pelatihan, dan ada pemantauan pengukuran
hazard dari dinas kesehatan setempat yang berlokasi dekat dengan pabrik
roti,tetapi tidak ada penyuluhan yang pernah dilakukan, tidak ada rambu-rambu
bahaya, dan tidak ada rambu-rambu evakuasi yang dilakukan.
Pada kriteria Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Cuma
memenuhi 1 dari 9 kriteria yaitu memiliki APAR sejumlah satu yang mudah
dicapai dan dekat dengan oven,tetapi tim tidak mempunyai hydran, alarm, fire
detector, smoke detector, heat detector, sprinkler, rambu-rambu lalu lintas, atau
organisasi pemadam kebakaran.
Pada kriteria Konstruksi bangunan tim pertama memenuhi 5 dari 6 kriteria
yaitu tim pertama mempunyai lantai yang terdiri dari ubin yang licin karena
mentega, flapon yang terdiri dari beton,dinding yang terdiri dari beton, ventilasi
yang kurang baik, dan satu toilet, limbah pada proses kerja di tim pertama hampir
tidak ada karena bahan yang habis dipakai dpat diolah kembali.
b) Tim kedua
Berdasarkan checklist yang telah ditetapkan Pabrik Roti Taeng Bakery tim
kedua yaitu tim Bagian pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim kedua telah memenuhi 14 dari
34 kriteria yang telah diterapkan antara 14 dari kriteria tersebut adalah 1) faktor

kebisingan sumbernya tidak ada 2) faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu
yang berlangsung pada saat bekerja. 3) Faktor temperatur ada dari oven, cetakan
roti dengan loyang yang digunakan membakar roti pada 200-205 derajat selsius,
jumlah pekerja sebanyak dua orang dan faktor temperatur ini berlangsung terusmenerus selama proses pembakaran roti. 4) faktor tekanan tidak ada, 5) faktor
getaran tidak ada, 6) faktor kimia ada yaitu gas LPG yang mudah terbakar, flame
tidak ada 7) faktor Biologi; sumber sampah langsung dibuang ke tempat sampah
sehingga tidak menjadi sumber penularan penyakit, orang sakit tidak datang kerja
supaya tidak menularkan ke pekerja lain, hygiene perorangan setiap pekerja
mencuci tangan sebelum bekerja, 8) faktor ergonomi yaitu cara bekerja berdiri
dengan posisi tubuh saat bekerja untuk memanggang dan mengeluarkan roti dari
oven di atas meja setinggi tengah paha pekerja dan ketata rumah tanggaan,
Barang-barang yang digunakan tidak tersusun rapi. Barang atau alat kerja
diletakkan sehingga mudah dijangkau dan meringankan kerja. 9) faktor
Psikososial jadwal kerja terbagi 2 shift yaitu pagi jam 06.00-12.00 dan siang
12.00-18.00, tiap shift terdiri dari 2 pekerja, hubungan interpersonal pekerja baik,
beban kerja dari ringan hingga sedang dan kemampuan pekerja baik serta gaji
yang cukup dan sesuai dengan beban kerja.
Pada kriteria Alat yang digunakan Tim kedua telah memenuhi 2 dari 5
kriteria yaitu jenias alat mesin yaitu oven pembakar dan alat tangan kayu untuk
mengambil tempat roti yang panas, penggunaan alat tidak secara terus menerus,
alat kerja yang berhubungan dengan badan cuma digunakan tangan untuk tujuan
mengambil tempat roti dan mengeluarkan roti sebelum proses pendinginan, alat
kerja yang berhubungan dengan listrik cuma oven pembakar.
Pada kriteria Alat Pelindung Diri Tim pertama telah memenuhi 5 daripada
8 kriteria yaitu apron yang dipakai pada saat pelangsungan proses bekerja, sarung
tangan yang digunakan pekerja pada proses pengambilan roti yang selesai dibakar,
penutup kepala tidak ada, penutup telinga tidak ada, pelindung mata tidak ada,
pelindung kaki cuma memakai sandal biasa yang tidak menutup seluruh kaki,
pemeliharaan APD yang dipakai yaitu apron dan sarung tangan keselamatan.
Pada kriteria Pemeriksaan Kesehatan Tim pertama tidak mempunyai bukti
dari pemeriksaan kesehatan, tidak ada pemeriksaan kesehatan awal,tidak ada
pemeriksaan kesehatan berkala,tidak ada pemeriksaan berkala khusus.
Pada kriteria rambu-rambu tentang K3 di tempat kerja tim pertama telag
memenuhi 4 dari 4 kriteria yaitu pekerja diberikan pelatihan dalam menggunakan
alat-alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan dengan
penggunaan APAR pemotong roti, penggunaan mixer dan oven, terdapat petugas
K3 yang terdiri dari dinas kesehatan yang datang setiap 1 kali dalam 3 bulan,
rambu-rambu tentang penggunaan APD juga ada terlampir.
Pada kriteria keluhan kesehatan atau sakit tim pertama memenuhi 3 dari 11
kriteria yaitu pekerja mengeluh kelelahan dan pegal-pegal terutama pada
pinggang,pernah berkunjung ke klinik/RS untuk tujuan pengobatan, selain itu tim
pertama tidak mempunyai keluhan lain yang menyangkut keluhan respirasi,
digestiv, neurologi, dermatologi, oftalmologi, THT, kardiovaskuler dan
permintaan surat cuti sakit.

Pada kriteria upaya K3 lainnya tim pertama memenuhi 2 dari 5 kriteria


yaitu tim sudah pernah mendapatkan pelatihan, dan ada pemantauan pengukuran
hazard dari dinas kesehatan setempat yang berlokasi dekat dengan pabrik
roti,tetapi tidak ada penyuluhan yang pernah dilakukan, tidak ada rambu-rambu
bahaya, dan tidak ada rambu-rambu evakuasi yang dilakukan.
Pada kriteria Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Cuma
memenuhi 1 dari 9 kriteria yaitu memiliki APAR sejumlah satu yang mudah
dicapai dan dekat dengan oven,tetapi tim tidak mempunyai hydran, alarm, fire
detector, smoke detector, heat detector, sprinkler, rambu-rambu lalu lintas, atau
organisasi pemadam kebakaran.
Pada kriteria Konstruksi bangunan tim pertama memenuhi 5 dari 6 kriteria
yaitu tim pertama mempunyai lantai yang terdiri dari ubin yang licin karena
mentega, flapon yang terdiri dari beton,dinding yang terdiri dari beton, ventilasi
yang kurang baik, dan satu toilet, limbah pada proses kerja di tim pertama hampir
tidak ada karena bahan yang habis dipakai dpat diolah kembali.
c) Tim ketiga
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim ketiga telah memenuhi 11 dari
35 kriteria yang telah diterapkan antara 11 dari kriteria tersebut adalah 1) faktor
kebisingan sumbernya yaitu mesin pemotong roti, jumlah pekerja sebanyak 1
orang 1 shift, berlangsung pada saat pemotongan roti sekitar 3 menit tidak terus
menerus, 2) faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu yang berlangsung pada
saat bekerja. 3) Faktor temperatur tidak ada, 4) faktor tekanan tidak ada, 5) faktor
getaran sumbernya dari mesin pemotong roti sekitar 3 menit tidak terus menerus,
6) faktor kimia tidak ada, 7) faktor Biologi tidak ada, 8) faktor ergonomi yaitu
posisi tubuh saat bekerja dalam kondisi Berdiri, cara kerja dengan memasukkan
roti ke tempat pemotong roti dan menunggu roti keluar dari tempat pemotongan.
9) faktor Psikososial jadwal kerja terbagi 2 shift yaitu pagi jam 06.00-12.00 dan
siang 12.00-18.00, tiap shift terdiri dari 1 pekerja, hubungan interpersonal pekerja
baik, beban kerja dari ringan hingga sedang dan kemampuan pekerja baik serta
gaji yang cukup dan sesuai dengan beban kerja.
Pada kriteria Alat yang digunakan Tim ketiga telah memenuhi 3 dari 5
kriteria yaitu jenis alat kerja yaitu mesin pemotong roti, penggunaan alat tidak
secara terus menerus, alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja.
Pada kriteria Alat Pelindung Diri Tim ketiga telah memenuhi 3 daripada 8
kriteria yaitu apron yang ada tidak dipakai pada saat pelangsungan proses ini,
sarung tangan tidak digunakan pekerja pada proses kerja di tim ketiga, penutup
kepala tidak ada, penutup telinga tidak ada, pelindung mata tidak ada, pelindung
kaki cuma memakai sandal biasa yang tidak menutup seluruh kaki, pemeliharaan
APD cuma apron yang dicuci sesekali dan diganti jika rusak.
Pada kriteria Pemeriksaan Kesehatan Tim ketiga tidak mempunyai bukti
dari pemeriksaan kesehatan, tidak ada pemeriksaan kesehatan awal,tidak ada
pemeriksaan kesehatan berkala,tidak ada pemeriksaan berkala khusus.
Pada kriteria rambu-rambu tentang K3 di tempat kerja tim pertama telah
memenuhi 4 dari 4 kriteria yaitu pekerja diberikan pelatihan dalam menggunakan

alat-alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan dengan


penggunaan APAR pemotong roti, penggunaan mixer dan oven, terdapat petugas
K3 yang terdiri dari dinas kesehatan yang datang setiap 1 kali dalam 3 bulan,
rambu-rambu tentang penggunaan APD juga ada terlampir.
Pada kriteria keluhan kesehatan atau sakit tim ketiga memenuhi 1 dari 11
kriteria yaitu diizinkan berkunjung ke klinik/RS untuk tujuan pengobatan, selain
itu tim ketiga tidak mempunyai keluhan lain yang menyangkut keluhan respirasi,
digestiv, neurologi, dermatologi, oftalmologi, THT, kardiovaskuler dan
permintaan surat cuti sakit.
Pada kriteria upaya K3 lainnya tim pertama memenuhi 2 dari 5 kriteria
yaitu tim sudah pernah mendapatkan pelatihan, dan ada pemantauan pengukuran
hazard dari dinas kesehatan setempat yang berlokasi dekat dengan pabrik
roti,tetapi tidak ada penyuluhan yang pernah dilakukan, tidak ada rambu-rambu
bahaya, dan tidak ada rambu-rambu evakuasi yang dilakukan.
Pada kriteria Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Cuma
memenuhi 1 dari 9 kriteria yaitu memiliki APAR sejumlah satu yang mudah
dicapai dan dekat dengan tempat pendinginan,tetapi tim tidak mempunyai hydran,
alarm, fire detector, smoke detector, heat detector, sprinkler, rambu-rambu lalu
lintas, atau organisasi pemadam kebakaran.
Pada kriteria Konstruksi bangunan tim ketiga memenuhi 5 dari 6 kriteria
yaitu tim pertama mempunyai lantai yang terdiri dari ubin yang licin karena
mentega, flapon yang terdiri dari beton,dinding yang terdiri dari beton, ventilasi
yang kurang baik, dan satu toilet, limbah pada proses kerja di tim pertama hampir
tidak ada karena bahan yang habis dipakai dapat diolah kembali.
d) Tim keempat
Pada kriteria Hazard Lingkungan Kerja Tim keempat 1) faktor kebisingan
tidak ada, 2) faktor pencahayaan ada sumbernya dari lampu yang berlangsung
pada saat bekerja. 3) Faktor temperatur tidak ada, 4) faktor tekanan tidak ada, 5)
faktor getaran tidak ada, 6) faktor kimia tidak ada, 7) faktor Biologi; sumber
sampah langsung dibuang ke tempat sampah sehingga tidak menjadi sumber
penularan penyakit, orang sakit tidak datang kerja supaya tidak menularkan ke
pekerja lain, hygiene perorangan setiap pekerja mencuci tangan sebelum bekerja,
8) faktor ergonomi yaitu posis bekerja secara duduk di lantai, cara bekerja
memasukkan roti ke dalam plastik roti dan dirapikan dengan menggunakan
sellotape, kemudian disusun di tempat roti, 9) faktor Psikososial jadwal kerja
terbagi 2 shift yaitu pagi jam 06.00-12.00 dan siang 12.00-18.00, tiap shift terdiri
dari 1 pekerja, hubungan interpersonal pekerja baik, beban kerja dari ringan
hingga sedang dan kemampuan pekerja baik serta gaji yang cukup dan sesuai
dengan beban kerja.
Pada kriteria Alat yang digunakan Tim keempat tidak ada penggunaan alat
tangan dan mesin cuma menggunakan sellotape untuk merapikan bungkusan roti
dan disusun di tempat roti.
Pada kriteria Alat Pelindung Diri Tim keempat telah memenuhi 1 daripada
8 kriteria yaitu apron tidak dipakai pada saat pelangsungan proses bekerja, sarung

tangan tidak digunakan pekerja pada proses kerja di tim keempat, penutup kepala
tidak ada, penutup telinga tidak ada, pelindung mata tidak ada, pelindung kaki
cuma memakai sandal biasa yang tidak menutup seluruh kaki.
Pada kriteria Pemeriksaan Kesehatan Tim keempat tidak mempunyai bukti
dari pemeriksaan kesehatan, tidak ada pemeriksaan kesehatan awal,tidak ada
pemeriksaan kesehatan berkala,tidak ada pemeriksaan berkala khusus.
Pada kriteria rambu-rambu tentang K3 di tempat kerja tim keempat telah
memenuhi 4 dari 4 kriteria yaitu pekerja diberikan pelatihan dalam menggunakan
alat-alat untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang berhubungan dengan
penggunaan APAR pemotong roti, penggunaan mixer dan oven, terdapat petugas
K3 yang terdiri dari dinas kesehatan yang datang setiap 1 kali dalam 3 bulan,
rambu-rambu tentang penggunaan APD juga ada terlampir.
Pada kriteria keluhan kesehatan atau sakit tim keempat memenuhi 1 dari
11 kriteria yaitu diijinkan berkunjung ke klinik/RS untuk tujuan pengobatan,
selain itu tim keempat tidak mempunyai keluhan lain yang menyangkut keluhan
respirasi, digestiv, neurologi, dermatologi, oftalmologi, THT, kardiovaskuler dan
permintaan surat cuti sakit.
Pada kriteria upaya K3 lainnya tim pertama memenuhi 2 dari 5 kriteria
yaitu tim sudah pernah mendapatkan pelatihan, dan ada pemantauan pengukuran
hazard dari dinas kesehatan setempat yang berlokasi dekat dengan pabrik
roti,tetapi tidak ada penyuluhan yang pernah dilakukan, tidak ada rambu-rambu
bahaya, dan tidak ada rambu-rambu evakuasi yang dilakukan.
Pada kriteria Pencegahan dan Penanggulangan Kebakaran Cuma
memenuhi 1 dari 9 kriteria yaitu memiliki APAR sejumlah satu yang mudah
dicapai dan dekat dengan oven,tetapi tim tidak mempunyai hydran, alarm, fire
detector, smoke detector, heat detector, sprinkler, rambu-rambu lalu lintas, atau
organisasi pemadam kebakaran.
Pada kriteria Konstruksi bangunan tim keempat memenuhi 5 dari 6 kriteria
yaitu tim pertama mempunyai lantai yang terdiri dari ubin yang licin karena
mentega, flapon yang terdiri dari beton,dinding yang terdiri dari beton, ventilasi
yang kurang baik, dan satu toilet, limbah pada proses kerja di tim pertama hampir
tidak ada karena bahan yang habis dipakai dpat diolah kembali.

BAB 1V
KESIMPULAN
1. Dari hasil workthrough survey didapatkan beberapa faktor hazard yang
dialami pekerja pabrik roti Taeng Bakery berupa faktor kebisingan, faktor
kimia, faktor getaran dan faktor ergonomi.
2. Terdapat beberapa alat yang digunakan pada pabrik roti Taeng Bakery yang
berpotensi menimbulkan bahaya, antara lain mixer yang menimbulkan
kebisingan dan bisa menimbulkan cedera jika tidak digunakan dengan benar,
oven yang menimbulkan suhu panas, loyang yang dipakai membakar roti dan
masih panas bisa menimbulkan luka bakar, mesin pemotong roti yang
menyebabkan getaran dan kebisingan, tabung LPG yang merupakan sumber
gas yang mudah meledak dan menimbulkan kebakaran. Cara kerja misalnya
mengangkat benda yang tidak benar, melakukan pekerjaan dengan posisi
yang mudah menimbulkan kelelahan. Beberapa peralatan di pabrik roti
Taeng Bakery tidak mempunyai tempat pegangan sehingga susah untuk
diangkat dan dipegang seperti loyang dan cetakan.(tidak ergonomis).
3. Alat pelindung diri yang digunakan oleh pekerja pabrik roti untuk melindungi
pekerjanya dari hazard, yaitu apron dan sarung tangan. Apron dipakai untuk
kebersihan baju pekerja dan menghalangi dari sumber infeksi. Sarung tangan
yang terdiri dari dua lapis, yaitu wool tebal dan kulit, dipakai untuk proteksi
dari panas saat mengeluarkan roti dari oven dan cetakan. Namun sayangnya,
pekerja tidak menggunakan alat untuk menjaga higiena makanan seperti
sarung tangan plastik saat membuat adonan, pemotongan, dan pembungkusan
roti. peralatan untuk melindungi makanan
4. Pabrik roti Taeng Bakery sudah menyiapkan kotak P3K untuk penanganan
awal jika terdapat kecelakaan sewaktu bekerja. Namun letaknya sulit
dijangkau karena berada di lantai dua. Tidak ada petugas P3K yang khusus di
tempat kerja, untungnya letak pabrik ini berada dekat dengan rumah sakit
daerah setempat, sekitar 200 meter, dan mudah dijangkau sehingga
penanangan definitif dapat segera diperoleh.
5. Tidak ada pemeriksaan kesehatan khusus yang dianjurkan oleh pengelola
pabrik roti Taeng Bakery untuk pekerjanya, baik sebelum bekerja, maupun
pengobatan berkala untuk menjamin kesehatan pekerja. Pekerja yang sakit
berat diberikan ijin istirahat, namun tidak ada jaminan kesehatan khusus dari
perusahaan.
6. Tidak ada petugas K3 khusus di pabrik roti Taeng Bakery, namun petugas dari
rumah sakit sedekat ataupun dari dinas kesehatan melakukan pemeriksaan
berkala setiap 3 bulan sekali di pabrik tersebut. Pemeriksaan ini berupa

pemeriksaan alat yang digunakan seperti oven, mixer, pemotong roti,


kesehatan lingkungan di tempat kerja, dan sebagainya. Pengelola pabrik roti
ini juga memberikan pembekalan dan pelatihan kepada pekerja mengenai cara
menggunakan peralatan yang ada sehingga resiko kecelakaan dapat
diminimalisir. Selain itu terdapat pembagian jadwal kerja yang terdiri atas dua
shift, yaitu shift pagi dan siang yang masing-masing selama 6 jam per hari.
pembagian tugas juga dilakukan berdasarkan kemampuan pekerja seperti
pekerjaan yang berat untuk pekerja laki-laki, sedangkan pekerja perempuan
untuk pekerjaan yang lebih ringan.
7. keluhan atau penyakit akibat kerja yang pernah dialami oleh pekerja taeng
bakery antaranya pegal,nyeri pinggang dan luka bakar.
8. Untuk mencegah dan menanggulangi kebakaran pabrik roti Taeng Bakery
telah menyiapkan satu buah alat pemadam api ringan dekat dengan tempat
pemanggangan. Pengelola pabrik juga mengajarkan pekerjanya cara
menggunakan APAR. Namun pabrik belum menyediakan hidran, alarm
kebakaran, smoke detector, fire detector, dan rambu-rambu evakuasi.
9. Pabrik roti Taeng Bakery berada di daerah ruko, sekitar 200 meter dari RSUD
Syekh Yusuf Jl. Dr. Wahidin Sudirohusodo, Gowa. Bangunan tempat pabrik
tersebut terdiri atas dinding beton, berlantai ubin dan semen, ventilasi
udaranya cukup. Ruang pemanggangan berada di depan dekat pintu masuk
dengan ventilasi yang baik sehingga panas dari pemanggangan dapat segera
keluar dari ruangan. Lokasi pabrik berada tepat di pinggir jalan sehingga
evakuasi jika terdapat kecelakaan dan bahaya mudah dilakukan, sayangnya
pekerja lain yang berada di ruangan bagian dalam dapat terperangkap jika
terdapat kebakaran di ruang pemanggangan karena tidak ada pintu keluar lain
dari gedung tersebut. Selain itu ruang pembuatan adonan dan pembungkusan
berada di ruangan yang berdinding batu tebal tanpa ventilasi udara sehingga
panas dari ruang pemanggangan terperangkap di ruangan bagian dalam.

LAMPIRAN
Tim I : Bagian pemilihan bahan penimbangan pengadukan fermentasi awal
penimbangan adonan pembulatan adonan
NO

HASIL

ASPEK YANG DINILAI


YA

I.

HAZARD LINGKUNGAN KERJA


A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja

TIDAK

KET.
TAMBAHAN

Mixer
2
Tidak

terus-

menerus, sekitar 10

menit berlangsung
sekitar

Berlangsung pada saat bekerja


B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat
F. Faktor Kimia
Jenis Bahan Kimia:
Padat
Cair
Gas
Fume
Nama bahan
Jumlah pekerja

jam

selama kerja

lampu
4
Selama

proses

pekerjaan berjalan

Ragi,

mentega
air

2 orang

terigu,

Tim I : Bagian pemilihan bahan penimbangan pengadukan fermentasi awal


penimbangan adonan pembulatan adonan
NO

ASPEK YANG DINILAI

KET.
TAMBAHAN

HASIL
YA
TIDAK

G. Faktor Biologi
Sumber Makanan

Sampah

langsung

dibuang ke tempat

sampah

sehingga

tidak

menjadi

sumber
Sumber Sampah

penularan

penyakit
Orang sakit tidak

Orang Sakit

datang kerja supaya


tidak

menularkan

ke pekerja lain
Setiap
pekerja

Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi

mencuci

tangan

sebelum bekerja
Pekerja berdiri saat
menimbang

membentuk adonan
di

atas

setinggi
Posisi tubuh saat bekerja
Cara bekerja

dan
meja
tengah

paha pekerja
Berdiri
Barang-barang

yang

Ketata Rumahtanggaan (house Keeping)


I. Faktor Psikososial

digunakan

tidak tersusun rapi


Ada dua shift: pagi
dari

jam

6-12

siang, siang dari


jam 12-6 sore. Tiap
shift terdiri dari 2

Jadwal kerja
Hubungan Interpersonal
Beban kerja
Kemampuan

pekerja
Baik
Ringan-sedang.
Baik

Tim I : Bagian pemilihan bahan penimbangan pengadukan fermentasi awal


penimbangan adonan pembulatan adonan
NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
Cukup dan sesuai

II

dengan

Gaji
ALAT YANG DIGUNAKAN

bebean

kerja
kayu
dan

penggulung,
mesin

yang

digunakan

yaitu

mesin

mixer

adunan,freezer dan
Jenis alat kerja (Alat tangan / mesin)
Kegunaan (terus-menerus atau tidak)

alat penimbang

Tangan

menimbang

Alat kerja yang berhunbungan dengan badan

III

Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik


Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja
ALAT PELINDUNG DIRI

untuk
dan

mengaduk bahan
Mesin mixer dan

freezer

Berbahan

plastik

tebal, yang tidak

Celemek/Apron

terlalu berat
Pekerja

Sarung Tangan (gloves)


Penutup kepala
Penutup telinga
Pelindung mata

tidak

menggunakan
sarung tangan saat
membuat adonan

Hanya sandal biasa

Pelindung kaki

menutups

tidak
seluruh

kaki
Alat yang dipakai

Pemeliharaan APD

yang

hanya apron yang


dicuci sesekali dan
diganti jika rusak.

Tim I : Bagian pemilihan bahan penimbangan pengadukan fermentasi awal


penimbangan adonan pembulatan adonan
NO

IV

HASIL
YA
TIDAK

ASPEK YANG DINILAI


Dipakai selama bekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan awal
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG

KET.
TAMBAHAN

K3

DI

TEMPAT KERJA
Pekerja

diberikan

pelatihan
menggunakan alat

alat yang ada untuk


mencegah
terjadinya

Peraturan

kecelakaan kerja.
Penggunaan mixer,
oven,

roti,

Berhubungan dengan pekerjaan apa

VI

dan

penggunaan APAR
Petigas K3 dari
dinas

Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Keluhan Respirasi
Keluhan Digestiv

pemotong

kesehatan

yang datang setiap


3 bulan

Kelelahan

Keluhan Musculoskeletal
Keluhan Neurologi
Keluhan Dermatologi
Keluhan oftlmologi
Keluhan THT
Keluhan Kardiovaskuler

pegal-pegal
pinggang

dan
pada

Tim I : Bagian pemilihan bahan penimbangan pengadukan fermentasi awal


penimbangan adonan pembulatan adonan
NO

ASPEK YANG DINILAI


Izin kunjungan klinik / RS / balai pengobatan
Surat cuti sakit

VII

Jenis keluhan / penyakit yang paling seing


UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN

Pegal-pegal

terutama pinggang

Pelatihan
Dari

dinas

kesehatan

VII
I

Pemantauan hazard / pengukuran


Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

setempat,

lokasi

paribk

dekat

dengan

dinas

kesehatan

Satu,

Apar
Hydran
Alarm
Fire Detector
Smoke Detector
Heat Detector
Sprikler
Rambu-rambu Lalu Lintas
Organisasi Pemadam Kebakaran
KONSTRUKSI BANGUNAN
Lantai
Flapon
Dinding
Ventilasi
Saluran Buangan Limbah
Toilet

dicapai,

mudah
dekat

dengan oven

Terdiri dari ubin yang licin karena mentega.


Terdiri dari beton
Terdiri dari beton
Ada namun kurang baik
Limbah hampir tidak ada karena menggunakan
bahan habis pakai dan dapat diolah kembali.
Ada satu

Tim II : Pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang


NO

YA
I.

HAZARD LINGKUNGAN KERJA


A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
C. Faktor Temperatur

KET.
TAMBAHAN

HASIL

ASPEK YANG DINILAI

TIDAK

Oven, cetakan roti


dan loyang yang

digunakan
membakar roti 200-

Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja

205 derajat selsius


2
Terus-menerus

selama pembakaran

Berlangsung pada saat bekerja


D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat
F. Faktor Kimia
Jenis Bahan Kimia:
Padat
Cair
Gas
Fume
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi

roti

LPG

mudah

terbakar

Tabung gas LPG


2 orang

Tim II : Pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang


NO

ASPEK YANG DINILAI


Sumber Makanan

KET.
TAMBAHAN

HASIL
YA
TIDAK

Sampah

langsung

dibuang ke tempat

sampah

sehingga

tidak

menjadi

sumber
Sumber Sampah

penularan

penyakit
Orang sakit tidak

Orang Sakit

datang kerja supaya


tidak

menularkan

ke pekerja lain
Setiap
pekerja

Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi

mencuci

tangan

sebelum bekerja
Pekerja berdiri saat memanggang dan
mengeluarkan roti dari oven di atas meja

Posisi tubuh saat bekerja


Cara bekerja

setinggi tengah paha pekerja


Berdiri
Barang-barang yang digunakan tidak
tersusun rapi. Barang atau alat kerja
diletakkan sehingga mudah dijangkau

Ketata Rumahtanggaan (house Keeping)


I. Faktor Psikososial

dan meringankan kerja


Ada dua shift: pagi
dari jam 6-2 siang,

siang dari jam 12-6


sore.
terdiri

Jadwal kerja
Hubungan Interpersonal
Beban kerja
Kemampuan

II

Gaji
ALAT YANG DIGUNAKAN

Tiap

shift

dari

pekerja
Baik
Ringan-sedang.
Baik
Cukup dan sesuai

dengan
kerja

bebean

Tim II : Pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
Alat mesin oven
pembakar,

alat

tangan kayu untuk


mengambil tempat

III

Jenis alat kerja (Alat tangan / mesin)


Kegunaan (terus-menerus atau tidak)
Alat kerja yang berhunbungan dengan badan
Alat kerja yang berhunbungan dengan Listrik
Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja
ALAT PELINDUNG DIRI

roti yang panas

Tangan u
Oven pembakar

Berbahan

plastik

tebal, yang tidak

Celemek/Apron

terlalu berat
Pekerja
menggunakan
sarung tangan saat

pengambilan
yang

Sarung Tangan (gloves)


Penutup kepala
Penutup telinga
Pelindung mata

roti
selesai

dibakar

Hanya sandal biasa


yang

menutups

Pelindung kaki

IV

seluruh

kaki
Alat yang dipakai
yaitu

Pemeliharaan APD
Dipakai selama bekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan awal
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan Berkala khusus
Hasil

tidak

apron

sarung
keselamatan.

dan

tangan

Tim II : Pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang


NO

Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG
V

HASIL
YA
TIDAK

ASPEK YANG DINILAI

K3

KET.
TAMBAHAN

DI

TEMPAT KERJA
Pekerja

diberikan

pelatihan
menggunakan alat

alat yang ada untuk


mencegah
terjadinya

Peraturan

kecelakaan kerja.
Penggunaan mixer,
oven,

roti,

Berhubungan dengan pekerjaan apa

VI

dan

penggunaan APAR
Petigas K3 dari
dinas

Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Keluhan Respirasi
Keluhan Digestiv

pemotong

kesehatan

yang datang setiap


3 bulan

Kelelahan

VII

Keluhan Musculoskeletal
Keluhan Neurologi
Keluhan Dermatologi
Keluhan oftlmologi
Keluhan THT
Keluhan Kardiovaskuler
Izin kunjungan klinik / RS / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran

pegal-pegal

dan
pada

pinggang

Pegal-pegal terutama pinggang

Pelatihan
Dari
kesehatan

dinas

Tim II : Pembakaran mengeluarkan roti dari cetakan/loyang


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
setempat,

lokasi

paribk

dekat

dengan

dinas

kesehatan

VII
I

Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Satu,

mudah

dicapai,

Apar
Hydran
Alarm
Fire Detector
Smoke Detector
Heat Detector
Sprikler
Rambu-rambu Lalu Lintas
Organisasi Pemadam Kebakaran
KONSTRUKSI BANGUNAN

dekat

dengan oven

Terdiri dari ubin yang licin karena

Lantai
Flapon
Dinding
Ventilasi

mentega.
Terdiri dari beton
Terdiri dari beton
Ada namun kurang baik
Limbah hampir tidak

ada

karena

menggunakan bahan habis pakai dan


Saluran Buangan Limbah
Toilet

dapat diolah kembali.


Ada satu

Tim III : Pendinginan pemotongan roti


NO

HASIL

ASPEK YANG DINILAI


YA

I.

HAZARD LINGKUNGAN KERJA


A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)

TIDAK

KET.
TAMBAHAN

Mesin pemotong

Tim III : Pendinginan pemotongan roti


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

Jumlah pekerja

KET.
TAMBAHAN
roti
1
Tidak
terus-menerus,

sewaktu
proses pemotongan

Berlangsung pada saat bekerja


B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja

roti

Mesin pemotong

sewaktu

Berlangsung pada saat


F. Faktor Kimia
Jenis Bahan Kimia:
Padat
Cair
Gas
Fume
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi
Sumber Makanan
Sumber Sampah

roti
1
tidak terus-menerus
proses pemotongan
roti

Serbuk

roti

dari

Tim III : Pendinginan pemotongan roti


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
pemotongan
Orang sakit tidak

Orang Sakit

tidak

menularkan

ke pekerja lain
Setiap
pekerja

Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja

datang kerja supaya

mencuci

tangan

sebelum bekerja
Pekerja berdiri saat memotong
Memasukkan roti ke tempat pemotong
roti dan menunggu roti keluar dari tempat

Cara bekerja

pemotongan
Barang-barang yang digunakan tersusun

Ketata Rumahtanggaan (house Keeping)


I. Faktor Psikososial

rapi.
Ada dua shift: pagi
dari jam 6-2 siang,
siang dari jam 12-6

sore.

Tiap

terdiri
Jadwal kerja
Hubungan Interpersonal
Beban kerja
Kemampuan

II

III

Kegunaan (terus-menerus atau tidak)


Alat kerja yang berhubungan dengan badan
Alat kerja yang berhubungan dengan Listrik
Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja
ALAT PELINDUNG DIRI
Celemek/Apron

dari

pekerja
Baik
Ringan
Baik
Cukup dan sesuai

dengan

Gaji
ALAT YANG DIGUNAKAN
Jenis alat kerja (Alat tangan / mesin)

shift

bebean

kerja
Mesin pemotong

roti
Terus-menerus

digunakan

Berbahan

plastik

Tim III : Pendinginan pemotongan roti


NO

HASIL
YA
TIDAK

ASPEK YANG DINILAI

KET.
TAMBAHAN
tebal, yang tidak
terlalu berat
Pekerja
tidak menggunakan

sarung tangan saat


menggunakan
mesin

Sarung Tangan (gloves)


Penutup kepala
Penutup telinga
Pelindung mata

pemotong

roti

Hanya sandal biasa


yang

menutups

Pelindung kaki

IV

seluruh

kaki
Alat yang dipakai
hanya apron yang

Pemeliharaan APD
Dipakai selama bekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan awal
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan
RAMBU-RAMBU TENTANG

tidak

dicuci sesekali dan


diganti jika rusak.

K3

DI

TEMPAT KERJA
Pekerja

diberikan

pelatihan
menggunakan alat

alat yang ada untuk


mencegah
terjadinya

Peraturan
Berhubungan dengan pekerjaan apa

kecelakaan kerja.
Penggunaan mixer,

Tim III : Pendinginan pemotongan roti


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
oven,

pemotong

roti,

dan

penggunaan APAR
Petigas K3 dari
dinas

VI

VII

Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Keluhan Respirasi
Keluhan Digestiv
Keluhan Musculoskeletal
Keluhan Neurologi
Keluhan Dermatologi
Keluhan oftlmologi
Keluhan THT
Keluhan Kardiovaskuler
Izin kunjungan klinik / RS / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:

kesehatan

yang datang setiap


3 bulan

tidak ada

Pelatihan
Dari
dinas

kesehatan

setempat,

lokasi pabrik dekat


dengan

VII
I

Pemantauan hazard / pengukuran


Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

dinas kesehatan

Satu,

Apar

mudah

dicapai,

dekat

dengan

tempat

pendinginan roti

Tim III : Pendinginan pemotongan roti


NO

ASPEK YANG DINILAI


Hydran
Alarm
Fire Detector
Smoke Detector
Heat Detector
Sprikler
Rambu-rambu Lalu Lintas
Organisasi Pemadam Kebakaran
KONSTRUKSI BANGUNAN

KET.
TAMBAHAN

HASIL
YA
TIDAK

Terdiri dari ubin yang licin karena


Lantai
Flapon
Dinding
Ventilasi

mentega.
Terdiri dari beton
Terdiri dari beton
Ada namun kurang baik
Limbah hampir tidak

ada

karena

menggunakan bahan habis pakai dan


Saluran Buangan Limbah
Toilet

dapat diolah kembali.


Ada satu

Tim IV : Pembungkusan Roti


NO

YA
I.

HAZARD LINGKUNGAN KERJA


A. Faktor Kebisingan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
B. Faktor pencahayaan
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
C. Faktor Temperatur
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
D. Faktor Tekanan
Sumbernya (Jenis)

KET.
TAMBAHAN

HASIL

ASPEK YANG DINILAI

TIDAK

Tim IV : Pembungkusan Roti


NO

ASPEK YANG DINILAI


Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat bekerja
E. Faktor Getaran
Sumbernya (Jenis)
Jumlah pekerja
Berlangsung pada saat
F. Faktor Kimia
Jenis Bahan Kimia:
Padat
Cair
Gas
Fume
Nama bahan
Jumlah pekerja
G. Faktor Biologi
Sumber Makanan

KET.
TAMBAHAN

HASIL
YA
TIDAK

Sampah

langsung

dibuang ke tempat

sampah

sehingga

tidak

menjadi

sumber
Sumber Sampah

penyakit
Orang sakit tidak

Orang Sakit

datang kerja supaya


tidak

menularkan

ke pekerja lain
Setiap
pekerja

Hygine perorangan
H. Faktor Ergonomi
Posisi tubuh saat bekerja

penularan

mencuci

tangan

sebelum bekerja
Pekerja duduk diatas lantai
Memasukkan roti ke dalam plastik roti
dan dirapikan

dengan

menggunakan

Cara bekerja

sellotape
Barang-barang yang digunakan tidak

Ketata Rumahtanggaan (house Keeping)


I. Faktor Psikososial
Jadwal kerja

tersusun rapi.

Ada dua shift: pagi

Tim IV : Pembungkusan Roti


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
dari jam 6-2 siang,
siang dari jam 12-6
sore.

Tiap

terdiri
Hubungan Interpersonal
Beban kerja
Kemampuan

II

III

Gaji
ALAT YANG DIGUNAKAN
Jenis alat kerja (Alat tangan / mesin)
Kegunaan (terus-menerus atau tidak)
Alat kerja yang berhubungan dengan badan
Alat kerja yang berhubungan dengan Listrik
Alat kerja yang berhubungan dengan cara kerja
ALAT PELINDUNG DIRI
Celemek/Apron

shift

dari

pekerja
Baik
Ringan
Baik
Cukup dan sesuai

dengan beban kerja

Pekerja

Sarung Tangan (gloves)


Penutup kepala
Penutup telinga
Pelindung mata

tidak menggunakan
sarung tangan saat
bekerja

Hanya sandal biasa


yang

IV

Pelindung kaki
Pemeliharaan APD
Dipakai selama bekerja
PEMERIKSAAN KESEHATAN
Bukti pemeriksaan
Pemeriksaan kesehatan awal
Pemeriksaan kesehatan berkala
Pemeriksaan Berkala khusus
Hasil
Peraturan Perusahaan

menutups
kaki

tidak
seluruh

Tim IV : Pembungkusan Roti


NO

RAMBU-RAMBU
V

HASIL
YA
TIDAK

ASPEK YANG DINILAI


TENTANG

K3

KET.
TAMBAHAN

DI

TEMPAT KERJA
Pekerja

diberikan

pelatihan
menggunakan alat

alat yang ada untuk


mencegah
terjadinya

Peraturan

kecelakaan kerja.
Penggunaan mixer,
oven,

roti,

Berhubungan dengan pekerjaan apa

VI

VII

dan

penggunaan APAR
Petigas K3 dari
dinas

Terdapat petugas K3
Rambu-rambu tentang pengunaan APD
KELUHAN KESEHATAN ATAU SAKIT
Keluhan Respirasi
Keluhan Digestiv
Keluhan Musculoskeletal
Keluhan Neurologi
Keluhan Dermatologi
Keluhan oftlmologi
Keluhan THT
Keluhan Kardiovaskuler
Izin kunjungan klinik / RS / balai pengobatan
Surat cuti sakit
Jenis keluhan / penyakit yang paling seing
UPAYA K3 LAINNYA
Penyuluhan:
Pelatihan:
Pemantauan hazard / pengukuran

pemotong

kesehatan

yang datang setiap


3 bulan

tidak ada

Pelatihan
Dari
dinas

kesehatan

setempat,
lokasi pabrik dekat

Tim IV : Pembungkusan Roti


NO

ASPEK YANG DINILAI

HASIL
YA
TIDAK

KET.
TAMBAHAN
dengan
dinas kesehatan

VII
I

Rambu-rambu bahaya
Rambu-rambu evakuasi
PENCEGAHAN DAN
PENANGGULANGAN KEBAKARAN

Satu,

Apar
Hydran
Alarm
Fire Detector
Smoke Detector
Heat Detector
Sprikler
Rambu-rambu Lalu Lintas
Organisasi Pemadam Kebakaran
KONSTRUKSI BANGUNAN

mudah

dicapai,

dekat

dengan

tempat

pendinginan roti

Terdiri dari ubin yang licin karena

Lantai
Flapon
Dinding
Ventilasi

mentega.
Terdiri dari beton
Terdiri dari beton
Ada namun kurang baik
Limbah hampir tidak

ada

karena

menggunakan bahan habis pakai dan


Saluran Buangan Limbah
Toilet

dapat diolah kembali.


Ada satu

Anda mungkin juga menyukai