Rugi Rugi Lintasan Perambatan Gelombang
Rugi Rugi Lintasan Perambatan Gelombang
dengan :
PL : rugi-rugi lintasan (dB)
antena penerima
Jika kondisi ini tidak terpenuhi maka akan membuat kegagalan dalam
komunikasi, terutama jika lebar-berkas (beamwidth) antena cukup kecil.
1.2 Lintasan Pantulan
Mekanisme pantulan pada atmosfer bumi menghasilkan lintasan
terpantul lapisan ionosfer. Lapisan ionosfer merupakan lapisan atmosfer
bumi yang memiliki sifat dapat memantulkan gelombang elektromagnetik.
Dengan lintasan ini, jangkauan radio dapat mencapai jarak yang lebih jauh
daripada menggunakan lintasan hamburan tropo. Mekanisme pantulan
juga terjadi di atas permukaan bumi, yaitu oleh permukaan bumi itu
sendiri. Lintasan terpantul oleh permukaan bumi juga sangat berperan
dalam komunikasi seluler. Bersama-sama dengan lintasan LOS, lintasan
terpantul oleh permukaan bumi ini membentuk apa yang ground reflection
(2 ray) model. Perhatikan gambar 3.
Nilai rugi-rugi lintasan yang terjadi sangat tergantung pada lokasi stasiun
pengirim dan penerima. Gambar 5 merupakan ilustrasi letak stasiun pemancar dan
penerima. Di lokasi (1), komunikasi yang terjadi adalah line of sight (mengikuti
garis pandang), tidak ada halangan diantara stasiun pemancar dan penerima
sehingga pemodelan free space loss sudah dapat memberikan nilai rugi-rugi
lintasan yang terjadi secara akurat. Di lokasi (2) dan (3), komunikasi line of sight
masih dapat dilakukan namun karena jarak yang cukup jauh (23km), terjadi
pantulan di permukaan bumi yang mempengaruhi nilai rugi-rugi lintasan secara
signifikan, maka pemodelan free space loss seperti lokasi (1) tentu tidak tepat,
pemodelan yang sesuai untuk lokasi (2) dan (3) adalah pemodelan plane earth
loss. Di lokasi (4), pemodelan free space loss perlu dikoreksi karena terjadi
difraksi yang disebabkan oleh pohon yang berhadapan langsung. Sementara
prediksi nilai rugi-rugi lintasan pada lokasi (5),(6) dan (7) lebih susah
dibandingkan lokasi lainnya karena selain jarak yang sangat jauh (40km) juga
terdapat perpaduan pengaruh pantulan dari permukaan bumi dan difraksi.
Sehingga diperlukan pemodelan yang berbeda untuk tiap-tiap kondisi lokasi
stasiun pemancar dan penerima.
2.1 Definisi rugi-rugi lintasan
Rugi-rugi lintasan merupakan akumulasi dari semua efek redaman terkait
dengan jarak dan interaksi dari propagasi gelombang dengan benda-benda di
lingkungan antara antena, nilai rugi-rugi lintasan sangat penting untuk diketahui
karena berguna dalam perhitungan link-budget.
Rugi-rugi lintasan tidak hanya terjadi pada proses pengiriman sinyal
informasi dari stasiun pemancar ke stasiun penerima, namun rugi-rugi lintasan
terdapat pada saluran transmisi seperti pada gambar 6.
filter.
karena
hilangnya
daya
sinyal
sepanjang feeder, sehingga redaman feeder identik dengan panjang dari feeder
tersebut.
Sedangkan
pada
percabangan
antara
10
Pri =
P r Lr
Gr
Pti
Pri
Pt G t
Lt
dan
akibat dari media udara yang dilalui oleh gelombang radio antara
pemancar dan penerima Perambatan gelombang radio di ruang bebas akan
menghalangi penyebaran energi di sepanjang lintasannya sehingga terjadi
kehilangan energi. Untuk mengetahui kondisi point to point dengan
saluran
transmisi,
maka
perhitungan
redaman
ruang
bebasnya
Dimana:
f = frekuensi kerja (GHz)
d = panjang lintasan propagasi (Km)
2. Redaman oleh gas (atmosfer)
11
Redaman Spesifik
Redaman spesifik didefinisikan sebagai besarnya redaman oleh
hujan per satuan panjang lintasan efektif (dB/Km), dan
dirumuskan sebagai berikut:
dimana:
12
b. Redaman Efektif
Pada lintasan propagasi gelombang radio tidak selamanya
terjadi hujan, sehingga redaman hujan efektif dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut:
dimana:
A = redaman hujan efektif (dB)
Leff = panjang lintasan efektif (km)
= redaman hujan spesifik (dB/Km)
13
c. Deterministic
memerlukan
sejumlah
besar
informasi
berdasarkan
geometri
tentang
lokasi,
lokasi,
14
1. Open area
Merupakan area terbuka dimana proses transmisi sinyal dapat
berlangsung tanpa halangan karena tidak ada pepohonan yang tinggi
dan bangunan di sepanjang lintasan.
2. Suburban area
Daerah pedesaan atau pinggiran kota, dengan beberapa rumah dan
pohon yang menjadi penghalang komunikasi namun tidak terlalu
padat.
3. Urban area
Daerah perkotaan yang padat dengan rumah dan gedung-gedung tinggi
dan sangat dekat satu sama lain.
Model Okumura-Hata ini memasukkan informasi grafik dari pemodelan
okumura dan mengembangkan lebih lanjut untuk mengetahui efek difraksi,
refleksi dan scattering yang disebabkan oleh struktur kota. Model Okumura-Hata
ini memprediksi rata-rata path loss yang terjadi.
15
Model ini cocok untuk range frekuensi antara 150MHz hingga 1500MHz,
ketinggian antenna BS berkisar antara 30m hingga 200m, ketinggian antenna
mobile station berkisar 1m hingga 10m dan jarak keduanya sejauh 1 km hingga
10km.
Definisi parameter dari gambar 8, sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
16
2. Tinggi Tx (hb)
: 30m 200m
3. Tinggi Rx (hm)
: 1m 10m
4. Jarak Tx Rx (r)
: 1km 10km
17
Model COST 231-Hatta pada masa sekarang ini telah dituangkan dalam
bentuk software komputer. Jadi pada penggunaannya, perancangan sistem
komunikasi tinggal membuat layout 2 dimensi dari daerah yang akan diteliti (bisa
menggunakan foto satelit atau sekedar pengukuran biasa) kemudian menentukan
nilai-nilai parameter yang ada. Setelah terkumpul, nilai-nilai dan data tersebut
dimasukkan dalam program maka keluarlah output dari program. Pada gambar 9
ditunjukkan tampilan dari sebuah program perambatan gelombang.
18
Frekuensi (f)
Tinggi Tx (hb)
Tinggi Rx (hm)
Jarak Tx Rx (r)
19
Gambar 11.ini,
Sudut
antara orientasi
jalanloss
dengan
arah gelombang
Pada pemodelan
perhitungan
path
dibagi
menjadi dua yaitu :
b. NLOS
Perhitungan path loss pada kasus NLOS lebih rumit karena merupakan
penjumlahan dari free space loss, difraksi diatas atap bagunan dan
pantulan dari bangunan, seperti ilustrasi pada gambar 12.
20
21
e. Pemodelan Ikegami
Pemodelan ini sepenuhnya deterministik untuk memprediksi field strength
pada titik-titik tertentu. Pemodelan ini menggunakan peta detail mengenai
bangunan tinggi, bentuk dan posisinya untuk menentukan jalur sinar. Hanya satu
releksi dari dinding yang dihitung, difraksi dihitung dengan menggunakan
aproksimasi tepi tunggal dan pantulan dari tembok diasumsikan bernilai konstan.
Dua sinar, sinar pantul dan difraksi dijumlahkan sehingga path loss :
22
dengan :
L1 = nilai referensi path loss pada r =1 m
rb = jarak breakpoint
n1 = eksponen path loss untuk r rb
n2 = eksponen path loss untuk r > rb
Untuk menghindari transisi yang tajam diantara dua kawasan, maka :
23
Selain fenomena diatas, terdapat fenomena lain (pada gambar 17) dimana
sinar datang dari belakang mobile station secara LOS yang terdiri 2 sinar langsung
dan 2 sinar pantul, maka perhitungan path loss-nya :
L = 42.6 + 26 log (dKM) + 20 log (fMHz) for d > 20m
24
25
dengan :
L1 = rugi-rugi referensi pada jarak 1m
nf = jumlah lantai sepanjang lintasan, f = rugi-rugi tiap lantai
nw = jumlah tembok sepanjang lintasan, w = rugi-rugi tiap tembok
Nilai-nilai rugi-rugi yang khas :
26
dengan :
N = koefisien distance power loss
d = jarak pemisah (m) BS ke MS (dimana d > 1 m)
Lf= faktor floor penetration loss (dB)
n = jumlah lantai antara BS dan terminal portable (n 1)
Tabel 2. Harga N
27
dengan :
LF = free space loss untuk total panjang lintasan (ri + re)
Le = path loss ketika melewati tembok luar saat normal incidence ( = 0)
Lg = path loss ketika melewati tembok luar saat grazing incidence (= 90)
Nilai L1 dan L2 adalah sebagai berikut :
28
29
30
31
DAFTAR PUSTAKA
32