Anda di halaman 1dari 14

Penerapan Smart City di kota London

Disusun Guna Memenuhi Tugas Sistem Transaksi Keuangan Digital

Dosen Pengampu : Pradhewa Akbar

Disusun oleh kelompok 9 :

1. Dwi Paramitha 1911000199


2. Ageng Firmansyah 2011000019
3. Olvi rama Kurniawan 2011000003
4. Lintar Karunia Fridyansyah 2011000109
5. Anhar Jauhari 1911000185
6. Rifky Adrianson 2011000071

PROGRAM STUDI S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

INSTITUT KEUANGAN PERBANKAN DAN INFORMATIKA ASIA PERBANAS

2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur tim penulis panjatkan kehadirat Allah Ta’ala. atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah yang berjudul, “Penerapan Smart City di kota
London” dapat kami selesaikan dengan baik. Tim penulis berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang pelanggaran atau kesalahan
apa saja yang biasa terjadi dalam bahasa keseharian yang bisa kita pelajari salah satunya dari
karya film. Begitu pula atas limpahan kesehatan dan kesempatan yang Allah SWT karuniai
kepada kami sehingga makalah ini dapat kami susun melalui beberapa sumber yakni melalui
kajian pustaka maupun melalui media internet.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan kami semangat dan motivasi dalam pembuatan tugas makalah ini. Kepada kedua
orang tua kami yang telah memberikan banyak kontribusi bagi kami, dosen pembimbing
kami, Bapak Pradhewa Akbar, dan juga kepada teman-teman seperjuangan yang membantu
kami dalam berbagai hal. Harapan kami, informasi dan materi yang terdapat dalam makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Tiada yang sempurna di dunia, melainkan Allah SWT.
Tuhan Yang Maha Sempurna, karena itu kami memohon kritik dan saran yang membangun
bagi perbaikan makalah kami selanjutnya.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau pun
adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada makalah ini, kami mohon maaf. Tim
penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat karya
makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.

Jakarta, 25 November 2022

Tertanda,

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................ii
DAFTAR ISI.......................................................................................................................................iii
BAB I....................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN................................................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..................................................................................................................2
1.4 Manfaat Penulisan................................................................................................................3
BAB II..................................................................................................................................................4
PEMBAHASAN...................................................................................................................................4
2.1 Pemanfaatan teknologi Internet of Things dan bgi data di kota London........................4
2.1 Hal yang dilakukan pemerintah london dalam mendukung environment smart city....6
2.3 Dampak smart city ke konsep green energy/eco-friendly di kota London.......................7
BAB III.................................................................................................................................................9
PENUTUP............................................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan...........................................................................................................................9
Daftar Pustaka...................................................................................................................................10

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Smart City atau Kota Cerdas merupakan sebuah kota yang memiliki kemampuan
proaktif mengidentifikasi dan mengumpulkan data-data dari berbagai komponen kota
(baik komponen fisik maupun sosial) untuk selanjutnya memproses dan meresponnya
secara cepat dan tepat.
Smart City pada hakekatnya adalah Cyber-Physical-Social systems dalam lingkup
kota, yakni sebuah sistem yang mengintegrasikan sistem fisik kota, sistem sosial, dan
sistem digital melalui media siber (Internet). Sistem fisik kota mencakup berbagai
sarana-prasarana pendukung kehidupan kota, seperti: gedung, jembatan, jaringan listrik,
sungai, jalan, kantor, stasiun, terminal, bandara, infrastruktur komunikasi, dan lain-lain.
Sementara sistem sosial kota mencakup berbagai lingkungan manusia dan individu yang
ada di dalam kota mencakup pemerintah kota, komunitas, keluarga, pasar, masyarakat
umum, maupun individu warga kota. Sedangkan sistem digital kota mencakup sensor,
jaringan komputer, komputasi, dan kontrol, data center, dan lain-lain.
Cyber-Physical-Social systems sebuah Smart City mirip dengan sistem tubuh
manusia. Kecerdasan membutuhkan media input. Panca indera tubuh manusia (mata,
telinga, hidung, lidah, dan kulit) adalah media “perasa”, penangkap, dan pengumpul
masukan (input) bagi kecerdasan manusia, sementara dalam sistem Smart City fungsi
media input ini dilakukan oleh CCTV dan sensor yang dipasang di berbagai komponen
kota, seperti CCTV lalu lintas, CCTV analitik obyek, sensor ketinggian air sungai, sensor
polusi udara dan air, sensor kepadatan lalu lintas, sensor suara untuk mengukur
kegaduhan suatu area, sensor cahaya untuk lampu penerangan otomatis, sensor suhu,
sensor kecepatan kendaraan yang melintas, sensor load cell untuk mengukur beban
obyek yang melintas jembatan, dan sensor tekanan untuk mengukur.
London memiliki populasi mencapai 9 juta (dan akan tumbuh menjadi 11 juta pada
tahun 2050). Wilayah yang luas ini dikendalikan oleh 33 otoritas lokal serta banyak
lembaga publik. Transportasi untuk London, perusahaan badan pemerintah daerah yang
mengelola transportasi di kota metropolitan, menjalankan apa yang dapat dibandingkan

1
dengan negara kecil, sementara administrasi kotamadya, yang dipimpin oleh Walikota
Sadiq Khan, memiliki tanggung jawab dan wewenang pemerintah.

Sepertiga dari semua "perusahaan unicorn" teknologi Eropa (start-up yang dipimpin
oleh satu orang bernilai setidaknya $1 miliar (€888 juta) berada di wilayah London;
46.000 perusahaan teknologi berbasis di sana, mempekerjakan 240.000 orang dan
menghasilkan pendapatan dari £44 miliar (€51 miliar).Pada dekade 2006-2016, lapangan
kerja di sektor digital tumbuh sebesar 77%, sedangkan jumlah perusahaan meningkat
sebesar 90%.
Sepanjang jalan untuk menjadi kota pintar, London telah memutuskan untuk
menekankan keberlanjutan, dengan keyakinan bahwa pembangunan "hijau" adalah alat
paling efektif untuk menciptakan kota metropolis modern.
Evolusi cerdas dari layanan dan gaya hidup kota adalah fitur dari rencana rekualifikasi
perkotaan dan proyek mobilitas berkelanjutan yang telah diluncurkan pemerintah dalam
beberapa tahun terakhir. London saat ini menjadi pemimpin di Eropa untuk mobilitas
pintar, dan telah menetapkan tujuan ambisius untuk mencapai 80% perjalanan kota yang
dilakukan dengan berjalan kaki, bersepeda, atau transportasi umum pada tahun 2041.
Penyelesaian Jalur Elizabeth mulai tahun 2022, yang akan menawarkan rute angkutan
umum bawah tanah baru ke jutaan orang, persis menuju ke arah ini.
Dalam hal transportasi berkelanjutan, selama bertahun-tahun Walikota Sadiq Khan
telah mendukung jalur perubahan besar yang mencakup investasi dalam transportasi
kereta api, peningkatan kualitas jalan untuk pejalan kaki dan pesepeda, pembangunan
kembali perkotaan di lingkungan kumuh dengan bangunan baru yang dibangun sesuai
dengan prinsip keberlanjutan, dan langkah-langkah stimulus untuk menciptakan ekonomi
“hijau” yang mampu menghasilkan puluhan ribu lapangan kerja.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pemanfaatan teknologi Internet of Things di kota London?
2. Hal-hal apa saja yang dilakukan pemerintah London dalam mendukung environment
smart city?
3. Apa dampak smart city ke konsep green energy/eco-friendly di kota London?

2
1.3 Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui bagaimana kota London bisa memanfaatkan Internet of Things
dengan baik, lalu hal apa saja yang dilakukan pemerintah untuk mendukung dan
menerapkan environment smart city, dan dampak yang ditimbulkan smart city ke dalam
konsep green energy/eco-friendly.

1.4 Manfaat Penulisan


Dari penulisan yang dilakukan, diharapkan dapat menambah pengetahuan pembaca
tentang bagaimana cara pemerintah London membuat kotanya menjadi smart city.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pemanfaatan teknologi Internet of Things dan bgi data di kota London
London merupakan Ibukota Negara Inggris yang saat ini memiliki populasi sekitar 9
juta jiwa dan diproyeksikan mencapai 11 juta jiwa pada tahun 2050. Perwujudan smart
city di London bermula pada bulan September 2017 melalui penunjukan Theo Blackwell
sebagai Chief Digital Officer pertama di London.

Teknologi menjadi senjata utama London untuk menerapkan konsep smart city.


Berdasarkan rujukan informasi We Build Value Digital Magazine, 2022, London
merupakan pusat perusahaan teknologi di Eropa. Sepertiga dari perusahaan unicorn
(perusahaan start-up dengan nilai setidaknya 1 miliar dollar) berbasis teknologi di Eropa
berada di wilayah London. Sebanyak 46,000 perusahaan yang mempekerjakan 240,000
karyawan menghasilkan pendapatan sebesar 51 miliar euro. Pada dekade 2006-2016
lapangan kerja di sektor digital tumbuh sebesar 77%, sementara jumlah perusahaan
meningkat sebesar 90%. Selain itu London adalah pusat artificial
intelligence (kecerdasan buatan) dengan 750 pemasok bekerja di sektor ini yang
ditujukan untuk penelitian dan pengembangan serta menstimulus modal ventura yang
diinvestasikan dalam proyek-proyek start-up yang inovatif.

Adapun contoh Pemanfaatan teknologi internet of things, big data di London adalah
yaitu

1. Meningkatkan layanana transportasi.


Transportasi for London (TfL) menggunakan data transaksi pelanggan
maupun data sensor untuk memberikan layanan yang lebih baik dan inovasi untuk
memberikan kepuasan pada penggunanya. TfL merupakan sebuah badan
pemerintah daerah yang mengelola dan mengawasi sistim transportasi bis, kereta
api, taksi, jalan raya, jalur sepeda, jalan setapak dan bahkan feri yang digunakan
oleh jutaan orang setiap harinya di kawasan London dan sekitarnya. Data diambil
melalui sistem tiket serta sensor yang ada pada kendaraan dan sinyal lalu lintas,
survei dan kelompok fokus, dan juga media sosial.

4
Lauren Sager-Weinstein, kepala analisis di TfL, mengatakan tentang dua
prioritas utama dalam pengumpulan dan penganalisaan data yaitu layanan
perencanaan perjalanan dan memberikan informasi kepada pelanggan. "London
tumbuh pada tingkat yang fenomenal," katanya.
"Populasi saat ini 8,6 juta dan diperkirakan akan mencapai 10 juta dengan
cepat. Kita harus memahami bagaimana mereka berperilaku dan bagaimana
mengelola kebutuhan transportasi mereka."

Data dan analisanya digunakan antara lain untuk :

1) Pemetaan perjalanan. Data dibuat anonim dan digunakan untuk menghasilkan


peta yang menunjukkan kapan dan dimana orang-orang bepergian, sehingga
dapat memberikan gambaran secara keseluruhan yang lebih akurat, serta
memungkinkan analisa yang lebih detail sampai pada level individu.
2) Kejadian tak terduga. Analisa Big Data membantu TfL memberikan reaksi
yang cepat ketika terjadi gangguan layanan transportasi. Seperti misalnya pada
kejadian penutupan Putney Bridge yang dilintasi 870 ribu orang setiap harinya.
Untuk mengatasi permasalahan semacam ini, informasi rute dan moda
transportasi alternatif harus diberikan secara akurat.
3) Berita perjalanan. Data perjalanan juga digunakan untuk mengidentifikasi
pelanggan yang menggunakan rute tertentu secara rutin dan memberikan
informasi terkini disesuaian dengan profile mereka.
TfL sedang berusaha untuk mengadopsi Hadoop dan solusi Open Source
lainnya untuk mengatasi pertumbuhan data yang sangat cepat. Rencana
kedepannya termasuk untuk meningkatkan kapasitas analisa real-time dan
mengintegrasikan sumber data yang lebih banyak. TfL juga menyediakan data
melalui API yang dapat digunakan oleh pengembang aplikasi lain. Semua itu
bertujuan untuk memberikan layanan yang lebih baik mengenai perencanaan
perjalanan dan informasi kepada pengguna jasa.
2. Smart mobility
Mobilitas menjadi salah satu hal yang paling sering dilakukan oleh para warga
di dalam suatu kota metropolis. Di London, mobilitas menjadi salah satu hal
penting yang mereka fokuskan. Smart London menerapkan Electronic Road Pricing
(ERP) yang mana ini menjadi salah satu cara untuk mengatur kepadatan lalu lintas
dengan menggunakan basis teknologi informasi dan pengenaantarif.

5
Pengaturan kepadatan lalu lintas ini tentu saja untuk mengurangi kepadatan
lalu lintas di kota London sebagai wilayah metropolitan terbesar di Britania Raya.
Tentunya, bukan hanya penduduknya saja yang berlalu-lalang di kota ini, namun
London juga memiliki segudang tourist attractions yang mengundang banyak turis
untuk terus berdatangan ke kota ini. Itulah sebabnya, sistem mobilitas di kota ini
harus benar-benar tertata dengan baik.
Selain untuk mengurangi kepadatan lalu lintas, ERP juga bertujuan untuk
mempercepat laju kendaraan dan mengurangi emisi gas buang di kota tersebut.
Logikanya, kendaraan tidak perlu mengantri hanya untuk membayar tarif. Dalam
segi mobilitas, Smart London juga menerapkan Automatic Number Plate
Recognition (ANPR) yang mana plat nomor setiap kendaraan dapat teridentifikasi
dengan mudah oleh teknologi, sehingga dapat melewati jalan secara otomatis.

2.1 Hal yang dilakukan pemerintah london dalam mendukung environment smart city
London merupakan pusat alami untuk kecerdasan buatan (AI), dengan 750 pemasok
bekerja di sektor ini untuk penelitian dan pengembangan, dan untuk kehadiran dana
modal ventura yang berinvestasi dalam proyek-proyek startup yang inovatif, yang
menjadikan London unggul dalam bidang AI.

London adalah salah satu kota pertama di dunia yang menunjuk petugas
pengembangan digital dalam program administrasinya. Pada bulan September 2017,
walikota menunjuk Theo Blackwell sebagai Chief Digital Officer pertama di ibu kota
Inggris, yang ditugasi memimpin evolusi digital kota dan mendorong kekuatan ekonomi
dan sosial yang akan mengubah London menjadi kota pintar.

Pemerintah London meluncurkan peta jalan “Smarter London Together”, rencana


publik pertama untuk reformasi kota yang melihat berbagi data, infrastruktur pintar, dan
inovasi teknologi sebagai pendorong utama pembangunan.

Pemerintah London juga menerapkan Electronic Road Pricing (ERP) yang mana ini
menjadi salah satu cara untung mengatur kepadatan lalu lintas dengan menggunakan
basis teknologi informasi dan pengenaan tarif. Selain itu, ERP juga bertujuan untuk
mempercepat laju kendaraan dan mengurangi emisi gas buang, dikarenakan kendaraan
tidak perlu mengantri hanya untuk membayar tarif. Dalam segi mobilitas, pemerintah
London juga menerapkan Automatic Number Plate Recognition (ANPR), yang mana plat

6
nomor setiap kendaraan dapat terindentifikasi dengan mudah oleh teknologi, sehingga
dapat melewati jalan secara otomatis. Ada juga kartu serbaguna untuk trasportasi di kota
London yang bernama Oyster. Hanya dengan satu kartu yang terintegrasi ini, warga
London dapat melakukan mobilitas kemana saja tanpa harus memiliki banyak kartu yang
berbeda fungsinya.

Pemerintah London menerapkan kegiatan Offline Platform untuk para warga yang
terpinggirkan di kota. Kegiatan ini adalah bentuk perhatian pemerintah kota kepada
warga London yang terpinggirkan yang mana mereka tidak memiliki perangkat
kounikasi atau akses dalam menyampaikan keluh kesah atau aspirasi kepada pihak
berwenang.

2.3 Dampak smart city ke konsep green energy/eco-friendly di kota London


London telah menjadi salah satu kota termaju di dunia dengan konsep smart city yang
di terapkan. Mereka tidak hanya menerapkan smart city di kota London untuk
mengefesiensikan kegiatan para masyarakat disana, mereka juga harus mengetahui
beberapa dampak dari penerapan smart city tersebut di kota London ke konsep green
energy atau eco-friendly. Seperti yang kita pahami mengenai konsep green energy atau
energi hijau merupakan sumber energi yang berasal dari bahan-bahan yang relatif aman
dan tidak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan. Sumber energi ini antara lain;
air, angin, dan lain-lain. Inti nya apakah smart city yang diterapkan oleh kota London
yang berada di Britania Raya Inggris ini akan berdampak terhadap konsep green energy
atau tidak.
Seperti yang kita tahun tenaga yang tidak dapat diperbarui dari fosil seperti bensin
akan berdampak negatif pada kualitas udara di kota, semakin banyak kendaraan dengan
energi fosil tersebut maka polusi udara di kota akan semakin banyak dan semakin parah,
maka dari itu untuk mengurangin polusi udara dan mengantisipasi energi fosil yang
terbatas tersebut telah diciptakan inovasi terbaru yaitu kendaraan elektrik yang
menggunakan listrik untuk bergerak, kendaraan elektrik ini sangatlah vital pada
lingkungan di sekitar tetapi masih banyak kota diseluruh dunia yang tidak memiliki
stasiun atau tempat kendaraan elektrik mengisi ulang energinya terlebih untuk negara
yang belum begitu maju dari segi infrastruktur dan teknologi. Tidak dengan London,
mereka memiliki tempat pengisian kendaraan elektrik di beberapa sudut kota nya demi
menarik perhatian para masyarakat untuk membeli kendaraan elektrik yang ramah

7
lingkungan dan tempat pengisian untuk kendaraan elektrik tersebut rata rata tidak
memiliki petugas seperti di SPBU yang berada di Indonesia, mereka menggunakan
sistem pembayaran yang lebih efisien, tak hanya itu harga dari isi ulang energi kendaraan
elektrik juga jauh lebih murah dan terjangkau dibandingkan dengan bensin yang ada dan
tentu saja jauh lebih ramah lingkungan.
Bukan hanya itu saja dampak positif penerapan smart city yang ada di London ke
konsep green energy. Kota London kedepannya juga akan memperbanyak renewable
energy atau energi yang dapat di perbarui, mereka akan menambah panel surya yang ada
di kota London untuk memenuhi kebutuhan listriknya. Mereka berkomitmen untuk
menggunakan energi yang bisa diperbarui sebesar 100 persen, angka tersebut sangatlah
besar tetapi mereka akan berusaha melakukannya demi lingkungan sekitar dan anak cucu
mereka yang akan dating dikemudian hari.
Menghasilkan energi secara lokal lebih efisien dan membantu mengurangi emisi
karbon London. Itulah sebabnya Walikota telah menetapkan target untuk memasok 15
persen energi London dari sumber-sumber lokal terbarukan pada tahun 2030.
Saat ini, sebagian besar kebutuhan panas dan air panas London dipasok oleh jaringan
gas dengan boiler di setiap gedung. Listrik London berasal dari jaringan listrik. Listrik di
jaringan ini dihasilkan di pembangkit listrik besar di luar London. Panas yang dihasilkan
saat menghasilkan listrik di pembangkit listrik tidak digunakan, tetapi hanya naik ke
cerobong asap ke atmosfer.
Energi lokal, juga dikenal sebagai energi terdesentralisasi, adalah setiap panas atau
listrik yang dihasilkan dan dipasok di London. Ini termasuk panel surya, dan jaringan
pemanas lokal yang dipasok oleh pembangkit yang dekat dengan tempat energi
digunakan dan sangat efisien dalam menghasilkan panas dan daya pada saat yang
bersamaan (gabungan panas dan daya). Ini berarti mereka menggunakan lebih sedikit
energi daripada sistem energi konvensional dalam memenuhi permintaan energi yang
sama.
Rencana Energi London telah dikembangkan berdasarkan rekomendasi dari Rencana
Infrastruktur London. Keluaran awal dari Rencana Energi London adalah peta spasial
pasokan dan permintaan energi London hingga tahun 2050 dan opsi untuk infrastruktur
pendukung yang diperlukan. Ini termasuk proyeksi infrastruktur panas dan listrik,
perkuatan lingkungan binaan untuk mengurangi permintaan, dan transportasi bertenaga
listrik.

8
9
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

10
Daftar Pustaka
https://idbigdata.com/official/big-data-dan-iot-meningkatkan-layanan-transportasi-umum-di-
london/
https://news.detik.com/kolom/d-4867411/smart-london-sebagai-kiblat-jakarta-smart-city
https://news.detik.com/kolom/d-4867411/smart-london-sebagai-kiblat-jakarta-smart-city
https://www.webuildvalue.com/en/megatrends/smart-city-london.html
https://diskominfo.kedirikab.go.id/baca/apa-itu-smart-city
https://www.london.gov.uk/programmes-and-strategies/environment-and-climate-change/
energy/energy-supply

https://www.climateaction.org/news/city-of-london-commits-to-100-renewable-energy

11

Anda mungkin juga menyukai