Anda di halaman 1dari 4

I.

Hasil Pengamatan
a. Pembuatan Kurva Kalibrasi
Tabel 1. Data kurva kalibrasi larutan standar KMnO4 pada = 525 nm

a = -0,00181
b = 0,0123

C (ppm)

10,08

0,107

20,16

0,258

30,24

0,377

40,32

0,495

50,40

0,609

70,56

0,862

r = 0,9993
y = a + bx

Jadi, persamaan garis kurva kalibrasi adalah y = -0,00181 + 0,0123x

Kurva Kalibrasi Larutan Standar KMnO4


1
0.9
f(x) = 0.01x - 0
R = 1

0.8
0.7
0.6

serapan 0.5
0.4
0.3
0.2
0.1
0

10

20

30

40

50

60

70

80

konsentrasi (ppm)

Gambar 1. Kurva kalibrasi KMnO4


Perhitungan Data Plasma
Harga Cp (x) didapat dengan memasukkan harga serapan A (y) ke dalam persamaan kurva
kalibrasi : y = -0,00181 + 0,0123x
No.
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Waktu (menit ke)


2,5
5
7,5
10
12,5
15
17,5
20
25
30
35
45
60

Absorbansi (A)
0,182
0,300
0,389
0,481
0,527
0,591
0,556
0,533
0,465
0,443
0,399
0,329
0,231

Cp (ppm)
14,9439
24,5373
31,7731
39,2528
42,9926
48,1959
45,3504
43,4804
37,9520
36,1634
32,5861
26,8951
18,9276

Tabel 2. Data absorbansi serta konsentrasi yang dimiliki dari KMnO4 yang diambil dari
plasma melalui pengukuran spektrofotometri UV-Vis

I.

Pembahasan
Berdasarkan perhitungan data plasma secara teoritis dan analisis tampak adanya

perbedaan pada hasil yang didapatkan. Untuk perhitungan data plasma yang bisa didapatkan
secara teoritis antara lain k eliminasi dan t1/2, hasil perhitungan ini berbeda jika dibandingkan
dengan perhitungan analisis menggunakan hasil plotting di kertas semilog. Selain itu,
perbedaan pada hasil perhitungan juga tampak pada nilai t1/2 yang didapatkan pada
perhitungan secara teoritis dan analisis.
Adanya perbedaan yang cukup besar ini disebabkan karena tidak disegerakannya dilakukan
pengukuran serapan. Sampel seharusnya segera dilakukan pengukuran serapannya, karena
kalau tidak disegerakan akan memberikan peluang senyawa yang ada dalam larutan
teroksidasi yang dalam hal ini adalah zat KMnO 4 yang mana kita tahu merupakan zat
oksidator yang sangat kuat. KMnO4 dapat tereduksi menjadi Mn2+. Sehingga dapat
mempengaruhi perhitungan data analisis dan teoritis.
Selain itu, melalui perhitungan secara analisis bisa didapatkan perhitungan untuk
parameter lainnya seperti k absorpsi (ka), AUC, t max, cp max, F, dan Cl total.
0,1563t

Cp = 260 ( e

+ 208 ( e0,0628t

Dari persamaan tersebut akhirnya bisa didapatkan harga Cp max, yang sebenarnya bisa juga
didapatkan dengan cara ekstrapolasi secara langsung melalui kertas semilog.
Dalam hal ini, perlu diberikan perhatian yang cukup besar terkait besarnya perbedaan
Cl total secara analisis dengan teoritis. Seharusnya tidak terdapat perbedaan yang besar
bahkan seharusnya memiliki nilai yang sama, sebenarnya hal ini juga berkaitan dengan
perhitungan yang lainnya. Terkait dengan hal ini, disebabkan karena dalam praktikumnya,
ternyata tidak mudah mengatur jumlah banyaknya tetesan atau volume per menitnya untuk
mengatur Cl total teoritisnya, jika di awal sudah sesuai dengan yang dikehendaki, di tengahtengah praktikum bisa menjadi berbeda, jadi perlu segera dikembalikan ke ketentuan awal
dan hal ini kiranya yang menyebabkan besarnya perbedaan nilai Cl total dari kedua
perhitungan tersebut. Cl total yang diatur saat praktikum bisa berbeda karena konsentrasinya
yang selalu berubah ketika mengalir melalui kolom sehingga mempengaruhi besar
volumenya juga.
Kemudian terkait dengan hasil perhitungan sampel urin secara teoritis dengan
analisis, untuk parameter ke, t1/2, dan kex tidak terlalu besar perbedaannya, namun tampak
besar ketika k metabolisme yang didapatkan secara teoritis dengan analisis berbeda, sehingga
kemudian persentase obat yang diekskresi di urin dan persentase obat yang dimetabolisme

menjadi berbeda dengan perbedaan yang cukup besar. Adanya perbedaan tersebut juga terkait
dengan beberapa hal yang telah disebutkan sebelumnya terkait dengan perhitungan pada
sampel data plasma.

Anda mungkin juga menyukai