Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

INSTITUSIONALISME BARU

Mata Kuliah : Teori-teori Politik

Disusun Oleh:
Kelompok VI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Arly Pontolowokan
Jessica Anis
Selni Paru
Gustavito Tumundo
Randy Koterisa
Stevi Tuerah
Klinsmen Lintong
Daniel Tumbale
Astelyen Lumabi

Fakultas Ilmu Sosial dan Politik


2015

BAB II
PENDEKATAN INSTITUSIONALISME BARU
Institusionalisme baru mempunyai banyak aspek dan variasi, misalnya
institusionalisme baru sosiologi, institusioalisme baru ekonomi.
Mengapa disebut institusionalisme baru? oleh karena ia merupakan penyimpangan
dari institusionalisme lama.
Institusionalisme baru sebenarnya dipicu oleh pendekatan behavioralis yang
melihat politik dan kebijakan public sebagai hasil dari perilaku kelompok besar
atau masa, dan pemerintah sebagai institusi yang hanya mencerminkan kegiatan
massa itu. Bentuk dan sifat dari institusi ditentukan oleh para aktor serta
pilihannya. Dengan demikian kedudukan sentral dari institusi-institusi dalam
membentuk kebijakan publik dinomorduakan. Pendekatan institusionalisme baru
menjelaskan bagaimana organisasi institusi itu, apa tanggung jawab dari setiap
peran dan bagaimana peran dan institusi berinteraksi. Ada semacam konsensus
bahwa inti dari institusi politik adalah rules of game (aturan main).
Dapat dikatakan bahwa suatu institusi adalah organisasi yang tertata melalui
pola perilaku yang di atur oleh peraturan yang telah diterima sebagai standar.
Menurut Jan-Erik Lane dan Svante Ersson, institusi mencakup;
1
2
3
4
5

Struktur fisik
Stuktur demografis
Perkembangan historis
Jaringan pribadi
Struktur sementara (yaitu keputusan-keputusan sementara).

Institusi adalah peraturan-peraturan yang stabil, yang memungkinkan orang yang


sebenarnya hanya mementingkan diri sendiri untuk bekerja sama dengan orang lain
untuk tujuan bersama.
Mengapa timbul istitusi dalam masyarakat? Manusia menyadari bahwa setiap warga
mempunyai kepentingan sendiri; akan tetapi di samping itu ia meyakini pula bahwa ia
juga mempunyai kepentingan bersama seperti misalnya memiliki seperangkat
perundang-undangan. Warga masyarakat mengingnkan peraturan-peraturan itu
dilaksanakan dan untuk itu mereka membentuk beberapa institusi untuk melaksanakan
kepentingan kolektif itu, antara lain pemerintah. Oleh karena itu ada yang
mengatakan bahwa politik adalah bagaimana cara manusia mengatur diri sendiri.
Maka timbulah bermcam-macam institusi; ada yang membuat peraturan, ada yang
melaksanakan peraturan ada yang memberi hukuman kepada mereka yang melanggar
peraturan itu. Parlemen, konstitusi, pemerintah, birokrasi, sistem partai, sistem
peradilan, civil society, dan sebagainya disebut sebagai institusi poliitik.

Inti dari Institusionalisme Baru dirumuskan oleh Robert E. Goodin sebagai berikut:

1. Aktor dan kelompok melaksanakan proyeknya dalam suatu konteks yang dibatasi
secara kolektif.
2. Pembatasan-pembatasan itu terdiri dari institusi-institusi, yaitu a) pola norma dan
pola peran yang telah berkembang dalam kehidupan social, dan b) perilaku dari
mereka yang memegang peran itu. Peran itu ditentukan secara social dan
mengalami perubahan terus-menerus.
3. Sekalipun demikian, pembatasan-pembatasan ini dalam banyak hal juga member
keuntungan bagi individu atau kelompok dala mengejar proyek mereka masingmasing.
4. Hal ini disebabkan karena factor-faktor yang membatasi kegiatan individu dan
kelompok, juga memengaruhi pembentukan preferensi dan motivasi dari actor
kelompok-kelompok.
5. Pembatasan-pembatasan ini mempunyai akar historis, sebagai peninggalan dari
tindakan dan pilihan-pilihan masa lalu.
6. Pembatasan-pembatasan ini mewujudkan, memelihara, dan member peluang serta
kekuatan yang berbeda kepada individu dan kelompok masing-masing.
Instutisionalisme Baru menjadi sangat penting bagi Negara-negara yang baru
membebaskan diri dari cengkraman suatu rezim yang otoriter serta represif.
Bagi penganut institusinalisme baru, pokok masalah ialah bagaimana membentuk
institusi yang dapat menghimpun secara efektif sebanyak mungkin preferensi dari
para aktor untuk menentukan kepentingan kolektif. Dalam usaha menentukan
institusi yang terbaik terjadi wacana dalam masyarakat mengenai cara bagaimana
mengubah institusi yang ada agar menjadi lebih demokratis. Proses ini dapat
disebut institusinal engineering (rekayasa institusional) melalui suatu institusional
design (rancangan institusional). Suatu design adalah ciptaan dari suatu rencana
aksi untuk meraih hasil-hasil yang bernilai dalam konteks tertentu (design is a
creation of an actionable form to promote valued outcomes in a particular
context).
Perbedaannya dengan Institusionalisme yang lama adalah perhatian
institusional baru lebih tertuju pada analisis ekonomi, kebijakan fisikal, dan
moneter, pasar globalisasi ketimbang pada masalah konstitusi yuridis.

KATA PENGANTAR
Patut kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat dan rahmatNya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga penyusunan TUGAS MAKALAH
yang berjudul INSTITUSIONALISME BARU dapat di selesaikan sekalipun dalam
bentuk yang sederhana.
Harapan kami, semoga tugas ini data bermanfaat dalam kegiatan perkulihan. Oleh
karena itu kami sangat menghargai segala kritikan dan saran untuk
menyempurnakannya.

Manado, September 2015

Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pemahaman akan INSTITUSIONALISME BARU
2. Tujuan
Untuk mengetahui tentang INSTITUSIONALISME BARU

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................
DAFTAR ISI ..............................................................
BAB I .....................................................................
Pendahuluan
1. Latar belakang
2. Tujuan
BAB II ....................................................................
Pendekatan Institusionalisme Baru
BAB III ...................................................................
Penutup

BAB III

PENUTUP

Dengan diuraikannya pengertian INSTITUSIONALISME BARU di atas, sekiranya


pembca dapat memahami dengan apa yang di maksud dengan INSTITUSIONALISME
BARU.

Anda mungkin juga menyukai