Analisa Jurnal Kejang Demam
Analisa Jurnal Kejang Demam
Febrile Seizures: Clinical Practice Guideline for the long term Management
of the child with Simple Febrile Seizures
Kejang demam: Pedoman Praktek Klinis untuk Jangka panjang Manajemen
Anak Dengan Kejang demam Sederhana
Disusun oleh:
Barkah Waladani
Tri Yuli Wahyuni
BAB I
LATAR BELAKANG
kebanyakan orang tua tidak tahu harus berbuat apa. Kejang demam adalah
kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal >38C) yang
disebabkan oleh suatu proses diluar otak. Tidak jarang orang tua khawatir jika
anaknya panas, apakah nanti akan kejang atau tidak. Dari penelitian, kejadian
kejang demam sendiri tidaklah terlalu besar yaitu sekitar 2-4 %, artinya dari
100 anak dengan demam ada sekitar 2-4 yang mengalami kejang. Kejang
demam terjadi pada usia 6 bulan 5 tahun dan terbanyak terjadi pada usia 1723 bulan. Saat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam, sedapat
mungkin cobalah bersikap tenang. Sikap panik hanya akan membuat kita
tidak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat penderitaan
anak tambah parah kesalahan orang tua adalah kurang tepat dalam menangani
kejang demam itu sendiri yang kemungkian terbesar adalah disebabkan
karena kurang pengetahuan orang tua dalam menangani (Ike Mardiati
Agustin, 2008).
BAB II
RESUME JURNAL
A. Nama Peneliti
A. Korelasi Jurnal
1. Hasil
peristiwa jinak dan sering terjadi pada anak antara usia 6 sampai 60 bulan.
Hampir semua anak memiliki prognosis yang sangat baik. Komite
menyimpulkan bahwa meskipun ada bukti baik terapi antiepilepsi terusmenerus fenobarbital, primidone, atau asam valproik dan terapi intermiten
dengan diazepam oral efektif dalam dalam mengurangi risiko kekambuhan,
toksisitas potensial yang terkait dengan obat-obatan antiepilepsi lebih besar
dari risikonya relatif kecil yang terkait dengan sederhana demam kejang.
Dengan demikian, terapi jangka panjang tidak dianjurkan.
2. Hubungan Hasil Penelitian dengan Kondisi Riil di Klinis atau di Lapangan
Kasus bulan September 2012 di bangsal Aster di Rumah Sakit Umum
Daerah Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto terdapat pasien dengan
diagnosa kejang demam sederhana. Tindakan di Rumah Sakit yang diberikan
dengan terapi non farmakologi adalah buka semua pakaian anak, Posisi
kepala sebaiknya miring untuk mencegah aspirasi lambung, berikan minuman
yang banyak, memberikan kompres, mengawasi anak dengan teliti dan hatihati, membebaskan jalan nafas, Sedangkan terapi farmakologi adalah
memonitor pernafasan dan denyut nadi, mengusahakan suhu badan agar tetap
stabil, monitoring untuk kelainan metabolic dan elektrolit pemberian obat anti
kejang, antikonvulsan dan antipiretik.
Dari hal tersebut berkesinambungan dengan jurnal yang diangkat yaitu
Kejang demam: Pedoman Praktek Klinis untuk Jangka panjang Manajemen
Anak Dengan Kejang demam Sederhana.
B. Perbandingan Isi Jurnal dengan Teori dan Penelitian Lain
Ada beberapa penelitian yang mendukung hasil penelitian dari AAP. Menurut
IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) (2009) menunjukkan bahwa
manajemen anak pada diagnose kejang demam sederhana adalah dengan cara
penatalaksanaan saat anak kejang dan pemberian dosis obat Hal ini juga
didukung dengan hasil penelitian dari American Academy of Pediatrics,
Steering Committee on Quality Improvement and Management. Classifying
recommendations for clinical practice guidelines, (2004). bahwa kejang
demam sering terjadi pada anak antara usia 6 sampai 60 bulan.
1. IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) (2009)
Kejang demam biasanya terjadi pada awal demam. Anak akan terlihat aneh
untuk beberapa saat, kemudian kaku, kelojotan dan memutar matanya. Anak
tidak responsif untuk beberapa waktu, napas akan terganggu, dan kulit akan
tampak lebih gelap dari biasanya. Setelah kejang, anak akan segera normal
kembali. Kejang biasanya berakhir kurang dari 1 menit, tetapi walaupun
jarang dapat terjadi selama lebih dari 15 menit.
Kejang demam jarang terjadi lebih dari 1 kali dalam 24 jam. Kejang
karena sebab lain (kejang yang tidak disebabkan oleh demam) akan
berlangsung lebih lama, dapat terjadi pada salah satu bagian tubuh saja dan
dapat terjadi berulang.
Jika anak anda mengalami kejang demam, cepat bertindak untuk
mencegah luka.
Letakkan anak anda di lantai atau tempat tidur dan jauhkan dari benda
yang keras atau tajam
Palingkan kepala ke salah satu sisi sehingga saliva (ludah) atau muntah
dapat mengalir keluar dari mulut
Jangan menaruh apapun di mulut pasien. Anak anda tidak akan menelan
lidahnya sendiri.
a.
b.
Antikonvulsan
Pemakaian Diazepam oral dosis 0,3 mg/kg setiap 8 jam pada saat
BAB IV
IMPLIKASI KEPERAWATAN
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pedoman praktek klinis untuk
jangka panjang manajemen anak dengan kejang demam sederhana
bahwa
kejang.
Dalam
situasi
dimana
kecemasan
orang
tua
berhubungan dengan demam yang parah, diazepam oral intermiten pada awal
penyakit demam kejang sederhana mungkin efektif dalam mencegah kekambuhan.
Meskipun antipiretik dapat meningkatkan kenyamanan anak, mereka tidak akan
mencegah kajang demam.
Manfaat yang efektif yaitu mencegah kejang demam berulang yang tidak
berbahaya dan tidak signifikan meningkatkan risiko untuk pengembangan epilepsi
masa depan akan tetapi efeksamping hepatoksisitas fatal termasuk langka
terutama pada anak-anak muda dari 2 tahun yang berisiko kejang demam,
penurunan Berat Badan, adanya gangguan pencernaan, pancreatitis dengan asam
valproik dan hiperaktif, mudah marah, lesu, gangguan tidur dan reaksi sensitivitas
dengan fenobarbital, kelesuhan, mengantuk, dan ataksia untuk diazepam
intermediet serta resiko tersembunyi infeksi systemsaraf pusat berkembang.
BAB VI
KESIMPULAN
Tingkat kekambuhan kejang demam sederhana dalam jangka panjang tidak
ada efek samping yang telah terindentifikasi. Karena resiko yang terkait dengan
kejang demam sederhana selain kekambuhan yang begitu rendah karena jumlah
anak yang mengalami kejang demam dalam beberapa tahun pertama sangat tinggi
untuk menjadi seimbang tetapi terapi masih sangat rendah terapi akan diusahakan
atau diusulkan dalam resiko dan efek samping yang mudah dan sangat efektif.
1. Mengoptimalkan pemahaman praktisi dasar ilmiah untuk menggunakan
DAFTAR PUSTAKA
1. Chang YC, Guo NW, Huang CC, Wang ST, Tsai JJ. Neurocognitive
attention and behavior outcome of school age children with a history of
febrile convulsions: a population study. Epilepsia.2000 diakses pada
tanggal 1april 2012.