Menghitung jumlah negara di dunia sekilas merupakan hal sederhana, namun pada
kenyataannya tidaklah demikian.
Hal ini disebabkan tidak hanya karena lanskap perpolitikan yang berubah, tetapi
juga karena adanya perbedaan mengenai definisi negara.
Menurut PBB, terdapat 193 negara yang diakui, dengan 192 sebagai anggota PBB.
Sedang satu negara, Kota Vatikan, merupakan pengamat permanen dengan tetap
memiliki hak suara.
Namun terdapat pula pengelompokan lain yang dilakukan oleh Montevideo
Convention pada tahun 1933.
Menurut Montevideo Convention, negara harus memiliki pemerintahan, memiliki
hubungan diplomatis dengan negara lain, memiliki wilayah yang ditetapkan, dan
memiliki populasi permanen.
Dengan definisi ini akan terdapat 201 negara yang mencakup 193 negara versi PBB,
serta delapan negara tambahan.
Negara tambahan tersebut meliputi Sahara Barat, Taiwan, Siprus Utara, Somaliland,
Ossetia Selatan, Transnistria, Abkhazia, dan Nagorno-Karabakh.
Negara-negara diatas memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh Montevideo
Convention, meskipun belum diakui PBB karena masih memiliki masalah dengan
negara induknya.
Diluar itu, terdapat pula teritori yang berpotensi disebut negara meskipun belum
memiliki persyaratan yang ditetapkan oleh Montevideo Convention.
Negara-negara tersebut diantaranya adalah Kepulauan Cook, Palestina, dan
Republik Chechnya sehinga membuat jumlah negara di dunia berkisar antara 210230 buah.
Lebih jauh lagi, jumlah negara akan semakin menggelembung jika negara yang
menjadi bagian dari negara yang lebih besar dimasukkan sebagai negara
independen.
Salah satu contoh adalah negara-negara Inggris, Skotlandia, Wales, dan Irlandia
Utara yang merupakan bagian dari United Kingdom.
Jadi, berapa banyak negara yang ada di dunia?
Jawabannya bervariasi, 193 menurut hitungan PBB, 201 menurut interpretasi
Montevideo Convention, dan sekitar 220 menggunakan interpretasi yang lebih
longgar.
Dan jika kita menghitung negara berdasarkan sufiks domain internet seperti
misalnya .id untuk Indonesia atau .us untuk AS, kita akan menemukan 243 negara.
[]
Bentuk Negara
Monarki (kerajaan), berasal dari bahasa Yunani monos () yang berarti satu,
dan archein () yang berarti pemerintah. Monarki merupakan sejenis
pemerintahan yang dipimpin oleh seorang penguasa monarki. Monarki atau sistem
pemerintahan kerajaan adalah sistem tertua di dunia. Pada awal kurun ke-19,
terdapat lebih 900 tahta kerajaan di dunia, tetapi menurun menjadi 240 dalam abad
ke-20. Sedangkan pada dekade kedelapan abad ke-20, hanya 40 tahta saja yang
masih ada. Dari jumlah tersebut, hanya empat negara mempunyai penguasa
monarki yang mutlak dan selebihnya terbatas kepada sistem konstitusi.
45
Saat ini,
negara di dunia mempunyai penguasa monarki sebagai kepala
negara, 16 di antaranya adalah anggota Mahkota kerajaan (Commonwealth Realms)
yang mengakui Ratu Elizabeth II sebagai kepala negara mereka.
REPUBLIK
Dalam pengertian dasar, sebuah Republik adalah sebuah negara di mana tampuk
pemerintahan akhirnya bercabang dari rakyat, bukan dari prinsip keturunan
bangsawan. Istilah ini berasal dari bahasa Latin res publica, atau urusan awam,
yanng artinya kerajaan dimilik serta dikawal oleh rakyat. Namun republik berbeda
dengan konsep demokrasi. Terdapat kasus dimana negara republik diperintah
secara totaliter. Misalnya, Afrika Selatan yang telah menjadi republik sejak 1961,
tetapi disebabkan dasar apartheid sekitar 80% penduduk kulit hitamnya dilarang
untuk mengikuti pemilu. Tentu saja terdapat juga negara republik yang melakukan
perwakilan secara demokrasi.
Konsep republik telah digunakan sejak berabad lamanya dengan republik yang
paling terkenal yaitu Republik Roma, yang bertahan dari 509 SM hingga 44 SM. Di
dalam Republik tersebut, prinsip-prinsip seperti anualiti (memegang pemerintah
selama satu tahun saja) dan collegiality (dua orang memegang jabatan ketua
negara) telah dipraktekkan.
Dalam zaman modern ini, ketua negara suatu republik biasanya seorang saja, yaitu
Presiden, tetapi ada juga beberapa pengecualian misalnya di Swiss, terdapat
majelis tujuh pemimpin yang merangkap sebagai ketua negara, dipanggil
Bundesrat, dan di San Marino, jabatan ketua negara dipegang oleh dua orang.
Republikanisme adalah pandangan bahwa sebuah republik merupakan bentuk
pemerintahan terbaik. Republikanisme juga dapat mengarah pada ideologi dari
banyak partai politik yang menamakan diri mereka Partai Republikan. Beberapa dari
antaranya adalah, atau mempunyai akarnya dari anti-monarkisme. Untuk
kebanyakan partai republikan hanyalah sebuah nama dan partai-partai ini, serta
pihak yang berhubungan dengan mereka, mempunyai sedikit keserupaan selain
dari nama mereka.
Senat bertugas memberi saran atau nasehat secara umum,Senator di tunjuk oleh
Gubernur
Jendral (Wakil Ratu di kanada ) atas saran Perdana Menteri.
Parlemen Kanada di Ottawa sebagai badan Pemerintahan Utama yang terdiri atas
Majelis Perwakilan Rendah dan Senat.
6.
Jepang
Konstitusi tahun 1946 menganggap kaisar hanya sebagai simbol kepala negara
dan melimpahkan kekuasaannya di tangan Badan Legislatif (Diet).
Kepala pemerintahan Jepang adalah Perdana Menteri dan bertanggung jawab
kepada Diet.
Perdana Menteri membentuk kabinet yang anggotanya adalah anggota Diet.
Sistem peradilan di negara Jepang meniru sistem peradilan di negara Perancis,
Jerman, dan Inggris, yaitu dengan sedikit hakim. Karena pada setiap penyelesaian
perselisihan dilakukan menurut kebiasaan lama, yaitu meminta orang tua untuk
menyelesaikannya sebelum ke pengadilan.
Mahkamah Agung merupakan peradilan terakhir untuk perkara banding.
Sejak tahun 1945, Partai Demokrat Liberal berperan sangat besar dalam
pembuatan undang-undang karena selalu menang secara mayoritas di setiap
pemilihan. Usahawan dan petani sangat mendukung partai ini.
7.
Belanda
Pemerintahan negeeri Belanda menganut sistem monarki konstitusional, dimana
pemerintahan didirikan di bawah sistem konstitusional yang mengakui raja (atau
kaisar) sebagai kepala negara.
Sistem parlementer di negeri Belanda timbul pada tahun 1866-1868 ketika terjadi
perselisihan yang terus-menerus antara raja dan parlemen.
Sejak terjadi perselisihan antara pemerintah dan parlemen, raja tidak
mempertaankan menterinya, sehingga kainet harus bubar, sesudah peristiwa ini,
maka lahirlah di belanda sistem parlemnter yang oleh undang-undang dasar tidak
di atur dan merupakan hukum kebiasaan dalam hokum tata Negara.
Sebelumnya,
pada tahun 1848 dikenal suatu hak raja dalam undang-undang Dasar Negeri
Belanda. Hak raja yang di maksudkan adalah hak untuk membubarkan salah satu
atau kedua kamar dari staten-general, jika raja menganggap sebagian besar
anggota staten-general telah berbeda pendapat dengan keyakinan rakyat, dengan
hak yang dimiliki, raja telah mengambil keputusan atas perselisihan yang terjadi
antara pemerintah dan parlemen. Dalam keputusan tersebut, raja mempertahankan
para menteri dan membuarkan parlemen. Selanjutnya dalam waktu tertentu di
adakan pemilihan umum kembali.
8.
Australia
Penyelenggaraan Pemerintahan Australia dilaksanakan oleh Perdana Menteri
dengan sistem pemerintahan parlementer dua lapis.
Parlemen terdiri atas dewan perwakilan rakyat (Majelis Rendah) dan senat (Majelis
tinggi).
Partai yang memiliki jumlah kursi terbanyak dalam dewan perwakilan rakyat akan
membentuk pemerintahan dan menunjuk menteri-menterinya.
Adapun yang memimpin pemerintah adalah perdana menteri.
Dalam masalah perundang - undangan, yang mempunyai kewenangan
mengesahkan undang-undang adalah majelis rendah dan majelis tinggi atau
3.
Swiss
Setiap warga merupakan pemegang saham suatu negara.
Dewan Federal terdiri dari tujuh anggota yang memiliki kekuasaan eksekutif dan
juga bertindak sebagai kabinet.
Menteri bertugas sebagai Presiden untuk masa jabatan satu tahun. Parlemen
terdiri atas dua bagian, yaitu sebagai berikut.
1.Dewan Federal, mencakup Dewan Nasional langsung mewakili rakyat.
2.Dewan Negara Bagian, yang mewakili kantor-kantor.
Swiss menerapkan sistem pemerintahan lokal atau swapraja, yaitu setiap warga
negara dapat mencurahkan perhatian secara aktif, mengikuti setiap bentuk rapat,
dan berpartisipasi dalam membuat keputusan-keputusan yang secara langsung
memengaruhinya. Bahkan, beberapa daerah swapraja, rapat dilakukan di alun-alun
atau secara terbuka, sedangkan pengambilan suara berdasarkan one man one
vote atau dengan cara mengangkat tangan.
Undang-undang yang diadopsi oleh Dewan Federal hanya dapat dipengaruhi jika
selama 90 hari tidak ada petisi yang diajukan untuk melawannya.
4. Cina
Negara Cina pernah memiliki 4 konstitusi yang diberlakukan pada tahun 1954,
1975, 1978, dan 1982.
Menurut konstitusi 1982, semua kekuasaan negara berada di tangan rakyat yang
menjalankan kekuasaannya melalui Kongres Rakyat Nasional dan berbagai Kongres
Rakyat Daerah.
Kongres Rakyat Nasional adalah badan legislatif unikameral (satu kamar).
Anggotanya dipilih dari wakil kongres rakyat provinsi dan kotapraja untuk masa
jabatan 5 tahun terdapat jatah khusus untuk wakil-wakil minoritas nasional seperti
angkatan bersenjata atau Cina perantauan.
Kongres Rakyat Nasional memiliki wewenang resmi atas masalah penting yang
dapat memengaruhi bangsa.
Dalam konstitusi 1954 dinyatakan bahwa kepala negara adalah ketua Republik
Rakyat Cina yang dipilih oleh Kongres Rakyat Nasional. Akan tetapi, konstitusi 1975
menghapuskan kedudukan itu dan dipulihkan lagi pada konstitusi 1982.
Presiden dipilih dalam pemilu untuk masa jabatan 6 tahun, dan memilih dan
mengepalai kabine. Dewan Legislatif Filipina mempunyai dua kamar yaitu Kongres
terdiri dari Senat dan Dewan Perwakilan, anggota keduanya dipilih oleh pemilu.
Ada 24 senator yang menjabat selama 6 tahun di Senat, sedangkan Dewan
Perwakilan terdiri dari tidak lebih dari 250 anggota kongres yang melayani selama 3
tahun.
Cabang yudikatif pemerintah dikepalai oleh Makhamah Agung, yang memiliki
seorang Ketua Makhamah Agung sebagai kepalanya dan 14 Hakim Agung,
semuanya ditunjuk oleh Presiden.
6. Brazil
sistem pemerintahan di Brazil, saat ini Brazil menganut sistem pemerintahan
Republik.
setelah mendapat kemerdekaan dari Portugis pada 7 September 1822 Brazil
telah menganut sistem pemerintahan monarki, sebuah sistem pemerintahan yang
berdasarkan sistem pemerintahan kerajaan.
kepala pemerintahan dan kepala negara ada di tangan Presiden. Berbeda
dengan Indonesia yang masa jabatan presiden selama 5th dalam satu periode, di
Brazil masa jabatan presiden hanya selama 4th dalam satu periode pemerintahan.
parlemen berfungsi sebagai pengontrol kinerja pemerintah serta sebagai
perwakilan rakyat Brazil dalam pemerintahan, Brazil memiliki Kongres Nasional atau
semacam MPR-DPR di Indonesia.
Kongres ini dibedakan menjadi 2 atau yang lebih populer dengan istilah
BIKAMERAL atau parlemen dua kamar, yang terdiri dari Senat Federal dengan 81
kursi dan Cmara dos Deputados dengan 513 kursi.
Masa jabatan anggota senat federal dan Cmara dos Deputados berbeda-beda.
Presiden Brazil mempunyai kekuasaan eksekutif yang sangat besar dan juga
berhak untuk menunjuk dan membentuk kabinet yang akan membantu dan
mendukung presiden dalam menjalankan pemerintahannya.
7. Argentina
Sistem pemerintahan Argentina adalah presidensial.
Senat/ Majelis tinggi Argentina memiliki 72 kursi dan Majelis Rendah sebanyak
257 kursi.
Sepertiga dari anggota senat dipilih untuk masa jabatan 2-6 tahun sedangkan
setengah dari anggota Majelis Rendah dipilih untuk masa jabatan 2-6 tahun
sedangkan setengah dari anggota Majelis Rendah dipilih untuk masa jabatan 2-4
tahun.
Argentina menganut sistem peradilan campuran Eropa Barat dan Amerika
Serikat. Lembaga peradilan tertinggi disebut Mahkamah Agung (Corte Suprema).
Mahkamah Agung (yudikatif) terdiri dari 9 Hakim Agung yang ditunjuk oleh
Presiden dengan persetujuan Senat.