Anda di halaman 1dari 13

PENERAPAN AKRUAL BASIS DALAM KEUANGAN SEKTOR

PUBLIK DI INDONESIA
Untuk Memenuhi Tugas UTS Akuntansi Sektor Publik
Dosen Pembina : Yona Octiani Lestari, SE., MSA.

Oleh :
Rian Saifulloh
12520013

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM MALANG


FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN AKUNTANSI
April 2015

Abstrak

Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan sebagai
salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Maka dari itu kualitas sangat berpengaruh
terhadap akuntabilitas laporan tersebut. Pemerintah Indonesia sendiri saat ini telah melakukan
berbagai upaya dalam memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas di
keuangan pemerintahan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara dan Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
pada pasal 70 ayat 2 telah menyatakan bahwa penggunakan metode akrual basis harus
dilakukan selambat-lambatnya tahun 2008. Tapi, pada kenyataannya penerapan akrual basis
masih berjalan tidak sepenuhnya. Dimana dalam penganggaran masih menggunakan kas
basis. Tentunya itu dikarenakan Indonesia juga harus menyesuaikan keadaan fenomena dan
adat yang sejatinya di ada Indonesia. Maka dalam artikel ini berisi tentang kenyataan kendala
penerapan akrual basis di Indonesia sampai saat ini.

BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Akuntansi sektor publik memiliki peran utama untuk menyiapkan laporan keuangan
sebagai salah satu bentuk pelaksanaan akuntabilitas publik. Dalam akuntansi dan laporan
keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan
pengkomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan keputusan dan untuk menilai
kinerja organisasi. Karena kebutuhan informasi di sektor publik lebih bervariasi, maka
informasi tidak terbatas pada informasi keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi
organisasi. Dan dalam era saat ini keuangan negara Indonesia dituntut untuk meningkatkan
kualitas kinerja, transparansi, dan akuntabel.
Pemerintah Indonesia sendiri saat ini telah melakukan berbagai upaya untuk
memperbaiki kualitas kinerja, tranparansi, dan akuntabilitas pemerintahan di Indonesia.
Upaya ini mendapat momentum dengan dilakukannya reformasi keuangan negara berupa
diterbitkannya tiga paket undang-undang di bidang keuangan negara yaitu UU Nomor 17
tahun 2003 tentang Keuangan Negara, UU Nomor 1 tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara, dan UU Nomor 15 tahun 2004 tentang Pemeriksaan Tanggung Jawab dan
Pengelolaan Keuangan Negara.
Perubahan dari basis kas menjadi basis akrual dalam akuntansi pemerintahan
merupakan bagian reformasi bidang keuangan negara seperti yang diamanatkan dalam UU
Nomor 17 tahun 2003. Banyak manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan basis
akrual yakni dapat menghasilkan data keuangan yang rinci dalam hal penelusuran kejadian
ekonomi suatu transaksi, sehingga mencapai tingkat transparasi, akuntabilitas dan
auditabilitas yang dinginkan oleh pengguna akhir laporan keuangan.Tetapi ada juga pendapat
bertentangan yang menyatakan tingginya transparabilitas dan akuntabilitas basis akrual
daripada basis kas menimbulkan biaya implementasi yang lebih mahal, kinerja yang lebih
banyak, interpretasi yang beragam dari pemakai sistem, dan secara keseluruhan lebih
kompleks.Oleh karena itu ada negara yang berhasil dalam penerapan implementasi akuntansi
basis akrual seperti New Zealand dan Australia, tetapi adapula yang gagal seperti Nepal dan
Fiji.
Di negara-negara anggota OECD, basis akrual sejauh ini lebih banyak diterima untuk
pelaporan keuangan dari pada untuk tujuan penganggaran. Dua alasan yang sering
dikemukakan atas hal ini adalah pertama, penganggaran secara akrual dipercaya akan
menimbulkan risiko disiplin anggaran. Keputusan politik untuk mengeluarkan uang harus
dikaitkan dengan kapan pengeluaran itu dilaporkan dalam anggaran. Hanya basis kas yang

dapat memenuhi hal tersebut. Alasan kedua, yaitu bahwa legislator cenderung resisten untuk
mengadopsi anggaran akrual karena kompleksitas dari konsep akrual itu sendiri. Namun
demikian, apabila penerapan akrual hanya digunakan untuk pelaporan keuangan dan tidak
untuk anggaran, kelemahannya adalah tidak akan menyelesaikan masalah secara
serius/komprehensif. Anggaran adalah dokumen kunci dari manajemen sektor publik
(pemerintah) dan akuntabilitas didasarkan pada anggaran yang telah disetujui legislator
(DPR/DPRD).
Penentuan keberhasilan implementasi akuntansi secara akrual antara lain dipengaruhi
oleh Kehati-hatian dalam memilih strategi penerapan akrual basis, komitmen politik,
mengkomunikasikan tujuan, cukupnya tenaga akuntan yang handal, sistem akuntansi
informasi yang memadai, badan audit tertinggi harus memiliki sumberdaya yang tepat. Untuk
itulah, dengan memperhatikan seluruh aspek dan kondisi yang terjadi di Indonesia,
Pemerintah mengambil strategi untuk menerapkan akuntasi berbasis akrual secara bertahap
dibandingkan dengan big bang. Harapan besar agar Indonesia dapat berhasil menerapkan
akuntansi akrual secara penuh di tahun 2015.
Namun kenyataannya penerapan sistem akuntansi berbasis akrual tersebut menjadi
kendala bagi pemerintah Indonesia. Sehingga sampai saat ini belum bisa diterapkan secara
penuh dan masih menggunakan sistem akuntansi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
24 Tahun 2005 yaitu basis kas menuju akrual (cash toward accrual).
Tuntutan dari kalangan lembaga-lembaga international yang sekarang mempunyai
berhubungan dengan Indonesia dalam hal pinjaman hutang, seperti the International
Monetary Fund (IMF), Organisation for Economic Cooperation and Development (OECD),
dan World Bank, menuntut Indonesia untuk menerapkan basis akrual diera ini karena
lembaga-lembaga itu membutuhkan laporan keuangan yang transparan guna nantinya untuk
patkan sebagai meminjami hutang ke Indonesia. Hal tersebut mendorong pemerintah pada
tahun 2010, melalui Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSAP) menerbitkan standar
akuntansi pemerintahan berbasis akrual yang ditetapkan melalui PP nomor 71 tahun 2010
tentang standar akuntansi pemerintahan menggantikan PP nomor 24 tahun 2005.
Setelah diterbitkannya standar laporan keuangan berbasis akrual tersebut, pengelolaan
keuangan Indonesia menjadi transparan dan akuntable. Hal itu bisa dilihat dari laporan
keuangan yang dikeluarkan pemerintah saat ini. Tetapi pelaksanaan sistem akuntansi berbasis
akrual itu masih belum diterapkan secara penuh oleh pemerintah Indonesia. Hal tersebut bisa
dilihat dari laporan anggaran pemerintah yang saat ini masih menggunakan akuntansi
anggaran berbasis kas. Ini membuat pertanyaan tentang mengapa Indonesia tidak

menggunakan akrual secara penuh dan hanya menggunakan tidak sepenuhnya. Maka dalam
artikel ini akan membahas tentang kendala indonesia dengan menggunakan basis akrual
secara penuh dalam pelaporan publiknya.
B.
1.
2.
3.
C.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa Perbedaan antara Cash Basis dengan Acrual Basis ?
Apa Keunggulan dan Kelemahan dari metode Cash Basis dan Accrual Basis ?
Bagaimana penerapan metode Accrual Basis di Indonesia ?
Tujuan
Mengetahui perbedaan metode cash basis dan acrual basis.
Meemahami keunggulan dan kelemahan dari masing-masing metode
Mengetahui penerapan accrual basis di indonesia saat ini

BAB 2
LANDASAN TEORI

A. Pengertian Akuntansi dan Siklus Akuntansi


Akuntansi adalah pengukuran, penjabaran, atau pemberian kepastian mengenai
informasi yang akan membantu manajer, investor, otoritas pajak dan pembuat keputusan lain
untuk membuat alokasi sumber daya keputusan di dalam perusahaan, organisasi, dan lembaga
pemerintah. Akuntansi adalah seni dalam mengukur, berkomunikasi dan menginterpretasikan
aktivitas keuangan.
Secara luas, akuntansi juga dikenal sebagai bahasa bisnis. Akuntansi bertujuan
untuk menyiapkan suatu laporan keuangan yang akurat agar dapat dimanfaatkan oleh para
manajer, pengambil kebijakan, dan pihak berkepentingan lainnya, seperti pemegang saham,
kreditur, atau pemilik. Pencatatan harian yang terlibat dalam proses ini dikenal dengan istilah
pembukuan. Akuntansi keuangan adalah suatu cabang dari akuntansi dimana informasi
keuangan pada suatu bisnis dicatat, diklasifikasi, diringkas, diinterpretasikan, dan
dikomunikasikan. Auditing, satu disiplin ilmu yang terkait tapi tetap terpisah dari akuntansi,
adalah suatu proses dimana pemeriksa independen memeriksa laporan keuangan suatu
organisasi untuk memberikan suatu pendapat atau opini yang masuk akal tapi tak dijamin
sepenuhnya mengenai kewajaran dan kesesuaiannya dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum.
B. Metode Pencatatan Akuntansi
a) Cash basis
Akuntansi cash basis merupakan basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar yang digunakan untuk
pengakuan pendapatan, belanja dan pembiayaan. Cash Basis akan mencatat kegiatan
keuangan saat kas atau uang telah diterima misalkan perusahaan menjual produknya akan
tetapi uang pembayaran belum diterima maka pencatatan pendapatan penjualan produk
tersebut tidak dilakukan, jika kas telah diterima maka transaksi tersebut baru akan dicatat
seperti halnya dengan dasar akrual hal ini berlaku untuk semua transaksi yang dilakukan,
kedua teknik tersebut akan sangat berpengaruh terhadap laporan keuangan, jika
menggunakan dasar akrual maka penjualan produk perusahaan yang dilakukan secara kredit
akan menambah piutang dagang sehingga berpengaruh pada besarnya piutang dagang
sebaliknya jika yang di pakai cash basis maka piutang dagang akan dilaporkan lebih rendah
dari yang sebenarnya terjadi. Karakteristik pada Cash Basis :
1. Pengakuan Pendapatan :

Pengakuan pendapatan, saat pengakuan pendapatan pada cash basis adalah pada saat
perusahaan menerima pembayaran secara kas. Dalam konsep cash basis menjadi hal yang
kurang penting mengenai kapan munculnya hak untuk menagih. Makanya dalam cash basis
kemudian muncul adanya metode penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal
adanya estimasi piutang tak tertagih.
2. Pengakuan Biaya :
Pengakuan biaya, pengakuan biaya dilakukan pada saat sudah dilakukan pembayaran secara
kas. Sehingga dengan kata lain, pada saat sudah diterima pembayaran maka biaya sudah
diakui pada saat itu juga. Untuk usaha-usaha tertentu masih lebih menggunakan cash basis
ketimbang accrual basis, contoh : usaha relative kecil seperti toko, warung, mall (retail) dan
praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat (malah ada yang pakai
credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai cash basis).
Keunggulan Pencatatan dengan Cash Basis
a. Metode Cash basis digunakan untuk pencatatan pengakuan pendapatan, belanja dan
pembiayaan.
b. Beban/biaya belum diakui sampai adanya pembayaran secara kas walaupun beban
telah terjadi, sehingga tidak menyebabkan pengurangan dalam penghitungan
pendapatan.
c. Pendapatan diakui pada saat diterimanya kas,sehingga benar-benar mencerminkan
posisi yang sebenanya.
d. Penerimaan kas biasanya diakui sebagai pendapatan.
e. Laporan Keuangan yang disajikan memperlihatkan posisi keuangan yang ada pada
saat laporan tersebut.
f. Tidak perlunya suatu perusahaan untuk membuat pencadangan untuk kas yang belum
tertagih.
Kelemahan Pencatatan Akuntansi Secara Cash Basis
a. Metode Cash basis tidak mencerminkan besarnya kas yang tersedia.
b. Akan dapat menurunkan perhitungan pendapatan bank, karena adanya pengakuan
c.

pendapatan sampai diterimanya uang kas.


Adanya penghapusan piutang secara langsung dan tidak mengenal adanya estimasi

piutang tak tertagih.


d. Biasanya dipakai oleh perusahaan yang usahanya relative kecil seperti toko, warung,
mall (retail) dan praktek kaum spesialis seperti dokter, pedagang informal, panti pijat

(malah ada yang pakai credit card-tapi ingat credit card dikategorikan juga sebagai
cash basis).
e. Setiap pengeluaran kas diakui sebagai beban.
f. Sulit dalam melakukan transaksi yang tertunda pembayarannya, karena pencatatan
g.

diakui pada saat kas masuk atau keluar.


Sulit bagi manajemen untuk menentukan suatu kebijakan kedepannya karena selalu

berpatokan kepada kas.


b) Accrual Basis
Accrual Basis memiliki model pencatatan dimana transaksi sudah dapat dicatat karena
transaksi tersebut memiliki implikasi uang masuk atau keluar di masa depan. Transaksi
dicatat pada saat terjadinya walaupun uang belum benar-benar diterima atau dikeluarkan.
Dengan kata lain basis akrual digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
Jadi Accrual Basis adalah basis akuntansi yang mengakui pengaruh transaksi dan peristiwa
lainnya pada saat transaksi dan peristiwa itu terjadi tanpa memperhatikan saat kas atau setara
kas diterima atau dibayar. Karakteristik pada accrual basis :
1. Pengakuan pendapatan :
Saat pengakuan pendapatan pada accrual basis adalah pada saat perusahaan mempunyai hak
untuk melakukan penagihan dari hasil kegiatan perusahaan. Dalam konsep accrual basis
menjadi hal yang kurang penting mengenai kapan kas benar-benar diterima. Makanya dalam
accrual basis kemudian muncul adanya estimasi piutang tak tertagih, sebab penghasilan sudah
diakui padahal kas belum diterima.
2. Pengakuan biaya
Pengakuan biaya dilakukan pada saat kewajiban membayar sudah terjadi. Sehingga dengan
kata lain, pada saat kewajiban membayar sudah terjadi, maka titik ini dapat dianggap sebagai
starting point munculnya biaya meskipun biaya tersebut belum dibayar. Dalam era bisnis
dewasa ini, perusahaan selalu dituntut untuk senantiasa menggunakan konsep accrual basis
ini.
Keunggulan Pencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a. Metode aacrual basis digunakan untuk pengukuran aset, kewajiban dan ekuitas dana.
b. Beban diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih handal
dan terpercaya.
c. Pendapatan diakui saat terjadi transaksi, sehingga informasi yang diberikan lebih
handal dan terpecaya walaupun kas belum diterima.

d. Banyak digunakan oleh perusahan-perusahana besar (sesuai dengan Ketentuan


Standar Akuntansi Keuangan dimana mengharuskan suatu perusahaan untuk
menggunakan basis akural).
e. Piutang yang tidak tertagih tidak akan dihapus secara langsung tetapi akan dihitung
kedalam estimasi piutang tak tertagih.
f. Setiap penerimaan dan pembayaran akan dicatat kedalam masing-masing akun sesuai
dengan transaksi yang terjadi.
g. Adanya peningkatan pendapatan perusahaan karena kas yang belum diterima dapat
diakui sebagai pendapatan.
h. Laporan keuangan dapat dijadikan sebagai pedoman manajemen dalam menentukan
kebijakan perusahaan kedepanya.
i. Adanya pembentukan pencandangan untuk kas yang tidak tertagih, sehingga dapat
mengurangi risiko kerugian.
KelemahanPencatatan Akuntansi Secara Accrual Basis
a. Metode aacrual basis digunakan untuk pencatatan.
b. Biaya yang belum dibayarkan secara kas, akan dicatat efektif sebagai biaya sehingga
dapat mengurangi pendapatan perusahaan.
c. Adanya resiko pendapatan yang tak tertagih sehingga dapat membuat mengurangi
pendapatan perusahaan.
d. Dengan adanya pembentukan cadangan akan dapat mengurangi pendapatan
perusahaan.
e. Perusahaan tidak mempunyai perkiraan yang tepat kapan kas yang belum dibayarkan
oleh pihak lain dapat diterima.
BAB III
PEMBAHASAN
PENERAPAN AKRUAL BASIS DI SEKTOR PUBLIK INDONESIA
Berdasar Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2004 pasal 36 ayat 1 menyatakan:
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
sebagaimana dimaksud dalam pasal 1 angka 13, 14, 15, dan 16 undang-undang ini
dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun.
Berdasar Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara pada pasal 70 ayat 2
dinyatakan:

Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
sebagaimana sebagaimana dimaksud dalam pasal 12 dan pasal 13 undang-undang ini
dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun anggaran 2008.
Maka sebenarnya penerapan akuntansi berbasis akrual di pemerintahan Indonesia seharusnya
sudah harus dilaksanakan sejak tahun 2008 sesuai amanat berdasar UU diatas.
Tetapi, ternyata sampai sekarang ini pada penerapannya masih belum sepenuhnya bisa
menggunakan akrual basis, padahal peraturan tentang standar akuntansi akrual telah
diterbitkan. Hal ini merupakan langkah yang harus ditempuh pemerintah dalam
mengoptimalkan pelaporan yang dengan penuh menggunakan akrual basis yang mana sudah
tercantum pada Undang-undang, walaupun sebenarnya pergantian ini merupakan langkah
kemunduran tentang ideologi Indonesia yang tidak memegang prinsip mengatur dengan
metode sendiri yang sudah lama. Dan karena faktor dari lembaga International yang
menyebabkan Indonesia suka tidak suka harus melakukan itu
Tetapi dalam proses pelaporan keuangan dari akrual bassis ada juga manfaat yang
dapat diperoleh atas penerapannya, baik bagi pengguna laporan maupun bagi pemerintah
sebagai penyedia laporan keuangan. Manfaat tersebut antara lain : dapat menyajikan laporan
posisi keuangan pemerintah dan perubahannya, memperlihatkan akuntabilitas pemerintah
atas penggunaan seluruh sumber daya, menunjukkan akuntabilitas pemerintah atas
pengelolaan seluruh aktiva dan kewajibannya yang diakui dalam laporan keuangan,
memperlihatkan bagaimana pemerintah mendanai aktivitasnya dan memenuhi kebutuhan
kasnya, memungkinkan user untuk mengevaluasi kemampuan pemerintah dalam medanai
aktivitasnya dan dalam memenuhi kewajiban dan komitmennya, membantu user dalam
pembuatan keputusan tentang penyediaan sumber daya ke atau melakukan bisnis dengan
entitas, dan pengguna laporan dapat mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal biaya
pelayanan, efisiensi dan penyampaian pelayanan tersebut.

Maka perubahan akuntansi pemerintahan ke metode akrual ini dapat menghasilkan


laporan keuangan yang lebih transparan dan lebih akuntabel serta meningkatkan kualitas
kinerja. Jika penerapan akuntansi berbasis kas menuju akrual saja masih banyak menghadapi
hambatan, apalagi lagi jika pemerintah akan menerapkan akuntansi berbasis akrual.
Dalam penerapan akrual di pemerintahan Indonesia sendiri ada beberapa hal yang harus
diperhatikan yaitu sebagai berikut:
1. Sistem Akuntansi

Tentunya sistem informasi menjadi komponen yang selalu penting dalam berbagai aspek,
salah satunya adalah pada proses laporan keuangan. Tentu dengan mengganti kas basis
menjadi akrual basis perlu merubah program TI yang diseting untuk penerapan pengerjaan
akuntansi sektor publik menggunakan akrual basis. Guna nantinya sebagai keandalan
pelaporan keuangan, dan efisien serta efektifitas dalam proses tersebut. Maka tersedianya
sistem teknologi informasi yang mampu mengakomodasi persyaratan-persyaratan dalam
penerapan akuntansi berbasis akrual sangat diperlukan.
2. Komitmen Pimpinan
Dalam proses perubahan suatu hal pasti hal yang juga penting adalah dukungan dari
pemimpin. Di Indonesia sendiri dalam peningkatan kualitas produk akuntansi pemerintahan
saat pencatatan dan pelaporan bisa ditingkatkan oleh kementerian/lembaga di pemerintah
pusat dan pemerintah daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat mengacu pada pedoman
yang disusun oleh menteri keuangan. Sistem akuntansi pemerintah daerah ditetapkan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pengelolaan
keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintah pusat dan sistem akuntansi pemerintah daerah
disusun dengan mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Maka dengan
regulasi itu berarti pimpinan disini menjadi kunci sukses terciptanya realisasi tersebut yaitu
dengan pemimpin dari lembaga keuangan bisa bersinergi terhadap apa yang akan dilaporkan
sesuai regulasi yang dibentuk lembaga negara tersebut.
3. Sumber Daya Manusia yang Kompeten
Dalam penyusunan laporan keuangan Pemerintah tak lepas dari SDM yang nantinya
mengerjakan laporan tersebut dan tentu mempunyai pengetahuan kompetensi yang benar
yaitu tentang keuangan pemerintah. Pada saat ini, kebutuhan SDM yang kompeten sangat
dibutuhkan dalam upaya untuk menerapkan akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Untuk
itu, pemerintah pusat dan daerah perlu menyusun perencanaan SDM yang kompeten di
bidang akuntansi pemerintahan. Termasuk di dalamnya memberikan pemahaman moral yang
memadai untuk mencegah timbulnya praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) oleh
SDM. Tentu hal tersebut bisa menciptakan SDM yang profesional dan produktifitas tinggi.
4. Lingkungan/Masyarakat
Dukungan masyarakat sangat diperlukan untuk mendukung keberhasilan penerapan akuntansi
pemerintahan yang akrual basis ini. Masyarakat perlu dilatih untuk mampu memahami
laporan keuangan pemerintah, sehingga dapat mengetahui dan memahami penggunaan atas
peneriamaan pajak yang diperoleh dari masyarakat maupun pengalokasian sumber daya yang

ada. Dengan dukungan yang baik dari rakyat maka pemerintah akan lancar dalam prosesnya
kedepan.
Dan salah satu poin penting dalam penerapan akuntansi berbasis akrual di Indonesia
saat ini yang masih belum penuh adalah terletak pada pelaporan dengan akrual basis
sedangkan anggaran yang masih menggunakan kas basis. Jika anggaran akan diterapkan ke
akrual basis rasanya sulit diterapkan di pemerintahan karena anggaran pemerintah sangat
banyak macamnya. Dalam akuntansi anggaran mensyaratkan adanya pencatatan dan
penyajian akun operasi sejajar dengan anggarannya. Anggaran berbasis akrual berarti
mengakui dan mencatat anggaran dan realisasi pendapatan, belanja, dan pembiayaan pada
saat kejadian, atau kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan pemerintah daerah, tanpa
memperhatikan pada saat kas atau setara kas diterima atau dibayar. Hal inilah yang menjadi
metode yang agak sulit jika pemerintah akan menerapkan akuntansi berbasis akrual dalam
pemerintahan.
Adapun kesulitan penerapan anggaran berbasis akrual dipemerintahan adalah terkait
dua alasan berikut ini :
1. Anggaran akrual disinyalir masih beresiko dalam disiplin anggaran. Keputusan politis untuk
membelanjakan uang sebaiknya ditandingkan dengan ketika belanja tersebut dilaporkan
dalam anggaran. Hanya saja, basis kas yang dapat menyediakannya. Jika sebagian besar
proyek belanja modal, misalnya, dicatat dan dilaporkan pada beban penyusutan, akan
berakibat meningkatkan pengeluaran untuk proyek tersebut.
2. Resistensi dari lembaga legislatif untuk pengapdosian penganggaran akrual basis. Resistensi
ini seringkali akibat dari terlalu kompleknya penganggaran akrual. dalam konteks ini,
lembaga legislatif negara yang menerapkan penganggaran akrual pada umumnya akan
memiliki peran yang lemah dalam proses penganggaran.
Berdasar berbagai persoalan dalam penerapan akuntansi berbasis akrual dalam
pemerintahan indonesia seperti yang telah disebutkan diatas, maka pemerintah harus
berupaya semaksimal mungkin agar penerapannya dapat berjalan dengan baik dan efisien
demi terciptanya keuangan pemerintah yang lebih transparan dan akuntabel serta kualitas
kinerja tinggi. Dan manfaat akuntansi berbasis akrual sendiri sudah diketahui yaitu dapat
menyediakan gambaran operasional pemerintah yang lebih transparan serta pendapatan dan
belanja pemerintah dapat dialokasikan secara tepat setiap saat.
Setelah penjelasan diatas, sebenarnya penerapan akrual basis ini merupakan langkah
dari pemerintah dengan menggunakan akrual basis karena dorongan dari pihak luar dari
Indonesia sendiri karena Indonesia dituntut oleh lembaga international yang nantinya laporan

itu bisa dibaca oleh dunia yaitu dengan prinsip transparansi dan akuntable. Ini merupakan
peluang sebenarnya untuk luar yang bisa melihat potensi di Indonesia setelah meliha segala
keuangan Indonesia. dalam hal ini bisa nentunya muncul keuntungan dan kerugian saat
penerapan metode tersebut. Dan itu adalah alasan yang membuat Indonesia dalam laporannya
belum sepenuhnya pada akrual, tetapi sebenarnya natinya perpaduan ini menjadi hal yang
juga dipertimbangkan dalam alasan mengapa belum sepenuhnya akrual. Karena sebenarnya
dalam penentuan metode harus melihat regional dari negara itu sendiri dan
tidakmenggunakan metode yang lain. Jadi saat ini penerapan akuntansi publik di Indonesia
masih menggunakan campuran dari keduanya pada kenyataannya tetapi masih ada yang
menggunakan metode kas basis khususnya di angaran.

Daftar Pustaka
Mardiasmo. 2009. Akuntansi sektor publik.Yogyakarta ; Penerbit Andi
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara.

Anda mungkin juga menyukai